Anda di halaman 1dari 20

MODUL 6

PEMBERIAN NILAI DAN TINDAK


LANJUT HASIL PENILAIAN

OLEH:
NAITA NOVIA SARI, M.Pd.
naitanovia@gmail.com
KOMPETENSI UMUM

Mahasiswa mampu mengembangkan alat ukur penilaian dan melaksanakan penilaian terhadap proses dan hasil
belajar sesuai tujuan pembelajaran

KOMPETENSI KHUSUS

Mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan prinsip pemberian nilai
2. Menentukan kegiatan apa saja yang akan dijadikan dasar penentuan nilai hasil belajar
3. Memberikan nilai pada masing-masing aspek kemampuan hasil belajar berdasarkan petunjuk pemberian nilai
4. Menjelaskan aturan pemberian nilai menurut pedoman pelaksanaan penilaian kelas
5. Menerapkan aturan penilaian dalam kegiatan penilaian di kelas
6. Menjelaskan manfaat dilakukannya pre-test – post-test
7. Menjelaskan manfaat dilakukannya tes diagnostic
8. Menjelaskan manfaat dilakukannya tes formatif
9. Menjelaskan manfaat dilakukannya penilaian non-tes
Modul ini mencakup 3 bahasan yaitu:
1.Prinsip-prinsip pemberian nilai
2.Penilaian diberbagai jenjang
pendidikan
3.Tindak lanjut penilaian untuk
meningkatkan kualitas
pembelajaran.
TUJUAN PENILAIAN KELAS

1 Penelusuran (Keeping Track) 2 Pengecekan (Checking Up)


Menelusuri agar proses pembelajaran siswa tetap
sesuai dengan rencana. Guru mengumpulkan Guru melakukan pengecekan kemampuan

informasi sepanjang semester dan tahun pelajaran (kompetensi) apa yang telah dikuasai siswa

agar memperoleh gambaran tentang pencapaian dan apa yang belum dikuasai

kompetensi siswa.

3 Pencarian (Finding Out) 4 Penyimpulan (Summing Up)

Mencari dan menemukan hal-hal yang Menyimpulkan apakah siswa telah


menyebabkan terjadinya kelemahan dan kesalahan menguasai seluruh kompetensi yang
dalam proses pembelajaran. Kemudian melakukan ditetapkan dalam kurikulum. Hasilnya
tindakan untuk mengatasinya. dilaporkan kepada orangtua dan sekolah.
FUNGSI PENILAIAN KELAS

Motivasi Efektivitas Pengajaran

Belajar Tuntas Umpan Balik


Penilaian kelas digunakan
Penilaian yang
Penilaian kelas untuk melihat seberapa jauh Hasil penilaian
dilakukan oleh
harus diarahkan proses belajar – mengajar harus dianalisis
guru di kelas harus
untuk memantau telah berhasil. Jika hanya oleh guru sebagai
dapat mendorong
ketuntasan belajar sebagian siswa yang bahan umpan balik
motivasi siswa
siswa. Rencana mencapai kompetensi maka bagi siswa dan
untuk belajar.
penilaian disusun perlu diadakan analisis dan guru.

berdasarkan target refleksi sebagai tindak lanjut


kemampuan yang peningkatan efektivitas
harus dikuasai pengajaran.
siswa.
PRINSIP PENILAIAN KELAS

1. Proses penilaian merupakan bagian dari pembelajaran


2. Penilaian mencerminkan masalah dunia nyata
3. Menggunakan berbagai ukuran, metode dan kriteria
4. Penilaian harus bersifat holistik, penilaian yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor untuk
mengetahui pencapaian kemampuan siswa secara utuh.
5. Penilaian kelas mengacu kepada kemampuan (Comptency Referenced)
6. Berkelanjutan (Continuous)
7. Didaktis, hasil penilaian dapat digunakan untuk mendorong dan membina siswa dalam meningkatkan
kualitas hasil belajar
8. Menggali informasi
9. Melihat yang benar dan yang salah
PROSEDUR/METODE PENILAIAN KELAS

1. Penilaian tertulis (paper-pencil test) baik berupa soal pilihan maupun uraian
2. Tes praktek (performance test)
3. Penilaian produk
4. Penilaian proyek
5. Peta perkembangan
6. Evaluasi diri siswa
7. Penilaian afektif
8. Portopolio
PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN DI JENJANG PENDIDIKAN DASAR
DAN MENENGAH

Bentuk penilaian yang digunakan untuk menilai hasil


PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar
belajar siswa:
Nasional Pendidikan Pasal 63 menyebutkan
1. Ulangan harian
bahwa penilaian pendidikan pada jenjang
2. Tugas-tugas
pendidikan dasar dan menengah terdiri dari:
3. Ulangan tengah semester
1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik
4. Ulangan akhir semester
2. Penilaian hasil belajar oleh satuan
5. Ulangan kenaikan kelas
pendidikan
6. Pengamatan terhadap perubahan perilaku/sikap dan
3. Penilaian belajar oleh pemerintah
psikomotor
7. Bentuk penilaian lain yang sesuai dengan
Dalam pedoman Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang karakteristik materi yang dinilai
panduannya dikembangkan oleh BNSP, antara lain ditetapkan 8. Ujian sekolah
tentang Ketentuan Belajar, Kenaikan Kelas dan Kelulusan 9. Ujian nasional
10. Penilaian diri, kuesioner, penilaian proyek, portofolio
Ketuntasan Belajar Kriteria Kelulusan

Pelaksanaan ketuntasan belajar Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan


Kriteria kenaikan kelas:
diwujudkan dengan adanya ketentuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah
a. Siswa dinyatakan naik
Standar Ketuntasan Belajar Minimal setelah:
kelas setelah
untuk setiap mata pelajaran pada jenjang 1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran
menyelesaikan seluruh
pendidikan dasar dan menengah. 2. Memperoleh nilai minimal baik pada
program pembelajaran
Standar ini merupakan standar penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran
pada dua semester di kelas
kemampuan yang harus dicapai siswa kelompok mata pelajaran Agama dan Akhlak
yang diikuti
dalam mata pelajaran tertentu. Namun Mulia, kelompok mata pelajaran
b. Tidak terdapat nilai di
standar ini dapat disesuaikan dengan Kewarganegaraan dan Kepribadian, kelompok
bawah Standar Ketuntasan
kebijakan pemerintah daerah setempat. mata pelajaran ESTETIKA dan kelompok
Belajar Minimal
--- mata pelajaran jasmani, olahraga dan
c. Memiliki nilai minimal
Seorang siswa dikatakan telah kesehatan
Baik untuk aspek
memenuhi batas ketuntasan jika semua 3. Lulus ujian sekolah/madrasah untuk
kepribadian pada semester
nilai mata pelajaran sama atau lebih kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
yang diikuti
tinggi dari standar ketuntasan belajar dan Teknologi

minimal. 4. Lulus Ujian Nasional


Pelaksanaan penilaian hasil pembelajaran berbasis kompetensi

Alat Penilaian

Aspek Kognitif Aspek Psikomotor Aspek Afektif

Alat penilaian aspek kognitif Penilaian aspek psikomotor Penilaian aspek afektif
adalah tes berupa tes objektif, dilakukan dengan kombinasi dilakukan dengan alat
tes uraian dan tes berbentuk alat penilaian tes dan penilaian non-tes, yaitu
soal terbuka. pengamatan. Alat penilaian penilaian sikap dan penilaian
psikomotor dapat berupa tes diri, baik berbentuk kuesioner,
tertulis, tes simulasi dan tes pengamatan maupun laporan
contoh kerja (work sample). diri.
Penyekoran

Skor Tes Objektif

Skor tes objektif dapat ditentukan dengan tanpa menyertakan factor koreksi atau dengan menyertakan faktor
koreksi. Jika tanpa menyertakan faktor koreksi maka hasil skor ditentukan sebagai berikut:

𝐵 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟


𝐵
𝑆𝑘𝑜𝑟 = ×𝐾 𝑁 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 𝑠𝑜𝑎𝑙
𝑁
𝐾 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛

Jika dengan menyertakan faktor koreksi maka hasil skor ditentukan sebagai berikut:

𝐵 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟


𝑆
𝐵−𝑃 𝑆 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ
𝑆𝑘𝑜𝑟 = 𝑁 ×𝐾 𝑃 = 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑝𝑖𝑙𝑖ℎ𝑎𝑛 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 𝑠𝑜𝑎𝑙
𝑁 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 𝑠𝑜𝑎𝑙
𝐾 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛
Skor Tes Uraian Skor Aspek Psikomotor

Skor uraian ditentukan berdasarkan pedoman


penyekoran. Dalam pedoman penyekoran skor Skor penilaian aspek psikomotor ditentukan
diberikan berdasarkan kecocokan jawaban berdasarkan kriteria penilaian yang ditetapkan pada
terhadap “kata kunci”, selanjutnya skor total pedoman penyekoran. Hasil skor akhir dapat
adalah jumlah seluruh skor. ditentukan sebagai berikut:

𝑃×𝑇
𝑆𝑘𝑜𝑟 = ×𝐾
Skor Aspek Afektif 𝑀×𝑇

Pemberian skor penilaian aspek afektif


𝑃 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛
didasarkan pada kriteria penilaian dalam skala
𝑀 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛
tertentu. Selanjutnya skor dari setiap aspek
𝑇 = 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛
afektif yang dinilai dijumlahkan menjadi skor
𝐾 = 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
total.
PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN DI PERGURUAN TINGGI

Pedoman pelaksanaan penilaian di perguruan tinggi dikembangkan oleh lembaga perguruan


tinggi yang bersangkutan. Pengembangan ini berpedoman pada UU Sistem Pendidikan
Nasional Tahun 1989, Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1999dan SK Mendiknas No.
233/U/2000 Tahun 2000.
---
Surat Keputusan Mendiknas yang disebutkan di atas mengenai Penilaian Hasil Belajar
Mahasiswa tercantum dalam Bab V Pasal 12, 14, 15 dan 16.
Pasal 12 Pasal 14
Pelaksanaan dan Penilaian Hasil Ujian Persyaratan Kelulusan

1. Syarat kelulusan program pendidikan ditetapkan


1. Terhadap kegiatan kemajuan belajar
atas pemenuhan jumlah SKS yang disyaratkan dan
mahasiswa dilakukan penilaian secara berkala
Indeks Kumulatif (IPK) minimum.
yang dapat berbentuk ujian, pelaksanaan tugas 2. Perguruan tinggi menetapkan jumlah SKS yang
dan pengamatan oleh dosen. harus ditempuh sebagaimana dimaksud dalam ayat
2. Ujian dapat diselenggarakan melalui ujian (1) dengan berpedoman pada kisaran beban studi
tengah semester, ujian akhir semester, ujian bagi masing-masing program sebagaimana

akhir program studi, ujian skripsi, ujian tesis ditetapkan dalam Pasal 5, Pasal 6 dan Pasal 8.

dan ujian disertasi. 3. IPK minimum sebagaimana dimaksud dalam ayat


(1) ditetapkan oleh masing-masing perguruan
3. Penilaian hasil belajar dinyatakan dalam A, B,
tinggi, sama atau lebih tinggi dari 2,00 untuk
C, D dan E yang masing-masing bernilai 4, 3,
program sarjana dan program diploma, dana sama
2, 1 dan 0.
atau lebih tinggi dari 2,75 untuk program magister.
1. Predikat kelulusan terdiri atas 3 tingkat yaitu:
Pasal 15
memuaskan, sangat memuaskan dan dengan pujian, yang Aturan Sebutan Predikat Kelulusan
dinyatakan pada transkrip akademik.
2. IPK sebagai dasar penentuan predikat kelulusan program
sarjana dan diploma: Pasal 16
Peningkatan Motivasi untuk Peningkatan
a. IPK 2,00 – 2,75 : memuaskan Kualitas Lulusan
b. IPK 2,76 – 3,50 : sangat memuaskan
c. IPK 3,51 – 4,00 : dengan pujian
1. Predikat kelulusan untuk program magister: 1. Penilaian terhadap hasil belajar mahasiswa
a. IPK 2,75 – 3,40 : memuaskan dilakukan secara menyeluruh dan
b. IPK 3,41 – 3,70 : sangat memuaskan berkesinambungan dengan cara yang sesuai dengan
c. IPK 3,71 – 4,00 : dengan pujian
karakteristik pendidikan yang bersangkutan.
4. Predikat kelulusan dengan pujian ditentukan pula dengan
2. Untuk mendorong pencapaian prestasi akademik
memperhatikan masa studi maksimum, yaitu n tahun
yang lebih tinggi dapat dikembangkan sistem
(masa studi minimum) ditambah 1 tahun untuk program
penghargaan mahasiswa dan lulusan yang
sarjana dan 0,5 tahun untuk program magister.
5. Predikat kelulusan untuk program doctor diatur oleh memperoleh prestasi tinggi.
perguruan tinggi yang bersangkutan.
MEMANFAATKAN HASIL TES PRE-TEST POST-TEST

Pre test berfungsi untuk mengetahui dan menentukan kompetensi manakah yang
telah dan belum dikuasai oleh siswa sehingga dapat menjadi dasar pelaksanaan
pembelajaran yang akan dilakukan.
---
Post test pada akhir pembelajaran berfungsi untuk menilai efektivitas proses
pembelajaran.
Post test adalah set tes yang parallel yaitu tes yang disusun dari kisi-kisi tes yang
sama.
MEMANFAATKAN HASIL TES FORMATIF

Hasil tes formatif digunakan untuk memonitor apakah proses pembelajaran yang telah dilakukan
telah mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Tes formatif merupakan alat untuk melihat
efektivitas proses pembelajaran.

Jika dari hasil tes formatif terdapat sejumlah kompetensi yang belum dikuasai siswa maka guru
harus mencari penyebabnya. Penyebab itu dapat berasal dari siswa atau dari pelaksanaan proses
pembelajaran.
Setelah itu guru melakukan tindakan perbaikan dan mengulang kembali tes formatif untuk
mengetahui apakah siswa telah benar-benar menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Titik
berat tes formatif adalah pada pengukuran pencapaian kompetensi siswa, bukan mencari
penyebab kesulitan belajar siswa.
MEMANFAATKAN HASIL TES DIAGNOSTIK

Tes diagnostik digunakan untuk menemukan kesulitan pemahaman konsep yang dialami
siswa, materi tes diagnostik dikembangkan dari konsep-konsep yang sulit dipahami
siswa.
---
Dari hasil tes guru akan menemukan kesulitan belajar yang dialami siswa. Selanjutnya
guru berupaya untuk mencari penyebab kesulitan belajar tersebut sekaligus berupaya
untuk menemukan alternatif atau cara untuk menghilangkan penyebab kesulitan belajar
itu sehingga siswa dapat berhasil menyelesaikan semua program pembelajaran yang
telah dirancang oleh guru.
PEMANFAATAN HASIL PENILAIAN NON TES

Hasil penilaian non tes dapat memberikan informasi tentang perkembangan


kemampuan siswa dalam kurun waktu tertentu, kecenderungan belajar siswa dan
sikap siswa.
---
Bagi guru hasil penilaian tersebut dapat dimanfaatkan untuk peningkatan
professionalism dalam proses pembelajaran.
---
Bagi siswa hal tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan kesiapa belajarnya.
DAFTAR PUSTAKA
_______. 2000. SK Mendiknas No. 232/U/2000, tentang Kurikulum Perguruan Tinggi.
Jakarta: Depdiknas.

Hopkins, C. D., dan Antes, R. L. 1990. Classroom Measurement and Evaluation. Illinois: F. E.
Peacock Publisher, Inc.

Popham, W. James. 1995. Classroom Assessment: What Teachers Need to Know. Boston:
Allyn and Bacon.

Pusat Penilaian Pendidikan. 2003. Sistem Penilaian Kelas. Jakarta: BP Dharmabhakti.

Suryanto, A. 2014. Evaluasi Pembelajaran di SD Edisi 1. Tangerang Selatan: Universitas


Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai