Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan inflamasi padasel- sel hati
yang menghasilakan kumpulan perubahan klinis, biokimia serta seluler yang khas.Sampai saat ini telah
teridentifikasi lima tipe hepatitis virus yang pasti: hepatitis A, B, C, D, E.Hepatitis A dan E mempunyai cara
penularan yang serupa ( jalur fekal – oral ) sedangkanhepatitis B, C, dan D memilki banyak karateristik yang
sama.Hepatitis kemungkinan terjadi sebagai infeksi sekunder selama perjalanan infeksi denganvirus-virus
lainnya, seperti :
•Cytomegalovirus
•Virus Epstein-Barr
•Virus Herpes simplex
•Virus Varicella-zosterKlien biasanya sembuh secara total dari hepatitis, tetapi kemungkinan mempunyai
penyakitliver residu. Meskipun angka kematian hepatitis relatif lama, pada hepatitis virus akut bisaberakhir
dengan kematian.

Tujuan umum
Mahasiswa dapat mengetahui masalah tentang hepatitis dan asuhan keperawatan pada kliendengan hepatitis.

Tujuan Khusus

 Secara khusus “ Hepatitis “ ini disusun supaya:


1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang pengertian, etiologi, klasifikasi,
manisfestasiklinis,patofisiologi, pemeriksaan penunjang,penatalaksanaan, serta proses keperawatan.
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi asuhan keperawatan pada klien dengan hepatitis.
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi pendidikan kesehatan yang diperlukan pada pasienyang
dirawat dengan keluhan hepatitis.
4. Agar makalah ini dapat menjadi bahan ajar bagi mahasiswa lainnya tentang berbagai halyang berhubungan
dengan hepatitis

1
BAB II
PEMBAHASAAN

A. Pengertian hepatitis
Hepatitis adalah keadaan radang atau cedera pada hati, sebagai
reaksi terhadap virus, obat atau alkohol (FKAUI, 2006). Hepatitis adalah
infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler
yang khas.
Hepatitis virus akut adalah infeksi sistemik yang dominan menyerang hati.
Hampir semua kasus hepatitis virus akut disebabkan oleh salah satu dari lima jenis
virus yaitu: virus hepatitis A (HAV), virus hepatitis B (HBV), virus hepatitis C
(HCV), virus hepatitis D (HDV) dan virus hepatitis E (HEV).

B. Macam macam hepatitis


1. Hepatitis A
Virus hepatitis A adalah suatu penyakit dengan distribusi global.
Prevalensi infeksi yang ditandai dengan tingkatan antibody anti-HAV telah
diketahui secara universal dan erat hubungannya dengan standar
sanitasi/kesehatan daerah yang bersangkutan. Meskipun virus hepatitis A
ditularkan melalui air dan makanan yang tercemar, namun hampir sebagian besar
infeksi HAV didapat melalui transmisi endemic atau sporadic yang sifatnya tidak
begitu dramatis.
Epidemiologi dan transmisi VHA mencakup beberapa faktor sebagai
berikut:
 Variasi musim dan geografi. Di daerah dengan 4 musim, infeksi VHA
terjadi secarea epidemic musiman yang puncaknya biasanya terjadi pada
akhir musim semi dan awal musim dingin. Penurunan kejadian VHA
akhir-akhir ini telah menunjukan bahwa infeksi VHA terbatas pada
kelompok social tertentu yaitu kelompok turis yang sering bepergian,
sehingga variasi musiman sudah tidak begitu menonjol lagi. Di daerah
tropis puncak insiden yang pernah dilaporkan cenderung untuk terjadi
selama musim hujan dan pola epidemic siklik berulang setiap 5-10 tahun
sekali, yang mirip dengan penyakit virus lain.

2
 Usia Semua kelompok umur secara umum rawan terhadap
infeksi VHA. Insidens tertinggi pada populasi orang sipil, anak sekolah,
tetapi dibanyak negara di Eropa Utara dan Amerika Utara ternyata
sebagian kasus terjadi pada orang dewasa. Di negara berkembang dimana
kondisi hygiene dan sanitasi sangat rendah, paparan universal terhadap
VHA teridentifikasi dengan adanya prevalensi anti-VHA yang sangat
tinggi pada tahun pertama kehidupan dan tentu saja gambaran usia
prevalensi anti-HAV benar-benar tergantung pada kondisi-kondisi sosio-
ekonomi sebelumnya.
2. Hepatitis B
Infeksi virus hepatitis B (VHB) masih merupakan masalah yang besar di
Indonesia karena prevalensi yang tinggi dan komplikasinya. Di daerah dengan
endemic tinggi, infeksi VHB biasanya terjadi melalui infeksi perinatal.
Hepatitis B biasanya ditularkan dari orang ke orang melalui darah
(penerima produk darah, pasien hemodialisa, pekerja kesehatan atau terpapar
darah). Virus hepatiitis B ditemukan di cairan tubuh yang memiliki konsentrasi
virus hepatitis B yang tinggi seperti semen, sekret servikovaginal, saliva, dan
cairan tubuh lainnya sehingga cara transmisi hepatitis B yaitu transmisi seksual.
Cara transmisi lainnya melalui penetrasi jaringan (perkutan) atau permukosa yaitu
alat-alat yang tercemar virus hepatitis B seperti sisir, pisau cukur, alat makan,
sikat gigi, tato, akupuntur, tindik, alat kedokteran, dan lain-lain.
3. Hepatitis C
HCV adalah virus hepatitis yang mengandung RNA rantai tunggal. Faktor-
faktor yang terkait erat dengan terjadinya infeksi HCV adalah penggunaan
narkoba suntik (injection drug user, IDU) dan menerima tranfusi
darah. Tingkat ekonomi yang rendah, perilaku seksual resiko tinggi, tingkat
edukasi yang renda, bercerai atau hidup terpisah dengan pasangan resmi.
4. Hepatitis D
Definisi hepatitis secara umum adalah proses inflamasi pada hati. Hepatitis
dapat disebabkan oleh virus hepatitis. Pada saat ini setidaknya sudah dapat
diidentifikasi beberapa jenis virus hepatitis. Sesuai dengan urutan saat
diidentifikasi, virus-virus tersebut diberi sebutan sebagai virus hepatitis
A,B,C,D,dan E.

3
5. Hepatitis E
HEV RNA terdapat dalam serum dan tinja selama fase akut. Hepatitis
sporadik sering terjadi pada anak dan dewasa muda di negara sedang berkembang.
Penyakit ini epidemi dengan sumber penularan melalui air.

C. Anatomi fisiologi hati

Hepar atau hati adalah organ terbesar yang terletak di sebelah kanan atas
rongga abdomen. Pada kondisi hidup hati berwarna merah tua karena kaya
akan persediaan darah (Sloane, 2004). Hati merupakan kelenjar terbesar
dalam tubuh manusia dengan berat kurang lebih 1,5 kg (Junqueira &
Carneiro., 2007). Sebagian besar hepar terletak di profunda arcus costalis
dextra dan hemidiaphragma dextra memisahkan hepar dari pleura, pulmo,
pericardium, dan cor. Hepar terbentang ke sebelah kiri untuk mencapai
hemidiaphragma sinistra (Snell, 2006). Hepar terbagi menjadi empat lobus, yakni
lobus dextra, lobus caudatus, lobus sinistra, dan lobus qaudatus. Terdapat lapisan
jaringan ikat yang tipis, disebut dengan kapsula Glisson, dan pada bagian luar ditutupi
oleh peritoneum. Darah arteria dan vena berjalan di antara sel-sel hepar melalui
sinusoid dan dialirkan ke vena centralis. Vena centralis pada masing-masing
lobulus bermuara ke venae hepaticae. Dalam ruangan antara lobulus-lobulus

4
terdapat canalis hepatis yang berisi cabang-cabang arteria hepatica, vena
portae hepatis, dan sebuah cabang ductus choledochus (trias 12 hepatis).
(Sloane, 2004)
Selain cabang-cabang vena porta dan arteri hepatika yang mengelilingi
bagian perifer lobulus hati, juga terdapat saluran empedu yang membentuk
6 kapiler empedu yang dinamakan kanalikuli empedu yang berjalan diantara
lembaran sel hati (Amirudin, 2009).
a) Lobus kanan dan kiri hati
Berfunsi unuk sebagai pusat pemrosesan utama bagi hati, disinilah hati
menjalankan fungsi fungsinya seperti menyahtoksik darah dan menghasilkan
empedu
b) Ligamentum falsiformis
Berfungsi untuk membentuk ligamen bulat dan menghubungkan hati ke
umbilikus
c) Ligamen koroer
Berfungsi untuk menghubungkan bagian superior hati ke diafragma
d) Ligamen triangular kiri
Berfungsi untuk menghubungkan ujung hati ke diafragma
e) Ligamen teres
Berfungsi untuk membagi bagian kiri hati menjadi bagian medial dan lateral
f) Lobus quadartus
Berfungsi untuk membantu proses metabolisme tubuh
g) Empedu
Berfungsi untuk membantu penyerapan lemak ke dalam tubuh dan kerja hati
dalam sistem ekresi atau proses pengeluaran zat
h) Ductus biliaris
Berfungsi untuk suatu saluran yang mengalirkan empedu dari hepar ke dalam
duodenum

5
berikut adalah gambar hati sehat dan hati yang telah terkena hepatitis

D. Hepatitis A

Etiologi
1. Karakteristik virus:
 Golongan enterovirus RNA
 Diameter 27 nm
 Dideteksi pada akhir masa inkubasi dan fase pre ikterik
2. cara penularan:
virus hepatitis A

6
ditularkan melalui air dan makanan yang tercemar, namun hampir
sebagian besar infeksi HAV didapat melalui transmisi endemic atau sporadic
yang sifatnya tidak begitu dramatis.

Manifestasi klinis
Gejala hepatitis akan muncul dalam waktu dua minggu atau satu bulan setalah
tertular virus, berikut gejalanya:
 Demam
 flu
 Pembengkakan hati
 Perut terasa sakit
 Hilang nafsu makan
 Mual, muntah
 Mengalami penykit kuning yaitu kulit dan selaput mata berwarna kuning
 BAB warna pucat (gray coloured)
 Urine gelap seperti teh
Penata laksanaan:
 Istirahat (jangan mudah lelah)
 Pemberian infus
Infeksi hepatitis A tidak menyebabkan penyakit liver jangka panjang (kronik)
dan jarang berakibat fatal. Sistem kekebalan tubuh penderita dapat membasmi
virus hepatitis A.

E. Hepatitis B

7
Etiologi
1. Karakteristik virus
 Virus DNA
 Diameter 42 nm, berkapsul ganda
 Memiliki lapisan permukaan dengan inti didalamnya
 Ditemukan didalam serum, disebut juga dengan partikel “dane”
 Didalam serum ditemukan partikel lain yang berbentuk bulat dan tubuler,
merupakan virus yang tidak lengkap yaitu HbsAg (untuk pembuatan
vaksin)
 Replikasi ditunjukkan oleh HbeAg (menunjukkan tanda infektivitas)
2. Cara penularan
Hepatitis B biasanya ditularkan dari orang ke orang melalui darah
(penerima produk darah, pasien hemodialisa, pekerja kesehatan atau terpapar
darah).
Menifistasi klinis
 HB akut (gejala awal)
 Periode gejala berlangsung selama 1-4 bulan setelah terkena virus
 Kelelahan (mudah lelah dalam melakukan aktifitas)
 Kehilangan nafsu makan
 Mual dan muntah
 Ikterus atau kulit dan mata yg berubah menguning

 HB kronis, akan melemahkan peran hati dalam menjaga sistem kekebalan tubuh,
memproduksi enzim, menyimpan nutrisi seperti gula, lemak, dan mineral.
Gejala yang muncul:
 Kelelahan (mudah lelah dalam melakukan aktifitas)
 Nyeri otot
 Kehilangan nafsu makan
 Mual,muntah
 Urin berwarna kegelapan seperti teh
 Demam ringan sekitar 39,5 derajat celcius

8
 Sakit perut dibagian atas
 Ikterus atau mata yang berubah kekuningan
 Pembuluh darah terlihat seerti labalab pada kulit yang disebut spider
angioma

Penata laksanaan
 HB akut
 Beristirahat
 Menghindari kontak erat
 Mengkonsumsi nutrisi serta cairan yang adekuat sehingga tubuh anda
dapat melawan infeksi
 Orang yang berkontak dengan anda sebaiknya diberikan imunoglobin dan
vaksin dalam 2 minngu setelah paparan
 HB kronis
 Obat antivirus
Beberpa obat antivirus seperti epivir, adefovir, telbivudin dan entacavir.
 Interferon alfa-2b (intron A) MERUPAKAN OBAT SINtetik dari
substansi yang diproduksi tubuh untuk melawan infeksi terutama untuk
orang dewasa yang tidak mau melakukan terapi panjang
 Transplantasi hati
Jika hati anda mengalami kerusakan yang berat, dapat dilakukan
transplantasi hati, saat transplantasi hati dokter bedah akan ,engangkat hati
yang rusak dan mengganti dengan hati yang sehat.
Pencegahan HB
 Vaksin HB
 Berhenti melakukan hubungan dengan banyak orang
 Memakai alat medis yang steril

F. Hepatitis C

9
Etologi
1. Karakteristik virus
 Virus RNA yang terbungkus lemak
 Diamter 30-60 nm
2. Penularan
 Berbagi peralatan pribadi seperti: sikat gigi, gunting, gunting kuku, dengan
penderita
 Memakai alat medis yang tidak steril
 Penerima donor darah dari penderita yang terkena hepatitis
Menifestasi klinis
 Masa inkubasi 2-26 minngu atau 60-120 hari
 Lemas
 Tidak nafsu makan
 Penyakit kuning
Penata laksanaan
 Obat antivirus seperti: sofosbuvir, simeprevir,dan tritonafir
 Olahraga secara teratur
 Tidak berbagi dalam pemakaian alat pribadi
 Menghindari konsumsi obat tanpa anjuran dokter

G. Hepatitis D

10
Etiologi
1. Karakteristik virus
 Virus RNA
 Diameter 35nm
 Membutuhkan HbsAG untuk berperan sebagai lapisan luar partikel

2. penularan
 air liur
 darah
 kehamilan (dari ibu ke janin)
 cairan sperma
 cairan vagina
Manifestasi klinis
 masa inkubasi 21-45
 HD sering timbul di negara eropa
 Kulit dan mata kuning
 Mual muntah
 Nyeri perut
 Warna urine gelap seperti teh
 Tampak bingung
 Memar dan perdarahan
Penata laksanaa
Pengobatan hepatitis D perlu dilakukan sesegera mungkin, untuk mencegah
terjadinya gagal hati dan komplikasi serius lainnya. Meski hingga saat ini belum ada
pengobatan yang memuaskan untuk penyakit ini, pengobatan menggunakan interferon

11
pada pengidap hepatitis D dilakukan dengan penyuntikkan setiap minggu, selama 12-
18 bulan.

Kendati demikian, terkadang setelah pengobatan interferon selesai dijalani,


pengidap hepatitis D masih memiliki risiko terinfeksi virus hepatitis D kembali. Oleh
karena itu, pendekatan akhir untuk mengatasi hepatitis D adalah memberantas
hepatitis B terlebih dahulu. Jika hepatitis B masih positif, hepatitis D masih infeksius
(memungkinkan untuk menginfeksi).

Lebih lanjut lagi, pengobatan hepatitis D biasanya juga akan terfokus pada
observasi terhadap pemeriksaan fungsi hati. Bagi pengidap hepatitis D yang telah
mengalami kerusakan hati akibat sirosis atau fibrosis, operasi cangkok hati dapat
menjadi solusi. Operasi ini dilakukan dengan mengangkat hati pengidap yang sudah
rusak, lalu menggantinya dengan hati yang masih sehat dari pendonor.

Setelah dinyatakan sembuh, pengidap hepatitis D tetap diharuskan untuk rutin


menjalani program kontrol yang dijadwalkan oleh dokter. Program kontrol yang
dianjurkan biasanya sekitar 6 bulan sekali, untuk memantau perkembangan infeksi
hepatitis D, serta hepatitis B.

H. Hepatitis E

Etiologi
1. Karakteristik virus
2. Penularan
 virus hepatitis E biasanya ditularkan ketika seseorang mengonsumsi air atau
makanan yang telah terkontaminasi feses orang lain yang terinfeksi virus ini.
Penularan bahkan tetap bisa terjadi jika Anda hanya menelan sedikit saja.
Manifestasi klinis
1. Masa inkubasi 2-7 minggu setelah terkena virus HE

12
2. Warna kulit dan mata menguning
3. Urin warna seperti teh
4. Nyeri perut
5. Hilang nafsu makan
6. Mual muntah
7. Kelelahan
Penatalaksanaan

1. Beristirahat di rumah sampai energi Anda kembali. Begitu Anda merasa lebih


baik, jangan terburu-buru untuk kembali ke rutinitas Anda yang biasa. Jika Anda
mencoba untuk kembali aktif dengan cepat, Anda bisa merasa sakit lagi.
2. Minum banyak cairan untuk menghindari dehidrasi. Pilihlah cairan tinggi kalori
seperti jus buah dan sup kaldu.
3. Jalani diet sehat, hindari beberapa makanan tertentu
4. Jangan minum alkohol atau menggunakan narkoba. Keduanya dapat merusak hati.
5. Obat hepatitis E seperti: monoterapi ribavirin, imunosupresi
6. Transplantasi hati

I. Komplikasi hepatitis
1. Hipertermia berhubungan dengan invansi agent dalam sirkulasi darah sekunder
terhadap implamasi hepar
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
perasaan tidak nyaman di quadran kanan atas, gangguan absorbsi dan
metabolisme pencernaan makanan
3. Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi
hati dan bendungan vena porta
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidak seimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen
5. Resiko gangguan fungsi hati
6. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah

13
J. Pathway
Virus hepatitis A,B,C,D,E

hati membesar dan Peradangan sel kurang informasi


terjadi demam

Kurang
demam sub febris
pengetahuan
perut kuadran anoreksia
kanan terasa
sakt/tdk nyaman Mual, hipertermi Peradangan meluas,
muntah nekrosis, dan
regenerasi sel sel hati.
Ketidak
Nyeri seimbangan
Resiko
Akut nutrisi kurang
keseimbang Perubahan sistem
dari
cairan sirkulasi hati
kebutuhan
kurang dari
tubuh
keseimbang
an tubuh
Peningktan tekanan
dlm sirkulasi hati

Odem saluran hati

Kolestatis kronis
14
Peningkatan bilirubin,
dan direct

pruritus ikterik Feses pucat Urin gelap

Kerusakan
integritas

K. Pemeriksaan diagnostik

Langkah diagnosis hepatitis pertama adalah dengan menanyakan riwayat


timbulnya gejala dan mencari faktor risiko dari penderita. Lalu dilakukan
pemeriksaan fisik untuk menemukan tanda atau kelainan fisik yang muncul pada
pasien, seperti dengan menekan perut untuk mencari pembesaran hati sebagai tanda
hepatitis, dan memeriksa kulit serta mata untuk melihat perubahan warna menjadi
kuning.

Setelah itu, pasien akan disarankan untuk menjalani beberapa pemeriksaan tambahan,
seperti:

 Tes fungsi hati. Tes ini dilakukan dengan mengambil sampel darah dari pasien
untuk mengecek kinerja hati. Pada tes fungsi hati, kandungan enzim hati dalam
darah, yaitu enzim aspartat aminotransferase dan alanin aminotransferase
(AST/SGOT dan ALT/SGPT), akan diukur. Dalam kondisi normal, kedua enzim
tersebut terdapat di dalam hati. Jika hati mengalami kerusakan akibat peradangan,
kedua enzim tersebut akan tersebar dalam darah sehingga naik kadarnya. Meski
demikian, perlu diingat bahwa tes fungsi hati tidak spesifik untuk menentukan
penyebab hepatitis.
 Tes antibodi virus hepatitis. Tes ini berfungsi untuk menentukan keberadaan
antibodi yang spesifik untuk virus HAV, HBV, dan HCV. Pada saat seseorang
terkena hepatitis akut, tubuh akan membentuk antibodi spesifik guna
memusnahkan virus yang menyerang tubuh. Antibodi dapat terbentuk beberapa

15
minggu setelah seseorang terkena infeksi virus hepatitis. Antibodi yang dapat
terdeteksi pada penderita hepatitis akut, antara lain adalah:
o Antibodi terhadap hepatitis A (anti HAV).
o Antibodi terhadap material inti dari virus hepatitis B (anti HBc).
o Antibodi terhadap material permukaan dari virus hepatitis B (anti HBs).
o Antibodi terhadap material genetik virus hepatitis B (anti HBe).
o Antibodi terhadap virus hepatitis C (anti HCV).
 Tes protein dan materi genetik virus. Pada penderita hepatitis kronis, antibodi
dan sistem imun tubuh tidak dapat memusnahkan virus sehingga virus terus
berkembang dan lepas dari sel hati ke dalam darah. Keberadaan virus dalam darah
dapat terdeteksi dengan tes antigen spesifik dan material genetik virus, antara lain:
o Antigen material permukaan virus hepatitis B (HBsAg).
o Antigen material genetik virus hepatitis B (HBeAg).
o DNA virus hepatitis B (HBV DNA).
o RNA virus hepatitis C (HCV RNA).
 USG perut. Dengan bantuan gelombang suara, USG perut dapat mendeteksi
kelainan pada organ hati dan sekitarnya, seperti adanya kerusakan hati,
pembesaran hati, maupun tumor hati. Selain itu, melalui USG perut dapat juga
terdeteksi adanya cairan dalam rongga perut serta kelainan pada kandung empedu.
 Biopsi hati. Dalam metode ini, sampel jaringan hati akan diambil untuk kemudian
diamati menggunakan mikroskop. Melalui biopsi hati, dokter dapat menentukan
penyebab kerusakan yang terjadi di dalam hati.

16
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Askep hepatitis A

Pengkajian

 Biodata
a) Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, tanggal
masuk rumahsakit, tanggal pengkajian, No register, dan dignosa medis.
b) Identitas orang tua yang terdiri dari : Nama Ayah dan Ibu, agama, alamat, pekerjaan,
penghasilan,umur, dan pendidikan terakhir.c) Identitas saudara kandung meliputi :
Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, dan hubungandengan klien.

KELUHAN UTAMA
Mata kuning sejak 4 hari yang lalu
KELUHAN TAMBAHAN
Buang air kecil berwarna seperti teh pekat, mual, muntah dan demam
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
tidak pernah menderita penyakit kuning sebelumnya, tidak pernahdisuntik kecuali
imunisasi, riwayat mendapat transfusi tidak ada.

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Kompos mentis (GCS 15) Tekanan Darah : 110/70 Nadi : 82 x / menit
Pernapasan : 20 x / menit Suhu : 37,7. Berat badan : 48 kg
17
a. Review of sistem (ROS)
1. Keadaan umum
Kesadaran compasmentis, wajah tampak menyeringai kesakitan,
konjungtiva anemis, suhu badan 37,7 derajat celcius
2. Sistem respirasi
Frekuensi nafas normal (20x permenti), dada simetris, ada tidaknya
sumbatan jalan nafas, tidak gerakan cuping hidung, tidak terpasang O2,
tidak ada ronci, whezing, stridor.
3. Sistem cardiovaskular
TD: 110/70 mmhg, tidak ada odema, tidak ada pembesaran jantung,
tidak ada bunyi jantung tambahan.
4. Sistem urogenetal
Urin berwarna gelap
5. Sistem muskuloskeletal
Kelemahan disebabkan tidak adekuat nutrisi (anoreksia).
6. Abdomen
Inspeksi: abdomen ada benjolan
Auskultasi: bising usus positif pada benjolan
Palpasi: pada hepar teraba keras.

Perkusi: hipertimphani

18
Analisa data

Data Masalah
Ds: Gangguan integritas kulit/jarigan b.d
 Pasien mengatakn Matanya berwarna kenaikan bilirubin
kuning sejak 4 hari yang lalu dan urine
berwarna gelap seperti teh
Do:
 ditandai peradangan pada hati dengan
kenaikan bilirubin.
Ds: Resiko kehilangan cairan b.d mual muntah
 pasien mengatakan mual dan muntah
Do:
 hepar teraba membesar sehingga
menghimpit organ didekatnya seperti
lambung dll.
Ds: Hipertermi b.d demam

 demam
Do:
 TD:ll0/70mmhg
 S: 37,7 drajat celcius
 N: 82x/menit

19
 RR: 20x/menit

DIAGNOSA

1. gangguan itegritas jaringa / kulit berhubungan dengan kenaikan bilirubin (D.0129)


2. resiko kehilangan cairan berhubungan dengan mual muntah (D.0036)
3. hipertermi berhubungan dengan demam (D.0l30)

INTERVENSI

Diagnosa Tujuan Intervensi


Gangguan integritas Integritas jaringan / kulit Perawatan integritas kulit
kulit/jaringan (L.14125) (1.1l353)
 Perfusi jaringan  Observasi
meningkat - Identifiksi penyebab
 Suhu kulit membaik terjadinyaintegritas
kulit
 Terapeutik
- Bersihkan parineal
dengan air hangat
terutama selama
periode diare
- Ubah posisi 2 jam
jika tirah baring
 Edukasi
- Anjurkan minum air
yang cukup
- Anjurkan
meningkatkan nutrisi
yang cukup
- Anjurkan

20
meningkatkan
asupan buah dan
sayur
Resiko ketidak seimbangan Keseimbangan cairan Manajemen cairan (1.03098)
cairan (L.03020)  Observasi
- Asupan cairan meningkat - Monitor status
- Asupan makanan dehidrasi
meningkat - Monitor berat badan
- Dehidrasi menurun  Terapeutik
- Cata intake-output
dan hitung balans
cairan 24 jam
- Berikan asupan
cairan sesuai
kebutuhan
- Berikan cairan
inravena jika perlu
 Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
diuretik jika perlu
Hipertermi Termoregulasi (L.14134) Manajemen hipertermia
- Pucat menurun (1.15506)
- Shu tubuh membaik  Observasi
- Suhu kulit membaik - Monitor suhu tubuh
- Ventilasi membaik - Monitor komplikasi
akibat hipertermi
 Terapeutik
- Lakukan
pendinginan
eksternal
- Hindari pemberian
antipiretik atau
aspirin
- Berikan oksigen jika

21
perlu
 Edukasi
- Anjurkan tirah baring
 Kolaborasi
- Olaborasi pemberian
cairan dan elektrolit jika
perlu

Evaluasi

l. jaringan integritas kulit membaik

2. hipertmi membaik

B. Askep hebatitis b (akut)

Biodata
c) Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, tanggal
masuk rumahsakit, tanggal pengkajian, No register, dan dignosa medis.
d) Identitas orang tua yang terdiri dari : Nama Ayah dan Ibu, agama, alamat, pekerjaan,
penghasilan,umur, dan pendidikan terakhir.c) Identitas saudara kandung meliputi :
Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, dan hubungandengan klien.

Keluhan utama

Pasien mengatakan badan lemas, nyeri abdomen sebelah kanan


tembus sampai belakang. badan lemas, tidak mau makan

Pemfis

Pemeriksaan Head to toe

Keadaan umum : pasien terlihat lemas karena sudah beberapa hari terakhir tidak mau
makan. Kesadaran: compos mentis. Tanda-tanda vital TD : 110/60 mmHg, S: 36,5C,

22
N: 80 x/menit, RR: 20 x/menit. Berat badan : 55 kg berat badan setelah sakit : 51 kg,
tinggi badan : 165 cm. Kepala bentuk mesocepal, simetris, tidak ada jejas, Rambut
hitam, berminyak dan agak kotor. Mata simetris, sklera icterik, konjungtiva
anemis, reaksi pupil mengecil saat terkena cahaya, isokor (3mm). Mulut
gigi bersih (tidak ada karies), mukos bibir kering, tidak ada lesi, terdapat
bau mulut dan lidah tampak kotor dan pucat. Leher tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid, tidak ada penggunaan otot assesoris pernafasan.
Abdomen simetris, perut berbentuk datar, tidak ada lesi, tidak
asites, tidak ada jejas dan luka, peristaltik usus 10x/menit, bunyi tympani,
hepar teraba membesar di region abdomen kanan atas 2 jari dibawah costa, tidak rata,
agak keras, terdapat nyeri tekan.

Analisa data

Data Masalah
Ds: Nyeri akut b.d px mengatakan nyeri abdomen
 Px mengatakan sakit pada perut bagian dibagian kanan atas
kanan atas sampai tembus ke belakang
Do: hepar teraba membesar, agak keras dan
tidak rata.
Ds: Kekurangan nutrisi b.d px mengatakan badan
 Px mengatakan badan lemas dan tidak lemas dan tidak mau makan
nafsu makan
Do :
 Rasa sakit karna pembengkakan pada hati
menyebabkan ketidaknyamanan dan
kurangya nafsu makan.
 TD: 110/60 mmHg, S: 36,5C,
N: 80 x/menit, RR: 20 x/menit

Diagnosa

l. nyeri akut b.d nyeri dibagian kanan atas abdomen (D.0077)

2. kekurangan nutrisi b.d lemas tidak mau makan (D.00l9)

23
intervensi

Diagnosa Tujuan Masalah


Nyeri akut Tingkat nyeri (L.08066) Manajemen nyeri (l.08238)

- Nyeri akut menurun  Observasi

- Meringis menurun - Identifikasi lokasi

- Gelisah menurun nyeri

- Kesulitan tidur menurun - Identivikasi skala

nyeri

- Identifikasi respon

nyeri non verbal

- Identifikasi faktor

yang memperberat

dan mengurangi

nyeri

 Terapeutik

- Berikan tekhnik non

farmakologis untuk

mengurangi rasa nyeri

- Fasilitasi istirahat dan

tidur

- Pertimbangkan jenis

dan sumber nyeri

dalam pemilihan

strategi meredakan

nyeri

24
 Edukasi

- Jelaskan penyebab,

periode, dan pemicu

nyeri

- Jelaskan strategi

meredakan nyeri

- Anjurkan memonitor

nyeri secara mandiri

 Kolaborasi

Kolaborasi pemberian
analgetik jika perlu
Kekurangan nutrisi Status nutrisi (L.03030) Manajemen nutrisi (l.03ll9)
- Porsi makanan yang  Observasi
dihabiskan - Identifiksi status
cukupmeningkat nutrisi
- Verbalisasi keinginan - Identifikasi makanan
untuk meningkatkan yang disukai
nutrisi meningkat - Identifikasi kalori dan
- Nafsu makan membaik kebutuhan nutrien
- Frekuensi makan - Monitor asupan
membaik makanan
 Terapeutik
- Lakukan oral hygine
sebelum makan jika
perlu
- Sajikan makanan
yang menarik dan
suhu yang sesuai
- Berikan makanan
tinggikalori dan

25
tinggiprotein
- Berikan suplemen
makan jika perlu
 Edukasi
- Anjurkan posisi
duduk jika perlu
 Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan
- Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrien jika di
perlukan, jika perlu
Evaluasi

l. nyeri akut membaik

2. defisit nutrisi membaik

C. Askep hepatitis b (kronis)

PENGKAJIAN
1. Identitas px, meliputi : nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan,
pendidikan, alamat, tanggal MRS, diagnosa medis, no. register.
2. Keluhan utama:
demam 5 hari, ikterik. Ada mual dan muntah
pemfis
Kepala bentuk mesocepal, simetris, tidak ada jejas, Rambut hitam,
berminyak dan agak kotor. Mata simetris, sklera icterik, konjungtiva
anemis, reaksi pupil mengecil saat terkena cahaya, isokor (3mm). Mulut
gigi bersih (tidak ada karies), mukos bibir kering, tidak ada lesi, terdapat
bau mulut dan lidah tampak kotor dan pucat. Leher tidak ada pembesaran

26
kelenjar tiroid, tidak ada penggunaan otot assesoris pernafasan.
Abdomen simetris, perut berbentuk datar, tidak ada lesi, tidak
asites, tidak ada jejas dan luka, peristaltik usus 10x/menit, bunyi tympani,
hepar teraba membesar di region abdomen kanan atas 2 jari dibawah costa, tidak rata,
agak keras, terdapat nyeri tekan. TTV : TD: ll0/70mmhg, S: 39˚C, N: 75x/menit, RR:
22x/menit.
Analisa data
Data Masalah
Ds: Hipertermi
 pasien mengatakan demam selama 5
hari dan mata menguning.
Do:
 TD: ll0/70mmhg, S: 39˚C, N:
75x/menit, RR: 22x/menit.
 Kenaikan pada bilirubin
Ds: Ketidak seimbangan cairan

 pasien mengatakan mual dan muntah


Do:
 hepar teraba membesar sehingga
menghimpit organ didekatnya seperti
lambung dll.
Diagnosa
l. hipertermi b.d demam (D.0L30)
2. ketidak seimbangan cairan b.d mual muntah(D.0036)
Intervensi

Diagnosa Tujuan Intervensi


Hipertermi Termoregulasi (L.14134) Manajemen hipertermia
- Pucat menurun (1.15506)
- Shu tubuh membaik  Observasi
- Suhu kulit membaik - Monitor suhu tubuh
- Ventilasi membaik - Monitor komplikasi
akibat hipertermi
 Terapeutik
- Lakukan

27
pendinginan
eksternal
- Hindari pemberian
antipiretik atau
aspirin
- Berikan oksigen jika
perlu
 Edukasi
- Anjurkan tirah baring
 Kolaborasi
Olaborasi pemberian cairan
dan elektrolit jika perlu
Ketidak seimbangan cairan Keseimbangan cairan Manajemen cairan (1.03098)
(L.03020)  Observasi
- Asupan cairan meningkat - Monitor status
- Asupan makanan dehidrasi
meningkat - Monitor berat badan
- Dehidrasi menurun  Terapeutik
- Cata intake-output
dan hitung balans
cairan 24 jam
- Berikan asupan
cairan sesuai
kebutuhan
- Berikan cairan
inravena jika perlu
 Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
diuretik jika perlu
Evaluasi

l. hipertermi membaik

2. keseimbangan cairan membaik

28
D. Askep hepatitis c

PENGKAJIAN
3. Identitas px, meliputi : nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan,
pendidikan, alamat, tanggal MRS, diagnosa medis, no. register.
4. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama

pasien mengatakan suhu tubuhnya tinggi dan nyeri perut kanan atas

b. Riwayat penyakit sekarang

Sakit kepala, cepat lelah, mual muntah, demam, nyeri perut kanan atas

5. Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita

sebelumnya, kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan, prosedur operasi

dan perawatan rumah sakit.

6. Riwayat penyakit keluarga

Berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit menular khususnya

berkaitan dengan penyakit pencernaan.

7. Pemeriksaan Fisik

 Review Of Sistem (ROS)

1. Kedaan umum : kesadaran composmentis, wajah tampak menyeringai kesakitan,

konjungtiva anemis, Suhu badan 38,90 C

2. Sistem respirasi : frekuensi nafas normal (16-20x/menit), dada simetris, ada

tidaknya sumbatan jalan nafas, tidak ada gerakan cuping hidung, tidak terpasang

O2, tidak ada ronchi, whezing, stridor.

3. Sistem kardiovaskuler : TD 95/70mmHg , tidak ada oedema, tidak ada

pembesaran jantung, tidak ada bunyi jantung tambahan.

4. Sistem urogenital : Urine berwarna gelap

29
5. Sistem muskuloskeletal : kelemahan disebabkan tidak adekuatnya nutrisi

(anoreksia)

6. Abdomen :

 Inspeksi : abdomen ada benjolan

 Auskultasi : Bising usus (+) pada benjolan

 Palpasi : pada hepar teraba keras

 Perkusi : hypertimpani

Analisa data

Data Masalah
Ds: Hipertemi b.d suhu tubuh tinggi

 Px mengatakan suhu tubuhnya tinggi dan

sakit kepala

Do: TD 95/70mmHg, S: 38,8˚C, Nyeri akut b.d pebengkakan pada hepar

N:70x/menit, RR: 20x/menit

Ds:

 Nyeri perut kanan atas

Do:

 Pembengkakan pada hepar

DIAGNOSA

l. hipertermi b.d suhu tubuh tinggi (D.0l30)

2. nyeri akut b.d pembengkakan pada hepar (D.0077)

INTERVENSI

Diagnosa Tujuan Intervensi


Hiprtermi Termoregulasi (L.14134) Manajemen hipertermia
- Pucat menurun (1.15506)
30
- Shu tubuh membaik  Observasi
- Suhu kulit membaik - Monitor suhu tubuh
- Ventilasi membaik - Monitor komplikasi
akibat hipertermi
 Terapeutik
- Lakukan
pendinginan
eksternal
- Hindari pemberian
antipiretik atau
aspirin
- Berikan oksigen jika
perlu
 Edukasi
- Anjurkan tirah baring
 Kolaborasi
Olaborasi pemberian cairan

dan elektrolit jika perlu


Nyeri akut Tingkat nyeri (L.08066) Manajemen nyeri (l.08238)

- Nyeri akut menurun  Observasi

- Meringis menurun - Identifikasi lokasi

- Gelisah menurun nyeri

- Kesulitan tidur menurun - Identivikasi skala

nyeri

- Identifikasi respon

nyeri non verbal

- Identifikasi faktor

yang memperberat

dan mengurangi

31
nyeri

 Terapeutik

- Berikan tekhnik non

farmakologis untuk

mengurangi rasa nyeri

- Fasilitasi istirahat dan

tidur

- Pertimbangkan jenis

dan sumber nyeri

dalam pemilihan

strategi meredakan

nyeri

 Edukasi

- Jelaskan penyebab,

periode, dan pemicu

nyeri

- Jelaskan strategi

meredakan nyeri

- Anjurkan memonitor

nyeri secara mandiri

 Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian

analgetik jika perlu


Evaluasi

l. hipertermi membaik

32
2. nyeri akut membaik

E. Askep hepatitis D

PENGKAJIAN
1. Identitas px, meliputi : nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan,
pendidikan, alamat, tanggal MRS, diagnosa medis, no. register.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama

pasien mengatakan matanya menjadi kuning, demam dan sakit pada perut bagian atas

selama 3 hari, sudah di obati dengan obat maag dan ibu profen tapi tidak kunjung

sembuh

b. Riwayat penyakit sekarang

mual muntah, demam, nyeri perut kanan atas, tidak napsu makan.

3. Riwayat kesehatan masa lalu

Pernah mempunyai riwayat sakit maag

4. Riwayat penyakit keluarga

Ibu pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit hepatitis

Pemeriksaan Head to toe

Keadaan umum : pasien terlihat lemas karena sudah beberapa hari terakhir tidak mau

makan. Kesadaran: compos mentis. Tanda-tanda vital TD : 110/60 mmHg, S: 36,5C,

N: 80 x/menit, RR: 20 x/menit. Berat badan : 55 kg berat badan setelah sakit : 51 kg,

tinggi badan : 165 cm. Kepala bentuk mesocepal, simetris, tidak ada jejas, Rambut

hitam, berminyak dan agak kotor. Mata simetris, sklera icterik, konjungtiva

33
anemis, reaksi pupil mengecil saat terkena cahaya, isokor (3mm). Mulut

gigi bersih (tidak ada karies), mukos bibir kering, tidak ada lesi, terdapat

bau mulut dan lidah tampak kotor dan pucat. Leher tidak ada pembesaran

kelenjar tiroid, tidak ada penggunaan otot assesoris pernafasan. Abdomen simetris,

perut berbentuk datar, tidak ada lesi, tidak asites, tidak ada jejas dan luka, peristaltik

usus 10x/menit, bunyi tympani, hepar teraba membesar di region abdomen kanan atas

2 jari dibawah costa, tidak rata, agak keras, terdapat nyeri tekan.

Analisa data

Data Masalah
Ds : pasien mengatakan mata menguning Kerusakan integritas kuli/jaringan b.d

Do: peningkatan bilirubin peningkatan bilirubin yang menyebabkan

ikterik.

Ds: pasien mengatakan sakit pada perut Nyeri akut b.d pembengkakan pada hepar

bagian atas dan demam

Do: pembengkakan pada hepar

Ds: pasien mengatakan tidak tau apa apa Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya

mengenai penyakit hepatitis informasi tentang riwayat keluarga.

Do: pasien mengaku tidak pernah tau

tentang penularan virus hepatitis

Ds : pasien mengatakan mual muntah 3

hari Resiko ketidakseimbangan cairan b.d

Do: peradangan pada hepar mual dan muntah

Diagnosa

34
l. kerusakan inetgritas kulit dan jaringan (D.0l39)

2. nyeri akut (D.0077)

3. kekurangan cairan (D.0036)

4. defisit nutrisi (D.00l9)

Intervensi

Diagnosa Tujuan Intervensi


Kerusakan jaringan dan Integritas jaringan / kulit Edukasi perawatan kulit
(L.14125) (l.l2426)
integritas kulit
 Perfusi jaringan  Observasi
meningkat - Identifikasi
 Suhu kulit membaik kesiapan dan
kemampuan
menerima
informsi
 Terapeutik
- Sediakn materi
dan media
pendidikan
kesehatan
- Jadwalkan
pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
 Edukasi
Anjurkan minum, cukup

cairan
Nyeri akut Tingkat nyeri (L.08066) Manajemen nyeri (l.08238)

- Nyeri akut menurun  Observasi

- Meringis menurun - Identifikasi lokasi

- Gelisah menurun nyeri

- Kesulitan tidur menurun

35
- Identivikasi skala

nyeri

- Identifikasi respon

nyeri non verbal

- Identifikasi faktor

yang memperberat

dan mengurangi nyeri

 Terapeutik

- Berikan tekhnik non

farmakologis untuk

mengurangi rasa nyeri

- Fasilitasi istirahat dan

tidur

- Pertimbangkan jenis

dan sumber nyeri

dalam pemilihan

strategi meredakan

nyeri

 Edukasi

- Jelaskan penyebab,

periode, dan pemicu

nyeri

- Jelaskan strategi

meredakan nyeri

- Anjurkan memonitor

36
nyeri secara mandiri

 Kolaborasi

Kolaborasi pemberian

analgetik jika perlu


Kurangnya pengetahuan Tingkat pengetahuan (L.l2lll) Edukasi kesehatan (l.l2383)

- Verbalisasi minat dalam  Observasi

belajar meningkat - Identifikasi kesiapan

- Perilaku sesuai anjuran dan kemampuan

meningkat menerima informasi

- Kemampuan - Identifikasi faktor

menggambarkan faktor yang dapat

pengalaman sebelumnya meningkatkan dan

sesuai dengan topik menurunkan motivasi

meningkat perilaku hidup bersih

dan sehat

 Terapeutik

- Sediakan materi dan

pendidikan kesehatan

- Jadwalkan

pendidikan kesehatan

sesuai kesepakatan

- Berikan kesempatan

untuk bertanya

 Edukasi

- Jelaskan faktor resiko

37
yang dapat

mempengaruhi

kesehatan

- Ajarkan perilaku

hidup bersih dan sehat

- Ajarkan strategi yang

dapat digunakan unuk

mempengaruhi

perilaku hidup bersih

dan sehat

Ketidak seimbangan cairan Keseimbangan cairan


(L.03020)
Manajemen cairan (1.03098)
- Asupan cairan meningkat
 Observasi
- Asupan makanan
- Monitor status
meningkat
dehidrasi
- Dehidrasi menurun
- Monitor berat badan
 Terapeutik
- Cata intake-output
dan hitung balans
cairan 24 jam
- Berikan asupan
cairan sesuai
kebutuhan
- Berikan cairan
inravena jika perlu
 Kolaborasi
Kolaborasi pemberian

diuretik jika perlu

38
Evaluasi

l. kerusakan inetgritas kulit dan jaringan membaik

2. nyeri akut menurun

3. kekurangan cairan membaik

4. defisit nutrisi membaik

F. Askep hepatitis E

PENGKAJIAN
1. Identitas px, meliputi : nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan,
pendidikan, alamat, tanggal MRS, diagnosa medis, no. register.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama

Pasien mengatakan sejak 4 hari yang lalu tidak nafsu makan dan cepat lelah, 2

hari yang lalu BAK berwarna kuning keruh seperti teh, matanya berwarna kuning

dan sedikit sakit pada perut bagian atas.

b. Riwayat penyakit sekarang.

Mata menguning, urin berwarna kuning keruh seperti teh, tidak nafsu makan dan

cepat lelah.

3. Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita

sebelumnya, kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan, prosedur operasi

dan perawatan rumah sakit.

4. Riwayat penyakit keluarga berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit

menular khususnya berkaitan dengan penyakit pencernaan.

39
Analisa data

Data Maslah
Ds : pasien mengatakan sejak 2 hari matanya Kerusakan integritas kulit/jaringan bd

kuning, urin berwarna kuning keruh seperti peningkatan bilirubin.

teh dan sedikit sakit pada perut bagian atas.

Do: peradangan pada hepar menyebabkan

bilirubin meningkat, skala nyeri: 3.

Ds : pasien mengatakan 4 hari tidak nafsu Resiko difisit nutrisi bd kehilangan nafsu

makan dan cepat lelah. makan dan anoreksia.

Do : konjungtiva pucat, penurunan berat

badan

TD:ll0/60mmhg, S: 37,2˚C, N:70x/menit,

RR: 20x/menit

Diagnosa

l. kerusakan jaringan dan integritas kulit (D.0l29)

2. defisit nutrisi (D.00l9)

Intervensi

Diagnosa Tujuan Intervensi


Kerusakan integritas Integritas jaringan / kulit Perawatan integritas kulit
(L.14125) (1.1l353)
kulit/jaringan
 Perfusi jaringan  Observasi
meningkat - Identifiksi penyebab
Suhu kulit membaik terjadinyaintegritas
kulit
 Terapeutik
- Bersihkan parineal
dengan air hangat
terutama selama

40
periode diare
- Ubah posisi 2 jam
jika tirah baring
 Edukasi
- Anjurkan minum air
yang cukup
- Anjurkan
meningkatkan nutrisi
yang cukup
Anjurkan meningkatkan

asupan buah dan sayur


Resiko defisit nutrisi Status nutrisi (L.03030) Manajemen nutrisi (l.03ll9)
- Porsi makanan yang  Observasi
dihabiskan - Identifiksi status
cukupmeningkat nutrisi
- Verbalisasi keinginan - Identifikasi makanan
untuk meningkatkan yang disukai
nutrisi meningkat - Identifikasi kalori dan
- Nafsu makan membaik kebutuhan nutrien
- Frekuensi makan - Monitor asupan

membaik makanan
 Terapeutik
- Lakukan oral hygine
sebelum makan jika
perlu
- Sajikan makanan
yang menarik dan
suhu yang sesuai
- Berikan makanan
tinggikalori dan
tinggiprotein
- Berikan suplemen
makan jika perlu

41
 Edukasi
- Anjurkan posisi
duduk jika perlu
 Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan
- Kolaborasi dengan

ahli gizi untuk

menentukan jumlah

kalori dan jenis

nutrien jika di

perlukan, jika perlu

Evaluasi

.l. Kerusakan jaringan dan integritas membaik

2. Defisit nutrisi membaik

42
BAB 1V

PENUTUP

Kesimpulan

Hepatitis virus adalah suatu proses peradangan difus pada hati yang
disebabkan oleh virus hepatitis. Hingga saat ini telah dikenal 5 tipe virus penyebab hepatitis
yaitu VHA, VHB, VHC, VHD, VHE. Selain itu baru-baru ini ditemukan infeksi hati yang
disebabkan oleh VHF dan VHG. Berdasarkan waktunya, hepatitis virus dapat dibagi menjadi
hepatitis akut dan kronis. Pada beberapa kasus, hepatitis akut dapat berkembang menjadi
kronis, dan sebaliknya hepatitis kronis dapat sembuh sendiri. Pada umumnya hepatitis kronis
merupakan kondisi yang serius, namun gejala pada pasien dapat bermacammacam tergantung
derajat penyakitnya. Gejala hepatitis virus dimulai dengan gejala prodromal yang bersifat
sistemik, dapat berupa anoreksia, mual, muntah, lemah, lesu nyeri sendi, nyeri otot, sakit
kepala, fotofobia, faringitis, batuk, serta demam. Sebelum timbul gejala jaundice dapat
ditemukan urin yang berwarna gelap dan feses berwarna dempul. Dengan munculnya gejala
jaundice, gejala prodromal biasanya berkurang. Dapat ditemukan pembesaran hepar lunak
dan nyeri pada kuadran kanan atas. Dapat juga ditemukan pasien dengan gejala kolestatik dan
splenomegali. Memasuki fase penyembuhan, gejala prodromal menghilang namun
pembesaran hepar dan kelainan biokimia pada hepar masih ada. Penatalaksanan pada
hepatitis virus lebih bersifat suportif, yakni dengan tirah baring dan pengaturan diet makanan.
Dapat juga diberikan obat-obatan untuk mengurangi keluhan simtomatis. Pada kasus yang
tidak berkomplikasi, penyembuhan dimulai satu atau dua minggu setelah awitan ikterus dan
berlangsung hingga 6 minggu. Namun pada beberapa kasus, dapat berkembang menjadi
hepatitis kronis. Komplikasi yang paling ditakuti dari hepatitis kronis adalah sirosis hepatis
dan karsinoma hati primer.

43
DAFTAR PUSTAKA

1. Sanityoso, A. Hepatitis Virus Akut. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi V.
Jakarta. Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;
2009.
2. Dienstag J.L., Isselbacher K.J.,Acute Viral Hepatitis. In: Eugene Braunwauld et al.

Harrison’s Principles of Internal Medicine, 17th Edition,McGraw Hill, 2008.

3. Pyrsopoulos N, Hepatitis B, [dikutip 7Februari2012], URL : http;//www.


emedicine.com/ped/topic982.htm
4. Foster GR, Goldin RD. Management of Chronic Hepatitis, 2nd ed.,
Oxfordshire: Taylor&Francis,2005:17-61.
5. Lauer GM, Walker BD. Hepatitis C virus infection. N Engl J Med 2001; 345(1):41-52.
6. Lacey SR, Bernstein DR, Talavera F, et al. Hepatitis D. eMedicine specialties. 2005.
7. https://id.scribd.com/doc/99149051/Laporan-Kasus-Hepatitis
8. https://www.academia.edu/36320553/LAPORAN_KASUS_HEPATITIS
9. https://id.scribd.com/document/349645857/Askep-Hepatitis-c
10. Buner & suddrath. 2000.buku saku keperawatan medikal bedah.jakarta:EGC
11. Nanda nicnoc.200l6.asuhan keperawatan praktis.jilid l.yogyakarta:Mediaction
12. PPNI.20l8.standar intervensi keperawatan indonesia.jakarta
13. PPNI.20l6.standar diagnosis keperawatan indonesia.jakarta
14. PPNI.20l9.standar luaran keperawatan indonesia.jakarta

44

Anda mungkin juga menyukai