Anda di halaman 1dari 16

UNIVERSITAS BUDI LUHUR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PERTEMUAN 2
Masalah Standar Audit dan
Etika Profesi

Capaian : Mahasiswa mampu memahami tujuan,


manfaat, dan hubungan antara standar
Pembelajaran professional akuntan public (SPAP) dengan
standar audit, etika profesi, serta kode etik
Sub Pokok : 2.1 Standar Profesional Akuntan Publik
(SPAP)
Bahasan
2.2 Standar yang terdapat pada SPAP
2.3 Standar audit; standar umum,
pekerjaan lapangan, dan pelaporan
2.4 Etika profesi dan kode etik
2.5 Hubungan antara standar audit, etika
dan kode etik
2.6 Kasus/permasalahan yang
berhubungan penerpan standar audit
etika
Daftar Pustaka : Elder, Beasley, Arens, Auditing And
Assurance Services: An Integrated
Approach, Prantice Hall, 2012
2.1 Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)

Standar Profesional Akuntan Publik (disingkat SPAP) adalah kodifikasi berbagai


pernyataan standar teknis yang merupakan panduan dalam memberikan jasa bagi
Akuntan Publik di Indonesia. SPAP dikeluarkan oleh Dewan Standar Profesional
Akuntan Publik Institut Akuntan Publik Indonesia (DSPAP IAPI).

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) adalah merupakan hasil pengembangan


berkelanjutan standar profesional akuntan publik yang dimulai sejak tahun 1973.
Pada tahap awal perkembangannya, standar ini disusun oleh suatu komite dalam
organisasi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang diberi nama Komite Norma
Pemeriksaan Akuntan.

Standar yang dihasilkan oleh komite tersebut diberi nama Norma Pemeriksaan
Akuntan. Sebagaimana tercermin dari nama yang diberikan, standar yang
dikembangkan pada saat itu lebih berfokus ke jasa audit atas laporan keuangan
historis. Perubahan pesat yang terjadi di lingkungan bisnis di awal dekade tahun
sembilan puluhan kemudian menuntut profesi akuntan publik untuk meningkatkan
mutu jasa audit atas laporan keuangan historis, jasa atestasi, dan jasa akuntansi dan
review. Di samping itu, tuntutan kebutuhan untuk menjadikan organisasi profesi
akuntan publik lebih mandiri dalam mengelola mutu jasa yang dihasilkan bagi
masyarakat juga terus meningkat. Respon profesi akuntan publik terhadap berbagai
tuntutan tersebut diwujudkan dalam dua keputusan penting yang dibuat oleh IAI
pada pertengahan tahun 1994 : (1) perubahan nama dari Komite Norma
Pemeriksaan Akuntan ke Dewan Standar Profesional Akuntan Publik dan (2)
perubahan nama standar yang dihasilkan dari Norma Pemeriksaan Akuntan ke
Standar Profesional Akuntan Publik.

SPAP merupakan kodifikasi berbagai pernyataan standar teknis dan aturan etika.
Pernyataan standar teknis yang dikodifikasi dalam buku SPAP ini terdiri dari :

1. Pernyataan Standar Auditing

2. Pernyataan Standar Atestasi

3. Pernyataan Jasa Akuntansi dan Review


4. Pernyataan Jasa Konsultansi

5. Pernyataan Standar Pengendalian Mutu


Sedangkan aturan etika yang dicantumkan dalam SPAP adalah Aturan Etika
Kompartemen Akuntan Publik yang dinyatakan berlaku oleh Kompartemen Akuntan
Publik sejak bulan Mei 2000. Standar Auditing Standar auditing merupakan panduan
audit atas laporan keuangan historis. Standar auditing terdiri dari 10 standar dan
dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA). Dengan demikian, PSA
merupakan penjabaran lebih lanjut masing-masing standar yang tercantum dalam
standar auditing. PSA berisi ketentuan-ketentuan dan panduan utama yang harus
diikuti oleh akuntan publik dalam melaksanakan perikatan audit. Termasuk dalam
PSA adalah Interpretasi Pernyataan Standar Auditing (IPSA), yang merupakan
interpretasi resmi yang dikeluarkan oleh Dewan terhadap ketentuan-ketentuan yang
diterbitkan oleh Dewan dalam PSA. Standar Atestasi Standar atestasi memberikan
rerangka untuk fungsi atestasi bagi jasa akuntan publik yang mencakup tingkat
keyakinan tertinggi yang diberikan dalam jasa audit atas laporan keuangan historis,
pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif, serta tipe perikatan atestasi lain
yang memberikan keyakinan yang lebih rendah (review, pemeriksaan, dan prosedur
yang disepakati).
Standar atestasi terdiri dari 11 standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan
Standar Atestasi (PSAT). PSAT merupakan penjabaran lebih lanjut masing-masing
standar yang terdapat dalam standar atestasi. Termasuk dalam PSAT adalah
Interpretasi Pernyataan Standar Atestasi (IPSAT), yang merupakan interpretasi
resmi yang dikeluarkan oleh Dewan terhadap ketentuan-ketentuan yang diterbitkan
oleh Dewan dalam PSAT.
Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan rerangka untuk fungsi
nonatestasi bagi jasa akuntan publik yang mencakup jasa akuntansi dan
review. Standar jasa akuntansi dan review dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar
Jasa Akuntansi dan Review (PSAR). Termasuk di dalam Pernyataan Standar Jasa
Akuntansi dan Review adalah Interpretasi Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan
Review (IPSAR), yang merupakan interpretasi resmi yang dikeluarkan oleh Dewan
terhadap ketentuan-ketentuan yang diterbitkan oleh Dewan dalam PSAR.
Standar Jasa Konsultansi memberikan panduan bagi praktisi yang
menyediakan jasa konsultansi bagi kliennya melalui kantor akuntan publik. Jasa
konsultansi pada hakikatnya berbeda dari jasa atestasi akuntan publik terhadap
asersi pihak ketiga. Dalam jasa atestasi, para praktisi menyajikan suatu kesimpulan
mengenai keandalan suatu asersi tertulis yang menjadi tanggung jawab pihak lain,
yaitu pembuat asersi (asserter). Dalam jasa konsultansi, para praktisi menyajikan
temuan, kesimpulan, dan rekomendasi. Sifat dan lingkup pekerjaan jasa konsultansi
ditentukan oleh perjanjian antara praktisi dengan kliennya. Umumnya, pekerjaan
jasa konsultansi dilaksanakan untuk kepentingan klien. Standar Pengendalian Mutu
Standar pengendalian mutu memberikan panduan bagi kantor akuntan publik di
dalam melaksanakan pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan oleh kantornya
dengan mematuhi berbagai standar yang diterbitkan oleh Dewan Standar Profesional
Akuntan Publik dan Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang diterbitkan oleh
Kompartemen Akuntan Publik, Ikatan Akuntan Indonesia.
Dalam perikatan jasa profesional, kantor akuntan publik bertanggung jawab
untuk mematuhi berbagai standar relevan yang telah diterbitkan oleh Dewan dan
Kompartemen Akuntan Publik. Dalam pemenuhan tanggung jawab tersebut, kantor
akuntan publik wajib mempertimbangkan integritas stafnya dalam menentukan
hubungan profesionalnya; bahwa kantor akuntan publik dan para stafnya akan
independen terhadap kliennya sebagaimana diatur oleh Aturan Etika Kompartemen
Akuntan Publik dan bahwa staf kantor akuntan publik kompeten, profesional, dan
objektif serta akan menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan
seksama (due profesional care). Oleh karena itu, kantor akuntan publik harus
memiliki sistim pengendalian mutu untuk memberikan keyakinan memadai tentang
kesesuaian perikatan profesionalnya dengan berbagai standar dan aturan relevan
yang berlaku.

2.2 Standar yang terdapat pada SPAP


Standar auditing merupakan suatu panduan audit atas laporan keuangan
historis. Didalamnya terdapat 10 standar yang secara rinci dalam bentuk pernyataan
standar auditing (PSA). PSA ini berisi tentang ketentuan-ketentuan dan panduan
utama yang harus diikuti oleh akuntan publik dalam melaksanakan perikatan audit.
Audit atas laporan keuangan historis merupakan jasa tradisional yang disediakan
oleh profesi akuntan publik kepada masyarakat. Seperti yang telah dipaparkan
sebelumnya bahwa didalam standar auditing ini terdapat 10 standar auditing yang
terbagi menjadi standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar
pelaporan. Standar auditing berbeda dengan prosedur auditing yang mana berkaitan
dengan tindakan yang harus dilaksanakan, sedangkan standar berkaitan dengan
suatu kriteria ukuran mutu kinerja tindakan tersebut. Berikut akan dipaparkan
tentang standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia.

2.3 Standar audit; standar umum, pekerjaan lapangan, dan pelaporan


1. Standar Umum
Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. Dalam melaksanakan audit untuk
sampai pada suatu pernyataan pendapat, auditor harus senatiasa bertindak sebagai
seorang ahli dalam bidang akuntansi dan bidang auditing. Setiap auditor independen
yang menjadi penanggungjawab suatu perikatan harus menilai dengan baik kedua
persyaratan tentang pendidikan formal auditor independen dan pengalaman
profesioanl di dalam menentukan luasnya supervisi dan review terhadap hasil kerja
para asistennya.
Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam
sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. Standar ini mengharuskan auditor
bersikap independen dimana tidak mudah dipengaruhi oleh karena dalam
melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Dengan begitu tidak ada
istilahnya memihak kepada kepentingan pihak-pihak tertentu. Auditor mengakui
kewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan
namun juga kepada kreditur dan pihak-pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas
laporan auditor independen. Kepercayaan masyarakat umum dirasa sangat penting
mengingat jika kepercayaan masyarakat menurun maka ada indikasi pemikiran
tentang ketidakindependensi auditor tersebut. Untuk diakui oleh pihak lain sebagai
orang yang indipenden maka ia harus bebas dari setiap kewajiban terhadap kliennya
dan tidak mempunyai suatu kepentingan dengan kliennya. Untuk menekankan
independensi auditor dari manajemen maka penunjukan auditor di banyak
perusahaan dilaksanakan oleh dewan komisaris, rapat umum pemegang saham atau
komite audit.
Dalam melaksanaan aufit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
mengggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. Penggunaan
kemahiran profesioanl dengan cemat dan seksama menyangkut apa yang dikerjakan
auditor dan bagaimana kesempurnaan pekerjaan tersebut. Seorang auditor harus
memiliki tingkat ketrampilan yang umumnya dimilik oleh auditor pada umumnya dan
harus menggunakan ketrampilan tersebut dengan kecermatan dan keseksamaan
wajar. Hal ini menuntut auditor untuk melaksanakan skeptisme profesional dimana
sikap yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi
secar kritis bukti audit.
2. Standar Pekerjaan Lapangan
Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten
harus disupervisi dengan semestinya”. Sebelum menerima perikatan auditor harus
yakin apakah kondisi dimana perikatan pada saat mendekati atau setelah tanggal
neraca dapat memungkinkan auditor untuk melaksanakan audit secara memadai dan
memberi pendapat wajar tanpa pengecualian. Jika kondisi tersebut tidak
memungkinkan auditor untuk melakukan audit secar memadai dan untuk
memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian maka ia harus membahas dengan
klien tentang kemungkinan dalam memberikan pendapat wajar dengan pengecualian
atau tidak memberikan pendapat.
Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang akan
dilakukan”. Pengendalian interen adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan
komisaris, manajemen dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan
keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan yang terbagi menjadi
keandalan pelaporan keuanagn, eektivitas dan efisiensi operasi, dan kepatuhan
terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai
untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. Bukti audit sangat
bervarisasi pengaruhnya terhadap kesimpulan yang ditarik oleh auditor independen
dalam rangka memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. Relevansi,
objektivitas, ketepatan waktu, dan keberadaan bukti audit lain yang menguatkan
kesimpulan, seluruhnya berpengaruh terhadap kompetensi bukti. Audit yang
dilakukan oleh auditor independen bertujuan untuk memperoleh bukti audit
kompeten yang cukup untuk dipakai sebagai dasar memadai dalam merumuskan
pendapatnya. Auditor independen lebih mengandalkan buktu yang bersifat
mengarahkan daripada bukti yang bersifat meyakinkan.
3. Standar Pelaporan
Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Istilah prisnsip
akuntansi yang berlaku umum adalah padanan kata dari frasa generally accepted
accounting principle dimana suatu istilah teknis akuntansi yang mencakup konvensi,
aturan, dan prosedur yang diperlukan untuk membatasi praktik akuntansi yang
berlaku umum di wilayah tertentu pada saat tertentu. Untuk laporan keuangan yang
didistribusikan kepada umum di Indonesia harus disusun sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan jika ada
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan
keuangan perode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi
tersebut dalam periode sebelumnya. Tujuan standar konsistensi adalah untuk
memeberikan jaminan bahwa jika daya banding laporan keuangan diantara dua
periode dipengaruhi secara material oleh perubahan prinsip akuntansi maka auditor
akan mengungkapakn perubahan tersebut dalam laporannya. Perubahan dalam
prinsip akuntansi yang mempunyai pengaruh material atas laporan keuangan
memerlukan penjelasan dalam, laporan auditor independen dengan cara
menambahkan paragraf penjelas yang disajikan setelah paragraf pendapat.
Pengungkapan infomatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai,
kecuali dinyatakan lain dalam lapran auditor”. Auditor harus memeprtimbangkan
apakah masih terdapat hal-hal tertentu yang harus diungkapkan sehubungan
dengan keadaan dan fakta yang diketahui pada saat audit. Bila majemen
menghilangkan dari laporan keuangan, informasi yang seharusnya diungkapkan
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia termasuk catatan
atas laporan keuangan, auditor harus memberikan pendapat wajardengan
pengecualian atau pendapat tidakl wajar karena alasan tersebut dan harus
memberikan informasi yang cukup dalam laporannya.
Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan
keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak
dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan maka
alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan
keuangan maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat
pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada dan tingkat tanggungjawab yang dipikul
oleh auditor.

2.4 Etika profesi dan kode etik

Definisi Etika

Etika berasal dari bahasa Yunani “Ethos” yang berati adat istiadat/ kebiasaan yang
baik. Etika adalah seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur
perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus yang harus
ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau profesi
(Maryani dan Ludigdo, 2001).

Etika merupakan aturan yang mengikat secara moral hubungan manusia yang
dapat dituangkan dalam aturan hukum, pedoman maupun etika profesional.
Beberapa ahli filsafat memandang moralitas sebagai hukum benar salah yang
terkait dengan nilai dan prilaku manusia, dan etika adalah studi di bidang
tersebut. Etika atau moral sering dipertukarkan, merupakan bidang
ilmu filsafat dan psikologi, yang digunakan pula dalam dunia bisnis dan
profesi akuntan.
Kode Etik Profesional

Kode etik profesional disusun sebagai bagian dari hubungan yang khusus antara
anggota profesi dan klien mereka. Praktisi profesional tidak menjauhi orang-orang
yang mereka layani. Klien harus mempercayai para profesional berdasarkan perilaku
yang etis. Kepercayaan akan meningkat bila para profesional melayani klien dengan
jujur, rajin untuk tidak bertindak berdasrkan aturan ketat dan perilaku yang etis.
Kepercayaan juga akan meningkat jika organisasi yang membutuhkan jasa
profesional yakin bahwa para profesional yang melanggar kode etik mereka akan
dikenakan sanksi oleh rekannya. Jadi, setiap profesi apapun , kode etik yang
ditetapkan oleh lembaga profesional akan menambah nilai bagi profesi yang
bersangkutan ( Sawyer,2005).

Pentingnya Nilai-Nilai Etika dalam Auditing

Beragam masalah etis berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan auditing.
Banyak auditor menghadapi masalah serius karena mereka melakukan hal-hal kecil
yang tak satu pun tampak mengandung kesalahan serius, namun ternyata hanya
menumpuknya hingga menjadi suatu kesalahan yang besar dan merupakan
pelanggaran serius terhadap kepercayaan yang diberikan.

Untuk itu pengetahuan akan tanda-tanda peringatan adanya masalah etika akan
memberikan peluang untuk melindungi diri sendiri, dan pada saat yang sama, akan
membangun suasana etis di lingkungan kerja.

Masalah-masalah etika yang dapat dijumpai oleh auditor yang meliputi permintaan
atau tekanan untuk:

 Melaksanakan tugas yang bukan merupakan kompetensinya

 Mengungkapkan informasi rahasia.

 Mengkompromikan integritasnya dengan melakukan pemalsuan,


penggelapan, penyuapan dan sebagainya.

 Mendistorsi obyektivitas dengan menerbitkan laporan-laporan yang


menyesatkan
Prinsip Dasar Etika Profesional memiliki 5 prinsip yang harus diterapkan oleh auditor
:

 Integritas : auditor bersikap jujur, adil, dan sebenar-benarnya dalam


melakukan praktiknya

 Objektivitas : auditor harus bersikap netral dalam menjalankan audit,


interpektasi bukti audit dan laporan keuangan yang sudah ditelaah.

 Kompetensi profesional dan kecermatan : auditor harus


berpengetahuan serta berketerampilan sesuai profesionalnya dalam
memberikan jasanya.

 Kerahasiaan : auditor harus menjaga kerahasiaan informasi ataupun


hubungan klien tanpa seizin klien kecuali ada ketentuan hukum yang
mengharuskan mereka ungkapkan informasinya.

 Perilaku Profesional : auditor harus menahan diri dari setiap perilaku


yang dapat merusak citra profesi meraka seperti kelalaian dalam
melakukan tugas, melecehkan pihak lain, membandingkan baik dan
buruknya.

Prinsip umum memberikan dasar dalam mengidentifikasi, mengevaluasi serta


mnegatasi ancaman terhadap prinsip utama/prinsip dasar. Pada umumnya
munculnya ancaman dalam prinsip umum adanya Kepentingan pribadi, Penelaah
pribadi, Advokasi / mendukung satu pihak, Kesepahaman, dan Intimidasi

Indenpendensi merupakan standart auditig yang penting karena opini akuntan


indendentyang bertujuan untuk menambah kredibilitas laporan keuangan yang
disajikan manajemen atau dalam artikata lain yaitu auditor tidak dapat mudah
dipengaruhi oleh pihak bersangkutan atau pihak lain.

Pemberian jasa Non-audit kepada klien merupakan pengaruh indenpensi auditor


dalam melakukan kegiatannya. Jasa-jasa tersebut antara lain Jasa penilaian, Jasa
audit internal, Jasa pembukuan kepada klien. Dalam menjaga independasi auditor
imbalan merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam pelaksanaanya seperti
Ketergantungan imbalan jasa auditor, Imbalan jasa audit yang belum dibayarkan,
dan suatu penetapan imbalan jasa audit oleh perusahaan terkait dari perusahaan
terkait.

Dalam menetapkan suatu imbalan kepada jasa audit ada beberapa pertimbangan
yang harus dipertimbangakan :

 Dari segi pengetahuan serta keterampilan dalam melakukan jenis


pekerjaan

 Tingkat pendidikan serta pengalaman yang mendukung

 Tanggung jawab yang tinggi dalam pelaksanaan tugas

 Mempergunakan waktu dengan sebaik-baiknya

Dalam melakukan pergantian auditor, manajemen perusahaan dapat memutuskan


dengan adanaya beberapa kriteria/alasan yaitu dari segi komunikasi antara KAP,
opinion shopping (opini yan seharusnya dilakukan atau menguntungkan
perusahaan), dan mengurangi biaya perusahaan.

Jasa – jasa non audit yang dilarang berdasarkan aturan BAPEPAM-LK antara lain jasa
dalam pemmbukuan dan akuntansi lainnya, jasa dalam pembuatan sistem informasi
keuangan, jasa penanksiran penilai laporan keuangan, jasa aktuaria/analisis, jasa
audit internal, jasa penasehat investasi, jasa hukum, dan lain-lain. Selain aturan
yang dibuat BAPEPAM –LK, BUMN ataupun bank juga membutuhkan Komite audit.
Dengan adanya anggota komite audit dapat membantu dalam meningkatkan
independensi serta keuntungan perusahaan.
Bantuan dalam menjaga independensi dan intergritas suatu audit dalam perusahaan
dapat dilakukan seperti menggunakan perlindungan kertas kerja atau surat
pernyataan. Dalam kertas kerja seorang auditor berisikan tentang auditor harus
menjaga intergritas auditnya, menjaga kerahasiaan klien dengan pengecualian
kewajiaban hukum dan review dari KAP yang terkait, serta memberikan keuntungan
bagi perusahaan
2.5 Hubungan antara standar audit, etika dan kode etik

Peranan Etika dalam Profesi Auditor

Audit membutuhkan pengabdian yang besar pada masyarakat dan komitmen moral
yang tinggi. Masyarakat menuntut untuk memperoleh jasa para auditor publik
dengan standar kualitas yang tinggi, dan menuntut mereka untuk bersedia
mengorbankan diri.Itulah sebabnya profesi auditor menetapkan standar teknis dan
standar etika yang harus dijadikan panduan oleh para auditor dalam melaksanakan
audit.

Standar etika diperlukan bagi profesi audit karena auditor memiliki posisi sebagai
orang kepercayaan dan menghadapi kemungkinan benturan-benturan kepentingan.

Kode etik atau aturan etika profesi audit menyediakan panduan bagi para auditor
profesional dalam mempertahankan diri dari godaan dan dalam mengambil
keputusan-keputusan sulit. Jika auditor tunduk pada tekanan atau permintaan
tersebut, maka telah terjadi pelanggaran terhadap komitmen pada prinsip-prinsip
etika yang dianut oleh profesi. Oleh karena itu, seorang auditor harus selalu
memupuk dan menjaga kewaspadaannya agar tidak mudah takluk pada godaan dan
tekanan yang membawanya ke dalam pelanggaran prinsip-prinsip etika secara
umum dan etika profesi. etis yang tinggi; mampu mengenali situasi-situasi yang
mengandung isu-isu etis sehingga memungkinkannya untuk mengambil keputusan
atau tindakan yang tepat.

2.6 Kasus/permasalahan yang berhubungan penerpan standar audit


etika

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjatuhkan sanksi administratif bagi akuntan publik
dan kantor akuntan publik (KAP) yang mengaudit PT Sunprima Nusantara
Pembiayaan (PT SNP). Sanksi tersebut berupa pembatalan pendaftaran kepada
Akuntan Publik (AP) Marlinna, Akuntan Publik (AP) Merliyana Syamsul, dan Kantor
Akuntan Publik (KAP) Satrio, Bing, Eny dan Rekan.

Deputi Komisioner Manajemen Strategis dan Logistik OJK Anto Prabowo


mengatakan, hal ini sesuai dengan hasil pemeriksaan OJK terhadap SNP.
"Pembatalan pendaftaran KAP Satrio, Bing, Eny dan Rekan berlaku efektif setelah
KAP dimaksud menyelesaikan audit Laporan Keuangan Tahunan Audit (LKTA) tahun
2018 atas klien yang masih memiliki kontrak dan dilarang untuk menambah klien
baru,” ujar Anto di Jakarta, Senin (1/10/2018).

Sementara itu, untuk AP Marlinna dan AP Merliyana Syamsul, pembatalan


pendaftaran akan efektif berlaku sejak ditetapkan OJK pada hari Senin (1/10).
Laporan Keuangan Tahunan PT SNP telah diaudit AP dari KAP Satrio, Bing, Eny dan
Rekan dan mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian.

Namun demikian, berdasarkan hasil pemeriksaan OJK, PT SNP terindikasi telah


menyajikan Laporan Keuangan yang begitu signifikan berbeda dengan kondisi
keuangan yang sebenarnya. Inilah sumber masalah yang menyebabkan kerugian
banyak pihak. “Pengenaan sanksi terhadap AP dan KAP dimaksud hanya berlaku di
sektor Perbankan, Pasar Modal dan IKNB,” ujarnya.

Lebih lanjut OJK juga telah berkoordinasi dengan Pusat Pembinaan Profesi Keuangan
(P2PK) Kementerian Keuangan terkait dengan pelaksanaan audit oleh KAP Satrio,
Bing, Eny dan Rekan pada PT SNP. Berdasarkan hasil pemeriksaan P2PK, kedua AP
tersebut dinilai telah melakukan pelanggaran berat dan telah dikenakan sanksi oleh
Menteri Keuangan.

Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas, OJK menilai bahwa AP Marlinna


dan AP Merliyana Syamsul telah melakukan pelanggaran berat sehingga melanggar
POJK Nomor 13/POJK.03/2017 Tentang Penggunaan Jasa Akuntan Publik Dan
Kantor Akuntan Publik. Pelanggaran tersebut antara lain dengan memberikan opini
yang tidak mencerminkan kondisi perusahaan yang sebenarnya.

Kemudian OJK mempertimbangkan besarnya kerugian industri jasa keuangan dan


masyarakat yang ditimbulkan atas opini kedua AP tersebut. “Efeknya penurunan
kepercayaan pada sektor jasa keuangan akibat dari kualitas penyajian LKTA oleh
akuntan publik. Oleh karena itu, OJK mengenakan sanksi berupa Pembatalan
Pendaftaran pada AP Marlinna, AP Merliyana Syamsul, dan KAP Satrio Bing, Eny dan
Rekan,” ujarnya.
Dia juga menambahkan sanksi terhadap AP dan KAP mengingat LKTA yang telah
diaudit tersebut digunakan PT SNP untuk mendapatkan kredit dari perbankan dan
menerbitkan MTN yang berpotensi mengalami gagal bayar dan/atau menjadi kredit
bermasalah. Sehingga langkah tegas OJK ini merupakan upaya menjaga
kepercayaan masyarakat terhadap Industri Jasa Keuangan.

Ketua Umum Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) Tarkosunaryo mengutarakan,


pihaknya menghormati kebijakan sanksi yang diberikan oleh regulator. Namun dia
juga berharap kedepannya akan ada aturan yang lebih baik untuk sistem pelaporan
keuangan.

Kredit macet atau fraud di laporan keuangan juga bisa disebabkan oleh pimpinan
perusahaan yang tidak berintegritas. “Terkadang auditor memang diberikan data
data yang salah. Auditor ditipu oleh manajemen perusahaan,” ujar Tarkosunaryo di
Jakarta

Lanjut dia, menerangkan pihak regulator juga harus mensyaratkan agar penanggung
jawab laporan keuangan di setiap perusahaan lebih diatur. Salah satunya harus
menjadi anggota organisasi profesi yang terikat dengan kode etik profesi. “Saat ini
tidak ada kewajiban itu sehingga mudah saja pimpinan perusahaan melakukan fraud
atas laporan keuangannya,” ujarnya.

Diungkapkan juga olehnya dengan mengatakan laporan keuangan tetap merupakan


tanggung jawab manajemen perusahaan. Sedangkan auditor bertanggung jawab
atas opini yang diberikannya. Kemudian hal lain yang dapat dibenahi yakni
meningkatkan integritas dengan mendorong keterbukaan laporan keuangan
perusahaan kepada instansi pemerintah dan publik.

Menurutnya hal ini supaya manajemen tidak sembarangan dalam pengelolaan


laporan keuangan. Peraturan Pemerintah mewajibkan setiap perusahaan untuk
menyampaikan laporan keuangan kepada kementerian perdagangan. Peran bank
juga dapat ditingkatkan agar lebih hati-hati sebelum memutuskan pencairan kredit.

Pencairan dan monitoring kredit sepenuhnya bisa dikendalikan pihak bank. Sehingga
bank bisa mengawasi debiturnya day to day. Karena peran auditor itu terbatas
sesuai penunjukan. “Kemudian OJK selaku otoritas agar melakukan pembinaan dan
pengawasan untuk lembaga keuangan demi meningkatkan mitigasi risiko kredit
macet,” ujarnya.

https://ekbis.sindonews.com/read/1342733/178/ojk-jatuhkan-sanksi-keteledoran-akuntan-publik-di-kasus-snp-
1538399949

Rangkuman

Standar Profesional Akuntan Publik (disingkat SPAP) adalah kodifikasi berbagai


pernyataan standar teknis yang merupakan panduan dalam memberikan jasa bagi
Akuntan Publik di Indonesia. SPAP dikeluarkan oleh Dewan Standar Profesional
Akuntan Publik Institut Akuntan Publik Indonesia (DSPAP IAPI).

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) adalah merupakan hasil pengembangan


berkelanjutan standar profesional akuntan publik yang dimulai sejak tahun 1973.
Pada tahap awal perkembangannya, standar ini disusun oleh suatu komite dalam
organisasi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang diberi nama Komite Norma
Pemeriksaan Akuntan.

Etika berasal dari bahasa Yunani “Ethos” yang berati adat istiadat/ kebiasaan yang
baik. Etika adalah seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur
perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus yang harus
ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau profesi
(Maryani dan Ludigdo, 2001).

Etika merupakan aturan yang mengikat secara moral hubungan manusia yang
dapat dituangkan dalam aturan hukum, pedoman maupun etika profesional.
Beberapa ahli filsafat memandang moralitas sebagai hukum benar salah yang
terkait dengan nilai dan prilaku manusia, dan etika adalah studi di bidang
tersebut. Etika atau moral sering dipertukarkan, merupakan bidang
ilmu filsafat dan psikologi, yang digunakan pula dalam dunia bisnis dan
profesi akuntan.

Kode etik profesional disusun sebagai bagian dari hubungan yang khusus antara
anggota profesi dan klien mereka. Praktisi profesional tidak menjauhi orang-orang
yang mereka layani. Klien harus mempercayai para profesional berdasarkan perilaku
yang etis. Kepercayaan akan meningkat bila para profesional melayani klien dengan
jujur, rajin untuk tidak bertindak berdasrkan aturan ketat dan perilaku yang etis.
Kepercayaan juga akan meningkat jika organisasi yang membutuhkan jasa
profesional yakin bahwa para profesional yang melanggar kode etik mereka akan
dikenakan sanksi oleh rekannya. Jadi, setiap profesi apapun , kode etik yang
ditetapkan oleh lembaga profesional akan menambah nilai bagi profesi yang
bersangkutan ( Sawyer,2005).

Latihan

1. Buatlah makalah dan presentasikan tentang Masalah Standar Audit dan Etika
Profesi!

2. Susunlah powerpoint dengan apik dan sajikan fakta-fakta terkini!

3. Bukalah sesi tanya jawab dan pertanggungjawabkan apa yang telah kelompok
anda sampaikan!

Anda mungkin juga menyukai