Utilitas I PT. Petrokimia Gresik adalah unit pendukung proses produksi yang ada di
Departemen Produksi I secara langsung, dan sebagai pendukung di pabrik II maupun pabrik III
serta anak perusahaan secara tidak langsung. Tugas pokok pabrik Utilitas I adalah menyediakan
sarana penunjang operasional pabrik I yang meliputi :
Tahap-tahap proses pengolahan air di Babat dan Gunung Sari secara umum, yaitu :
Dalam pengunaan air yang dikirim dari dua unit pengolahan di atas dipakai sebagai :
a. Air Proses
- Merupakan air demineralisasi yang bebas dari mineral seperti ion positif dan ion
negatif yang dapat merusak alat dan mengganggu proses
- Proses : menggunakan resin penukar kation dengan larutan regenerasi asam sulfat
2 – 4 % dan resin penukar anion dengan larutan regenerasi NaOH 4 %.
b. Air Umpan Boiler
- Merupakan air demineralisasi dan bebas dari gas O2, CO2 yang bersifat korosif.
Penghilangannya dengan cara deaerasi.
- Air demin yang bebas dari gas O2 dan CO2 harus ditambahkan zat kimia seperti
senyawa fosfat untuk menghindari terbentuknya kerak dan hidrazin (N2H4) untuk
menghilangkan gas O2 serta pengatur pH.
c. Air Pendingin
- Menambahkan bahan kimia seperti senyawa fosfat untuk mencegah korosi.
Senyawa Cl2 sebagai antibiocide, asam sulfat sebagai pencegah terjadinya kerak,
pengatur pH, dan mencegah pengendapan lumpur.
d. Air Minum
- Syarat kualitas air minum yaitu tidak berbau, jernih, tidak mengandung bakteri,
tidak berwarna, pH sekitar 7,5.
- Digunakan untuk keperluan sanitasi pabrik, kantor, dan perumahan dinas PT.
Petrokimia Gresik.
e. Air Hidran dan Air Service
- Merupakan hard water yang langsung diambil dari TK 951.
- Air Hidran digunakan sebagai pemadam kebakaran, sedangkan air service
digunakan sebagai sarana kebersihan pabrik.
- Terdiri dari beberapa unit, yaitu :
1. Unit Pelunakan Air (Lime Softening Unit)
2. Unit Demineralisasi (Demineralizing Plant)
3. Unit Menara Pendingin (Cooling Water)
4. Unit Pembangkit Tenaga Uap
5. Unit Pembangkit Listrik
f. Proses Water
- Dipergunakan untuk keperluan proses pabrik
g. Cooling Water
- Dipergunakan untuk sarana pendingin mesin pabrik, proses produksi pabrik, dan
air conditioner.
h. Demin Water
- Dipergunakan untuk bahan baku pembuatan steam.
Sistem pengolahan air dari raw water (hard water) menjadi air sesuai
spesifikasinya ada beberapa tahap, yaitu :
2. Demineralizing Plant
- Memproses soft water menjadi demineralizing water (demin water), yaitu air bebas
mineral penyebab pengerakan dalam air boiler dan air proses.
- Demin Plant I mempunyai kapasitas 100 m3/jam, sedangkan Demin Plant II mempunyai
kapasitas 200 m3/jam.
- Terdiri dari :
a. Sand Filter
Air umpan dimasukkan ke sand filter, dimana sand filter tersebut menurunkan
turbidity soft water menjadi 2 NTU serta kotoran padatan (impurities) dari umpan
diserap.
b. Cation Exchanger
Air dari sand filter dimasukkan ke dalam Cation Exchanger dari atas. Di dalam
Cation Exchanger, garam-garam Na, Ca, Mg, dan Ba diabsorp oleh resin kation.
Reaksi pada normal operasi :
RH2 + 2NaCl RNa2 + 2HCl
RH2 + CaCO3 RCa + H2CO3
RH2 + BaCl RBa + 2HCl
Resin akan jenuh setelah bekerja ± 36 jam yang ditunjukkan dengan :
- kenaikkan anion
- FMA (Free Mineral Acid)
- kenaikkan pH
- Na serta total hardness lebih besar dari 0
Karena resin kation telah jenuh maka perlu diregenerasi selama 2,5 jam dengan
larutan H2SO4 2% dan 4%. Reaksi yang terjadi :
c. Degasifier
Keluar dari Cation Exchanger, air kemudian di-spray dari atas dan dikontakkan
dengan udara terkompresi oleh blower dari bawah. Untuk meringankan beban kerja
unit degasifier, maka diberi vent untuk gas-gas tersebut.
d. Anion Exchanger
Berfungsi untuk mengikat ion-ion negatif yang terkandung di dalam air.
Dari bagian bawah degasifier, air dipompa masuk ke dalam Anion Exchanger.
Pada proses ini, sisa asam diikat (diabsorp) oleh resin anion Castel A 500 P.
Reaksi yang terjadi :
R(OH)2 + H2SO4 RSO4 + 2H2O
R(OH)2 + HCl RCl2 + 2H2O
R(OH)2 + H2CO3 RCO3 + 2H2O
Resin akan jenuh setelah beroperasi ± 40 jam dengan indikasi :
- kadar silika lebih dari 0,1 ppm
- pH air yang keluar turun, di bawah ± 9,7
- konduktivitas turun drastis, maks. 45 µS/cm
Karena resin anion telah jenuh maka perlu diregenerasi selama 4,5 jam dengan
larutan Caustic Soda (NaOH) 4%. Reaksi yang terjadi :
e. Mixed-Bed Exchanger
Berfungsi menyerap ion positif dan ion negatif yang masih lolos dari Cation
maupun anion Exchanger.
Prinsip dari proses ini berdasarkan pada perbedaan berat jenis, dimana resin anion
berada di lapisan atas dan resin kation berada di lapisan bawah.
Resin pada Mixed-Bed Exchanger dapat mengalami kejenuhan setelah beroperasi
selama ± 3 bulan dengan indikasi :
- konduktivitas semakin naik
Air ini digunakan untuk air umpan pada Waste Heat Boiler (WHB) dan air proses
di pabrik amoniak dan urea.
B. STEAM
1. Boiler Existing B-1101
- Bahan bakar yang digunakan adalah Marine Fuel Oil (MFO)
- Steam yang dihasilkan digunakan untuk proses di plant amoniak, ZA, utilitas I,
CO2, dan Air Separation Plant (ASP).
- Pada kondisi normal, pabrik amoniak mengimpor High Pressure Steam (HPS)
dengan tekanan 65 kg/cm2 dan suhunya 465 oC sebanyak 60 ton/jam.
Air umpan boiler merupakan air demineralisasi yang telah diinjeksikan hydrazine
(N2H4) untuk menghilangkan kandungan oksigen. Selanjutnya ditambahkan PO 42- dan NaOH
untuk melunakkan kerak di dalam tube dan menghindari korosi. Spesifikasi air dalam boiler :
a. pH : 10 – 10,5
b. Total solid : < 1000 ppm
c. Total suspended solid (TDS) : < 40 ppm
d. Total alkalinity : < 60 ppm sebagai NaOH
e. Konduktivitas : maks. 0,2 – 0,5 µS/cm
f. Kadar SiO2 : maks. 10 ppm
C. LISTRIK
Kebutuhan listrik di Departemen Produksi I dipenuhi oleh Gas Turbine Generator
(GTG) dengan kapasitas operasi normal 33 MW dan output 11,6 kV. Servis unit dilengkapi
satu buah back up diesel berkapasitas 1 MW. Gas buang yang dihasilkan oleh GTG memiliki
kalor yang cukup tinggi sehingga digunakan untuk menghasilkan steam pada WHB dengan
fasilitas additional tiring dengan bahan bakar gas alam.
- Spesifikasi turbin :
1. Tekanan steam inlet = 62 kg/cm2
2. Temperatur inlet = 445 oC
3. Exhaust steam = 0,12 kg/cm2
4. Putaran = 3000 rpm
Unit Utilitas I juga dilengkapi 4 buah pembangkit tenaga listrik pembantu yang digunakan
pada saat darurat terutama pada saat start-up Departemen Produksi I. Bila ada salah satu
turbin mati, maka diesel akan berjalan secara manual. Tiap diesel berkapasitas desain 725
KVA, 380 V, dan 750 rpm.
D. MINYAK
Bahan bakar yang digunakan pada Unit Utilitas I, yaitu solar. Solar digunakan untuk
bahan bakar mesin diesel, pembakaran awal boiler, diesel pump (fire hydrant), dan
keperluan pabrik lainnya.