PERTEMUAN 3
Masalah Perikatan
Surat perikatan audit (audit engagement letter) adalah surat persetujuan antara
auditor dengan kliennya tentang syarat-syarat pekerjaan audit yang akan
dilaksanakan oleh auditor. SA Seksi 320 mengatur tentang surat perikatan audit.
Pada seksi tersebut diatur bahwa kedua belah pihak, yaitu auditor dan klien harus
menyetujui syarat-syarat perikatan. Tujuan surat perikatan yang dibuat sebelum
dimulainya suatu perikatan adalah untuk menghindari salah paham berkenaan
dengan perikatan tersebut.
"Sanksi berlaku satu bulan setelah saya tandatangani surat. Saya tanda tangan
tanggal 27 Juni, berarti mulai 27 Juli," ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenkeu
Hadiyanto di kantornya, Jakarta, Jumat (28/6/2019).
Kasner dinilai melakukan pelanggaran berat yang berpotensi berpengaruh signifikan
terhadap opini Laporan Auditor Independen (LAI). Kata dia, Kasner memlakukan 3
hal pelanggaran.
Pertama, dia belum secara tepat menilai substansi transaksi untuk kegiatan
perlakukan akuntansi terkait pengakuan piutang dan pendapatan lain-lain secara
sekaligus di awal.
"Kan ada kontrak yang sekian puluh tahun piutang, tapi diakui pendapatan sekaligus
di depan. Ini melanggar Standar Audit 315 ," katanya.
Sementara itu, untuk KAP dikenakan Peringatan Tertulis dengan disertai kewajiban
untuk melakukan perbaikan terhadap Sistem Pengendalian Mutu KAP dan dilakukan
tinjauan oleh BDO International Limited. Surat keputusan sanksi ini pun sudah
ditandatangani pada 26 Juni 2019.
https://economy.okezone.com/read/2019/06/28/320/2072154/kasus-garuda-
pembekuan-izin-auditor-laporan-keuangan-berlaku-27-juli-2019?page=2
Kasus SNP Finance dan Pertaruhan Rusaknya Reputasi Akuntan Publik
Akhir pekan lalu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjatuhkan sanksi administratif
kepada dua akuntan publik (AP) dan satu kantor akuntan publik (KAP). Pangkal
soalnya, AP Marlinna dan AP Merliyana Syamsul serta KAP Satrio, Bing, Eny (SBE)
dan Rekan dinilai tidak memberikan opini yang sesuai dengan kondisi sebenarnya
dalam laporan keuangan tahunan audit milik PT Sunprima Nusantara Pembiayaan
(SNP Finance).
Sanksi yang diterima dua AP dan satu KAP itu berupa pembatalan pendaftaran
terkait hasil pemeriksaan laporan keuangan SNP Finance. Kedua AP dan satu KAP itu
memberikan opini „Wajar Tanpa Pengecualian‟ dalam hasil audit terhadap laporan
keuangan tahunan SNP Finance. Padahal, hasil pemeriksaan OJK mengindikasikan
SNP Finance menyajikan laporan keuangan yang tidak sesuai dengan kondisi
keuangan yang sebenarnya secara signifikan. Sehingga, menyebabkan kerugian
banyak pihak termasuk perbankan.
KAP SBE juga dilarang untuk menambah klien baru. Sementara untuk AP Marlinna
dan AP Merliyana Syamsul, pembatalan pendaftaran efektif berlaku sejak ditetapkan
OJK pada Senin (1/10).
“Sanksi yang dijatuhkan berlaku sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Sanksi
ini juga berlaku bagi emiten-emiten yang menerbitkan efek dan saham, yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia,” jelas Anto kepada Tirto.
OJK menilai AP Marlinna dan AP Merliyana Syamsul telah melakukan pelanggaran
berat sehingga melanggar POJK Nomor 13/POJK.03/2017 Tentang Penggunaan Jasa
Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik. Ini sebagai mana tertera dalam
penjelasan Pasal 39 huruf b POJK Nomor 13/POJK.03/2017 (PDF), bahwa
pelanggaran berat yang dimaksud antara lain AP dan KAP melakukan manipulasi,
membantu melakukan manipulasi, dan atau memalsukan data yang berkaitan
dengan jasa yang diberikan.
Sementara itu, KAP SBE yang merupakan partner lokal Deloitte Indonesia,
menegaskan belum menerima salinan resmi putusan OJK tersebut. Dengan begitu,
pihaknya belum bisa memutuskan langkah apa yang akan ditempuh. KAP SBE
menambahkan, pihaknya telah menerima sanksi yang dijatuhkan oleh Pusat
Pembinaan Profesi Keuangan (P2PK) Kementerian Keuangan. Namun KAP SBE
menyatakan sama sekali tidak pernah diminta untuk memberikan keterangan terkait
LKTA SNP Finance oleh OJK.
Skandal pemalsuan dan manipulasi laporan keuangan dalam skala internasional juga
pernah menghebohkan dunia. Enron Corporation, perusahaan energi asal Houston,
Texas, Amerika Serikat (AS) bekerjasama dengan kantor akuntan Arthur Andersen
(AA) dalam aksi manipulasi laporan keuangan. Enron menggelembungkan nilai laba
perusahaan senilai $74 miliar.
Enron dengan lihai menyembunyikan kerugian dan utang di bawah metode off-
balance sheet yang digunakan dalam pembuatan laporan keuangan. Bentuk
penipuan lain yang dilakukan termasuk penggelapan dana perusahaan oleh eksekutif
Enron yang mencapai $2,9 triliun.
“Tujuan dari manipulasi laporan keuangan adalah untuk menyembunyikan kerugian
dan utang dari auditor, investor, analis keuangan dan regulator,” tulis Profesor Edel
Lemus M.I.B.A dari Carlos Albizu University, AS dalam jurnal internasional berjudul
The Finance Collapse of the Enron Corporation and Its Impact in the United States
Capital Market.
Manipulasi yang tersaji di laporan keuangan Enron dibiarkan oleh akuntan publik
Arthur Andersen (AA) dalam auditnya. Untuk memoles laporan keuangan bobrok
menjadi kinclong, AA mendapat fee audit sampai dengan $25 juta dari Enron di
tahun 2000. Angka itu belum termasuk duit senilai $27 juta sebagai fee konsultan
dan pekerjaan lainnya. Akuntan publik AA kemudian dinyatakan bersalah dalam
kasus Enron.
“Reputasi Arthur Andersen hancur. Bisnis mereka akhirnya dijual kepada rekan-rekan
mereka di „Big Five‟ –KPMG, Ernst & Young, Deloitte Touche Tohmatsu dan
PriceWaterhouseCoopers (yang kemudian menjadi „Big Four‟)-. AA kemudian hilang
terkena seleksi alam karena melanggar etika,” tulis Mustofa dalam buku Manajemen
Modern Bisnis Kantor Akuntan (2014:244). Enron sendiri dinyatakan bangkrut pada
2001.
Istilah akuntansi kreatif ini didefinisikan sebagai „suatu proses di mana akuntan
menggunakan pengetahuan mereka tentang aturan akuntansi untuk memanipulasi
angka-angka yang dilaporkan dalam laporan keuangan perusahaan. Sebagaimana
tertulis dalam buku Ethical Issues in Accounting, karangan Catherine Gowthrope dan
John Blake (1998:25).
Salah satu alasan akuntansi kreatif ini dilakukan adalah untuk menampilkan
keuntungan yang merata setiap tahunnya. Tren pertumbuhan laba yang stabil lebih
disukai oleh perusahaan daripada menunjukkan keuntungan yang naik-turun kepada
investor maupun masyarakat. “Variasi pada pemerataan laba yang dilakukan
perseroan adalah memanipulasi laba untuk dikaitkan dengan target atau proyeksi
bisnis tahun berikutnya,” Catherine Gowthrope dan John Blake (1998:29).
Karena itu, sangat penting agar para akuntan bertindak proaktif ketika melihat ada
hal-hal yang tidak benar. “Tindakan proaktif itu dilakukan dengan kesadaran penuh
terhadap tanggung jawab profesi dan juga kode etik,” tulis Mustofa (2014:261).
Buku Ethical Issues in Accounting juga menyebut, kode etik merupakan etika
penting bagi akuntan dan berbagai pihak yang mengandalkan informasi dari laporan
keuangan yang diaudit dengan relevan. Salah satu peran etik, tulis Catherine
Gowthrope dan John Blake, adalah untuk meyakinkan orang-orang yang berprofesi
sebagai akuntan publik layak untuk mendapatkan kepercayaan, rasa hormat, dan
keuntungan finansial.
“Kode etik dapat digunakan untuk meyakinkan orang lain bahwa akuntan publik
profesional bisa dipercaya dan tidak akan mengambil keuntungan dari akses
informasi yang bersifat istimewa,” tulis buku tersebut (1998:153).
Rangkuman
Surat perikatan audit (audit engagement letter) adalah surat persetujuan antara
auditor dengan kliennya tentang syarat-syarat pekerjaan audit yang akan
dilaksanakan oleh auditor. SA Seksi 320 mengatur tentang surat perikatan audit.
Pada seksi tersebut diatur bahwa kedua belah pihak, yaitu auditor dan klien harus
menyetujui syarat-syarat perikatan. Tujuan surat perikatan yang dibuat sebelum
dimulainya suatu perikatan adalah untuk menghindari salah paham berkenaan
dengan perikatan tersebut.
Latihan
3. Bukalah sesi tanya jawab dan pertanggungjawabkan apa yang telah kelompok
anda sampaikan!