Anda di halaman 1dari 6

Nama: Haliza Salsabila Komala

NIM: G1C120069

Matkul: Bahasa Indonesia

Kelas: R002

Bahaya Internet Bagi Remaja


BAB I

Pendahuluan

• Latar belakang faktor masalah


Pada era digital pada saat ini Internet rasanya sudah sangat mudah dijangkau dan melekat di
dalam kehidupan sehari-hari, khususnya bagi para kalangan remaja. Pada dasarnya internet
mampu membantu banyak menyelesaikan kegiatan manusia seperti pekerjaan, pelajaran dan
komunikasi.

Namun pada jejaring internet yang disebut sosial media dan dunia maya pun tidak terlepas dari
berbagai hal yang sangat bernilai negatif dan juga dapat menimbulkan dampak yang sangat
buruk terhadap penggunanya.

Pada usia menginjak remaja tentu sangat masih labil dalam hal apapun baik untuk mengambil
keputusan dan melakukan apapun, tentu sangat dibutuhkan bimbingan orang tua untuk
melakukan banyak hal.

• Rumusan masalah

Lantas seperti apakah bahaya internet bagai para remaja saat ini?

• Tujuan dari penelitian

Mampu menjelaskan bahaya dari internet terutama pada kalangan remaja.


BAB II

Pembahasan

Bahaya internet untuk remaja

Di tengah kehidupan sebagian para kalangan remaja yang mana saat ini internet nampaknya
sudah melekat menjadi salah satu jenis kebutuhan pokok. Namun tentunya tidak semua para
remaja yang bisa mengakses atau menggunakan internet dengan baik dan benar tanpa
terpengaruh dampak negatifnya. Sebab diluaran sana banyak juga sebagian para remaja yang
salah memanfaatkan jejaring internet sehingga menghasilkan dampak yang buruk bagi dirinya
dan juga bagi lingkungan disekitar remaja.

Dengan berdasarkan riset yang dikaji secara mendalam ada beberapa bahaya yang bisa
ditimbulkan apabila tidak bijak dalam menggunakan jejaring internet terutama di kalangan para
kalangan remaja, yaitu seperti berikut:

- Bisa memicu adanya perilaku bullying yang terjadi di sosial media.

- Sangat mudah untuk mengakses konten yang tidak baik seperti pornografi, kekerasan dan
lain sebagainya.

- Terjadi kasus pelecehan, penculikan dan kriminal yang terjadi mulai dari sosial media.

(1) Teks tersebut belum mengandung ciri ciri akademik, berikut bentuk teks setelah dirubah
kedalam teks akademik:

Bahaya Internet Bagi Remaja


BAB I

Pendahuluan

 Latar belakang faktor masalah


Pada era digital saat ini Internet rasanya sangat mudah dijangkau dan melekat di dalam kehidupan
sehari-hari, khususnya bagi para kalangan remaja. Pada dasarnya internet mampu membantu
menyelesaikan kegiatan manusia seperti pekerjaan, pelajaran dan komunikasi.
Namun pada jejaring internet yang biasanya disebut sosial media dan dunia maya pun tidak terlepas
dari berbagai hal yang bernilai negatif dan dapat menimbulkan dampak yang sangat buruk terhadap
penggunanya.

Pada usia menginjak remaja tentu sangat labil dalam hal apapun baik untuk mengambil keputusan dan
melakukan apapun, tentu sangat dibutuhkan bimbingan orang tua untuk melakukan banyak hal.

 Rumusan masalah
Lantas seperti apakah bahaya internet bagai para remaja saat ini?

 Tujuan dari penelitian


Mampu menjelaskan bahaya dari internet terutama pada kalangan remaja.

BAB II

Pembahasan

Bahaya internet untuk remaja


Di tengah kehidupan sebagian kalangan remaja yang mana pada saat ini internet nampaknya sudah
melekat menjadi salah satu jenis kebutuhan pokok. Namun tidak semua para remaja yang bisa mengakses
atau menggunakan internet dengan baik dan benar tanpa terpengaruh dampak negatifnya. Sebab diluaran
sana banyak juga sebagian remaja yang salah memanfaatkan jejaring internet sehingga menghasilkan
dampak yang buruk bagi dirinya dan juga bagi lingkungan disekitar remaja.

Berdasarkan riset yang dikaji secara mendalam ada beberapa bahaya yang bisa ditimbulkan apabila tidak
bijak dalam menggunakan jejaring internet terutama di kalangan remaja, yaitu seperti berikut:

- Bisa memicu adanya perilaku bullying yang terjadi di sosial media.


- Sangat mudah untuk mengakses konten yang tidak baik seperti pornografi, kekerasan dan lain
sebagainya.
- Terjadi kasus pelecehan, penculikan dan kriminal yang terjadi mulai dari sosial media.

Contohnya, jika seorang remaja sedang mencari sebuah informasi di dalam internet, belum tentu
informasi tersebut benar adanya, ketidak telitian remaja menyebabkan mereka menerima informasi yang
salah dan tidak jelas.

A. Tugas Individu
- Ciri Teks akademik pada artikel di atas:
1. Teks tersebut memuat manfaat internet bagi remaja
2. Bahasa yang digunakan bersifat sederhana dan tidak berlebihan
3. Teks tersebut mengadung banyak informasi

- Genre Makro
Teks tersebut merupakan jenis Artikel Ilmiah

- Genre Mikro
Pada teks tersebut Genre mikro nya yaitu terdapat pada pendahuluan, disitu dijelaskan tentang
pengertian dan perkembangan era digital (internet). Dan terdapat semacam eksposisi yang
menyajikan informasi tentang bahaya internet dan media sosial bagi remaja yang disertai deskripsi.

- Pertanyaan
1. Apakah teks tersebut memuat informasi yang jelas tentang bahaya nya internet bagi para
remaja?
 Ya , Karena pada teks tersebut dijelaskan dampak (positif dan negative) dan juga pengaruh
dari internet itu sendiri.
2. Apakah teks tersebut mudah di pahami oleh pembaca? Dan apa faktor pendukungnya.
 Teks akademik tersebut sudah menggunakan bahasa yang mudah di pahami oleh pembaca
dan penyampaian nya pun tidak bertele-tele. Karena teks tersebut di dukung dengan
penjelasan singkat dan dilengkapi dengan contoh.
3. Mengapa remaja harus bijak dalam penggunaan teknologi seperti internet sperti media sosial?
 Karena internet khususnya media sosial adalah sebuah media untuk kita bisa bersosialisasi
dengan siapa pun yang dilakukan secara online, maka dari itu remaja harus memfilter dan
memilah milih penggunaan media sosial. Jika tidak, hal tersebut memiliki banyak dampak
negatif terhadap diri mereka sendiri.

B. Tugas Proyek

Mengkonversi Teks Non Akademik menjadi Teks Akademik

~ Teks Non Akademik

Sosialisasi Kesehatan dan Pengajaran Obat Tradisional (Sikat Jarban)

Gatal-gatal adalah penyakit kulit yang umum terjadi di pondok pesantren, bahkan istilah penyakit
ini dikenal dengan sebutan Jarban (bahasa arab) yang artinya cobaan sedangkan dalam dunia
kedokteran disebut Scabies. Umumnya orang yang tinggal di pondok pesantren terkena 1-3 kali
bahkan ada yang selama tinggal dipesantren terserang penyakit gatal-gatal terus menerus tiada henti.

Penyebab penyakit gatal-gatal tersebut beraneka ragam mulai dari faktor kurang menjaga
kebersihan, tempat tidur yang kurang diatur, bergantian pakaian dengan sesama teman, bergantian
handuk, bahkan sampai dengan keadaan air yang kurang bersih.
Oleh karena itu, masalah penyakit gatal-gatal di pondok pesantren yang menular dari teman satu
keteman yang lain harus segera diatasi. Caranya dengan melakukan sosialisasi kesehatan dan
pengajaran obat tradisional (Sikat Jarban) di pondok pesantren sebagai pengabdian yang khususnya
mendidik (educating), mencerahkan (enlightening), memberdayakan (empowering) tentang manfaat
daun sirih merah yang selama ini masih jarang diketahui oleh khalayak umum termasuk para santri
yang tinggal di pondok pesantren.

Sehingga pemanfataan daun sirih merah yang memilki kadungan minyak sebanyak atsiri 1−4,2%,
air, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, vitamin A, B, C, yodium, gula, anti bakteri dan pati
(Ajizah, 2004) diharapkan akan mampu untuk menuntasakan masalah gatal-gatal. Harapannya
dengan sosialisasi dan pengajaran obat tradisional ini akan tercipta pesantren yang sehat serta dapat
memberikan kenyamanan bagi setiap santri.

Apalagi kelebihan lainnya daun sirih merah mengandung minyak atsiri sebanyak 1−4,2% yang
menurut Ajizah (2014) berperan sebagai anti bakteri dengan cara mengganggu proses terbentuknya
membran atau dinding sel sehingga tidak terbentuk atau terbentuk tidak sempurna.

Pemanfaatan daun sirih tersebut terasa lebih mudah jikalau mempergunakan daun sirih merah
yang mudah diperoleh atau bahkan dalam penanaman karena daun sirih merah dapat tumbuh subur
pada daerah yang dingin, teduh, dan tidak terlalu banyak terkena sinar matahari dengan ketinggian
300−1000 m. Tanaman sirih merah sangat baik pertumbuhannya apabila mendapatkan sekitar
60−75% cahaya matahari (Sudewo, 2010).

~ Teks Akademik

Sosialisasi Kesehatan dan Pengajaran Obat Tradisional (Sikat Jarban)

Gatal-gatal adalah penyakit kulit yang umum terjadi di pondok pesantren, istilah penyakit ini
dikenal dengan sebutan Jarban (bahasa arab) yang artinya cobaan, sedangkan dalam dunia
kedokteran disebut Scabies.

Penyebab penyakit gatal-gatal tersebut beraneka ragam, mulai dari kurang menjaga kebersihan,
tempat tidur yang kurang diatur, bergantian pakaian dengan sesama teman, bergantian handuk,
bahkan sampai keadaan air yang kurang bersih.

Oleh karena itu, masalah penyakit gatal-gatal di pondok pesantren ini harus segera diatasi.
Caranya dengan melakukan sosialisasi kesehatan dan pengajaran obat tradisional (Sikat Jarban) di
pondok pesantren sebagai pengabdian yang khususnya mendidik (educating), mencerahkan
(enlightening), memberdayakan (empowering) tentang manfaat daun sirih merah yang selama ini
masih jarang diketahui

Sehingga pemanfataan daun sirih merah yang memilki kadungan minyak sebanyak atsiri 1−4,2%
(Yang berperan sebagai anti bakteri) , air, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, vitamin A,
B, C, yodium, gula, anti bakteri dan pati (Ajizah, 2004) diharapkan akan mampu untuk
menuntasakan masalah gatal-gatal.

Pemanfaatan daun sirih terasa lebih mudah jikalau mempergunakan daun sirih merah yang mudah
diperoleh atau bahkan dalam penanaman, karena daun sirih merah dapat tumbuh subur pada daerah
yang dingin, teduh, dan tidak terlalu banyak terkena sinar matahari dengan ketinggian 300−1000 m.
Tanaman sirih merah sangat baik pertumbuhannya apabila mendapatkan sekitar 60−75% cahaya
matahari (Sudewo, 2010).

~ Pertanyaan:

1. Apa perbedaan antara ciri Teks Akademik dan Teks Non Akademik
 Perbedaan nya adalah dari segi struktur kalimat, tata bahasa, ciri leksikogramatika, dan
sususan kata beserta maknanya.

2. Mengapa teks akademik banyak menggunakan istilah teknis?


 Karena, istilah teknis tersebut sesuai dengan tuntutan bidang ilmu, tataran keilmuan, dan
latar pokok persoalan yang di sajikan.

3. Mengapa Teks Akademik Bersifat Monologis dengan Banyak Mendayagunakan Kalimat


Indikatif-Deklaratif ?
 Sifat monologis pada teks akademik mengandung arti bahwa teks tersebut memberikan
informasi kepada pembaca dalam satu arah. Untuk memenuhi sifat monologis tersebut teks
akademik mendayagunakan kalimat Indikatif-Deklaratif yang berfungsi sebagai Proposisi-
Memberi, berbeda dengan kalimat Indikatif- nterogatif yang berfungsi sebagai Proposisi-
Meminta atau kalimat Imperatif yang berfungsi sebagai Proposal-Meminta.

Anda mungkin juga menyukai