Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Batasan Keluarga

Keluarga merupakan komunitas terkecil dalam kehidupan

bermasyarakat. Dalam kebidanan, keluarga merupakan salah satu sasaran

asuhan kebidanan. Keluarga memegang peranan penting dalam promosi

kesehatan dan pencegahan terhadap penyakit pada anggota keluarganya.

Nilai yang dianut keluarga dan latar belakang etnik/kultur yang berasal

dari nenek moyang akan mempengaruhi interpensi keluarga terhadap suatu

penyakit. Masalah kesehatan dan adanya krisis perkembangan dalam suatu

keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain karena keluarga

merupakan satu kesatuan (unit).

Beberapa ahli mengatakan keluarga merupakan sekumpulan orang dengan

ikatan perkawinan dan ahli lain mengungkapkan bahwa keluarga adalah

dua individu atau lebih yang hidup dalam satu rumah tangga.

1. Pengertian Keluarga Menurut Beberapa Ahli

Mari kita ulas bersama tentang konsep dari keluarga menurut beberapa

ahli yaitu sebagai berikut.

1. Durvall dan Logan ( 1986 ) : Keluarga adalah sekumpulan

orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang

bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan

meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta

social dari tiap anggota keluarga.


2. Departemen Kesehatan RI ( 1988 ) : Keluarga merupakan unit

terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan

beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di

bawah atap dalam keadaan saling ketergantungan.

3. BKKBN ( 1992 ) : Keluarga adalah unit terkecil dalam

masyarakat yang terdiri dari suami, istri, atau suami istri dan

anaknya, atau ayah dengan anaknya, atau ibu dengan anaknya.

4. Johnson’s ( 1992 ) : Keluarga adalah kumpulan dua orang atau

lebih yang mempunyai hubungan darah yang sama atau tidak,

yang terlibat dalam kehidupan yang terus-menerus, yang

tinggal dalam satu atap, yang mempunyai ikatan emosional dan

mempunyai kewajiban anatara satu orang dengan orang

lainnya.

B. Karakteristik Keluarga

Dari beberapa pengertian tentang keluarga, maka dapat disimpulkan

bahwa karakteristik keluarga adalah :

a. Terdiri dari dua orang atau lebih yang diikat oleh hubungan

darah, perkawinan, adopsi.

b. Biasanya anggota keluarga tinggal bersama atau jika terpisah

tetap memperhatikan satu sama lain.

c. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-

masing mempunyai peran sendiri-sendiri.


d. Mempunyai tujuan ( menciptakan dan mempertahankan

budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis dan

social anggota ).

C. Ciri-ciri Keluarga

a. Diikat dalam suatu tali perkawinan

b. Ada hubungan darah

c. Ada ikatan batin

d. Ada tanggung jawab masing-masing anggota

e. Ada pengambilan keputusan

f. Kerjasama diantara anggota keluarga

g. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga

h. Tinggal dalam satu rumah.

D. Fungsi Keluarga

Friedman (1992) menggambarkan fungsi sebagai apa yang

dilakukan keluarga. Fungsi keluarga berfokus pada proses yang digunakan

oleh keluarga untuk mencapai tujuan keluarga tersebut. Proses ini

termasuk komunikasi diantara anggota keluarga, penetapan tujuan,

resolusi konflik, pemberian makanan dan penggunaan dari sumber dari

internal maupun ekternal.

Tujuan reproduksi, seksual, ekonomi dan pendidikan dalam

keluarga memerlukan dukungan secara psikologi antar anggota keluarga,

apabila dukungan tersebut tidak didapatkan maka akan menimbulkan


konsekuensi emosional seperti marah, depresi dan perilaku yang

menyimpang.

Tujuan yang ada dalam keluarga akan lebih mudah dicapai apabila

terjadi komunikasi yang jelas dan secara langsung. Komunikasi tersebut

akan mempermudah menyelesaikan konflik dan pemecahan masalah.

Fungsi keluarga menurut Friedman (1992) adalah :

a) Fungsi afektif dan koping, yaitu keluarga memberikan kenyamanan

emosional anggota, membantu anggota dalam membentuk identitas

dan mempertahankan saat terjadi stress.

b) Fungsi sosialisasi, yaitu keluarga sebagai guru, menanamkan

kepercayaan, nilai, sikap, dan mekanisme koping, memberikan

feedback, dan memberikan petunjuk dalam pemecahan masalah.

c) Fungsi reproduksi, yaitu keluarga melahirkan anak,

menumbuhkembangkan anak dan meneruskan keturunan.

d) Fungsi ekonomi, yaitu keluarga memberikan financial untuk anggota

keluarganya dan kepentingan di masyarakat.

e) Fungsi fisik, yaitu keluarga memberikan keamanan, kenyamanan,

lingkungan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan

istirahat termasuk untuk penyembuhan dari sakit.

Fungsi keluarga menurut Allender ( 1998 ) :

a) Affection

1) Menciptakan suasana persaudaran/menjaga perasaan

2) Mengembangkan kehidupan seksual dan kebutuhan seksual


3) Menambahkan anggota baru

4) Security and acceptance

5) Mempertahankan kebutuhan fisik

6) Menerima individu sebagai anggota

b) Identity and satisfaction

1) Mempertahankan motivasi

2) Mengembangkan peran dan self image

3) Mengidentifikasi tingkat social dan kepuasan aktivitas

4) Affiliation and companiship

5) Mengembangkan pola komunikasi

6) Mempertahankan hubungan yang harmonis

c) Socialization

1) Mengenal kultur ( nilai dan perilaku )

2) Aturan / pedoman hubungan internal dan eksternal

3) Melepas anggota

d) Controls

1) Mempertahankan control social

2) Adanya pembagian kerja

3) Penempatan dan menggunakan sumber daya yang ada.


E. Jenis peran dalam keluarga

a. Peran-peran formal

Peran-peran formal bersifat eksplisit yaitu setiap kandungan

struktur peran keluarga. Berbagai peranan yang terdapat didalam

keluarga adalah sebagai berikut :

1) Peranan Ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak,

berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan

pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota

dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok

sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.

2) Peranan Ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya ibu

mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai

pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai

salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai

anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu

dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam

keluarganya.

3) Peranan Anak : Anak-anak melaksanakan peranan psikosial

sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental,

social, dan spiritual.

b. Peran-peran informal

Peran-peran informal bersifat implicit biasanya tidak tampak ke

permukaan dan dimainkan hanya untuk memenuhi kebutuhan-


kebutuhan emosional individu dan atau untk menjaga keseimbangan

dalam keluarga. Misalnya pendorong, penguat, pendamai,

pengharmonis.

F. Pengertian Penyakit DIARE

Diare adalah peningkatan frekuensi buang air besar (BAB) atau

perubahan konsistensi feses menjadi cair. Diare bukan merupakan suatu

penyakit tertentu, namun suatu gejala dari berbagai penyakit. Pada anak,

diare dapat bersifat akut (mendadak dan terjadi beberapa hari) atau kronik

(lebih dari 7 – 14 hari).

G. Penyebab Penyakit DIARE

Diare dapat disebabkan oleh infeksi, obat – obatan, keracunan atau

alergi makanan, intoleransi makanan, serta penyakit tertentu (penyakit

Chron atau celiac). Infeksi dapat disebabkan oleh virus, bakteri atau

parasit. Infeksi virus adalah penyebab paling sering diare pada anak. Obat

antibiotik dan pencahar dapat menyebabkan diare pada anak maupun

dewasa; diare pada kasus ini umumnya ringan dan berhenti 1 – 2 hari

setelah obat dihentikan. Diare karena keracunan makanan disebabkan oleh

racun bakteri yang terkandung dalam makanan yang tercemar; diare akibat

keracunan umumnya timbul cepat setelah konsumsi makanan dan disertai

muntah.
H. Tanda dan Gejala DIARE

Gejala umumnya adalah :

1. BAB encer atau sering dengan warna bervariasi (kuning, cokelat,

hijau). Karena Infeksi virus, feses cair berwarna kuning, diikuti

pembuangan gas yang sering, berbau asam serta tanpa lendir atau

darah.

2. Mual muntah

3. Nyeri perut

4. Nyeri kepala

5. Demam

6. Penurunan nafsu makan

7. Rasa tidak enak pada tubuh

8. Pada dehidrasi derajat ringan sampai sedang, bayi atau anak gelisah,

rewel, air mata berkurang, haus, urin berkurang dan menjadi pekat,

mata cekung, dan lemas.

9. Pada dehidrasi berat, anak mengalami penurunan kesadaran (tidak

responsif), tidak mau minum, air mata tidak ada, mata sangat cekung,

mulut sangat kering, dan urin sangat sedikit.

I. Cara mencegah DIARE


1. Mencuci tangan dengan benar, terutama setelah menggunakan toilet

dan sebelum makan.

2. Mencuci buah dan sayuran dengan baik sebelum diolah dan dimakan.

Demikian juga peralatan masak cuci dengan bersih sebelum dan

sesudah menggunakan

3. Hindari minum dari sumber aur yang tidak dapat dipastikan

kebersihannya, seperti air sungau atau danau

4. Jaga kebersihan lantai dan berbagai permukaan kamar mandi

5. Hidari mencuci mangkuk makanan hewan dibak cuci yang sama

dengan yang digunakan untuk mencuci peralatan masak dan peralatan

makan

J. Patofisiologis DIARE

Berdasarkan gangguan fungsi fisiologi saluran cerna dan macam penyebab

diare, maka patofisiologi dapat dibagi dalam tiga macam kelainan yang

berupa :

1. Kelainan gerakan transmukosa air dan elektrolit

Gangguan reabsorbsi pada sebagian kecil usus halus sudah dapat

menyebabkan gangguan sekresi (diare sekretorik), difusi (diare

osmotik), malabsorbsi dan keluaran langsung. Faktor lain yang cukup


penting dalam diare adalah empedu, karena dehidroksilai asam

diosikolik dalam empedu akan mengganggu fungsi mukosa usu,

sehingga sekresi cairan di jejununm dan kolon serta menghambat

reabsorbsi cairan kolon. Diduga bakteri mikflora usus turut memegang

peranan dalam pembentukan asam dioksikolik tersebut.

Hormon-hormon saluran diduga juga dapat memepengaruhi

absorbsi air pada manusia,antara lain gastrin, sekretin, kolesistokinin

dan glikogen. Suatu perubahan PH cairan usus seperti terjadi pada

Sindrom Zollinger Ellison atau pada jejunitis dapat juga menyebabkan

diare.

2. Kelainan Laju Gerakan Bolus Makanan dalam Lumen Usus

Suatu proses absobsi dapat berlangsung sempurna dan normal bila

bolus makanan tercampur baik dengan enzim-enzim saluran cerna dan

berad dalam keadaan yang cukup tercerna. Juga waktu sentuhan yang

adekuat antara kim dan permukaan mukosa halus diperlukan untuk

absorbsi yang normal.

Motilitas usus merupakan faktor yang berperan penting dalam

ketahanan lokal mukosa usus. Hipomotilitas dan stasis dapat

menyebabkan mikroba uterus berkembang biak secara berlebihan,


yang kemudian dapat merusak mukosa usus. Kerusakan mukosa usus

akan menimbulkan gangguan digesti dan absobsi, yang kemudain akan

terjadi diare. Selain itu hipermotilitas dapat memberikan efek samping

langsung sebagai diare.

3. Kelainan Tekanan Osmotik dalam Lumen Usus

Dalam beberapa keadaan tertentu setiap pembebanan usus yang

melebihi kapasitas dari pencernaan dan absorbsinya akan

menimbulkan diare. Adanya malabsorbsi karbohodrat, lemak, dan

protein akan menimbulkan kenaikan daya tekanan osmotik intra

lumen, yang akan menimbulkan gangguan absorbsi air.

Malabsorbsi karbohidrat pada umumnya sebagai malabsorbsi

laktosa, yang terjadi karena defesiensi enzim laktase. Dalam hal ini

laktosa yang terdapat dalam susu mengalami hidrolisis yang tidak

sempurna sehingga kurang diabsorbsi oleh usus halus.

Sebagai akibat diare, baik yang akut meupun kronis akan terjadi :

a. Kehilangan air dan elektrolit

Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi), serta gangguan

keseimbangan asam basa disebabkan oleh : (1) previous water lasses,

kehilangan cairan sebelum pengolaan, sebagai defisiensi cairan, (2)


normal water losses, berupa kehilangan cairan karena fungsi

fisiologis, (3) concomittant water losses, berupa kehilangan cairam

waktu penggelolaan, dan (4) masukkan makanan yang kurang

selama sakit, berupa kekurangan masukan cairan karena anoreksia

atau muntah.

b. Gangguan Gizi

Gangguan gizi pada penderita diare dapat terjadi karena :

(1) masukan makanan berkurang, (2) gangguan penyerapan

makanan, (3) katabolisme dan, (4) kehilangan langsung.

c. Perubahan Ekologi dan Ketahanan Usus

Kejadian diare akit pada umunya disertai dengan gangguan

pencernaan karena deplesi enzim. Akibat lebih lanjut adalah

timbulnya hidrolisis nutrien yang kuran tercerna sehingga dapat

menimbulkan peningkatan hasil metabolit yang berupa substansi

karbohidrat dan asam hidrolisatnya. Keadaan ini akan merubah

ekologi kimiawi isi lumen usus, yang dapat menimbulkan keadaan


bakteri tumbuh lampau akan memberikan kemungkinan terjadinya

dekonjugasi garam empedu sehingga terjadi peningkatan jumlah

jumlah asam empedu yang dapat memberikan timbulnya kerusakan

mukosa usus lebih lanjut. Keadaan ini dapat pula disertai dengan

gangguan mekanisme ketahanan lokal pada usus, baik yang

disebabkan oleh kerusakan mukosa usus maupun perubahan ekologi

isi usus.

K. Penanganan dan pengobatan DIARE

1. Oralit

2. Larutan Gula Garam

3. Minum jus buah tanpa gula tambahan

4. Konsumsi makanan kaya akan potassium, seperti pisang, kentang

5. Konsumsi makanan dan minuman kaya akan sodium, seperti air kaldu,

sup, minuman energi, dan biskuit asin

6. Konsumsi makanan kaya akan serat, seperti pisang, oatmeal, nasi

7. Batasi makanan dengan krim, gorengan, dan makanan manis, yang

dapat memperburuk diare

8. Hindari kafein, teh, dan minuman ringan

9. Hindari produk susu dan makanan yang kaya akan magnesium.

L. Prinsip Perawatan DIARE


1. Meningkatkan istirahat minimal 8 jam perhari

2. Meningkatkan makan – makana bergizi

3. Bila demam beri kompres dan banyak minum

4. Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung

dengan sapu tangan yang bersih

5. Bila badan demam gunakan pakaian yang cukup tipis

6. Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila

anak tersebut masih menyusui.

Anda mungkin juga menyukai