Kepada
Para Mahasiswa Adbis PNM Kelas 2A, 2B, 2C, 2D
Aslmlkum wr.wb.
Salam sejahtera untuk kita semua
Oleh karena itu untuk kecukupan waktu perlu dilakukan penyesuaian sbb:
1. Perkuliahan ke-1 (Penjelasan Sistem & Kontrak Perkuliahan) untuk:
Kelas 2A dan 2B : Senin, 22 Maret 2021
Kelas 2C dan 2D : Jumat, 26 Maret 2021 2C dibarengkan 2D
2. Perkuliahan ke-2, ke-3, dan ke-4 (Teori 1, 2, 3) untuk:
Kelas 2B : Teori 1 , 2 29 Maret 2021 + Teori 3 31 Maret 2021
Kelas 2A : Teori 1 , 2 29 Maret 2021 + Teori 3 31 Maret 2021
Kelas 2C : Teori 1 , 2 30 Maret 2021 + Teori 3 01 April 2021
Kelas 2D : Teori 1,2,3 30 Maret 2021
3. Perkuliahan dilakukan dengan model presentasi kelompok, melalui platform
Zoom, dan jadwal, mekanisme & garis besar materi terlampir di bawah.
Terimakasih.
Wslmlkum wr.wb.
Subiyantoro
ii
SEBELUM UTS
PENJADWALAN PERKULIAHAN ONLINE
KOMUNIKASI BISNIS I
22 MARET 2021 – 16 APRIL 2021
2B 07.30 - 10.00
22-Mar-2021 SENIN
2A 14.00 - 16.30
PENJELASAN SISTEM & KONTRAK PERKULIAHAN
2C 10.30 - 13.30
23-Mar-2021 SELASA
2D 14.00 - 16.30
1-2
2B 07.30 - 10.00
24-Mar-2021 RABU
2A 10.30 - 13.30 TEORI 1
25-Mar-2021 KAMIS 2C 10.30 - 13.30 KONSEP KOMUNIKASI BISNIS, ANTARPRIBADI, DAN ANTARBUDAYA
26-Mar-2021 JUMAT 2D 08.00 - 10.30
2B 07.30 - 10.00
29-Mar-2021 SENIN
2A 14.00 - 16.30 TEORI 2
2C 10.30 - 13.30 KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI DAN PESAN-PESAN BISNIS
30-Mar-2021 SELASA
2D 14.00 - 16.30
3-4
2B 07.30 - 10.00
31-Mar-2021 RABU
2A 10.30 - 13.30 TEORI 3
01-Apr-2021 KAMIS 2C 10.30 - 13.30 PROSES PENULISAN PESAN-PESAN DAN LAPORAN BISNIS
02-Apr-2021 JUMAT 2D 08.00 - 10.30
2B 07.30 - 10.00
05-Apr-2021 SENIN
2A 14.00 - 16.30 TEORI 4
2C 10.30 - 13.30 SURAT, MEMO, DAN EMAIL BISNIS
06-Apr-2021 SELASA
2D 14.00 - 16.30
5-6
2B 07.30 - 10.00
07-Apr-2021 RABU
2A 10.30 - 13.30 TEORI 5
08-Apr-2021 KAMIS 2C 10.30 - 13.30 NEGOSIASI DAN PRESENTASI BISNIS
09-Apr-2021 JUMAT 2D 08.00 - 10.30
2B 07.30 - 10.00
12-Apr-2021 SENIN
2A 14.00 - 16.30 TEORI 6
2C 10.30 - 13.30 MEDIA TEKNOLOGI INFORMASI DAN ETIKA KOMUNIKASI BISNIS
13-Apr-2021 SELASA
2D 14.00 - 16.30
7-8
2B 07.30 - 10.00
14-Apr-2021 RABU
2A 10.30 - 13.30
UTS
15-Apr-2021 KAMIS 2C 10.30 - 13.30
SEBELUM UTS
TUGAS TERSTRUKTUR
MATA KULIAH : KOMUNIKASI BISNIS
* Pembagian topik untuk masing-masing kelompok silakan dibagi sendiri, agar fair mungkin dengan cara diundi.
0
BAGIAN 1
TEORI
PETA PEMBELAJARAN
TEORI KOMUNIKASI BISNIS
Suatu komunikasi untuk mencapai tujuan tertentu yang digunakan dalam dunia bisnis, yang
mencakup berbagai macam bentuk komunikasi, baik verbal yang bentuk komunikasi nya melalui kata-
kata atau simbol umum yang menggunakan satu kata atau lebih maupun nonverbal, yang bentuk
komunikasi melalui bahasa isyarat, ekspresi wajah, sandi, simbol, pakaian seragam, warna atau
intonasi suara
KOMUNIKASI BISNIS
Sebagai proses penyampaian informasi antara satu pihak dengan pihak yang lain, dimana dalam
komunikasi bisnis yang efektif dibutuhkan kemampuan dan ketrampilan mendasar, antara lain dalam
membaca, mendengarkan, berbicara, seperti melakukan wawancara, berdiskusi dengan kelompok-
kelompok kecil atau presentasi, maupun menulis, misalnya menulis surat, memo, laporan yang terkait
dengan bisnis yang dijalankan, dan sebagainya
A. KONSEP DASAR
Konsep Dasar Komunikasi Bisnis
Dalam lingkup bisnis, komunikasi memiliki tujuan: (1) memberi informasi,
yakni memberi informasi dalam hal bisnis kepada pihak lain; (2) memberi
persuasi, yakni untuk meyakinkan atau membujuk pihak lain agar dapat Komunikasi Antarpribadi & Antarbudaya
dipahami dengan benar; dan (3) melakukan kolaborasi, yakni untuk
melakukan suatu kerjasama antar pebisnis, dimana dengan adanya suatu
kerjasama, bisnis yang dijalankan akan mudah berkembang
Komunikasi Dalam Organisasi
Pesan-pesan Bisnis
C. ETIKA
Pada setiap organisasi bisnis harus menekankan pentingnya etika di setiap
tingkatan organisasi, termasuk di dalamnya komunikasi diantara para Etika Komunikasi Bisnis
karyawan maupun antara organisasi dan stakeholders luar, khususnya isu-
isu etika yang terkait dengan kejujuran, keadilan, kepekaan, dan rasa
hormat
2
misalnya dalam keadaan mendadak/darurat, (b) komunikasi dua arah, komunikasi yang
terjadi secara timbal balik yang saling menguntungkan kedua pihak, (c) komunikasi keatas,
dari bawah kepada atasan, (d) komunikasi ke bawah, dari bawahan kepada atasan, dan (d)
komunikasi ke samping, komunikasi yang terjadi diantara orang-orang yang memiliki
kedudukan sejajar.
5). Jenis komunikasi bisnis menurut jaringan kerja, yakni komunikasi dalam sebuah organisasi
yang ditetapkan dalam sebuah jaringan kerja dan dapat dibedakan menjadi komunikasi
jaringan kerja: rantai, lingkaran, dan bintang.
6). Jenis komunikasi bisnis menurut peranan individu, dimana dalam prosesnya, keberhasilan
komunikasi dipengaruhi oleh peranan individu dan dapat dibedakan menjadi tiga bentuk
komunikasi, yakni antara individu dengan: (a) individu yang lain, (b) lingkungan yang lebih
luas, dan (c) dua kelompok atau lebih.
7). Jenis komunikasi bisnis menurut jumlah yang berkomunikasi, dalam hal ini komunikasi
dibedakan menjadi dua, yakni: (a) komunikasi perorangan, yang terjadi hanya pada
perorangan/individual dan bersifat pribadi, misalnya: cerita tentang permasalahan pribad,
dan (b) komunikasi kelompok, yang berlangsung dalam suatu kelompok/organisasi dan
terkait dengan kepentingan banyak orang dalam kelompok/organisasi.
b. Bentuk komunikasi bisnis
Pada umumnya komunikasi bisnis memiliki dua bentuk, yakni:
1). Komunikasi verbal
Istilah ‘verbal’ dapat dipahami sebagai pernyataan lisan lewat kata-kata atau simbol umum
yang menggunakan satu kata atau lebih. Dalam konteks bisnis, bentuk komunikasi verbal
digunakan baik secara tertulis maupun secara lisan dengan struktur dan terorganisasi dengan
baik dalam menyampaikan pesan atau informasi kepada penerima pesan (komunikan).
Bentuk komunikasi verbal dalam lingkup bisnis pada umumnya digunakan pada saat-saat
sedang rapat, seminar, dan sebagainya, yang berhubungan dengan operasional perusahaan.
Kekurangan komunikasi ini jika tidak dikuasai dengan baik dapat menimbulkan berbagai hal
seperti:
keterbatasan kata, misalnya terdapat benda/suatu hal yang belum bisa disampaikan
dengan menggunakan kata-kata verbal yang dapat menimbulkan ketidaklancaran dalam
berkomunikasi,
kata ambigu, yakni kata yang memiliki makna lebih dari satu dan menimbulkan ambiguitas
atau keraguan dan ketidakjelasan dalam kalimat yang diucapkan/ditulis, mengingat setiap
individu memiliki pemikiran masing-masing.
kata bias, yakni kata yang mengalami distorsi makna, perbedaan arti, yang paling sering
terjadi adalah biasanya yang terkait dengan perbedaan budaya/bahasa, meskipun
terkadang ada kata/tulisan kata yang dibuat bias dengan sengaja karena ada kepentingan
tertentu maupun lebih dikarenakan kurangnya pemahaman tentang realitas yang
disampaikan,
percampuran fakta, yakni terjadinya percampuran fakta dan makna yang dapat
menimbulkan informasi baru yang sangat mungkin tidak sesuai dengan informasi/pesan
yang sebenarnya.
5
Pengaruh perubahan
sikap yang nampak dari
Komunikator Pesan Media Komunikan umpan balik dari
komunikan
perhatian dialihkan kepada penerima pesan, dalam arti jika pesan bersifat lisan, maka
penerima perlu menjadi seorang pendengar yang baik, karena jika penerima tidak
mendengar, pesan tersebut akan hilang. Pada langkah penerima pesan melakukan
decoding, yaitu memberikan penafsiran interpretasi terhadap pesan yang diterima
(decoding)
respon atau umpan balik (feedback) yang dapat dijadikan landasan untuk mengevaluasi
efektivitas komunikasi, dalam arti yang memungkinkan sumber mempertimbangkan
kembali pesan yang telah disampaikan kepada penerima.
Dengan langkah-langkah tersebut proses komunikasi bisnis dapat dibagi dalam tiga tahap yakni:
perencanaan, yakni menentukan apa yang dilakukan di masa mendatang dengan
membuat rencana untuk hal-hal pokok dari pesan bisnis yang akan dikomunikasikan,
penyusunan pesan, yakni: mengorganisasikan dan memformulasikan pesan-pesan bisnis,
revisi pesan, yakni melakukan editing, menulis ulang, dan memproduksi pesan-pesan
bisnis.
3. Kesalahpahaman dan Ketrampilan Dalam Berkomunikasi
a. Kesalahpahaman dalam berkomunikasi
Pada dasarnya yang menjadi tujuan akhir dari komunikasi yang dilakukan adalah terjadinya
persepsi yang sama antara pemberi pesan/informasi dan penerima pesan/informasi. Namun
pada kenyataannya, dalam berinteraksi sering terjadi timbul perbedaan-perbedaan sebagai
akibat dari perbedaan pemahaman dalam pemaknaan isi dan maksud dari komunikasi.
Terjadinya kesalahpahaman dalam menangkap pesan dan menafsirkan, baik dari pemberi pesan
maupun dari penerima pesan, pada umumnya diakibatkan oleh permasalahan dalam:
pengembangan pesan
penyampaian pesan
penerimaan pesan, atau
penafsiran pesan.
Persoalan kesalahpahaman komunikasi dalam berinteraksi tersebut pada akhirnya
mengakibatkan tujuan komunikasi tidak dapat tercapai dengan baik. Di sini kesalahpahaman
menjadi salah satu kendala komunikasi efektif yang sangat berpeluang terjadinya konflik.
Suatu kondisi salah paham biasanya muncul ketika suatu informasi yang diterima oleh seseorang
memiliki makna atau esensi yang berbeda dari yang dimaksudkan oleh pemberi pesan. Dalam
kehidupan sehari-hari, bentuk kesalahpahaman banyak sekali contohnya, mulai dari hal-hal kecil
hingga kesalahpahaman oleh kalangan elit/tokoh-tokoh masyarakat.
Dalam lingkup bisnis, suatu bisnis akan mencapai tujuan jika komunikasi yang dilakukan berjalan
dengan efektif. Sebaliknya apabila komunikasi tidak efektif, maka akan menimbulkan dampak
buruk dalam bisnis yang sedang dijalankan. Dampak komunikasi tidak efektif antara lain:
1). Produktivitas menurun, biasanya lebih dikarenakan perusahaan tidak mempresentasikan
dan menawarkan produk kepada konsumen secara jelas mengenai produk yang ditawarkan.
2). Strategi bisnis berantakan, ketika pihak pelaku bisnis tidak dapat memberikan solusi ketika
bisnisnya diterpa masalah.
3). Kinerja tidak maksimal, kesalahpahaman terjadi karena informasi yang disampaikan tidak
sesuai/salah.
7
4). Efisiensi yang rendah, terkait dengan komunikasi yang tidak jelas, yang pada akhirnya
mengakibatkan proyek yang terhambat.
5). Perbedaan persepsi, lebih dikarenakan pemberi pesan tidak dapat menyampaikan atau
menerima informasi dengan baik, sehingga terjadi kesalahpahaman atau perbedaan sudut
pandang dengan penerima pesan.
6). Hilang kepercayaan, sebagai salah satu akibat paling parah dari kesalahpahaman yang
terjadi, khususnya dari para pelanggan, khususnya dari perusahaan lain yang ingin bermitra,
padahal terjadinya kerjasama merupakan strategi utama dalam menjalankan bisnis guna
mencapai kesuksesan, hal ini juga terkait dengan penurunan tingkat produktivitas maupun
kredibilitas perusahaan.
7). Pelayanan menurun, terkait dengan kondisi pelayanan yang diberikan kepada para
pelanggan, khususnya beberapa pelayanan yang diberikan kepada perusahaan lain yang akan
diajak bermitra, hal ini juga berdampak pada proses proses produksi dan penurunan
kredibilitas perusahaan.
8). Berkurangnya inovasi, terkait dengan kinerja yang menurun/buruk sebagai akibat
berkurangnya ide, ketrampilan komunikasi, dan kontrol dari pebisnis.
b. Ketrampilan dalam berkomunikasi
Secara sederhana, sebenarnya ada beberapa cara untuk menghindari terjadinya
kesalahpahaman, namun yang lebih penting adalah meningkatkan kemampuan/ketrampilan
dalam berkomunikasi. Sebagai contoh, untuk meningkatkan ketrampilan dalam berkomunikasi
dapat dilakukan dengan banyak membaca media massa atau tulisan-tulisan yang penggunaan
tata bahasanya sistematis/efektif.
Semakin banyak/rutin membaca, kosakata akan semakin kaya dan dengan sendirinya akan
semakin mempermudah dalam menjalin komunikasi. Disamping tentunya menanyakan kepada
lawan bicara ketika ada hal-hal yang belum jelas maksudnya.
Contoh sederhana tersebut merupakan salah satu cara dalam meningkatkan ketrampilan dalam
berkomunikasi untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman akibat salah persepsi. Hal ini juga
terjadi dalam dunia bisnis, karena komunikasi dalam dunia bisnis memengaruhi kerjasama antar
perusahaan, pemasaran produk atau jasa, penjualan produk atau jasa, dan kualitas produk atau
jasa. Dengan kata lain, perusahaan harus memiliki ketrampilan dalam berkomunikasi dengan
baik.
Sebagai proses penyampaian informasi antara satu pihak dengan pihak yang lain, dalam
komunikasi yang efektif dibutuhkan kemampuan dan ketrampilan yang cukup. Secara mendasar,
ketrampilan dalam berkomunikasi bisnis menyangkut membaca, mendengarkan, berbicara, dan
menulis, yang gambaran besarnya sebagai berikut:
1). Membaca, dengan banyak membaca akan diperoleh banyak pengetahuan yang sebelumnya
tidak diketahui dan dapat dimanfaatkan dalam proses komunikasi, misalnya membaca: buku-
buku, majalah-majalah atau surat kabar yang terkait dengan bisnis yang dijalankan.
2). Mendengarkan, sebagai respon dalam menerima bunyi secara sengaja, memperhatikan
dengan baik apa yang dikatakan oleh pihak lain, mendengarkan merupakan proses
komunikasi dengan para pelanggan, karyawan atau pemasok, misalnya mendengarkan:
orang yang sedang berbicara, radio atau televisi yang terkait dengan bisnis yang dijalankan.
8
3). Berbicara, sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekpresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan,
berbicara merupakan proses komunikasi dengan para pelanggan, misalnya:
wawancara, yakni pertemuan dua orang atau lebih dengan maksud untuk menggali
informasi, baik berupa fakta atau pendapat seseorang untuk tujuan tertentu,
berdiskusi dengan kelompok-kelompok kecil, yakni pertemuan beberapa orang untuk
saling tukar informasi, masukan atau pertanyaan,
presentasi, yakni suatu cara dimana kita menjelaskan tujuan kita melalui suatu media yang
tujuannya dapat di mengerti orang yang mendengarkannya dan itu merupakan hal yang
penting dalam komunikasi bisnis.
4). Menulis, berfungsi sebagai media komunikasi dalam bentuk tulisan yang dapat dipahami dan
dimengerti orang lain untuk menyampaikan pesan atau penjelasan, dan merupakan hal yang
penting untuk komunikasi bisnis, misalnya menulis: surat, memo atau laporan yang terkait
dengan bisnis yang dijalankan.
Ketrampilan dalam berkomunikasi pada dasarnya dimaksudkan agar komunikasi yang dilakukan
dapat berlangsung secara efektif, sehingga dapat mencapai tujuan sebagaimana yang
diharapkan. Secara konsepsional, terdapat beberapa strategi komunikasi yang dirumuskan oleh
para ahli di bidang komunikasi, antara lain sebagaimana yang dituliskan oleh Cutlip, Center &
Broom dalam buku “Effective Public Relations”.
Strategi komunikasi Cutlip, Center & Broom yang lebih dikenal sebagai 7C’s PR Communications
dimaksudkan untuk memperhatikan hal-hal berikut:
(1) credibility (kredibilitas), komunikasi dimulai dengan suasana saling percaya yang
diciptakan komunikator dengan sungguh-sungguh untuk melayani publiknya yang
memiliki keyakinan dan respek,
(2) contex (konteks), konteks yang menyangkut sesuatu yang berhubungan dengan
lingkungan sosial, suatu pesan harus dapat disampaikan dengan jelas dengan sikap
partisipatif, karena komunikasi yang efektif dapat membantu untuk mendukung
lingkungan sosial melalui pemberitaan di berbagai media massa,
(3) content (isi), isi pesan harus menyangkut kepentingan publik, sehingga informasi dapat
diterima sebagai sesuatu yang bermanfaat bagi publik,
(4) clarity (kejelasan), pesan disusun dengan kata-kata yang jelas, mudah dimengerti, dan
memiliki maksud, tema, dan tujuan yang sama antara komunikator/pengirim pesan dan
komunikan atau penerima pesan,
(5) continuity and consistency (kontinuitas dan konsistensi), komunikasi dilakukan secara
berulang dengan berbagai variasi pesan dan pesan-pesan tersebut harus konsisten,
sehingga mempermudah dalam melakukan proses komunikasi untuk membujuk publik,
(6) channels (saluran), menggunakan saluran yang tepat dan media yang berbeda sesuai
dengan target sasaran, dalam hal ini harus memahami perbedaan dan proses
penyebaran informasi secara efektif,
(7) capability of the audience (kapabilitas khalayak), dengan memperhitungkan kemampuan
yang dimiliki oleh khalayak, mengingat komunikasi akan efektif jika dikaitkan dengan
faktor-faktor seperti kebiasaan, peningkatan kemampuan membaca, dan
pengembangan pengetahuan khalayak.
9
Dalam konsep kepemimpinan (leadership), yang dinamakan pemimpin adalah seorang pribadi yang
memiliki kewibawaan dan kekuasaan untuk menggerakkan orang lain melakukan usaha bersama
guna mencapai tujuan/sasaran tertentu. Implikasinya, seorang pemimpin organisasi harus memiliki
gaya komunikasi kepemimpinan yang tepat agar dapat membawa organisasi mencapai tujuannya.
Komunikasi kepemimpinan yang baik akan memastikan bahwa setiap anggota organisasi dapat
mengerjakan tugasnya dengan baik. Artinya bahwa komunikasi kepemimpinan merupakan suatu
proses komunikasi yang dilakukan pemimpin –sebagai komunikator, kepada bawahannya –sebagai
komunikan.
Terdapat beberapa gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam suatu organisasi, antara lain
sebagai berikut:
a. Pengarahan (directing)
Yakni gaya kepemimpinan yang sifat komunikasinya cenderung satu arah, yakni menjelaskan
sejelas mungkin dan rinci tentang apa yang dikerjakan, bagaimana cara mengerjakan, dan kapan
pekerjaan harus diselesaikan kepada para karyawan, karena para karyawan belum memiliki
pengalaman yang cukup dalam menjalankan suatu tugas tertentu.
b. Pembekalan (coaching)
Yakni gaya kepemimpinan yang sifatnya hanya memberikan penjelasan seperlunya saja terhadap
tugas dan pekerjaan yang belum dipahami kepada para karyawan, karena para karyawan telah
memiliki pengalaman yang cukup dalam menyelesaikan masalah.
c. Dukungan (supporting)
Yakni gaya kepemimpinan yang sifatnya memberi dukungan kepada para karyawan, karena
dihadapkan pada situasi dan kondisi di mana para karyawan sebenarnya memiliki tingkat
kemampuan yang cukup, namun tidak memiliki kemauan untuk melakukan tanggung jawab.
d. Pendelegasian (delegating)
Yakni gaya kepemimpinan yang sifat komunikasinya cenderung berdiskusi, yakni cukup memberi
pengarahan maupun dukungan sedikit saja kepada karyawan dengan kemampuan dan kemauan
yang tinggi, karena yang bersangkutan dianggap telah mampu dan mau melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya.
suara kencang, sehingga dimungkinkan membuat orang salah mengartikan. Untuk menghindari
atau menghilangkan kesalahpahaman, salah satu solusinya adalah dengan menggunakan bahasa
Indonesia, karena dapat memilah mana yang marah, yang senang atau yang sedih. Bahasa
menunjukkan simbolik dari rasa.
Terjadinya komunikasi antarbudaya dikarenakan oleh beberapa faktor, antara lain:
Mobilitas, dalam hal ini mobilitas terjadi karena adanya peluang-peluang bisnis yang
menarik dan pendidikan yang menjamin, sehingga terjadi mobilitas yang luas –perjalanan
dari negara satu ke negara lain telah menjadi kegiatan umum yang dilakukan masyarakat,
terjadi berbagai budaya yang menyatu pada suatu wilayah.
Ekonomi, dalam hal ini menjadi salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap
komunikasi antarbudaya, misalnya, sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki
ketergantungan ekonomi pada negara yang tingkat perekonomiannya tinggi, sehingga
mendorong terjadinya perpindahan pekerjaan dan penyatuan budaya pada suatu wilayah.
Teknologi, dalam hal ini perkembangan teknologi yang sangat pesat membuat komunikasi
antarbudaya menjadi lebih mudah dan praktis, bahkan teknologi diperkirakan dapat
memberikan dampak akan terjadinya pertukaran budaya secara besar-besaran.
Imigrasi, dalam hal ini adanya kegiatan imigrasi untuk suatu kepentingan membuat tidak
aneh lagi apabila melihat orang asing di sekeliling tempat tinggal/kerja, sehingga
mendorong terjadinya penyatuan budaya (akulturasi) yang kemudian menyebabkan
terjadinya komunikasi antarbudaya.
Politik, dalam hal ini kepentingan politik pun ikut andil dalam memberikan dampak
munculnya komunikasi antarbudaya, misalnya: kunjungan pimpinan sebuah negara ke
negara lain dapat mendorong terjadinya komunikasi antarbudaya.
Dari sisi fungsi, komunikasi antarbudaya berfungsi, antara lain:
untuk menyatakan identitas sosial, melalui komunikasi antarbudaya, individu dapat
menunjukkan identitas sosialnya sendiri,
untuk menyatakan intergasi sosial, komunikasi antarbudaya dapat menyatukan dan
mempersatukan antarpribadi dalam suatu interaksi,
untuk menambah pengetahuan, komunikasi antarbudaya dapat memberikan wawasan
yang baru, bahkan wawasan yang belum pernah diketahui oleh seorang individu,
untuk hubungan interaksi, melalui komunikasi antarbudaya dapat tercipta hubungan yang
komplementer dan selaras.
b. Arti penting komunikasi antarbudaya
Terjadinya komunikasi antarbudaya pada dasarnya bertujuan untuk mengurangi tingkat
ketidakpastian. Sebagaimna halnya ketika ada dua individu yang sedang berkomunikasi, namun
keduanya menggunakan bahasa yang berbeda, karena kebudayaan yang berbeda, maka
komunikasi antarbudaya akan berperan sebagai alat untuk mengurangi tingkat keidakpastian
logika maupun definisi dari topik yang sedang dibicarakan. Disamping itu, komunikasi
antarbudaya juga bertujuan sebagai alat efektivitas komunikasi, dalam arti agar suatu informasi
yang disampaikan dapat dimengerti secara efektif, maka diperlukan adanya komunikasi
antarbudaya.
Beberapa penyebab kegagalan dalam komunikasi antarbudaya, antara lain:
1). Bahasa. Hal ini karena komunikasi antar budaya merupakan proses pengiriman dan
penerimaan pesan antara orang-orang yang memiliki perbedaan latar belakang budaya,
13
maka dalam proses komunikasi antarbudaya dapat mengarah pada perbedaan dalam
menafsirkan bahasa verbal maupun bahasa nonverbal. Solusinya, terdapat beberapa hal
yang dapat dilakukan, di antaranya adalah menerapkan cara berkomunikasi dengan baik,
berbicara dengan pelan dan jelas, menanyakan atau meminta klarifikasi, kerap memeriksa
pemahaman, menghindari idiom, berhati-hati dengan jargon, bersabar, menghindari
informasi melalui berbagai saluran, memilih media komunikasi secara efektif serta spesifik.
2). Stereotip. Sebagai konsepsi mengenai sifat suatu golongan berdasarkan prasangka yang
subyektif dan tidak tepat, stereotip terjadi karena sebelumnya orang memiliki pengalaman
yang negatif/positif dengan orang lain yang berasal dari budaya yang lain. Dalam komunikasi
antar budaya, stereotip dapat memberikan dampak yang kurang baik. Untuk
mengatasi/menghindari stereotip dalam komunikasi antarbudaya, maka harus dihindari
asumsi-asumsi penilaian, dan menerima adanya perbedaan.
3). Prasangka. Sebagai pendapat/anggapan yang kurang baik mengenai sesuatu sebelum
mengetahui, menyaksikan/menyelidiki sendiri, prasangka terjadi ketika orang mengacu pada
generalisasi tentang sebuah kelompok atau hal-hal yang seringkali didasarkan pada
pengalaman faktual yang minim, bahkan tidak ada sama sekali. Untuk mengatasi atau
mengurangi prasangka, dapat digunakan dua teknik, yakni melalui pendidikan dan kontak
personal. Pendidikan dapat membantu mendidik masyarakat mengatasi stereotip,
prasangka/etnosentrisme, sementara semakin besar frekwensi kontak personal yg terjadi
antara individu di dalam/luar kelompok, akan semakin rendah tingkat prasangka yg diterima.
4). Rasialisme. Merupakan prasangka berdasarkan keturunan bangsa atau perlakuan yang berat
sebelah terhadap (suku) bangsa yang berbeda-beda atau paham bahwa ras diri sendiri
merupakan ras yang paling unggul. Orang-orang yang rasialis sering melakukan diskriminasi
terhadap orang-orang yang berasal dari ras yang berbeda, dalam bentuk personal amupun
institusional. Untuk menghindari/mengurangi rasialisme harus bersikap jujur pada diri
sendiri ketika memutuskan untuk memegang beberapa pandangan yang bersifat rasial,
berusaha untuk menolak/merasa keberatan apabila mendengar penghinaan atau lelucon
yang berbau SARA, dan menghormati/menghargai perbedaan dan kebebasan.
5). Etnosentrisme. Sebagai keyakinan bahwa budaya sendiri lebih superior dibandingkan dengan
budaya orang lain, orang yang semakin etnosentris akan melihat dan menilai seluruh dunia
hanya dari sudut pandang budayanya saja, mengarah pada kurangnya keinginan untuk
mempercayai seseorang yang berasal dari budaya lain. Untuk mengatasi/menghindari
etnosentrisme dalam komunikasi antarbudaya dapat dilakukan dengan menghindari dogma,
belajar untuk berpikiran terbuka terhadap pandangan baru, menghindari asumsi,
menghindari penilaian, belajar menerima perbedaan, serta mengembangkan sikap empati
dlm komunikasi budaya.
Dengan mempelajari komunikasi antarbudaya akan diperoleh manfaat dalam berkomunikasi ketika
menemukan orang dengan pola hidup yang berbeda, agar tidak terjadi kesalahpahaman, bahkan
pertikaian ketika berkomunikasi dengan orang tersebut. Disamping itu juga dapat memahami segala
budaya positif dari keragaman budaya yang ada dan memegang teguh apa yang menjadi nilai luhur
budaya yang sudah ada. Perbedaan budaya yang mudah menghadirkan konflik dapat dikurangi
dengan saling menghargai keragaman budaya yang ada di dunia.
14
komunikasi nonverbal, yakni komunikasi yang tersirat dengan bahasa tubuh, misalnya:
cara, warna atau model pakaian, ekspresi wajah, gerak mata, tangan maupun kaki,
anggukan kepala, atau sikap badan.
b. Peran manajerial dalam komunikasi organisasi
Hubungan antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus
kepada orang-orang yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Oleh karena itu
‘komunikasi organisasi’ dapat dipahami sebagai proses menciptakan dan saling menukar pesan
dalam suatu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain serta bertujuan untuk
mengatasi lingkungan yang tidak pasti dan selalu berubah-ubah.
Artinya bahwa dalam membahas ilmu komunikasi dalam organisasi akan selalu terkait dengan
bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang
dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi
penghambat, dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan sebagai bahan telaahan lebih lanjut dalam
rangka penyajian suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis
organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu
pada saat komunikasi dilakukan.
Pada umumnya, dalam komunikasi organisasi, para manajer pada semua level memiliki peran
strategis bagi pengembangan organisasi. Terdapat tiga peran manajerial yang dapat diterapkan
oleh seorang manajer dalam suatu organisasi, yakni: peran antarpribadi, peran informasional,
dan peran keputusan, yang secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut:
1). Peran antarpribadi (interpersonal roles), peran ini menunjukkan bahwa seorang manajer
harus mampu memerankan diri sebagai seorang:
tokoh figur (figurehead role), dalam hal ini manajer dipandang sebagai simbol status dan
otoritas organisasi. Misalnya: melaksanakan tugas-tugas sosial dan hukum, bertindak
sebagai pemimpin simbolis dengan menyapa pengunjung, menandatangani dokumen
hukum, menghadiri upacara pemotongan pita, tuan rumah resepsi, dan sebagainya
pemimpin (leader role), dalam hal ini peran manajer mencakup penataan, memberi
motivasi, mengawasi kemajuan, mempromosikan, dan mendorong perkembangan
bawahan serta menyeimbangkan efektivitas
penghubung (liaison role), dalam hal ini peran manajer adalah membangun dan
memelihara kontak di dalam dan di luar organisasi, melakukan korespondensi bisnis,
berpartisipasi dalam pertemuan dengan perwakilan dari suatu unit atau organisasi secara
keseluruhan.
2). Peran informasional (informational roles), peran ini mencakup peran:
pemantauan (monitor role), dalam hal ini peran manajer terkait dengan pemantauan
operasi internal, menilai keberhasilan suatu unit, melihat dan mengukur masalah serta
menangkap peluang yang mungkin timbul. Semua informasi yang diperoleh dalam
kapasitas ini disimpan dan dipelihara dengan baik. Misalnya: mencari dan memperoleh
pekerjaan yang berhubungan dengan informasi, membaca berita perdagangan, majalah,
laporan, menghadiri seminar dan pelatihan serta menjaga kontak relasi
penyebar informasi (disseminator role), dalam hal ini peran manajer menyoroti
kefaktualan atau nilai pandangan pihak eksternal dalam konteks organisasinya dan
bawahannya, sehingga dibutuhkan penyaringan dan keterampilan dalam pendelegasian.
16
Sebagai fungsi yang memungkinkan orang-orang untuk saling bertukar informasi dan fungsi
dalam menghubungkan antar anggota, kegiatan-kegiatan organisasi dalam konteks pertukaran
informasi antara lain seperti:
menetapkan suatu tujuan,
membuat dan melaksanakan keputusan,
mengukur prestasi kerja,
merekrut dan mengembangkan staf,
melayani pelanggan,
melakukan negoisasi dengan pemasok,
memproduksi (suatu produk),
melakukan interaksi dengan peraturan yang ada, dan sebagainya.
b. Pola komunikasi
Secara umum, bentuk atau pola komunikasi organisasi dapat dikelompokkan menjadi dua
saluran utama, yakni komunikasi formal dan komunikasi informal, dengan gambaran sebagai
berikut:
1). Komunikasi formal
Sebagai proses komunikasi yang bersifat resmi, yang biasanya dilakukan di dalam institusi
formal melalui garis perintah yang instruktif dan berdasarkan struktur organisasi, komunikasi
formal meliputi: komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, komunikasi
horizontal, dan komunikasi diagonal.
a) Komunikasi dari atas ke bawah (top-down communication)
Dalam hal ini aliran komunikasi atau alur penyampaian informasi dari atasan kepada
bawahan terkait dengan tanggung jawab dan wewenang dengan tujuan antara lain:
memberi pengarahan atau instruksi kerja,
memberi informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan,
memberi umpan balik pelaksanaan pekerjaan kepada para karyawan,
menyajikan informasi mengenai aspek ideologi yang dapat membantu organisasi, atau
menanamkan pengertian tentang tujuan yang ingin dicapai.
b) Komunikasi dari bawah ke atas (bottom-up communication)
Dalam hal ini aliran komunikasi atau alur penyampaian informasi dari bawahan kepada
atasan dapat menjadi salah satu cara yang positif dalam upaya membantu pencapaian
tujuan organisasi, karena terdapat keterlibatan bawahan dalam proses pengambilan
keputusan. Selama bawahan tidak hanya menyampaikan informasi yang baik-baik saja
(asal bapak senang atau ABS), seorang atasan harus memperhatikan aspirasi yang
berasal dari bawahannya dan memiliki rasa percaya kepada bawahannya. Misalnya:
penyampaian informasi/laporan dari staf bagian produksi kepada manajer produksi.
c) Komunikasi horizontal (horizontal communication)
Dalam hal ini aliran komunikasi atau alur penyampaian informasi terjadi di antara bagian-
bagian atau unit-unit organisasi yang memiliki posisi sejajar atau sederajat. Komunikasi
horizontal dimaksudkan untuk melakukan persuasi, mempengaruhi, dan memberikan
informasi kepada bagian atau unit lain yang memiliki kedudukan sejajar. Komunikasi
horizontal atau komunikasi lateral ini menjadi sangat penting artinya ketika tiap bagian
atau unit-unit organisasi memiliki tingkat saling ketergantungan yang besar. Misalnya:
komunikasi yang terjadi antara manajer produksi dan manajer pemasaran.
18
Merupakan komunikasi yang terjadi dalam level personal dan terdiri dari dua orang dalam
organisasi yang melakukan proses komunikasi, baik secara bertatap muka maupun melalui
media. Dalam hal ini proses komunikasi tatap muka adalah pertemuan langsung antara dua
orang, lalu melakukan komunikasi tanpa ada perantara. Sedangkan komunikasi melalui
media biasanya menggunakan alat komunikasi, seperti: telepon, email, memo, surat, dan
sebagainya.
2). Komunikasi kelompok
Merupakan komunikasi yang terjadi di antara bagian-bagian atau unit-unit dalam suatu
organisasi. Dalam kenyataan sehari-hari, komunikasi kelompok lebih sering menggunakan
proses komunikasi tatap muka secara langsung, karena akan lebih mudah untuk melakukan
kontak secara berhadapan daripada melalui media yang justru sangat dimungkinkan
terjadinya kesalahpahaman.
Dengan dua jenis komunikasi tersebut, peran komunikasi internal dalam organisasi, antara lain:
1). Untuk menyebarkan informasi, yakni menyampaikan dan menerima informasi yang baik
kepada pihak-pihak internal organisasi, sehingga para anggota organisasi/pegawai
khususnya, dapat menyamakan pandangan, visi, dan misi demi keberlangsungan organisasi
dan tujuan bersama.
2). Dapat membantu memupuk dan mempererat hubungan yang terjalin dengan pihak eksternal
organisasi, sehingga dapat memperkokoh kekuatan organisasi.
3). Merupakan kunci untuk membangun identitas organisasi yang kuat, sehingga memberikan
rasa memiliki (sense of belonging) pada setiap pihak internal, khususnya para pegawai.
4). Dapat lebih cepat dalam mendeteksi kesalahpahaman yang terjadi dan menjelaskan serta
meluruskan pokok permasalahannya, sehingga dapat menyelesaikan konflik yang terjadi
serta meredam terjadinya konflik yang lebih besar.
5). Dapat membantu tiap pihak internal, khususnya para anggota organisasi atau pegawai,
dalam menjalankan tugas dan peranannya sekaligus untuk menciptakan suasana yang
kondusif dan saling menghormati satu sama lain.
Selanjutnya dalam ruang lingkup komunikasi internal organisasi, yang dimaksud dengan pihak-
pihak internal mencakup tiga pihak, yakni: karyawan/anggota organisasi, pimpinan organisasi,
dan pemegang saham organisasi, yang garis besarnya sebagai berikut:
1). Karyawan/anggota organisasi (employee / member)
Membangun komunikasi internal yang baik dengan karyawan/anggota organisasi antara lain:
20
dapat dimulai dalam wujud perlakuan yang adil dan pemberian hak sesuai dengan yang
seharusnya,
memberi penghargaan atas apa yang dilakukan karyawan/anggota organisasi, sehingga
para karyawan/anggota organisasi merasa dihargai dan tumbuh rasa kepemilikan
terhadap organisasi,
melakukan kegiatan yang melibatkan berbagai pihak internal dan bersifat menyenangkan,
seperti misalnya: rekreasi, olahraga bersama, dan sebagainya.
2). Pimpinan organisasi (management)
Pihak pimpinan organisasi harus membangun dan memupuk komunikasi internal yang
efektif, sehingga dapat memudahkan dalam memimpin dan mengarahkan organisasi secara
keseluruhan. Disamping dapat meredam terjadinya konflik di antara individu pimpinan yang
satu dengan yang lain, melalui komunikasi internal yang efektif juga dapat menghindarkan
diri dari terjadinya permasalahan kesalahpahaman, dan bersinergi di antara bagian-bagian
atau unit-unit organisasi.
3). Pemegang saham (stockholder)
Secara umum, pemegang saham dapat dipahami sebagai pihak yang memberikan dana untuk
keberlangsungan organisasi, sehingga merupakan bagian dari pihak internal organisasi.
Sebagai pihak yang sangat berperan dalam mendukung jalannya organisasi, pihak pimpinan
harus melakukan komunikasi internal yang efektif dengan pihak pemberi dana ini dengan
berhubungan langsung. Komunikasi internal antara pimpinan dan pemegang saham
organisasi antara lain melalui:
penyampaian informasi mengenai keadaan organsiasi, sehingga pemegang saham depat
mengetahui bagaimana situasi dan kondisi dari organisasi yang didanainya,
penyampaian laporan tahunan laba/rugi serta operasional organisasi,
pertemuan secara berkala tanpa harus menunggu adanya persoalan organisasi yang
mendesak.
b. Komunikasi eksternal
Komunikasi eksternal terkait antara pihak organisasi dengan pihak eksternal, baik dengan
organisasi lain maupun dengan publik. Seperti bentuk komunikasi yang efektif lainnya,
komunikasi eksternal pun terjadi timbal balik, dalam arti bahwa bukan saja pihak organisasi yang
berkomunikasi dengan pihak eksternal, namun juga pihak eksternal yang berkomunikasi dengan
organisasi.
Komunikasi eksternal dapat dilakukan dengan cara komunikasi secara langsung, seperti: dialog
dengan organisasi lain atau melalui media massa. Media massa masih menjadi sarana dalam
menyampaikan komunikasi organisasi kepada pihak eksternal, terutama kepada publik, karena
cakupannya yang luas.
Komunikasi eksternal yang terjadi antara pimpinan organisasi dengan individu/audiens di luar
organisasi, antara lain berupa:
eksposisi, pameran, promosi atau publikasi,
konferensi pers,
siaran radio atau televisi,
bakti sosial atau pengabdian,
simulasi atau penyuluhan.
21
Sedangkan komunikasi organisasi dengan khalayak dan sebaliknya, khalayak dengan organisasi,
berupa:
press relation
goverment relation
community relation
supplier relation
customer relation.
c. Arah komunikasi organisasi
Dalam sebuah organisasi, arah komunikasi pada dasarnya dapat dibagi ke dalam tiga bentuk,
yakni komunikasi vertikal, komunikasi horizontal, dan komunikasi diagonal sebagai berikut:
1). Komunikasi vertikal
Yakni komunikasi yang terjadi antara pihak yang memiliki posisi dan peranan yang berbeda,
dalam arti yang satu memiliki posisi lebih tinggi dibanding yang lain:
Komunikasi ke bawah (top-down)
Terjadi saat pihak atasan melakukan komunikasi dengan bawahannya, misalnya: manajer
bagian produksi memberi perintah kepada operator bagian produksi.
Komunikasi ke atas (botom-up)
Terjadi saat pihak bawahan melakukan komunikasi dengan atasannya, misalnya: operator
bagian produksi membuat laporan kepada manajer bagian produksi.
2). Komunikasi horizontal
Yakni komunikasi yang terjadi antara pihak-pihak yang memiliki posisi yang sama atau
setingkat dari sisi pangkat, peran, dan kedudukan dalam organisasi. Komunikasi horizontal
biasanya dilakukan dalam rangka koordinasi, persuasi, atau memberi informasi. Misalnya:
komunikasi yang dilakukan oleh seorang staf/manajer bagian produksi dengan seorang
staf/manajer bagian pemasaran.
3). Komunikasi diagonal
Yakni komunikasi yang terjadi antara pihak-pihak dalam posisi secara menyilang dari sisi
stuktur organisasi maupun tingkatan dalam organisasi. Meskipun sering dikatakan sebagai
bentuk komunikasi yang menyimpang, karena bersifat memotong komunikasi vertikal dan
horizontal, namun pada saat-saat tertentu atau karena ada situasi yang mendadak,
komunikasi diagonal perlu dilakukan, terutama pada organisasi yang unit-unitnya memiliki
saling ketergantungan yang tinggi. Misalnya: manajer bagian kontrol kualitas melakukan
komunikasi dengan operator bagian produksi.
Dengan tiga bentuk utama tersebut, arah komunikasi dapat dibedakan menjadi dua, yakni
komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah sebagai berikut:
Komunikasi satu arah
Terjadi pada saat berada dalam situasi dan kondisi darurat dan mendadak. Komunikasi
satu arah dapat berlangsung lebih cepat karena tidak ada proses pemberian respon atau
timbal balik dari pengirim pesan. Misalnya: seorang perwira militer memberi perintah
kepada seorang bintara, seorang direktur yang berpidato di hadapan para pegawai
bawahannya, dan sebagainya.
22
B. PESAN-PESAN BISNIS
Dalam dunia bisnis, pesan bisnis merupakan suatu pesan yang disampaikan oleh pengirim kepada
penerima dalam penyelenggaraan kegiatan bisnis dengan tujuan memberi informasi, persuasi, atau
kolaborasi, yakni untuk melakukan suatu kerjasama yang saling menguntungkan. Hal ini menunjukkan
bahwa untuk dapat mencapai tujuan komunikasi bisnis yang efektif, salah satu persyaratan dasar yang
harus dipenuhi adalah pesan yang disampaikan juga harus merupakan pesan bisnis yang efektif pula.
Sebagaimana dinyatakan oleh Bovee & Thill (2003) bahwa suatu pesan bisnis dapat dikatakan efektif
apabila telah memenuhi tiga hal, yakni:
Purposeful, dimana setiap pesan yang dikirimkan memiliki maksud atau tujuan (purpose) yang
spesifik, yakni: untuk memberi informasi, untuk memecahkan masalah, atau suatu permintaan
untuk melakukan sesuatu guna mencapai suatu tujuan yang diinginkan, khususnya oleh pengirim,
komunikator.
24
Audience-centered, dimana setiap pesan yang dikirimkan dapat membantu audiens dalam
memahaminya. Artinya bahwa pesan yang dikirimkan oleh komunikator lebih berorientasi kepada
audiens (audience-centered), memahami kebutuhannya, pandangannya, dan latar belakangnya.
Concise, mengingat pentingnya manajemen waktu dalam dunia bisnis, maka pesan bisnis pun
harus menghormati waktu setiap orang dengan memberikan informasi secara jelas dan efisien.
Pendapat Bovee & Thill tersebut menegaskan bahwa peranan kata menjadi sangat penting artinya.
Seorang komunikator atau pengirim pesan bisnis harus dapat melakukan sejumlah langkah yang
sistematis pada saat menyusun komunikasi tertulis, sehingga dapat diperoleh pesan bisnis yang efektif.
Artinya bahwa seorang komunikator harus mampu memilih kata-kata yang tepat, sehingga tersusun
kalimat yang efektif, yakni kalimat yang menyatakan gagasan secara ringkas dan mudah dibaca dalam
rangka memperoleh perhatian audiens.
1). Good news (kabar baik), yakni pesan yang menginformasikan kabar baik (good news) yang
biasanya dilakukan dengan menggunakan pendekatan langsung, misalnya: kenaikan pangkat
atau gaji, bonus kerja, tunjangan hari raya, kupon diskon harga produk, dan sebagainya; dan
2). Good will (pesan dengan niat baik), yakni pesan yang bersahabat, bersifat kekeluargaan atau
memiliki niat baik (goodwill) yang berpengaruh positif terhadap kegiatan bisnis yang
dilakukan, misalnya: ucapan selamat atas peresmian gedung baru atau pembukaan cabang
baru, penghargaan yang diberikan dalam bentuk surat penghargaan, penghargaan atas
kesediaan dalam menggunakan produk/jasa perusahaan, ucapan duka yang menunjukkan
perhatian dan rasa simpatik perusahaan terhadap individu/organisasi yang sedang
mengalami musibah atau bencana, dan sebagainya.
2. Pesan-Pesan Negatif
Pesan negatif atau kabar buruk (bad news) adalah pesan yang mempunyai dampak kurang
menyenangkan bagi komunikan (penerima pesan). Jenis-jenis pesan negatif dalam dunia bisnis
antara lain: kenaikan harga, produk cacat, produk kedaluarsa, tidak dapat memenuhi pesanan,
penolakan lamaran kerja, penolakan permohonan kredit, pemutusan hubungan kerja, skorsing, dan
sebagainya.
Pada umumnya pesan negatif disusun melalui dua pendekatan, yakni pendekatan tidak langsung dan
pendekatan langsung sebagai berikut:
a. Pendekatan tidak langsung, yakni pendekatan pesan negatif yang menggunakan pembukaan
dengan pernyataan netral yang bersifat mengesahkan suatu permintaan, alasan-
alasan/tambahan-tambahan informasi cukup detail namun ringkas, termasuk pernyataan yang
jelas tentang kabar negatif atau kabar buruknya, dan ditutup dengan catatan positif dalam
rangka membangun niat baik dan/atau menawarkan saran untuk suatu tindakan;
b. Pendekatan langsung, yakni pendekatan pesan negatif yang menggunakan pembukaan dengan
pernyataan yang jelas tentang berita buruk, alasan-alasan/tambahan-tambahan informasi, dan
ditutup dengan pernyataan positif.
3. Pesan Persuasif
Pada dasarnya persuasi dapat dipahami sebagai suatu usaha mengajak/mengubah sikap,
kepercayaan atau tindakan audiens untuk mencapai suatu tujuan. Secara sederhana, pesan persuasif
yang efektif adalah kemampuan untuk menyampaikan suatu pesan di dalam suatu cara yang
membuat audiens (pembaca/pendengar) merasa mempunyai pilihan dan membuat audiens setuju.
Tujuan penyampaian pesan persuasif pada umumnya antara lain untuk:
a. Mempengaruhi audiens yang cenderung mempertahankan ide/gagasannya.
b. Menjual ide/gagasan kepada orang lain.
c. Mengumpulkan suatu dukungan untuk kegiatan tertentu.
d. Meminta bantuan dana bagi pembiayaan suatu proyek tertentu.
Dari sisi jenis, pesan persuasif antara lain terdiri dari:
a. Surat pemesanan atau permintaan.
b. Proposal dan surat rekomendasi.
c. Surat lamaran pekerjaan.
d. Laporan yang meminta sebuah tindakan.
26
penting telah dimasukkan dengan urutan yang logis, susunan kalimat yang digunakan telah
sesuai dengan kaidah kebahasaan yang baik dan benar, format penulisan telah tertata rapi,
bersih, tidak penuh coretan, atau kualitas kertas yang digunakan termasuk cukup baik, dan
sebagainya.
2. Pemilihan Kata, Penyusunan Kalimat Efektif, dan Pengembangan Paragraf yang Logis
a. Pemilihan kata dalam pesan bisnis
Gaya penulisan yang efektif dimulai dengan pemilihan kata yang tepat, yakni penggunaan kata-
kata tertentu untuk mencurahkan ide atau gagasan ke dalam sebuah kalimat. Penggunaan kata-
kata yang tidak diketahui, apalagi dirasa asing bagi audiens. merupakan pemborosan, buang-
buang waktu, bahkan dapat mengakibatkan penyampaian maksud dan tujuan komunikasi yang
dilakukan menjadi terganggu atau gagal.
Lebih-lebih pemilihan kata dalam menyusun pesan bisnis, agar pesan yang terkandung dalam
kalimat yang akan disampaikan kepada audiens mudah dimengerti, harus dipilih kata-kata yang
tepat. Tiga hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun sebuah pesan bisnis adalah perlunya
memilih kata-kata yang sudah dikenal atau familier bagi audiens, singkat atau efisien, dan
menghindari kata-kata yang bermakna ganda, sebagai berikut:
1). Pemilihan kata-kata yang sudah dikenal atau familier bagi audiens, dilakukan dengan
menganalisis audiens, khususnya yang terkait dengan latar belakang pendidikan dan
pengalaman audiens, sehingga dengan pemahaman yang baik terhadap audiens akan
memberikan pengaruh yang baik bagi proses penyampaian pesan.
2). Pemilihan kata-kata yang singkat, selain efisien dan mudah dipahami oleh audiens juga tetap
harus memperhatikan kaidah-kaidah penulisan bahasa yang baik dan benar.
29
3). Menghindari kata-kata yang bermakna ganda, karena penggunaan kata-kata yang bermakna
ganda dapat mengakibatkan terjadinya penafsiran yang bermacam-macam, bahkan ada
kemungkinan gagal atau tidak tercapainya maksud penyampaian pesan-pesan bisnis.
b. Penyusunan kalimat efektif dalam pesan bisnis
Kalimat efektif merupakan bentuk kalimat yang dengan sadar dan sengaja disusun untuk
mencapai daya informasi yang tepat dan baik. Kalimat yang dikatakan efektif setidaknya dapat
memenuhi dua syarat, yakni: (i) mampu mewakili pikiran atau perasaan komunikator secara
tepat, dan (ii) mampu menimbulkan pengertian yang sama tepat dalam pikiran atau perasaan
audiens, seperti yang dipikirkan atau dirasakan oleh komunikator.
Jika kedua syarat tersebut dapat dipenuhi, maka kemungkinan terjadinya salah paham antara
pihak-pihak yang terlibat dalam suatu komunikasi dapat diminimalkan atau bahkan dihilangkan.
Dalam dunia bisnis, kalimat-kalimat yang singkat dan menggunakan kalimat aktif akan
mempermudah audiens dalam memahami maksud dan tujuan suatu pesan bisnis. Secara umum,
terdapat tiga jenis kalimat dalam dalam pesan-pesan bisnis, yakni:
1). Kalimat sederhana, yakni suatu kalimat sederhana hanya memiliki satu subjek dan satu
predikat, meskipun tidak menutup kemungkinan suatu kalimat dilengkapi oleh objek, baik
langsung maupun tidak langsung. Contoh: Andi membeli sepeda Polygon di toko sepeda
“Bandung Sport” kemarin.
2). Kalimat majemuk, yakni kalimat yang terdiri dari dua atau lebih klausa independen, tidak
memiliki klausa dependen, dihubungkan dengan kata penghubung seperti “dan”, “tetapi”,
“atau”, dan dalam hal ini klausa independen merupakan klausa yang dapat berdiri sendiri,
sehingga tidak memiliki pengertian yang utuh. Contoh: Anto membeli pensil dan Anna
membeli kertas.
3). Kalimat kompleks, yakni kalimat yang terdiri dari satu klausa independen dan satu atau lebih
klausa dependen sebagai anak kalimat. Contoh: Meskipun insentif dikurangi, para pegawai
bekerja sebagaimana mestinya.
c. Pengembangan paragraf yang logis dalam pesan bisnis
Pada dasarnya dalam mengembangkan suatu paragraf dapat digunakan melalui dua pendekatan:
pendekatan induktif, yang dimulai dengan berbagai alasan terlebih dahulu baru kemudian
dibuat kesimpulannya, dan
pendekatan deduktif, yang dimulai dari kesimpulan terlebih dahulu baru kemudian diikuti
dengan alasan-alasannya.
Melalui dua pendekatan tersebut, perhatian dipusatkan pada ide tunggal dan setiap paragraf
dibuat secara singkat. Sedangkan cara-caranya antara lain dengan menggunakan ilustrasi,
perbandingan, pembahasan mengenai sebab-akibat, melakukan klasifikasi, dan pembahasan
mengenai pemecahan masalah (problem solving) sebagai berikut:
1). Ilustrasi
Pemberian ilustrasi terhadap suatu topik bahasan yang relevan akan memberikan gambaran
yang lebih jelas dan mudah dipahami audiens.
2). Perbandingan (persamaan dan perbedaan)
30
Cara ini memerlukan wawasan berpikir yang luas bagi penyampaian pesan-pesan bisnis dan
tentunya akan dapat membuat perbandingan yang berkaitan dengan persamaan maupun
perbedaan terhadap suatu pokok bahasan tertentu.
3). Pembahasan mengenai sebab-akibat
Pola pengembangan paragraf dengan sebab-akibat akan membantu memberikan arah yang
jelas terhadap suatu pokok bahasan tertentu.
4). Melakukan klasifikasi
Pola pengembangan paragraf dengan pengelompokan ini akan mempermudah pemahaman
bagi pengirim pesan maupun penerima pesan, disamping menjadikan suatu topik bahasan
menjadi lebih terarah atau terfokus.
5). Pembahasan mengenai pemecahan masalah (problem solving)
Cara ini akan mampu memberikan latihan analitis yang sangat diperlukan dalam
pengambilan keputusan-keputusan penting organisasi, dalam arti bahwa pola
pengembangan ini memberikan suatu arah yang sistematis.
B. LAPORAN BISNIS
1). Memantau dan mengendalikan operasi perusahaan, misalnya: laporan operasi, laporan
kegiatan karyawan.
2). Membantu mengimplementasikan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan
perusahaan, misalnya: kebijakan penempatan karyawan.
3). Memenuhi persyaratan hukum dan peraturan yang berlaku bagi perusahaan, misalnya:
laporan pajak, laporan analisis dampak lingkungan, laporan ketenagakerjaan (perburuhan).
4). Mendokumentasikan kinerja, baik untuk kebutuhan internal maupun eksternal, misalnya:
laporan kinerja, laporan perkembangan kegiatan.
5). Menganalisis informasi dan memberikan masukan bagi pengambilan keputusan atas isu
tertentu, misalnya: laporan riset, laporan justifikasi.
6). Memperoleh sumber pendanaan dan membuka bisnis baru, misalnya: proposal penjualan,
proposal pengembangan produk baru, dan sebagainya.
notulen (minutes), laporan resmi setelah suatu pertemuan selesai, mencakup catatan
semua hal yang terjadi dalam pertemuan, dan
laporan pertemuan (proceedings), laporan resmi yang cakupan bahasannya luas dan berisi
hasil-hasil pertemuan atau konferensi penting.
b. Syarat-syarat laporan bisnis
Secara umum, syarat-syarat laporan bisnis yang baik antara lain: aktual , faktual, objektif, jelas,
dapat dipertanggungjawabkan, dan menggunakan bahasa yang efektif, yang dapat digambarkan
seperti di bawah.
1). Akurat, yakni:
menjelaskan fakta secara konkret,
melaporkan seluruh fakta yang relevan,
menempatkan fakta yang ada dalam satu perspektif,
memberikan bukti-bukti terhadap kesimpulan,
menyajikan hanya bukti yang valid dan mendukung kesimpulan, dan
menjaga jangan sampai terjadi bias makna pada audiens.
Dengan demikian, laporan bisnis yang akurat merupakan laporan bisnis yang baik dan berisi
“pernyataan kebenaran” yang setidak-tidaknya mencakup:
ide pokok pada permulaan laporan,
fakta-fakta yang tersedia,
uraian menyeluruh,
bahasa yang mudah dimengerti, dan
sesuatu/pelajaran yang dapat membuat pekerjaan menjadi lebih mudah.
2). Format dan gaya penulisan, yakni hal-hal yang terkait dengan:
penentuan perlu-tidaknya subjek dimasukkan ke dalam laporan,
penentuan waktu, kapan harus menyusun laporan,
penentuan audiens yang menjadi sasaran penerima laporan,
alasan yang melatarbelakangi penyusunan laporan, dan
mengetahui sikap audiens.
3). Jelas dan lengkap, dalam arti:
kejelasan dalam berbahasa, istilah/kata-kata yang digunakan dalam laporan mudah
dicerna, dipahami, dan dimengerti oleh audiens, dan
mencakup kelengkapan dalam membahas pokok permasalahan dan urutan skala
prioritasnya, sehingga tidak menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang mengganjal pada
audiens.
4). Tepat waktu dan konsisten, yakni:
tepat waktu dalam penyusunan dan penyampaian laporan, khususnya bagi audiens yang
membutuhkan dalam rangka menghadapi masalah-masalah yang bersifat mendadak,
penyusunan laporan harus diusahakan dengan secepatnya, dan
didukung data yang bersifat tetap, dalam arti akurat dan tidak berubah-ubah, laporan
disusun sesuai dengan situasi dan kondisi, sehingga lebih dapat dipercaya dan diterima
oleh audiens.
5). Objektif, faktual, dan terdapat proses timbal balik, dalam arti:
pada saat menyusun laporan tidak melibatkan pendapat pribadi, semua ditulis
berdasarkan fakta-fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya,
35
laporan yang ada relatif mudah untuk dapat dipahami, dimengerti, dan menimbulkan
minat audiens, serta dapat mendorong audiens untuk memberi respon atau mendorong
terjadinya proses timbal balik yang bermanfaat bagi kedua belah pihak, penyusun laporan
dan audiens.
fakta diperoleh dari kuesioner, diperlukan menyusun kembali, melihat apakah ide utama
yang sesungguhnya, dan bagaimana kerangka garis besarnya. Artinya bahwa perlu meninjau
kembali dalam rangka menambahkan topik-topik yang diperlukan atau menghapus beberapa
topik.
6). Mengorganisasikan laporan
Langkah terakhir dalam menyusun laporan bisnis adalah pengorganisasian laporan, yakni
cara menata laporan dikaitkan dengan audiens, tujuan laporan, dan pokok permasalahan.
Dalam hal ini isi laporan bisnis dapat disusun dengan menggunakan dua cara, yakni cara
deduktif atau cara induktif.
Dari sisi metode outline, yakni pada saat melihat hubungan antara topik, membandingkan
proporsi dan judul, mengecek keterkaitan seluruh materi dalam suatu susunan yang logis, dan
menghilangkan tumpang tindih, yang perlu diperhatikan dalam menyusun sub-sub judul adalah:
penempatan ide-ide penting dan pertimbangan panjang laporan, subjek, dan audiens,
keseimbangan pada masing-masing bagian laporan/isi pesan,
pembagian topik ke dalam sub judul, setidaknya dalam satu terdapat dua sub judul,
pertimbangan jumlah sub judul, agar tidak terlalu sedikit/banyak, dan
menghindari penggunaan judul laporan sebagai sub judul.
Sedangkan sistematika laporan atau bagian-bagian laporan bisnis pada umumnya terdiri dari:
1). Halaman judul, yakni bagian pertama dari suatu laporan yang memuat:
judul laporan,
nama pembuat laporan,
nama organisasi, dan
tahun pembuatan laporan.
2). Daftar isi, yakni daftar rincian laporan, berfungsi untuk memudahkan audiens mengetahui
bagian mana yang ingin dibaca, dengan cara melihat pada halaman berapa yang tertulis pada
daftar isi.
3). Pengantar, yakni tulisan untuk mengantarkan pembaca memahami isi laporan, biasanya juga
berisi ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung dalam pembuatan
laporan.
4). Abstraksi, yakni ringkasan laporan secara keseluruhan, berfungsi sebagai abstraksi untuk
memudahkan pembaca mengetahui inti sari laporan.
5). Pendahuluan, yakni bab pertama dari suatu laporan yang memuat:
latar belakang masalah yang kemudian diformulasikan, agar menjadi jelas apa yang
sebenarnya akan dibahas,
tujuan penulisan laporan,
metode pengumpulan data,
pendekatan yang dipakai untuk membahas data, dan
sistematika laporan.
6). Isi laporan, yakni bagian isi laporan yang memuat data dan fakta selengkapnya, disusun
secara sistematis dari bab ke bab dan dibahas secara mendetail.
7). Kesimpulan, yakni catatan akhir dari hasil pembahasan data atau jawaban dari permasalahan
yang telah dibahas pada isi laporan.
37
8). Rekomendasi atau saran, yakni saran atau rekomendasi harus operasional, dapat terjangkau
oleh siapapun yang akan menjalankan program yang sama pada masa mendatang, dan harus
disesuaikan dengan situasi dan kondisi organisasi.
9). Daftar pustaka, yakni bagian laporan yang berisi sumber berita dari mana laporan tersebut
diperoleh.
b. Pengorganisasian laporan bisnis
Dalam rangka membantu audiens agar lebih mudah dalam memahami suatu pesan, menerima
suatu pesan, atau menghemat waktu, pengorganisasian isi pesan disamping harus memiliki
subjek dan tujuan yang jelas dan memiliki semua informasi yang terkait dengan subjek dan tujuan
yang diharapkan, setidak-tidaknya ide-ide telah dikelompokkan dan disajikan dengan cara-cara
yang logis, serta semua informasi yang penting telah tercakup dalam pesan-pesan yang
disampaikan. Kemudian isi laporan bisnis dapat disusun dengan menggunakan dua cara, yakni
cara deduktif (langsung) atau cara induktif (tidak langsung), sebagai berikut:
1). Cara deduktif (langsung)
Yakni menyampaikan ide pokok dan rekomendasi terlebih dahulu, kemudian baru dijelaskan
hal-hal yang lebih detil. Cara deduktif ini dipergunakan apabila kriteria audiens yang menjadi
tujuan laporan merupakan orang-orang yang: (i) sibuk dan ingin berita dengan segera; (ii)
ingin mengetahui berita baik atau informasi yang netral; dan (iii) ingin menganalisis data
dengan baik pada saat analisis laporan berada di awal.
2). Cara induktif (tidak langsung)
Yakni menjelaskan fakta-fakta yang ada terlebih dahulu, setelah itu baru memberikan ide
pokok, kesimpulan, dan rekomendasi. Cara induktif ini dipergunakan apabila kriteria audiens
yang menjadi tujuan laporan merupakan orang-orang yang: (a) ingin mengetahui penjelasan
secara rinci terlebih dahulu; (b) ingin mengetahui kesimpulan yang kurang menyenangkan;
dan (c) perlu membaca laporan secara keseluruhan, bukan awalnya saja.
Dengan pengorganisasian dan cara-cara tersebut, bagian utama laporan bisnis pada umumnya
dibagi dalam tiga bagian, yakni: pendahuluan, isi Laporan, dan bagian penutup. Dalam hal ini,
hal-hal yang perlu mendapat perhatian/pertimbangan pada saat penyusunan adalah sebagai
berikut:
1). Pendahuluan, antara lain yang terkait dengan:
pemberi kuasa, yakni individu/organisasi yang meminta laporan,
tata letak, yakni menginformasikan tentang apa saja yang akan dibahas dalam laporan,
masalah, diformulasikan di awal pendahuluan sebelum maksud atau tujuan laporan
dinyatakan,
maksud, yang menjadi poin penting dalam laporan,
ruang lingkup, berhubungan dengan luas cakupan/batas pokok bahasan dalam laporan,
metodologi, mengacu pada metode pengumpulan informasi,
sumber-sumber, mencakup berbagai sumber yang digunakan dalam penyusunan laporan,
baik sumber tertulis maupun sumber lisan,
latar belakang, apabila audiens perlu mengetahui informasi yang ada dalam laporan,
definisi istilah, yakni menjelaskan maksud berbagai istilah yang digunakan kepada audiens
agar memiliki penafsiran yang sama,
keterbatasan, yakni keterbatasan sumberdaya dana, waktu, maupun data yang tersedia,
atau
38
judul pendahuluan dapat dihilangkan, apabila laporan bisnis yang disusun sifatnya berkala,
dimana isi laporan setiap periodenya sama dan audiens pun telah mengetahui.
2). Isi laporan, antara lain:
data dan fakta lengkap disusun secara sistematis per bab (bagian terpanjang laporan),
mencakup temuan fakta yang penting dan relevan,
membahas dan mengembangkan hal-hal penting secara rinci,
merupakan bagian utama dalam membantu mencapai maksud penulisan laporan.
3). Penutup, antara lain:
rangkuman, merupakan ringkasan pembahasan secara menyeluruh (dalam laporan
informatif, bagian rangkuman memuat poin-poin krusial, kekuatan, kelemahan, manfaat,
dan kerugian saja),
kesimpulan, memuat hasil evaluasi secara ringkas, fakta-fakta dibahas secara objektif,
rekomendasi, merupakan saran-saran yang berupa program tindakan berdasarkan
kesimpulan, yang biasanya mencakup estimasi waktu pelaksanaan, anggaran yang
diperlukan, dan penanggung jawab program.
Dalam kerangka strategi komunikasi yang efektif, termasuk dalam hal ini laporan bisnis, dari sisi “kualitas
laporan”, akan menjadi sangat menarik dan mudah dipahami apabila dapat disusun dengan
menggunakan kaidah-kadiah seperti yang dikemukakan oleh Cutlip, Center & Broom yang dikenal sebagai
“7cs PR Communications” sebagai berikut:
1). Credibility (kredibilitas), yakni komunikasi dimulai dengan suasana saling percaya yang diciptakan
komunikator dengan sungguh-sungguh untuk melayani publiknya yang memiliki keyakinan dan
respek.
2). Contex (konteks), yakni konteks yang menyangkut sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan
sosial, suatu pesan harus dapat disampaikan dengan jelas dengan sikap partisipatif, karena
komunikasi yang efektif dapat membantu untuk mendukung lingkungan sosial melalui
pemberitaan di berbagai media massa.
3). Content (isi), yakni isi pesan harus menyangkut kepentingan audiens, sehingga informasi dapat
diterima sebagai sesuatu yang bermanfaat bagi audiens.
4). Clarity (kejelasan), yakni pesan disusun dengan kata-kata yang jelas, mudah dimengerti, dan
memiliki maksud, tema, dan tujuan yang sama antara komunikator/pengirim pesan dan
komunikan/penerima pesan.
5). Continuity and consistency (kontinuitas dan konsistensi), yakni komunikasi dilakukan secara
berulang dengan berbagai variasi pesan dan pesan-pesan tersebut harus konsisten, sehingga
mempermudah dalam melakukan proses komunikasi untuk membujuk audiens.
6). Channels (saluran), yakni menggunakan saluran yang tepat dan media yang berbeda sesuai dengan
target sasaran, dalam hal ini yang harus dipahami adalah perbedaan dan proses penyebaran
informasi secara efektif.
7). Capability of the audience (kapabilitas khalayak), yakni dengan memperhitungkan kemampuan
yang dimiliki oleh audiens, mengingat komunikasi akan efektif jika dikaitkan dengan faktor-faktor
seperti: kebiasaan, peningkatan kemampuan membaca, dan pengembangan pengetahuan
audiens.
39
A. SURAT BISNIS
Di era modern, suatu organisasi atau perusahaan tidak lepas dari aktivitas surat-menyurat yang isinya
dapat berupa pemberitahuan, pernyataan, permintaan, laporan, pemikiran, sanggahan, dan sebagainya.
Sebagai suatu kegiatan atau hubungan yang terjadi antara pihak-pihak terkait yang dilakukan dengan
saling berkirim surat atau korespondensi tersebut menunjukkan bahwa surat masih memegang peranan
penting disamping penggunaan sarana komunikasi lain, seperti: telepon, faksimile, internet, dan
sebagainya.
Demikian pula dalam dunia bisnis, peran surat masih sangat dibutuhkan. Melalui perantaraan surat,
setiap orang dapat langsung berkomunikasi dengan sesamanya tanpa harus bertatap muka terlebih
dahulu.
Dalam rangka menjalin dan membina hubungan bisnis yang baik, agar aktivitasnya dapat berjalan dengan
baik dan lancar, kata-kata dan kalimat di dalam surat harus dapat disusun dengan baik dan teliti, sehingga
menjadi sarana komunikasi yang efektif dan efisien. Oleh karena itu, ketelitian dan kecermatan dalam
membuat surat sangat dibutuhkan, agar dapat menjamin ketepatan isi surat sebagaimana yang
diinginkan.
Pada umumnya, dalam menulis surat-surat bisnis bertujuan untuk:
menyampaikan informasi kepada pembaca surat,
mendapatkan tanggapan dari pembaca surat tentang isi surat, atau
mendapatkan tanggapan dan menyampaikan informasi kepada pembaca surat.
Disamping itu korespondensi yang terjadi di suatu organisasi atau perusahaan biasanya dapat dibedakan
menjadi dua, yakni sebagai korespondensi eksternal dan internal, dengan gambaran sebagai berikut:
korespondensi eksternal, yakni hubungan surat-menyurat yang dilakukan oleh organisasi atau
perusahaan dengan pihak di luar organisasi atau perusahaan,
korespondensi internal, yakni hubungan surat-menyurat yang dilakukan oleh bagian-bagian di
lingkungan organisasi atau perusahaan, termasuk hubungan antara kantor pusat dan cabangnya.
paragraf yang logis, dan (iii) pengorganisasian. Secara umum, sebuah surat bisnis yang baik atau
yang efektif dan efisien, dapat digambarkan sebagai berikut:
1). Memahami masalah yang akan dikemukakan dan aturan main yang terkait.
2). Menetapkan maksud dan tujuan surat atau pokok pembicaraan yang ingin disampaikan.
3). Menghindarkan sejauh mungkin penggunaan singkatan kata atau akronim.
4). Menetapkan urutan masalah yang akan dituliskan dengan rumusan pokok-pokok
pembicaraan yang runtut, logis, dan menggunakan kalimat yang menarik, sopan, dan mudah
dipahami.
5). Memperhatikan dan menguasai bentuk surat dan penulisan bagian-bagian surat.
6). Menyatakan isi surat dengan ringkas, jelas, dan eksplisit, dengan menggunakan bahasa yang
baik dan benar sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.
7). Pengetikannya harus benar, jelas, bersih, rapi, dan dengan format yang menarik.
4) Lampiran, diletakkan di bawah nomor surat, termasuk jumlah lembar, eksemplar atau ditulis
satu berkas.
5) Hal, diletakkan di bawah/setelah lampiran dan ditulis “hal”, bukan perihal.
6) Alamat, di sampul surat, ditulis lengkap, dan di lembar kertas surat, dapat ditulis tidak
selengkap alamat pada sampul surat.
7) Salam pembuka, harus ditulis, khususnya untuk surat-surat yang berisi berita.
8) Isi surat, terdiri dari tiga bagian: bagian pembuka, bagian inti, dan bagian penutup.
9) Salam penutup, dicantumkan diantara paragraf penutup dan tanda tangan pengirim.
10) Penandatangan dan penanggung jawab surat, penanda tangan surat adalah orang yang
namanya tercantum dalam surat, pencantuman nama seseorang dan hak untuk
menandatanganinya didasarkan atas kewenangan dan jabatannya.
11) Tembusan, diletakkan di bawah nama penandatangan surat dan digunakan bila ada pihak
lain yang dianggap perlu mengetahui isi surat tersebut.
12) Inisial, diletakkan paling akhir, bagian bawah sebelah kiri, nama pengonsep disingkat dengan
huruf kapital, nama pengetik disingkat dengan huruf kecil.
c. Aneka surat bisnis
Macam-macam surat bisnis antara lain:
1) Surat perkenalan
Merupakan surat dari penjual kepada calon pembeli yang berisi informasi tentang
perusahaan penjual agar diketahui oleh calon pembeli. Informasi tentang perusahaan
penjual yang dicantumkan dalam surat perkenalan adalah:
nama perusahaan dan bidang usaha atau kegiatannya
gambaran kemampuan yang dimiliki, tenaga ahli, dan, peralatan yangdipakai
pekerjaan/projek yang pernah ditangani
harapan atau prospek yang dikehendaki oleh penjual
khusus surat perkenalan kepada instansi pemerintah harus dilampiri tanda daftar rekanan,
surat izin usaha perdagangan (siup), dan nomor pokok wajib pajak (npwp).
2) Surat permintaan penawaran
Merupakan surat dari calon pembeli kepada penjual yang isinya meminta penawaran,
dengan bertujuan untuk meminta keterangan terinci yang meiliputi daftar harga, katalog,
brosur, atau prospektus dan mengetahui harga, syarat jual beli, dan keterangan tentang
barang atau jasa yang akan dibeli. Di dalam surat permintaan penawaran barang biasanya
calon pembeli menanyakan:
nama dan jenis barang serta spesifikasi: tipe, ukuran, kualitas, kapasitas, dan sebagainya
harga satuan, potongan, brosur, cara pembayaran, dan cara penyerahan
kemudahan yang mungkin diperoleh pembeli, sebagai layanan purna jual (after sales
service).
3) Surat penawaran
Merupakan surat dari penjual kepada calon pembeli yang berisi penawaran barang atau jasa
yang sekaligus sebagai upaya untuk menarik minat calon pembeli agar tertarik pada apa yang
ditawarkan. Surat penawaran dapat dibedakan atas dua macam:
penawaran atas inisiatif penjual, dikirim oleh penjual atas inisiatifnya mempunyai
kedudukan yang lemah, karena surat jual itu belum tentu diharapkan oleh calon pembeli.
43
baru, sehingga sambil menolak satu pesanan, juga ditawarkan barang lain yang sejenis
dengan barang yang dipesan.
8) Surat referensi bank dan referensi dagang
Referensi yang dikeluarkan oleh bank disebut referensi bank, sedang referensi dari
perusahaan disebut referensi dagang. Biasanya surat referensi diberikan secara rahasia oleh
pihak yang memberi referensi kepada pihak yang meminta referensi. Surat referensi
diperlukan oleh bank atau perusahaan apabila berhadapan dengan nasabah atau pelanggan
yang masih baru. Jika pembeli, misalnya, berhubungan dagang dengan sebuah perusahaan
untuk pertama kalinya dan ingin membeli barang secara kredit, maka perusahaan
memerlukan referensi dari bank atau perusahaan lain untuk mengetahui kredibilitas atau
credit worthiness calon pembeli, apakah memenuhi syarat untuk diberi kredit atau tidak.
Sedangkan e-mail, kependekan dari elektronic mail atau surat elektronik (surel), merupakan media
dalam mengirim pesan yang sudah lazim dan familiar di kalangan masyarakat luas. Seperti halnya
berkomunikasi di dunia nyata atau berkirim surat lewat kertas, disamping sebagai media formal
dalam organisasi atau perusahaan, e-mail banyak digunakan dalam berbagai bidang.
Misal:
untuk komunikasi bisnis, marketing, pendidikan, dan untuk komunikasi bidang-bidang
lainnya, termasuk komunikasi pribadi
sebagai surat dalam bentuk elektronik, e-mail cocok digunakan untuk komunikasi yang
sifatnya membutuhkan umpan balik namun sifatnya tidak segera.
45
MEMO EMAIL
pesan singkat yang digunakan untuk surat elektronik (surel), media pengiriman
menyampaikan pesan-pesan kedinasan pesan yang saat ini sudah lazim digunakan
yang sifatnya resmi masyarakat luas
pada umumnya dikirimkan dalam banyak digunakan dlm berbagai bidang spt:
keadaan mendesak komunikasi bisnis, marketing / pendidikan
isinya permintaan & memberi informasi cocok digunakan untuk komunikasi yang
yg bersifat mengingatkan/memberi sifatnya membutuhkan umpan balik,
petunjuk, dari atasan ke bawahan atau namun sifatnya tidak segera
antar pejabat yang setingkat
SURAT MEMO
A. NEGOSIASI BISNIS
Pada dasarnya, negosiasi dan lobbying merupakan kegiatan yang harus dilakukan serta kompetensi yang
harus dimiliki, khususnya oleh para public relations officer (PRO), karena:
negosiasi dan lobbying merupakan kegiatan komunikasi dua arah (two ways traffic
communication) yang menuntut kompetensi tinggi, dimana strategi serta teknis untuk mencapai
tujuan harus benar-benar dijaga tanpa mengorbankan integritas masing-masing pihak yang
terlibat
lobbying merupakan kegiatan yang dilakukan secara informal atau semi formal dengan harus
tetap dijaga agar hasil-hasil lobbying dapat memperkuat dan terintegrasi dengan hasil-hasil
dialog formalnya, yakni negosiasi
lobbying lebih banyak dilakukan secara individual bahkan personal, sehingga siapa pun yang
melakukan harus memiliki “gigi‟ atau kewenangan serta power yang cukup untuk melaksanakan
hasil-hasil lobbying
lobbying merupakan kegiatan yang tidak begitu mudah direncanakan dan dianggarkan, meskipun
tujuan dan sasarannya dapat disusun secara spesifik, namun dalam pelaksanaan atau prosesnya
kadang muncul variable/faktor-faktor pendorong atau justru timbul penghambat yang tidak
terduga. Hal ini membuat PRO harus bekerja ekstra untuk menyusun anggaran yang realistis dari
setiap lobbying serta evaluasi hasil-hasil atau sasaran-sasaran yang ingin/dapat dicapai
lobbying sebagai kegiatan yang bergerak dalam koridor hukum (prinsip mendasar lobbying)
mensyaratkan bahwa apa pun strategi teknis serta cara untuk mencapai tujuan atau sasaran
lobbying, sengaja atau tidak sengaja harus tetap berada dalam koridor hukum, nilai-nilai, serta
norma kepantasan.
Paparan tersebut menunjukkan bahwa sebenarnya esensi lobi dan negosiasi mempunyai tujuan yang
sama, yakni untuk mencapai sesuatu target (objective) tertentu. Lobi-lobi atau negosiasi harus
diperankan oleh pelobi yang mahir dan mempunyai kemampuan berkomunikasi yang tinggi
(komunikabilitas). Hanya saja, negosiasi merupakan suatu proses resmi atau formal, sedangkan lobi
merupakan bagian dari negosiasi.
kepentingan tertentu. Artinya bahwa lobi dimaknai sebagai pendekatan (approach), yakni
pendekatan awal yang menjurus ke suatu tujuan yang menguntungkan, baik satu ataupun kedua
belah pihak. Oleh karena itu kegiatan lobi tidak hanya diperlukan oleh individu untuk
memperoleh apa yang menguntungkan dari pihak lain, tetapi juga diperlukan bagi kepentingan
suatu organisasi.
Sebagai sebuah pendekatan, pengertian secara lebih lengkap istilah melobi atau lobbying adalah
kegiatan yang dilakukan secara informal atau semi formal dengan tetap menjaga agar hasil-hasil
lobbying dapat memperkuat dan terintegrasi dengan hasil-hasil dialog formalnya, yakni
negosiasi. Meskpiun mengingat sifatnya yang informal, tidak ada strategi baku atau yang sudah
terpola dalam kegiatan lobbying, sehingga strategi lobbying pada kenyataannya menjadi sangat
beragam, tergantung berbagai faktor aktual dan suasana setempat yang mempengaruhinya.
1). Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi lobbying antara lain:
sistem politik
norma dan etika
norma hukum dan peraturan
memperhatikan adat istiadat
mengetahui siapa yang akan dilobi
siapa yang melobi.
2). Target kegiatan lobbying antara lain:
mempengaruhi kebijakan
menarik dukungan
memenangkan prasyarat kontrak, dalam kegiatan bisnis
memudahkan urusan
memperoleh akses untuk kegiatan berikutnya
menyampaikan informasi untuk memperjelas kegiatan.
3). Karakteristik lobbying antara lain:
bersifat tidak resmi/ informal dapat dilakukan diluar forum atau perundingan yang secara
resmi disepakati
bentuk dapat beragam dapat berupa obrolan yang dimulai dengan tegursapa, atau dengan
surat
waktu dan tempat dapat kapan dan dimana saja sebatas dalam kondisi wajar atau suasana
memungkinkan. waktu yang dipilih atau dipergunakan dapat mendukung dan
menciptakan suasan yang menyenangkan, sehingga orang dapat bersikap rileks
pelaku/aktor atau pihak yang melakukan lobbying dapat beragam dan siapa saja, antara
lain: pihak eksekutif atau pemerintahan, pihak legislatif, kalangan bisnis, aktifis lsm, tokoh
masyarakat atau ormas, atau pihak lain yang terkait pada obyek lobi
bila dibutuhkan dapat melibatkan pihak ketiga untuk perantara
arah pendekatan dapat bersifat satu arah, pihak yang melobi harus aktif mendekati pihak
yang dilobi. pelobi diharapkan tidak bersikap pasif atau menunggu pihak lain sehingga
terkesan kurang perhatian.
b. Pengertian negosiasi
Menurut Oxford Dictionary, negosiasi didefinisikan sebagai pembicaran dengan orang lain
dengan maksud untuk mencapai kompromi atau kesepakatan, untuk mengatur atau
mengemukakan. Hampir senada, Hartman menyatakan bahwa negosiasi merupakan suatu
proses komunikasi antara dua pihak, yang masing-masing mempunyai tujuan dan sudut pandang
49
mereka sendiri, yang berusaha mencapai kesepakatan yang memuaskan kedua belah pihak
mengenai masalah yang sama (Purwanto, 2003). Istilah-istilah lain yang kerap digunakan dalam
proses negosiasi antara lain: penawaran, tawar-menawar, perundingan, perantaraan atau
barter.
Kedua pengertian tersebut menegaskan bahwa negosiasi diperlukan ketika kepentingan
seseorang atau suatu kelompok tergantung pada perbuatan orang atau kelompok lain yang juga
memiliki kepentingan-kepentingan yang sama, sehingga harus dicapai dengan jalan mengadakan
kerjasama. Oleh karena itu, meskipun mengandung konflik, negosiasi pada dasarnya merupakan
cara yang paling efektif untuk mengatasi dan menyelesaikan konflik atau perbedaan
kepentingan.
Hasil dari sebuah negosiasi adalah adanya suatu kesepakatan yang memberikan keuntungan bagi
kedua belah pihak. Artinya bahwa tidak ada satupun pihak yang merasa dikalahkan atau
dirugikan sebagai akibat adanya kesepakatan dalam bernegosiasi.
Dalam konteks bisnis, contoh negosiasi yang banyak terjadi antara lain:
negosiasi antara majikan dengan karyawan, misalnya terkait upah atau fasilitas
negosiasi antara duta penjualan dengan pembeli, misalnya terkait harga atau kontrak
negosiasi antar departemen, misalnya terkait dengan alokasi sumber daya.
Dengan demikian tujuan negosiasi pada dasarnya adalah menemukan kesepakatan kedua belah
pihak secara adil dan dapat memenuhi harapan atau keinginan kedua belah pihak. Dalam hal ini
hasil dari sebuah negosiasi adalah adanya suatu kesepakatan yang memberikan keuntungan bagi
kedua belah pihak. Artinya bahwa tidak ada satu pun pihak yang merasa dikalahkan atau
dirugikan akibat adanya kesepakatan dalam bernegosiasi.
Setidaknya terdapat tiga manfaat yang diperoleh dari suatu proses negosiasi, yakni:
1). Terciptanya jalinan kerja sama antar institusi atau badan usaha atau pun perorangan untuk
melakukan suatu kegiatan atau usaha bersama atas dasar saling pengertian. Dengan adanya
jalinan kerjasama inilah maka tercipta proses-proses transaksi bisnis dan kerja sama yang
efektif.
2). Untuk suatu perusahaan, proses negosiasi akan memberikan manfaat bagi jalinan hubungan
bisnis yang lebih luas dan pengembangan pasar.
3). Meningkatkan relasi, reputasi, profesionalisme.
c. Proses negosiasi
Proses negosiasi selalu melibatkan dua orang atau lebih yang saling berinteraksi, mencari suatu
kesepakatan kedua belah pihak, dan mencapai tujuan yang dikehendaki bersama kedua belah
pihak yang terlibat dalam negosiasi. Selain untuk memperoleh kesepakatan kedua belah pihak,
alasan bernegosiasi adalah untuk mendapatkan sebuah keuntungan atau menghindarkan
kerugian atau memecahkan problem yang lain (Thong dalam Purwanto, 2003).
Terdapat empat poin penting yang perlu diperhatikan sebelum bernegosiasi, yakni:
pencarian fakta terutama dari pihak lain, lawan negosisasi
menaksir posisi lawan negosisasi
membuat perencanaan yang baik
memilih serta mengatur tim negosiasi (Hartman dalam Purwanto, 2003).
Selanjutnya proses negosiasi dapat digambarkan sebagai berikut:
50
membuat agenda, taktik ini harus digunakan karena dapat memberikan waktu kepada
pihak-pihak yang berselisih setiap masalah yang ada secara berurutan dan mendorong
mereka untuk mencapi kesepakatan atas keseluruhan paket perundingan.
bluffing, taktik klasik yang sering digunakan oleh para negosiator yang bertujuan untuk
mengelabui lawan berundingnya dengan cara membuat distorsi kenyataan yang ada dan
membangun suatu gambaran yang tidak benar.
membuat tenggat waktu (deadline), taktik ini digunakan bila salah pihak yang berunding
ingin mempercepat penyelesaian proses perundingan dengan cara memberikan tenggat
waktu kepada lawannya untuk segera mengambil keputusan .
good guy bad guy, taktik ini digunakan dengan cara menciptakan tokoh “jahat’ dan “baik”
pada salah satu pihak yang berunding. Tokoh “jahat” ini berfungsi untuk menekan pihak
lawan sehingga pandangan- pandangannya selalu ditentang oleh pihak lawannya ,
sedangkan tokoh “baik” ini yang akan menjadi pihak yang dihormati oleh pihak lawannya
karena kebaikannya. Sehingga pendapat-pendapat yang dikemukakannya untuk
menetralisir pendapat Tokoh “jahat”, sehingga dapat diterima oleh lawan berundingnya.
the art of concesion, taktik ini diterapkan dengan cara selalu meminta konsesi dari lawan
berunding atas setiap permintaan pihak lawan berunding yang akan dipenuhi .
intimidasi, taktik ini digunakan bila salah satu pihak membuat ancaman kepada lawan
berundingnya agar menerima penawaran yang ada, dan menekankan konsekuensi yang
akan diterima apabila tawaran ditolak.
2). Keterampilan negosiasi
Bagi perusahaan, negosiasi merupakan tahapan yang sangat penting dalam mewujudkan
perusahaan yang berkembang dan diakui oleh perusahaan lain. Proses negosiasi ini banyak
dilakukan perusahaan untuk menjalin kerjasama dengan pihak lain.
Mempersiapkan secara matang dan membekali diri dengan kemampuan komunikasi yang
baik merupakan hal penting. Disamping itu, ketelitian dan kehati-hatian tidak boleh
dilewatkan dalam rangka meraih kesuksesan bernegosiasi.
Keterampilan dalam bernegosiasi bisnis menyangkut hal-hal yang perlu dipersiapkan
sebelum melakukan negosiasi, antara lain:
membuat target pencapaian
Negosiator berhak menentukan target yang harus dicapai ketika hendak melakukan
negosiasi. Selain itu, juga tidak ada salahnya mengajukan beberapa syarat yang dapat
ditawarkan untuk mencapai kata mufakat dalam negosiasi tersebut.
mempersiapkan alternatif cara lain
Ketika melakukan negosiasi pasti berharap adanya kata sepakat, meskipun belum tentu
negosiasi yang dilakukan akan selalu diterima. Oleh karena itu mempersiapkan alternatif
cara lain merupakan hal penting sebagai bentuk antisipasi apabila ternyata cara pertama
yang dilakukan tidak berhasil.
tetap fokus pada materi yang dinegosiasikan
Sebaiknya pada tahap ini tidak menyia-nyiakan kesempatan dengan membahas materi di
luar dari poin-poin yang ingin dinegosiasikan. Selalu diusahakan untuk tidak
mencampuradukkan masalah pribadi dengan materi yang akan dinegosiasikan, sehingga
proses negosiasi dapat berjalan lancar.
menyusun tim negosiasi yang kompeten
Tim yang berjuang dalam proses negosiasi bisnis seharusnya terdiri dari orang-orang yang
berprestasi dan berkompeten di bidangnya. Karena dengan tim yang berkualitas dan
53
sesuai bidang masing-masing akan semakin meyakinkan pihak lawan negosiasi. Dengan
tim yang berkualitas dan sesuai bidang masing-masing, potensi keberhasilan dalam
negosiasi akan semakin terbuka lebar.
memberikan alternatif solusi kepada lawan negosiasi
Acapkali ditemui proses negosiasi berjalan alot. Hal ini disebabkan oleh rasa tidak puas
dari salah satu atau kedua belah pihak. Untuk itu memberikan alteratif solusi yang berupa
win-win solusion merupakan ide bagus.
segera menyelesaikan proses negosiasi ini dengan cepat
Dalam melakukan negosiasi sebaiknya tidak bertele-tele, karena akan semakin
mengurangi rasa percaya dari pihak lawan. Selain itu bertele-tele juga hanya membuang
waktu, tenaga, dan pikiran.
Untuk melakukan negosiasi selain ketrampilan individu ada beberapa hal yang harus
diketahui atau disiapkan sebagai strategi oleh pelaku atau negosiator, yakni:
negosiator harus tahu persis target yang ingin dicapai
Seorang negosiator tidak selalu merupakan orang pertama atau pimpinan atau pengambil
keputusan di lingkungannya. Seorang negosiator harus mengetahui dengan tepat apa yang
diinginkan oleh pimpinannya atau lembaga yang diwakilinya. Adalah hal yang sangat
mengganggu atau tidak baik apabila dalam suatu negosiasi ada peserta atau utusan/wakil
pihak yang berunding harus sering meninggalkan tempat atau bolak-balik harus
berkonsultasi kepada pimpinannya atau lembaga yang diwakilinya karena
ketidaktahuannya mengenai apa yang diinginkan pimpinan atau lembaga yang
diwakilinya.
negosiator harus memiliki wewenang untuk melakukan negosiasi
Seorang negosiator harus mempunyai wewenang untuk menerima atau menolak
keinginan lawan rundingnya dan membuat kesepakatan dalam perundingan tersebut.
Tidak boleh terjadi suatu pandangan atau keinginan serta kesepakatan yang telah diterima
oleh para perunding, kemudian ditolak oleh pimpinan dari lembaga yang diwakilinya.
Apabila terjadi hal begitu, maka bukan saja akan merusak kredibilitas para wakil atau
perunding itu sendiri, tetapi juga nama baik lembaga yang bersangkutan.
perlu mendalami masalah yang dirundingkan secara baik
Setiap perunding harus menguasai atau memahami dengan baik permasalahan yang
dirundingkan. Pemahaman atas semua aspek dari objek perundingan akan sangat
membantu menumbuhkan pengertian atau kesediaan tawar-menawar dengan pihak lain,
karena dalam perundingan tidak ada pihak yang mau menang sendiri.
perlu mengenali lawan rundingnya dengan baik
Seorang perunding juga perlu mengenali lawan rundingnya dengan baik, agar dapat
menemukan cara untuk menarik perhatian, memahami argumentasi yang diajukan dan
kemudian menyetujuinya. Pengenalan lawan runding tersebut tidak hanya mengenai
kepribadiannya, tetapi juga mengenai pengetahuan dan pandangannya terhadap masalah
yang sedang dirundingkan, baik mengenai kekuatan maupu kelemahannya. Meskipun
suatu perundingan tidak sama dengan peperangan, tetapi mungkin dapat dianalogikan
dengan semacam axioma yang menyatakan bahwa mengetahui kekuatan dan kelemahan
lawan adalah separuh kemenangan. Hal ini terasa sekali manfaatnya apabila perundingan
yang dilakukan melibatkan lebih dari dua pihak, karena penguasaan atas masalah dan
pemahaman atas kekuatan dan kelemahan lawan dapat dipergunakan untuk memperoleh
54
dukungan dari pihak ketiga atau yang lain, sehingga secara bersama-sama kemudian
mendorong atau menekan lawan runding untuk menerima keinginannya.
perlu memahami mana hal-hal yang prinsip atau bukan prinsip
Seorang perunding diberi wewenang untuk menerima atau memberikan persetujuan
usulan atau keinginan lawan runding. Agar apa yang dilakukan tidak bertentangan atau
menyimpang dari kemauan pimpinannya atau lembaga yang diwakilinya, maka perunding
harus mengetahui hal-hal yang prinsip bagi pihaknya dan hal-hal mana yang bukan prinsip.
Hal-hal yang prinsip tentu saja tidak boleh diabaikan, apalagi dikorbankan dalam
perundingan. Biasanya dalam perundingan juga dilakukan tawar-menawar untuk memberi
dan menerima, maka yang boleh dipertaruhkan adalah hal-hal yang tidak prinsip.
Pelanggaran atas hal-hal yang prinsip dapat mengakibatkan dibatalkannya kesepakatan
yang telah dicapai atau kalau dalam perjanjian-perjanjian internasional, ratifikasi atas hasil
persetujuan tersebut tidak dapat diberikan, sehingga perlu ditinjau kembali.
c. Perilaku negosiasi
Dalam konteks negosiasi bisnis, pemilihan perilaku yang tepat pada saat negosiasi dapat menjadi
faktor penentu keberhasilan atau kegagalan. Ketika berhadapan dengan lawan negosiasi,
terdapat empat macam perilaku yang dapat dipilih, yakni: asertif, agresif, pasif, atau manipulatif.
1). Perilaku asertif
Negosiator yang memilih berlaku asertif dalam negosiasi akan memperlakukan orang lain
dengan hormat dan tulus. Berlaku asertif berarti menerima karakteristik diri, baik yang positif
maupun negatif. Dengan berlaku demikian, juga akan lebih mudah menerima keberadaan
orang lain. Hasilnya, tidak perlu merasa mengalahkan lawan karena tidak merasa harus selalu
menang. Perilaku asertif meliputi:
bertanggung jawab atas pilihan dan perilaku sendiri
menentukan batasan, sehingga lawan mengetahui posisinya saat sedang bersama-sama
berkomunikasi dengan jelas.
Berlaku asertif berarti memilih pendekatan yang positif dan proaktif. Perilaku ini berakar
pada penghargaan yang tinggi terhadap diri sendiri. Berlaku asertif berarti mau berkompromi
dan bernegosiasi untuk mencapai hasil win-win.
2). Perilaku agresif
Perilaku agresif adalah perilaku yang kompetitif. Tujuan utama perilaku ini, baik yang terlihat
maupun tidak, adalah untuk menjadi pemenang. Dalam kondisi ini harus ada satu pihak yang
kalah. Negosiator agresif biasanya mencapai tujuannya dengan mematahkan semangat
lawan negosiasi atau mengabaikan perasaan, keinginan, dan hak pihak lawan. Negosiator
agresif tidak mau mempertimbangkan sudut pandang lawan.
Ketika dihadapkan pada sebuah konflik atau konfrontasi, negosiator agresif akan
menanggapinya dengan serangan balik secara terang-terangan. Perilaku agresif
mengakibatkan reaksi emosional yang berlebihan. Negosiator agresif memilih melakukan
serangan verbal atau fisik, meninggalkan jejak perasaan sakit hati atau terhina. Orang yang
berlaku agresif seringkali tidak yakin dengan diri sendiri dan menggunakan agresi sebagai
mekanisme pertahanan diri. Agresi bukanlah perilaku yang efektif dalam negosiasi.
Perilaku ini memungkinkan bagi negosiator agresif mencapai keinginan dalam jangka
pendek, namun untuk jangka panjang, perilaku ini dapat membuat lawan memendam rasa
55
kesal dan dendam. Sebagai akibatnya, negosiasi dengan perilaku agresif, cepat atau lambat
akan membawa hasil win-lose.
3). Perilaku pasif
Seseorang yang menunjukkan perilaku pasif dapat dianggap sebagai korban yang tidak
berdaya. Tipe orang seperti ini target dari taktik agresif sebagaimana telah disebutkan di
atas. Negosiator pasif kurang percaya diri dan memainkan peran yang hampir tidak terlihat
selama negosiasi. Negosiator pasif akan menghindar dari keharusan mengambil keputusan,
karena merasa lebih mudah lepas tangan dan membiarkan lawan negosiasi melakukannya
atas namanya.
Negosiator pasif memiliki cara pandang negatif, hal ini membuatnya frustasi, karena merasa
tidak mempunyai kemauan atau mudah menyerah. Dalam diri negosiator pasif selalu ada
penyangkalan diri dan sikap mengasihani diri sendiri. Kemungkinan timbulnya konfrontasi
juga akan membuat negosiator pasif langsung menghindar dan melarikan diri. Perilaku pasif
sering dipicu oleh kurangnya rasa percaya diri atau kurangnya persiapan.
Perilaku pasif bukanlah perilaku yang efektif untuk bernegosiasi, karena negosiator seperti
ini berpeluang sangat kecil untuk meraih yang diinginkan. Negosiator pasif seringkali harus
menerima hasil lose-win, sehingga dalam jangka panjang, negosiator pasif tidak akan
diperhitungkan.
4). Perilaku manipulatif
Perilaku manipulatif kadang kala disebut sebagai agresi tidak langsung, karena didasari oleh
keinginan untuk menang dengan cara apa pun. Dibandingkan dengan taktik agresif yang
mencolok, perilaku tidak langsung lebih samar dan tersembunyi. Negosiator manipulatif
selalu menyimpan tujuan terselubung, yakni menempuh cara sendiri.
Kebutuhan untuk memanipulasi berakar dari rasa takut jika tujuan yang dirahasiakan
terbongkar. Rasanya akan jauh lebih aman untuk mengontrol dan memanipulasi daripada
harus menghadapi konfrontasi langsung. Sebenarnya berlaku manipulatif berarti menipu diri
sendiri dan lawan negosiasi. Berlaku manipulatif juga berarti mendapatkan semua
kebutuhan dengan cara licik, yakni membuat lawan merasa bersalah jika tidak melakukan
apa yang diinginkannya.
Dari penampilan luarnya, karakter agresif tidak langsung mungkin tampak begitu
menghormati lawan, tetapi sikap tidak sependapat yang tersembunyi sekalipun biasanya
akan ketahuan. Orang yang berlaku manipulatif seringkali mematahkan semangat lawan dan
menggunakan kata-kata sinis untuk mengungkapkan ketidaksetujuannya. Usaha untuk
memperjelas atau mengklarifikasi mereka tanggapi dengan penyangkalan, sehingga lawan
bingung, buntu, dan merasa bersalah.
Perilaku manipulatif umumnya tidak efektif digunakan dalam negosiasi, karena lawan tidak
akan pernah benar-benar mempercayai negosiator seperti itu, sehingga tidak ingin
bernegosiasi. Negosiator manipulatif akan mencapai hasil win-lose. Namun biasanya
negosiator manipulatif hanya akan berhasil satu kali dengan caranya. Orang tidak suka
dipermainkan atau dipaksa mencapai kesepakatan.
d. Tahap peninjauan negosiasi
Tahap ini merupakan tahapan setelah berlangsungnya suatu proses negosiasi. Tahapan ini
memiliki arti yang sangat penting bagi seorang negosiator dalam meninjau apa yang sudah
56
dilakukannya selama bernegosiasi. Ada beberapa alasan penting mengapa tahap peninjauan
negosiasi perlu dilakukan, antara lain:
1). Untuk memeriksa apakah sudah mencapai tujuan yang diinginkan dalam negosiasi
2). Jika “tidak”, dapat menjadi pelajaran sekaligus pengalaman yang sangat berhaga bagi
negosiator
3). Jika “ya”, harus dipastikan apa yang telah dilakukan dengan baik dalam membangun
kesuksesan.
e. Tipe profesional
Tipe profesional sebenarnya merangkum tiga tipe negosiator teratas dari daftar ini. Sikap yang
profesional ditunjukan sebagai jalan untuk membuka keobjektifan dari kesepakatan bisnis yang
akan diambil. Tipe negosiator dalam komunikasi bisnis ini termasuk bagus dan cocok untuk
digunakan manakala ada kesepakatan bisnis yang penting dan perlu diambil. Bahkan, bisa saja
tipe ini menguasai komunikasi bisnis lintas budaya yang menjadikan kesepakatan cepat untuk
diambil.
f. Tipe bodoh
Negosiator tipe bodoh adalah tipe yang tidak berusaha memenangkan kedua belah pihak. Ini
sedikit menggelikan, karena bagaimana pun juga, kesepakatan bisnis ingin dicapai dengan
menggunakan bantuan negosiator. Namun sayangnya, ada tipe yang justru tidak ingin
memenangkan kesepakatan untuk kedua belah pihak. Hasilnya tentu saja membuat hasil
kesepakatan yang akan diambil menjadi lebih lama dan mengulur-ulur waktu. Komunikasi
informal bahkan sering timbul dari tipe negosiator ini.
g. Tipe naif
Tipe naif kebalikan dari tipe bodoh. Apabila tipe bodoh tidak berusaha memenangkan
kesepakatan antara kedua belah pihak, tipe naif justru tidak menguasai sama sekali bahan apa
yang akan menjadi kesepakatan. Umumnya, tipe naif tidak memiliki posisi netral yang kuat. Ia
akan mudah terpancing dengan argumen suatu pihak. Namun bila pihak lain argumennya
ternyata lebih disukai, negosiator ini juga akan menyetujuinya juga.
B. PRESENTASI BISNIS
1. Pengertian Presentasi Bisnis yang Efektif
Secara umum presentasi dapat dipahami sebagai suatu kegiatan komunikasi lisan mengenai
penyampaian gagasan atau fakta tertentu kepada orang lain dengan berbagai tujuan. Atau secara
lebih lugas dapat dikatakan bahwa presentasi merupakan suatu aktivitas dimana seseorang
menunjukkan, mendeskripsikan, atau menjelaskan sesuatu kepada sekelompok orang.
Sasaran penyampaian informasi dalam presentasi dapat berasal dari pihak intern maupun ekstern
perusahaan. Oleh karena itu pembicara dalam presentasi harus dapat menyesuaikan gaya bicara atau
cara penyampaian informasi sesuai dengan latar belakang audiens, sehingga tujuan dalam
melakukan presentasi dapat tercapai.
Agar lebih efektif, sebelum melakukan presentasi, pembicara perlu mengetahui latar belakang
audiens, dengan harapan dapat mengukur situasi dan membuat persiapan atas segala kondisi atau
pertanyaan yang mungkin muncul dari audiens. Artinya bahwa persiapan dalam melakukan
presentasi meliputi: penguasaan materi yang akan disampaikan, penguasaan alat bantu, analisis
audiens, dan analisis lingkungan atau lokasi tempat berlangsungnya presentasi.
2. Tahapan Presentasi Bisnis
Presentasi yang dilakukan secara lisan harus disampaikan secara sistematis. Hal ini untuk mencegah
agar apa yang telah dan akan disampaikan tidak keluar dari topik utama pembicaraan. Setidaknya
dalam melakukan presentasi lisan perlu memperhatikan tahap persiapan yang berisi penetapan
tujuan, analisis audiens, perencanaan isi, panjang, dan gaya bicara, tahap pengembangan yang
meliputi pembukaan, pokok-pokok presentasi, penutup, tanya jawab, dan alat bantu visual, serta
58
tahap penyampaian presentasi atau pidato. Secara garis besar tahapan-tahapan dalam presentasi
terdiri dari tiga tahapan, yakni tahap persiapan, pelaksanaan, dan tahap evaluasi, sebagai berikut:
a. Tahap persiapan
Dalam tahap persiapan ada beberapa hal yang harus Anda lakukan diantaranya adalah
menentukan topik, menetapkan tujuan, mengenali situasi dan mengenali audiens, menyusun
materi, menentukan pendekatan yang digunakan, menyusun desain slide, dan latihan.
1). Menentukan topik
Apa topik yang akan disampaikan, apa yang dibutuhkan audiens, dan kenapa disampaikan,
merupakan pertanyaan-pertanyaan yang perlu ditanyakan pada diri sendiri, sebelum
menentukan topik presentasi. Dengan demikian akan mudah menemukan topik yang tepat
dan sesuai dengan kebutuhan audiens, menarik audiens untuk mendengarkan.
2). Menetapkan tujuan
Arah presentasi ditentukan oleh apa yang diharapkan dari presentasi yang dilakukan. Artinya
bahwa presentasi yang dilakukan harus memiliki tujuan, sehingga akan lebih baik dalam
melakukan persiapan, lebih berhati-hati dalam tindakan, tampil lebih cerdas, dan tepat
sasaran, serta memberi hasil akhir yang berkesan bagi audiens. Tujuan menjadi lebih jelas,
dapat dicapai, dan tahu bagaimana mencapainya.
3). Mengenali situasi dan audiens
Mengenali situasi dan mengenali audiens akan membuat perasaan lebih nyaman. Dalam hal
ini perlu dilakukan koordinasi dengan audiens, atau panitia penyelanggara untuk
menanyakan hal-hal yang ingin diketahui. Misalnya: dalam acara apa presentasi dilakukan,
berapa lama waktu untuk presentasi, presentasi dilakukan di luar ruangan atau di dalam
ruangan, adakah sarana pendukung yang digunakan, siapa saja yang akan hadir, berapa usia
mereka, bagaimana tingkat pendidikannya, apa jabatannya, berapa rasio jumlah laki-laki dan
perempuan, dan sebagainya.
4). Menyusun materi
Selanjutnya dalam menyusun materi dibutuhkan kejelian dan ketepatan, yakni berhubungan
erat dengan kemampuan presenter dalam memilih sumber yang dapat dipercaya dan
kesesuaian materi dengan apa yang dibutuhkan oleh audiens. Presenter yang baik tidak
dapat asal-asalan dalam menyiapkan materi yang akan disampaikan. Ada syarat yang harus
dipenuhi dalam menyusun materi, antara lain: materi harus sesuai dengan topik, update, dan
dapat dipercaya. Materi bisa didapatkan dari pengalaman pribadi, buku, jurnal, hasil
penelitian, majalah, internet, atau koran. Disamping itu tidak membuat materi yang
terlampau banyak dan menggunakan kata atau kalimat yang tidak dipahami.
5). Menentukan pendekatan yang digunakan
Setiap presentasi membutuhkan metode, yakni sebuah pendekatan yang digunakan dalam
menyampaikan materi. Metode yang baik adalah metode yang sesuai dengan topik yang
disampaikan. Ada beberapa metode yang dapat diterapkan, antara lain: ceramah,
eksperimen, simulasi, demonstrasi, dan sebagainya. Keberhasilan dalam memilih metode
yang tepat akan membawa presentasi menjadi lebih efektif.
6). Menyusun slide presentasi
Jika presentasi menggunakan slide, maka langkah selanjutnya adalah menyusun slide
presentasi semenarik mungkin. Dalam membuat slide ada beberapa prinsip yang harus
dipahami, yakni:
sederhana
59
c. Tahap evaluasi
Melakukan evaluasi adalah suatu kebiasaan positif yang harus dilakukan setelah selesai
melakukan presentasi. Hal ini dimaksudkan untuk mengevaluasi mana yang tidak berjalan sesuai
rencana, mana yang harus mendapat perbaikan, dan mana yang harus dipertahankan.
Melakukan evaluasi akan memberikan dampak positif untuk presentasi selanjutnya.
3. Persiapan Dan Suasana Dalam Presentasi
Beberapa persiapan dasar dalam presentasi bisnis yang baik/efektif, antara lain:
a. Penguasaan terhadap topik atau materi yang akan dipersembahkan
60
Sebelum melakukan presentasi hendaknya presenter telah menguasai materi yang akan
disampaikan agar apa yang akan disampaikan dapat dimengerti oleh audiens. Presenter yang
tidak menguasai materi, tidak hanya akan membingungkan audiens, tetapi juga akan
memberikan citra (image) yang kurang baik.
b. Penguasaan berbagai alat bantu presentasi dengan baik
Untuk dapat menyajikan presentasi yang menarik dibutuhkan beberapa alat bantu presentasi.
Penguasaan terhadap beberapa alat bantu akan sangat membantu pembicara dalam
menyampaikan, sehingga audiens dapat lebih mengingat isi pembicaraan.
c. Menganalisis siapa audiens
Presenter dapat melakukan pendekatan terhadap audiens dengn menggunakan kata tanya
seperti: apa, siapa, dimana, kapan, mengapa, dan bagaimana. Hal ini dalam rangka agar dapat
mengetahui dan menganalisis siapa saja audiens yang hadir dan menentukan pendekatan yang
tepat dalam penyampaian presentasi. Misalnya: pertanyaan tersebut dapat diajukan kepada
panitia (even organizer) yang mengundang untuk berpresentasi atau dapat diajukan langsung
kepada beberapa audiens pada awal presentasi.
d. Menganalisis berbagai lingkungan, lokasi, atau tempat untuk presentasi
Hendaknya pembicara mengenali lokasi tempat berlangsungnya presentasi sebelum acara
berlangsung. Hal ini untuk mempermudah dalam menentukan alat bantu presentasi yang sesuai
dan memperkirakan jumlah audiens serta dapat diperoleh cukup gambaran untuk melakukan
persiapan yang lebih matang (Purwanto, 2003).
61
efektif, efisien, dan murah, pengiriman data melalui email tidak perlu keluar rumah atau
ke kantor pos, namun cukup melalui koneksi internet, cepat sampai ke alamat tujuan, dan
tidak perlu biaya mahal
media promosi, apabila memiliki usaha bisnis online dapat mengirimkan promosi produk
kepada para pelanggan dengan memanfaatkan daftar email pelanggan yang dimiliki
media informasi, melalui email dapat diperoleh informasi-informasi terbaru dari seluruh
dunia yang diinginkan dengan cara menjadi pelanggan informasi dari suatu media
membuat blog atau website, email juga dapat digunakan untuk membuat blog dan
website
sosial media, dengan email dapat dijalin hubungan dengan teman/orang lain, baik
menggunakan email itu sendiri maupun melalui jejaring sosial seperti facebook, twitter,
atau google.
3). Kelebihan email:
nyaman, karena untuk mengirim surat tidak perlu ke kantor pos, cukup duduk di depan
komputer/android yang terhubung Internet, lalu ketik pesan, kemudian kirim ke alamat
tujuan
cepat, karena hanya dalam hitungan detik, email dapat dikirimkan ke belahan dunia
manapun
murah, biaya pengiriman relatif sangat murah dibandingkan dengan menggunakan
telepon atau surat, terutama jika mengirim surat atau interlokal ke luar daerah/negeri
hemat sumber daya, karena tidak perlu membeli kertas, pulpen, atau memboroskan tinta
printer untuk digandakan lalu dikirimkan ke beberapa orang sekaligus
global, email dapat digunakan oleh siapa saja, di mana saja, dan kapan saja sebagai sarana
komunikasi di seluruh penjuru dunia
reliabel, yakni dapat menyimpan email di server, yang tidak akan hilang, kecuali dihapus
pesan multimedia, pesan yang dikirim tidak hanya sekedar teks/tulisan saja, isi email dapat
berupa gambar, foto, video, program, bahkan suara.
4). Kekurangan email:
salah kirim, apabila sebuah email yang berisi dokumen-dokumen penting dikirim salah
alamat, maka ada kemungkinan dokumen tersebut disalahgunakan
rawan penyadapan, ada kemungkinan email disadap oleh oknum tertentu, sehingga
dibutuhkan kehati-hatian dalam mengirimkan email yang berisi pesan-pesan rahasia
pemalsuan identitas, tidak dapat memastikan identitas seseorang hanya dengan
mengetahui alamat emailnya
kebanjiran email, dalam hal ini dapat terjadi karena mailbox sudah terlalu lama tidak
dibuka atau dihapus
sampah email, banyak email sampah (junkmail/spam) berupa iklan komersial yang tidak
diharapkan
respon terlambat, tidak semua orang membaca email setiap hari, sehingga ada
kemungkinan balasan yang diharapkan mengalami keterlambatan.
b. Intranet/Ekstranet
1). Intranet
Intranet (internal network) adalah sebuah jaringan privat (private network) yang
menggunakan protokol-protokol internet (TCP/IP) untuk membagi informasi rahasia suatu
perusahaan atau operasi suatu perusahaan kepada karyawannya. Untuk membangun
63
sebuah intranet, sebuah jaringan harus memiliki beberapa komponen yang membangun
internet, yakni protokol internet (Protokol TCP/IP, alamat IP, dan protokol lainnya), klien dan
juga server. Protokol HTTP dan beberapa protokol internet lainnya (FTP, POP3, atau SMTP)
umumnya merupakan komponen protokol yang sering digunakan. Oleh karena itu sebuah
intranet dapat dipahami sebagai sebuah “versi pribadi dari jaringan internet” atau sebagai
sebuah versi dari internet yang dimiliki oleh sebuah organisasi.
Keuntungan intranet:
membantu meningkatkan produktivitas kerja
meningkatkan efisiensi waktu
komunikasi dapat dilakukan secara tepat
kemudahan sistem publikasi web
efektivitas biaya
keseragaman informasi
meningkatkan kerjasama.
Kekurangan intranet:
perlu pelatihan utuk mendidik anggota
diperlukan tenaga ahli untuk membangun dan mengembangkan internet
kemungkinan untuk mengirim hal yang kurang sopan
informasi yang salah akan segera beredar.
2). Ekstranet
Ekstranet atau extranet (external network) adalah jaringan pribadi yang menggunakan
protokol internet dan sistem telekomunikasi publik untuk membagi sebagian informasi bisnis
atau operasi secara aman kepada penyalur (supplier), penjual (vendor), mitra (partner),
pelanggan, dan lain-lain. Ekstranet dapat juga diartikan sebagai intranet sebuah perusahaan
yang dilebarkan bagi pengguna di luar perusahaan. Perusahaan yang membangun extranet
dapat bertukar data bervolume besar dengan EDI (electronic data interchange),
berkolaborasi dengan perusahaan lain dalam suatu jaringan kerjasama dan lain-lain. Contoh
aplikasi yang dapat digunakan untuk extranet adalah Lotus Notes.
Keuntungan ekstranet:
proses dan arus informasi lebih cepat,
peningkatan dalam efektivitas berbisnis,
mengurangi biaya komunikasi, transportasi maupun administrasi,
mengurangi penggunaan kertas,
akses draft dokumen serta presentasi multimedia untuk komentar/persetujuan klien,
melihat proyek-proyek yang lalu sebagai perbandingan.
Kekurangan ekstranet:
biaya tinggi pada awal pengembangan,
membutuhkan staf ahli untuk mengembangkan ekstranet,
membuat kontrak bbrp waktu untuk perencanaan, pengembangan, review, pelaksanaan,
melakukan pemeliharaan teratur, upgrade, dan lain-lain,
memerlukan sejumlah besar IS waktu dan energi, lebih dari apa yang diperlukan untuk
mendapatkan intranet atau situs Web dan berjalan, yang mungkin menempatkannya di
bagian bawah dari kelompok IS to-do list.
64
c. Voice Mail
Cara kerja voice mail seperti mesin penjawab telepon (answering machine), dimana isi rekaman
suara dan pesan penelepon tidak berada di ponsel, tetapi disimpan pada mesin operator yang
dinamakan Kotak Surat Suara (Voice Mail Box). Kapasitas voice mail –yang meliputi jumlah dan
durasi pesan serta lama penyimpanan, tidak selalu sama untuk setiap operator.
Sebagai contoh untuk Telkomsel, layanan Voice Mail Box-nya mampu menampung 10 pesan
dengan durasi masing-masing maksimum dua menit. Jika belum didengar, pesan akan disimpan
selama 10 hari dan setelah didengarkan secara otomatis akan hilang dalam jangka 24 jam.
Sedangkan untuk Satelindo, Voice Mail Box-nya dapat menampung sampai dengan 50 buah
pesan baru, termasuk pesan yang pernah diperdengarkan. Semua pesan baru yang belum pernah
didengarkan akan tertampung selama 14 hari. Semua pesan yang pernah didengar dapat
bertahan selama 2 hari, kemudian dapat disimpan lagi selama 14 hari.
Keuntungan voice mail:
dengan cellular feature voice mail, voice mail box pada cellular dapat menampung pesan
yang belum didengar maupun yang sudah didengar dengan durasi maksimum. Biasanya
pesan yang sudah pernah diperdengarkan hanya dapat disimpan dalam waktu yang lebih
sedikit, dibanding pesan yang belum pernah diperdengarkan. Semua pesan-pesan akan
tertampung dalam voice mail box, lamanya waktu penyimpanan tergantung kepada operator
cellular yang digunakan. Setiap operator cellular dapat mengatur lamanya penyimpanan
pesan menggunakan voice mail
apabila sedang menerima panggilan telepon, kemudian ada telepon lain masuk namun tidak
dapat mengangkat dalam waktu bersamaan, maka dapat digunakan pengalihan panggilan,
sehingga pengguna selular lain yang menghubungi dapat meninggalkan pesan (masuk ke
dalam voice mail box). Setelah itu penerima pesan dapat mendengar pesan yang ditinggalkan
penelpon setelah usai menerima panggilan.
d. Teleconferencing
Teleconference atau telekonferensi atau teleseminar adalah komunikasi langsung diantara
beberapa orang yang biasanya dalam jarak jauh atau tidak dalam satu ruangan serta
dihubungkan oleh suatu sistem telekomunikasi. Sebagai pertemuan yang dilakukan oleh dua
orang atau lebih yang dilakukan melewati telepon/koneksi jaringan untuk keperluan bisnis atau
kegiatan sosial, teleconferencing dapat dilakukan dengan menggunakan audio/suara (audio
conference), video (video conference), dan web (web conference), yang secaar garis besar
digambarkan sebagai berikut:
1). Audio conference (conference call)
Audio conference atau disebut juga conference call adalah percakapan dua atau lebih
partisipan dengan menggunakan fasilitas telepon, dimana komunikasi yang terjadi antara
partisipan hanya dalam bentuk suara/audio saja. Dari semua jenis, conference call
merupakan telekonferensi paling popular, karena memiliki kelebihan-kelebihan sebagai
berikut :
partisipan hanya perlu menggunakan telepon biasa untuk melakukan telekonferensi tanpa
alat atau software tambahan
dapat digunakan kapan dan dimana saja tanpa perlu melakukan konfigurasi perangkat yg
ada
65
tanpa perlu koneksi internet yang cepat, karena layanan panggilan konferensi ini
menggunakan jalur telepon, tidak memerlukan jalur koneksi internet yang cepat.
Untuk melakukan conference call, partisipan diharuskan menelepon nomor tertentu yang
akan menyambungkan mereka ke conference bridge, yakni peralatan khusus yang
menghubungkan jalur-jalur telepon yang masuk menjadi satu, yang disediakan oleh provider
conference call. Dalam hal ini biasanya ada biaya tambahan yang dikenakan oleh provider
conference call bagi penggunanya.
2). Video conference
Video conference adalah teknologi komunikasi yang mengizinkan terjadinya komunikasi dari
beberapa lokasi yang berbeda yang secara simultan dapat mengirimkan gambar video dan
suara. Untuk melakukan video conference dapat memanfaatkan teknologi jaringan IP melalui
internet dan teknologi ISDN (Integrated Services Digital Network). Meskipun memiliki
kelebihan dengan adanya tampilan visual, penggunaan fasilitas video conference di Indonesia
masih kurang populer, karena:
dibutuhkan perangkat khusus seperti: video input (video camera atau webcam) dan video
output (monitor), audio input (microphone), dan audio output (speaker) serta fasilitas data
transfer, jaringan telepon ISDN, LAN atau Internet,
biayanya yang relatif mahal.
Saat ini video conference lebih banyak digunakan oleh media televisi dan perusahaan-
perusahaan berskala besar. Selain video conferencing yang membutuhkan perangkat-
perangkat khusus, ada juga layanan video conferencing yang hanya membutuhkan
komputer. Tipe-tipe video conferencing ini juga bisa disebut cloud video conferencing atau
cloud meeting, karena hanya dengan perangkat komputer biasa dan koneksi internet yang
bagus, anda bisa melakukan video conferencing,
* cloud = komputasi awan
3). Web conference
Web conference atau biasa juga disebut webinars adalah fasilitas telekonferensi interaktif
yang menawarkan fitur aliran data (data stream) lebih lengkap, dimana partisipan dapat
berkomunikasi secara simultan menggunakan teks, suara, video hingga berbagi file (file
sharing) atau melakukan slide presentation. Untuk menjalankan web conference biasanya
menggunakan aplikasi (software) khusus yang disediakan oleh provider web conference
dengan cara berlangganan dan memanfaatkan teknologi internet khususnya TCP/IP
connection.
Berbeda dengan video conference, untuk melakukan web conference cukup menggunakan
perangkat komputer yang dilengkapi dengan perangkat multimedia yang memadai seperti
webcam, microphone, dan speaker, serta koneksi internet. Dengan fitur yang lebih banyak,
perangkat web conference lebih sederhana dibanding video conference biasa. Web
conference banyak digunakan untuk kegiatan-kegiatan seperti seminar atau workshop
online.
e. Facebook
Facebook adalah sebuah layanan jejaring sosial berkantor pusat di Menlo Park, California,
Amerika Serikat yang diluncurkan pada bulan Februari 2004. Hingga September 2012, Facebook
memiliki lebih dari satu miliar pengguna aktif, dimana lebih dari separuhnya menggunakan
telepon genggam.
66
Dalam dunia bisnis facebook digunakan untuk ajang promosi dengan memanfaatkan
kepopuleran facebook yang selalu dikunjungi pengguna internet setiap harinya. Facebook
dianggap para enterpreneur menjadi sarana media sosial yang paling efektif untuk berpromosi,
sehingga muncul online shop yang sekarang menjadi trend.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan dipengaruhi dengan para pengunjung, facebook
pun membuat aplikasi-aplikasi yang mendukung para enterpreneur untuk berpromosi lebih
mudah dan lebih banyak dilihat konsumen. Facebook membuat sarana promosi, mulai dari
promosi yang gratis sampai dengan promosi yang berbayar, misalnya: membuat grup, sharing
(dengan tag atau status) ke teman-teman facebook, membuat event, dan membuat fanspage
atau promosi berbayar, yakni dengan memasang iklan pada facebook untuk dipromosikan
kepada semua pengguna facebook.
1). Kelebihan facebook:
mudah, penggunaannya sangat mudah jika dibandingkan dengan media sosial lainnya,
disamping itu tampilannya pun sangat minimalis, mudah untuk dimengerti oleh pengguna
yang baru bergabung, dan navigasinya yang mudah menjadi poin plus
pengguna terbesar, karena memiliki sekitar 1,44 miliar pengguna aktif setiap bulannya
tempat bisnis, cocok untuk lapak produk para pebisnis online, karena jaringan pemasaran
dan penggunanya yang besar
aksesibilitas, mudah mengakses jejaring sosialnya, terutama aplikasi mobile pada sistem
operasi seperti Java, Blackberry, Android, Apple, bahkan dengan HP berfitur internet saja
dapat mengakses facebook
permainan, merupakan fitur ciri khas yang menjadikan dapat memperoleh pengguna
besar, terutama anak-anak, karena situs jejaring sosial jarang yang menyediakan fitur
hiburan
indikator online, memberikan indikator berupa titik atau dot berwarna pada fitur-fitur
yang juga jarang ditemukan di jejaring sosial lainnya.
2). Kekurangan facebook:
plagiat nama, sulit menemukan akun mana yang asli dan yang palsu, karena banyaknya
pengguna yang kebetulan mempunyai kesamaan nama, sehingga sangat sulit dibedakan
mengganggu belajar siswa, besarnya jumlah siswa yang menggunakan facebook
menyebabkan pengaruh kurang baik dalam belajar, karena kemudahan untuk mengobrol
dengan teman
pornografi, sebagai salah satu kasus yang sangat parah menjangkiti media sosial, tidak
adanya filter konten yang disediakan pihak facebook, konten-konten yang seharusnya
dilihat oleh orang yang telah berusia lebih dari 18 tahun dapat dilihat oleh anak-
anak/remaja.
f. Belanja Online
Belanja online atau belanja daring adalah kegiatan pembelian barang dan jasa melalui media
internet. Sebagai bentuk perdagangan elektronik yang digunakan untuk kegiatan transaksi
penjual ke penjual ataupun penjual ke konsumen, dalam belanja online pembeli dapat melihat
terlebih dahulu barang/jasa yang diinginkan melalui web yang dipromosikan oleh penjual.
Kegiatan belanja ini merupakan bentuk komunikasi yang tidak memerlukan tatap muka secara
langsung, melainkan dapat dilakukan secara terpisah dari/dan ke seluruh dunia melalui media
notebook, komputer, maupun handphone yang tersambung layanan akses internet.
67
Sejak dilakukan pertama kali di Inggris pada tahun 1979 oleh Michael Aldrich dari Redifon
Computers, belanja online mengalami perkembangan yang pesat hingga kini. Munculnya
Books.com pada tahun 1992 diikuti oleh situs web Amazon.com dan toko pizza online (Pizza Hut)
serta Netscape yang memperkenalkan SSL encryption of data transferred online dalam rangka
keamanan dari pembobolan saat bertransaksi pada tahun 1994. Kemudian pada tahun 1996,
muncul situs eBay yang akhirnya berkembang menjadi salah satu situs transaksi online terbesar
hingga saat ini.
Seiring dengan maraknya pertumbuhan situs jejaring sosial, media social networking juga dilirik
oleh pelaku belanja online untuk memasarkan produknya. Penjual mengunggah barang yang
ditawarkan, kemudian disebarkan melalui messaging/photo sharing. Bentuk penawaran ini
merupakan perkembangan dari media katalog yang tadinya disebarkan dalam bentuk media
cetak perbulan, kini disebarkan melalui media katalog online yang penawarannya dapat di-
update kapan saja.
Dalam belanja online, pembayaran dapat dilakukan dengan menggunakan kartu debit, kartu
kredit, PayPal, memotong pulsa pelanggan (untuk transaksi lewat HP), cek, atau cash on delivery
(COD), yakni pembayaran yang dilakukan pada saat barang telah dikirim oleh penjual. Dalam
COD, selain dilakukan melalui tatap muka antara penjual dan pembeli, dimana penjual
menunjukkan barangnya, kemudian pembeli yang tertarik dapat meneliti barang yang akan
dibeli, juga dapat dilakukan antara kurir dan pembeli, apabila domisili pembeli masih dapat
dijangkau oleh penjual.
1). Keuntungan belanja online:
pembeli tidak perlu mengunjungi tempat penjualan baik itu toko, butik, mall, dan
sebagainya, karena pembeli cukup meng-klik ke web yang dituju dan memilih barang yang
dikehendaki
pemilihan barang bisa dilakukan dari rumah atau kantor sehingga pembelian bisa
dilakukan berjam-jam tanpa harus keluar rumah
penjual dapat menekan ongkos pembukaan toko karena melalui belanja online, penjual
cukup memasarkan produknya melalui internet
pemasaran produk bisa mencapai seluruh dunia dengan biaya yang murah
pembeli dapat membandingkan harga produk yang ingin dibelinya secara cepat untuk
menemukan harga yang paling murah.
2). Kekurangan belanja online:
kualitas barang yg diinginkan kadang berbeda kualitasnya dengan yg tercantum di
website,
rentan aksi penipuan di mana banyak kasus ketika pembeli telah mengirim sejumlah uang
yang disepakati, barang yang dibeli tidak dikirim
rentan rusak atau pecah karena media pengiriman adalah pos
rentan aksi pembobolan rekening karena pembayaran dilakukan melalui internet
marak aksi spamming, karena setelah pembeli melakukan registrasi, penjual cenderung
selalu mengirimkan katalog online melalui email pembeli dan hal ini cukup mengganggu
privasi masing-masing pembeli dan penjual.
68
Pada sisi lain, masalah etika dalam bisnis dapat diklasifikasikan ke dalam lima kategori, yakni:
a. Suap (bribery), yakni tindakan berupa menawarkan, memberi, menerima, atau meminta sesuatu
yang berharga dengan tujuan mempengaruhi tindakan seorang pejabat dalam melaksanakan
kewajiban publik (untuk memanipulasi seseorang dengan “membeli pengaruh”).
b. Paksaan (coercion), yakni tekanan, batasan, dorongan dengan paksa atau dengan menggunakan
jabatan atau ancaman, untuk mempersulit kenaikan jabatan, pemecatan, atau penolakan
industri terhadap seorang individu.
c. Penipuan (deception), yakni tindakan memperdaya, menyesatkan yang disengaja dengan
mengucapkan atau melakukan kebohongan.
d. Pencurian (theft), yakni tindakan mengambil sesuatu yang bukan hak-nya atau mengambil
properti milik orang lain (fisik/konseptual) tanpa persetujuan pemiliknya.
e. Diskriminasi tidak jelas (unfair discrimination), yakni perlakuan tidak adil atau penolakan
terhadap orang-orang tertentu yang disebabkan oleh ras, jenis kelamin, kewarganegaraan, atau
agama.
70
DAFTAR PUSTAKA
Bovee, Courtland L. & John V. Thill. 2007. Komunikasi Bisnis, Jilid I. Jakarta: PT Indeks.
Chaney, L.H. & J.S. Martin. 2004. Global Business Etiquette: A Guide to International Communication and
Customs. Connecticut: Praeger.
Effendy, Onong Uchjana. 2006. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Guffey, Mary Ellen; Kathleen Rhodes; Patricia Rogin. 2006. Business Communication (Komunikasi Bisnis:
Proses dan Produk). Edisi Empat. Jakarta: Salemba Empat.
Locker, Kitty O. & Donna S. Keinzler. 2010. Business and Administrative Communication. 9th Edition. Boston:
Mc Graw-Hill.
Priyatna, Soeganda dan Elvinaro Ardianto. 2009. Komunikasi Bisnis: Tujuh Pilar Strategi Komunikasi Bisnis.
Bandung: Widya Padjadjaran.