BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembelajaran di SMK dirancang dengan pendekatan berbasis pada
kompetensi, pendekatan berbasis pada produksi dan pendekatan berbasis
dunia kerja. Pembelajaran berbasis pada kompetensi adalah pemebelajaran
yang ditekankan untuk membekali kompetensi secara tuntas kepada peserta
didik yang mencakup aspek sikap (attitude), pengetahuan (knowledge) dan
keterampilan (skill). Pembelajaran berbasis produksi adalah pembelajaran
yang ditekankan pada pemerolehan hasil belajar berupa barang jadi atau jasa
sesuai dengan standar industri atau dunia usaha.Sedangkan pembelajaran
berbasis di dunia kerja mengarahkan peserta didik dapat meningkatkan
kompetensinya melalui dunia kerja.Pemebelajaran di dunia kerja ini, peserta
didik harus melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan persyaratan
kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja.
Pada dasarnya Praktek Kerja Industri (Prakerin) adalah suatu model
penyelenggaraan pendidikan yang memadukan secara utuh dan terintegrasi
kegiatan belajar peserta didik di sekolah dengan proses penguasaan keahlian
kejuruan melalui bekerja langsung di lapangan kerja. Metode tersebut
dilaksanakan dalam rangka peningkatan mutu Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) untuk mencapai relevansi antara pendidikan dengan kebutuhan tenaga
kerja.
Harapan utama dan kegiatan prakerin ini di samping meningkatkan
kehlian professional peserta didik agar sesuai dengan tuntutan kebutuhan
tenaga kerja agar peserta didik memiliki etos kerja yang meliputi :
kemampuan bekerja, motivasi kerja, inisiatif, kreatif, hasil pekerjaan yang
berkualitas, disiplin waktu dan kerajinan dalam bekerja.
1
2
BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1 Sejarah Apotek Kimia Farma Bangkinang 692
Apotek Kimia Farma Bangkinang 692 berdiri pada tahun 6 Agustus 2015,
dibawah naungan PT (Persero) Kimia Farma Apotek. Kimia Farma adalah
perusahaan industry farmasi pertama di Indonesia yang didirikan oleh
Pemerintahan Hindia Belanda tahun 1817. Nama perusahaan ini pada awalnya
adalah NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co. berdasarkan kebijakasanaan
nasionalisme atas eks perusahaan Belanda di masa awal kemerdekaan, pada tahun
1958, pemerintahan Republik Indonesia melakukan peleburan sejumlah
perusahaan farmasi menjadi PNF (perusahaan Negara Farmasi) Bhineka Kimia
Farma. Lalu pada 16 Agustus 1971, bentuk badan hokum PNF diubah menjadi
Perseroan Terbatas, sehingga nama perusahaan berubah menjadi PT kimia Farma
(Persero).
Pada tanggal 4 Juli 2001, PT Kimia Farma (Persero) kembali mengubah
statusnya menjadi perusahaan publik, PT Kimia Farma (Persero) Tbk, dalam
penulisan berikutnya disebut Perseroan. Bersamaan dengan perubahan tersebut,
Perseroan telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya
(sekarang kedua bursa telah merger dan kini bernama Bursa Efek Indonesia).
Berbekal pengalaman selama puluhan tahun, Perseroan telah berkembang menjadi
perusahaan dengan pelayanan kesehatan terintegrasi di Indonesia. Perseroan kian
diperhitungkan kiprahnya dalam pengembangan dan pembangunan bangsa,
khususnya pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia.
c. Resep BPJS
d. Resep Kredit
e. Melayani resep umum
f. Meracik sediaan farmasi
APA
BAB III
PELAKSANAAN PRAKERIN
12. Alkes
a.Peserta BPJS
Pasien yang dilayani oleh apotek adalah pasien rujuk balik, pasien
setap bulannya melakukan pemeriksaan ke faskes yang ditunjuk
oleh BPJS dan mendapatkan resep asli untuk ditebus di apotek,
pasien BPJS ini juga memiliki kartu control yang harus dibawa
setiap menebus obat ke apotek untuk bukti bahwa ia adalah peserta
BPJS. Resep yang diberikan kepada pasien adalah resep selama
sebulan, resep yang masuk akan disimpan di apotek dan pada resep
akan ditulis nomor kartu peserta BPJS agar pada setiap bulannya
dapat di entry(dimasukkan) ke pusat BPJS nya guna memudahkan
penagihan pembayaran kepada perusahaan.
1. Skrining resep, yang mana apoteker melakukan skrining resep yang
meliputi :
a. Persyaratan administrstif, berupa nama dokter, SIP dokter, alamat
praktek dokter, tanggal penulisan resep, paraf dokter, nama, alamat
dan umur pasien, cara pemakaian yang jelas dan informasi lainnya.
b. Kesesuaian farmasetik, berupa bentuk sediaan, dosis, potensi stabilitas,
inkompatibilitas, cara dan lama pemberian.
c. Pertimbangan klinis, berupa adanya alergi, efek samping, interaksi.
2. Penyiapan obat meliputi kegiatan peracikan, etiket, kemasan obat yang
diserahkan, penyerahan obat, informasi obat, konseling dan monitoring
penggunaan obat
Selain pelayanan resep, apotek juga melayani pembelian barang HV,
barang UPDS (Upaya Pengobatan Diri Sendiri) atau swamedikasi, dalam
hal ini terdapat beberapa cara menjual barang-barang yang tersedia di
apotek, diantaranya ialah :
Crosselling :Menjual barang yang ada di apotek dengan mengutamakan
barang barang dari produksi kimia farma itu sendiri.
Substitusi :Ini dilakukan apabila barang yang diminta pasien tidak
tersedia tetapi apotek dapat menyediakan barang yang
sejenis dengan barang yang diminta oleh pasien.
15
Selling focus :Barang yang tersedia di apotek dan barang yang dijual ke
pasien sesuai dengan barang yang diminta oleh pasien.
(2) Salinan resep dari resep narkotika dengan tulisan iter tidak boleh
dilayani sama sekali. Oleh karena itu dokter tidak boleh menambah tulisan
iter pada resep yang mengandung narkotika.
Distributor
Barang masuk :
2. Pelaporan
Sistem pelaporan di apotek kimia farma dilakukan setiap bulan
sekali yang disusun oleh karyawan yang bertugas dan disetujui
oleh apoteker pengelola apotek. Laporan yang biasa dibuat yaitu :
a.Laporan keuangan
Laporan keuangan dilakukan setiap pergantian shift dan uang
tersebut dikumpulkan sejak tranksasksi yang terjadi di pagi hari
sampai malam hari. Laporan keuangan dilaporkan ke kasir besar
(bendahara), sementara uang tunai disimpan di bank.
3.1.11Pemusnahan
Obat narkotika dan psikotropika di apotek kimia farma yaitu
dikumpulkan semua obat narkotika dan psikotropika yang telah
mencapai ED (Expire Date) dan yang telah mengalami kerusakan fisik
maupun khasiat diseluruh apotek kimia farma dan dikumpulkan di
gudang BM untuk dikelompokkan menjadi kesatuan yang mana yang
siap dikirim ke Balai POM guna mendapatkan persetujuan melakukan
pemusnahan obat. Pemusnahan obat dilakukan 5 tahun sekali.
Laporan pemusnahan obat golongan narkotika dan psikotropika
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dihadiri
oleh petugas dinas kesehatan, APA dan salah satu karyawan apotek.
Setelah dilakukan pemusnahan dibuat berita acara pemusnahan
narkotika yang ditujukan kepada Badan POM, Dinas Kesehatan
Provinsi dan Kantor Pusat PT. Kimia Farma. Berita acara pemusnahan
narkotika mencakup hari, tanggal, bulan dan tahun waktu pemusnahan,
APA, nama APA, nama seorang saksi dari pemerintah dan seorang
saksi dari apotek, nama dan jumlah narkotika yang dimusnahkan, cara
pemusnahan dan tanda tangan penanggung jawab apotek.
2.4
3.2 Hambatan
Hambatan yang terjadi selama prakerin berlangsung yaitu:
1. Perbedaan pada pengerjaan resepdimana apabila pratikum disekolah harus
membuat jurnal terlebih dahulu,sedangkan dilapangan kerja tidak harus
mengerjakan jurnal.
20
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari apa yang kami alami selama pelaksanaan Praktek Kerja
Industri ini dapat kami tarik beberapa kesimpulan, diantaranya :
1. Kebersihan apotek harus selalu dijaga, karena di apotek kimia farma 93
selalu membersihkan apotek setiap pagi hari.
2. Setiap ada pasien yang masuk, para pegawai selalu menyambut dengan
salam dan senyuman
3. Segala tranksaksi yang dilakukan di apotek kimia farma 93 dilakukan
dengan mengentry ke data computer
21
4. Bila terjadi kekosongan barang, maka apotek kima farma akan melakukan
permintaan kepada gudang maupun kepada outlet kimia farma lainnya.
5. Apotek kimia farma 93 juga melayani pemesanan obat via telefon.
1.2 Saran
4.2.1 Kepada Pihak Sekolah
Kami menyaran kan kepada pihak sekolah agar dapat melaksanakan
pembelajaran membaca resep dokter asli secara maksimal dan
pembelajaran dilakukan setiap tingkatan kelas agar lebih terbiasa dalam
membaca resep dokter.
1.2.2 Kepada Pihak Apotek
1 .Supaya meningkatkan sarana dan prasarana di apotek.
2. Semoga hubungan kimia farma dan SMKFarmasi Ikasari Pekanbaru
tetap ramah damai agar kedepannya tetap dapat melaksanakan
kerjasama dalam hal pendidikan lapangan bagi peserta didik.
3. Menjaga kebersihan dan keindahan apotek.
4.Melengkapi barang-barang di apotek dan terus menjaga stok barang
agar tidak terjadi kekosongan barang.
2. Lebih merapikan penyimpanan pada gudang obat
DAFTAR PUSTAKA
22
1. Departemen Kesehatan (2013). Standar Pelayanan Farmasi di Apotek.
Fromhttp://binfar.depkes.go.id/dat/lama/1309242081_YANFAR.STANDAR
%20PELAYANAN%20FARMASI%20DI%20APOTEK_1.pdf
2. A.A. Maulana (2014). Pengertian Pelayanan Kesehatan Menurut para
Ahli.
Fromhttp://aamaulana96.blogspot.com/2013/03/sosiologi_16.html?m=1
3. Darmansyah, Adi.,(2014). Undang – Undang Kesehatan Kelas XI, Jakarta
Timur: Pilar Utama Mandiri.
22
23