MAKALAH Hepatitis 12 (Hepatitis)
MAKALAH Hepatitis 12 (Hepatitis)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan inflamasi padasel- sel hati
yang menghasilakan kumpulan perubahan klinis, biokimia serta seluler yang khas.Sampai saat ini telah
teridentifikasi lima tipe hepatitis virus yang pasti: hepatitis A, B, C, D, E.Hepatitis A dan E mempunyai cara
penularan yang serupa ( jalur fekal – oral ) sedangkanhepatitis B, C, dan D memilki banyak karateristik yang
sama.Hepatitis kemungkinan terjadi sebagai infeksi sekunder selama perjalanan infeksi denganvirus-virus
lainnya, seperti :
•Cytomegalovirus
•Virus Epstein-Barr
•Virus Herpes simplex
•Virus Varicella-zosterKlien biasanya sembuh secara total dari hepatitis, tetapi kemungkinan mempunyai
penyakitliver residu. Meskipun angka kematian hepatitis relatif lama, pada hepatitis virus akut bisaberakhir
dengan kematian.
Tujuan umum
Mahasiswa dapat mengetahui masalah tentang hepatitis dan asuhan keperawatan pada kliendengan hepatitis.
Tujuan Khusus
1
BAB II
PEMBAHASAAN
A. Pengertian hepatitis
Hepatitis adalah keadaan radang atau cedera pada hati, sebagai
reaksi terhadap virus, obat atau alkohol (FKAUI, 2006). Hepatitis adalah
infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler
yang khas.
Hepatitis virus akut adalah infeksi sistemik yang dominan menyerang hati.
Hampir semua kasus hepatitis virus akut disebabkan oleh salah satu dari lima jenis
virus yaitu: virus hepatitis A (HAV), virus hepatitis B (HBV), virus hepatitis C
(HCV), virus hepatitis D (HDV) dan virus hepatitis E (HEV).
2
Usia Semua kelompok umur secara umum rawan terhadap
infeksi VHA. Insidens tertinggi pada populasi orang sipil, anak sekolah,
tetapi dibanyak negara di Eropa Utara dan Amerika Utara ternyata
sebagian kasus terjadi pada orang dewasa. Di negara berkembang dimana
kondisi hygiene dan sanitasi sangat rendah, paparan universal terhadap
VHA teridentifikasi dengan adanya prevalensi anti-VHA yang sangat
tinggi pada tahun pertama kehidupan dan tentu saja gambaran usia
prevalensi anti-HAV benar-benar tergantung pada kondisi-kondisi sosio-
ekonomi sebelumnya.
2. Hepatitis B
Infeksi virus hepatitis B (VHB) masih merupakan masalah yang besar di
Indonesia karena prevalensi yang tinggi dan komplikasinya. Di daerah dengan
endemic tinggi, infeksi VHB biasanya terjadi melalui infeksi perinatal.
Hepatitis B biasanya ditularkan dari orang ke orang melalui darah
(penerima produk darah, pasien hemodialisa, pekerja kesehatan atau terpapar
darah). Virus hepatiitis B ditemukan di cairan tubuh yang memiliki konsentrasi
virus hepatitis B yang tinggi seperti semen, sekret servikovaginal, saliva, dan
cairan tubuh lainnya sehingga cara transmisi hepatitis B yaitu transmisi seksual.
Cara transmisi lainnya melalui penetrasi jaringan (perkutan) atau permukosa yaitu
alat-alat yang tercemar virus hepatitis B seperti sisir, pisau cukur, alat makan,
sikat gigi, tato, akupuntur, tindik, alat kedokteran, dan lain-lain.
3. Hepatitis C
HCV adalah virus hepatitis yang mengandung RNA rantai tunggal. Faktor-
faktor yang terkait erat dengan terjadinya infeksi HCV adalah penggunaan
narkoba suntik (injection drug user, IDU) dan menerima tranfusi
darah. Tingkat ekonomi yang rendah, perilaku seksual resiko tinggi, tingkat
edukasi yang renda, bercerai atau hidup terpisah dengan pasangan resmi.
4. Hepatitis D
Definisi hepatitis secara umum adalah proses inflamasi pada hati. Hepatitis
dapat disebabkan oleh virus hepatitis. Pada saat ini setidaknya sudah dapat
diidentifikasi beberapa jenis virus hepatitis. Sesuai dengan urutan saat
diidentifikasi, virus-virus tersebut diberi sebutan sebagai virus hepatitis
A,B,C,D,dan E.
3
5. Hepatitis E
HEV RNA terdapat dalam serum dan tinja selama fase akut. Hepatitis
sporadik sering terjadi pada anak dan dewasa muda di negara sedang berkembang.
Penyakit ini epidemi dengan sumber penularan melalui air.
Hepar atau hati adalah organ terbesar yang terletak di sebelah kanan atas
rongga abdomen. Pada kondisi hidup hati berwarna merah tua karena kaya
akan persediaan darah (Sloane, 2004). Hati merupakan kelenjar terbesar
dalam tubuh manusia dengan berat kurang lebih 1,5 kg (Junqueira &
Carneiro., 2007). Sebagian besar hepar terletak di profunda arcus costalis
dextra dan hemidiaphragma dextra memisahkan hepar dari pleura, pulmo,
pericardium, dan cor. Hepar terbentang ke sebelah kiri untuk mencapai
hemidiaphragma sinistra (Snell, 2006). Hepar terbagi menjadi empat lobus, yakni
lobus dextra, lobus caudatus, lobus sinistra, dan lobus qaudatus. Terdapat lapisan
jaringan ikat yang tipis, disebut dengan kapsula Glisson, dan pada bagian luar ditutupi
oleh peritoneum. Darah arteria dan vena berjalan di antara sel-sel hepar melalui
sinusoid dan dialirkan ke vena centralis. Vena centralis pada masing-masing
lobulus bermuara ke venae hepaticae. Dalam ruangan antara lobulus-lobulus
4
terdapat canalis hepatis yang berisi cabang-cabang arteria hepatica, vena
portae hepatis, dan sebuah cabang ductus choledochus (trias 12 hepatis).
(Sloane, 2004)
Selain cabang-cabang vena porta dan arteri hepatika yang mengelilingi
bagian perifer lobulus hati, juga terdapat saluran empedu yang membentuk
6 kapiler empedu yang dinamakan kanalikuli empedu yang berjalan diantara
lembaran sel hati (Amirudin, 2009).
a) Lobus kanan dan kiri hati
Berfunsi unuk sebagai pusat pemrosesan utama bagi hati, disinilah hati
menjalankan fungsi fungsinya seperti menyahtoksik darah dan menghasilkan
empedu
b) Ligamentum falsiformis
Berfungsi untuk membentuk ligamen bulat dan menghubungkan hati ke
umbilikus
c) Ligamen koroer
Berfungsi untuk menghubungkan bagian superior hati ke diafragma
d) Ligamen triangular kiri
Berfungsi untuk menghubungkan ujung hati ke diafragma
e) Ligamen teres
Berfungsi untuk membagi bagian kiri hati menjadi bagian medial dan lateral
f) Lobus quadartus
Berfungsi untuk membantu proses metabolisme tubuh
g) Empedu
Berfungsi untuk membantu penyerapan lemak ke dalam tubuh dan kerja hati
dalam sistem ekresi atau proses pengeluaran zat
h) Ductus biliaris
Berfungsi untuk suatu saluran yang mengalirkan empedu dari hepar ke dalam
duodenum
5
berikut adalah gambar hati sehat dan hati yang telah terkena hepatitis
D. Hepatitis A
Etiologi
1. Karakteristik virus:
Golongan enterovirus RNA
Diameter 27 nm
Dideteksi pada akhir masa inkubasi dan fase pre ikterik
2. cara penularan:
virus hepatitis A
6
ditularkan melalui air dan makanan yang tercemar, namun hampir
sebagian besar infeksi HAV didapat melalui transmisi endemic atau sporadic
yang sifatnya tidak begitu dramatis.
Manifestasi klinis
Gejala hepatitis akan muncul dalam waktu dua minggu atau satu bulan setalah
tertular virus, berikut gejalanya:
Demam
flu
Pembengkakan hati
Perut terasa sakit
Hilang nafsu makan
Mual, muntah
Mengalami penykit kuning yaitu kulit dan selaput mata berwarna kuning
BAB warna pucat (gray coloured)
Urine gelap seperti teh
Penata laksanaan:
Istirahat (jangan mudah lelah)
Pemberian infus
Infeksi hepatitis A tidak menyebabkan penyakit liver jangka panjang (kronik)
dan jarang berakibat fatal. Sistem kekebalan tubuh penderita dapat membasmi
virus hepatitis A.
E. Hepatitis B
7
Etiologi
1. Karakteristik virus
Virus DNA
Diameter 42 nm, berkapsul ganda
Memiliki lapisan permukaan dengan inti didalamnya
Ditemukan didalam serum, disebut juga dengan partikel “dane”
Didalam serum ditemukan partikel lain yang berbentuk bulat dan tubuler,
merupakan virus yang tidak lengkap yaitu HbsAg (untuk pembuatan
vaksin)
Replikasi ditunjukkan oleh HbeAg (menunjukkan tanda infektivitas)
2. Cara penularan
Hepatitis B biasanya ditularkan dari orang ke orang melalui darah
(penerima produk darah, pasien hemodialisa, pekerja kesehatan atau terpapar
darah).
Menifistasi klinis
HB akut (gejala awal)
Periode gejala berlangsung selama 1-4 bulan setelah terkena virus
Kelelahan (mudah lelah dalam melakukan aktifitas)
Kehilangan nafsu makan
Mual dan muntah
Ikterus atau kulit dan mata yg berubah menguning
HB kronis, akan melemahkan peran hati dalam menjaga sistem kekebalan tubuh,
memproduksi enzim, menyimpan nutrisi seperti gula, lemak, dan mineral.
Gejala yang muncul:
Kelelahan (mudah lelah dalam melakukan aktifitas)
Nyeri otot
Kehilangan nafsu makan
Mual,muntah
Urin berwarna kegelapan seperti teh
Demam ringan sekitar 39,5 derajat celcius
8
Sakit perut dibagian atas
Ikterus atau mata yang berubah kekuningan
Pembuluh darah terlihat seerti labalab pada kulit yang disebut spider
angioma
Penata laksanaan
HB akut
Beristirahat
Menghindari kontak erat
Mengkonsumsi nutrisi serta cairan yang adekuat sehingga tubuh anda
dapat melawan infeksi
Orang yang berkontak dengan anda sebaiknya diberikan imunoglobin dan
vaksin dalam 2 minngu setelah paparan
HB kronis
Obat antivirus
Beberpa obat antivirus seperti epivir, adefovir, telbivudin dan entacavir.
Interferon alfa-2b (intron A) MERUPAKAN OBAT SINtetik dari
substansi yang diproduksi tubuh untuk melawan infeksi terutama untuk
orang dewasa yang tidak mau melakukan terapi panjang
Transplantasi hati
Jika hati anda mengalami kerusakan yang berat, dapat dilakukan
transplantasi hati, saat transplantasi hati dokter bedah akan ,engangkat hati
yang rusak dan mengganti dengan hati yang sehat.
Pencegahan HB
Vaksin HB
Berhenti melakukan hubungan dengan banyak orang
Memakai alat medis yang steril
F. Hepatitis C
9
Etologi
1. Karakteristik virus
Virus RNA yang terbungkus lemak
Diamter 30-60 nm
2. Penularan
Berbagi peralatan pribadi seperti: sikat gigi, gunting, gunting kuku, dengan
penderita
Memakai alat medis yang tidak steril
Penerima donor darah dari penderita yang terkena hepatitis
Menifestasi klinis
Masa inkubasi 2-26 minngu atau 60-120 hari
Lemas
Tidak nafsu makan
Penyakit kuning
Penata laksanaan
Obat antivirus seperti: sofosbuvir, simeprevir,dan tritonafir
Olahraga secara teratur
Tidak berbagi dalam pemakaian alat pribadi
Menghindari konsumsi obat tanpa anjuran dokter
G. Hepatitis D
10
Etiologi
1. Karakteristik virus
Virus RNA
Diameter 35nm
Membutuhkan HbsAG untuk berperan sebagai lapisan luar partikel
2. penularan
air liur
darah
kehamilan (dari ibu ke janin)
cairan sperma
cairan vagina
Manifestasi klinis
masa inkubasi 21-45
HD sering timbul di negara eropa
Kulit dan mata kuning
Mual muntah
Nyeri perut
Warna urine gelap seperti teh
Tampak bingung
Memar dan perdarahan
Penata laksanaa
Pengobatan hepatitis D perlu dilakukan sesegera mungkin, untuk mencegah
terjadinya gagal hati dan komplikasi serius lainnya. Meski hingga saat ini belum ada
pengobatan yang memuaskan untuk penyakit ini, pengobatan menggunakan interferon
11
pada pengidap hepatitis D dilakukan dengan penyuntikkan setiap minggu, selama 12-
18 bulan.
Lebih lanjut lagi, pengobatan hepatitis D biasanya juga akan terfokus pada
observasi terhadap pemeriksaan fungsi hati. Bagi pengidap hepatitis D yang telah
mengalami kerusakan hati akibat sirosis atau fibrosis, operasi cangkok hati dapat
menjadi solusi. Operasi ini dilakukan dengan mengangkat hati pengidap yang sudah
rusak, lalu menggantinya dengan hati yang masih sehat dari pendonor.
H. Hepatitis E
Etiologi
1. Karakteristik virus
2. Penularan
virus hepatitis E biasanya ditularkan ketika seseorang mengonsumsi air atau
makanan yang telah terkontaminasi feses orang lain yang terinfeksi virus ini.
Penularan bahkan tetap bisa terjadi jika Anda hanya menelan sedikit saja.
Manifestasi klinis
1. Masa inkubasi 2-7 minggu setelah terkena virus HE
12
2. Warna kulit dan mata menguning
3. Urin warna seperti teh
4. Nyeri perut
5. Hilang nafsu makan
6. Mual muntah
7. Kelelahan
Penatalaksanaan
I. Komplikasi hepatitis
1. Hipertermia berhubungan dengan invansi agent dalam sirkulasi darah sekunder
terhadap implamasi hepar
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
perasaan tidak nyaman di quadran kanan atas, gangguan absorbsi dan
metabolisme pencernaan makanan
3. Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi
hati dan bendungan vena porta
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidak seimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen
5. Resiko gangguan fungsi hati
6. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
13
J. Pathway
Virus hepatitis A,B,C,D,E
Kurang
demam sub febris
pengetahuan
perut kuadran anoreksia
kanan terasa
sakt/tdk nyaman Mual, hipertermi Peradangan meluas,
muntah nekrosis, dan
regenerasi sel sel hati.
Ketidak
Nyeri seimbangan
Resiko
Akut nutrisi kurang
keseimbang Perubahan sistem
dari
cairan sirkulasi hati
kebutuhan
kurang dari
tubuh
keseimbang
an tubuh
Peningktan tekanan
dlm sirkulasi hati
Kolestatis kronis
14
Peningkatan bilirubin,
dan direct
Kerusakan
integritas
K. Pemeriksaan diagnostik
Setelah itu, pasien akan disarankan untuk menjalani beberapa pemeriksaan tambahan,
seperti:
Tes fungsi hati. Tes ini dilakukan dengan mengambil sampel darah dari pasien
untuk mengecek kinerja hati. Pada tes fungsi hati, kandungan enzim hati dalam
darah, yaitu enzim aspartat aminotransferase dan alanin aminotransferase
(AST/SGOT dan ALT/SGPT), akan diukur. Dalam kondisi normal, kedua enzim
tersebut terdapat di dalam hati. Jika hati mengalami kerusakan akibat peradangan,
kedua enzim tersebut akan tersebar dalam darah sehingga naik kadarnya. Meski
demikian, perlu diingat bahwa tes fungsi hati tidak spesifik untuk menentukan
penyebab hepatitis.
Tes antibodi virus hepatitis. Tes ini berfungsi untuk menentukan keberadaan
antibodi yang spesifik untuk virus HAV, HBV, dan HCV. Pada saat seseorang
terkena hepatitis akut, tubuh akan membentuk antibodi spesifik guna
memusnahkan virus yang menyerang tubuh. Antibodi dapat terbentuk beberapa
15
minggu setelah seseorang terkena infeksi virus hepatitis. Antibodi yang dapat
terdeteksi pada penderita hepatitis akut, antara lain adalah:
o Antibodi terhadap hepatitis A (anti HAV).
o Antibodi terhadap material inti dari virus hepatitis B (anti HBc).
o Antibodi terhadap material permukaan dari virus hepatitis B (anti HBs).
o Antibodi terhadap material genetik virus hepatitis B (anti HBe).
o Antibodi terhadap virus hepatitis C (anti HCV).
Tes protein dan materi genetik virus. Pada penderita hepatitis kronis, antibodi
dan sistem imun tubuh tidak dapat memusnahkan virus sehingga virus terus
berkembang dan lepas dari sel hati ke dalam darah. Keberadaan virus dalam darah
dapat terdeteksi dengan tes antigen spesifik dan material genetik virus, antara lain:
o Antigen material permukaan virus hepatitis B (HBsAg).
o Antigen material genetik virus hepatitis B (HBeAg).
o DNA virus hepatitis B (HBV DNA).
o RNA virus hepatitis C (HCV RNA).
USG perut. Dengan bantuan gelombang suara, USG perut dapat mendeteksi
kelainan pada organ hati dan sekitarnya, seperti adanya kerusakan hati,
pembesaran hati, maupun tumor hati. Selain itu, melalui USG perut dapat juga
terdeteksi adanya cairan dalam rongga perut serta kelainan pada kandung empedu.
Biopsi hati. Dalam metode ini, sampel jaringan hati akan diambil untuk kemudian
diamati menggunakan mikroskop. Melalui biopsi hati, dokter dapat menentukan
penyebab kerusakan yang terjadi di dalam hati.
16
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Askep hepatitis A
Pengkajian
Biodata
a) Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, tanggal
masuk rumahsakit, tanggal pengkajian, No register, dan dignosa medis.
b) Identitas orang tua yang terdiri dari : Nama Ayah dan Ibu, agama, alamat, pekerjaan,
penghasilan,umur, dan pendidikan terakhir.c) Identitas saudara kandung meliputi :
Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, dan hubungandengan klien.
KELUHAN UTAMA
Mata kuning sejak 4 hari yang lalu
KELUHAN TAMBAHAN
Buang air kecil berwarna seperti teh pekat, mual, muntah dan demam
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
tidak pernah menderita penyakit kuning sebelumnya, tidak pernahdisuntik kecuali
imunisasi, riwayat mendapat transfusi tidak ada.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Kompos mentis (GCS 15) Tekanan Darah : 110/70 Nadi : 82 x / menit
Pernapasan : 20 x / menit Suhu : 37,7. Berat badan : 48 kg
17
a. Review of sistem (ROS)
1. Keadaan umum
Kesadaran compasmentis, wajah tampak menyeringai kesakitan,
konjungtiva anemis, suhu badan 37,7 derajat celcius
2. Sistem respirasi
Frekuensi nafas normal (20x permenti), dada simetris, ada tidaknya
sumbatan jalan nafas, tidak gerakan cuping hidung, tidak terpasang O2,
tidak ada ronci, whezing, stridor.
3. Sistem cardiovaskular
TD: 110/70 mmhg, tidak ada odema, tidak ada pembesaran jantung,
tidak ada bunyi jantung tambahan.
4. Sistem urogenetal
Urin berwarna gelap
5. Sistem muskuloskeletal
Kelemahan disebabkan tidak adekuat nutrisi (anoreksia).
6. Abdomen
Inspeksi: abdomen ada benjolan
Auskultasi: bising usus positif pada benjolan
Palpasi: pada hepar teraba keras.
Perkusi: hipertimphani
18
Analisa data
Data Masalah
Ds: Gangguan integritas kulit/jarigan b.d
Pasien mengatakn Matanya berwarna kenaikan bilirubin
kuning sejak 4 hari yang lalu dan urine
berwarna gelap seperti teh
Do:
ditandai peradangan pada hati dengan
kenaikan bilirubin.
Ds: Resiko kehilangan cairan b.d mual muntah
pasien mengatakan mual dan muntah
Do:
hepar teraba membesar sehingga
menghimpit organ didekatnya seperti
lambung dll.
Ds: Hipertermi b.d demam
demam
Do:
TD:ll0/70mmhg
S: 37,7 drajat celcius
N: 82x/menit
19
RR: 20x/menit
DIAGNOSA
INTERVENSI
20
meningkatkan
asupan buah dan
sayur
Resiko ketidak seimbangan Keseimbangan cairan Manajemen cairan (1.03098)
cairan (L.03020) Observasi
- Asupan cairan meningkat - Monitor status
- Asupan makanan dehidrasi
meningkat - Monitor berat badan
- Dehidrasi menurun Terapeutik
- Cata intake-output
dan hitung balans
cairan 24 jam
- Berikan asupan
cairan sesuai
kebutuhan
- Berikan cairan
inravena jika perlu
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
diuretik jika perlu
Hipertermi Termoregulasi (L.14134) Manajemen hipertermia
- Pucat menurun (1.15506)
- Shu tubuh membaik Observasi
- Suhu kulit membaik - Monitor suhu tubuh
- Ventilasi membaik - Monitor komplikasi
akibat hipertermi
Terapeutik
- Lakukan
pendinginan
eksternal
- Hindari pemberian
antipiretik atau
aspirin
- Berikan oksigen jika
21
perlu
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
- Olaborasi pemberian
cairan dan elektrolit jika
perlu
Evaluasi
2. hipertmi membaik
Biodata
c) Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, tanggal
masuk rumahsakit, tanggal pengkajian, No register, dan dignosa medis.
d) Identitas orang tua yang terdiri dari : Nama Ayah dan Ibu, agama, alamat, pekerjaan,
penghasilan,umur, dan pendidikan terakhir.c) Identitas saudara kandung meliputi :
Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, dan hubungandengan klien.
Keluhan utama
Pemfis
Keadaan umum : pasien terlihat lemas karena sudah beberapa hari terakhir tidak mau
makan. Kesadaran: compos mentis. Tanda-tanda vital TD : 110/60 mmHg, S: 36,5C,
22
N: 80 x/menit, RR: 20 x/menit. Berat badan : 55 kg berat badan setelah sakit : 51 kg,
tinggi badan : 165 cm. Kepala bentuk mesocepal, simetris, tidak ada jejas, Rambut
hitam, berminyak dan agak kotor. Mata simetris, sklera icterik, konjungtiva
anemis, reaksi pupil mengecil saat terkena cahaya, isokor (3mm). Mulut
gigi bersih (tidak ada karies), mukos bibir kering, tidak ada lesi, terdapat
bau mulut dan lidah tampak kotor dan pucat. Leher tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid, tidak ada penggunaan otot assesoris pernafasan.
Abdomen simetris, perut berbentuk datar, tidak ada lesi, tidak
asites, tidak ada jejas dan luka, peristaltik usus 10x/menit, bunyi tympani,
hepar teraba membesar di region abdomen kanan atas 2 jari dibawah costa, tidak rata,
agak keras, terdapat nyeri tekan.
Analisa data
Data Masalah
Ds: Nyeri akut b.d px mengatakan nyeri abdomen
Px mengatakan sakit pada perut bagian dibagian kanan atas
kanan atas sampai tembus ke belakang
Do: hepar teraba membesar, agak keras dan
tidak rata.
Ds: Kekurangan nutrisi b.d px mengatakan badan
Px mengatakan badan lemas dan tidak lemas dan tidak mau makan
nafsu makan
Do :
Rasa sakit karna pembengkakan pada hati
menyebabkan ketidaknyamanan dan
kurangya nafsu makan.
TD: 110/60 mmHg, S: 36,5C,
N: 80 x/menit, RR: 20 x/menit
Diagnosa
23
intervensi
nyeri
- Identifikasi respon
- Identifikasi faktor
yang memperberat
dan mengurangi
nyeri
Terapeutik
farmakologis untuk
tidur
- Pertimbangkan jenis
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
24
Edukasi
- Jelaskan penyebab,
nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik jika perlu
Kekurangan nutrisi Status nutrisi (L.03030) Manajemen nutrisi (l.03ll9)
- Porsi makanan yang Observasi
dihabiskan - Identifiksi status
cukupmeningkat nutrisi
- Verbalisasi keinginan - Identifikasi makanan
untuk meningkatkan yang disukai
nutrisi meningkat - Identifikasi kalori dan
- Nafsu makan membaik kebutuhan nutrien
- Frekuensi makan - Monitor asupan
membaik makanan
Terapeutik
- Lakukan oral hygine
sebelum makan jika
perlu
- Sajikan makanan
yang menarik dan
suhu yang sesuai
- Berikan makanan
tinggikalori dan
25
tinggiprotein
- Berikan suplemen
makan jika perlu
Edukasi
- Anjurkan posisi
duduk jika perlu
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan
- Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrien jika di
perlukan, jika perlu
Evaluasi
PENGKAJIAN
1. Identitas px, meliputi : nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan,
pendidikan, alamat, tanggal MRS, diagnosa medis, no. register.
2. Keluhan utama:
demam 5 hari, ikterik. Ada mual dan muntah
pemfis
Kepala bentuk mesocepal, simetris, tidak ada jejas, Rambut hitam,
berminyak dan agak kotor. Mata simetris, sklera icterik, konjungtiva
anemis, reaksi pupil mengecil saat terkena cahaya, isokor (3mm). Mulut
gigi bersih (tidak ada karies), mukos bibir kering, tidak ada lesi, terdapat
bau mulut dan lidah tampak kotor dan pucat. Leher tidak ada pembesaran
26
kelenjar tiroid, tidak ada penggunaan otot assesoris pernafasan.
Abdomen simetris, perut berbentuk datar, tidak ada lesi, tidak
asites, tidak ada jejas dan luka, peristaltik usus 10x/menit, bunyi tympani,
hepar teraba membesar di region abdomen kanan atas 2 jari dibawah costa, tidak rata,
agak keras, terdapat nyeri tekan. TTV : TD: ll0/70mmhg, S: 39˚C, N: 75x/menit, RR:
22x/menit.
Analisa data
Data Masalah
Ds: Hipertermi
pasien mengatakan demam selama 5
hari dan mata menguning.
Do:
TD: ll0/70mmhg, S: 39˚C, N:
75x/menit, RR: 22x/menit.
Kenaikan pada bilirubin
Ds: Ketidak seimbangan cairan
27
pendinginan
eksternal
- Hindari pemberian
antipiretik atau
aspirin
- Berikan oksigen jika
perlu
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
Olaborasi pemberian cairan
dan elektrolit jika perlu
Ketidak seimbangan cairan Keseimbangan cairan Manajemen cairan (1.03098)
(L.03020) Observasi
- Asupan cairan meningkat - Monitor status
- Asupan makanan dehidrasi
meningkat - Monitor berat badan
- Dehidrasi menurun Terapeutik
- Cata intake-output
dan hitung balans
cairan 24 jam
- Berikan asupan
cairan sesuai
kebutuhan
- Berikan cairan
inravena jika perlu
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
diuretik jika perlu
Evaluasi
l. hipertermi membaik
28
D. Askep hepatitis c
PENGKAJIAN
3. Identitas px, meliputi : nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan,
pendidikan, alamat, tanggal MRS, diagnosa medis, no. register.
4. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
pasien mengatakan suhu tubuhnya tinggi dan nyeri perut kanan atas
Sakit kepala, cepat lelah, mual muntah, demam, nyeri perut kanan atas
5. Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita
7. Pemeriksaan Fisik
tidaknya sumbatan jalan nafas, tidak ada gerakan cuping hidung, tidak terpasang
29
5. Sistem muskuloskeletal : kelemahan disebabkan tidak adekuatnya nutrisi
(anoreksia)
6. Abdomen :
Perkusi : hypertimpani
Analisa data
Data Masalah
Ds: Hipertemi b.d suhu tubuh tinggi
sakit kepala
Ds:
Do:
DIAGNOSA
INTERVENSI
nyeri
- Identifikasi respon
- Identifikasi faktor
yang memperberat
dan mengurangi
31
nyeri
Terapeutik
farmakologis untuk
tidur
- Pertimbangkan jenis
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab,
nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
l. hipertermi membaik
32
2. nyeri akut membaik
E. Askep hepatitis D
PENGKAJIAN
1. Identitas px, meliputi : nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan,
pendidikan, alamat, tanggal MRS, diagnosa medis, no. register.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
pasien mengatakan matanya menjadi kuning, demam dan sakit pada perut bagian atas
selama 3 hari, sudah di obati dengan obat maag dan ibu profen tapi tidak kunjung
sembuh
mual muntah, demam, nyeri perut kanan atas, tidak napsu makan.
Keadaan umum : pasien terlihat lemas karena sudah beberapa hari terakhir tidak mau
N: 80 x/menit, RR: 20 x/menit. Berat badan : 55 kg berat badan setelah sakit : 51 kg,
tinggi badan : 165 cm. Kepala bentuk mesocepal, simetris, tidak ada jejas, Rambut
hitam, berminyak dan agak kotor. Mata simetris, sklera icterik, konjungtiva
33
anemis, reaksi pupil mengecil saat terkena cahaya, isokor (3mm). Mulut
gigi bersih (tidak ada karies), mukos bibir kering, tidak ada lesi, terdapat
bau mulut dan lidah tampak kotor dan pucat. Leher tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid, tidak ada penggunaan otot assesoris pernafasan. Abdomen simetris,
perut berbentuk datar, tidak ada lesi, tidak asites, tidak ada jejas dan luka, peristaltik
usus 10x/menit, bunyi tympani, hepar teraba membesar di region abdomen kanan atas
2 jari dibawah costa, tidak rata, agak keras, terdapat nyeri tekan.
Analisa data
Data Masalah
Ds : pasien mengatakan mata menguning Kerusakan integritas kuli/jaringan b.d
ikterik.
Ds: pasien mengatakan sakit pada perut Nyeri akut b.d pembengkakan pada hepar
Ds: pasien mengatakan tidak tau apa apa Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya
Diagnosa
34
l. kerusakan inetgritas kulit dan jaringan (D.0l39)
Intervensi
cairan
Nyeri akut Tingkat nyeri (L.08066) Manajemen nyeri (l.08238)
35
- Identivikasi skala
nyeri
- Identifikasi respon
- Identifikasi faktor
yang memperberat
Terapeutik
farmakologis untuk
tidur
- Pertimbangkan jenis
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab,
nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor
36
nyeri secara mandiri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
dan sehat
Terapeutik
pendidikan kesehatan
- Jadwalkan
pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan
untuk bertanya
Edukasi
37
yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
- Ajarkan perilaku
mempengaruhi
dan sehat
38
Evaluasi
F. Askep hepatitis E
PENGKAJIAN
1. Identitas px, meliputi : nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan,
pendidikan, alamat, tanggal MRS, diagnosa medis, no. register.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Pasien mengatakan sejak 4 hari yang lalu tidak nafsu makan dan cepat lelah, 2
hari yang lalu BAK berwarna kuning keruh seperti teh, matanya berwarna kuning
Mata menguning, urin berwarna kuning keruh seperti teh, tidak nafsu makan dan
cepat lelah.
3. Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita
4. Riwayat penyakit keluarga berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit
39
Analisa data
Data Maslah
Ds : pasien mengatakan sejak 2 hari matanya Kerusakan integritas kulit/jaringan bd
Ds : pasien mengatakan 4 hari tidak nafsu Resiko difisit nutrisi bd kehilangan nafsu
badan
RR: 20x/menit
Diagnosa
Intervensi
40
periode diare
- Ubah posisi 2 jam
jika tirah baring
Edukasi
- Anjurkan minum air
yang cukup
- Anjurkan
meningkatkan nutrisi
yang cukup
Anjurkan meningkatkan
membaik makanan
Terapeutik
- Lakukan oral hygine
sebelum makan jika
perlu
- Sajikan makanan
yang menarik dan
suhu yang sesuai
- Berikan makanan
tinggikalori dan
tinggiprotein
- Berikan suplemen
makan jika perlu
41
Edukasi
- Anjurkan posisi
duduk jika perlu
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan
- Kolaborasi dengan
menentukan jumlah
nutrien jika di
Evaluasi
42
BAB 1V
PENUTUP
Kesimpulan
Hepatitis virus adalah suatu proses peradangan difus pada hati yang
disebabkan oleh virus hepatitis. Hingga saat ini telah dikenal 5 tipe virus penyebab hepatitis
yaitu VHA, VHB, VHC, VHD, VHE. Selain itu baru-baru ini ditemukan infeksi hati yang
disebabkan oleh VHF dan VHG. Berdasarkan waktunya, hepatitis virus dapat dibagi menjadi
hepatitis akut dan kronis. Pada beberapa kasus, hepatitis akut dapat berkembang menjadi
kronis, dan sebaliknya hepatitis kronis dapat sembuh sendiri. Pada umumnya hepatitis kronis
merupakan kondisi yang serius, namun gejala pada pasien dapat bermacammacam tergantung
derajat penyakitnya. Gejala hepatitis virus dimulai dengan gejala prodromal yang bersifat
sistemik, dapat berupa anoreksia, mual, muntah, lemah, lesu nyeri sendi, nyeri otot, sakit
kepala, fotofobia, faringitis, batuk, serta demam. Sebelum timbul gejala jaundice dapat
ditemukan urin yang berwarna gelap dan feses berwarna dempul. Dengan munculnya gejala
jaundice, gejala prodromal biasanya berkurang. Dapat ditemukan pembesaran hepar lunak
dan nyeri pada kuadran kanan atas. Dapat juga ditemukan pasien dengan gejala kolestatik dan
splenomegali. Memasuki fase penyembuhan, gejala prodromal menghilang namun
pembesaran hepar dan kelainan biokimia pada hepar masih ada. Penatalaksanan pada
hepatitis virus lebih bersifat suportif, yakni dengan tirah baring dan pengaturan diet makanan.
Dapat juga diberikan obat-obatan untuk mengurangi keluhan simtomatis. Pada kasus yang
tidak berkomplikasi, penyembuhan dimulai satu atau dua minggu setelah awitan ikterus dan
berlangsung hingga 6 minggu. Namun pada beberapa kasus, dapat berkembang menjadi
hepatitis kronis. Komplikasi yang paling ditakuti dari hepatitis kronis adalah sirosis hepatis
dan karsinoma hati primer.
43
DAFTAR PUSTAKA
1. Sanityoso, A. Hepatitis Virus Akut. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi V.
Jakarta. Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;
2009.
2. Dienstag J.L., Isselbacher K.J.,Acute Viral Hepatitis. In: Eugene Braunwauld et al.
44