Anda di halaman 1dari 1

Cara Kerja kafein dalam otak

1. Berkompetisi dengan Hormon Adenosin


Saat tubuh lelah. Kelenjar hormonal akan memproduksi adenosin yang akan diterima di
otak sebagai sinyal jika tubuh kelelahan. Dengan sinyal tersebut, otak akan
merespon sinyal tersebut dengan rasa kantuk dan lelah.
Kafein memiliki struktur yang mirip dengan adenosin. Oleh karena itu kafein akan
berkompetisi dengan adenosin untuk menempati reseptor dalam otak. Apabila adenosin
tidak sampai ke reseptor maka respon rasa kantuk dan lelah akan berkurang atau
menghilang. Namun, efek ini hanya sementara karena kafein akan luruh menjadi
setengah setelah 6 jam, lalu akan menyebabkan bertambahnya respon otak untuk
membuat reseptor adenosin sehingga jika ingin tetap terjaga dosis dari kafein perlu
ditambah, jika tidak adenosin dapat terserap resptor dan muncul rasa kantuk atau
lelah. Selain itu, efek kafein hanyalah sementara, setelah efek kafein berhenti
tubuh akan lebih merasa lelah dan mengantuk karena timbunan adenosin dan
reseptornya.
Note: Hormon dan reseptor bekerja secara spesifik
2. Menstimulasi produksi hormon adrenalin
Kafein akan menstimulasi produksi hormon adrenalin. Hormon adrenalin berfungsi
meningkatkan detak jantung, melancarkan peredaran darah, dan memperlancar
pernafasan. Selanjutnya kafein akan meningkatkan produksi dopamin dan meningkatkan
penyerapan kembali dopamin dengan cara mengeliminasi adenosin dari reseptor
(adenosin membuat reseptor dopamin berubah) sehingga akan timbul rasa bahagia, hal
ini yang membuat kopi menjadi adiktif.
SUMBER:
https://jiwa.fk.ugm.ac.id/2020/03/03/berita-psikiatri-efek-neurobiologis-kafein/
Ted-Ed_How does caffeine keep us awake? (https://www.youtube.com/watch?
v=foLf5Bi9qXs)

Anda mungkin juga menyukai