dalam Pasal 1 Ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945. Ini berarti bahwa Indonesia adalah
negara yang berdasarkan atas hukum. Indonesia sebagai negara hukum memiliki
Negara Indonesia sebagai negara hukum tidak hanya berdasarkan pada kekuasaan
belaka, selain itu juga berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Hal ini
berarti Negara Indonesia menjunjung tinggi hak asasi manusia dan menjamin segala warga
menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan itu tanpa ada kecualinya. Pernyataan bahwa
keadilan serta kesejahteraan bagi warga negara, sehingga hukum itu bersifat mengikat bagi
1
Negara hukum harus memenuhi beberapa unsur antara lain pemerintah dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya, harus berdasar hukum atau peraturan perundang-
undangan, adanya jaminan terhadap hak asasi manusia, adanya pembagian kekuasaan
kebangsaan, dan kenegaraan termasuk pemerintahan harus berdasarkan atas hukum yang
sesuai dengan sistem hukum nasional. Sistem hukum nasional merupakan hukum yang
berlaku di Indonesia dengan semua elemennya yang saling menunjang satu dengan yang
lain dalam rangka mengantisipasi dan mengatasi permasalahan yang timbul dalam
sebuah negara hukum. Peraturan perundang-undangan adalah setiap putusan tertulis yang
dibuat, ditetapkan dan dikeluarkan oleh lembaga dan atau pejabat negara yang mempunyai
(menjalankan) fungsi legislatif sesuai dengan tata cara yang berlaku (Rosjidi
Ranggawidjaja, 1998:18).
memuat norma hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh
lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam
Peraturan Perundang-undangan.
2
a. Kejelasan Tujuan;
apabila dibuat oleh lembaga negara atau pejabat yang tidak berwenang.
memperhatikan materi muatan yang tepat sesuai dengan jenis dan hierarki
peraturan perundang-undangan.
d. Dapat Dilaksanakan;
3
serta bahasa hukum yang jelas dan mudah dimengerti sehingga tidak
g. Keterbukaan.
pembentukan
peraturan perundang-undangan.
a. Pengayoman;
b. Kemanusiaan;
pelindungan dan penghormatan hak asasi manusia serta harkat dan martabat setiap
c. Kebangsaan;
dan watak bangsa Indonesia yang majemuk dengan tetap menjaga prinsip negara
d. Kekeluargaan;
4
Setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus mencerminkan
e. Kenusantaraan;
undangan yang dibuat di daerah merupakan bagian dari sistem hukum nasional
penduduk, agama, suku dan golongan, kondisi khusus daerah serta budaya dalam
g. Keadilan;
yang bersifat membedakan berdasarkan latar belakang, antara lain, agama, suku,
5
Setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus mencerminkan
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau yang biasa
Perundang-undangan.
Ketetapan MPR merupakan putusan MPR yang ditetapkan dalam sidang MPR, yang
terdiri dari 2 (dua) macam yaitu : Ketetapan yaitu putusan MPR yang mengikat baik
ke dalam atau keluar majelis, Keputusan yaitu putusan MPR yang mengikat ke dalam
majelis saja.
d. Peraturan Pemerintah;
e. Peraturan Presiden;
6
Peraturan Presiden adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh
bersama Bupati/Walikota.
ayat (1) mencakup peraturan yang ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat,
Konstitusi, Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Yudisial, Bank Indonesia, Menteri, badan,
lembaga, atau komisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-Undang atau
hakikatnya tata urutannya berjenjang dan sesuai tingkatannya. Ada peraturan yang lebih
tinggi dan ada peraturan yang lebih rendah. Tata urutan peraturan tersebut tidak
menghendaki adanya konflik atau pertentangan satu sama lain. Tidak lain diadakannya
hierarki itu sendiri, karena memang tujuannya tidak dikehendakinya suatu ketidakpastian
7
hukum, dimana setiap aturan memiliki porsinya, memiliki kekuatannya. Adapun dalam
prosesnya, peraturan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang
lebih tinggi; mengenai aturan yang sama. Apabila terjadi konflik, munculnya dua aturan
mengenai hal yang sama, maka peraturan yang lebih tinggi mengalahkan peraturan yang
lebih rendah. Hakikatnya, peraturan yang rendah tersebut tidak boleh bertentangan dengan
peraturan yang lebih tinggi. Hal ini dikenal dengan prinsip/asas hukum Lex Superior
sumber segala sumber hukum negara. Penempatan Pancasila sebagai sumber dari segala
sumber hukum negara adalah sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 yang menempatkan
Pancasila sebagai dasar ideologi negara serta sekaligus dasar filosofis bangsa dan negara,
Hal tersebut dapat dipahami karena cita hukum bangsa Indonesia berakar dalam
Pancasila yang oleh para Bapak Pendiri Negara Republik Indonesia ditetapkan sebagai
landasan kefilsafatan dalam menata kerangka dan struktur dasar organisasi negara
sebagaimana dirumuskan dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pancasila
Indonesia tentang hubungan antara manusia dan Tuhan, manusia dan sesama manusia, serta
manusia dan alam semesta yang berintikan keyakinan tentang tempat manusia individual
8
B. Mengenali Hukum Dan Sumber Hukum Di Indonsia
Pada hakekatnya hukum tidak lepas dari kehidupan manusia, maka untuk
membicarakan hukum kita tidak dapat lepas membicarakannya dari kehidupan manusia.
Sudah menjadi sifat pembawaannya bahwa manusia hanya dapat hidup dalam
masyarakat. Manusia adalah zoon politikon atau makhluk sosial dan manusia tidak dapat
hidup tanpa bantuan manusia yang lainnya. Di dalam masyarakat manusia selalu
berhubungan satu sama lain. Kehidupan bersama itu menyebabkan adanya interaksi,
kontak atau hubungan satu sama lain. Kontak dapat diartikan hubungan yang
itu maka diperlukan suatu aturan untuk mengatur tingkah laku manusia yang disebut
hukum.
Hukum merupakan suatu hal yang penting dalam mengatur dan menciptakan
ketertiban dalam masyarakat kiranya dapat teratasi, sehingga dapat dikatakan bahwa
hukum merupakan sekumpulan peraturan mengenai tingkah laku dalam masyarakat yang
masyarakat, dalam tujuan tersebut hukum mempunyai sasaran yang hendak dicapai,
dimana hukum bertugas membagi hak dan kewajiban antara perorangan di dalam
masyarakat, membagi wewenang dan mengatur cara memecahkan masalah hukum serta
kepentingan manusia hukum mempunyai tujuan. Hukum mempunyai sasaran yang hendak
9
dicapai. Adapun tujuan pokok hukum adalah menciptakan tatanan masyarakat yang tertib,
itu hukum bertugas membagi hak dan kewajiban antar perorangan di dalam masyarakat,
membagi wewenang dan mengatur cara memecahkan masalah hukum serta memelihara
kepastian hukum.
Pada Prinsipnya hukum berisi serangkaian peraturan yang berisi perintah dan/atau
kemasyarakatan benar-benar dipatuhi dan ditaati sehingga menjadi kaedah hukum. Maka
demikian, hukum mempunyai sifat mengatur dan memaksa setiap orang supaya mentaati
tata tertib dalam masyarakat serta memberikan sanksi yang tegas (berupa hukuman)
Istilah tentang apa yang dimaksud sebagai hukum, tergantung pada sudut pandang
apa yang digunakan seseorang. Hukum dapat diartikan juga dalam artian yang metaforis
seperti misalnya jika kita mengatakan tentang hukum-hukum fisika atau hukum-hukum
kimia, demikian pula hukum benda-benda, artinya jika yang memandangnya seorang
sosiolog, atau seorang sejarawan, seorang filosof, maka sudut pandangnya akan berbeda-
Para pakar mendifinisikan arti hukum berbeda-beda, hal tersebut karena sangat sulit
untuk membuat sebuah definisi tentang hukum yang sempurna, sebagai pengantar tidak
10
ada salahnya dikemukakan beberapa pengertian hukum dari para pakar hukum, di
1. E.M. Mayers dalam bukunya ”De Algemene Begrippen van Het Burgerlijk
ditujukan kepada tingkah laku dalam masyarakat, dan yang menjadi pedoman bagi
2. Leon Duguit
“Hukum ialah aturan tingkah laku para anggota masyarakat, aturan yang ada
3. Immanuel Kant
“Hukum ialah keseluruhan syarat-syarat yang dengan ini kehendak bebas dari
orang yang satu dapat menyesuaikan diri dengan kehendak bebas dari orang lain,
4. Utrecht
larangan) yang mengurus tata tertib suatu masyarakat dan karena itu harus ditaati
hukum ialah:
b) Peraturan itu diadakan atau di buat oleh badan-badan resmi yang berwajib;
11
c) Peraturan itu bersifat memaksa;
Pada hakikatnya hukum merupakan suatu hal yang penting dalam mengatur dan
merupakan sekumpulan peraturan mengenai tingkah laku dalam masyarakat yang harus
masyarakat, dalam tujuan tersebut hukum mempunyai sasaran yang hendak dicapai,
dimana hukum bertugas membagi hak dan kewajiban antara perorangan di dalam
masyarakat, membagi wewenang dan mengatur cara memecahkan masalah hukum serta
kepentingan manusia hukum mempunyai tujuan. Hukum mempunyai sasaran yang hendak
dicapai. Adapun tujuan pokok hukum adalah menciptakan tatanan masyarakat yang tertib,
itu hukum bertugas membagi hak dan kewajiban antar perorangan di dalam masyarakat,
membagi wewenang dan mengatur cara memecahkan masalah hukum serta memelihara
kepastian hukum.
Pada Prinsipnya hukum berisi serangkaian peraturan yang berisi perintah dan/atau
kemasyarakatan benar-benar dipatuhi dan ditaati sehingga menjadi kaedah hukum. Maka
12
demikian, hukum mempunyai sifat mengatur dan memaksa setiap orang supaya mentaati
tata tertib dalam masyarakat serta memberikan sanksi yang tegas (berupa hukuman)
Berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai oleh hukum, Berbagai pakar di
masing-masing tentang tujuan hukum, sesuai dengan titik tolak serta sudut pandang
bahwa hukum itu mengabdi pada tujuan negara yang intinya ialah mendatangkan
3. Apeldoorn, dalam bukunya “Inleiden tot de studie van het Nederlandse recht”
menyatakan bahwa tujuan hukum adalah mengatur tata tertib dalam masyarakat
hukum menghendaki semata-mata dan isi dari pada hukum ditentukan oleh
kesadaran etis mengenai apa yang dikatakan adil dan apa yang tidak adil.
mengatakan bahwa hukum bertujuan semata-mata apa yang berfaedah bagi orang.
13
manusia supaya kepentingan-kepentingan itu tidak dapat diganggu.
7. Rusli Effendy mengemukakan bahwa tujuan hukum dapat dapat dikaji melalui
a. Dari sudut pandang ilmu hukum normatif, tujuan hukum dititik beratkan pada
b. Dari sudut pandang filsafat hukum, maka tujuan hukum dititikberatkan pada
segi keadilan.
Berbicara tentang hukum tentu tidak bisa dilepaskan mengenai pembahasan tentang
sumber hukum. Menurut Sudikno Mertokusumo (1991:63), sumber hukum adalah tempat
kita dapat menemukan atau menggali hukum. Sedangkan menurut Suroso (1996:117),
sumber hukum adalah segala sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan yang mengikat dan
memaksa, sehingga apabila aturan-aturan itu dilanggar akan menimbulkan sanksi yang
tegas dan nyata bagi pelanggarnya. Menurut Sudikno Mertokusumo (1991:63), kata
• Sebagai asas hukum, sebagai sesuatu yang merupakan permulaan hukum, misalnya
kehendak tuhan, akal manusia, jiwa bangsa dan sebagainya.
• Menunjukkan hukum terdahulu yang memberi bahan kepada hukum yang sekarang
• Sebagai sumber berlakunya, yang memberi kekuatan berlaku secara formal kepada
14
• Sebagai sumber dari mana kita dapat mengenal hukum, misalnya dokumen, undang-
konsep pengertian yang berbeda antara yang satu dengan lainnya, Van Apeldoorn
membedakan empat macam sumber hukum yaitu: 1). Sumber hukum dalam arti historis,
2). Sumber hukum dalam arti teleologis, 3). Sumber hukum dalam arti filosofis, 4). Sumber
hukum dalam arti formil. Achmad Sanoesi membagi sumber hukum menjadi dua
kelompok, yaitu: 1). Sumber hukum normal (terbagi menjadi sumber hukum yang langsung
atas pengakuan undang-undang), 2). Sumber hukum abnormal. Algra membagi sumber
hukum menjadi 1). Sumber hukum materiil, dan 2). Sumber hukum formil (Sudikno
Mertokusumo,1991:63).
Dari berbagai konsep pembagian sumber hukum diatas, yang umum dipakai adalah
pembagian sumber hukum sebagai mana yang disampaikan oleh Algra, yakni sumber
Sumber hukum materiil merupakan tempat dari mana materi hukum itu diambil.
Merupakan tempat atau sumber dari mana suatu peraturan memperoleh kekuatan
hukum. Sumber hukum formil berkaitan dengan bentuk atau cara yang menyebabkan
peraturan hukum itu formal berlaku. Pada hakikatnya Sumber hukum formil
15
membentuk pandangan-pandangan hukum menjadi aturan-aturan hukum, membentuk
hukum sebagai kekuasaan yang mengikat. Jadi sumber hukum formil ini merupakan
Sumber hukum formil dapat juga dipandang sebagai cara terjadinya hukum dalam
sebuah negara. Sumber formil yang melihat dari mana hukum berlaku dan mengikat
hakim serta penduduk. Sumber hukum inilah yang paling penting di dalam
a. Undang-undang;
Undang-undang di sini identik dengan hukum tertutlis (ius scripta) sebagai lawan
dari hukum yang tidak tertulis (ius non scripta). Pengertian hukum tertulis sama
sekali tidak dilihat dari wujudnya yang ditulis dengan alat tulis. dengan perkataan
lain istilah tertulis tidak dapat kita artikan secara harfiah, namun istilah tertulis di
merupakan peraturan tertulis yang dibuat oleh alat perlengkapan Negara, dan
b. Kebiasaan;
dalam hal yang sama. Apabila suatu kebiasaan tertentu diterima oleh masyarakat,
perasaan hukum, maka dengan demikian timbulah suatu kebiasaan hukum, yang
oleh pergaulan hidup dipandang sebagai hukum. Contoh tanda menyerah dalam
16
suatu peperangan adalah adalah dengan cara mengibarkan bendera (kain)
berwarna putih. Cara ini bersumber dari kebiasaan internasional, sehingga setiap
c. Perjanjian (traktat/treaty);
Apabila dua orang atau dua pihak mengadakan kata sepakat (konsensus) tentang
sesuatu hal, maka mereka lalu mengadakan perjanjian. Akibat perjanjian tersebut,
istilah Pacta Sunt Servanda, artinya bahwa perjanjian mengikat pihak-pihak yang
mengadakannya atau perjanjian harus ditaati dan ditepati. Perjanjian yang dibuat
Traktat juga mengikat warga negara dari negara-negara yang bersangkutan. Jika
traktat hanya diadakan/dibuat oleh dua negara, traktat tersebut disebut traktat
bilateral dan bersifat tertutup. Apibila diadakan/dibuat oleh lebih dari dua negara
mengikatkan diri dengan traktat tersebut, maka traktat tersebut adalah traktat
d. Yurisprudensi;
mengambil keputusan.
e. Doktrin;
17
Doktrin adalah pendapat para ahli hukum yang terkemuka yang besar
formil, doktrin harus memenuhi syarat tertentu yakni doktrin menjelma menjadi
keputusan hakim.
Jika dikatakan bahwa hukum pada hakikatnya merupakan norma, dan tiap-tiap
norma pasti mengandung nilai, maka sekilas segera terjawab bahwa isi dari hukum
sesungguhnya adalah nilai. Nilai yang dimaksud disini tidak lain adalah etika atau moral (
Sebagaimana penulis jelaskan sebelumnya bahwa etika atau moral merupakan hasil
penilaian tentang baik-buruk manusia sebagai manusia. Pengertian manusia di sini baik
berarti suatu tindakan memberi nilai atau meletakkan suatu kualitas tertentu terhadap
seseorang atau masyarakat. Pada prinsipnya etika atau moral ( dalam pengertian lebih luas
moralitas) pada diri seseorang atau suatu masyarakat digunakan dalam dua hal, yakni:
Dari pengertian standar normatif evaluasi dan aturan normatif perilaku, dapat
disimpulkan bahwa yang pertama berkaitan dengan aktivitas menilai dalam arti proses, dan
Isi dari norma hukum adalah nilai-nilai, yaitu etika atau moral ( dalam pengertian
lebih luas moralitas) yang digunakan seorang individu atau sekelompok masyarakat dalam
18
dua hal tersebut. Norma hukum dapat digunakan untuk mengevaluasi sikap dan perilaku
yang pernah dibuat, atau untuk mengukur sikap dan perilaku tertentu yang akan dilakukan.
Etika atau moral ( dalam pengertian lebih luas moralitas) adalah isi atau substansi
dari norma hukum. Etika atau moral ( dalam pengertian lebih luas moralitas) mengandung
nilai-nilai yang ingin ditegakkan. Etika atau moral inilah yang menunjukkan misi yang
diemban oleh tiap-tiap norma hukum. Norma hukum dibuat oleh manusia dan untuk
manusia. Sehingga, norma hukum tanpa misi etika atau moral di dalamnya, ia akan
19