MAKALAH PSIKOLOGI
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi
Oleh kelompok 2 :
1. Aldi Anugrah 191FK01006
2. Amalia Nur Fadilah 191FK01008
3. Andiani Dwi Siswati 191FK01009
4. Anita Sri Widiyanti 191FK01012
5. Asti Nur Rahmawati 191FK01019
6. Bunga Sese Sitiamelia 191FK01023
7. Dara Nurafriani 191FK01027
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Berpikir
Berpikir ialah suatu kegiatan mental yang melibatkan kinerja dari otak.
Memikirkan sesuatu berarti mengarahkan diri pada objek tertentu, menyadari kehadiran
seraya secara aktif menghadirkannya dalam pikiran kemudian mempunyai gagasan atau
wawasan tentang objek tsb. Biasanya kegiatan berpikir muncul dari keraguan dan
pertanyaan untuk di jawab atau berhadapan dengan persoalan atau masalah yang
memerlukan pemecahan.
Seperti yang di kemukakan oleh Charles S. Pierce, dalam berpikir ada dinamika
gerak dari adanya gangguan dari suatu keraguan (irritation of doubt ) atas kepercayaan
atau keyakinan yang selama ini di pegang , lalu terangsang untuk melakukan
penyelidikan ( inqury ) , kemudian di akhiri ( paling tidak untuk sementara waktu ) dalam
pencapaian suatu keyakinan baru.
Drever (dalam walgito ,1997 dikutip khodijah ,2006 : 117 ) berpikir ialah melatih
ide-ide dengan cara yang tepat dan seksama dengan di mulai adanya masalah.
Solso (1998, dalam khodijah 2006 :117 ) berpikir ialah sebuah proses dimana
representasi mental baru dibentuk melalui transformasi informasi dengan interaksi yang
kompleks antara atribut mental seperti penilaian , logika , imajinasi.
Proses pemecahan masalah itu disebut proses berpikir, dalam pemecahan masalah
timbulah dalam jiwa kita berbagai kegiatan, antara lain :
a. Dengan instink(naluri)
b. Dengan kebiasaan-kebiasaan
c. Dengan aktifitas pikir
Secara garis besar ada 2 macam berpikir yaitu berpikir Autistik, dan berpikir
Realistik, yang pertama mungkin lebih dapat di sebut melamun, fantasi, menghayal.
Dengan berfikir autistik orang melarikan diri dari kenyataan dan melihat hidup sebagai
gambar-gambar fantastis. Berpikir realistik di sebut juga nalar, ialah berpikir dalam
rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata (Floyd L).
Ketika orang berpikir kreatif jenis berpikir analogislah yang sering di gunakan,
karena mereka mampu melihat berbagai hubungan yang terlihat oleh orang lain.
Para psikolog menyebutkan lima tahapan berpikir kreatif, yaitu :
1. Orientasi : masalah di rumuskan , dan aspek-aspek masalah diidentifikasi.
2. Preparasi : pikiran berusaha mengumpulkan sebanyak mungkin informasi
yang relevan dengan masalah.
3. Inkubasi : pikiran bersifat sementara
4. Iluminasi : masa inkubasi berakhir dengan ketika pemikiran memperoleh
semacam ilham.
5. Verifikasi : tahap terakhir untuk menguji dan secara kritis menilai pemecahan
masalah yang di ajukan pada tahap ke empat.
Ciri-ciri atau beberapa faktor yang secara umum menandai orang-orang kreatif
( Colemen dan Hammen , 1974 ) :
1. Kemampuan kognitif : kemampuan melahirkan gagasan-gagasan baru.
2. Sikap yang terbuka : orang kreatif mempersiapkan diri menerima stimulus
internal dan eksternal.
3. Sikap yang bebas otonom dan percaya pada diri sendiri.
Bentuk-bentuk pikiran :
2.3 Berbahasa
1. Bahwa bahasa merupakan instrumen dari pikiran, dalam arti menjadi alat bagi
alat perkembangan pikiran
2. Bahasa juga merupakan alat untuk menyatakan pengalaman-pengalaman dalam
bentuk pengatura
3. Bahasa sebagai alat komunikasi dari sekumpulan manusia (masyarakat) bukan
hanya produk dari masyarakat semata, melainkan juga merupakan cermin atau
refleksi dari pikiran dan mentalitas masyarakat.
4. Bahasa memungkinkan daya tahan produk dari pikiran, karena semua ilmu
pengetahuan yang diperoleh oleh seseorang itu dituturkan dan diwujudkan dalam
perurutan kata-kata, dalam bentuk bahasa. Peningkatan pikiran dalam bentuk
kata-kata itu sangat penting artinya, baik untuk proses berpikir sendiri, maupun
bagi kehidupan psikis seseorang. Penting untuk proses berpikir karena bisa
memperlancar dan mengembangkan kemampuan berpikir. Juga penting bagi
kehidupan psikis, karena dapat memperkaya dan lebih mematangkan kehidupan
psikis pribadi.
Pembentukan bahasa pada dua bulan pertama. Bayi mungkin baru bisa menangis
dan mengeluarkan suara tanpa arti, tetapi mereka telah dapat merespon nada suara,
intensitas, dan bunyi bahasa, dan mereka bereaksi terhadap emosi dan ritme dalam suara.
Penggunaan bahasa bayi (yang oleh para peneliti disebut perentese) oleh orang dewasa,
telah didokumentasikan dari seluruh dunia , dari swedia sampai jepang. Perentese
membantu bayi mempelajari melodi dan ritme dalam bahasa ibu mereka (burnham,
kitamura, & vollmer-conna, 2002;fernald & mazzie, 1991).
Saat berusia 4 sampai 6 bulan, bayi seringkali dapat mengenali nama mereka kata-
kata lain yang secara teratur diucapkan dengan emosi tertentu, seperti “ibu” dan “ayah”.
Mereka juga mengenali berbagai konsonan penting dan bunyi huruf hidup dalam bahasa
ibu serta dapat membedakan bunyi-bunyi tersebut dalam bahasa yang berbeda(kuhl dkk.,
1992)
Dan bahasa manusia dicirikan dalam 4 sistem aturan:
Berfikir dan berbaasa memiliki kaitan yang sangat erat, karena bahasa adalah
sarana berfikir.bahasa adalah suatu sistem lambang berupa bunyi, bersifat arbitrer,
digunakan masyarakat untuk berkerja, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri. Sebagai
suatu sistem bahasa terbentuk oleh suatu aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik
dalam bidang tata bunyi, tata bentuk kata, maupun tata kalimat.Lambang yang digunakan
dalam sistem bahasa adalah adalah berupa bunyi, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh alat
ucap manusia. Bahasa terbagi atas dua yaitu bahasa lisan dan tulisan, bahasa lisan
disebut pula bahasa primer dan bahasa tulisan disebut juga bahasa skunder. Bahasa lisan
dan tulisan dapat digunakan sebagai sarana berfikir atau mengungkapkan pikiran dari
pembicara atau penulis.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/8907583/Berfikir_Bahasa_dan_Intelegensi