7. 1. Sel volta merupakan suatu sel elektrokimia yang mengubah zat kimia menjadi
energi listrik.
4. Sel Volta (sel galvani) memanfaatkan reaksi spontan (∆ G < 0) untuk membangkitkan
energi listrik, selisih energi reaktan (tinggi) dengan produk (rendah) diubah menjadi
energi listrik. Sistem reaksi melakukan kerja terhadap lingkungan
Kedua tipe sel menggunakan elektroda, yaitu zat yang menghantarkan listrik antara sel
dan lingkungan dan dicelupkan dalam elektrolit (campuran ion) yang terlibat dalam
reaksi atau yang membawa muatan.
Pemilihan larutan elektrolit karena larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik yang
disebabkan adanya proses ionisasi. Sehingga, apabila larutan elektrolit diganti larutan
larutan non elektrolit, maka tidak terjadi redoks pada sel volta dan juga tidak dapat
menghasilkan arus listrik karena larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan arus
listrik karena zat terlarutnya di dalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion-ion (tidak
mengion). Sehingga tidak dapat membawa muatan.
BAB II
Jawab :
1. a. Zn + Cu2+ → Cu + Zn2+
2. Oleh karena dalam sel volta terjadi reaksi redoks. Sehingga dibutuhkan jembatan
garam untuk menyeimbangkan ion-ion yang ada di dalam larutan. Untuk dapat lebih
jelasnya, kami memberikan contoh berdasarkan salah satu percobaan diatas. Yaitu
logam Cu dan Zn.
Cu2+ + 2e à Cu
sehingga ion Cu2+ semakin berkurang dalam larutan dan menyebabkan larutan
bermuatan negatif (SO42- lebih banyak).
Maka dari itu, dibutuhkan jembatan garam (NaCl sebagai larutan elektrolit inert) yang
mengandung ion-ion positif dan ion-ion negatif karena berfungsi menetralkan muatan
positif dan negatif dalam larutan elektrolit. Na+ akan menetralkan kelebihan ion
SO42- dalam larutan CuSO4. Cl-akan menetralkan kelebihan ion dalam larutan ZnSO4.
3.
PENGEMBANGAN KONSEP
1.Tuliskah reaksi yang terjadi pada kedua elektroda didalam sel volta.
Diagram Fe/Fe2+//Cu2+/Cu
Diagram Zn/Zn2+//Fe2+/Fe
- Diagram Fe/Fe2+/Zn2+/Zn
Zn dalam larutan ZnSO4 (Zn2+ dan SO42-) semakin terlihat menipis karena teroksidasi.
(massa logam Zn berkurang karena terlarut sebagai ion)
Zn à Zn2+ + 2e .
sehingga, ion Zn2+ semakin bertambah dalam larutan dan menyebabkan larutan
bermuatan positif (Zn2+ bertambah). Sedangkan, 2e hasil oksidasi akan mengalir ke
larutan CuSO4 melalui kawat penghantar.
Cu dalam larutan CuSO4 (Cu2+ dan SO42-) semakin terlihat menebal karena ada reaksi
reduksi yang menyebabkan logam Cu mengendap. (Massa logam Cu bertambah)
3. Apakah yang terjadi jika sel tersebut tidak digunakan jembatan garam?
Apakah terbentuk arus listrik atau tidak?
4. Jika larutan yang digunakan diganti dengan larutan nonelektrolit, apakah reaksi
redoks dapat terjadi dalam sel volta? Apakah sel tersebut dapat menghasilkan arus
listrik? Mengapa?
5. Diketahui :
Zn2+ / Zn = – 0,76 V
3. Reaksi redoks dapat berlangsung spontan jika potensial sel lebih dari nol.
4. Pada voltmeter reaksi sel yang dapat berlangsung akan menunjukkan skala
positif (bergerak ke kanan). Jika reaksi tersebut di balik, skala akan bergerak ke kiri dan
tidak dapat terbaca. Besarnya skala dapat ditentukan menggunakan reaksi yang dapat
berlangsung dengan membalik tanda (+) menjadi (-).
5. Membandingkan data dalam buku dan percobaan adalah hampir sama, tetapi
ada selisih dikarenakan adanya variabel pengganggu selama percobaan
Persamaan reaksi setengah sel dan bagan diagram sel serta perhitungan potensial sel
Diagram: Cu/Cu2+//Zn2+/Zn
Diagram: Zn/Zn2+//Cu2+/Cu
Diagram Cu/Cu2+/Fe2+/Fe
Oks : Cu à Cu2+ + 2e Eo=0,34