Saat tubuh lelah. Kelenjar hormonal akan memproduksi adenosin yang akan diterima di otak sebagai sinyal jika tubuh kelelahan. Dengan sinyal tersebut, otak akan merespon sinyal tersebut dengan rasa kantuk dan lelah. Kafein memiliki struktur yang mirip dengan adenosin. Oleh karena itu kafein akan berkompetisi dengan adenosin untuk menempati reseptor dalam otak. Apabila adenosin tidak sampai ke reseptor maka respon rasa kantuk dan lelah akan berkurang atau menghilang. Namun, efek ini hanya sementara karena kafein akan luruh menjadi setengah setelah 6 jam, lalu akan menyebabkan bertambahnya respon otak untuk membuat reseptor adenosin sehingga jika ingin tetap terjaga dosis dari kafein perlu ditambah, jika tidak adenosin dapat terserap resptor dan muncul rasa kantuk atau lelah. Selain itu, efek kafein hanyalah sementara, setelah efek kafein berhenti tubuh akan lebih merasa lelah dan mengantuk karena timbunan adenosin dan reseptornya. Note: Hormon dan reseptor bekerja secara spesifik 2. Menstimulasi produksi hormon adrenalin Kafein akan menstimulasi produksi hormon adrenalin. Hormon adrenalin berfungsi meningkatkan detak jantung, melancarkan peredaran darah, dan memperlancar pernafasan. Selanjutnya kafein akan meningkatkan produksi dopamin dan meningkatkan penyerapan kembali dopamin dengan cara mengeliminasi adenosin dari reseptor (adenosin membuat reseptor dopamin berubah) sehingga akan timbul rasa bahagia, hal ini yang membuat kopi menjadi adiktif. SUMBER: https://jiwa.fk.ugm.ac.id/2020/03/03/berita-psikiatri-efek-neurobiologis-kafein/ Ted-Ed_How does caffeine keep us awake? (https://www.youtube.com/watch? v=foLf5Bi9qXs)