BAB V. Konsep Pengamanan Sungai Dan Pengendalian Banjir
BAB V. Konsep Pengamanan Sungai Dan Pengendalian Banjir
BAB V
KONSEP PENGENDALIAN BANJIR
Factor-faktor tersebut diatas harus dinyatakan / dikonversi dalam nilai ekonomi. Detail komponen
untuk menghitung kerugian banjir bias dilihat pada buku : Kriteria Desain Bangunan Pengendali
Banjir, Pusat Litbang Sumber Daya Air 2002.
5.1.2. Kriteria Desain Hidraulik
Desain hidraulik bangunan menggunakan rumus hidrolika, metode dan model hidraulik serta atau
model matematik. Sifat-sifat aliran pada saluran terbuka umumnya ditentukan berdasarkan
persamaan Manning, atau persamaan Chezy
Simulasi aliran dapat dilakukan dengan menggunakan model matematik, antara lain HEC-2, Hec-
RAS, FLUVIA, DUFLOW, DWOPER, MIKE 11, ISIS dan D-1 atau dengan model hidraulik serta
SWMM untuk simulasi hujan local. Aliran yang melalui bangunan harus ditenukan dengan
menggunakan rumus dengan bantuan model matematik atau dengan bantuan model hidraulik fisik.
Rums-rumus hidrolika dan contoh-contoh pemakaiannya, diuraikan secara rinci dalam literature-
literatur sebagai berikut :
Opne Channel Hydraulics, Vent e Chow, Mc. Graw-Hill, New York 1959.
Design of Small Dams, USBR, Third Edition, 1987 .
Hydraulic Structures by Smith, C.D., Ed., 1992. Dll.
5.1.3. Krtieria Desain Geoteknik
Kriteria geoteknik merupakan bagian yang penting pada desain bangunan pengendali banjir. Banyak
kasus keruntuhan dan kerusakan bangunan seperti kelongsoran lereng, rembesan, likuifaksi, dan
hambatan pelaksanaan bangunan yang berkaitan dengan kuran diperhatikannya kriteria-kriteria
geoteknik.
Kriteria tersebut meliputi kestabilan lereng tanggul, dan penurunan mercu tanggul, rembesan,
tekanan keatas, erosi buluh, kelongsoran dan erosi yang besar yang akan mengganggu kestabilan
bangunan.
5.1.4. Kriteris Desain Struktur
Standar dan peraturan untuk desain dan pelaksanaan bangunan harus mengacu pada :
Beban rencana yang dipakai harus mengacu pada : kriteria perencanaan bangunan irigasi –
KP-06, 1986 dan Peraturan Muatan Indonesia.
Perhitungan stabilitas bangunan harus mempertimbangkan kekuatan tanah fondasi,
kestabilan terhadap gaya geser, kestabilan terhadap gaya guing dan gaya tekan keatas
(uplift). Factor keamanan yang cukup besar harus dipenuhi.
Spesifikasi bahan dan tegangan ijin harus mengacu pada standard an peraturan yang
berlaku, antara lain : Peraturan Beton Indonesia – NI-2-PBBI, 1971 ; Standar Spesifikais
1. Meningkatkan kapasitas Sungai Bancaran untuk dapat memfasilitas debit banjir (Q15, Q25)
dengan mempertinggi sistem tanggul yang ada.
2. Mengatur sistem tetumbuhan di bantaran S. Bancaran sesuai dengan kaidah pemanfaatan
lahan di bantaran sungai yang mempunyai potensi terjadinya bencana banjir.
3. Mereview sistem drainase pada Avoer 18,20 dan 24, termasuk bangunan klep otomatis yang
ada, antara lain dengan :
- Menghitung Debit Banjir Rencana (Qr) Sungai, pada titik-titik simpul tempat masuknya
saluran drainase, kemudian dicek tinggi muka air (TMA) pada titik simpul tersebut.
- Menghitung Debit Banjir Rencana (Qr) sistem drainase dengan memperhatikan Luasan
Daerah Pematusan dari setiap titik simpul tempat masuknya saluran drainase tersebut,
kemudian dihitung kapasitas saluran drainasenya.
- Dengan menggunakan besaran Debit Banjir Rencana (Qr) tersebut yang dipadukan
dengan bentuk penampang sungai dari hasil pengukuran, selanjutnya dapat dilakukan
simulasi Hidrolika dengan menggunakan perangkat lunak HEC-RAS untuk memperoleh
tinggi muka air banjir yang terjadi, dengan fenomena tersebut akan terjadi beberapa
kemungkinan, antara lain.
Kemungkinan 1:
Tinggi muka air (TMA) sungai lebih tinggi dari (TMA) salura drainase, berarti aliran air dari
saluran drainase tidak bisa masuk kesungai.
Aliran air yang berasal dari saluran drainase akan mengalir terus sehingga akan
menyebabkan (TMA) pada saluran drainase terus naik, kemudian menimbulkan genangan.
Kenaikan muka air pada saluran drainase akan berjalan terus sampai muka air sungai
lebih rendah dari muka air di sistem drainase.
Pada saat muka air di sistem drainase sudah lebih tinggi dari muka air sungai, maka akan
terjadi pengaliran darisi stem drainase kesungai.
Kapasitas saluran drainase dan pintu klep ditentunkan berdasarkan debit yang akan
megalir kesungai, sehingga lama genangan yang terjadi tidak melebihi dari 72 jam (waktu
kemampuan tanaman padi terendam genangan).
Dimensi sistem saluran drainase yang ada diperlukan guna mengetahui kapasitas sistem
drainase yang ada.
Kemungkinan 2:
Tinggi muka air (TMA) sungai lebih rendah dari (TMA) saluran drainase, berarti aliran air
dari saluran drainase langsung bisa mengalir kesungai.
Pada saat muka air di sistem drainase sudah lebih tinggi dari muka air sungai, maka akan
terjadi pengaliran dari sistem drainase kesungai.
Kapasitas saluran drainase dan pintu klep ditentunkan berdasarkan debit yang akan
mengalir kesungai, sehingga lama genangan yang terjadi tidak melebihi dari 72 jam (waktu
kemampuan tanaman padi terendam genangan).
Dimensi sistem saluran drainase yang ada diperlukan guna mengetahui kapasitas sistem
drainase yang ada.
Konsep upaya pengendalian banjir Sungai Bancaran seperti disajikan pada gambar 5.1 dibawah.
Dimana :
n = jumlah hari berturut-turut
D(n) = permukaan drainase mengalir lebih dari n hari dalam mm
= curah hujan dalam n hari berturut-turut dengan periode ulang T tahun dalam
mm
IR = pasokan irigasi dalam mm/hari
Untuk desain modul drainase, 3 hari curah hujan dipilh dengan periode ulang 5 tahun, modulus
dranase kemudian :
Dimana :
Dm = modul drainase dalam l/s.ha
D(3) = limpasan permukaan drainase dalam 3 hari dalam mm
1mm/day = 1/8.64l/s.ha
Debit desain drainase dari ladang dihitung sebagai:
Dimana :
Gambar 5. 1. Rencana Penanganan dan Upaya Pengendalian Banjir pada Sistem Sungai Bancaran
Contents
BAB V.....................................................................................................................................................1
KONSEP PENGENDALIAN BANJIR.....................................................................................................1
5.1. KRITERIA DESAIN BANGUNAN PENGENDALI BANJIR....................................................1
5.1.1. Kriteria Desain Debit Banjir Desain...............................................................................1
Gambar 5. 1. Rencana Penanganan dan Upaya Pengendalian Banjir pada Sistem Sungai Bancaran
........................................................................................................................................................11