Anda di halaman 1dari 26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


3.1.1. Lokasi penelitian

Letak Secara administratif lokasi penelitian terletak di Danau Bogor


Raya yang berada di Perumahan Danau Bogor Raya Kota Bogor Provinsi
Jawa Barat. Secara geografis lokasi terletak di sekitar koordinat E=
701825.96 N= 9270234.24 pada sistem koordinat UTM Zone 48M atau
pada posisi 6°35'55.62"S ; 106°49'31.70"E. Lokasi tersebut dapat dilihat
pada Gambar 3.1. hingga Gambar 3.5.

Peta Indonesia dan Sekitarnya

33
Peta Pulau
Jawa

Peta Kota Bogor Perumahan


Utara
Danau Bogor
Raya

34
Gambar 3.1. Lokasi Penelitian di Danau Bogor Raya
(Sumber : LAPI ITB dan Google Earth)

3.1.2. Waktu penelitian

Lama dilakukannya penelitian ini memerlukan kurun waktu kurang


lebih 3 (tiga) bulan yaitu pada bulan Januari 2020 dan digunakan untuk
pengumpulan data serta pengolahan data.

35
3.2 Metode Penelitian

36
Gambar 3.2. Bagan Alir Penelitian

37
3.2.1 Metode pengumpulan data

1. Studi literatur

Gambar 3.3. Peta Luas Genangan Danau Bogor Raya

Tabel 3.1 Potongan Melintang Inlet 1 dan 2

38
2. Survei Lokasi

39
40
41
Gambar 3.4. Survei Lokasi Studi

3. Layout Danau Bogor Raya

Sungai Ciluar 2

Sungai ciheulet
Danau Bogor

Sungai Ciluar

Gambar 3.5. Layout

42
3.2.2 Metode pengolahan data
1. Grafikal
2. Tabuler

3.2.3 Metode analisis data


1. Komputerisasi

3.3 Alat dan Bahan Penelitian


3.3.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Sebuah laptop ukuran 14 inch merk HP dengan RAM 4 GB
Processor intel Core -I3
2. Kalkulator merk Cassio
3. Printer merk EPSON Laser Series
4. Alat Tulis Kantor / ATK
5. Software GlobalMapper
6. Software HEC-rass
7. Software Autodesk
8. Software Microsoft Office

3.3.2 Bahan
Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu :

a. Data monitoring

1. Data studi perencanaan dan data perencanaan teknis


terdahulu yang berkaitan dengan masalah pengaliran air di
kawasan kajian,

2. Data hidrologi (hujan tahun 2009-2019 , iklim)

43
3. Data keberadaan air di sungai dari tahun ke tahun (musim
kering dan musim hujan)

4. dengan wawancara ke masyarakat pengguna air sungai.

5. Data dari masyarakat level banjir yang pernah dialami


masyarakat setiap tahun yang paling extrim dan berita
tahunan ( jejak digital ) mengenai kondisi lapangan di danau
bogor raya yang nantinya diprediksi debit banjir yang
pernah terjadi.

6. Data debit dan sedimen lapang untuk mencari rating curve


sedimen

7. Data Spasial (Sumber survey lapangan LAPI ITB )


a. Peta digital tutupan lahan.
b. Cross dan Long section Danau bogor raya
c. Peta digital kontur.
d. Peta tanah

44
3.4 Tahapan Penelitian

1. Pengumpulan data sekunder (Peta Tofografi, peta Rt/Rw,


Peta Jenis Tanah, Peta C&p lahan, Peta Kemiringan Lahan
2. Pengumpulan data primer (mengambil data curah hujan dan
stasiun hujan, TMA, kecepatan aliran, Luas DAS, Luas
Danau Lokasi Study, Lebar Intake, Panjang Intake ).
3. Pengukuran data debit aliran sungai (Q) dengan cara
mencari luas penampang sungai, pengukuran TMA dan
kecepatan aliran. Serta menghitung hujan Maximum dan
luas DAS Untuk mengetahui debit menggunakan rumus
Analisis Hujan, Distribusi, dan Hydrograf

Gambar 3.7 Luas Penampang

45
Gambar Grafik 3.2 Hydrograf

4. Mencari Faktor Erosivitas Hujan (R )


5. Mencari Fajtor Erodibilitas Tanah (K)
6. Mencari Faktor panjang Kemiringan Lereng (LS)
7. Mencari Faktor Tutupa Konservasi Lahan ( C&P)
8. Proses Penentuan Kecepatan Sedimentasi pendekatan USLE
9. Menghitung perbandingan kapasitas tampungan Danau
eksisting dengan kondisi saat ini
10. Menentukan cara normalisasi dan pengerukan yang ada di
danau bogor raya

46
3.5 Metode Penelitian
3.5.1 Analisis Curah Hujan

A. Analisis Curah Hujan

Gambar 3.8. Lokasi Stasiun Hujan

Curah hujan merupakan parameter hidrologi yang sangat penting


untuk analisis debit banjir (High Flow). Analisis curah hujan ini akan
meliputi :

a. Pemeriksaan Konsistensi Data

Sebelum data curah hujan digunakan dalam analisis hidrologi,


terlebih dahulu diperiksa untuk mengetahui konsistensinya. Uji
konsistensi data ini dilakukan pada data tahunan dengan jangka waktu
pengamatan yang panjang, maka kurva massa ganda (double mass
curve)dapat digunakan untuk memeriksa dan memperbaiki kesalahan

47
pengamatan yang tidak homogen yang disebabkan oleh perubahan posisi
atau cara pemasangan alat ukur curah hujan yang tidak baik.

Pada metode lengkung masa ganda (double mass curve) ini,


hubungan antara seri waktu dengan data curah hujan dianggap linier.
Data curah hujan tahunan waktu yang jangka panjang dari suatu stasiun
penakar hujan, dibandingkan dengan data curah hujan rata-rata
sekelompok stasiun penakar hujan dalam periode yang sama. Untuk itu
harus dipilih sekurang-kurangnya 5 stasiun penakar hujan disekitarnya
yang mempunyai kondisi topografi yang hampir sama.

Cara pemeriksaan lengkung masa ganda (double mass curve)


adalah dengan menggambarkan hujan kumulatif tahunan suatu stasiun
hujan terhadap hujan tahunan kumulatif rata-rata dari stasiun hujan
disekitarnya. Apabila data hujan konsisten maka grafik hubungan yang
dihasilkan berupa suatu garis lurus. Sebaliknya apabila data tidak
konsisten maka akan dperoleh grafik garis patah. Ketidak konsistenan
data ini dapat dikoreksi dengan besarnya koreksi sebanding dengan
perbandingan antara kemiringan kedua garis tersebut.

B. Curah Hujan Wilayah

Data hujan yang didapat dari stasiun-stasiun pengukuran berupa


data hujan di suatu titik tertentu (point rainfall), sedangkan untuk
keperluan analisis, yang diperlukan adalah data curah hujan daerah aliran
(areal rainfall/catchmaent rainfall). Untuk mendapatkan data curah hujan
daerah adalah dengan mengambil data curah hujan rata-ratanya.

Untuk mendapatkan data curah hujan daerah adalah dengan


mengambil data curah hujan rata-ratanya. Metode perhitungan hujan
daerah yang umum digunakan yaitu, rata-rata aljabar (arithmatic Mean

48
Method), Poligon Thiessen (Thiessen Polygon Method) dan Isohiet
(Isohyetal Method).

C. Analisis Frekwensi Curah Hujan

Tujuan dari analisis frekuensi curah hujan ini adalah untuk


memperoleh curah hujan rencana dengan beberapa perioda ulang. Pada
analisis ini digunakan beberapa metoda untuk memperkirakan curah
hujan dengan periode ulang tertentu, yaitu:

• Metoda Distribusi Normal

• Metoda Distribusi Log Normal 2 Parameter

• Metoda Distribusi Pearson Type III

• Metoda Distribusi Log Pearson Type III

• Metoda Distribusi Gumbel.

Metoda yang dipakai nantinya harus ditentukan dengan melihat


karakteristik distribusi hujan daerah setempat. Periode ulang yang akan
dihitung pada masing-masing metode adalah untuk periode ulang 2, 5, 10,
25, 50, dan 100 tahun.

D. Pemeriksaan Kesesuaian Distribusi (goodness of fit)

Dari perhitungan distribusi-distribusi di atas akan diperoleh hasil


yang bebeda-beda, oleh karena itu perlu dilakukan test untuk menentukan
hasil yang terbaik, yairtu yang memiliki penyimpangan terkecil. Ada dua
metode pemeriksaan kesesuaian yang lazim di pakai yaitu metode Chi-
Square Test (X2 test) dan metode Smirnov-Kolmogorof. Hasil perhitungan
dari kedua metode tersebut selanjutnya dibandingkan dan dipilih yang
memiliki penyimpangan terkecil.

49
Tabel Error! No text of specified style in document..1 Jumlah Hari Hujan

Berdasarkan data jumlah hari hujan bulanan setiap tahun, dapat dilihat
sebaran curah hujan yang merata sepanjang tahun, namun frekuensinya
mengecil pada Bulan Juli- September setiap tahunnya.

50
Curah Hujan Bulanan Keterangan
No.
JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES
1 157.50 179.00 164.00 174.50 95.00 22.00 0.00 27.00 39.00 79.00 251.00 97.50
2 235.00 344.00 167.50 257.00 167.00 106.00 15.00 46.50 52.00 136.00 278.00 213.50 R90
3 355.50 368.00 202.00 281.00 251.50 108.50 37.00 64.50 109.00 182.00 297.00 307.50
4 373.00 372.40 205.00 285.00 255.00 116.00 44.50 85.00 119.50 245.50 336.00 332.00 R80
5 384.50 384.50 258.50 318.00 266.00 151.00 76.00 93.00 138.00 264.50 344.00 343.50
6 403.00 410.00 307.50 322.00 291.50 158.50 97.00 101.00 139.00 305.00 361.50 349.00
7 413.00 429.00 348.00 335.00 311.00 160.00 153.00 104.00 204.50 350.00 365.00 369.50
8 424.00 434.50 365.50 367.00 315.50 181.50 157.00 121.00 290.50 361.00 407.00 407.00 R50
9 431.50 450.00 396.00 399.00 363.00 213.00 165.50 152.50 292.00 363.50 417.50 429.00
10 510.50 474.50 429.50 427.50 378.50 220.00 232.00 185.50 304.00 374.00 474.00 465.00
11 548.00 515.00 465.00 430.00 391.00 223.50 247.50 205.00 321.50 383.00 600.00 472.00
12 562.00 620.50 507.00 453.50 405.50 286.00 297.50 262.50 372.00 394.00 626.50 479.50
13 606.50 628.00 584.50 479.00 451.00 308.50 332.00 279.00 390.00 471.50 636.00 490.00
14 638.00 629.50 588.50 560.00 654.00 331.00 349.00 352.00 487.00 507.50 652.00 539.50
15 815.00 701.50 654.50 574.00 657.00 540.00 455.00 491.00 601.00 512.00 805.00 550.50
R50 424.00 434.50 365.50 367.00 315.50 181.50 157.00 121.00 290.50 361.00 407.00 407.00
R80 373.00 372.40 205.00 285.00 255.00 116.00 44.50 85.00 119.50 245.50 336.00 332.00
R90 235.00 344.00 167.50 257.00 167.00 106.00 15.00 46.50 52.00 136.00 278.00 213.50

Tabel Error! No text of specified style in document..2 Curah Hujan


Bulanan (R50%, R80%, R90%)

E. Faktor Erosivitas Hujan (EI)

Faktor erosivitas hujan mempengaruhi erosi secara langsung.


Erosivitas hujan menunjukkankemampuan curah hujan untuk
menimbulkan atau menyebabkan erosi.Hasil perhitungan erosivitas hujan
(EI) yang diperoleh dari Persamaan.

51
Erosivitas hujan adalah kemampuan atau daya hujan untuk
menimbulkan erosi pada tanah. ada cara untuk menghitung erosivitas
hujan bedasarkan data curah hujan bulanan,curahhujantahunan,dan
jumlah hari hujan.

Curah Hujan Harian

Rh= erosivitas hujan harian


Hh = curah hujan harian (cm)

3.5.2 Faktor Erodibilitas Tanah (K)

Nilai erodibilitas tanah ditentukan menggunakan peta jenis tanah


Erodibiltas tanah adalah kepekaan tanah terhadap erosi (daya penghacur
dan penghayutan oleh air hujan). Besarnya nilai erodibilitas sangat
ditentukan oleh karekteristik tanah seperti tekstur tanah, stabilitas agregat
tanah (harkat struktur tanah), harkat permeabilitas dan kandungan bahan
organik tanah. Nilai erodibilitas (faktor K) berkisar dari 0-1, dimana
semakin besar nilai erodibilitas tanah akan semakin peka atau mudah
tererosi, demikian pula sebaliknya (Setiarno dkk, 2019).

52
Dalam erodibilitas tanah ini memiliki klalsifikasinya (Setiarno dkk, 2019)
adalah sebagai berikut :

Kelas USDA - SCS Nilai K Uraian Kelas


1 0 - 0.10 Sangat Rendah
2 0.11 - 0.20 Rendah
3 0.21 - 0.32 Sedang
4 0.33 - 0.43 Agak Tinggi
5 0.44 - 0.55 Tinggi
6 0.56 - 0.64 Sangat Tinggi

3.5.3 Faktor Panjang dan Kemiringan Lereng (LS)

Untuk faktor panjang dan kemiringan lereng (LS) ditentukan dengan


menggunakan peta kemiringan lereng DAS

NO Kemiringan Lereng Nilai LS


1 0 s.d 8 0.25
2 8 s.d 15 1.2
3 15 s.d 25 4.25
4 25.sd 45 9.5
5 > 45 12

53
3.5.4 Faktor Penggunaan Lahan (C dan P)

Faktor penutupan vegetasi (C) Untuk faktor penutupan vegetasi (C)


ditentukan dengan menggunakan peta penggunaan lahan DAS

54
3.5.5 Menghitung Laju Erosi dan Sedimentasi

A. Analisis Hubungan Debit Aliran dengan Laju Sedimen

Beban angkutan sedimen diturunkan dari data laju sedimen melalui


persamaan yang menggambarkan hubungan antara debit aliran dengan
beban angkutan sedimen yang nilainya didapat berdasarkan pengukuran
berat sedimentasi, dimana satuan untuk sedimen adalah ppm atau
mg/liter. Dengan asumsi bahwa konsentrasi sedimen merata pada seluruh

55
bagian penampang melintang sungai maka laju sedimen dapat dihitung
sebagai hasil perkalian antara konsentrasi dengan debit aliran (Asdak
2002) yaitu:
Qs = 0,0864C  Q....................................................................................... (11)

Keterangan :
Qs = laju sedimen(ton/hari)
Q = debit aliran (m3/s)
C = konsentrasi sedimen (ppm atau mg/l)

Laju Erosi, Ea (ton, Ha, Tahun


Kelas bahaya EROSI ) Keterangan
I <15 sangan ringan
II 15-60 ringan
III 60-180 sedang
IV 180-480 berat
V >480 sangat berat

Pengambilan sampel air sedimen dan pengukuran debit dilakukan


berulang kali pada ketinggian muka air yang berbeda sehingga diperoleh
hubungan antara debit aliran dengan angkutan sedimen. Berdasarkan
hubungan tersebut diperoleh persamaan sebagai berikut :
Qs = aQb ....................................................................................................... (12)

56
Keterangan :
Qs = Laju sedimen (ton/hari)

Q = debit aliran (m3/s)


a,b = konstanta

3.5.6 Menghitung laju sebaran sedimen denan Universal Soli (USLE)

Prediksi Erosi Metode USLE dengan Berbagai Nilai Erosivitas pada


Satuan Lahan di Desa Genengan Kecamatan Jumantono, Karanganyar
Prediksi erosi pad lahan pertanian Desa Genengan dilakukan dengan
mengambil sampel pada setiap unit

lahan. Rumus yang dipakai adalah: A = R K L S C P ...............(1)


dimana : A =

Banyaknya tanah tererosi (ton/ ha/ tahun), R = Erosivitas hujan


(cm), K = Erodibilitas tanah, L = Panjang lereng (m). S = Kemiringan

57
lereng (%). C = Vegetasi penutup tanh dan pengelolaan tanaman P =
Faktor tindakan khusus konservasi tanah digunaka (Arsyad, 2010)
Setelah nilai R, K, LS dan CP tersedia, maka besarnya erosi dapa
ditentukan menggunakan metode USLE. Berikut ini pada Tabel 1 akan
ditampilkan hasil prediksi erosi metode USLE dengan berbagai
pendekatan nilai Erosivitas.

58

Anda mungkin juga menyukai