Anda di halaman 1dari 10

UNIVERSITAS BUDI LUHUR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PERTEMUAN 3
Masalah Perikatan

Capaian : Mahasiswa memiliki pemahaman tentang arti


pentingnya perikatan pada sebuah KAP, serta
Pembelajaran langkah-langkah dalam penerimaan
perikatan.
3.1 Pengertian dan fungsi perikatan pada
Sub Pokok : KAP
Bahasan 3.2 Langkah-langkah dalam penerimaan
perikatan pada KAP
3.3 Permasalah/kasus yang timbul
berhubungan dangan perikatan
Daftar Pustaka : Elder, Beasley, Arens, Auditing And
Assurance Services: An Integrated
Approach, Prantice Hall, 2012
3.1 Pengertian dan fungsi perikatan pada KAP

Surat perikatan audit (audit engagement letter) adalah surat persetujuan antara
auditor dengan kliennya tentang syarat-syarat pekerjaan audit yang akan
dilaksanakan oleh auditor. SA Seksi 320 mengatur tentang surat perikatan audit.
Pada seksi tersebut diatur bahwa kedua belah pihak, yaitu auditor dan klien harus
menyetujui syarat-syarat perikatan. Tujuan surat perikatan yang dibuat sebelum
dimulainya suatu perikatan adalah untuk menghindari salah paham berkenaan
dengan perikatan tersebut.

Isi surat perikatan pada umumnya meliputi:


 Tujuan audit atas laporan keuangan
 Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan
 Lingkup audit, termasuk penyebutan undang-undang, peraturan, pernyataan
dari badan profesional yang harus dianut oleh KAP
 Bentuk laporan atau bentuk komunikasi lain yang akan digunakan oleh KAP
untuk menyampaikan hasil perikatan
 Fakta bahwa karena sifat pengujian dan keterbatasan bawaan dari suatu audit,
dan dengan keterbatasan bawaan pengendalian intern, terdapat risiko yang
tidak dapat dihindari tentang kemungkinan terjadinya beberapa salah saji
material tidak dapat terdeteksi
 Akses yang tidak dibatasi terhadap catatan, dokumen, dan informasi lain apa
pun yang diminta oleh auditor dalam hubungannya dengan audit
 Pembatasan atas tanggung jawab auditor
 Harapan untuk menerima konfirmasi tertulis dari manajemen tentang
representasi yang dibuat dalam hubungannya dengan audit
 Penegasan bahwa pemeriksaan oleh KAP tidak meliputi pemeriksaan
sebagaimana yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak, sehingga
pemeriksaan tersebut tidak dapat dijadikan dasar untuk mendeteksi
penyimpangan yang mungkin ditemukan oleh pemeriksa dari Direktorat
Jenderal Pajak
 Penegasan bahwa calon klien tidak menugaskan auditor independen lain untuk
melaksanakan audit untuk tahun buku yang sama
 Kemungkinan adanya perubahan tujuan dan ruang lingkup audit
 Pengaturan kalau terjadi pemutusan perikatan sebelum masa perikatan selesai
 Pengaturan kalau terjadi ketidaksepahaman

3.2 Langkah-langkah dalam penerimaan perikatan pada KAP


SA Seksi 320 mengatur tentang surat perikatan audit. Pada seksi tersebut diatur
bahwa kedua belah pihak, yaitu auditor dan klien harus menyetujui syarat-syarat
perikatan. Tujuan surat perikatan yang dibuat sebelum dimulainya suatu perikatan
adalah untuk menghindari salah paham berkenaan dengan perikatan tersebut.
Dalam memutuskan apakah suatu perikatan audit dapat diterima atau tidak,
auditor menempuh suatu proses yang terdiri dari enam tahap:
1. Mengevaluasi integritas manajemen.
2. Mengidentifikasi keadaan khusus dan risiko luar biasa.
3. Menentukan kompetensi untuk melaksanakan audit.
4. Menilai independensi.
5. Menentukan kemampuan untuk menggunakan kemahiran profesionalnya
dengan kecermatan dan kesesakmaan.
6. Membuat surat perikatan audit
Isi surat perikatan pada umumnya meliputi:
 Tujuan audit atas laporan keuangan
 Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan
 Lingkup audit, termasuk penyebutan undang-undang, peraturan, pernyataan
dari badan profesional yang harus dianut oleh KAP
 Bentuk laporan atau bentuk komunikasi lain yang akan digunakan oleh KAP
untuk menyampaikan hasil perikatan
 Fakta bahwa karena sifat pengujian dan keterbatasan bawaan dari suatu
audit, dan dengan keterbatasan bawaan pengendalian intern, terdapat risiko
yang tidak dapat dihindari tentang kemungkinan terjadinya beberapa salah
saji material tidak dapat terdeteksi
 Akses yang tidak dibatasi terhadap catatan, dokumen, dan informasi lain apa
pun yang diminta oleh auditor dalam hubungannya dengan audit
 Pembatasan atas tanggung jawab auditor
 Harapan untuk menerima konfirmasi tertulis dari manajemen tentang
representasi yang dibuat dalam hubungannya dengan audit
 Penegasan bahwa pemeriksaan oleh KAP tidak meliputi pemeriksaan
sebagaimana yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak, sehingga
pemeriksaan tersebut tidak dapat dijadikan dasar untuk mendeteksi
penyimpangan yang mungkin ditemukan oleh pemeriksa dari Direktorat
Jenderal Pajak
 Penegasan bahwa calon klien tidak menugaskan auditor independen lain
untuk melaksanakan audit untuk tahun buku yang sama
 Kemungkinan adanya perubahan tujuan dan ruang lingkup audit
 Pengaturan kalau terjadi pemutusan perikatan sebelum masa perikatan
selesai
 Pengaturan kalau terjadi ketidaksepahaman

3.3 Permasalah/kasus yang timbul berhubungan dangan perikatan

Kasus Garuda, Pembekuan Izin Auditor Laporan Keuangan Berlaku 27 Juli


2019
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memberikan sanksi pada Kantor Akuntan Publik
(KAP) Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang & Rekan dan Akuntan Publik Kasner
Sirumapea, yang merupakan auditor dari laporan keuangan tahun 2018 dari PT
Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA). Sanksi diberlakukan satu bulan sejak surat
putusan ditandatangani.

Kemenkeu tim Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK) menetapkan sanksi


berupa pembekuan izin selama 12 bulan pada Kasner Sirumapea yang berlaku sejak
27 Juli 2019. Sebab surat keputusan telah ditandatangani pada 27 Juni 2019.

"Sanksi berlaku satu bulan setelah saya tandatangani surat. Saya tanda tangan
tanggal 27 Juni, berarti mulai 27 Juli," ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenkeu
Hadiyanto di kantornya, Jakarta, Jumat (28/6/2019).
Kasner dinilai melakukan pelanggaran berat yang berpotensi berpengaruh signifikan
terhadap opini Laporan Auditor Independen (LAI). Kata dia, Kasner memlakukan 3
hal pelanggaran.

Pertama, dia belum secara tepat menilai substansi transaksi untuk kegiatan
perlakukan akuntansi terkait pengakuan piutang dan pendapatan lain-lain secara
sekaligus di awal.

"Kan ada kontrak yang sekian puluh tahun piutang, tapi diakui pendapatan sekaligus
di depan. Ini melanggar Standar Audit 315 ," katanya.

Kemudian, Kasner dikatakan belum sepenuhnya mendapatkan bukti audit yang


cukup dan tepat untuk menilai ketepatan perlakukan akutansi sesuai dengan
subtansi transaksi dari perjanjian yang melandasi transksi tersebut. Hal ini
melanggar Standar Audit 500.

"Ketiga akuntan publik belum mempertimbangkan fakta-fakta setelah tanggal


laporan keuangan, sebagai dasar pertimbangan ketepatan perlakuan. Ini melanggar
Standar Audit 560," jelas dia.

Sementara itu, untuk KAP dikenakan Peringatan Tertulis dengan disertai kewajiban
untuk melakukan perbaikan terhadap Sistem Pengendalian Mutu KAP dan dilakukan
tinjauan oleh BDO International Limited. Surat keputusan sanksi ini pun sudah
ditandatangani pada 26 Juni 2019.

Hadiyanto menyatakan, KAP belum mengimplementasikan kebijakan unsur


pelaksanaan keterikatan dalam sistem pengendalian mutu. KAP seharusnya memiliki
sistem pengendalian mutu, yakni bertanggung jawab memastikan kualitas dari audit
tersebut sebelum auditor melakukan tanda tangan.

"Harusnya ditinjau kembali hasilnya sehingga sebelum auditor tanda tangan


seharusnya sudah Anda pengendalian mutunya. Apakah fakta standar audit ada
yang dilanggar atau tidak," kata dia.

https://economy.okezone.com/read/2019/06/28/320/2072154/kasus-garuda-
pembekuan-izin-auditor-laporan-keuangan-berlaku-27-juli-2019?page=2
Kasus SNP Finance dan Pertaruhan Rusaknya Reputasi Akuntan Publik

Akhir pekan lalu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjatuhkan sanksi administratif
kepada dua akuntan publik (AP) dan satu kantor akuntan publik (KAP). Pangkal
soalnya, AP Marlinna dan AP Merliyana Syamsul serta KAP Satrio, Bing, Eny (SBE)
dan Rekan dinilai tidak memberikan opini yang sesuai dengan kondisi sebenarnya
dalam laporan keuangan tahunan audit milik PT Sunprima Nusantara Pembiayaan
(SNP Finance).

Sanksi yang diterima dua AP dan satu KAP itu berupa pembatalan pendaftaran
terkait hasil pemeriksaan laporan keuangan SNP Finance. Kedua AP dan satu KAP itu
memberikan opini „Wajar Tanpa Pengecualian‟ dalam hasil audit terhadap laporan
keuangan tahunan SNP Finance. Padahal, hasil pemeriksaan OJK mengindikasikan
SNP Finance menyajikan laporan keuangan yang tidak sesuai dengan kondisi
keuangan yang sebenarnya secara signifikan. Sehingga, menyebabkan kerugian
banyak pihak termasuk perbankan.

Deputi Komisioner Manajemen Strategis dan Logistik OJK, Anto Prabowo


mengatakan pengenaan sanksi terhadap dua AP dan KAP itu berlaku untuk sektor
perbankan, pasar modal maupun industri keuangan non bank (IKNB). Artinya untuk
sementara mereka tidak dapat melakukan proses audit jasa keuangan. Pembatalan
pendaftaran KAP SBE berlaku efektif setelah KAP tersebut menyelesaikan audit
Laporan Keuangan Tahunan Audit (LKTA) tahun 2018 para klien yang masih
memiliki kontrak.

KAP SBE juga dilarang untuk menambah klien baru. Sementara untuk AP Marlinna
dan AP Merliyana Syamsul, pembatalan pendaftaran efektif berlaku sejak ditetapkan
OJK pada Senin (1/10).

“Sanksi yang dijatuhkan berlaku sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Sanksi
ini juga berlaku bagi emiten-emiten yang menerbitkan efek dan saham, yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia,” jelas Anto kepada Tirto.
OJK menilai AP Marlinna dan AP Merliyana Syamsul telah melakukan pelanggaran
berat sehingga melanggar POJK Nomor 13/POJK.03/2017 Tentang Penggunaan Jasa
Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik. Ini sebagai mana tertera dalam
penjelasan Pasal 39 huruf b POJK Nomor 13/POJK.03/2017 (PDF), bahwa
pelanggaran berat yang dimaksud antara lain AP dan KAP melakukan manipulasi,
membantu melakukan manipulasi, dan atau memalsukan data yang berkaitan
dengan jasa yang diberikan.

Sementara itu, KAP SBE yang merupakan partner lokal Deloitte Indonesia,
menegaskan belum menerima salinan resmi putusan OJK tersebut. Dengan begitu,
pihaknya belum bisa memutuskan langkah apa yang akan ditempuh. KAP SBE
menambahkan, pihaknya telah menerima sanksi yang dijatuhkan oleh Pusat
Pembinaan Profesi Keuangan (P2PK) Kementerian Keuangan. Namun KAP SBE
menyatakan sama sekali tidak pernah diminta untuk memberikan keterangan terkait
LKTA SNP Finance oleh OJK.

Skandal pemalsuan dan manipulasi laporan keuangan dalam skala internasional juga
pernah menghebohkan dunia. Enron Corporation, perusahaan energi asal Houston,
Texas, Amerika Serikat (AS) bekerjasama dengan kantor akuntan Arthur Andersen
(AA) dalam aksi manipulasi laporan keuangan. Enron menggelembungkan nilai laba
perusahaan senilai $74 miliar.

Padahal, $43 miliar di antaranya merupakan keuntungan fiktif berkat „otak-atik‟


neraca laba-rugi. Salah satu caranya adalah dengan memasukkan nominal $586 juta
sebagai pendapatan di muka. Angka laba perseroan yang melantai di New York
Stock Exchange (NYSE) dengan kode emiten ESE itu pun melambung. Memasukkan
angka proyeksi dalam laba perusahaan memang masih mengikuti prinsip akuntansi
dalam penyajian laporan keuangan.

Enron dengan lihai menyembunyikan kerugian dan utang di bawah metode off-
balance sheet yang digunakan dalam pembuatan laporan keuangan. Bentuk
penipuan lain yang dilakukan termasuk penggelapan dana perusahaan oleh eksekutif
Enron yang mencapai $2,9 triliun.
“Tujuan dari manipulasi laporan keuangan adalah untuk menyembunyikan kerugian
dan utang dari auditor, investor, analis keuangan dan regulator,” tulis Profesor Edel
Lemus M.I.B.A dari Carlos Albizu University, AS dalam jurnal internasional berjudul
The Finance Collapse of the Enron Corporation and Its Impact in the United States
Capital Market.

Manipulasi yang tersaji di laporan keuangan Enron dibiarkan oleh akuntan publik
Arthur Andersen (AA) dalam auditnya. Untuk memoles laporan keuangan bobrok
menjadi kinclong, AA mendapat fee audit sampai dengan $25 juta dari Enron di
tahun 2000. Angka itu belum termasuk duit senilai $27 juta sebagai fee konsultan
dan pekerjaan lainnya. Akuntan publik AA kemudian dinyatakan bersalah dalam
kasus Enron.

“Reputasi Arthur Andersen hancur. Bisnis mereka akhirnya dijual kepada rekan-rekan
mereka di „Big Five‟ –KPMG, Ernst & Young, Deloitte Touche Tohmatsu dan
PriceWaterhouseCoopers (yang kemudian menjadi „Big Four‟)-. AA kemudian hilang
terkena seleksi alam karena melanggar etika,” tulis Mustofa dalam buku Manajemen
Modern Bisnis Kantor Akuntan (2014:244). Enron sendiri dinyatakan bangkrut pada
2001.

‘Cantik’ Tapi Palsu


Berbagai trik menyulap laporan keuangan „bobrok‟ menjadi kinclong bertujuan untuk
membuktikan bahwa bisnis perseroan berjalan „mulus‟ tanpa hambatan. Neraca akan
terlihat „cantik‟, jika keuntungan perusahaan tercatat stabil dibanding angka-angka
yang berfluktuasi. Upaya „mempercantik‟ kinerja keuangan perseroan dalam dunia
akuntansi disebut juga sebagai „creative accounting‟.

Istilah akuntansi kreatif ini didefinisikan sebagai „suatu proses di mana akuntan
menggunakan pengetahuan mereka tentang aturan akuntansi untuk memanipulasi
angka-angka yang dilaporkan dalam laporan keuangan perusahaan. Sebagaimana
tertulis dalam buku Ethical Issues in Accounting, karangan Catherine Gowthrope dan
John Blake (1998:25).
Salah satu alasan akuntansi kreatif ini dilakukan adalah untuk menampilkan
keuntungan yang merata setiap tahunnya. Tren pertumbuhan laba yang stabil lebih
disukai oleh perusahaan daripada menunjukkan keuntungan yang naik-turun kepada
investor maupun masyarakat. “Variasi pada pemerataan laba yang dilakukan
perseroan adalah memanipulasi laba untuk dikaitkan dengan target atau proyeksi
bisnis tahun berikutnya,” Catherine Gowthrope dan John Blake (1998:29).

Praktik „akuntan kreatif‟ untuk „mempercantik‟ laporan keuangan menurut Mustofa,


sama sekali tidak sesuai dengan standar profesi. Sesuai kode etik, seorang akuntan
harus melapor jika menemukan adanya sesuatu hal yang tidak beres dalam sebuah
perusahaan.

“Dengan keistimewaan yang dimilikinya, akuntan semesatinya memiliki kewajiban


untuk melaporkan segala sesuatu dengan apa adanya, termasuk jika ada hal yang
tidak wajar. Apalagi jika di kemudian hari diketahui bahwa penyimpangan yang
diprakarsai oleh manajemen tinggi perusahaan memiliki dampak yang luas pada
perekonomian,” rinci Mustofa (2014: 259).

Belajar dari pengalaman Enron maupun perusahaan internasional yang bangkrut


lainnya, kegagalan auditor untuk melakukan pemeriksaan laporan keuangan secara
intensif dan memberikan sinyal peringatan, telah menimbulkan krisis finansial.
Kemudian muncul kekhawatiran tentang kualitas audit serta hubungan auditor
dengan manajemen perusahaan. Kepercayaan investor dan masyarakat bisa pulih,
jika para auditor menerapkan standar yang tinggi.

Karena itu, sangat penting agar para akuntan bertindak proaktif ketika melihat ada
hal-hal yang tidak benar. “Tindakan proaktif itu dilakukan dengan kesadaran penuh
terhadap tanggung jawab profesi dan juga kode etik,” tulis Mustofa (2014:261).

Buku Ethical Issues in Accounting juga menyebut, kode etik merupakan etika
penting bagi akuntan dan berbagai pihak yang mengandalkan informasi dari laporan
keuangan yang diaudit dengan relevan. Salah satu peran etik, tulis Catherine
Gowthrope dan John Blake, adalah untuk meyakinkan orang-orang yang berprofesi
sebagai akuntan publik layak untuk mendapatkan kepercayaan, rasa hormat, dan
keuntungan finansial.

“Kode etik dapat digunakan untuk meyakinkan orang lain bahwa akuntan publik
profesional bisa dipercaya dan tidak akan mengambil keuntungan dari akses
informasi yang bersifat istimewa,” tulis buku tersebut (1998:153).

Rangkuman

Surat perikatan audit (audit engagement letter) adalah surat persetujuan antara
auditor dengan kliennya tentang syarat-syarat pekerjaan audit yang akan
dilaksanakan oleh auditor. SA Seksi 320 mengatur tentang surat perikatan audit.
Pada seksi tersebut diatur bahwa kedua belah pihak, yaitu auditor dan klien harus
menyetujui syarat-syarat perikatan. Tujuan surat perikatan yang dibuat sebelum
dimulainya suatu perikatan adalah untuk menghindari salah paham berkenaan
dengan perikatan tersebut.

Latihan

1. Buatlah makalah dan presentasikan tentang Masalah Perikatan!

2. Susunlah powerpoint dengan apik dan sajikan fakta-fakta terkini!

3. Bukalah sesi tanya jawab dan pertanggungjawabkan apa yang telah kelompok
anda sampaikan!

Anda mungkin juga menyukai