Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH HUKUM KESEHATAN

PROFIL AHLI GIZI , RUMAH SAKIT , PUSKESMAS, PRAKTIK KLINIK , BPOM,


PERUSAHAAN, NUTRISIONIS , DIETISIENS

Disusun Oleh :

Alnika rara marfiana ( G0B020024 )


Mar’ati rofifah ( G0B020002 )
Listyana Risma Lestari ( G0B020035 )

DOSEN PENGAMPU
Dr. Fitriani Nur Damayanti, S.ST, M.Hkes

PRODI D3 GIZI
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATA UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan inayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul  “PROFIL AHLI GIZI , RUMAH
SAKIT , PUSKESMAS, PRAKTIK KLINIK , BPOM, PERUSAHAAN, NUTRISIONIS ,
DIETISIENS “
Terima kasih saya ucapkan kepada ibu Dr. Fitriani Nur Damayanti, S.ST, M.Hkes yang telah
membantu saya baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-
teman seperjuangan yang telah mendukung saya sehingga saya bisa menyelesaikan tugas ini tepat
waktu.

Saya menyadari, bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari kata sempurna baik segi
penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, sayasangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik
lagi di masa mendatang.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Wassalamualaikum Wr.Wb
Daftar Isi

Kata Pengantar………………………………………………………………….................. 2

Daftar Isi…………………………………………………………………………………...... 3

BAB I…………………………………………………………………………………………

a. Ahli Gizi……………………………………………………………………………….. 4
b. Rumah Sakit…………………………………………………………………………... 5
c. Puskesmas……………………………………………………………………………... 6
d. Praktik Klinik…………………………………………………………………………. 8
e. BPOM………………………………………………………………………………….. 9
f. Perusahaan……………………………………………………………………………. 12
g. Nutrisions……………………………………………………………………………… 17
h. Dietisiens………………………………………………………………………………. 20
A. AHLI GIZI
Ahli gizi adalah tenaga spesialis yang bertugas memberikan saran dan informasi kepada pasien
tentang penatalaksanaan gizi dan masalah kesehatan, terlibat dalam diagnosis dan pengobatan
masalah kesehatan yang terkait gizi dan nutrisi.
Ahli gizi merupakan profesi khusus, yakni orang yang mengabdikan diri dalam bidang gizi serta
memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui suatu pendidikan khusus di bidang gizi. Ahli
gizi memiliki peran penting terutama dalam mengatur gizi pada kelompok khusus, termasuk penderita
kanker, diabetes, penyakit ginjal, atau pada ibu hamil, juga masyarakat secara keseluruhan.
Tak hanya mempelajari bagaimana zat-zat gizi dicerna, diserap, digunakan, disimpan, dan dikeluarkan
oleh tubuh, ilmu gizi klinik juga mempelajari tentang hubungan antara makanan dan zat-zat gizi
dengan kesehatan serta penyakit-penyakit terkait gizi (nutrition–related diseases), baik akut maupun
kronis. Selain itu, ilmu gizi juga mempelajari keterkaitannya dengan proses metabolisme dalam aspek
kesehatan preventif (pencegahan penyakit), kuratif, dan rehabilitatif.
Tugas dan Peran Ahli Gizi
Ahli gizi berperan penting dalam meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit pada individu dan
masyarakat. Dalam melaksanakan pelayanan gizi, ahli gizi dapat menjalankan praktik pelayanan gizi,
baik secara mandiri atau bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan, seperti puskesmas, klinik, dan
rumah sakit. Bisa juga menjadi konsultan gizi dalam sebuah organisasi, komunitas, proyek bantuan
atau amal, dan penelitian.
Dalam melaksanakan pelayanan gizi di fasilitas pelayanan kesehatan, ahli gizi terlibat dalam beberapa
hal berikut ini:
- Memberikan pelayanan konsultasi gizi, edukasi gizi, dan tata cara diet.
- Menentukan status gizi, faktor yang berpengaruh terhadap gangguan gizi, dan status gizi.
- Menegakkan diagnosis penyakit terkait masalah gizi berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan
penelusuran riwayat medis yang dilakukan.
- Menentukan tujuan dan merencanakan intervensi gizi dengan menghitung kebutuhan zat gizi,
bentuk makanan, jumlah serta pemberian makanan yang sesuai dengan kondisi pasien.
- Merancang dan mengubah susunan diet, dan menerapkannya mulai dari perencanaan menu
hingga saran penyajian makanan.
- Melakukan penelitian dan pengembangan gizi sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi hingga menyelenggarakan administrasi pelayanan gizi.

B. RUMAH SAKIT
Pengertian Rumah sakit didirikan dan diselenggarakan dengan tujuan utama memberikan pelayanan
kesehatan dalam bentuk acuhan perawatan, tindakan medis dan diagnostik serta upaya rehabilitasi
medis untuk memenuhi kebutuhan pasien. Pemenuhan kebutuhan untuk pasien ini tentu didasarkan
atas batas-batas kemampuan rumah sakit itu masing-masing. Pengertian Rumah sakit adalah sarana
upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat berfungsi sebagai
tempat pendidikan tenaga kesehatan  dan penelitian (Depkes RI, 1994 : 2).
Tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan
berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi
dan terpadu dengan peningkatan dan pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan.

Kewenangan Rumah sakit sebagai sebuah lembaga kesehatan yang berasaskan pancasila,
berkewajiban memberikan pelayanan kesehatan kepada setiap warga masyarakat yang mengalami
sakit. Dalam menjalankan tugasnya, rumah sakit memiliki wewenang yang besar dalam upaya
pemulihan kesehatan masyarakat. Wewenang tersebut termaktub dalam hak dan kewajiban Rumah
sakit sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang Rumah Sakit No. 44 Tahun 2009, Bab VIII,
Pasal 29 dan Pasal 30.  Wewenang pihak Rumah Sakit yang paling esensial adalah memberikan
pelayanan medis kepada pasien. Pelayanan pun harus mengikuti asas-asas dalam pelayanan medis
sebagaimana dikatakan Anny Isfandyarie.  Bentuk pelayanan Rumah Sakit menurut Alexandra Ide
terdiri dari: rekam medik, Hospital by laws, audit medic Rumah Sakit, Manajemen Konflik Hubungan
Medis, dan Asuransi Kesehatan. Berdasarkan jenis pelayanan pihak rumah sakit ini, diketahui bahwa
wewenang rumah sakit adalah untuk membuat rekam medik, Hospital by laws, audit medik Rumah
Sakit, Manajemen Konflik Hubungan Medis, dan Asuransi Kesehatan.
Kompetensi rumah sakit

Perusahaan manapun  termasuk rumah sakit menginginkan karyawan yang kompeten agar dapat
mencapai tujuan organisasi. Kompetensi adalah karakteristik perilaku yang menggambarkan motif,
konsep diri, nilai-nilai, pengetahuan, atau keahlian yang ditunjukkan oleh pekerja yang unggul ke
dalam pekerjaannya. Di sisi yang lain, motif kerja bersama konsep diri dan nilai-nilai yang dianut
individu maupun yang mendasari organisasi akan melahirkan sikap kerja. Dengan demikian,
kompetensi menggambarkan kemampuan individu untuk melakukan pekerjaannya dengan hasil yang
unggul.

Melihat pentingnya kompetensi karyawan tersebut, akan timbul pertanyaan, “Pengembangan


kompetensi karyawan rumah sakit, kebutuhan karyawan atau rumah sakit?” Rumah sakit
membutuhkan karyawan yang kompeten untuk mencapai tujuan organisasi maupun meningkatkan
hasil produksi, dalam hal ini rumah sakit memproduksi jasa. Karyawan membutuhkan pengembangan
kompetensi di samping tuntutan pekerjaan dan pemenuhan kebutuhan hidup (gaji/ upah), namun juga
pemenuhan berbagai aspek kepuasan kerja termasuk peluang pengembangan karir dan kemampuan
menjawab perkembangan zaman dan tuntutan konsumen. Oleh karena itu, rumah sakit bersama-sama
karyawan memiliki tugas (tanggung jawab) untuk mengembangkan kompetensi karyawan. Rumah
sakit bertanggung jawab menciptakan mekanisme dan sistem yang adil dalam hal pengembangan
kompetensi karyawan secara berkesinambungan. Di sisi yang lain, karyawan harus secara sadar dan
mawas diri melihat kekurangan diri beserta potensi serta kesempatan yang dapat ditempuh secara non-
formal maupun formal kelembagaan dalam pengembangan kompetensi.

Seorang leader (direktur RS) harus merasa berkepentingan terhadap pengembangan kompetensi


karyawannya. Sebagaimana termasuk dalam komponen manajemen strategik dalam framework
Balanced Scorecard, rumah sakit harus dipandang secara utuh dalam 4 aspek (pengembangan SDM,
keuangan, proses bisnis internal, dan customer). Kualitas SDM menjadi dasar suatu organisasi
termasuk rumah sakit dapat bertahan dan berkembang dalam menjalankan proses bisnisnya yaitu
memproduksi dan mengelola jasa pelayanan kesehatan.

Jenis kompetensi yang perlu diperhatikan dan dikembangkan RS meliputi seluruh aspek kehidupan
individu yang menunjang kinerja staf. Jenis kompetensi secara garis besar dapat dibagi menjadi 2
komponen sebagai berikut.
 Hard Competency

Kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan & keahlian teknis suatu pekerjaan. Misal: analisis
laporan keuangan, keahlian melakukan appendiktomi, keahlian memasang infus, dll

 Soft Competency

Kompetensi yang berkaitan dengan kemampuan untuk membangun hubungan dengan orang lain &
mengelola pekerjaan. Misal: leadership, communication skill, dsb.

Selanjutnya, perlu diperhatikan dengan cara bagaimana kompetensi karyawan dapat dikembangkan.
Terdapat banyak metode pengembangan kompetensi karyawan, baik formal maupun non-formal.
Rumah sakit seringkali menganggap pelatihan/ training sebagai one stop solution atas kesenjangan
kompetensi karyawannya. Di sisi yang lain, dapat kita lihat di lapangan bahwa pelatihan ternyata
tidak selalu berhubungan langsung dengan peningkatan/ perbaikan kinerja secara terukur. Oleh karena
itu, secara lebih mendalam rumah sakit perlu melakukan analisis kebutuhan pelatihan dan meninjau
berbagai metode lain yang dapat dikembangkan guna meningkatkan kompetensi staf secara efektif
dan efisien.

C. PUSKESMAS

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat
yang amat penting di Indonesia. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatau wilayah kerja (Depkes,
2011).

Ilustrasi Puskesmas

Pengertian puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat
pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat
pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh,
terpadu yang berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalarn suatu wilayah
tertentu (Azrul Azwar, 1996).
X
Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang
bersifat menyeluruh, terpadu, merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran
serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat
guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai derajat
kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan (Depkes, 2009).

Jika ditinjau dari sistim pelayanan kesehatan di Indonesia, maka peranan dan kedudukan puskesmas
adalah sebagai ujung tombak sistim pelayanan kcsehatan di Indonesia. Sebagai sarana pelayanan
kesehatan terdepan di Indonesia, maka Puskesmas bertanggungjawab dalam menyelenggarakan
pelayartan kesehatan masyarakat, juga bertanggung jawab dalatn menyelenggarakan pelayanan
kedokteran.

Visi dan Misi Puskesmas 


Visi puskesmas adalah tercapainya kecamatan sehat menuju Indonesia sehat. Indikator utama yakni:
Lingkungan sehat. 
Perilaku sehat. 
Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu. 
Derajat kesehatan penduduk kecamatan.
Misi puskesmas, yaitu:

Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya. 


Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya. 
Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan. 
Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat berserta
lingkungannya.
Kegiatan Pokok Puskesmas
Sesuai dengan kemampuan tenaga maupun fasilitas yang berbeda-beda, maka kegiatan pokok yang
dapat dilaksanakan oleh sebuah puskesmas akan berbeda pula. Namun demikian kegiatan pokok
Puskesmas yang seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut : KIA, Keluarga Berencana, Usaha
Perbaikan Gizi, Kesehatan Lingkungan, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular,
Pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan, penyuluhan Kesehatan Masyarakat,
Kesehatan Sekolah, Kesehatan Olah Raga, Perawatan Kesehatan Masyarakat, Kesehatan dan
keselamatan Kerja, Kesehatan Gigi dan Mulut, Kesehatan Jiwa, Kesehatan Mata, Laboratorium
Sederhana, Pencatatan Laporan dalam rangka Sistem Informasi Kesehatan, Kesehatan Usia Lanjut
dan Pcmbinaan Pengohatan Tradisional.

Fungsi puskesmas 
Puskesmas diharapkan dapat bertindak sebagai motivator, fasilitator dan turut serta memantau
terselenggaranya proses pembangunan di wilayah kerjanya agar berdampak positif terhadap kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya. Hasil yang diharapkan dalam menjalankan fungsi ini antara lain
adalah terselenggaranya pembangunan di luar bidang kesehatan yang mendukung terciptanya
lingkungan dan perilaku sehat. Upaya pelayanan yang diselenggarakan meliputi :
Pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih mengutamakan pelayanan promotif dan preventif, dengan
kelompok masyarakat serta sebagian besar diselenggarakan bersama masyarakat yang bertempat
tinggal di wilayah kerja puskesmas.
Pelayanan medik dasar yang lebih mengutamakan pelayanan,kuratif dan rehabilitatif dengan
pendekatan individu dan keluarga pada umumnya melalui upaya rawat jalan dan rujukan ( Depkes RI,
2007).
Fungsi dari Puskesmas adalah:

Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. 


Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka kemampuan untuk hidup sehat. 
Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan masyarakat di wilayah kerjanya. 
Jangkauan Pelayanan Puskesmas
Sesuai dengan keadaan geografi, luas wilayah, sarana perhubungan, dan kepadatan penduduk dalam
wilayah kerja Puskesmas. Agar jangkauan pelayanan Puskesmas lebih merata dan meluas, Puskesmas
perlu ditunjang dengan Puskesmas pembantu, penempatan bidan di desa yang belum terjangkau oleh
pelayanan yang ada, dan Puskesmas keliling. Disamping itu pergerakkan peran serta masyarakat
untuk mengelola posyandu.

Perkesmas merupakan upaya program pengembangan puskesmas yang kegiatannya terintegrasi dalam
upaya kesehatan wajib
dan upaya kesehatan pengembangan lainnya. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan
kompetensi perawat puskesmas
dan tingkat keterlaksanaan kegiatan perkesmas di Kota Pontianak. Desain penelitian adalah analitik
korelasi secara cross
sectional dengan sampel 118 perawat. Analisis data dengan Chi-Square, uji t independen, dan regresi
logistik. Hasil analisis
menunjukkan adanya hubungan antara kompetensi perawat puskesmas dan tingkat keterlaksanaan
kegiatan perkesmas (p=
0,000; α= 0,05). Lebih lanjut diketahui bahwa terdapat interaksi antara kompetensi dan pelatihan.
Penelitian ini merekomendasikan
peningkatan kompetensi perawat guna keoptimalan pelaksanaan perkesmas melalui pelatihan,
pembinaan melalui tim yang
ditugasi, ataupun kerja sama dengan teman sejawat serta memberikan dukungan berupa kebijakan
untuk penghargaan dan
sanksi seperti jenjang karir perawat.

D. PRAKTIK KLINIK
Praktik klinik dalam keperawatanadalah kesempatan kepada semua mahasiswa untuk menerjemahkan
pengetahuan teoritis ke dalam tindakan yang sesungguhnya(Emilia, 2008). Pembelajaran klinik tidak
hanya menerapkan teori-teori yang telah diperoleh dari kampus(Munthe, 2009).Praktik klinik harus
dimanfaatkan dengan baik sehingga mahasiswa memiliki kemampuan untuk berhubungan langsung
ke dalam masalah nyata tersebut(Syahreni & waluyanti, 2007). Lingkungan belajar klinik yang
kondusif merupakan wadah atau tempat yang dinamis tempat dengan sumberdaya yang dinamis bagi
para mahasiswa, lingkungan klinik yang dipilih penting untuk mencapaiobjektifdan tujuan praktek
klinik dalam sebuah program pendidikan keperawatan (Emilia, 2008). Instalasi gawat darurat (IGD)
adalah instalasi yang memberikan pelayanan pertama yang bersifat bahaya terhadap pasien dengan
ancaman kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan multi disiplin ilmu. Pelayanan
pada instalasi gawat darurat IGD merupakan layanan yang bersifat inte gratif dengan melibatkan
sejumlah tenaga kesehatan secara bersama-sama untuk memberikan pelayanan kepada pasien. Apabila
kematian di IGD tinggi, hal ini berarti mutu rumah sakit rendah atau kurang baik, kepercayaan
masyarakat menurun, pencitraan rumah sakit menurun, sehingga dapat menurunkan 2 kunjungan
ulang pasien dan menurunya pendapatan rumah sakit (KeputusanMenteri Kesehatan, 2009). Intensive
Care Unit (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri, dengan staf yang khusus dan
perlengkapan yang khusus yang ditunjukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien yang
menderita penyakit akut, cedera atau penyulit-penyulit yang berpotensi mengancam nyawa. ICU
menyediakan kemampuan dan sarana, prasarana serta peralatan khusus untuk mendukung fungsi-
fungsi vital dengan menggunakan keterampilan staf medik, perawat dan staf lain yang berpengalaman
dalam pengelolaan keadaan-keadaan tersebut(KEPMENKES No1778/MENKES/SK/XII, 2010)
Perawat Intensive Care Unit (ICU) berbeda dengan perawat dibagian lain di rumah sakit, tingkat
pekerjaan dan pengetahuan perawat Intensive Unit Care (ICU) lebih banyak dan komplek, perawat
bertanggung jawab untuk mempertahankan homeostasis pasien dan perawat bertanggung jawab untuk
memenuhi kebutuhan pasien yang kritis. Perawatan dilakukan oleh perawat yang terlatih dengan
pemilihan khusus minimal memiliki sertifikat bantuan hidup dasar dan bantuan hidup lanjut.
Dinamika perawat Intensive Unit Care (ICU) yang komplek dan kondisi pasien yang kritis/terminal
itu yang biasanya memicu terjadinya stresor terjadinya stress di ICU (Hudak & Gallo, 2010).
Mahasiswa mengalami kesulitan dengan masalah-masalah nyata saat melakukan praktek klinik.
Penyebabmasalah dalam menjalani praktek klinik sangat bervariasi di antaranya karenapertama
kalinya menjalani pembelajaran 3 3 praktek klinik, lingkungan yang baru dan pengalaman pertama
dengan pasien, keberhasilan pembelajaran praktek klinik ditentukan oleh lingkungan pembelajaran
yang kondusif, mental, emosi dan kesiapan pengetahuan(Syahreni & waluyanti, 2007). MenurutSharif
& Masoumi,(2005)Mahasiswa keperawatan yang menjalani praktek klinik di rumah sakit akan
mendapatkan banyak kesulitan dan akan mengalami kecemasan di awal praktek. Penyebab lain
kecemasan mahasiswa yang baru melakukan praktek klinik di rumah sakit adalah
ketakutanmahasiswa dengan kemungkinan-kemungkinan bisa membahayakanpasien melalui
kurangnya pengetahuan mereka.Hal ini diperkuat oleh Emilia, (2008) bahwa pembelajaran praktek
klinik langsung di rumah sakit kurang tertata dibandingkan dengan perkuliahan di kampus. Oleh
karena itu mahasiswa mungkin lebih banyak menghadapi kecemasan, stress dan tekanan.
Berdasarkanhasilpenelitian yang dilakukan oleh Putri (2012)pada 10 orang mahasiswa program (A
dan B) Ners PSIK UNAND pada siklus ke VIII yaitu KGD dan KMB, lingkungan klinik di RSUP.
Dr. M. Djamil & RS. Siti Rahmah yang sedang menjalani pembelajaran praktek klinik keperawatan
pada tanggal 2 Agustus 2011, mereka mengatakan cemas selama pembelajaran klinik, mahasiswa
merasa khawatir karena kurangnya pengalaman sehingga takut terjadi kesalahan saat melaksanakan
tindakan keperawatan. Hal tersebut dirasakan karena pembimbing memberi tanggung jawab pasien
secara penuh kepada mahasiswa. Mahasiswa merasa tidak percaya diri, hal lain yang dirasakan oleh
mereka adalah jatung berdebar-debar karena jika mahasiswa 4 memerlukan bantuan dalam situasi
tertentu, sangat sulit untuk menemukan seseorang yang dapat membantu.Pada mahasiswa yang
mengikuti program profesi Ners sering kali mengalami kecemasan apabila kecemasan terus menerus
dialami mahasiswa akan mengganggu konsentrasinya bahkan dapat mempengaruhi jiwa dan
mentalnya(Mulyadi & Hidayat, 2014). Studi pendahuluan dari mahasiswa program profesi Nersdi
Universitas Muhammadiyah Surakarta pada tanggal 14 oktober 2016, 10 mahasiswa yang
diwawancara diantaranya mengatakan bahwa mereka merasa panikpada saat kedatangan pasien baru,
mereka bingung untuk memberikan tindakan pertama kepada pasien baru dan bingung dalam
berkomunikasi dengan petugas kesehatan diruang ICU, mahasiswa mengatakan bingung ketika harus
melakukan tindakan asuhan keperawatan kepada pasien.

E. Badan Pengawas Obat dan Makanan(BPOM)


Badan Pengawas Obat dan Makanan atau sering disingkat sebagai Badan POM adalah sebuah
lembaga negara non departemen yang bertanggung jawab kepada Presiden Republik Indonesia dan
dalam menjalankan tugasnya berkoordinasi dengan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial
(Keppres No.166 tahun 2000). 
Fungsi dan tugas lembaga ini  menyerupai fungsi dan tugas Food and Drug Administration (FDA) di
Amerika Serikat dan European Medicines Agency di Uni Eropa yaitu mengawasi peredaran obat-
obatan dan makanan di Indonesia.

Sejarah Pengawasan Peredaran Obat dan Makanan di Indonesia


Pada periode antara tahun 1958-1967, usaha untuk memproduksi obat telah banyak dirintis tetapi
industri-industri farmasi menghadapi kesulitan karena adanya kekurangan devisa dan terjadinya
sistem penjatahan bahan baku obat. 
Oleh karena itu, penyediaan obat menjadi sangat terbatas dan sebagian besar berasal dari impor.
Sementara itu, karena pengawasan belum dapat dilakukan dengan baik, banyak terjadi kasus bahan
baku maupun obat jadi yang tidak memenuhi standar. 
Pada tahun 1963 dibentuk Lembaga Farmasi Nasional dan dengan demikian pada saat itu aa dua
instansi pemerintah di bidang kefarmasian yaitu Direktorat Urusan Farmasi dan Lembaga Farmasi
Nasional.
Pada tahun 1967 Direktorat Urusan Farmasi mengalami pemekaran organisasi menjadi Direktorat
Jenderal Farmasi.
Pada periode Orde Baru, pengaturan, pengendalian dan pengawasan di bidang kefarmasian telah dapat
ditata dan dilaksanakan dengan baik. 
Pada tahun 1975, institusi pengawasan farmasi dikembangkan dengan adanya perubahan Direktorat
Jenderal Farmasi menjadi Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.
Untuk mengoptimalkan pengawasan terhadap obat dan makanan, pemerintah mengambil kebijakan
pada tahun 2000 untuk mengadakan perubahan Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan
menjadi Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 
Bila sebelumnya Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan bertanggung jawab kepada
Departemen Kesehatan, Bapan Pengawasan Obat dan Makanan bertanggung jawab langsung kepada
Presiden dan merupakan lembaga negara non departemen.
Tugas BPOM
Berdasarkan Pasal 2 pada Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2017 tentang Badan Pengawas Obat
dan Makanan, tugas utama BPOM adalah sebagai berikut.
BPOM mempunyai tugas menyelenggarakan tugas pemerintahan di bidang pengawasan Obat dan
Makanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Obat dan Makanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas obat, bahan obat, narkotika,
psikotropika, prekursor, zat adiktif, obat tradisional, suplemen kesehatan, kosmetik, dan pangan
olahan.

Lebih lanjut, Tugas Balai Besar/ Balai POM sebagai unit pelaksana teknis adalah melaksanakan
kebijakan di bidang pengawasan obat dan makanan, yang meliputi pengawasan atas produk terapetik,
narkotika, psikotropika, zat adiktif, obat tradisional, kosmetik, produk komplemen serta pengawasan
dan keamanan pangan dan bahan berbahaya.
Fungsi BPOM
Berdasarkan Pasal 3 pada Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2017 tentang Badan Pengawas Obat
dan Makanan, BPOM memiliki fungsi utama sebagai berikut.
Dalam melaksanakan tugas pengawasan Obat dan Makanan, BPOM menyelenggarakan fungsi:
- Penyusunan kebijakan nasional di bidang pengawasan Obat dan Makanan
- Pelaksanaan kebijakan nasional di bidang pengawasan Obat dan Makanan
- Penyusunan dan penetapan norma, standar, prosedur, dan kriteria sebelum Pengawasan dan Selama
Beredar
- Pelaksanaan Pengawasan Sebelum Beredar dan Pengawasan Selama Beredar
- Koordinasi pelaksanaan pengawasan Obat dan Makanan dengan instansi pemerintah pusat dan
daerah
- Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengawasan Obat dan Makanan
- Pelaksanaan penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangan pengawasan Obat dan
Makanan
- Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan dukungan administrasi kepada seluruh unsur
organisasi BPOM
- Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BPOM
- Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BPOM, dan
- Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan
BPOM
Pengawasan Sebelum Beredar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pengawasan Obat dan
Makanan sebelum beredar sebagai tindakan pencegahan untuk menjamin Obat dan Makanan yang
beredar memenuhi standar dan persyaratan keamanan, khasiat/manfaat, dan mutu produk yang
ditetapkan.
Pengawasan Selama beredar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pengawasan Obat dan
Makanan selama beredar untuk memastikan Obat dan Makanan yang beredar memenuhi standar dan
persyaratan keamanan, khasiat/manfaat, dan mutu produk yang ditetapkan serta tindakan penegakan
hukum.
Lebih lanjut, fungsi Balai Besar/ Balai POM sebagai unit pelaksana teknis antara lain adalah
menyusun rencana dan program pengawasan obat dan makanan serta melaksanakan pemeriksaan
secara laboratorium untuk menguji dan menilai mutu produk terapetik, narkotika, psikotropika, zat
adiktif, obat tradisional, kosmetik, produk kompemen, pangan dan bahan berbahaya. 
Fungsi lainnya adalah melaksanakan pemeriksaan laboratorium untuk menguji dan menilai mutu
produk secara mikrobiologi, melakukan pemeriksaan setempat, pengambilan contoh dan pemeriksaan
saran produksi dan distribusi. 
Selain itu, Balai POM juga melakukan investigasi dan penyidikan pada kasus pelanggaran hukum,
melaksanakan sertifikasi produk, melaksanakan kegiatan layanan informasi konsumen, mengevaluasi
dan menyusun laporan pengujian obat dan makanan, melaksanakan urusan tata usaha dan
kerumahtanggaan serta melaksanakan tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala BPOM sesuai dengan
bidang tugasnya.
Seberapa pentingkah BPOM?
Setelah membaca uraian singkat di atas, dapat kita lihat bahwa tugas dan fungsi BPOM sungguh luas
dan krusial untuk memastikan bahwa produk Obat dan Makanan yang kita gunakan aman dan
bermanfaat.
Mulai dari proses produksi, distribusi hingga pengawasan sebelum dan sesudah beredarnya sebuah
produk dilakukan oleh BPOM. 
Tanpa adanya pengawasan yang baik, mutu suatu produk obat dan makanan mungkin tidak akan
seragam dan konsisten, padahal khasiat dan manfaat produk tersebut sangat mungkin bergantung pada
jumlah kandungan aktif yang terdapat di dalamnya. 
Bayangkan pula bila suatu bahan obat atau makanan tercemar oleh kuman dan tidak ada pengawasan
terhadap bahan obat dan makanan tersebut padahan produk tersebut beredar di masyarakat dan
dikonsumsi orang banyak. Berapa banyak orang yang akan menjadi korban?
Dua contoh tersebut di atas hanyalah gambaran singkat mengenai berapa besarnya peran BPOM
dalam menjaga keamanan dan mutu bahan obat dan makanan yang beredar di masyarakat. 
Kita mengkonsumsi makanan dan obat tentu dengan mempercayai bahwa bahan tersebut akan
memberikan manfaat bagi kita. 
BPOM bertugas untuk memastikan bahwa harapan kita tersebut dapat terpenuhi dengan memastikan
bahwa kita memiliki akses terhadap bahan obat dan makanan yang dapat dipastikan mutu, khasiat,
manfaat dan keamanannya.
Setelah membaca artikel ini, bagaimana pendapatmu mengenai BPOM dan perannya dalam
kehidupan kita sehari-hari? Memastikan bahwa produk yang kita konsumsi bermanfaat dan aman
bukanlah tugas mudah dan tentu harus kita hargai. 
Mari kita mulai dari sekarang untuk memastikan bahwa produk obat, makanan dan kosmetik yang kita
gunakan sudah mendapatkan sertifikasi dari BPOM.

F. PERUSAHAAN

Perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi, baik barang dan jasa, serta tempat
berkumpulnya semua faktor produksi. Lalu sebenarnya, apa pengertian perusahaan dan apa saja jenis-
jenisnya?

Pengertian Perusahaan Adalah

Secara umum, pengertian perusahaan adalah suatu badan hukum yang dibentuk oleh sekelompok
orang yang terlibat dalam menjalankan badan usaha dalam kapasitas komersial atau
industri.Perusahaan juga dapat didefinisikan sebagai suatu lembaga dalam bentuk organisasi yang
dioperasikan dengan tujuan untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan motif untuk
memperoleh keuntungan.Lini bisnis sebuah perusahaan biasanya akan menentukan struktur bisnis
yang dipilih perusahaan tersebut. Beberapa di antaranya; kemitraan, perseorangan, atau korporasi.
Struktur bisnis juga menunjukkan struktur kepemilikan perusahaan.Pada umumnya, perusahaan
bertempat di suatu bangunan fisik di lokasi tertentu dalam menjalankan operasionalnya, memiliki
catatan administrasi terkait produksi dan struktur biaya, serta terdapat beberapa orang yang
bertanggung jawab terhadap operasional dan risiko bisnis/ usaha.

Pengertian Perusahaan Menurut Para Ahli

Beberapa ahli pernah menjelaskan tentang arti perusahaan, diantaranya adalah:


1.Willem Molengraaff

Menurut Willem Molengraaff, pengertian perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan
secara terus menerus, bertindak ke luar untuk mendapatkan penghasilan dengan cara
memperdagangkan, menyerahkan barang, atau pengadaan perjanjian perdagangan.

2. Komar Andasasmita

Menurut Andasasmita, pengertian perusahaan adalah mereka yang secara teratur berkesinambungan
dan terbuka bertindak dalam kualitas tertentu mencapai keuntungan bagi diri mereka.

3. Abdul Kadir Muhammad

Menurut Abdul Kadir Muhammad, pengertian perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi
dan berkumpulnya semua faktor produksi.

Berdasarkan tinjauan hukum, istilah “Perusahaan” mengacu pada badan hukum dan pembuatan badan
usaha dalam menjalankan usahanya.

4. Murti Sumarni

Menurut Murti Sumarni, definisi perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah
sumber daya ekonomi untuk memproduksi barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan
menyediakan kebutuhan masyarakat dan mendapatkan keuntungan.

5. Much. Nurachmad

Menurut Much. Nurachmad pengertian perusahaan adalah semua bentuk usaha yang berbadan hukum
atau tidak, milik orang perseorangan, milik persekutun, atau milik badan hukum, baik milik swasta
maupun milik negara yang mempekerjakan pegawai dengan membayar upah atau imbalan dalam
bentuk lain

6. Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo

Menurut Swastha dan Sukotjoe, definisi perusahaan adalah suatu organisasi produksi yang
menggunakan dan mengkoordinir sumber-sumber ekonomi untuk memuaskan kebutuhan dengan cara
yang menguntungkan.

7. C. S. T. Kansil

Menurut C. S. T. Kansil, pengertian perusahaan adalah semua bentuk badan usaha yang menjalankan
jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus, dan didirikan, bekerja, serta berkedudukan dalam
wilayah negara indonesia untuk tujuan mendapatkan keuntungan.
8. Ronald J. Ebert dan Ricky W. Griffin

Menurut Ebert dan griffin, arti perusahaan adalah sebuah organisasi yang menghasilkan barang dan
jasa untuk memperoleh keuntungan.

Pengertian Perusahaan Menurut Undang-Undang RI

Menurut UU Republik Indonesia No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan Pasal 1 huruf b,
pengertian perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang tetap dan terus menerus dan yang didirikan,
bekerja serta berpendudukan dalam wilayah Negara  Republik Indonesia dengan tujuan memperoleh
keuntungan dan atau laba.

Jadi bila ada sebuah organisasi yang yang bertujuan menghasilkan laba dan dilakukan secara terus
menerus di Negara Indonesia, maka organisasi tersebut disebut badan usaha. Ini bisa dalam bentuk
CV, perusahaan, firma dan sebagainya.

Menurut M. Polak, sebuah perusahaan dikatakan ada apabila di dalamnya ada perhitungan tentang
laba dan rugi yang dicatat di dalam pembukuan. Disamping itu, istilah ini mengacu pada sebuah
tempat yang menjadi pusat kegiatan produksi dan faktornya.

Ada perusahaan yang didaftarkan pada pemerintah dan ada pula yang tidak. Jika terdaftar di
pemerintah, mereka artinya memiliki bandan usaha dan badan usaha ini merupkan status yang
terdaftar di perusahaan secara resmi.

Unsur-Unsur Perusahaan

Beberapa unsur yang terdapat di dalam perusahaan atau company adalah sebagai berikut:

Badan Usaha, setiap perusahaan memiliki bentuk tertentu, apakah berbadan hukum atau bukan badan
hukum. Contoh: Usaha dagang, CV, PT, Koperasi, dan lain-lain.
Kegiatan di Bidang Ekonomi, meliputi bidang perindustrian, perdagangan, jasa, dan pembiayaan.
Terus-menerus, artinya kegiatan usaha yang dilakukan perusahaan sebagai mata pencaharian,
dilakukan secara terus menerus dan bukan kegiatan insidentil.
Bersifat Tetap, kegiatan usaha yang dilakukan tidak berubah dalam waktu singkat, namun dapat
berubah dalam waktu panjang.
Diketahui Publik, artinya usaha yang dijalankan diketahui dan ditujukan untuk publik secara umum,
diakui dan dibenarkan oleh undang-undang Republik Indonesia.
Mendapatkan Laba, tujuan dari usaha tersebut adalah untuk mendapatkan keuntungan dari setiap
kegiatan usaha.
Pembukuan, sebuah perusahaan harus melakukan pencatatan tentang hak dan kewajiban yang
berhubungan dengan aktivitas usaha.
Jenis-Jenis Perusahaan Secara Umum

Perusahaan dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kategori, antara lain:


1. Perusahaan Berdasarkan Lapangan Usaha
Perusahaan Ekstratif, yaitu perusahaan yang fokus di bidang pemanfaatan kekayaan alam, mulai
dari penggalian, pengambilan dan pengolahan kekayaan alam yang tersedia. Misalnya: tambang batu
bara.
Perusahaan Agraris, yaitu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan lahan atau ladang.
Misalnya perusahaan yang bekerja di bidang pertanian, perikanan darat, perkebunan, kehutanan, dan
lainnya.
Perusahaan Industri, yaitu perusahaan yang memproduksi barang mentah menjadi setengah jadi
atau setengah jadi menjadi produk siap jual. Bisa juga perusahaan yang meningkatkan nilai guna
barang.
Perusahaan Perdagangan, yaitu perusahaan yang bergerak di bidang jual beli barang, membeli
barang yang sudah jadi tanpa diolah lagi. Misalnya usaha pertokoan, usaha minimarket, dan lainnya.
Perusahaan Jasa, yaitu perusahaan yang bergerak di bidang jasa atau layanan. Misalnya jasa
perbankan, asuransi, perhotelan, pembiayaan, dan lainnya.
2. Perusahaan Berdasarkan Kepemilikan
Perusahaan Milik Negara, yaitu perusahaan yang dimodali dan didirikan oleh negara. Informasi
selengkapnya bisa dibaca pada artikel tentang pengertian BUMN.
Koperasi, yakni perusahaan yang dimodali dan didirikan oleh anggotanya.
Perusahaan swasta, yaitu perusaaan yang dimodali dan didirikan oleh sekelompok orang luar (di luar
negara).
Baca juga: Pengertian Akuisisi
Bentuk Perusahaan di Indonesia

Perusahaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan ekonomi dan bertujuan menghasilkan
barang/ jasa. Berikut ini merupakan beberapa bentuk perusahaan di Indonesia:
1. Perusahaan Berbadan Hukum
Perusahaan ini bisa dimiliki oleh negara atau swasta. Bisa juga bentuknya persekutuan yang dimiliki
oleh beberapa pengusaha baik sasta atau negara yang sudah memiliki syarat-syarat hukum.
Adapun contoh perusahan berbadan hukum di antaranya:
PT (Perseroan Terbatas)
PT. Tbk. (Perseroan Terbatas, Terbuka)
Perusahaan Perseroan (Persero)
Koperasi (Co-operative)
Perusahaan Umum
2. Perusahaan yang Bukan Berdasarkan Badan Hukum
Jenis perusahaan ini adalah perusahaan swasta yang dimiliki dan didirikan oleh beberapa orang
pengusaha dalam bentuk kerjasama.
Mereka bisa menjalankan berbagai bidang perekonomian seperti perdagangan, perjasaan dan
perindustrian. Perusahaan ini dimiliki oleh swasta, bisa berbentuk perseorangan atau persekutuan.
Berikut ini beberapa contoh perusahaan yang bukan berdasarkan badan hukum:
Perusahaan perseorangan
Firma (FA)
Commanditaire Vennootschap (CV)
Persekutuan Perdata
Yayasan – Foundation

3. Perusahaan Multinasional

Ketika sebuah bisnis sudah menyentuh ranah nasional dan berhasil tumbuh sukses, pengertian
perusahaan akan lebih berkembang dan bisa berubah menjadi perusahaan multinasional. Perusahaan
ini akan tumbuh dan mendapatkan posisi yang kuat dan kebanyakan bisa bersing di era globalisasi.

Ada beberapa faktor yang membuat perusahaan bisa tumbuh dan berkembang, salah satunya adalah
terlengkapinya unsur-unsur perusahaan sesuai dengan jabaran pengertian perusahaan di atas, antara
lain:

 Kegiatan dalam bidang ekonomi


 Memiliki badan usaha
 Bersifat konsisten
 Terang-terangan
 Memiliki keuntungan atau laba
 Ada pembukuan

Contoh Perusahaan di Indonesia

Sebenarnya ada banyak sekali contoh perusahaan yang ada di Indonesia, dan tidak mungkin
disebutkan satu per satu dalam artikel ini. Berikut ini adalah beberapa perusahaan ternama di
Indonesia di berbagai bidang industri:

N Nama Perusahaan Bidang Industri


o
1 PT Astra International Tbk Perusahaan Otomotif
2 PT Kalbe Farma Tbk Perusahaan farmasi, suplemen, nutrisi dan layanan
kesehatan
3 PT Telkom Indonesia Tbk Perusahaan telekomunikasi
4 PT Bank Central Asia Tbk Perusahaan jasa perbankan
5 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Perusahaan produsen makanan dan minuman
6 PT. Hero Supermarket Tbk Perusahaan retail
7 PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk Perusahaan retail
8 PT. Indocement Tunggal Prakarsa Perusahaan produsen semen
Tbk
9 PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk Perusahaan jasa perbankan
10 PT Pertamina (Persero) Perusahaan pengelola minyak dan gas bumi di
Indonesia
Baca juga: Analisis Bisnis

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas kita dapat mengambil beberapa kesimpulan terkait perusahaan, yaitu:

1. Perusahaan merupakan badan hukum yang dibentuk oleh sekelompok orang untuk terlibat dan
menjalankan badan usaha dalam kapasitas komersial atau industri.
2. Lini bisnis perusahaan bergantung pada strukturnya, seperti; kemitraan, perseorangan, atau
bahkan korporasi.
3. Suatu perusahaan pada umumnya diselenggarakan untuk memperoleh keuntungan dari kegiatan
bisnisnya.
4. Perusahaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu perusahaan swasta dan peruahaan publik.
Keduanya memiliki struktur kepemilikan, peraturan, dan persyaratan pelaporan keuangan yang
berbeda.
Demikianlah penjelasan mengenai pengertian perusahaan, unsur-unsur dalam perusahaan, jenis-jenis
perusahaan, serta beberapa contoh perusahaan di Indonesia. Semoga artikel ini bermanfaat dan
menambah wawasan kamu.

G. NUTRISIONS
33Nutrisionis ~Mungkin dari kita masih banyak yang belum mengetahui dengan pasti apa yang
disebut dengan nutrisionis. Nutrisionis adalah seseorang yang memiliki tanggung jawab serta
kewenangan untuk memberikan konseling gizi pada tiap-tiap individu yang membutuhkan.
Dengan kata lain nitrisionis merupakan suatu ahli profesi yang sering disebut dengan ahli gizi. Ahli
gizi merupakan suatu profesi yang sangat menarik jika dicermati dengan baik. Pada dasarnya ahli gizi
yang mengatur serta erencanakan suatu keseimbangan gizi bagi tiap-tiap individu memiliki prospek
yang layak untuk masa depan.
Dalam pendeskripsian pekerjaan atau jobdesc ahli gizi memiliki tugas atau tanggung jawab yaitu
sebagai pendesign langsung menu makanan yang cocok digunakan untuk wanita yang sedang ingin
mengikuti program diet.
Dalam mendisign suatu makanan seorang ahli gizi merancang sebuah menu makanan untuk diet
berdasarkan menghitung jumlah vitamin, karbohidrat, lemak, mineral yang diperlukan, menghitung
jumlah kalori yang harus dibakar, mengevaluasi diet untuk menentukan apakah mereka benar-benar
membantu individu untuk tetap sehat dan atau menurunkan berat badan, dan mengajarkan orang untuk
makan makanan sehat. Ahli gizi dapat mengkhususkan diri dalam mencegah dan atau mengobati
suatu jenis penyakit atau gangguan (jantung, diabetes, pencernaan, obesitas, dll).
Dari sini prospek kerja akan menjanjiakan untuk gaji yang didapatkan. Untuk gajai dari ahli gizi pada
dasarny sangat bervariasi akan tetapi pada umumnya bekisar Rp. 2.000.000 sampai dengan Rp
4.000.000. Akan tetapi penghasilan seorang ahli gizi akan bertambah jika mereka banyak diundang
untuk pembicara seminar.
Selain itu jenjang karir yang bisa ditempuh bisa sangat beragam akan tetapi pada umumnya ahli gizi
ingin menduduki Research and Development (R and D).
Selain itu jenjang karir yang ada pada ahli gizi juga banyak ditempati sebagai peneliti, dosen pangan
dan gizi, bekerja sebagai konsultan diet, bekerja di klinik untuk member konsultasi bagi pasien
obesitas, spesialis kesehatan masyarakat, dengan pendidikan tambahan (biasanya gelar master atau
lebih tinggi) dan atau pengalaman
Sebagai tindak lanjut diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan
Pangkat Pegawai Negeri Sipil, dalam bidang kesehatan khususnya jabatan fungsional  gizi atau
nutrisionis kemudian diterbitkan beberapa peraturan yang mengaturnya. Dasar hukum yang mengatur
jabatan fungsional nutrisionis, antara lain mengatur hal-hal terkait dengan bidang pelayanan gizi,
makanan dan dietetik, ditetapkan dengan keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
23/KEP/M.PAN/4/2001 tanggal 4 April 2001 tentang Jabatan Fungsional Nutrisionis dan Angka
Kreditnya. Keputusan tersebut kemudian ditindak lanjuti dengan Keputusan Bersama Menteri
Kesehatan dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 894/MENKES/SKB/VIII/2001 dan nomor
35 tahun 2001 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Nutrisionis dan Angka Kreditnya.
Beberapa pengertian harus dipahami rekan-rekan nutrisionis terkait tugas pokok fungsi dan kegiatan
seorang nutrisionis  sesuai Keputusan MenPan Nomor 23/KEP/M.PAN/4/2001 tersebut. Beberapa
pengertian tersebut antara lain :
Nutrisionis : Adalah PNS yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh
pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan teknis fungsional di bidang pelayanan gizi,
makanan dan dietetik baik di masyarakat maupun rumah sakit ( pasal 1 )
Nutrisionis Trampil : Adalah jabatan fungsional nutrisionis ketrampilan yang pelaksanaan tugasnya
meliputi kegiatan teknis operasional yang berkaitan dengan prinsip, konsep dan metode operasional
kegiatan di bidang pelayanan gizi, makanan dan dietetik ( pasal 1 ayat 2 )
Nutrisionis Ahli : Adalah jabatan fungsional nutrisionis keahlian yang pelaksanaan tugasnya meliputi
kegiatan teknis yang berkaitan dengan pengembangan pengetahuan, penerapan konsep, teori, ilmu dan
seni  untuk mengelola kegiatan pelayanan gizi, makanan dan dietetik serta pemberian pengajaran
dengan cara sistematis dan tepat guna di bidang pelayanan gizi, makanan dan dietetik ( pasal 1 ayat
3)
Jenjang jabatan nutrisionis dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi adalah sebagai berikut :
( Bab IV Pasal 6 )
Nutrisionis Terampil terdiri dari :
Nutrisionis Pelaksana – terdiri dari pangkat dan golongan ruang Pengatur, golongan ruang II/c dan
Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d
Nutrisionis Pelaksana Lanjutan – terdiri dari Penata Muda, golongan ruang III/a dan Penata Muda
Tingkat I, golongan ruang III/b
Nutrisionis Penyelia – terdiri dari pangkat dan golongan ruang Penata, golongan ruang III/c dan
Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/d
Nutrisionis Ahli terdiri dari :
Nutrisionis Pertama – termasuk dalam katagori ini pada pangkat dan golongan ruang Penata Muda,
golongan ruang III/a dan Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b
Nutrisionis Muda – Penata, golongan ruang III/c dan Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/d
Nutrisionis Madya – Pembina, golongan ruang IV/a, Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b, serta
Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c
Jabatan Fungsional Nutrisionis :  Adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab
dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan teknis
fungsional di bidang pelayanan gizi, makanan dan dietetik, baik di masyarakat maupun rumah sakit,
pada perangkat pemerintah propinsi, kabupaten, kota dan unit pelaksana kesehatan lainnya.
Pelayanan Gizi : Adalah upaya pelayanan gizi, makanan dan dietetik adalah suatu usaha yang
merupakan suatu rangkaian kegiatan yang meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis, sim,pulan,
anjuran, implementasi dan evaluasi gizi, makanan dan dietetik dalam rangka mencapai status
kesehatan optimal dalam kondisi sehat atau sakit serta melindungi masyarakat dari malpraktek di
bidang gizi, makanan dan dietetik.
Masyarakat : Adalah sekelompok orang – orang yang mempunyai keinginan yang sama dalam
bidang gizi, makanan, dan dietetik, berada di bawah suatu wadah atau institusi seperti Rumah Sakit,
Klinik, Puskesmas, Pusat Kebugaran, Pusat Latihan, Lembaga Pemasyarakatan, Panti dan lain – lain
untuk mencapai status kesehatan optimal khususnya yang berkaitan dengan gizi, makanan dan
dietetik.

Gizi : Adalah pengetahuan tentang makanan, mekanisme pencernaan makanan di dalam tubuh
manusia serta keterkaitan makanan dengan kesehatan.

Makanan : Makanan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hewani, hayati dan air, yang
dimasak atau diolah, atau tanpa dimasak/ diolah yang dipergunakan untuk konsumsi manusia
Dietetik : Kegiatan praktek dan penerapan ilmu dan seni pengaturan macam dan jumlah makanan
berdasarkan kondisi kesehatan, status medis, kebutuhan gizi dan sosial ekonomi klien, baik untuk
individu sehat atau sakit yang betujuan memberikan terapi gizi medis.
Diet : Adalah pengaturan macam dan jumlah makanan yang disusun berdasarkan kebutuhan gizi
individu dan bertujuan untuk memenuhi gizi klien sesuai dengan kondisi klien.
Status Gizi: Adalah keadaan gizi individu setelah dilakukan dengan suatu pengukuran dengan
membandingkan dua parameter, kemudian dirujuk dengan standar gizi yang berlaku. Keadaan gizi
dinyatakan baik, kurang atau buruk.
Standar: Adalah suatu acuan yang bersifat khusus/teknis dan dibakukan, digunakan sebagai dasar
atau patokan untk melakukan tindakan lebih lanjut.
33
H. DIETISIEN

Dietitian ~ adalah ahli gizi yang telah melalui penyetaraan formal gelar RD (Registered Dietitian). Di
Indonesia, seorang dietisien adalah tenaga kesehatan profesional yang memiliki kualifikasi universitas
terakreditasi di bidang atau program.
Pernahkah Anda mengalami gangguan pada gizi atau pola makanan Anda ? tentu saja sebagain dari
kita pernah mengalami hal tersebut. Dalam hal ini ada seseorang yang mempelajari secara khusus
pengetahuan serta keterampilan yang ada yang berhubungan dngan gizi. Seseorang tersebut lebih
dikenal dengan dietisien.
Dietisien merupakan seorang nutrisionis yang secara khusus mempelajari serta melakukan praktik dari
pengetahuan dari lembaga formal atau masa kerja yang telah tercatat resmi di persatuan ahli gizi atau
PERSAGI.
Dietisien pada umumnya bekerja pada unit-unit pelayanan yang ada untuk menyelenggarakan
berbagai praktik terapi dietik. Mungkin diantara kita semua dietisien merupakan salah satu istilah
yang jarang trdengar. Akan tetapi sesungguhnya dietisien merupakan seseorang yang telah memiliki
keahlian khusus dibidang makanan, gizi, kesehatan, dan penyakit lainnya.
Berdasarkan suatu pengkajian yang khusus atas dasar pencatatan yang resmi ia memberikan berbagai
konsultas pada pasien yang benar-benar membutuhkan terapi diet sesuai anjuran dari dokter
sebelumnya.
Dietisien juga bertanggungjawab secara khusus mendeskripsikan dan menjelaskan tentang keadaan
atau kondisi dari pasien tersebut. Dietisien membuat suatu pola atau menu makanan yang cocok untuk
pasien. Ia juga bertanggungjawab penuh atas serat yang harus dikonsumsi oleh pasiennya.
Seorang dietisien mengontrol serta memonitoring segala efek dan dampak dari konsumsi makanan
yang telah ia anjurkan. Seorang dietisien menganjurkan atau memberikan masukan kepada dokter atas
produk-produk yang cocok untuk kebutuhan pasien yang meliputi suplemen pasien yang secara
khusus dijual dipasaran.

Anda mungkin juga menyukai