Gas Processing Seamolec
Gas Processing Seamolec
Republik Indonesia
2015
Gas Processing
SMK / MAK
Kelas XI dan XII
GAS PROCESSING i
DISKLAIMER (DISCLAIMER)
Penulis :
Editor Materi :
Editor Bahasa :
Ilustrasi Sampul :
Desain & Ilustrasi Buku :
Hak Cipta @2015, Kementrian Pendidikan & Kebudayaan
Milik Negara
Tidak Diperdagangkan
ii GAS PROCESSING
KATA PENGANTAR
Salah satu faktor penting yang harus tersedia adalah bahan pelajaran yang dapat
mengoptimalkan proses belajar mengajar. Dengan tulisan ringkas ini, penulis berharap
dapat membantu kelancaran dalam proses belajar mengajar.Sesuai dengan
jurusannya,maka disusunlah buku bahan ajar yang berjudul Gas Processing.Penulis
menyadari akan segala kekurangan dan keterbatasn yang ada,oleh karenanya, saran dari
semua pihak sangat kami harapkan untuk kesempurnaan tulisan ini.
Mudah-mudahan dari tulisan yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi para guru
dan siswa dan dapat dikembangkan sebagaimana perkembangan teknologi saat ini.
Penyusun
iv GAS PROCESSING
5.3 Sifat-sifat Hidrokarbon Ringan yang Terkait dengan Proses Pencairan ................ 35
5.4 Metode Pencarian Gas ............................................................................................ 35
5.5 Unit Proses Pembuatan Gas Alam Cair (LNG) ....................................................... 35
BAB VI .................................................................................................................................... 41
PROSES PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN STEAM REFORMING ...................... 41
6.1 Prinsip Proses .......................................................................................................... 41
6.2 Uraian Proses .......................................................................................................... 41
6.3 Kondisi Operasi pada Reforming Furnace .............................................................. 42
BAB VII ................................................................................................................................... 46
PROSES PEMBUATAN GAS NITROGEN ............................................................................ 46
7.1 Bahan Baku.............................................................................................................. 46
7.2 Produk ...................................................................................................................... 46
7.3 Prinsip Proses .......................................................................................................... 46
7.4 Peralatan utama....................................................................................................... 46
7.5 Uraian Proses .......................................................................................................... 46
BAB VIII .................................................................................................................................. 50
PROSES TERMO DINAMIKA UAP ....................................................................................... 50
8.1 Umum ....................................................................................................................... 50
BAB IX .................................................................................................................................... 80
SIFAT TERMO DINAMIKA UAP ............................................................................................ 80
9.1 Pendahuluan ............................................................................................................ 80
9.2 Keadaan Gas ........................................................................................................... 80
9.3 Istilah-Istilah Penting ................................................................................................ 82
BAB X ..................................................................................................................................... 85
DASAR - DASAR KOMPRESI ............................................................................................... 85
10.1 Kompresi .................................................................................................................. 85
10.2 Sifat-sifat Kompresi .................................................................................................. 87
BAB XI .................................................................................................................................... 91
PERSAMAAN ENERGI .......................................................................................................... 91
11.1 Proses Volume Konstan .......................................................................................... 91
11.2 Proses Tekanan Konstan. ....................................................................................... 96
11.3 Proses Suhu Konstan (Isoternis). .......................................................................... 101
GAS PROCESSING v
DAFTAR GAMBAR
vi GAS PROCESSING
DAFTAR TABEL
Iso paraffin
IsoPentana C5H12 H H H H
H C C C C
H H H
H C H
H
2 GAS PROCESSING
Nama Rumus Molekul Struktur
Ethene (Ethylene) C2H4 H H
H C = C H
Propene (Propylene) C3H6 H H H
H C C = C H
H
Butene (Butylene) C4H8 H H H H
H C= C C C H
H H
GAS PROCESSING 3
Siklo Heksana C6H1 H H
2 H C H
C C
H H
H H
C C
H C H
H H
Toluen C6H5-CH3
Xylen CH3
C6H4
CH3
4 GAS PROCESSING
Soal Latihan
1. Sebutkan dan jelaskan penggolongan dari persenyawaan kimia !
2. Jelaskan perbedaan antara senyawa organik dan anorganik! berikan contohnya!
3. Tuliskan rantai dari :
a. Etana
b. Butana
c. Pentana
d. Oktana
4. Tuliskan rantai dari :
a. Propena
b. Heptena
c. Nonena
d. Dekena
5. Tuliskan rantai dari :
a. Isobutana
b. Isopentana
GAS PROCESSING 5
BAB II
GAS
Gas bumi ini dapat dipakai sebagai bahan bakar atau sebagai bahan baku
industri petrokimia.Apabila dibanding dengan BBM (Bahan Bakar Minyak) yang
berbentuk cair, gas bumi ini pada suhu dan tekanan udara sekeliling (atmosfir)
sudah berbentuk gas, sehingga dalam proses pembakaran akan terbakar dengan
sempurna, lebih efektif, lebih efisien, pembakarannya bersih, asap dan jelaganya
sedikit, sehingga lebih sedikit menimbulkan pencemaran.
6 GAS PROCESSING
Gambar 2.1. Sumur Gas Bumi
GAS PROCESSING 7
persenyawaan yang unsur utamanya terdiri atas atom-atom Hidrogen (H)
dan atom karbon (C) atau sering disebut dengan persenyawaan
hidrokarbon, mulai dari C1 (metana) sampai C4 (Butana) kadang ada juga
C5+ (pentana serta yang lebih berat) yang sudah ada dalam bentuk cair
sebagai kondensat.
Dari sini dapat disimpulkan, bahan komposisi gas alam ditinjau dari
senyawa molekul karbonnya hanya terdiri dari C 1 sampai C 4. Jadi
penyusun gas alam hanya terdiri dari CH 4 (metana), C2H6 (etana),
C3H8 (prapana), serta C 4H10 (Butana). Maka dibanding dengan minyak
bumi, pada gas alam jumlah rantai atom karbonnya lebih pendek.
2.3.2 Kandungan Senyawa Lain
Gas bumi atau gas alam dapat terjadi dalam keadaan sendiri atau
terdapat bersama-sama dengan minyak mentah. Selain itu senyawa lain yang
sering terdapat bersamanya adalah gas asam arang (karbon dioksida atau
CO2), gas helium (He), mercaphthan (RSH) dan uap air (H2O) serta logam-
logam/ metal.
Logam berat yang terdapat adalah Vanadium (V) dan mercuri atau
air raksa (Hg) Kandungan senyawa lain yang terdapat di dalam gas alam
tersebut tidak dikehendaki keberadaannya, karena senyawa-senyawa
tersebut merupakan zat-zat pengotor atau sering disebut dengan impurities,
yang dapat mengganggu proses gas selanjutnya.
Penjelasan:
Hidrat adalah suatu kristal yang terbentuk antara molekul-molekul air dengan molekul-
molekul hidrokarbon ringan (metana, etana, dan propana) di dalam gas bumi/alam.
Disamping itu adanya molekul-molekul hydrogen sulfide) H2S) dan karbon dioksida
(CO2) di dalam gas bumi/alam juga dapat membentuk hidrat.
GAS PROCESSING 9
Soal latihan
1. Jelaskan pengertian gas secara umum !
2. Jelaskan pengertian gas bumi !
3. Jelaskan perbedaan antara wet gas dengan dry gas !
4. Gambarkan secara singkat tentang :
a. Associated gas
b. Non associated gas
5. Jelaskan alsan keberadaan gas H2S sangat tidak diharapkan dalam gas bumi !
10 GAS PROCESSING
BAB III
PEMROSESAN GAS BUMI / GAS ALAM
Gas bumi ini sebelum digunakan untuk berbagai keperluan perlu dimurnikan
(distreatment) lebih dulu untuk menghilangkan zat-zat pengotor yang terkandung di
dalamnya. Jenis-jenis pemrosesan gas bumi yaitu:
GAS PROCESSING 11
12 GAS PROCESSING
Kolom Regenerator atau Aktivator
Kolom Regenerator atau kolom aktivator dipergunakan
untuk mengaktifkan kembali zat penyerap yang sudah jenuh dengan
impurities berupa CO2 dan H2S di dalam kolom absorber
(Kontaktor). Zat penyerap berupa larutan alkohol amine ini dialirkan
masuk melalui bagian atas kolom regenerator untuk dipisahkan dari
senyawa belerang dan karbon dioksida yang telah terserap di dalam
larutan alkanol amine dengan cara pemanasan.
3.1.3. Uraian Proses (Lihat diagram Alir)
Umpan berupa gas alam yang mengandung senyawa H 2S dan
CO2 dialirkan masuk melalui bagian bawah kolom absorber, sedang larutan
alkanol amine yang masih segar (lean amine solution) dialirkan masuk
melalui bagian atas kolom absorber, dan bertemu dengan aliran gas yang
naik ke atas sehingga terjadi kontak sekaligus penyerapan. Gas alam yang
telah bebas dari CO2 dan H2S keluar dari puncak kolom absorber sebagai
“Parified gas “.Larutan alkanol amine yang telah menyerap CO 2 dan H2S
disebut Rich Amine Solution keluar dari dasar kolom Absorber.
Larutan Alkanol Amine ini setelah lebih dulu dipanaskan di dalam
HE (Heat Exchanger), kemudian dialirkan masuk melalui bagian
atas dari kolom regenerator untuk dipisahkan dari impurities (CO 2 dan H2S)
yang telah terserap di dalamnya dengan cara pemanasan.
Pemanasan dilakukan dengan sistim reboiler yang menggunakan steam (uap
air) sebagai pemanas. Senyawa belerang sebagai H2S dan karbon dioksida
CO2 dalam bentuk gas keluar dari puncak kolom regenerator sebagai Acid
gas dan dialirkan ke Flare untuk dibakar.
Larutan Alkanol Amine yang telah bebas dari impurities CO 2 dan
H2S disebut Lean Amine Solution keluar dari bagian bawah kolom regenerator.
Larutan ini setelah didinginkan di dalam HE dan Cooler, kemudian
dikembalikan kedalam kolom Absorber untuk digunakan lagi sebagai
penyerap.
3.1.4. Kondisi operasi pada kolom
Pada kolom Absorber
Type : Bubble Cap Try Coloum.
Kondisi Operasi: Suhu absorbsi maksimum 100o F, minimum = 50o F. Bila
diatas maksimum, maka kehilangan karena
penguapan (Vapow loss) larutan Alkanol Amin terlalu
GAS PROCESSING 13
besar. Bila dibawah minimum, maka viskositas
kekentalan absorbent akan naik sehingga efisiensi
kontak akan turun.
Pada kolom Regenerator
Type : Bubble Cap Try coloum.
Kondisi Operasi: Suhu steam pemanas maksimum 1800 C. Bila diatas
maksimum, larutan alcohol Amine akan terurai. Suhu
regenerasi = 90 _ 95oC.
3.1.5. Variabel operasi pada proses pemisahan CO2 dan H2S dengan larutan Alkanol
Amine
Pada unit pemisahan CO2 dan H2S dengan larutan Alkanol Amine, variable
operasi yang terjadi adalah:
Suhu larutan alkanol amine yang masuk kekolom absorber
Karena proses penyerapan CO2 dan H2S dengan larutan alkanol amine
bersifat eksotermis, maka makin rendah suhu larutan alkanol amine,
penyerapan terhadap CO2 dan H2S semakin baik, namun ada faktor lain
yang perlu diperhatikan, yaitu:
- Suhu larutan alkanol amine yang terlalu rendah dapat
menyebabkan kondensasi hidrokarbon berat dari gas umpan,
dan akan menimbulkan peristiwa foaming (Pembentukan Busa).
Untuk mencegah terjadinya foaming, suhu larutan alkanol amine
dijaga 8 - 10oC diatas suhu gas umpan yang masuk ke absorber.
- Suhu larutan alkanol amine yang terlalu tinggi akan mengurangi
kemampuan penyerapan terhadap CO 2 dan H2S, dan
meningkatkan kehilangan alkanol amine karena menguap (amine
losses).
Konsentrasi Larutan Alkanol Amine
- Konsentrasi larutan Alkanol Amine yang rendah menyebabkan
kemampuan penyerapan CO2 dan H2S berkurang sehingga
diperlukan penambahan jumlah larutan Alkanol Amine yang
disirkulasikan.
- Konsentrasi larutan Alkanol Amine yang tinggi menyebabkan
kemampuan penyerapan CO2 dan H2S semakin baik, tetapi biaya
operasinya naik.
Jumlah (banyaknya) larutan Alkanol Amine yang disirkulasikan
Pada dasarnya, dengan menaikkan jumlah larutan Alkanol Amine yang
14 GAS PROCESSING
disirkulasikan, makin banyak CO2 dan H2S yang diserap dari gas umpan.
Dengan pertimbangan biaya operasi, maka jumlah larutan Alkanol Amine
yang digunakan perlu disesuaikan dengan jumlah gas umpan yang diproses
serta kandungan CO2 dan H2S di dalam gas umpan.
Keberhasilan Regenerasi larutan Alkanol Amine
Keberhasilan di dalam regenerasi ditunjukkan oleh kandungan CO2 dan H2S
di dalam larutan Alkanol Amine yang telah diregenerasi (Lean Amine):
- Makin rendah kandungan CO2 dan H2S di dalam Lean Amine,
kemampuan penyerapan terhadap C02 dan H2S semakin baik.
- Makin tinggi kandungan CO 2 dan H2S di dalam Lean Amine,
kemampuan penyerapan terhadap C02 dan H 2S semakin
berkurang.
Gambar 3.1. Proses Pemisahan CO2 dan H2S dari Gas Alam dengan Larutan Amine
Keterangan Gambar:
- Sour Gas : Gas alam yang kandungan CO2 dan H2S masih
tinggi.
- Purified Gas : Gas alam yang telah bebas dari kandungan CO2 dan
GAS PROCESSING 15
H2S.
- Lean Amine Solution : Larutan Alkanol Amine yang masih murni.
- Rich Amine Solution : Larutan Alkanol Amine yang telah menyerap C02 dan
H2O.
- Larutan Alkohol Amine dapat berupa : MEA, DEA, TEA
MEA = MONO ETHANOL AMINE
DEA = DIETHANOL AMINE.
TEA = TRIETHANOL AMINE.
- Acid Gas : Gas yang kandungannya terdiri dari CO2 dan H2S
(Gas
yang bersifat asam).
16 GAS PROCESSING
Gambar 3. 2. Mekanisme Pembentukan Hidrat
GAS PROCESSING 17
- Gas bumi yang keluar dari separator, dimana dari separator tersebut
keluar air akibat kondensasi dari gas bumi.
- Gas bumi yang keluar dari chiller (Pendingin /Evapator).
Gambar 3.3. Kondisi Gas Bumi yang Jenuh dengan Uap Air
Suhu operasi gas dalam pipa dimana gas dialirkan berada pada suhu
pembentukan hidrat atau lebih rendah. Air bebas akan terjadi apabila gas
mengandung uap air maksimum (jenuh) dan mengalami pendinginan.
Sebaliknya apabila suhu lingkungan dimana pipa gas mengalir lebih tinggi
dari suhu pembentukan hidrat, maka di dalam pipa tidak akan terbentuk
hidrat meskipun pada saat itu ada air bebas di dalam pipa.
3.2.4. Pencegahan pembentukan hidrat
Pada pelajaran sebelumnya sudah dijelaskan faktor utama pembentukan
hidrat, yakni:
Ada air bebas (free wafer) disistem perpipaan.
18 GAS PROCESSING
Suhu operasi gas berada pada suhu pembentukan hidrat atau lebih
rendah.
Bagaimana cara mencegah terbentuknya hidrat ?
Dengan menginjeksikan bahan kimia yakni methanol atau glycol,
Banyaknya methanol atau glycol yang diinjeksikan kedalam pipa gas
tergantung dari banyaknya air bebas yang akan tebentuk di dalam sistem
perpipaan.
Dengan menggunakan Proses Gas Dehidrasi.
3.2.5. Proses gas dehidrasi
Tujuan Proses
Proses dehidrasi terhadap gas bumi bertujuan memisahkan uap air yang
terkandung di dalam gas bumi/gas alam. Pemisahan uap air dari gas bumi
mempunyai beberapa alasan, yaitu:
- Mencegah terjadinya hidrat di dalam sistem perpipaan.
- Mencegah korosi apabila ada aliran acid gas, misalnya gas belerang
(H2S)
Jenis-Jenis proses gas dehidrasi.
Ada 3 Jenis proses gas dehidrasi yang sering digunakan, yakni:
- Proses absorsi dengan zat cair (glysol gas dehydration)
- Proses absorbsi dengan zat padat.
- Proses pendinginan (Refrigerasi)
o Gycol Gas Dehydration
Glycol merupakan zat cair yang mempunyai daya serap yang tinggi
terhadap air.
Ada tiga macam Glycol yakni:
- Ethylene Glycol.
- Diethylene Glycol.
- Triethylene Glycol.
Ketiga macam Glycol diatas mempunyai sifat-sifat yakni :
- Efisiensi absorbsi tinggi.
- Lebih ekonomis karena dapat diregenerasi.
- Tidak korosif dan tidak beracun.
- Tidak menimbulkan problem operasional apabila digunakan
dalam konsentrasi yang tinggi.
- Tidak berinteraksi dengan hidrokarbon dan acid gas.
Dari ketiga macam glycol tersebut, yang paling umum digunakan adalah
GAS PROCESSING 19
Triethylene Glycol (TEG) karena kehilangan penguapan lebih kecil.
Peralatan yang digunakan:
Pada proses Glycol gas dehidration, peralatan yang digunakan antara
lain:
- Kolom Kontaktor adalah tempat terjadinya penyerapan uap air
oleh Glycol.Di dalam kolom kontaktor dipasang beberapa tray
sebagai alat kontak antara gas dan cairan Glycol.
- Kolom Regenerator adalah kolom yang digunakan untuk
mengaktifkan cairan Glycol yang banyak mengandung uap air,
dengan cara dipanaskan sehingga uap air akan terpisah
dengan cairan Glycol.
o Garis Besar Proses
Tempat terjadinya penyerapan uap air oleh Glycol ini disebut
kontaktor atau kolom absorber, yang di dalamnya berisi beberapa
susunan tray Glycol yang mengandung sedikit uap air (lean Glycol) masuk
kontaktor dari bagian atas kolom, dan gas umpan (wet gas) masuk
kontaktor dari bagian bawah kolom. Di dalam tray inilah terjadi kontak
antara gas yang menuju keatas dan cairan Glycol yang mengalir
kebawah. Glycol yang keluar dari bagian bawah kolom kontaktor ini relatip
banyak mengandung uap air, yang disebut wet glycol (Rich Glycol)
Wet glycol ini agar dapat dipakai lagi sebagai penyerap harus
dipisahkan airnya dengan jalan dipanaskan agar air dapat menguap
sehingga diperoleh dry glycol (lean glycol). Alat untuk memanaskan rich
glycol ini disebut reboiler. Proses absorsi dikolom kontaktor akan berjalan
secara efektif apabila suhu glycol yang masuk kontaktor relative rendah.
Oleh sebab itu lean glycol yang keluar dari reboiler harus didinginkan dulu
dengan menggunakan beberapa HE (Heat Exchanger) sebelum masuk
kontaktor.
Variabel operasi pada unit proses glycol gas dehydration.
Variabel-variabel operasi yang terjadi antara lain:
- Temperatur Suhu
Suhu operasi dari kontaktor ditentukan oleh suhu gas umpan
atau suhu lean glycol masuk kontaktor. Makin rendah suhu
glycol, makin tinggi daya serapnya terhadap uap air.Akan
tetapi dibatasi minimum 70oF.
- Konsentrasi dari Lean Glycol
20 GAS PROCESSING
Konsentrsi lean glycol yang digunakan tergantung dari suhu gas
umpan (Wet Gas) masuk kontaktor (Suhu operasi kontaktor)
Makin rendah suhu gas umpan yang masuk kontaktor,
konsentrasi lean glysol semakin rendah, dan sebaliknya.
- Jumlah (Banyaknya) Glycol yang Disirkulasikan
Pada dasarnya, dengan menambah jumlah glycol yang
disirkulasikan, maka banyak kandungan uap air yang dapat
diserap dari gas umpan.
22 GAS PROCESSING
Gambar 3.5. Mekanisme Adsorbsi
Regenerasi Adsorbent
Apabila lapisan adsorbent di dalam kolom adsorber sudah
mencapai titik jenuh (saturated) dan operasi tetap dijalankan, maka
kandungan uap air di dalam gas out let (gas yang keluar dari kolom)
akan berangsur naik. Keadaan ini tidak diinginkan sehingga
adsorbent harus diregenerasi.
Untuk regenerasi adsorbent yang sering digunakan adalah
dengan cara pemanasan. Cara pemanasan langsung dikontakkan
ke susunan solid dessicant (timbunan adsorbent di dalam kolom)
dengan menggunakan fluida panas yang suhunya 200 - 300 oC.
Pada suhu tersebut, kandungan air di dalam solid dessicant akan
terlepas dan menguap ikut bersama fluida panas tersebut. Pada saat
proses regenerasi, kolom adsorber dalam keadaan berhenti (tidak
dioperasikan untuk proses dehidrasi) dan dialihkan ke kolom adsorber
lain yang sudah siap dioperasikan, sehingga proses dehidrasi dapat
berjalan secara kontinyu (terus menerus).
GAS PROCESSING 23
Gambar 3.6. Proses dan Regenerasi Adsorbent
Keterangan :
Value 1 : Wet feed gas inlet (gas umpan masuk)
Value 2 : Fluida panas + uap air keluar
Value 3 : Dry gas outlet (gas bebas air keluar)
Value 4 : Fluida panas masuk
Proses dan Regenerasi
Pada proises dehidrasi, gas umpan masuk melalui valve no 1
(valve no 2 ditutup) dan masuk kedalam kolom kontaktor
menembus lapisan solid dessicant sehingga kandungan uap air
dalam gas akan terserap. Kemudian setelah melewati lapisan solid
dessicant, gas tersebut keluar melewati valve no. 3 (valve no 4
ditutup). Begitu seterusnya, sampai pada suatu saat kondisi solid
dessicant sudah jenuh dengan air, sehingga harus diregenerasi. Pada
saat regenerasi adsorbent, aliran gas umpan ditutup dengan menutup
valve no.1 dan value nomor 3, sehingga proses dehidrasi pada kolom
ini berhenti.
24 GAS PROCESSING
Agar proses dehidrasi dapat berlanjut, maka aliran gas
umpan dialihkan kekolom adsorber yang lain dimana kolom tersebut
sudah siap dioperasikan. Perlu diketahui bahwa proses dehidrasi
dengan menggunakan solid dessicant (adsorbent), kolom adsorber
yang dipergunakan lebih dari satu, yakni apabila kolom yang satu
diregenerasi, kolom satunya dapat dioperasikan untuk proses
dehidrasi sehingga proses dehidrasi dapt berjalan secara terus
menerus (Kontinyu). Proses regenerasi solid desiccant ini dilakukan
secara periodik, yakni pada saat solid desiccant sudah jenuh dengan
air sehingga tidak mampu lagi menyerap kandungn uap air di dalam
gas umpan.
Waktu untuk regenerasi terhadap solid desiccant tergantung
dari tingkat kejenuhan solid desiccant dan jumlah (volume) solid
desiccant di dalam kolom. Secara umum regenerasi ini dilakukan
selama 24 jam. Setelah solid desiccant selesai diregenerasi, sambil
menunggu soliddesiccant pada kolom yang dioperasikan mencapai
titik jenuh, maka solid desiccant yang selesai diregenerasi sementara
diistirahatkan (standby)
GAS PROCESSING 25
Gas Alam
Pada proses pemisahan kandungan mercury (Hg) dari dalam gas alam,
prosesnya disebut Mercury Removal Process (Hg Removal). Peralatan yang
dipergunakan berupa vessel yang di dalamnya diisi dengan karbon aktif yang
mengandung sulfur.
3.3.1. Uraian Proses
Gas umpan yang yang telah bersih dari uap air ini kemudian dialirkan
masuk kedalam alat penyerap mercury (Mercury Removal Vessel). Disini
kandungan mercury yang terkandung di dalam gas umpan akan diserap oleh
karbon aktif yang mengandung sukfur tersebut, walaupun pada kenyataannya
jumlah mercury yang terkandung di dalam gas umpan sangat kecil sekali.
Setelah gas umpan melewati proses mercury removal, gas alam kemudian
masuk ke tahap proses selanjutnya.
3.3.2. Tujuan Penghilangan Kandungan Mercury di dalam Gas
Tujuan penghilangan mercury adalah untuk mencegah kerusakan
peralatan-peralatan yang terbuat dari bahan aluminium, khususnya alat
pendingin utama (Main Heat Exchanger) pada proses pencairan gas alam.
26 GAS PROCESSING
Soal Latihan
1. Jelaskan tentang proses amine gas treating !
2. Jelaskan tentang proses absorbsi dalam amine gas treating !
3. Sebutkan dan jelaskan secara singkat tentang peralatan dalam proses absorbsi!
4. Sebutkan kondisi operasi yang digunakan dalam kolom absorber !
5. Gambarkan flow sheet tentang proses pemisahan CO2 dan H2S dari gas alam dengan
larutan amine !
GAS PROCESSING 27
BAB IV
PROSES PEMISAHAN HIDROKARBON BERAT
28 GAS PROCESSING
kolom depropanizer ini, pada tekanan tertentu butan berada pada fase cair,
sedangkan propan serta fraksi yang lebih ringan berada pada fase uap
(Gas).
Kolom Diethanizer
Kolom ini dipergunakan untuk memisahkan antara propan dengan fraksi
yang lebih ringan yakni: Etana dan Metana. Prinsip pemisahannya sama
yakni berdasarkan perbedaan titik didih masing-masing komponen.
4.4.2. Peralatan Penunjang
Unit Gas Compressor
Compressor berfungsi mengempa (menekan) gas umpan untuk
mendapatkan tekanan yang tinggi guna proses distilasi di dalam kolom.
Tekanan yang diperlukn sekitar 22 kg/cm2.
Overhead Accumator
Alat ini dipergunakn untuk menampung cairan hasil kondensasi dari uap
setelah penurunan suhu di cooler, condensor dan cooler.
Reboiler
Alat ini dipergunakan untuk penguapan kembali cairan dengan cara
pemanasan, yakni menggunakan HE (Heat Exchaner) Type Kettle Reboiler.
Sebagai pemanas digunakan fluida panas, pada umumnya menggunakan
steam sebagai pemanas. Disini steam dilewatkn melalui tube side dan
butan cair sebagai penerima panas dilewatkan melalui shell side Reboiler
ini untuk memanaskan butan cair pada dasar kolom Depropanizer.
Heater
Alat ini berfungsi untuk menaikkan suhu propan cair didasar kolom
Deethanizer. Pada unit ini hanya terdapat sebuah Heater dengan type Pipe
Coil yang menggunakan fluida panas (biasanya Steam) sebagai pemanas.
Steam Coil tersebut terendam di dalam propan cair yang terdapat didasar
kolom Deethanizer.
Condensor
Berfungsi sebagai alat untuk merubah fase uap menjadi fase cair
(mengembunkan), dimana dalam proses perubahan fase tersebut tidak
disertai perubahan suhu (suhunya tetap)
Cooler
Berfungsi sebagai alat untuk menurunkan suhu, dimana dalam proses
penurunan suhu (perubahan suhu) tersebut tidak disertai perubahan fase
(fasenya tetap)
GAS PROCESSING 29
Reflux Pump
Pompa ini berfungsi untuk memindahkan cairan yang berasaldari Overhead
Accumulator untuk dikirim ke puncak Kolom Depropanizer dan
Deethanizer, guna mengatur suhu pada puncak Kolom Depropanizer dan
Deethenizer.
4.4.3. Uraian Proses
Umpan yang berasal dari produk puncak Kolom Stabilizer pada unit
Platmormer atau dari proses pemurnian gas alam dimasukkan ke dalam
Kolom Depropanizer dengan menggunakan kompresor. Di dalam Kolom
Depropanizer terjadi pemisahan fraksi-fraksi berdasarkan titik didih masing-
masing fraksi (komponen). Dengan adanya pemanasan pada Reboiler yang
terdapat pada dasar Kolom, maka fraksi propan serta fraksi yang lebih ringan
akan teruapkan dan keluar melalui puncak Kolom Depropanizer.
Fraksi butan dan fraksi yang lebih berat keluar dari dasar Kolom,
selanjutnya masuk ke Butan Cooler, kemudian mengalir ke tangki penampung
dengan tekanannya sendiri. Uap propan dan fraksi yang lebih ringan dari
puncak Kolom Depropanizer diembunkan di Overhead Condensor dan cairan
hasil kondensasinya setelah diidinginkan di Cooler kemudian ditampung di
dalam Overhead Accumulator bersama uap yang tidak mengembun.
Uap yang tidak mengembun ini melalui bagian atas Overhead
Accumulator dialirkan ke alat pendingin, kemudian masuk ke Scruber Kolom
untuk dipisahkan antara Metan dan Etan. Metan yang berupa uap/gas keluar
melalui puncak Scruber, untuk selanjutnya menuju ke unit proses pencairan
gas alam. Sedangkan Etan yang berbentuk cair, keluar melalui dasar Kolom
Scruber dan dialirkan ke tangki penampung, untuk selanjutnya ke Sistem
Bahan Bakar Gas (Fuel Gas System).
Cairan propan yang keluar dari dasar Overhead Accumulator,
sebagian dikembalikan ke puncak Kolom Depropanizer sebagai Reflux dan
sebagian ke puncak Kolom Deethanizer untuk dipisahkan antara propan
dan fraksi Etan yang terikut. Dengan bantuan panas yang dihasilkan dari
“propan heater” yang terdapat pada dasar Kolom Deethanizer, maka Etan dan
fraksi yang lebih ringan akan teruapkan dan keluar melalui puncak Kolom
Deethanizer, dan bergabung dengan uap dari puncak
Kolom Depropanizer, selanjutnya masuk kembali ke Overhead
Condensor dan setelah didinginkan di Cooler kemudian masuk ke Overhead
Accumulator. Cairan propan yang keluar dari dasar Kolom Deethanizer,
30 GAS PROCESSING
didinginkan di dalam Cooler dan selanjutnya dialirkan ke tangki penampung.
4.4.4. Variabel Proses
Variabel proses adalah perubahan-perubahan kondisi yang dapat
mempengaruhi jalannya proses. Variabel proses pada unit ini adalah:
- Suhu puncak Kolom.
- Suhu dasar (bottom) Kolom.
- Tekanan Kolom.
- Jumlah aliran reflux.
- Suhu reboiler/heater
GAS PROCESSING 31
Suhu Reboiler/Heater
Suhu Reboiler/Heater dapat mempengaruhi suhu di dalam Kolom.
Tingginya pemanasan di Reboiler/Heater dapat menaikkan suhu Kolom,
demikian pula sebaliknya, rendahnya pemanasan di Reboiler/Heater
dapat menurunkan suhu Kolom.
32 GAS PROCESSING
Soal Latihan
1. Jelaskan tentang proses pemisahan hidrokarbon berat !
2. Sebutkan tujuan dari proses distilasi bertekanan !
3. Sebutkan umpan dan hasil yang didapatkan dari kolom stabilizer !
4. Sebutkan variabel proses dalam kolom stabilizer !
5. Jelaskan fungsi dan tujuan dari reflux !
GAS PROCESSING 33
BAB V
PROSES PEMBUATAN GAS ALAM CAIR
5.1 Pendahuluan
Kemajuan suatu bangsa dapat diukur dari banyak sedikitnya energi yang
dikonsumsi oleh bangsa tersebut. Makin banyak energi yang dikonsumsi, makin maju
bangsa tersebut. Penggunaan energi dapat meningkatkan kesejahteraan umat
manusia, namun ada pula dampak negatif yang berupa pencemaran lingkungan.
Dengan semakin ketatnya peraturan dan perundang-undangan mengenai
perlindungan lingkungan, semakin dicari jenis bahan bakar atau energi yang tidak
banyak menimbulkan pencemaran lingkungan.
Bila dibandingkan dengan batubara dan minyak bumi/ BBM, maka bahan
bakar gas (dalam hal ini adalah gas alam) paling sedikit dampak negatif terhadap
lingkungan, sehingga negara-negara maju cenderung untuk menggunakan bahan
bakar gas sebagai pengganti bahan bakar minyak. Karena berat jenisnya yang
sangat rendah, maka gas alam memerlukan sarana penimbunan dan
pengangkutan yang sangat besar untuk keperluan export. Sebagaimana diketahui,
Indonesia memiliki cadangan gas alam dalam jumlah besar. Untuk mengatasi
masalah tersebut, gas alam perlu dicairkan agar dapat menggunakan tangki timbul
dan kapal tangker yang tidak terlalu besar.
Untuk mencairkan gas alam menjadi LNG (Liquified Natural Gasses), gas
alam yang telah dibebaskan dari kandungan impurities-nya harus mengalami
proses pendinginan lanjut (Refrigeration) hingga suhu yang sangat rendah. Proses
refrigerasi dengan media pendingin Propan dan Multi Component Refrigerant
(MCR) inilah yang dipakai untuk mencairkan gas alam menjadi LNG.
34 GAS PROCESSING
1/600 kali, sedangkan gas propan akan menyusut sekitar 1/300 kali.
36 GAS PROCESSING
H2O, Hg dan hidrokarbon berat (C5H12+), yang gunanya untuk mencegah hal-
hal yang dapat mengganggu proses pencairan pada suhu yang sangat
rendah. Gas alam yang diterima dari lapangan-lapangan dan yang diterima
dari proses lain, dengan melalui pipa saluran bergabung menjadi satu aliran
yang selanjutnya dialirkan ke Unit Pencairan Gas (NGL) Plant pada tekanan
sekitar 600 psig.
NGL = Natural Gass Liquefaction
600 psig = • 42 kg/cm2
Gas umpan (gas alam) ini dilewatkan dalam sebuah kolom yang
dinamakan CO2 & H2S Absorber, dimana kandungan CO2 & H2S akan diserap
dari dalam gas umpan dengan memakai larutan Alkanol Amine yaitu MEA
(Mono Ethanol Amine). Larutan MEA yang telah menyerap CO2 & H2S
selanjutnya diaktifkan kembali atau diregenerasi di dalam suatu sistem
regenerasi (Regenerator Column) untuk melepaskan CO2 & H2S dengan cara
pemanasan (Stripping). Kemudian larutan MEA yang telah diregenerasi tadi
dialirkan kembali ke Kolom Absorber untuk menyerap CO 2 & H2S yang lain
dari dalam gas umpan. Demikian operasi ini berlangsung secara terus
menerus. Tujuan dari pemisahan CO2 & H2S dari dalam gas umpan adalah
untuk menghindari problema pembekuan di dalam peralatan-peralatan
proses ketika gas dalam proses pendinginan dan pencairan. Selain itu
adanya zaat yang bersifat asam dapat menyebabkan korosi pada peralatan
Gas umpan yang telah bersih dari kandungan CO 2 & H2S
selanjutnya dilewatkan melalui Unit Pengering (Drier) untuk menyerap
kandungan uap air dengan memakai bahan penyerap Molecular Sieve (Solid
Desiccant) sampai kadar air di dalam gas alam mencapai batas-batas
maksimum yang diizinkan. Ada 2 buah Unit Pengering yang bekerja secara
bergantian, apabila Drier yang satu sedang bekerja/beroperasi untuk
menyerap uap air dari dalam gas umpan, maka Drier yang satu lagi sedang
diaktifkan kembali/diregenerasi. Proses regenerasi Unit Pengering dilakukan
dengan cara mengalirkan gas yang telah lebih dulu dipanaskan pada suhu
sekitar 270˚C oleh suatu Heater, dengan cara berlawanan arah ke dalam Unit
Pengering tersebut. Gas regenerasi yang telah mengandung uap air ini
setelah dibuang/dipisahkan airnya dengan menggunakan alat pendingin
Condensor, kemudian dikembalikan ke aliran gas umpan yang akan masuk ke
Unit Pengering. Penghilangan uap air dari gas umpan juga dimaksudkan untuk
mencegah terjadinya pembekuan di dalam peralatan-peralatan proses ketika
GAS PROCESSING 37
gas alam dalam proses pendinginan dan pencairan.
Selanjutnya gas alam yang telah bersih dari uap air dialirkan melalui
alat penyerap mercury/ air raksa (Mercury Removal Vessel). Kandungan
mercury di dalam gas alam diserap dengan menggunakan penyerap karbon
aktif yang mengandung sulfur, sehingga sulfur akan mengikat mercury dari
dalam gas alam yang melewati bahan penyerap karbon tadi, walaupun
pada kenyataannya kandungan mercury dalam gas alam sangat kecil sekali.
Mercury harus dibuang karena bahan ini dapat merusak peralatan-
peralatan yang terbuat dari alumunium, khususnya alat pendingin utama yaitu
Main Heat Exchanger. Gas alam (gas umpan) yang keluar dari Mercury
Removal Unit kemudian dilewatkan melalui alat pendingin/Evaporator untuk
didinginkan sampai pada suhu sekitar -27˚C agar dapat dipisahkan dari
kandungan hidrokarbon beratnya.
Pemisahan hidrokarbon berat dilakukan di dalam Scrub Column Unit,
dimana fraksi ringan keluar dari bagian atas (top) Scrub Column, kemudian
didinginkan di dalam alat pendingin/Evaporator sampai suhu sekitar -34˚C, lalu
dialirkan ke alat pendingin utama (pendingin lanjut) untuk proses pencairan.
Sedangkan fraksi-fraksi berat keluar dari bagian bawah (bottom) Scrub
Column, dialirkan ke Unit Fraksinasi untuk selanjutnya dipisahkan ke
dalam komponen-komponennya yaitu Ethana, Propana dan Butana serta
hidrokarbon paling berat (C5+) .
Komponen-komponen yang dihasilkan terutama propana dan
butana sebagian dicampurkan ke aliran gas yang masuk ke alat pendingin
utama (Main Heat Exchanger) untuk dicairkan bersama-sama dengan aliran
gas umpan. Gunanya adalah untuk menaikkan nilai BTU (British Thermal
Unit) atau nilai kalori dari LNG yang dihasilkan. Sedangkan sebagian dari
komponen-komponen tersebut disimpan di dalam tangki timbun untuk bahan
“Refrigerant Make Up” dan untuk bahan bakar LPG. Fraksi hidrokarbon paling
berat (C5+) dari hasil akhir fraksinasi dikirimkan ke tangki penampung
sementara, untuk selanjutnya dikirim kembali ke lapangan untuk dipakai
sebagai bahan pencampur crude oil, atau dipakai sebagai komponen MOGAS
(campuran bahan bakar bensin). Aliran gas umpan yang telah didinginkan oleh
sistem refrigerasi dengan media pendingin propana kemudian di dalam Main
Heat Exchanger (Main HE) didinginkan lebih lanjut dan dicairkan menjadi
LNG dengan pertolongan Sistem Refrigerasi dengan media MCR (Multi
38 GAS PROCESSING
Component Refrigerant). MCR dengan suhu sekitar -34˚C oleh sistem
pendingin propana dan tekanan sekitar 35 kg/cm2 diekspansikan di dalan
Shell dari Main Heat Exchanger menjadi sekitar 2,5 kg/cm2 sehingga terjadi
penurunan suhu yang sangat rendah dari MCR di dalam Shell dan akhirnya
MCR mampu untuk menurunkan suhu gas umpan dan mencairkannya
menjadi LNG pada suhu sekitar -160˚C. Selanjutnya LNG yang dihasilkan
dari Main Heat Exchanger ditampung di dalam tangki penampung sementara
(Drum/Vessel), yang akhirnya dipompakan ke tangki timbun, menunggu
saatnya didistribusikan/ dikapalkan untuk diexport.
GAS PROCESSING 39
Soal Latihan
1. Apa yang dimaksud dengan LNG !
2. Jelaskan tujuan dari proses pencairan gas alam !
3. Sebutkan dan jelaskan 2 (dua) metode dari pencairan gas alam !
4. Jelaskan bagaimana proses penghilangan uap air dan air raksa !
5. Sebutkan dan jelaskan 2 macam proses pendinginan !
40 GAS PROCESSING
BAB VI
PROSES PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN STEAM
REFORMING
GAS PROCESSING 41
6.3 Kondisi Operasi pada Reforming Furnace
Suhu umpan keluar dari Furnace Tube : 900˚C
Tekanan umpan = 150 psig
Steam/ HC ratio = 3:1
42 GAS PROCESSING
Gambar 6.2. Diagram Alir Proses Pembuatan LNG
GAS PROCESSING 43
Gambar 6.3. Proses Pembuatan Gas Hidrogen Dengan Steam Reforming
44 GAS PROCESSING
Soal Latihan
1. Tuliskan reaksi kimia antara metana dengan steam !
2. Jelaskan kondisi operasi pada reforming furnace !
3. Jelaskan proses yang terjadi pada flowsheet berikut ini :
GAS PROCESSING 45
BAB VII
PROSES PEMBUATAN GAS NITROGEN
Proses pembuatan Gas Nitrogen dilakukan disuatu unit proses yang disebut Nitrogen Plant.
7.1 Bahan Baku
Bahan pembuatan Gas Nitrogen adalah Udara. Di dalam udara terkandung
Nitrogen yang cukup besar yakni sekitar 79 %, dan Oksigen sekitar 21 %.
7.2 Produk
Dari proses ini akan dihasilkan Gas Nitrogen dan Cairan Oksigen.
7.3 Prinsip Proses
Dalam pembuatan Gas Nitrogen ini memakai prinsip proses, yaitu udara
dicairkan dengan cara kompresi dan ekspansi, kemudian udara cair tersebut
dipisahkan menjadi Oksigen dan Nitrogen di dalam kolom Fraksinasi/ rektifikasi
berdasarkan titik didih masingmasing komponen.
Titik Didih Oksigen : - 183 0 C pada tekanan 1 atm.
Titik didih Nitrogen : - 195 0 C pada tekanan 1 atm.
7.4 Peralatan utama
Peralatan utama yang dipergunakan adalah kolom fraksinasi/reksifikasi,
dimana kolom fraksinasi ini terbagi manjadi 2 (dua) bagian, yaitu kolom fraksinasi atas
dan kolom fraksinasi bawah.
7.5 Uraian Proses
7.5.1. Urutan Proses
(1) Udara umpan dengan tekanan sekitar 200 atm didinginkan di dalam HE
(Heat Exchanger) oleh produk gas Nitrogen dingin, kemudian mengalir
kedalam „pipe coil“ yang ada didasar kolom fraksinasi bawah, selanjutnya
dieksponsikan melalui Expansion Valve (EV) dari tekanan 200 atm
diturunkan menjadi 4-6 atm.
(2) Udara tersebut menjadi dingin terus mencair dan masuk kekolom
Fraksinasi bawah pada (C).
(3) Didalam kolom Fraksinasi bawah tersebut, udara cair turun kebawah
melalui tray-tray dan mengalami fraksinasi. Dasar kolom ini menerima
panas dari aliran udara tekan yang mengalir di dalam pipe coil. Cairan
yang kaya akan Oksigen mengumpul didasar kolom pada (b), sedang
Nitrogen menguap keatas.
46 GAS PROCESSING
(4) Cairan yang kaya akan Oksigen ini mengalir melalui katup keluar (e) dan
masuk ke dalam kolom Fraksinasi atas pada (f) karena adanya perbedaan
tekanan antara kolom Fraksinasi bawah (4-6 atm) dan kolom Fraksinasi
atas (1,3 atm).
(5) Di dalam kolom Fraksinasi atas, cairan yang kaya akan Oksigen tersebut
turun melalui tray-tray sambil melepaskan uap Nitrogen yang terbawa dan
terkumpul pada (h) sebagai cairan Oksigen dengan kemurnian diatas 90
%, dan dikeluarkan dari kolom sebagai produk.
(6) Di dalam kolon Fraksinasi bawah, Uap Nitrogen naik keatas, masuk
kedalam pipa tegak menuju keatap yang berbentuk kubah (dome). Uap
Nitrogen pada waktu menyentuh atap terus mengembun dan mengalir
pada sisi bawah atap dome menuju ketepi atap dan jatuh ketalang pada
(k).
(7) Cairan yang kaya akan Nitrogen ini mengalir melalui valve (e), masuk ke
HE (m) kemudian mengalir keatas dan masuk ke Kolom Fraksinasi atas
pada (n) karena adanya perbedaan tekanan.
(8) Cairan yang kaya akan Nitrogen tersebut turun kebawah melalui tray-tray.
Disini uap Nitrogen yang telah bebas dari oksigen keluar sebagai produk
melalui puncak Kolom Fraksinasi atas pada (o), kemudian melalui HE (m)
dan selanjutnya melalui HE (p) guna mendinginkan udara tekan (umpan)
yang baru masuk.
GAS PROCESSING 47
Gambar 7.1. Diagram Alir Proses Pembuatan Gas Nitrogen
Keterangan gambar:
a. Jalan masuk bagi udara dengan tekanan 200 atm.
b. Tempat berkumpul udara cair yang kaya akan oksigen.
c. Udara yang telah dingin dan cair memasuki Kolom Bawah.
d. Kolom Rektifikasi Bawah.
e. Katup keluar (exit valve) bagi cairan yang mengandung ±40 % oksigen.
f. Cairan kaya akan oksigen yang memasuki Kolom Rektifikasi Atas.
g. Kolom Rektifikasi Atas.
h. Tempat berkumpulnya oksigen cair.
i. Katup keluar bagi oksigen cair dengan kemurnian 90 % atau lebih.
j. Sarana pengembun berupa kumpulan pipa dan kubah (condensing
tubes and (dome) untuk Kolom Rektifikasi Bawah.
k. Hasil puncak kolom Rektifikasi Bawah yang telah mengembun dan kaya
akan nitrogen.
l. Katup keluar (Relieve valve) bagi cairan yang kaya akan nitrogen yang
akan mengalir ke Kolom Rektifikasi Atas.
m. Alat Penukar Panas antara cairan yang kaya akan nitrogen dengan gas
nitrogen.
n. Cairan kaya nitrogen memasuki Kolom Atas.
o. Gas nitrogen dingin keluar dari puncak Kolom Atas.
p. Alat Penukar Panas antara udara tekan yang baru masuk dengan gas
nitrogen yang keluar.
48 GAS PROCESSING
Soal latihan
1. Sebutkan bahan baku dari proses pembuatan gas nitrogen !
2. Jelaskan prinsip proses dari pembuatan gas nitrogen !
3. Jelaskan uraian proses dari pembuatan gas nitrogen !
4. Gambarkan diagram alir dalam proses pembuatan gas nitrogen !
5. Sebjtkan kegunaan dari gas nitrogen tersebut dalam dunia industri !
GAS PROCESSING 49
BAB VIII
PROSES TERMO DINAMIKA UAP
8.1 Umum
Dalam bab ini akan dibahas tentang hukum-hukum termodinamika yang
banyak diterapkan dalam proses termodinamika uap. Di dalam hukum termodinamika
menjelaskan bahwa energi dapat dinyatakan dalam berbagai bentuk, yakni dapat
berupa energi mekanik, energi panas, energi listrik, dll.
Di dalam proses termodinamika, kemungkinan mengalami proses kompresi
atau ekspansi yang dapat berlangsung pada volume konstan, tekanan konstan,
temperatur/suhu konstan, adiabatis, dan politropis. Masing-masing proses tersebut
mempunyai karakteristik yang berbeda antara satu dengan lainya.
8.1.1. Hukum Gas Sempurna.
Sifat-sifat fisik gas sempurna dalam kenyataanya sangat
dipengaruhi oleh tiga variabel berikut :
(1) Tekanan.
(2) Volume yang ditempati.
(3) Suhu.
Hubungan antara ketiga variabel tersebut telah dipelajari oleh tiga
orang ahli fisika bernama Robert Boyle, Frenchnan Jacques A.C.Charles,
Gay-Lusac, yang masing-masing menyatakan suatu hukum yang berlaku pada
gas sempurna seperti berikut :
(1) Hubungan antara Tekanan dan Volume.
Hubungan antara tekanan dan volume gas dalam proses kompresi
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
Jika selama kompresi suhu gas dijaga tetap, maka pengecilan volume
menjadi ½ kali akan menaikkan tekanan menjadi 2 kali lipat. Demikian
juga jika volume diperkecil menjadi 1/3 kali, maka tekanan akan naik
menjadi 3 kali lipat, dst. Jadi secara umum dapat dikatakan sebagai berikut:
Pernyataan ini dikenal dengan Hukum Boyle dan dapat dirumuskan pula
sebagai berikut:
50 GAS PROCESSING
Jika suatu gas mempunyai volume V1 dan tekanan P1 dimampatkan
atau diekspensikan pada suhu tetap hingga volumenya menjadi V2,
maka tekanan gas akan menjadi P2 dan hasil perkaliannya tetap, sehingga:
P1 V1 = P2 P2 = tetap
Disini tekanan dapat dinyatakan dalam satuan kg/cm 2 atau Pa. Dan
volume dinyatakan dalam satuan m3.
Jika suatu gas pada 0ºC mempunyai volume Vo, maka pada suhu t1oC untuk
tekanan yang sama, gas tersebut akan mempunyai volume V1, dimana
1 t1
V1 = Vo + —— t1. Vo = Vo ( 1 + — )
273 273
Pada suhu t2oC untuk tekanan yang sama pula, gas mempunyai
volume
t2
V2 = Vo ( 1 + —— )
273
Jika kedua persamaan tersebut diperbandingkan, maka diperoleh persamaan
seperti berikut :
V1 ( 273 + t1 )
—— = —————
V2 ( 273 + t2 )
GAS PROCESSING 51
o
Kelvin (ºK) dimana 0 ºK = - 273 ºC. Suhu yang didasarkan pada skala ºK
ini disebut suhu mutlak gengan simbol T. Adapun hubungan antara t dan
T dapat ditulis sebagai berikut:
T ºK = 273 + t ºC
Jika suhu dinyatakan dalam suhu mutlak (ºK), maka diperoleh persamaan
seperti berikut:
V1 T1
—— = ——
V2 T2
Jadi menurut persamaan ini, hukum Charles dapat pula dikatakan sebagai
berikut:
V1 V1
—— = —— = tetap
T1 T2
(3) Hubungan antara Tekanan dan Suhu
P1 P1
—— = —— = tetap
T1 T2
(4) Persamaan Keadaan.
P1.V1 P1.V2
——— = ———— = tetap
T1 T2
52 GAS PROCESSING
Avogadro menyatakan bahwa semua gas pada tekanan dan suhu normal
(p = 1 atm dan t = 0ºC atau T = 273ºK) setiap grol (grammol) menempati
volume sebesar 22,4 liter atau V = 22,4 liter/grol.
P.V = n.R.T
dimana:
GAS PROCESSING 53
P = Tekanan mutlak dari gas ( psia, atm)
V = Volume gas ( m3, liter,ft3)
n = Massa gas ( grol,kgmol, lbmol) R = Konstanta gas umum.
T = Suhu mutlak dari gas (ºK, ºR)
Contoh soal 1:
Berapa besarnya Konstanta gas (R), kalau volume dalam liter, tekanan
dalam atm, suhu dalam oK, sedangkan n = 1 grol.
Penyelesaian :
1 grol setiap gas pada kondisi standart (1 atm, 0ºC), volumenya = 22,4
liter Æ Pernyataan Avogadro.
Dari data di atas, dapat ditulis ;
D1 : n = 1 grol
P = 1 atm
V = 22,4 liter
T = 0 ºC = (0 + 273) ºK = 273 ºK
D2 : R …?
D3 : Persamaan gas
P.V = n.R.T.
1 atm,22,4 liter
R=
1 grol.273ºK
ltr.atm
R = 0,08205 ————
grol. ºK
Contoh Soal 2:
Berapa besarnya Konstanta gas (R), kalau volume dalam ft3, tekanan
dalam psi, suhu dalam ºR (Renkine), dan massa (n) 1lbmol (lbm).
Penyelesaian:
1lbm setiap gas pada kondisi standard volumenya = 359ft3. Dari data
di atas, dapat ditulis
D1 : n = 1 lbm
P = 1 atm = 14,7 psi
V = 359 ft3
T = 32 ºF = (32 + 460) ºR = 492ºR
D2 : R …?
54 GAS PROCESSING
D3 : Persamaan gas
P.V = n.R.T
R = P V/n T
Contoh soal 3 :
Suatu ruangan berukuran :
Panjang = 5 m, lebar = 4 m, tinggi = 3m, suhu ruangan = 30 ºC, dan
tekanan = 1 atm. Ruangan tersebut berisi udara. Berapa massa (n)
udara di dalam ruangan tersebut, jika besarnya konstanta gas ( )
Penyelesaian :
D1 :p =5m
l =4m
t =3m
Volume = 5m x 4m x3m
= 60m3 = 60.000dm3
Maka volume ruangan = 60.000 liter
V = 60.000 liter
P = 1 atm
T = 30oC = (30 + 273) oK = 303 oK
R = 0,08205
D2 : V …?
D3 : Persamaan gas
P.V = n.R.T
n.R.T
V = ———
P
ltr.atm
0,61 grol. 0,08205 ———— . 300ºK
grol ºK
= ———————————————
1,5 atm
= 10,01 liter.
V = ~10 liter
Contoh Soal 5 :
Gas Hidrogen di dalam bejana mempunyai
Tekanan =1,5 atm,
Volome = 1000 liter
Massa = 610 grol
tr,atm
Konstanta gas = 0,08205 ————
grol ºK
Berapa ºC suhu gas Hidrogen didalam bejana?
Penyelesaian:
D1 : p = 1 ,5 atm
V = 1000 liter
n = 610 grol.
ltr atm
R = 0,08205 ————
grol ºK
56 GAS PROCESSING
D2 : T …?
D3 : Persamaan gas
P.V = n.R.T
PV
T = ———
n.R
1,5 atm.1000 ltr
T = —————————————
ltr atm
610 grol.0,08205 —————
grol. ºK
= 299,697 ºK
= 300 ºK
= (300-273) ºC
T = 27 ºC
Contoh soal 6 :
Gas Nitrogen di dalam Vessel mempunyai :
Volume = 359 ft3
Temperatur = 32 ºF
Massa = 1 lbmol
psia ft3
Konstanta gas = 10,73 ————
lbm. ºR
n = 1 lbm
T = 32 .ºF = (32 + 460) ºR = 492 ºR
psia ft3
R = 10,73 ————
lbm. ºR
D2 : P …?
D3 : Persamaan gas
P.V = n.R.T
n.R.T
P = ———
V
psia ft3
1 lbm.10,73 ————. 492 ºR
lbm. ºR
= ------------------------------------------
359 ft3
GAS PROCESSING 57
P = 14,7 psia
Soal-soal:
1. Gas oksigen di dalam suatu balon dengan
Volume = 10 liter,
Tekanan = 1,5 atm dan
Temperatur = 300 ºK
ltr.atm
Konstanta gas = 0,08205 ————
grol. ºK
Hitung masa gas oksigen (n)
2. Bila kemudian balon mengalami bocor, sehingga volume
oksigen di dalam balon tinggal separuhnya, dan
tekanannya tiggal 1,2 atm. Berapa massa (n) oksigen yang hilang
(bocor), bila suhu awal sama dengan suhu akhir.
3. Berapa volume gas Hidrogen, bila diketahui :
Suhu gas = 32 ºF
Tekanan = 1 atm.
Massa gas = 1 lbm
psia ft3
Konstanta gas = 10,73 ————
lbm. ºR
4. Udara didalam ruangan mempunyai
Massa gas = 965,362 grol.
Temperatur = 30 ºC
Tekanan = 1 atm
ltr.atm
Konstanta gas = 0,08205 ———
grol. ºK
Hitung Volume udara.
58 GAS PROCESSING
- Untuk zat cair :
Yang dipilih sebagai pembanding adalah air
- Untuk Gas :
Yang di[ilih sebagai pembanding adalah udara. Untuk gas, SG dapat
dihitung dengan formula:
BM gas
SG = ————— Æ untuk gas murni
BM Udara
BM gas
SG = ————— Æ untuk gas campuran.
BM Udara
BM = Berat molekul.
BM gas dapat dilihat/dicari di tabel, sedangkn BM udara dapat dihitung
dengan formula:
BM udara = 21 %. BM 02 + 79 %..BM N2
= 0,21.32 + 0.79.28
= ~29
Satuan untuk BM: gram/grol, lb/lbmol, kg/kgmol.
Contoh 1.
Menghitung SG gas Metana (CH4). Dari tabel diperoleh harga BM
CH4 = 16 lb/lbmol
BM udara = 29 lb/lbmol
16lb/lbmol
SG C1 = —————
29lb/lbmol
= 0,5517.
Contoh 2.
Menghitung SG N2 , Dari tabel diperoleh BM N2 = 28 lb/lbmol
28lb/lbmol
BM N2 = —————
29lb/lbm
= 0,9655
GAS PROCESSING 59
r (rho) = Densitas/Density Gas.
G = Beras gas.
V = Volume Gas.
Dengan mengacu pada persamaan umum gas sempurna, maka persamaan
tersebut dapat dimodifikasi untuk menentukan besarnya densitas gas
sebagai berikut :
P.BM
r = ———
R.T
Dimana :
r = Densitas gas.
P = Tekanan mutlak gas.
BM = Berat molekul Gas
T = Suhu mutlak gas.
Contoh :
- Berapa densitas Gas N2 pada kondisi : P = 20 atm.
T = 27ºC = (27 + 273) ºK.= 300 ºK
ltr.atm
R= 0,08205 ———
grol. ºK
Penyelesaian :
Dari tabel, didapat harga BM N2 =28 gram/grol.
P.BM
r N2 = ———
R.T
20 atm. 28 gram/grol.
= —————————————
ltr,atm
0,08205 —————.300 ºK
Grol. ºK
= 22,75 gram/liter.
P.V = Z .n.R.T
Harga Z dipengaruhi oleh:
- Jenis Gas.
60 GAS PROCESSING
- Tekanan dan suhu kritis.
Jenis Gas
Setiap gas mempunyai temperatur kritis (Critical temperatur) dan
tekanan kritis (Critical pressure), yang dapat dicari/dilihat dalam table.
Harga compressibility factor suatu gas dicari dari “compressibility Chart “
(grafik) asalkan suhu tereduksi (Tr) dan tekanan tereduksi (Pr) gas
diketahui.
Keterangan :
Z = Compressibility Factor.
Tr = Reduced Temperatus.
Pr = Reduced Preeure.
= Tekanan Tereduksi.
Tc = Critical Temperature.
= Suhu Kritis
= Suhu tertinggi dimana gas masih dapat dicairkan dengan
peningkatan tekanan.
Pc = Critical Pressure
= Tekanan kritis.
= Tekanan yang diperlukan pada suhu kritis untuk mengubah
fase gas menjadi cair.
Untuk mencari harga Compressibility Factor (Z) dari grafik, dengan
para meter :
P T
Pr = ——— : Tr = ———
Pc Tc
Contoh soal 1
Tabung berisi gas H2 (Hidrogen)
Volumenya = 20 liter.
Tekanannya = 564 psia
Suhunya = 50 º
Hitung berat gas hidrogem dalam tabung tersebut
ltr atm
R = 0,08205 ———
grol. ºK
Penyelesaian:
D1 : Tabung berisi gas H2
V = 20 liter
GAS PROCESSING 61
1atm
P = 564 psia = 564 psia . ——— = 38, 37 atm
14,7 psia
T = 50 º
ltr.atm
R = 0,08205 ————
grol. ºK
D2 : Berat Gas H2 (G)
D3 : Lihat tabel 8.1.
: Dari tabel didapat:
BMH2 = 2 gram/grol.
Tc = 33 ˚K
Pc = 188 psia
62 GAS PROCESSING
Tabel 8.1 Physical Constanta
GAS PROCESSING 63
Mencari harga Z dengan parameter
P 564 psia
Pr = ——— = ——— =3
Pc 188 psia
T 50 ºK
Tr = ——— = ——— = 1,5
Tc 30 ºK
Dengan diperoleh harga :
Pr =3
Dari grafik 8.1 didapat harga Z= 0,785.
Tr = 1,5
Contoh soal 2
Sebuah bejana berisi gas Nitrogen (N2) dengan
Volume = 5000 liter.
Tekanannya = 1479 psia.
Suhunya = 252 ºK
64 GAS PROCESSING
Hitung berat gas Nitrogen didalam bejana tersebut.
ltr.atm
R = 0,08205 ——.—
grol. ºK
Penyelesaian :
D1 : Bejana berisi gas N2
V = 5000 liter
P = 1479 psia
T = 252 ºK
ltr.atm
R = 0,08205 ————
grol. ºK
D2 : Berat Gas N2
D3 : Lihat tabel
: Dari tabel 8.1 didapat :
BMN2 = 28 gram/grol.
Tc = 126 ºK
Pc = 493 psia
Mencari harga Z dengan parameter
P 1479 psia
Pr = ——— = ———— =3
Pc 493 psia
T 252 ºK
Tr = ——— = ———— = 2
Tc 126 ºK
Dengan diperoleh harga :
Pr =3 Dari grafik 8.1
didapat harga Z = 0,95.
Tr =2
Selanjutnya harga Z masukkan ke dalam persamaan
P.V = Z.n.R.T.
P.V
n = ———
Z.R.T
atm
1479psia. . ——.—— . 5000 liter
14,7psia
=. ——.———.——.——.————
ltr. atm
GAS PROCESSING 65
0,95.0,08205 . ——.— ‚ 252 ºK
grol. ºK
n = 25.610,50 grol.
Bila dijadikan satuan berat, maka
G = n.BM
= 25.610,50 grol.28 gram/grol.
G = 717.094 gram
1kg
= 717.094 gram. ————
1000 gram
= 717,094 kg
66 GAS PROCESSING
Tc 126 ºK
Dengan diperoleh harga,
Pr = 2
Dari grafik 8.1 didapat harga Z = 0,97.
Tr = 2
b. Menghitung SG gas N2
Formula :
BMN2
SGN2 = ——.———.
BM Udara
28 gram/grol
= ——.———.—
29 gram/grol
SGN2= 0,955
GAS PROCESSING 67
c. Density awal gas N2
P.BM
Density (r) = ——.—
Z.R.T
1atm
1479 psia. ——.— .28 gram/grol
14,7 psia
= ——.———.———.———.———
ltr.atm
0,95, 0,08205 ——.— . 252 ºK
grol ºK
= 143,42 gram/liter
Atau:
G
Density (r) = ——.
V
717094 gram
= ——.———.
5000 liter
= 143,42 gram/liter. Density akhirnya gas N2
P.BM
Density (r) = ———.
Z.R.T
1 atm
986 psia. ———.— .28 gram/grol
14,7 psia
= ———.———.———.———.—
ltr.atm
0,97.0,08205 ———. .252 ºK
grol ºK
= 93,64 gram/liter
SOAL :
Gas N2 di dalam bejana
Volumenya = 35,32 ft3
Tekanannya = 986 psia
Suhunya = 454 ºR
psia.ft3
Harga Konstansa gas (R) = 10,73 ———
lbmol ºR
Hitung :
a. Hitung berat gas N2 di dalam bejana dalam satuan lb (Pound)
b. Hitung density gas N2
68 GAS PROCESSING
Perhitungan Gas Campuran
- Gas bumi merupakan campuran senyawa hidrokarbon ringan, misalnya
Methan, Ethan, Propan, Buthan, dan gas-gas ikutan lain, misalnya N2,
CO2, dan H2S.
- Sifat-sifat gas campuran ditentukan oleh komposisinya.
- Untuk gas murni, harga Pc dan Tc dapat langsung dibaca dari Tabel,
sedangkan untuk gas campuran (multi component), Pc diganti dengan
Pc1 (pseudo critical pressure) dan Tc diganti Tc 1 (pseudo critical
temperature).
Demikian juga. Tr diganti Tr 1 (pseudo reduced temperature), dan Pr
diganti Pr1 (pseudo reduced pressure). Pseudo = semu.
Untuk menghitung Pc1 dan Tc1, akan lebih mudah bila dibuat table seperti
berikut.
GAS PROCESSING 69
Tabel 8.2 Penghitungan Pc1 dan Tc1
Penyelesaian :
Mula-mula kita buat tabel, atau mengisi kolom yang kosong pada tabel apabila
sudah disediakan, dengan petunjuk yang ada pada kop masing-masing kolom.
Bentuk tabelnya seperti berikut:
GAS PROCESSING 71
Tabel 8.3. Penyelesaian
72 GAS PROCESSING
Tabel 8.4 Penyelesaian lanjutan 8.3
GAS PROCESSING 73
Tabel 8.5. Physical Constants
74 GAS PROCESSING
Gambar 8.2 Reduced Pressure
GAS PROCESSING 75
Perhitungan :
T = 70° = (70 +460) °R = 530°R
psia.ft3
P = 1000 psia, R = 10,73 ———
lbmol°R
Mencari harga Z dengan parameter
P 1000 psia
1
Pr = ——— = ————— = 1,36
Pc1 733,1 psia
T 530°R
1
Tr = ——— = ————— = 1,32
Tc1 401,8°R
Pr1 =
Dari grafik diperoleh harga Z = 0,81
1
Tr =
c. Menghitung SG gas.
BM gas
SG gas = ————
BM Udara
21,58 lb/lb mol
= ———————
29 lb/lb mol
= 0,744
Setelah bocor, BM gas tetap, tidak dipengaruhi oleh tekanan gas, maka
SG gas tetap.
78 GAS PROCESSING
Soal Latihan
1. Sebutkan 3 (tiga) variabel yang mempengaruhi sifat fisik gas sempurna !
2. Jelaskan hubungan antara tekanan dengan volume !
3. Jelaskan hubungan antara suhu dengan volume !
4. Tabung berisi oksigen mempunyai tekanan 2,5 atm, massa (n) = 0,61 grol, ltr atm
temperatur = 30 ºC, Konstanta gas = 0,08205 grol/ºK Berapa volume gas oksigen
tersebut ?
5. Apabila pada suhu suatu saat, gas tersebut bocor dan tekanannya tinggal 806,3 psia,
sedangkan volume, suhu dan konstanta gas (R) tetap, maka :
a. Hitung berat gas yang bocor/hilang.
b. Hitung SG gas.
c. Hitung density gas mula-mula dan setelah bocor.
GAS PROCESSING 79
BAB IX
SIFAT TERMO DINAMIKA UAP
9.1 Pendahuluan
Dalam bab ini akan membahas tentang definisi uap serta sifat-sifat
termodinamikanya yang sangat erat kaitannya dengan penggunaan refrigerant
sebagai dasar pengetahuan dalam membahas tentang proses refrigerasi (proses
pendinginan). Uap adalah suatu fluida (zat cair) yang berbentuk gas dan tidak dapat
dilihat dengan mata apabila ia dalam keadaan murni dan kering.
Pada proses refrigasi, uap dapat terbentuk melalui proses penguapan di
dalam evaporator setelah sebelumnya diexpansikan melalui expantion valve. Uap
tidak mengikuti hukum-hukum gas sempurna sebelum ia mencapai keadaan kering
sempurna. Jika uap kering (Jenuh) dipanaskan lebih lanjut, ia akan menjadi
superheated vapor (uap panas lanjut) yang mempunyai sift-sifat kurang lebih seperti
halnya gas sempurna.
GAS PROCESSING 81
jenuhnya, maka suhu dan volumenya mulai naik sesuai dengan hukum Charles,
yaitu
V1 V2 Vn
—— = —— = … = —— = Konstan
T1 T2 Tn
Pada persamaan tersebut di atas menunjukkan bahwa
perbandingan volume uap terhadap suhunya adalah konstan selama
tekanannya konstan/tetap.
c. Superheated Vapor (Uap lewat Jenuh).
Pemanasan uap jenuh diatas suhu jenuhnya dikenal dengan istilah
superheating (Pemanasan lanjut), dan dengan demikian uap yang terbentuk
disebut superheated vapor (uap panas lanjut atau uap lewat jenuh). Panas yang
diserap selama proses superheating disebut heat of superheat yang besarnya
sama dengan panas sensibel uap (sensible heat of vapor).
GAS PROCESSING 83
Soal Latihan
1. Gambarkan mekanisme pembentukan uap !
2. Jelaskan definisi dari :
a. Wet vapor
b. Dry vapor
c. Super heated vapor
3. Apa yang dimaksud dengan panas sensibel !
4. Tuliskan dan jelaskan rumus yang digunakan untuk menghitung panas sensibel!
5. Apa yang dimaksud dengan panas latent !
84 GAS PROCESSING
BAB X
DASAR - DASAR KOMPRESI
10.1 Kompresi
Kompresi gas dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
1. Kompresi Isotermis (Isothermal).
2. Kompresi Adiabatis.
3. Kompresi Polotropis.
Alat yang dipergunakan untuk proses kompresi adalah kompresor. Adapun perilaku
masing-masing proses ini dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Kompresi Isotermis
Bila suatu gas dikompresikan (dimampatkan atau dikecilkan
volumenya), maka ini berarti ada energi mekanik yang diberikan dari luar kepada
gas. Energi ini sebagian diubah menjadi energi tekanan dan sebagian diubah
menjadi energi panas, sehingga tekanan dan suhu gas akan naik. Jika proses
kompresi ini dibarengi dengan pendinginan untuk mengeluarkan panas yang
terjadi, maka suhu gas dapat dijaga tetap. Kompressi dengan cara ini disebut
kompresi isotermis (Isothermal)/ suhu tetap.
Pada suhu (T) tetap, hubungan antara P dan V dinyatakan dlam persamaan
berikut:
P.V = tetap ..... Hukum Boyle
P.Vk = tetap
Atau dapat ditulis sebagai berikut:
Satuan Kapasitas
SCFM = Standart Cubic Feet per minute.
= Standart ft3/minute.
SCFD = Standart Cubic Feet per Day
= Standart ft3/day.
1 MSCFD = 1000 SCF per day
= 1000 standard ft3/day
1MMSCFD = 1.000.000 SCF per day.
= 1.000.000 standart ft3/day
Keterangan :M = 1000 kali
MM = 1000.000 kali.
Contoh:
Sebuah kompresor untuk memampatkan gas mempunyai kapasitas 60
SCFM, artinya kompresor tersebut dapat mengalirkan (mendischarge)
3
60 ft gas setiap menit pada suhu isap 60° F dan tekanan isapnya 14,7 psia.
Istilah-istilah pendinginan gas pada proses pemampatan (kompresi).
1. Suction Cooling.
Suction cooling adalah pendinginan gas atau udara yang akan
dimampatkan (dikompresi) sebelum masuk kedalam kompresor.
Manfaat Suction Cooling:
a. Menurunkan suhu akhir gas yang dimampatkan.
b. Memperbesar jumlah (Volume) gas yang dapat dimampatkan pada
masukkan daya (power input) yang sama bila dibandingkan
dengan tanpa suction cooling.
c. Mengurangi masukkan daya (Power input) yang diperlukan untuk
memampatkan jumlah (volume) gas yang sama bila dibandingkan
88 GAS PROCESSING
dengan tanpa suction cooling.
2. After Cooling.
After cooling adalah pendinginan terhadap gas tekan yang keluar dari
kompresor sebelum masuk ke RECEIVER.
Tujuan After Cooling :
Mengurangi kandungan uap air/kondensat didalam gas yang keluar
dari kompresor.
Prinsipnya adalah :
Bahwa kemampuan suatu gas atau udara untuk mengandung uap
air (moisture) akan naik bila suhunya naik, dan sebaliknya akan
turun bila suhunya turun.
Sebagai contoh:
Apabila gas yang mengandung uap air didinginkan, maka
sebagian dari uap air tersebut akan mengembun karena
kemampuan gas untuk mengandung uap air turun sebagai akibat
dari penurunan suhu.
GAS PROCESSING 89
Soal Latihan
1. Sebutkan dan jelaskan macam macam kompesi gas !
2. Jelaskan tentang perbandingan kompresi !
3. Jelaskan tentang panas kompresi !
4. Jelaskan definisi dari :
a. Suction cooling
b. After cooling
5. Sebutkan manfaat dari :
a. Suction cooling
b. After cooling
90 GAS PROCESSING
BAB XI
PERSAMAAN ENERGI
GAS PROCESSING 91
Contoh soal 1:
Udara didalam reservoir yang berkapasitas 30 liter pada tekanan 2 ata dan suihu
30°C. Mengalami proses kenaikan tekanan menjadi 4 ata dengan proses isovolume.
Bila diketahui:
Panas jenis pada tekanan tetap (Cp) = 0,240 kkal/kg°K
Panas jenis pada volume tetap (Cv) = 0,171 kkal/kg°K
1 kkal = 427 gram
R = Cp - Cv
1 ata = 10000 kg/m 2
Hitung:
a) Kerja yang dilakukan.
b) Perubahan energi dalam
Penyelesaian.
92 GAS PROCESSING
D1 : Udara didalam reservois ditekan secara isovolume
V = 30 liter
P1 = 2 ata
P2 = 4 ata
T1 = 30° C = (30 + 273) °K = 303° K
Cp = 0,240 kkal/kg°K
Cv = 0,171 kkal/kg °K
1 kkal = 427 kgm
R = Cp - Cv
1 ata = 10000 kg/m2
D2 : a. W …?
b. E …?
D3 : lihat gambar
PV1V1 P2V2
——— = ——
T1 T2
P2
T2 = ——— T1
P1
4 ata
= ——— 303°K
2 ata
T2 = 606°K
P1V1 = mRT1
P1V1
m = ——— Æ n = massa udara
RT1
R = Cp - Cv
= (0,240 - 0,171) kkal/kg.k
= 0,069 kkal/kg.k
P1V1
m = ———
RT1
20000 kg/m2.0,03 m3 1 kkal
= ———
Kkal 427 kgM
0,069 ——— 303°K
Kg.k
= 0,0672 kg
m = G = 0,0672 kg
GAS PROCESSING 93
a) W = 0 ( tidak ada kerja karena V1 = V2)
b) E = H = n.Cv (T1-T2)
kkal
= 0,0672kg.0,171 ——— (606 - 303 )°K
Kg°K
= 3,48 kkal
Contoh soal 2:
Suatu gas ditekan secara isovolume dari 1atm menjadi 3atm. Volume gas dalam
reservoir = 30 liter.
Suhu akhir gas = 100°C
kal
R ( Konstanta gas) = 1,975 ———
grol°K
kal
R ( Konstanta gas) = 1,975 ——— dikonversi menjadi
grol°K
ltr.atm
= 0,08205 ———
grol°K
5 1
Cp = —— R = 2 ——
2 2
Hitunglah :
a. Kerja yang dilakukan.
b. Panas yang diberikan.
c. Perubahan energi dalam.
Penyelesaian :
94 GAS PROCESSING
D1 : P1 = 1 atm
P2 = 3 atm
V1 = 30 liter
Cp = 2,5 R
T2 = 100 °C
= (100 +273)°K
= 373°K
Kal ltr.atm
R = 1,975 —— = 0,08205 ————
grol°K grol°K
D2 : a). W…?
b). H…?
c). E…?
D3 : P1V1 P2V2
——— = —— Æ karena isovolume DV = 0
T1 T2
P1 P2
——— = ——— Æ P1T2 = P2 T1
T1 T2
P1T2 1 atm.373 °K
T1 = ——— = ——————
P2 3atm
T1 = 124,33 °K
GAS PROCESSING 95
= 2,94 grol . 1,5 . 1,975 248,67˚K
E = 2165,85 kalori
c. H = E = 2165, 85 kalori
Contoh soal 1:
Suatu gas dengan massa = 2 kg, Tekanan 2 atm, suhu 30°C, dan volume 20 liter
diekspansikan secara isobar sehingga suhu dan volumenya meningkat.Volume akhir
= 40 liter.
Bila diketahui:
kkal
Cp = 0,24 ———
kg°K
kgm
R = 29,27 ———
kg °K
96 GAS PROCESSING
Hitung :
a. Kerjanya (W)
b. Perubahan energi dalam (E).
c. Panas yang diberikan (H)
Penyelesaian :
D1 : m = 2 kg
T1 = 30 °C = 303°K
V1 = 20 liter
V2 = 40 liter
P1 = 2 atm
kkal
Cp = 0,24 ———
kg°K
kgm
R = 29,27 ———
kg°K
D2 : a). W ….?
b). H ….?
c). E ….?
D3 :
P1V1 P2V2
——— = ——— Æ Karena isobar, maka P1 = P2
T1 T2
GAS PROCESSING 97
V1 V2
——— = ———
T1 T2
V1T2 = V2 T 1
V2
T2 = ——— T1
V11
40 ltr
= ——— 303°K
20 ltr
T2 = 606 °K
Contoh Soal 2:
Suatu gas yang mempunyai massa 5 kg dikompresi secara isobaric, sehingga
volumenya menyusut dari 50 liter menjadi 10 liter.
Suhu awal gas = 70°C
98 GAS PROCESSING
kkal
Cp = 0,24 ———
kg °K
kkal
Cp = 0,177———
kg °K
Hitunglah ;
a. Kerja yang dilakukan (W) ….?
b. Panas yang diberikan (H) ….?
c. Perubahan energi dalam (E) ….?
Penyelesaian :
D1: m = 5 kg
V1 = 50 liter
V2 = 10 liter
T1 = 70° C = (70 + 273 ) °K = 343°K
kkal
Cp = 0,250 ———
kg°K
kkal
Cv = 0,177 ———
kg°K
D2 : a). W ….?
b). H ….?
c). E ….?
D3
GAS PROCESSING 99
P1V1 P2V2
——— = ——— Æ Karena isobar, maka P1 = P2
T1 T2
V1 V2
——— = ———
T1 T2
V2
T2 = ———T1
V1
10 ltr
= ——— 343°K
50 ltr
T2 = 68,6 °K
R = Cp - Cv
Kkal kkal
= 0,250 ——— - 0,177 ———
Kkg°K kg°K
kkal
= 0,073 ———
kg°K
Keterangan :
W bertanda +, bila dilakukan oleh sytem.
W bertanda ñ, bila kerja dilakukan terhadap system.
H bertanda +, bila pans diserap oleh system.
H bertanda -, bila panas dikeluarkan oleh system
E bertanda +‚ bila energi diserap oleh system
E bertanda -, bila energi dikeluarkan oleh system
Karena P.V = m.R.T, mka dengan mensubstitusikan harga P.V akan diperoleh :
V2
W = mRT ln (—— )
V1
Contoh soal 1:
1 kg udara berekspansi pada suhu 100° C, dan volumenya mengembang menjadi 5
kali volume semula.
kgm
Bila harga konstanta gas (R) = 29,27 ——
Kg°K
Hitung:
a. Kerja yang dilakukan (W).
b. Panas yang diberikan (H)
c. Perubahan energi dalam (E)
Penyelesaian:
D1: m = 1 kg
V1
——— = 5
V2
k gm
Cp = 29,27 ———
kg°K
T1 = 100° C = (100 + 273 ) °K = 343°K
102 GAS PROCESSING
D2 a). W ….?
b). H ….?
c). E ….?
D3 :
V2
a). W = m R T ln ( ——)
V1
kgm
= 1 kg .29.27 ——— 373 °K.ln5
Kg °K
kgm
= 1kg. 29,27 ——— 373 °K .1,6094.
Kg °K
W = 17570,96 kgm.
1 lb mol gas temperatur 60° F, volume 100 ft3, tekanan 1 atm ditekan secara
isotermis hingga volumenya menjadi
BTU
50 ft3.Harga konstanta gas (R) = 1,981 ———
Lbmol°R
Hitunglah kerjanya.
Penyelesaian:
D1: n = 1 lbmol
V1 = 100 ft3
V2 = 50 ft3
T1 = 60° F = (60 + 460 ) °R
= 520°R
BTU
R = 1,981 ———
lbmol°R
D2 : W …..?
(V2)
D3 : W = m R T ln ———
(V1)
BTU 50
= 1lbmol 1,981 ———— 520 °R ln (———)
lb mol°R 100
BTU
= 1lbmol 1,981 ———— 520 °R (- 0,693)
lb mol°R
= - 714 BTU