Anda di halaman 1dari 22

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembelajaran di SMK dirancang dengan pendekatan berbasis pada
kompetensi, pendekatan berbasis pada produksi dan pendekatan berbasis
dunia kerja. Pembelajaran berbasis pada kompetensi adalah pemebelajaran
yang ditekankan untuk membekali kompetensi secara tuntas kepada peserta
didik yang mencakup aspek sikap (attitude), pengetahuan (knowledge) dan
keterampilan (skill). Pembelajaran berbasis produksi adalah pembelajaran
yang ditekankan pada pemerolehan hasil belajar berupa barang jadi atau jasa
sesuai dengan standar industri atau dunia usaha.Sedangkan pembelajaran
berbasis di dunia kerja mengarahkan peserta didik dapat meningkatkan
kompetensinya melalui dunia kerja.Pemebelajaran di dunia kerja ini, peserta
didik harus melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan persyaratan
kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja.
Pada dasarnya Praktek Kerja Industri (Prakerin) adalah suatu model
penyelenggaraan pendidikan yang memadukan secara utuh dan terintegrasi
kegiatan belajar peserta didik di sekolah dengan proses penguasaan keahlian
kejuruan melalui bekerja langsung di lapangan kerja. Metode tersebut
dilaksanakan dalam rangka peningkatan mutu Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) untuk mencapai relevansi antara pendidikan dengan kebutuhan tenaga
kerja.
Harapan utama dan kegiatan prakerin ini di samping meningkatkan
kehlian professional peserta didik agar sesuai dengan tuntutan kebutuhan
tenaga kerja agar peserta didik memiliki etos kerja yang meliputi :
kemampuan bekerja, motivasi kerja, inisiatif, kreatif, hasil pekerjaan yang
berkualitas, disiplin waktu dan kerajinan dalam bekerja.

1
2

1.2 Tujuan dan Manfaat


1.2.1 Tujuan
Penyelenggaraan Prakerin bertujuan untuk :
1. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian professional,
yaitu tenaga kerja yang meimiliki tingkat pengetahuan, keterampilan dan
etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.
2. Memperkokoh hubungan keterkaitan dan kesepadanan (Link and
Match) antara SMK dan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).
3. Meingkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga
kerja yang berkualitas dan professional.
4. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman keja
sebagai bagian dari proses pendidikan.
1.2.2 Manfaat
Kerjasama antara SMK dengan dunia usaha dan industri atau
instansi dilaksanakan dalam prinsip saling membantu, saling mengisi
dan saling melengkapi untuk keuntungan bersama.
Berdasarkan prinsip ini, pelaksanaan Praktek Kerja Industri
(Prakerin) akan member nilai tambah atau manfaat bagi pihak-pihak
yang bekerjasama, sebagai berikut :
1. Manfaat Bagi Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI)
Penyelenggaraan prakerin memberi kenutungan nyata bagi DUDI
antara lain :
a. Pihak DUDI dapat mengenali kualitas peserta prakerin yang belajar
dan bekerja di dunia usaha dan industri.
b. Umumnya peserta prakerin telah ikut dalam proses produksi secara
aktif sehingga pada pengertian tertentu peserta prakerin adalah
tenaga kerja yang memberi keuntungan.
c. Pihak DUDI dapat member tugas kepada peserta prakerin untuk
kepentingan perusahaan sesuai kompetensi dan kemampuan yang
dimiliki.
d. Selama proses pendidikan melalui kerja di DUDI, peserta prakerin
lebih mudah diatur dalam hal disiplin berupa kepatuhan terhadap
3

peraturan di DUDI. Karena itu, sikap peserta prakerin dapat


dibentuk sesuai dengan cirri khas tertentu di DUDI.
e. Memberi kepuasan bagi DUDI karena diakui ikut serta menentukan
hari depan bangsa melalui Praktek Kerja Industri (Prakerin).
2. Manfaat Bagi Sekolah
Tujuan pendidikan untuk memberi keahlian professional bagi
peserta didik lebih terjamin pencapaiannya.Terdapat kesesuaian antara
program pendidikan dengan kebutuhan lapangan kerja (sesuai dengan
prinsip Link and Match.Memberi kepuasan bagi penyelenggaraan
pendidikan sekolah karena tamatannya lebih terjamin memperoleh
bekal yang bermanfaat, baik untuk kepentingan tamatan, kepentingan
dunia kerja dan kepentingan bangsa.
3. Manfaat Bagi Peserta Didik
Hasil belajar peserta prakerin akan lebih bermakna, karena setelah
tamat akan betul-betul memiliki keahlian professional sebagai bekal
untuk meningkatkan taraf hidupnya dan sebagai bekal untuk
pengembangan dirinya secara berkelanjutan.
Keahlian professional yang diperoleh dapat mengangkat harga diri
dan rasa percaya diri tamatan, yang selanjutnya akan mendorong
mereka untuk meningkatkan keahlian professionalnya pada tingkat
yang lebih tinggi.

1.3 Waktu dan Tempat


Praktek kerja Industri dilaksanakan selama dua bulan dimulai dari tanggal
6 Februari sampai dengan 6 April 2018 di Apotek Kimia Farma 692 yang
beralamat di jalan Prof M Yamin SH NO 1-2 Kampar. Prakerin dilaksanakan
setiap hari kecuali hari minggu sebagai hari libur peserta.
Waktu kegiatan prakerin dimulai dari jam 08.00 WIB sampai jam 15.00
WIB untuk bagian shift pagi,sedangkan dari jam 15.00 WIB sampai jam 22.00
WIB untuk bagian shift siang.
4

BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1 Sejarah Apotek Kimia Farma Bangkinang 692
Apotek Kimia Farma Bangkinang 692 berdiri pada tahun 6 Agustus 2015,
dibawah naungan PT (Persero) Kimia Farma Apotek. Kimia Farma adalah
perusahaan industry farmasi pertama di Indonesia yang didirikan oleh
Pemerintahan Hindia Belanda tahun 1817. Nama perusahaan ini pada awalnya
adalah NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co. berdasarkan kebijakasanaan
nasionalisme atas eks perusahaan Belanda di masa awal kemerdekaan, pada tahun
1958, pemerintahan Republik Indonesia melakukan peleburan sejumlah
perusahaan farmasi menjadi PNF (perusahaan Negara Farmasi) Bhineka Kimia
Farma. Lalu pada 16 Agustus 1971, bentuk badan hokum PNF diubah menjadi
Perseroan Terbatas, sehingga nama perusahaan berubah menjadi PT kimia Farma
(Persero).
Pada tanggal 4 Juli 2001, PT Kimia Farma (Persero) kembali mengubah
statusnya menjadi perusahaan publik, PT Kimia Farma (Persero) Tbk, dalam
penulisan berikutnya disebut Perseroan. Bersamaan dengan perubahan tersebut,
Perseroan telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya
(sekarang kedua bursa telah merger dan kini bernama Bursa Efek Indonesia).
Berbekal pengalaman selama puluhan tahun, Perseroan telah berkembang menjadi
perusahaan dengan pelayanan kesehatan terintegrasi di Indonesia. Perseroan kian
diperhitungkan kiprahnya dalam pengembangan dan pembangunan bangsa,
khususnya pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia. 

2.2 Gambaran Umum Apotek Kimia Farma Bangkinang 692


2.2.1 Lokasi dan Keadaan Umum
Apotek Kimia Farma Bangkinang 692 terletak di Jalan Prof M
Yamin SH NO 1-2 Kampar. Letaknya di pusat kota Bangkinang hingga
masyarakan mudah untuk menjangkaunya. Apotek Kimia Farma 693 ini
terdiri dari dua bangunan (ruko) merupakan cabang Kimia Farma bisnis
manager di Pekanbaru- Riau.
5

Bangunan Apotek Kimia Farma Bangkinang 692 terdiri dari 2


lantai, lantai 1 tempat kegiatan apotek, terdapat ruang racik obat, loker
pegawai, serta ruang TTK (Tenaga Teknis Kefarmasian) serta tempat
pajangan barang. Sedangkan di lantai 2 terdapat toilet, mushalla, dan
ruang praktek Dokter.

2.2.2 Sarana dan Prasarana


1. Di Lantai 1 terdapat :
a. Loker pegawai, digunakan untuk menyimpan barang-barang
pegawai selama jam bekerja berlangsung.
b. Ruang racikan, ruangan TTK (Tenaga Teknis Kefarmasian),
lemari Obat Keras, lemari narkotika dan psikotropika serta Obat
Generik merupakan satu ruangan yang sama. Untuk lemari Obat
Keras, terbagi 6 lemari yang bisa diputar, dan tiap Obat Keras
dibagi menurut khasiatnya dan diberi kode warna :
1) Obat Alergi berwarna biru hijau.
2) Obat Hormon berwarna kuning
3) Obat Vitamin berwarna pink
4) Obat Syaraf berwarna orange
5) Obat Diabetes berwarna kuning
6) Obat Pencernaan berwarna hijau biru tua
7) Salep (Topical) berwarna biru muda
8) Cream berwarna biru muda
9) Injeksi berwara coklat
10) Obat Tetes berwarna hitam
11) Antibiotik berwarna merah
12) Anti Nyeri berwarna kuning
13) Obat vardiovascula berwarna merah
Untuk ruang racikan tersedia beberapa seperti: lumpang, stanfer,
blender, handbone, cangkang kapsul, alat press, sudip, batang
pengaduk, dan pot.
6

c. Tempat tranksaksi yang sudah menggunakan sistem komputer dan


online yang mana memiliki 3 set PC (Personal Computer)
d. Pajangan rak-rak barang HV (Handvercoof) untuk memudahkan
pasien dalam memilih obat
e. AC (air counditiner) yang berguna agar pegawai dan pasien
merasa nyaman selama berada di apotek.
f. CCTV yang terus mengawasi selama 24 jam
2. Dua set kulkas, kulkas pertama berisi sediaan yang harus disimpan
dalam suhu rendah, kulkas kedua digunakan untuk menhimpan
minuman.
Di lantai 2 terdapat :
a. Ruang praktek Dokter spesialis kulit dan kelamin.
b. Toilet
c. Mushallah

2.2.3 Disiplin Kerja


1. Jadwal Kerja
Jadwal kerja Apotek Kimia Farma ini memang beroperasi 14 jam.
Pembagian shift nya, yaitu :
a. Shift pagi yaitu dari jam 08.00 sampai jam 15.00
b. Shift siang yaitu dari jam 15.00 sampai jam 22.00
Apabila pegawai tidak dapat hadir pada jadwal yang telah
ditentukan karena suatu alasan, maka pegawai tersebut dapat
diberikan masa off dengan syarat :
a. Mengganti jadwal kerja dengan pegawai lain.
b. Mengganti hari off nya pada hari tersebut.
2. Tugas Asisten Apoteker (AA)
Asisten Apoteker yang ada di Apotek Kimia Farma 692 ini ada 3
orang, yang masing-masingnya diberi tugas dan tanggung jawab
masing-masing, antara lain :
a. Pelaporan Narkotika
b. Pelaporan Psikotropika
7

c. Resep BPJS
d. Resep Kredit
e. Melayani resep umum
f. Meracik sediaan farmasi

2.3 Struktur Organisasi

APA

Devita sari S. Farm Apt

Asisten Apoteker 1 Asisten Apoteker 2 Asisten Apotek 3

Wanlia Wati Rhido Firmansyah Fitrah Pudlah Desti

2.4 Tugas dan Fungsi Asisten Tenaga Kefarmasian


Dalam melakukan pekerjaan kefarmasian di Apotek, apoteker pengelola
apotek dibantu oleh Asisten Tenaga Kefarmasian yang telah memiliki surat
izin kerja. Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2009 tentang tenaga teknis
kefarmasian
1. Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu apoteker dalam
menjalani Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli
Media Farmasi, Analis Farmasi dan Tenaga Menengah Farmasi / Asisten
Apoteker. (Pasal 1)
2. Surat izin Asisten Apoteker adalah bukti tertulis atas kewenangan yang
diberikan kepada pemegang ijazah Sekolah Asisten Apoteker atau Sekolah
Menengah Farmasi, Akademi Farmasi dan Jurusan Farmasi Politeknik
Kesehatan, Akademi Analisis Farmasi dan Makanan, Jurusan Farmasi
8

serta makanan Politeknik Kesehatan untuk menjalankan pekerjaan


kefarmasian sebagai Tenaga Teknik Kefarmarmasian.
Pelayanan kefarmasian yang dilakukan apoteker dan tenaga teknik
kefarmasian haruslah sesuai dengan standar profesi yang dimilikinya.
Apoteker dan Tenaga Teknik Kefarmasian ini dituntut dalam memberikan
pelayanan kefarmasian kepada masyarakat atau pasien, harus bersifat
professional dan ramah.
Tugas Tenaga Teknik Kefarmasian menurut Keputusan Menteri Kesehatan
RI no. 1332/MENKES/SK/2002 sebagai berikut :
1. Melayani resep dokter sesuai tanggung jawab dan standar profesinya yang
dilandasi pada kepentingan masyarakat serta melayani penjualan obat yang
dibeli tanpa resep dokter.
2. Memberi informasi
a. Yang berkaitan dengan penggunaan / pemakaian obat yang diserahkan
kepada pasien.
b. Penggunaan obat secara tepat, aman dan rasional atas permintaan
masyarakat.
c. Dilakukan dengan benar, jelas dan mudah dimengerti.
d. Dilakukan sesuai dengan kebutuhan, selektif, etika, bijkasana dan hati-
hati.
3. Informasi yang diberikan kepada pasien sekurang-kurangnya meliputi :
a. Cara pemakaian dan penggunaan.
b. Cara penyimpanan obat.
c. Jangka waktu pemakaian obat.
Hal-hal yang perlu dilakukan oleh seorang Tenaga Teknik Kefarmasian :
a. Menghormati hak pasien dan menjaga kerahasiaan identitas serta data
kesehatan pribadi pasien.
b. Melakukan pengelolaan apotek :
1) Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan sediaan
farmasi lainnya.
2) Pembuatan, pengelolaan, peracikan, pengubahan bentuk,
pencampuran, penyimpanan dan penyerahan obat dan bahan obat.
9

3) Pelayanan farmasi mengenai sediaan farmasi.


4) Pelaporan dan pemusnahan
5) Dan lain-lain
10

BAB III
PELAKSANAAN PRAKERIN

3.1 Kegiatan di Apotek Kimia Farma Bangkinang 692


Obat dipesan sesuai kebutuhan apotek. Barang yang lebih sering dibeli
oleh pasien akan lebih banyak dipesan, sedangkan barang yang jarang dibeli
pasien akan dipesan secukupnya saja.
Biasanya pemesanan obat untuk Apotek Kimia Farma 692
langsung dilakukan dengan sistem komputer, barang yang akan dipesan
diolah terlebih dahulu oleh bagian IT (Information tecnology) barang
yang dipesan tersebut merupakan barang OTC, barang UPDS, resep,
kredit ataupun regular yang langsung dipesan oleh bagian tim
pengadaan barang. Kemudian surat pesanan diberikan langsung ke sales
di setiap distributor yang dituju (PBF), distributor akan mengirimkan
barang yang dipesan melalui sales maupun ekspedisi (luar kota). Data
barang yang ada di faktur di entry oleh petugas di apotek ke computer.
Apabila mengajukan pemesanan barang dari apotek kimia farma
yang satu kepada outlet apotek kima farma yang lain bisa langsung
mengajukan kepada TTK (Tenaga Teknis Kefarmasian) atau Apoteker
yang ada di outlet yang membutuhkan dan hanya memerlukan dropping
barang ke BM, hal ini hanya berlaku obat-obat OTC/Over The Counter
(obat bebas dan obat bebas terbatas), obat keras dan barang non-farmasi
(minuman, susu, makanan, dan lain-lainnya). Sedangkan untuk obat
Narkotika dan psikotropika dan obat prekursor yang sejenis harus
menggunakan SP (Surat Pesanan) yang telah tersedia formatnya
disetiap apotek kimia farma dan harus ditanda tangani oleh APA
(Apoteker Pengelola Apotek).
11

3.1.1 Perencanaan Pemesanan Obat

3.1.2 Pemesanan Obat

3.1.3 Penerimaan Obat

3.1.4 Penyimpanan Obat


Di apotek Kimia Farma Bangkinang 692, barang UPDS (Usaha
Pengobatan Diri Sendiri), BPJS, Generik, OWA (Obat Wajib Apotek),
Narkotika dan Psikotropika disimpan dalam ruang di ruang resep dan
juga HV (Handvercoof), yang sekaligus berfungsi sebagai tempat
penyimpanan obat-obat tersebut. Obat disimpan pada suatu rak khusus
yang mana sebagian dari jumlah obat pada setiap jenisnya disimpan
pada lemari untuk memudahkan pelayanan permintaan obat oleh pasien
dan obat-obat disusun menurut golongan, bentuk dan menurut alphabet,
10
sehingga memudahkan dalam pengambilan obat jika ada permintaan
resep. Lemari yang tersedia untuk barang UPDS ialah antara lain :
12

1) Obat Alergi berwarna biru hijau.


2) Obat Hormon berwarna kuning
3) Obat Vitamin berwarna pink
4) Obat Syaraf berwarna orange
5) Obat Diabetes berwarna kuning
6) Obat Pencernaan (Internis) berwarna hijau biru tua
7) Salep (Topical) berwarna biru muda
8) Cream berwarna biru muda
9) Injeksi berwara coklat
10) Obat Tetes berwarna hitam
11) Antibiotik berwarna merah
12) Anti Nyeri berwarna kuning
13) Obat vardiovascula berwarna merah
14) Generik
15) Obat BPJS

Untuk barang HV atau barang obat bebas, alkes, makanan dan


minuman, serta vitamin dan suplemen disimpan di rak yang telah
disediakan di bagian depan apotek yang mana dikelompokkan menurut
kegunaan, bentuk sediaan, jenis barang dan alphabet. Rak-rak yang
tersedia untuk barang HV ialah antara lain :
1. Drink
2. Food Suplement
3. Papers & Diapers Product
4. First Aid
5. Vitamin dan Mineral
6. Topical
7. Medicine
8. Traditional medicine
9. Personal care
10. Skin care
11. Oral care
13

12. Alkes

3.1.5 Pendistribusian Obat


Tata cara pendistribusian barang telah diatur pada Pedoman Teknis
Cara Distribusi Obat yang Baik. Pedoman teknis ini telah diterbitkan
oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM
RI) pada tahun 2012 lalu untuk selanjutnya diteruskan ke seluruh
lapisan masyarakat yang bergerak di bidang farmasi. Untuk
pendistribusian obat dari apotek kimia farma disetiap outletnya dengan
berpedoman kepada Stock On (jumlah stock obat yang ada dikomputer
kimia farma) dan juga data yang terdapat pada jaringan komputer
kimia farma, sehingga bagian IT dan bagian pengadaan mengolah data
pemesanan barang masing-masing apotek dan akan di entry
(dimasukkan) dimasing-masing outlet nya nanti.
NA
3.1.6 Pelayanan

Terdapat beberapa macam pelayanan di apotek kimia farma 692,


terutama untuk pelayanan resep, diantaranya ialah :
1. Resep Reguler
Resep reguler ialah resep umum yang akan ditebus obatnya dengan cara
yang biasa, dimana apabila resep datang, lalu petugas akan
mengambilkan obat yang dibutuhkan, mengecek harga dan
menyerahkan obat kepada pasien.
2. Resep Kredit
Resep kredit ialah resep yang mana pasien hanya mengambil obat di
apotek tanpa melakukan pembayaran langsung, tetapi pembayaran akan
dilakukan diakhir bulan atau awal bulan, maupun dalam jangka waktu
tertentu oleh perusahaan yang telah mengadakan kerjasama dengan
apotek kimia farma.
14

a.Peserta BPJS
Pasien yang dilayani oleh apotek adalah pasien rujuk balik, pasien
setap bulannya melakukan pemeriksaan ke faskes yang ditunjuk
oleh BPJS dan mendapatkan resep asli untuk ditebus di apotek,
pasien BPJS ini juga memiliki kartu control yang harus dibawa
setiap menebus obat ke apotek untuk bukti bahwa ia adalah peserta
BPJS. Resep yang diberikan kepada pasien adalah resep selama
sebulan, resep yang masuk akan disimpan di apotek dan pada resep
akan ditulis nomor kartu peserta BPJS agar pada setiap bulannya
dapat di entry(dimasukkan) ke pusat BPJS nya guna memudahkan
penagihan pembayaran kepada perusahaan.
1. Skrining resep, yang mana apoteker melakukan skrining resep yang
meliputi :
a. Persyaratan administrstif, berupa nama dokter, SIP dokter, alamat
praktek dokter, tanggal penulisan resep, paraf dokter, nama, alamat
dan umur pasien, cara pemakaian yang jelas dan informasi lainnya.
b. Kesesuaian farmasetik, berupa bentuk sediaan, dosis, potensi stabilitas,
inkompatibilitas, cara dan lama pemberian.
c. Pertimbangan klinis, berupa adanya alergi, efek samping, interaksi.
2. Penyiapan obat meliputi kegiatan peracikan, etiket, kemasan obat yang
diserahkan, penyerahan obat, informasi obat, konseling dan monitoring
penggunaan obat
Selain pelayanan resep, apotek juga melayani pembelian barang HV,
barang UPDS (Upaya Pengobatan Diri Sendiri) atau swamedikasi, dalam
hal ini terdapat beberapa cara menjual barang-barang yang tersedia di
apotek, diantaranya ialah :
Crosselling :Menjual barang yang ada di apotek dengan mengutamakan
barang barang dari produksi kimia farma itu sendiri.
Substitusi :Ini dilakukan apabila barang yang diminta pasien tidak
tersedia tetapi apotek dapat menyediakan barang yang
sejenis dengan barang yang diminta oleh pasien.
15

Selling focus :Barang yang tersedia di apotek dan barang yang dijual ke
pasien sesuai dengan barang yang diminta oleh pasien.

Dan juga pelayanan lainnya semacam:


 Pelayanan OTC
Pelayanan OTC ini ialah pelayanan yang sebagaimana obat dapat
diserahkan tanpa resep dokter, yang maa dapat dilayani secara langsung
oleh petugas pelayanan dan pasien bisa mengkonsultasi kepada
apoteker maupun TTK secara lansung untuk menunjang pelayanan
kimia farma. Kimia farma ini menggunakan komputer yang dilengkapi
dengan software (perangkat lunak) pelayanan untuk menunjang
pelayanan farmasi.
 Pelayanan obat Narkotika

Dalam Undang-Undang No. 9 tahun 1976 tentang Narkotika disebutkan


bahwa :
1) Narkotika hanya digunakan untuk kepentingan pengobatan dan atau
ilmu pengetahuan.
2) Narkotika dapat digunakan untuk kepentingan pengobatan hanya
berdasarkan resep dokter.
Untuk salinan resep yang mengandung narkotika dan resep narkotika yang
baru dilayani sebagian atau belum dilayani sama sekali, berdasarkan surat
edaran Badan Pengawas Obat dan Makanan No. 366/E/SE/1977 antara
lain disebutkan:
(1) Sesuai dengan bunyi pasal 7 ayat (2) Undang-Undang No. 9 tahun
1976 tentang Narkotika, maka apotek dilarang melayani salinan resep
yang mengandung narkotika. Untuk resep narkotika yang baru dilayani
sebagian, apotek boleh membuat salinan resep tetapi salinan resep tersebut
hanya boleh dilayani di apotek yang menyimpan resep asli.
16

(2) Salinan resep dari resep narkotika dengan tulisan iter tidak boleh
dilayani sama sekali. Oleh karena itu dokter tidak boleh menambah tulisan
iter pada resep yang mengandung narkotika.

Pelayanan dan penyerahan obat golongan narkotika harus dilakukan


berdasarkan resep dokter dan apoteker harus teliti resep didapat dari
rumah sakit mana, nama dokternya, dan juga obat golongan narkotik
ditandai dengan garis bewarna merah dibawah nama obatnya dan
dicatat dalam nomor resep, tanggal penyerahan, nama dan alamat
pasien, petugas pelayanan farmasi juga harus menghitung jumlah obat
yang diminta dalam laporan pemakaian narkotik dan apotek juga tidak
boleh menyerahkan obat golongan narkotika secara sebagaian,
penyerahan obat harus sesuai dengan jumlah yang diminta diresep kalau
sedian di outlet kurang dari jumlah yang diminta resep golongan
narkotika, sebaiknya jangan diserahkan, karena resep narkotika
penyerahan obatnya tidak boleh mengulang, resep golongan narkotik
harus disimpan resep aslinya di arsip narkotika.
 Pelayanan obat-obat psikotropika
Pelayanan dan penyerahan obat psikotropika dilakukan berdasarkan
resep asli dokter atau salinan resep yang resep aslinya sudah tersimpan
di apotek, obat golongan psikotropika harus dilakukan dengan,
pencatatan tanggal penyerahan obat dan juga nama pasien dan alamat
pasien sebagai bukti bahwa pasien tersebut telah mengambil obat.

3.1.7 Sirkulasi Barang

Berikut secara garis besar siklus masuknya barang dari distributor


ke Apotek Kimia Farma:

Distributor
Barang masuk :

Mendistribusikan Barang ke Apotek


Sesuai Dengan Surat Pesanan Obat
17

Apotek melakukan pengecekan ,


penyusunan berdasarkan
golongan obat
3.1.9 Pemeriksaaan
Pemeriksaan di apotik kimia farma ada 2 macam, yaitu :
1. Pemeriksaan barang yang baru masuk
Pemeriksaan barang yang baru masuk perlu dilakukan karena apabila
terjadi kekurangan ataupun kerusakan pada kemudian hari pihak gudang
tidak akan bertanggung jawab.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk memeriksa kecukupan barang yang
dipesan ke gudang, melihat keadaan fisik barang, apabila barang terjadi
kerusakan yang bukan disebabkan oleh apotik barang bisa di retur
kembali ke gudang.
2. Stock opname
Stockopname adalah perhitungan fisik persediaan barang untuk dicocok
kan dengan catatan apotik atau data yang ada diapotik.
Proses stockopname:
a) Persiapan
Mempersiapkan semua data penjualan untuk melakukan pelaksanaan.
b) Pelaksanaan
Dilakukan dengan menyesuaikan jumlah fisik barang dan jumlah
pengeluaran obat berdasarkan laporan penjualan per 3 bulan
c) Pencatatan hasil stock opname
Hasil dari stock opname diperiksa oleh pimpinan apotek. Jika hasil
stockopname sesuai maka dapat disetujui, jika tidak sesuai maka
diperiksa kembali dimana letak ketidaksamaannya. Hasil stock opname
yang telah disetujui akan dikirimkan ke BM (Businisse Manager).
Fungsi stockopname:
1. Mengetahui stock barang yang tertinggal sehingga dapat dievaluasi
apakah terjadi kekurangan barang atau tidak
2. Mengetahui barang-barang atau obat yang kurang laku dan tidak laku,
mengetahui laba dan rugi perusahaan
18

3. Mengetahui barang atau obat yang mendekati akan masa kadaluarsa.

3.1.10 Pencatatan dan Pelaporan


1. Pencatatan
Pencatatan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk
memonitor tranksakasi perbekalan farmasi yang keluar dan masuk
di lingkungan apotek.
Sistem pencatatan di apotek kimia farma memakai kartu stok dan
dengan menggunakan sistem komputer.Sistem pencatatan dengan
pemotongan kartu stok dilakukan setiap ada tranksaksi barang
masuk maupun barang keluar, sedangkan dengan sistem komputer
dilakukan dengan mengentry setiap ada tranksaksi barang masuk
maupun keluar.

2. Pelaporan
Sistem pelaporan di apotek kimia farma dilakukan setiap bulan
sekali yang disusun oleh karyawan yang bertugas dan disetujui
oleh apoteker pengelola apotek. Laporan yang biasa dibuat yaitu :

a.Laporan keuangan
Laporan keuangan dilakukan setiap pergantian shift dan uang
tersebut dikumpulkan sejak tranksasksi yang terjadi di pagi hari
sampai malam hari. Laporan keuangan dilaporkan ke kasir besar
(bendahara), sementara uang tunai disimpan di bank.

b. Pelaporan Narkotika dan Psikotropika


Pelaporan narkotika dan psikotropika dilaporkan setiap bulan
sekali melalui sistem online.Sistempencatatan obat narkotika
menggunakan kartu stock. Laporan ini dibuat setiap awal bulan
yang ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dengan beberapa tembusan kepada :
1) Kepala Balai POM setempat
19

2) Kepala Dinas Kesehatan Tingkat Provinsi


3) Arsip
3.1.11. Menyusun stok obat

3.1.11Pemusnahan
Obat narkotika dan psikotropika di apotek kimia farma yaitu
dikumpulkan semua obat narkotika dan psikotropika yang telah
mencapai ED (Expire Date) dan yang telah mengalami kerusakan fisik
maupun khasiat diseluruh apotek kimia farma dan dikumpulkan di
gudang BM untuk dikelompokkan menjadi kesatuan yang mana yang
siap dikirim ke Balai POM guna mendapatkan persetujuan melakukan
pemusnahan obat. Pemusnahan obat dilakukan 5 tahun sekali.
Laporan pemusnahan obat golongan narkotika dan psikotropika
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dihadiri
oleh petugas dinas kesehatan, APA dan salah satu karyawan apotek.
Setelah dilakukan pemusnahan dibuat berita acara pemusnahan
narkotika yang ditujukan kepada Badan POM, Dinas Kesehatan
Provinsi dan Kantor Pusat PT. Kimia Farma. Berita acara pemusnahan
narkotika mencakup hari, tanggal, bulan dan tahun waktu pemusnahan,
APA, nama APA, nama seorang saksi dari pemerintah dan seorang
saksi dari apotek, nama dan jumlah narkotika yang dimusnahkan, cara
pemusnahan dan tanda tangan penanggung jawab apotek.

2.4

3.2 Hambatan
Hambatan yang terjadi selama prakerin berlangsung yaitu:
1. Perbedaan pada pengerjaan resepdimana apabila pratikum disekolah harus
membuat jurnal terlebih dahulu,sedangkan dilapangan kerja tidak harus
mengerjakan jurnal.
20

2. Apabila mengerjakan resep yang berupa serbuk sangat berbeda cara


pengerjaannyadimana pengerjaan yang dilakukan disekolah masih
menggunakan lumpang dan membungkusnya menggunakan kertas
perkamen,sedangkan dilapangan kerja menggunakan blender dan
membungkusnya menggunakan handbond.

3.3 Hasil yang Dicapai


1. Prakerin dapat membuat siswa mengaplikasikan teori yang sudah
dipelajari disekolah dengan teori yang ada lapangan kerja.
2. Prakerin dapat menanamkan rasa tanggung jawab dan disiplin dalam dunia
kerja.
3. Prakerin dapat menumbuhkan semangat baru untuk menghadapi MEA
(Masyarakat Ekonomi Asean) dalam bidang kefarmasiaan.
4. Prakerin dapat mempersiapkan mental dan fisik siswa dalam dunia kerja
5. Siswa dapat mengetahui bagaimana pelayanan resep pasien BPJS.
6. Siswa dapat mengetahui jalur distribusi obat apotik kimia farma.
7. Siswa dapat mengetahui khasiat dari masing-masing obat.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari apa yang kami alami selama pelaksanaan Praktek Kerja
Industri ini dapat kami tarik beberapa kesimpulan, diantaranya :
1. Kebersihan apotek harus selalu dijaga, karena di apotek kimia farma 93
selalu membersihkan apotek setiap pagi hari.
2. Setiap ada pasien yang masuk, para pegawai selalu menyambut dengan
salam dan senyuman
3. Segala tranksaksi yang dilakukan di apotek kimia farma 93 dilakukan
dengan mengentry ke data computer
21

4. Bila terjadi kekosongan barang, maka apotek kima farma akan melakukan
permintaan kepada gudang maupun kepada outlet kimia farma lainnya.
5. Apotek kimia farma 93 juga melayani pemesanan obat via telefon.

1.2 Saran
4.2.1 Kepada Pihak Sekolah
Kami menyaran kan kepada pihak sekolah agar dapat melaksanakan
pembelajaran membaca resep dokter asli secara maksimal dan
pembelajaran dilakukan setiap tingkatan kelas agar lebih terbiasa dalam
membaca resep dokter.
1.2.2 Kepada Pihak Apotek
1 .Supaya meningkatkan sarana dan prasarana di apotek.
2. Semoga hubungan kimia farma dan SMKFarmasi Ikasari Pekanbaru
tetap ramah damai agar kedepannya tetap dapat melaksanakan
kerjasama dalam hal pendidikan lapangan bagi peserta didik.
3. Menjaga kebersihan dan keindahan apotek.
4.Melengkapi barang-barang di apotek dan terus menjaga stok barang
agar tidak terjadi kekosongan barang.
2. Lebih merapikan penyimpanan pada gudang obat

DAFTAR PUSTAKA
22
1. Departemen Kesehatan (2013). Standar Pelayanan Farmasi di Apotek.
Fromhttp://binfar.depkes.go.id/dat/lama/1309242081_YANFAR.STANDAR
%20PELAYANAN%20FARMASI%20DI%20APOTEK_1.pdf
2. A.A. Maulana (2014). Pengertian Pelayanan Kesehatan Menurut para
Ahli.
Fromhttp://aamaulana96.blogspot.com/2013/03/sosiologi_16.html?m=1
3. Darmansyah, Adi.,(2014). Undang – Undang Kesehatan Kelas XI, Jakarta
Timur: Pilar Utama Mandiri.
22

4. Titan Systems (2013). Pendistribusian Obat yang Baik dan Benar.


Fromhttp://titansystems-pharmacy.blogspot.co.id/2013/10/pendistribusian-
obat-yang-baik-dan-benar.html
5. Fauzi BTB (2014). Pengelolaan Obat di Apotek.
Fromhttp://ilmu-kefarmasian.blogspot.co.id/2014/02/pengelolaan-
apotek.html

23

Anda mungkin juga menyukai