Anda di halaman 1dari 4

Zahrina Maretta Fildzah

2112202017
Ekstensi Cimahi

TUGAS
FENOMENA DAN PENGUKURAN DASAR MESIN

Inductive proximity sensor (sensor jarak induktif), capacitive proximity sensor (sensor jarak
kapasitif), dan photoelectric proximity sensor (sensor jarak fotolistrik) termasuk jenis sensor
jarak non-kontak.

Inductive proximity sensor atau sensor jarak induktif adalah sensor yang dapat mendeteksi
ada atau tidaknya logam tanpa ada kontak fisik. Contoh jenis logam yang dapat terdeteksi
adalah tembaga, aluminium, dan baja. Terdapat dua jenis Sensor jarak induktif yaitu PNP
NO/NC dan NPN NO/NC.

Sensor jarak induktif menggunakan koil elektromagnetik atau medan listrik. Koil
elektromagnetik akan mendeteksi kehadiran suatu objek (logam). Sensor jarak induktif
bekerja dengan memancarkan gelombang elektromagnetik dan akan mendeteksi adanya
perubahan bentuk gelombang elektromagnetik tersebut, saat sensor mendeteksi logam. Lalu
akan menghasilkan output yang selanjutnya diproses oleh kontroler.
Sensor jarak induktif membutuhkan sumber tegangan V(+) dan V(-) (10-30VDC) untuk
bekerja. Cara kerja sensor jarak induktif sama seperti saklar pada umumnya. 

Jika terdapat objek (logam) yang berjarak 0mm-4mm dengan permukaan sensor jarak
induktif maka LED indikator akan menyala yang menandakan sensor mendeteksi adanya
logam dan Vout akan menghasilkan tegangan.
Jika objek (logam) yang berjarak lebih dari 4mm dengan permukaan sensor jarak induktif
maka LED indikator akan mati yang menandakan sensor mendeteksi tidak adanya logam dan
Vout tidak akan menghasilkan tegangan.

Sensor resistif yang juga dikenal sebagai transduser resistif atau transduser resistansi
variabel merupakan sebuah perangkat yang dapat mengubah input seperti perpindahan
menjadi sinyal listrik. Sensor resistif akan menunjukkan adanya perubahan nilai resistansi
bila sensor tersebut sedang mendeteksi adanya suatu sinyal input. Contoh-contoh input pada
sensor resistif adalah informasi perpindahan, temperatur, tarikan, intensitas cahaya, tekanan,
dan aliran fluida.
Jenis-jenis sensor resistif:
1. Potensiometer
2. Termistor
3. Strain-gauge
4. Resistance Temperature Detector (RTD)
5. Photocell
6. Light Dependent Resistor

Sensor resistif adalah sensor yang paling umum dalam instrumentasi dan sering digunakan
untuk menghitung tekanan, suhu, gaya, perpindahan, getaran, dan lain-lain. Sensor resistif
berfungsi baik pada primer maupun sekunder. Sensor primer mengubah kuantitas fisik
menjadi sinyal mekanis, sedangkan pada sensor sekunder dikonversi menjadi sinyal listrik
secara langsung.
Apabila batang konduktor dianggap sebagai contoh sensor, sensor resistif ini bekerja
berdasarkan prinsip panjang konduktor yang berbanding lurus dengan resistansi konduktor
dan berbanding terbalik dengan area konduktor. Jadi, panjang konduktor adalah 'L', area
adalah 'A' dan resistansi adalah 'R' dan resistivitasnya adalah 'ρ'. Stabil untuk setiap bahan
yang digunakan dalam konstruksi konduktor.
R = ρ.L / A
Dari persamaan di atas:
R = Resistansi konduktor
A = Luas konduktor
L = Panjang konduktor
ρ = Resistivitas konduktor

Resistansi sensor dapat diubah karena faktor lingkungan eksternal serta sifat fisik konduktor.
Perubahan resistansi dapat diukur menggunakan perangkat AC atau DC. Sensor ini bertindak
seperti sensor primer dan sekunder.

Sensor magnet adalah sensor yang mudah terpengaruh dan peka terhadap medan magnet
yang kemudian memberikan perubahan kondisi output. Prinsip kerja sensor magnet yaitu
sensor magnet akan aktif ketika konduktor mempengaruhi medan magnet, sehingga magnet
tersebut tertolak atau tertarik sesuai dengan pengaruh konduktor yang diberikan.
Sensor magnet disebut juga relay buluh yang merupakan alat yang dapat dipengaruhi medan
magnet dan akan memberikan perubahan kondisi pada output, layaknya saklar dua kondisi
(on/off) yang digerakkan oleh adanya medan magnet di sekitarnya. Biasanya sensor ini
dikemas dalam bentuk kemasan yang hampa dan bebas dari debu, kelembapan, asap maupun
uap.

Sensor magnet terbagi menjadi dua yaitu primary magnetic sensor dan secondary magnetic
sensor.
Magnetometer adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya suatu benda
logam dengan cara mendeteksi anomali magnetiknya. Magnetometer banyak digunakan
dalam pengukuran biologi dan geofisika untuk mendeskripsikan karakteristik dari objek luar
angkasa dan bintang. Magnetometer juga digunakan pada aplikasi yang membutuhkan
sensitivitas tinggi seperti perangkat yang digunakan untuk mendiagnosis dan menyembuhkan
penyakit manusia. Contohnya adalah Super Conducting Quantum Interface Devices
(SQUIDs) dan Nuclear Magnetic Resonance (NMR). Prinsip kerja pada primary magnetic
sensor sudah terdapat sifat magnet dan inputnya berupa arus dan outputnya berupa tegangan.
Secondary magnetic sensor pada dasarnya merupakan sensor induktif yang menggunakan
prinsip-prinsip sirkuit magnetik. Parameter eksternalnya terbentuk dari variabel fisik lainnya
seperti gaya dan perpindahan. Secondary magnetic sensor dapat diklasifikasikan sebagai
sensor pasif atau sensor aktif (self-generating). Prinsip kerjanya, secondary magnetic
sensor memiliki input berupa arus dan output berupa tegangan. Cara kerja ini seperti pada
transformator, yang mana secondary magnetic sensor tersebut hanya ada kumparan saja.
Photoelectric sensor adalah sensor yang bekerja dengan prinsip seperti transistor sebagai
saklar. Sensor ini bekerja akibat adanya aktivitas atau pergerakan dari suatu cahaya dan
energi cahaya tersebut diubah menjadi suatu sinyal listrik.
Sensor jarak fotolistrik adalah sensor yang menggunakan elemen fotolistrik untuk mendeteksi
objek. Sensor kedekatan jarak terdiri dari sumber cahaya (atau pemancar) dan penerima.

Sensor fotoelektrik sangat fleksibel sehingga dapat memecahkan sebagian besar masalah
yang ditimbulkan oleh industri. Karena teknologi fotolistrik telah maju begitu pesat, dan
dapat mendeteksi target dengan diameter kurang dari 1 mm, atau dari jarak 60 m.
Sensor fotoelektrik terdiri dari beberapa komponen dasar: sumber cahaya emitor (Light
Emitting Diode (LED), laser diode), fotodioda atau penerima fototransistor untuk mendeteksi
cahaya yang dipancarkan, dan elektronik pendukung yang dirancang untuk memperkuat
sinyal penerima. Emitor, yang dapat disebut pengirim, mengirim sinar cahaya tampak atau
inframerah ke penerima yang mendeteksi.

Sensor jarak kapasitif atau capacitive proximity sensor adalah sensor jarak yang dapat
mendeteksi gerakan, komposisi kimia, tingkat dan komposisi cairan maupun tekanan. Sensor
jarak kapasitif dapat mendeteksi target logam dan non-logam dalam bentuk bubuk, butiran,
cair, dan padat dalam jarak sensingnya.
Sensor jarak kapasitif dapat digerakan oleh bahan konduktif dan bahan non-konduktif.
Elemen aktif sensor jarak kapasitif dibentuk oleh dua elektroda logam yang diposisikan untuk
membentuk ekuivalen dengan kapasitor terbuka.
Konsep kapasitor yang digunakan dalam sensor kapasitif adalah proses menyimpan dan
melepas energi listrik dalam bentuk muatan-muatan listrik pada kapasitor yang dipengaruhi
oleh luas permukaan, jarak, dan bahan dielektrikum.

Sensor jarak kapasitif mengukur perubahan kapasitansi medan listrik sebuah kapasitor yang
disebabkan oleh objek yang mendekatinya. Jika sebuah benda mendekati permukaan sensor
ini, bidang elektrostatik pelat logam rusak, sehingga mengubah kapasitansi sensor, maka
kedua belah plat konduktif yang berada di dalam sensor akan berubah nilainya dalam range
tertentu dan keberadaan objek dapat dideteksi.

Anda mungkin juga menyukai