Skripsi Tuky Fik
Skripsi Tuky Fik
SKRIPSI
Disusun Oleh
Nama : TUKY MINTRIANI
NPM : 0116059571
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEKALONGAN
TAHUN 2020
AFTAR ISI
Table of Contents
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................v
DAFTAR TABEL.............................................................................................................vi
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1.Latar Belakng Masalah.........................................................................................1
1.2.Identifikasi, Pembatasan Masalah Dan Rumusan Masalah...............................8
1.2.1. Identifikasi Masalah.........................................................................................8
1.2.2. Pembatasan Masalah......................................................................................10
1.2.3. Rumusan Masalah..........................................................................................10
1.3.Tujuan Penelitian.................................................................................................11
1.4.Manfaat Penelitian...............................................................................................11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................12
2.1.Landasan Teori....................................................................................................12
2.1.1. Rasio Keuangan.............................................................................................12
2.1.2. Nilai Perusahaan.............................................................................................15
2.1.3. Kebijakan Deviden (DPR)..............................................................................18
2.1.4. Kebijakan Hutang...........................................................................................24
2.1.5. Ukuran Perusahaan.........................................................................................27
2.2.Hasil Penelitian Terdahulu..................................................................................28
2.3.Kerangka Pemikiran...........................................................................................34
2.2.Pengembangan Hipotesis.....................................................................................36
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................................39
3.1.Jenis Penelitian.....................................................................................................39
3.2.Variabel Penelitian dan Definisis Operasional Variabel...................................18
3.2.1. Variabel Dependen atau Variabel Terikat (Y1)..............................................18
3.2.2. Variabel Independen atau Variabel Bebas......................................................19
3.3.Populasi, Sampel dan Metode Penarikan Sampel.............................................39
ii
3.3.1. Populasi..........................................................................................................40
3.3.2. Sampel............................................................................................................41
3.4.Jenis dan Metode Pengumpulan Data................................................................41
3.5.Teknik Analisis.....................................................................................................42
3.5.1. Stastistik Deskripsi.............................................Error! Bookmark not defined.
3.5.2. Uji Asumsi Klasik..........................................................................................43
3.5.3. Uji Hipotesis..................................................................................................46
3.5.4. Analisis Regresi Linier Berganda.......................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................82
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB 1
PENDAHULUAN
substansial tidak banyak berbeda. Hanya saja penekanan yang ingin dicapai
berbeda antara tujuan yang satu dengan yang lainnya (Martono dan Harjito,
2005:2).
modern (jangka panjang) tidak hanya menitik beratkan pada aspek profite
untuk terus maju dan berkembang. Ketatnya persaingan di era modern ini
1
2
nilai perusahaan. Dua aspek yang perlu dipertimbangkan ialah (1) konsentrasi
Pemilik perusahaan dari pihak luar berbeda dengan manajer karena kecil
dividen yang dibayar tinggi, maka harga saham cenderung tinggi sehingga
nilai perusahaan juga tinggi. Sebaliknya bila jika dividen yang dibayarkan
kemampuan membayar dividen juga besar. Oleh karena itu, dengan dividen
2005:3).
3
pendanaan hutang. Hutang juga merupakan salah satu instrumen penting bagi
dana perusahaan yang didanai oleh hutang. Tidak dapat dipungkiri lagi,
perusahaan yang dari luar terlihat megah dan besar diartikan sebagai
hasil analisis rasio keuangan mengenai Ukuran Perusahaan yang dapat dilihat
dari total asset dan total penjualan yang dimiliki, perusahaan manufaktur
yang menjadi sampel penelitian yang telah Listing di Bursa Efek Indonesia
(BEI) telah mencatatkan total asset dan total penjualan yang baik, sehingga
4
para investor dapat melihat besar atau kecilnya sebuah perusahaan dengan
melihat total asset dan total penjualan yang dimiliki oleh perusahaan.
bahwa kebijakan deviden yang di ukur dengan Dividend payout Ratio (DPR)
ini diukur dengan membagi jumlah dividen perlembar saham dengan laba
usaha, maka akan diserap untuk melunasi hutang dan akhirnya laba yang
Tabel 1.1
Research Gap
Tabel 1.2
Data Rata-Rata DPR, DER, FIRM SIZE, PBV, dan Asset Growth Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Periode 2015-2018
No Variabel Tahun
2015 2016 2017 2018
.
1 Dividend Payout
368.00 291.46 289.00 279.19
Ratio
2 Debt to Equity
Ratio 1.454 0.44 0.39 0.77
3 Firm Size Ratio 16.70 16.75 16.82 19.80
4 Price to Book 5,69 5,29 6,27 4,87
Value (X)
Sumber:Data sekunder yang telah diolah
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa rasio DPR menunjukkan hasil yang
tidak konsisten, pada tahun 2015 menunjukkan rasio sebesar 368,00 ditahun 2016
DPR mengalami penurunan rasio sebesar 76,54 , dan ditahun 2017 rasio ini juga
mengalami penurunan sebesar 2,46 Penurunan DPR kembali terjadi pada tahun
yang diikuti dengan penurunan DPR ditahun 2018 sebesar 2,46. Hal ini tidak
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sartono (2010) yang menyatakan
mengalami ketidak konsistenan, ditahun 2015 firm size sebesar 0,5 Ditahun
7
2016 firm size mengalami peningkatan sebesar 0,13 tetapi tidak diikuti
sebesar 0,76 namun tidak diikuti dengan peningkatan DPR. Fenomena ini
Maka penelitian tersebut akan diterjemahkan ke dalam karya tulis yang berjudul
Ratio (DPR), debt to equity ratio (DER) dan firm size, terhadap nilai
Seperti peramalan laba sebelum akhir tahun fiscal dan setelah akhir
tahun fiscal, earning per share (EPS) dividen per share (DPS), ukuran
laverage operasi dan lain sebagainya. Serta kondidsi ekonomi seperrti gejolak
deposito, kurs valuta asing, dan inflasi juga merupakan factor yang
dari dalam laporan keuangan perusahaan itu sendiri maupun faktor eksternal
atau faktor- faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan dari luar laporan
berpengaruh pada harga saham dan juga akan berdampak pada nilai
perusahaan.
perusahaan karena tinggi rendahnya hutang dan ekuitas yang digunakan dapat
pertumbuhan aktiva pertusahaan tersebut tetapi disisi lain utang yang terus
yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah inflasi dan suku bunga. Faktor
akan menurun dan turunnya harga saham berdampak nilai perusahaan juga
ikut menurun.
dengan adanya suku bunga yang tinggi maka, masyarakat lebih berdominan
saham mengakibatkan harga saham menurun dan nilai perusahaan juga akan
menurun.
11
pembatasan terhadap masalah yang akan di teliti. Hal ini untuk menjaga agar
masalah yang akan di bahas tidak terlepas dari permasalahan yang telah di
data peneliti lengkap selama kurun waktu 2016 – 2018. Dalam hal faktor –
Perusahaan saja.
perusahaan?
perusahaan?
sebagai berikut:
12
Ratio (DPR) terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang pada
a. Manfaat Akademis
b. Manfaat Praktis
Sebagai bahan pertimbangan serta informasi bagi manajer dan investor dalam
TINJAUAN PUSTAKA
1. Rasio Keuangan
Rasio keuangan merupakan penulisan ulang data akuntansi ke dalam
satu oeriode maupun beberapa periode. Hasil rasio ini digunakan untuk
berarti jika hanya dilihat dari satu sisi saja, Artinya jika hanya dengan melihat
adanya. Angka-angka ini akan menjadi lebih apabila dapat kita bandingkan
antara satu komponen satu dengan komponen lainya. Caranya adalah dengan
posisi keuangn dalam periode tertentu. Pada akhirnya kita dapat menilai
dengan dengan nama analisis rasio keuangan. Rasio keuangan membantu kita
13
14
memenuhi kewajiban jangka pendek. Fungsi lain rasio likuiditas adalah untuk
untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang. Artinya
dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan
piutang dan lainya) atau rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
15
melaksanakan aktifitas sehari- hari dari hasil pengukuran dengan rasio ini akan
terlihat apakah perusahaan lebih efisien atau sebaliknya dalam mengelola asset
menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu
rasio yang menunjukan kombinasi dari pengaruh likuiditasi, manajemen asset, dan
akan meningkatkan nilai perusahaan tetapi hanya pada sampai titik tertentu.
(Husnan, 2000).
2. Nilai Perusahaan
keberhasilan perusahaan yang terkait erat dengan harga sahamnya (Sujoko dan
Soebiantoro, 2007). Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga
Nilai perusahaan dapat diukur dengan price to book value (PBV), yaitu
perbandingan antara harga saham dengan nilai buku per saham (Brigham dan
Gapenski, 2006). Indikator lain yang terkait adalah nilai buku per saham atau
book value per share, yakni perbandingan antara modal (common equity) dengan
2001). Dalam hal ini, PBV dapat diartikan sebagai hasil perbandingan antara
harga pasar saham dengan nilai buku saham. PBV yang tinggi akan meningkatkan
kemakmuran pemegang saham yang tinggi (Soliha dan Taswan, 2002). PBV juga
dapat berarti rasio yang menunjukkan apakah harga saham yang diperdagangkan
overvalued (di atas) atau undervalued (di bawah) nilai buku saham tersebut
nilai nominal, nilai pasar, nilai intrinsic, nilai buku dan nilai likuidasi. Nilai
nominal adalah nilai yang tercantum secara formal dalam anggaran dasar
perseroan, disebut secara eksplisit dalam neraca perusahaan, dan juga ditulis jelas
dalam surat saham kolektif. Nilai pasar, sering juga disebut kurs adalah harga
yang terjadi dari proses tawar-menawar dipasar saham. Nilai intrinsik, merupakan
konsep yang paling abstrak, karena mengacu pada perkiraan nilai riil suatu
perusahaan. Nilai perusahaan dalam konsep nilai intrinsik ini bukan sekedar harga
dari sekumpulan asset, melainkan nilai perusahaan sebagai entitas bisnis yang
nilai buku adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan dasar konsep akuntansi.
Secara sederhana dihitung dengan cara membagi selisih antara total aktiva dan
total hutang dengan jumlah saham yang beredar. Nilai likuidasi adalah nilai jual
seluruh asset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban yang harus dipenuhi.
Nilai sisa itu merupakan bagian para pemegang saham. Nilai likuidasi bisa di
hitung dengan cara yang sama dengan menghitung nilai buku, yaitu berdasarkan
neraca proforma yang disiapkan ketika suatu perusahaan akan dilikuidasi (Keown,
2008:849).
18
perusahaan. Semakin tinggi rasio ini maka pasar percaya akan prospek
Harga Saham
PBV¿
Nilai buku saham
b. Tobin’s Q
EMV + D
Q¿
EVD + D
Keterangan :
Q = Nilai perusahaan
Harga saham yang dimaksud disini adalah harga pada saat saham
penutupan atau harga terakhir dan merupakan harga yang tidak mungkin
berubah sampai bursa diaktifkan kembali dan harga terakhir ini mewakili
sangat baik.
Variabel – variabel yang di butuhkan pada penelitian ini ada 4 yang terdiri
firm size. serta satu variabel dependen yaitu Nilai Perusahaan yang di ukur dengan
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah nilai perusahaan.
sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran pemegang saham juga
oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi,
Rasio yang dipakai untuk mengukur nilai perusahaan adalah sebagai berikut
perusahaan. Semakin tinggi rasio ini maka pasar percaya akan prospek
Harga Saham
PBV¿
Nilai buku saham
terhadap variabel terikat terdapat tiga variabel bebas dalam penelitian ini
yaitu:
laba yang dibayarkan kepada para pemegang saham dalam bentuk kas. Rumus
permanen jangka panjang perusahaan yang diwakili oleh hutang, saham preferen,
dan ekuitas saham biasa. Variabel ini diukur dengan Debt Equity Ratio;
Total Hutang
DER=
Modal Sendiri
Perusahaan yang lebih besar cenderung memiliki sumber permodalan yang lebih
Firm Size
Tabel 2.1
Variabel Operasional
pemegang
saham
DebtToEquityRatio Horne Perbandingan Rasio Total hutang dibagi
(DER (2005:232) antara total modal sendiri
debt dengan
total equity
firm size Asnawi dan Besar kecilnya Rasio Ln dikali total
Wijaya total asset yang aktiva
(2005:274) dimiliki
perusahaan
dalam
kemampuanya
diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh
pasar.
ditentukan oleh besar kecilnya dividen payout ratio, tapi ditentukan oleh laba
bersih sebelum pajak (EBIT) dan kelas risiko perusahaan. Jadi menurut MM,
bahwa karena ada pajak terhadap keuntungan dividen dan capital gains, para
pajak. Oleh karena itu investor mensyaratkan suatu tingkat keuntungan yang
lebih tinggi pada saham yang memberikan dividend yield tinggi, capital gains
yield rendah dari pada saham dengan dividen yield rendah, capital gains yield
tinggi.
dividend payout rendah karena investor lebih suka menerima dividen dari
lebih pasti dari pada capital gains. Perlu diingat bahwa dilihat dari sisi
investor, biaya modal sendiri dari laba ditahan (Ks) adalah tingkat
dari capital gains (capital gains yield) ditambah keuntungan dari capital gains
diterima pada perusahaan yang sama atau perusahaan yang memiliki resiko
sebagai bukti bahwa para investor lebih menyukai dividen dari pada capital
gains. Seperti teori dividen yang lain, teori signaling hypothesis ini juga sulit
mata disebabkan oleh efek sinyal atau disebabkan karena efek sinyal dan
saat ini lebih senang jika perusahaan menahan sebagian besar laba bersih
pada saat ini akan lebih menyukai suatu dividend payout ratio (DPR) yang
membutuhkan uang saat ini akan lebih senang jika perusahaan menahan
dividen adalah dividend payout ratio (DPR). Dividen payout ratio (DPR)
25
yang dibayarkan kepada para pemegang saham dalam bentuk kas. Rumus dari
(Hanafi, 2008:86).
4. Kebijakan Hutang
hutang. Dalam pengertian sederhana, kewajiban adalah hutang yang harus dibayar
oleh perusahaan. Secara lebih detail, hutang adalah kewajiban suatu perusahaan
yang timbul dari transaksi pada waktu yang lalu dan harus dibayar dengan kas,
barang atau jasa, di waktu yang akan datang. Kewajiban dikelompokkan menjadi
kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang. Kewajiban lancar adalah hutang
26
yang diharapkan akan dibayar dalam jangka waktu satu tahun atau satu siklus
operasi normal perusahaan (tergantung mana yang lebih panjang), dan dengan
menggunakan aset lancar yang ada atau hasil dari pembentukan kewajiban lancar
memberikan manfaat bagi perusahaan yaitu berupa penghematan pajak. Disisi lain
penggunaan hutang juga akan meningkatkan biaya bagi perusahaan yaitu berupa
dan bunga hutang dapat menyebabkan financial distress karena arus kas
penggunaan dana hanya bisa dibenarkan kalau memberikan manfaat yang lebih
besar dari pengorbanannya. Manfaat yang diperoleh dari penggunaan dana adalah
2004).
Menurut Babu dan Jaine (1998) dalam Hidayat (2013), terdapat empat
baru, yaitu (1) adanya manfaat pajak atas pembayaran bunga; (2) Biaya transaksi
pengeluaran hutang lebih murah daripada biaya transaksi emisi saham baru; (3)
Kontrol manajemen lebih besar dengan adanya hutang baru daripada saham baru.
Kebijakan hutang biasa diukur dengan menggunakan rasio dept to equity ratio
(DER). Dept to equity ratio (DER) merupakan perbandingan hutang dan ekuitas
debt to total asset ratio (DAR).Rasio ini menunjukkan bersarnya total hutang
terhadap keseluruhan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Perhitungan lain
terhadap ekuitas perusahaan. Pada penelitian kali ini proksi yang digunakan untuk
(DER). Rasio ini akan memproyeksikan hasil dari total hutang perusahaan yang
debt to equity ratio (DER) salah satunya karena debt to equity ratio merupakan
rasio keuangan yang lebih sering digunakan para investor untuk mengetahui
tingkat hutang perusahaan dibandingkan dengan indikator yang lain. Selain hal
itu, pemilihan debt to equity ratio (DER) sebagai proksi kebijakan hutang dalam
penelitian ini juga berdasarkan pada pemakain proksi yang sebagian besar
perusahaan. Variabel ini diukur dengan Debt Equity Ratio; Simamora (2000:533),
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk melihat
28
Total Hutang
DER=
Modal Sendiri
4. Ukuran Perusahaan
control yang lebih baik (greater control) terhadap kondisi pasar, sehingga mereka
karena memiliki akses yang lebih baik terhadap sumber – sumber informasi
kumala sari, 2005) Brigham dan Houston (2001) menyatakan bahwa ukuran
perusahaan diukur dengan rata – rata total penjualan bersih untuk tahun yang
bersangkutan sampai beberapa tahun. Sedangkan menurut Ferry dan Jones (dalam
perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata – rata total
penjualan dan rata -rata total aktiva. Jadi, ukuran perusahaan merupakan ukuran
atau besarnya asset yang dimiliki oleh perusahaan. Ukuran perusahaan (Size)
Firm Size
dalam suatu penelitian, dan juga di dukung atau di perkuat alat analisis yang
perusahaan yang tercantum dalam indeks LQ45 BEI periode 2013-2016. (2)
tercantum dalam indeks LQ45 BEI periode 2013-2016. (3) DER secara parsial
BEI periode 2013-2016. (4) ROA, EPS, Dan DER secara simultan atau
(DPR) berpengaruh terhadap nilai perusahaan. (2) Earning Per Share (EPS)
nilai perusahaan.
lebih memperjelas hasil penelitian di atas maka dapat di buat table sebagai
berikut:
Tabel 2.2
Hasil penelitian Terdahulu
33
2016),
4 Desy Septariani Analisis Hasil penelitian di peroleh bahwa Equity
(2017) tentang Regresi dan Ratio (DER), berpengaruh signifikan
pengaruh kebijakan Uji Analisis terhadap Price To Book Value (PBV)
dividend an Sedangkan Dividend Payout Ratio
kebijakan hutang (DPR)tidak berpengaruh signifikan
terhadap nilai terhadap Price To Book Value (PBV)
perusahaan (Studi (Studi Empiris Pada Perusahaan LQ45 di
Empiris Pada BEI Periode 2012-2015)
Perusahaan LQ45
di BEI Periode
2012-2015)
5 Andriyani (2017) Analisis Hasil penelitian di peroleh bahawa
tentang pengaruh Regresi dan Dividen Payout Ratio, Earning Per Share
kebijakan dividen Uji Analisis (EPS) (DPR) berpengaruh signifikan
terhadap nilai terhadap nilai perusahaan. sedangakan
perusahaan Size tidak berpengaruh signifikan
manufaktur yang terhadap nilai perusahaan manufaktur
terdaftar di bursa yang terdaftar di bursa efek Indonesia
efek Indonesia tahun 2012-2014
tahun 2012-2014
6 Abdul Rosyid Analisis Hasil penelitian di peroleh bahwa
(2017) tentang Regresi dan variabel kebijakan deviden, kebijakan
Analisis Pengaruh Uji Analisis hutang, firm size dan return on equity
Kebijakan Dividen, berpengaruh signifikan terhadap nilai
Kebijakan Hutang, perusahaan. Sedangkan variabel
Firm Size dan kebijakan deviden tidak berpengaruh
Profitabilitas signifikan terhadap nilai perusahaan
Terhadap Nilai hasil penelitian (Studi Kasus Perusahaan
Perusahaan (Studi Manufaktur Periode 2010 - 2014)
Kasus Perusahaan
Manufaktur Periode
2010 - 2014)
7 Niken Indah Analisis Hasil penelitian di peroleh bahwa
Pratiwi (2017) Regresi dan variabel Ukuran Perusahaan, Kebijakan
tentang Pengaruh Uji Analisis Hutang, dan Kebijakan Dividen
Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Nilai
Kebijakan Hutang, Perusahaan. Sedangkan variabel Ukuran
dan kebijakan tidak berpengaruh signifikan terhadap
Dividen Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan
Nilai Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek
Pada Perusahaan Indonesia (BEI)
Manufaktur yang
Listing di Bursa
Efek Indonesia
35
penelitian terdahulu adalah pada obyek dan tahun pengamatan serta pada
(DPR) yang tinggi menyebabkan nilai saham pada perusahaan juga akan
tinggi dan menyebabkan para investor akan tertarik. Apabila dividen yang
dibayar tinggi, maka harga saham cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan
juga tinggi. Sebaliknya bila jika dividen yang dibayarkan kecil maka harga
dividen juga besar. Oleh karena itu, dengan adanya dividen yang besar akan
Harjito, 2005:3).
struktur permodalan lebih banyak dana yang dibiayai dari pinjaman sehingga
melunasi hutang dan akhirnya laba yang dibagikan kepada pemegang saham
akan lebih besar, sehingga berakibat nilai perusahaan tersebut akan turun
(Sudana, 2011:45).
3. Pengaruh firm Size terhadap nilai perusahaan yang menunjukan salah satu
sehingga semakin besar sebuah perusahaan maka akan semakin besar pula
berdampak positif pada price earning ratio pada masa yang akan datang karena
akan dinilai positif oleh para investor (Aji dan Pangestuti, 2012:3).
gambar 2. 1
Model Kerangka Pemikiran
Ukuran perusahaan
(X3)
sementara waktu di anggap benar dan barangkali tanpa keyakinan agar bisa di
Tarik satu konsekuensi logis yang dengan cara ini kemudian diadakan
earning (pendapatan) yang dibayarkan sebagai dividen kepada investor. Rasio ini
diukur dengan membagi jumlah dividen perlembar saham dengan laba perlembar
2008:86). Peneliti Rara Sukma Palupi dan Susanto Hendiarto (2018) menyatakan
H1: Dividend Rayout Ratio (DPR) berpengaruh negatif atau positif terhadap
Nilai perusahaan
mempunyai kewajiban atau hutang. Penelitia yang dilakukan oleh Alif wahyu
H2: Dept To Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif atau positif terhadap
nilai perusahaan
3. Ukuran perusahaan yang diukur dengan firm size berpengaruh positif terhadap
Nilai Perusaah.
diukur dengan rata-rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan
sampai beberapa tahun. Sedangkan menurut Ferry dan Jones (dalam Sujianto,
ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata – rata total penjualan dan
rata-rata total aktiva. Jadi, ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya
asset yang dimiliki oleh perusahaan. Penelitian yang dilakukan Abdul Rosyid
Perusaah
BAB III
METODE PENELITIAN
bersifat sebab akibat antara dua variabel atau lebih. Penelitian kausal
yang tepat untuk memperoleh data yang diperlukan berupa laporan keuangan.
Adapun yang akan dibahas terbatas hanya pada seberapa besar pengaruh
kebijakan deviden (X1), kebijakan hutang (X2), firm size (X3) dan return on
equity (X4) terhadap nilai perusahaan (Y) pada perusahaan manufaktur pada
penelitian ini adalah kebijakan deviden (X1), kebijakan hutang (X2),dan firm
size (X3). Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai
perusahaan (Y).
41
a. Populasi
kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari
ini adalah perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
Table 3.1
1 Daftar Perusahaan Industri Manufaktur
yang Terdaftar di BEI Tahun 2016-2018
42
43
b. Sampel
periode pengamatan dan telah terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) selama
2015-2018.
2015-2018.
berikut:
Adalah tehnik pengumpulan data dengan cara mengutip langsung data dari
pusat referensi pasar modal (PRPM) di Bursa Efek Indonesia yang dapat dilihat
market directory, prospectus serta Fact book actually dari seluruh perusahaan
dan memahami bahan-bahan yang berkaitan dengan bidang yang menjadi topik
gambaran yang jelas tentang aspek-aspek teoritis dari masalah yang akan penulis
bahas.
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
ukuran perusahaan.
1. Uji Normalitas
2006). Ada dua cara untuk mengetahui apakah residual terdistribusi normal
atau tidak yaitu dengan cara analisis grafik dan uji statistik Kolmogorov –
terdistribusi normal jika nilai signifikansi Kolmogorov – Smirnov > 0,05 dan
sebaliknya apabila nilai signifikansi < 0,05 maka residual tidak terdistribusi
normal.
2. Uji Multikolinieritas
berkolerasi satu dengan yang lain maka bisa dikatakan tidak terjadi
tolerance dan Variance Information Factor (VIF) dari hasil analisis dengan
menggunakan SPSS. Apabila nilai tolerance lebih tinggi daripada 0,10 atau VIF
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas menunjukkan bahwa variance variabel tidak
sama untuk semua pengamatan. Jika variance dari residual satu pengamatan
melihat hasil output SPSS melalui grafik scatterplot antara nilai prediksi
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik - titik yang ada membentuk pola tertentu
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik - titik menyebar di atas dan dibawah
4. Uji Autokorelasi
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada
data rentet waktu (time series) karena “gangguan” pada seorang individu
yang sama pada periode berikutnya. Pada data crossection (silang waktu),
yang berbeda berasal dari individu kelompok yang berbeda. Model regresi
yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali 2013:110).
uji statistik Durbin Watson. Model regresi yang baik adalah regresi yang
48
variabel terikat yang dilihat melalui adjusted R². Adjusted R² ini digunakan karena
variabel bebas dalam penelitian ini lebih dari dua. Nilainya terletak antara 0 dan 1.
Jika hasil yang diperoleh > 0,5 maka model yang digunakan dianggap cukup
Keterangan:
a = Konstanta
ε = Standar Error
variabel dependen (Y) (Ghozali, 2013:88). Apabila Fhitung > Ftabel, maka Ho
signifikan sebesar 0,05 jika nilai Fhitung > Ftabel maka secara bersama-sama
juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada
probabilitas lebih besar daripada 0,05 maka variabel independen secara serentak
b. Uji Parsial
50
arah atau two tailed test, yaitu suatu uji yang mempunyai dua daerah
Dalam pengujian dua arah, biasa digunakan untuk tanda sama dengan
(=) pada hipotesis nol dan tanda tidak sama dengan (≠) pada hipotesis
alternatif. Tanda (=) dan (≠) ini tidak menunjukan satu arah, sehingga
pengujian dilakukan untuk dua arah (Suharyadi dan Purwanto S.K., 2009:88-
89). Kriteria dalam uji parsial (Uji t) dapat dilihat sebagai berikut:
a. Apabila - thitung < - ttabel atau thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha
BAB IV
sejak jaman penjajahan Belanda, tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar
modal dibentuk oleh pemerintah yang berkuasa saat itu, yakni pemerintah Hindia
Belanda yang mana tujuannya untuk kelancaran roda ekonomi pemerintah VOC
sendiri.
terhenti. Banyak faktor yang menjadi penyebab dihentikannya bursa saat itu,
seperti akibat terjadinya perang dunia I dan II, proses pemindahan kekuasaan
mestinya kala itu. Dan berkat inisiatif pemerintah Republik Indonesia bursa
saham kemudian diaktifkan kembali pada tahun 1977. Dan seiring dengan
untuk kemajuan bursa Indonesia, akhirnya pasar modal semakin tumbuh dan
Gambar 4.1
Struktur Organisasi
Sumber: www.strukturorganisasiBEI.com.
ukuran perusahaan atau total asset dan liabilitas perusahaan dalam laporan
perusahaan.
Tabel 4. 1
Perusahaan Manufaktur Yang di jadikan Sample
NO Kode Saham Nama Perusahaan
1 ASII Astra International Tbk.
2 AUTO Astra Otoparts Tbk.
3 CPIN Charon pokphand Indonesia Tbk.
4 FASW Fast Food Indonesia Tbk.
5 GGRM Gudang Garam Tbk.
6 HMSP H.M Sampoerna Tbk.
7 INKP Indah Kita Pulp Tbk.
8 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.
9 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
10 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
11 KLBF Kalbe Farma Tbk.
12 MYOR Mayora Indah Tbk.
13 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk.
14 UNVR Unilever Indonesia Tbk.
15 WSBP Waskita Beton Precast Tbk.
16 TKIM Pabrik Kertas Tjiwika Kimia Tbk
17 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk.
18 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.
19 BRAM Indo Kordsa Tbk.
20 ULTJ Ulta Jaya Milk Industry & Tranding Company
Tbk.
54
www.idx.co.id.
berdomosili di Jl. Gaya Motor Raya No. 8, Sunter II, Jakarta 14330 – Indonesia..
Pemegang saham terbesar Astra International Tbk adalah Jardine Cycle &
Carriage Ltd (50,11%), perusahaan yang didirikan di Singapura. Jardine Cycle &
Carriage Ltd merupakan entitas anak dari Jardine Matheson Holdings Ltd,
Astra memiliki anak usaha yang juga tercatat di Bursa Efek Indonesia
(BEI), antara lain: Astra Agro Lestari Tbk (AALI), Astra Graphia Tbk (ASGR),
Astra Otoparts Tbk (AUTO) dan United Tractors Tbk (UNTR). Selain itu, Astra
juga memiliki satu perusahaan asosiasi yang juga tercatat di BEI, yaitu Bank
Permata Tbk (BNLI). Pada tahun 1990, ASII memperoleh Pernyataan efektif
55
tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 04 April 1990.
(www.britama.com.)
dua maupun roda empat. Sejarah Astra Otoparts bermula dari didirikannya
1997 berganti nama menjadi PT Astra Otoparts dan pada tahun 1998
Indonesia) dengan kode transaksi: AUTO. Sejak saat itu PT Astra Otoparts
enam unit bisnis dan 33 anak perusahaan dengan 34.566 orang karyawan.
untuk mendirikan pabrik pakan ternak di Jakarta di atas area seluas 2,4 Ha
berdasarkan akta Notaris Drs. Gde Ngurah Rai, S.H. Notaris di Jakarta,
No.6 tanggal 7 Januari 1972 dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman
Tambahan No.573.
sejak tanggal 8 April 1986, sesuai dengan akta Notaris Drs. Gde Ngurah
Rai, S.H. no. 13, jumlah pemegang saham perorangan bertambah menjadi
pemilikan saham Perusahaan, pada tanggal 8 Juni 1990 dengan ijin dari
tahun 1972, dengan kapasitas sebesar 20.000 ton per tahun. Jenis produksi
yang dihasilkan antara lain adalah pakan ternak (sapi, babi) dan pakan
unggas (ayam petelur, ayam pedaging, itik). Selanjutnya pada tahun 1976
yang tersebar di Jakarta di atas area seluas 27.284 m 2 (sebesar 200.000 ton
58
per tahun), Surabaya di atas area seluas 42.565 m2 (sebesar 250.000 ton
per tahun) dan Medan di atas area seluas 17.595 m 2 (sebesar 200.000 ton
pabrik pakan udang berkapasitas 40.000 ton per tahun di Medan. Dalam
Akta Notaris Sri Rahayu, S.H., No. 20 tanggal 19 Juni 1978. Akta
No. 4491 tanggal 1 Oktober 1979, serta diumumkan dalam Tambahan No.
Perusahaan tidak memiliki entitas induk dan entitas induk terakhir karena
59
www.britama.com)
juni 1971 No. 10, di ubah dengan akta notaris yang sama tanggal 13
Oktober 1971 No.13 akta- akta ini di setujui oleh mentri kehakiman
pengadilan Negeri Kendiri dengan No. 31/1971 dan No. 32/1971 tanggal
26 Nopember 1971 dan di umumkan dalam Tambahan No. 586 pada berita
di dirikan tahun 1958. Pada tahun 1969 berubah ststus menjadi firma dan
selanjutnya diubah dengan Akta Notaris Liestiani Wang, S.H., M.Kn., No.
Artisari, S.H., M.Kn., No.57 tanggal 27 April 2017 mengenai Tugas dan
lain. Kegiatan produksi rokok secara komersial telah dimulai pada tahun
1913 di Surabaya sebagai industri rumah tangga. Pada tahun 1930, industri
kantor pusat berlokasi di Jl. Rungkut Industri Raya No. 18, Surabaya, serta
Asing No. 1 tahun 1967, berdasarkan Akta Notaris No. 68 dari Ridwan
dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 18, Tambahan No. 172
atau Perusahaan Publik serta peraturan OJK lainnya yang terkait termuat
62
dalam Akta Pernyataan Keputusan rapat No. 49 tanggal 22 Juli 2015 yang
dan perubahan anggaran dasar tersebut telah diterima dan dicatat di dalam
beralamat di Jalan M.H. Thamrin No. 51, Jakarta 10350 dan pabrik
No. 228. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik
(“OJK”) yang dimuat dalam Akta Notaris Kumala Tjahjani Widodo, S.H.
M.H. Mkn No. 22 tanggal 8 Mei 2015 telah disetujui oleh Menteri Hukum
disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
saham atas perubahan nllai nominal saham Perusahaan dari Rp100 (angka
penuh) per saham menjadi Rp50 (angka penuh) per saham yang dimuat
dalam Akta Notaris Kumala Tjahjani Widodo, S.H. M.H. Mkn No. 8,
tanggal 3 Juni 2016 dan telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak
(www.britama.com.)
Januari 1985 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1985.
penjualan semen (sebagai usaha inti) dan beton siap pakai, serta tambang
Cement, Ordinary Portland Cement (OPC Tipe I, II, dan V), Oil Well
Cement (OWC), Semen Putih dan TR-30 Acian Putih. Semen yang
Negeri No. 6 Tahun 1968 yang telah diubah dengan Undang-undang No.
DR. Irawan Soerodjo, S.H., Msi., No. 131, tanggal 18 Mei 2015, mengenai
Perubahan ini telah diterima oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi
Gedung KALBE, Jl. Let. Jend. Suprapto Kav. 4, Cempaka Putih, Jakarta
Silicon, Jl. M.H. Thamrin, Blok A3-1, Lippo Cikarang, Bekasi, Jawa
Barat.(www.britama.com)
antaranya adalah bidang industri.Dan saat ini PT. Mayora Indah Tbk
coklat, kopi dan makanan kesehatan. Perusahaan ini telah tercatat di bursa
Notaris No. 48 tanggal 22 Mei 1978 yang dibuat dihadapan Ruth Karliena,
No. 20 tanggal 7 Juni 2017 yang dibuat dihadapan Leolin Jayayanti, S.H.,
(www.britamacom)
seluruh Indonesia.
dan saus-saus lain dengan merk dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan
merek-merek lain
PT Sara Lee
setempat di sungai. Pada bulan Mei 2011, PT Unilever Indonesia Tbk akan
Akta No. 10 tanggal 7 Oktober 2014 dari Fathiah Helmi, S.H., notaris
publik di Jakarta dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan
merupakan
Divisi Precast dari PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) yang mulai
beroperasi secara komersial pada akhir tahun 2013. Pada tahun 2014,
Timur 13340.(www.britama.com)
Publik, serta Peraturan OJK terkait lainnya, yang termuat dalam Akta
2015 tanggal 7 Agustus 2015, serta diterima dan dicatat dalam Sistem
2016. (www.britama.com)
tebu serta produksi minyak goreng sawit, gula, minyak sawit (Crude Palm
74
Oil atau CPO), sabun dan bahan bakar nabati Perusahaan memulai
terletak di Wisma Budi, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-6, Jakarta. Pabrik
dengan jumlah lahan perkebunan inti kurang lebih seluas 108 ribu hektar.
Adapun jumlah luas lahan yang ditanami kurang lebih seluas 56,4 ribu
hektar. (www.britamacom)
hadapan Mochamad Damiri dan Tommy Tjoa Keng Liet, S.H. tersebut
Oktober 1995 No. 86, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.
8884.
perubahan, antara lain dengan Akta tanggal 18 April 1996 No. 83 yang
(www.btritama.com).
No. 12 tahun 1970 dengan akta notaris No. 83 tanggal 8 Juli 1981 dari
Ridwan Suselo, S.H., notaris di Jakarta, yang diubah dengan akta notaris
No. 288 tanggal 27 November 1981 dan No. 261 tanggal 28 Januari 1982
dari notaris yang sama. Aktaakta pendirian ini disahkan oleh Menteri
dengan akta notaris No. 2 tanggal 6 Juni 2018 dari Utiek R. Abdurachman,
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat No.
Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi
untuk menggunakan bahasa lnggris dan satuan mata uang Dolar Amerika
nylon, polyester, rayon), benang nylon untuk ban, dan bahan baku
Indonesia dengan kantor pusat dan pabrik berlokasi di JI. Pahlawan, Desa
secara komersial pada awal tahun 1974 Anggaran Dasar Perseroan telah
Juni 2017 dibuat oleh Ari Hambawan S.H., M.Kn., Notaris di Bandung,
yang disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
2017 tanggal 07 Juli 2017. Perseroan memiliki kantor pusat dan pabrik
sekuritas yaitu berupa pasar modal. Di dalam pasar modal inilah permintaan dan
penawaran atas sekuritas diperdagangkan. Saat ini pasar modal di Indonesia lebih
dikenal dengan Bursa Efek Indonesia. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan
hasil merger antara Bursa Efek Jakarta atau Jakarta Stock Exchange (JSX) dan
Bursa Efek Surabaya (BES) atau Surabaya Stock Exchange (SSX). Merger Bursa
Efek ini terjadi sejak tanggal 1 Desember 2007. (Sarjana, & Purnomo, 2017)
jenis perusahaan terbanyak, memiliki tingkat operasi usaha yang tinggi. Selain itu
perdagangan saham yang tinggi dan memiliki perubahan harga yang dinamis,
Berdasarkan data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) diketahui
bahwa perusahaan manufaktur yang tecatat di Bursa Efek Indonesia selama tahun
2015 - 2018 adalah sebanyak 131. Pada perusahaan manufaktur terdapat beberapa
79
Tabel 5.1
Jenis Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2018
Tabel 5.2
Kriteria Pengambilan sample
80
81
Tabel 5.3
Nama Perusahaan Sampel Penelitian
A. Nilai Perusahaan
sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran pemegang saham juga
82
oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan Kebijakan
2009:19). Rasio yang dipakai untuk mengukur nilai perusahaan adalah Price Book
Harga Saham
PBV¿
Nilai buku saham
Jawab:
1.182,5328286986
BPV=¿ 4.138
=3,50
Dengan cara yang sama maka hasil perhitungan BPV dapat di selesaikan
Table 5.4
Hasil perhitungan prie book value (PBV) tahun 2015-2018
PBV
Kode
2015 2016 2017 2018
Perusahaan
ASII 1.92 2.54 2.15 1.98
AUTO 0.76 0.96 0.92 0.65
CPIN 3.39 3.47 3.24 3.50
FASW 2.06 2.70 2.22 2.41
GGRM 2.78 3.27 4.04 3.75
HMSP 13.66 14.51 16.13 13.74
INKP 0.14 0.15 0.71 0.15
INDF 1.05 1.55 1.43 1.35
ICBP 4.79 5.61 5.11 5.56
INTP 3.44 2.23 3.29 3.01
KLBF 5.66 6.01 5.97 4.89
MYOR 5.25 6.38 6.71 7.45
SRIL 1.89 1.07 1.3 0.98
UNVR 58.48 46.67 62.44 38.62
WSBP 2.04 2.04 1.47 1.33
TKIM 0.10 0.16 0.68 1.87
TBLA 0.95 1.64 1.64 1.05
CEKA 0.63 0.85 0.85 0.89
BRAM 0.83 0.01 1.16 0.83
ULTJ 4.07 3.95 3.95 3.32
Sumber: data sekunder yang diolah
laba yang dibayarkan kepada para pemegang saham dalam bentuk kas. Rumus
Deviden = 918.288.000.000
Jawab:
918.288.000 .000
DPR= =0,20
4.551.485 .000 .000
Dengan cara yang sama maka hasil perhitungan DPR dapat di selesaikan
Table 5.4
Hasil perhitungan Deviden payout Ratio (DPR) tahun 2015-2018
b) DebtToEquityRatio (DER)
jangka panjang perusahaan yang diwakili oleh hutang, saham preferen, dan
ekuitas saham biasa. Variabel ini diukur dengan Debt Equity Ratio; Simamora
(2000:533), Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk
Total Hutang
DER=
Modal Sendiri
Liabilitas = 4.732.868.000.000
86
Ekuitas = 19.391.174.000.000
Jawab:
Dengan cara yang sama maka hasil perhitungan DER dapat di selesaikan
Tabel 5.5
Hasil perhitungan debt to equity ratio (DER) tahun 2015-2018
DER
Kode
2015 2016 2017 2018
Perusahaan
ASII 0.94 0.87 0.89 0.98
AUTO 0.41 0.39 0.40 0.41
CPIN 0.97 0.71 0.56 0.43
FASW 1.07 1.13 1.06 0.94
GGRM 10.16 0.59 0.58 0.53
HMSP 0.19 0.24 0.26 0.32
INKP 1.68 1.44 1.37 0.35
INDF 1.13 0.87 0.88 0.93
ICBP 0.62 0.56 0.56 0.34
INTP 0.16 0.15 0.18 0.20
KLBF 0.25 0.22 0.20 0.19
MYOR 1.18 1.06 1.03 1.06
SRIL 1.83 1.86 1.70 1.64
UNVR 2.26 2.56 2.65 1.58
WSBP 0.75 0.85 1.04 0.93
Perusahaan yang lebih besar cenderung memiliki sumber permodalan yang lebih
Firm Size
Jawab:
Dengan cara yang sama maka hasil perhitungan firm size dapat di
Tabel 5.6
Hasil perhitungan firm size tahun 2015-2018
FIRM SIZE
Kode
2015 2016 2017 2018
Perusahaan
ASII 19.32 19.38 19.50 12.75
88
dalam penelitian ini merujuk pada nilai mean, standar deviasi, nilai minimum dan
maksimum dari seluruh variabel yang di teliti yaitu kebijaan deviden (x1),
kebijakan hutang (x2)dan ukuran perusahaan (x3), dan nilai perusahaan (y)
ini:
Tabel 5.7
Statistik Deskriptif
89
Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
DPR 68 .00 .99 .3478 .24443
DER 68 .15 10.16 .9287 1.29143
Size 68 12.75 30.53 17.4640 3.06901
BPV 68 .01 16.13 3.3897 3.38203
Valid N 68
(listwise)
atau jumlah data dalam penelitian ini sebanyak 68 sample data perusahaan
Berdasarkan tabel 5.7 di atas, dapat di jelaskan data deskriptif masing- masing
1. Kebijakan Deviden
Pada tabel 5.7 menunjukan behwa nilai rata-rata kebijakan deviden sebesar
0,3478 dan standar deviasi sebesar 0,24443 nilai simpang data lebih rendah dari
nilai rata- rata kebijakan deviden artinya bahwa penyimpangan data yang terjadi
adalah 0,00 dan nilai maksimum dari kebijakan deviden adalah 0,99.
2. Kebijakan Hutang
Pada tabel 5.7 menunjukan bahwa nilai rata- rata kebijakan hutang sebesar
0,9287 dan standar deviasi kebijakan deviden sebesar 1,29143 nilai simpangan
ini lebih tinggi dari nilai rata- rata sukubunga artinya penyimpangan data yang
90
yaitu 0,15 dan nilai maksimum dari kebijakan hutang adalah 10,16.
3. Ukuran Perusahaan
Pada tabel 5.7 menunjukan bahwa nilai rata- rata ukuran perusahaan
sebesar 17,4640 dan standar deviasi kebijakan deviden sebesar 3,06901 nilai
simpangan ini lebih rendah dari nilai rata- rata sukubunga artinya penyimpangan
data yang terjadi menunjukan rendahnya fluktuasi data minimum dari ukuran
perusahaan yaitu 12,75 dan nilai maksimum dari ukuran perusahaan adalah 30.53.
4. Nilai Perusahaan
Pada tabel 5.7 menunjukan bahwa nilai rata- rata nilai perusahaan sebesar
3,3897 dan standar deviasi nilai perusahaan sebesar 17,4640 nilai simpangan ini
lebih tinggi dari nilai rata- rata sukubunga artinya penyimpangan data yang
terjadi menunjukan tingginya fluktuasi data minimum dari nilai perusahaan yaitu
Pengujian Asumsi Klasik yang di lakukan pada penelitian ini meliputi Uji
1. Uji Normalitas
1) Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 maa data berdistribusi
normal.
2) Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 maka data tidak
berdistribusi normal.
Hasil Uji Normalitas pada penelitian ini dapat dilihat pada table
sebagai berikut:
Tabel 5.8
Uji Normalitas
adalah 0,718 dengan nilai Asyimp. Sig. (2-tailed) adalah 0,682. Maka dapat
disimpulkan data residual berdistribusi normal karena nilai Asyimp. Sig. (2-
2. Uji Multikoloniaritas
temukan adanya korelasi antara variabel bebas atau independen. Model regresi
gunakan dengan cara melihat nilai tolerance dan variance inflantion fator ( VIF ),
1) Jika nilai tolerance di atas 0,10 dan nilai VIF di bawah 10, maka tidak
2) Jika nilai tolerance lebih keil dari 0,10 dan nilai VIF di atas 10, maka
baik.
Hasil Uji multikolonieritas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5.9
sebagai berikut:
Tabel 5.9
Uji Multikoloniaritas
93
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 DPR .990 1.010
DER .994 1.006
Size .996 1.004
a. Dependent Variable: BPV
Sumber : Data sekunder yang di olah
Berdasarkan tabel 5.9 menunjukan nilai tolerance dari DPR, DER dan
FIRM SIZE mempunyai nilai tolerance yang semuanya > 0,10 dan nilai VIF dari
DPR, DER dan FIRM SIZE mempunyai nilai yang semuanya <10, sehingga dapat
3. Uji Heterokedastisitas
pengamatan yang lain (Ghozali, 2012). Pada penelitian ini pengujian uji
1) Nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi heterokedastisistas.
heterokedastisitas.
Hasil Uji Heterokedastisistas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel
Tabel 5.10
94
Uji Heterokedastisitas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1.556 .751 2.073 .043
DPR 1.032 .586 .227 1.761 .084
DER -.115 .086 -.172 -1.339 .186
Size -.029 .042 -.089 -.694 .491
a. Dependent Variable: abs_res
Sumber : Data sekunder yang diolah.
DER, dan Firm Size lebih dari 0,05, maka dapat di simpulkan bahwa
4. Uji Autokorelasi
sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Pada penelitian ini untuk mendeteksi
ada tidaknya autokorelasi dilakukan Uji Dutbin- Watson (DW test). Pengambilan
Tabel 5.11
Nilai Durbin- Watson
Hasil uji Autokorelasi pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5.11
sebagai berikut :
Tabel 5.12
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
1 .416a .173 .129 1.60375 2.224
a. Predictors: (Constant), Size, DER , DPR
b. Dependent Variable: BPV
Sumber : Data sekunder yang diolah
Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel alpha 5%, jumlah sampel sebesar
60 dan jumlah variabel independen sebesar 6 ( k=3 ), maka di dapatkan nilai tabel
DW yaitu dL = 1.6889 du < durbin- Watson (2.224) < 4- du(2,3111). Dari nilai
Durbin- Watson sebesar 2,224 maa dapat disismpulkan bahwa 4- du < d < 4- dl
96
dengan nilai 2,30a54 < 2,224 sehingga dapat dinyatakan tanpa kesimpulan (No
Decision).
berikut:
Tabel 5.13
Analisis Regresi Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1.211 1.345 .900 .372
DPR 3.216 1.051 .374 3.062 .003
DER -.256 .154 -.203 -1.669 .101
Size .028 .075 .046 .375 .709
a. Dependent Variable: BPV
Sumber: data sekunder yang diolah
anggap konstan (bernilai 0), maka nilai perusahaan akan sebesar 1,211
97
deviden (DPR) sedàngkan variabel lain dianggap konstan (bernilai 0), maka
0), maka nilai nilai perusahaan akan tetap atau berkurang sebesar 0,256.
(bernilai 0), maka nilai perusahaan akan tetap atau bertambah sebesar 0,028.
Uji Fit Model pada dasarnya di gunakan untuk mengetahui apakah semua
variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh seara bersama – sama atau
Tabel 5.14
Uji Fit Model
ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 30.221 3 10.074 3.917 .013a
Residual 144.033 56 2.572
Total 174.254 59
a. Predictors: (Constant), Size, DER , DPR
b. Dependent Variable: BPV
Sumber: dari data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 5.14 ,menunjukan F test diperoleh hasil 3,917 dengan nilai
98
signifikasi 0,013. Nilai signifikansi ini < 0,05 sehingga dapat di simpulkan seara
bersama bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari kebijakan deviden (DPR),
kebijakan hutang (DER), dan ukuran perusahaan (Firm Size) terhadap nilai
perusahaan.
Tabel 5.15
Uji Pengembangan Hipotesis
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1.211 1.345 .900 .372
DPR 3.216 1.051 .374 3.062 .003
DER -.256 .154 -.203 -1.669 .101
Size .028 .075 .046 .375 .709
a. Dependent Variable: BPV
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 5.15, maka dapat di interprestasikan sebagai berikut
perusahaan.
nilai ini > 0,05 maka ukuran perusahaan pengaruh tidak signifikan
99
5.2.3 Pembahasan
kebijakan deviden memiliki nilai koefisien dengan arah positif yaitu sebesar
3,062 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,003 < 0,05 sehingga dapat di
earning (pendapatan) yang dibayarkan sebagai dividen kepada investor. Rasio ini
diukur dengan membagi jumlah dividen perlembar saham dengan laba perlembar
2008:86).
kebijakan hutang memiliki nilai koefisien dengan arah negatif yaitu sebesar -1,669
100
dengan tingkat signifikasi sebesar 0,101 > 0,05 sehingga dapat di nyatakan bahwa
struktur permodalan lebih banyak dana yang dibiayai oleh pinjaman sehingga
perusahaan memperoleh laba usaha, maka akan diserap untuk melunasi hutang
dan akhirnya laba yang dibagikan kepada pemegang saham akan semakin kecil
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilaukan oleh
Rara Sukma Palupi dan Susanto Hendiarto (2018) membuktikan bahwa Debt To
Equity Ratio (DER) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Nilai
Perusahaan.
perusahaan memiliki nilai koefisien dengan arah negative yaitu sebesar 0,375
dengan tingkat signifikasi sebesar 0,709 > 0,05 sehingga dapat di nyatakan bahwa
terima.
101
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Jadi suatu perusahaan bisa saja
dikatakan perusahaan besar, jika kekayaan yang dimilikinya besar. Demikian pula
Hasil penelitian sejalan dengan hasil penelitian yang di laukan oleh Niken
Indah Pratiwi (2017) membuktikan bahwa Ukuran Perusahaan (Firm Size) tidak
6.1 Simpulan
ini.
ini.
103
6.2 Keterbatasan
ukuran perusahaan
6.3 saran
104
105
DAFTAR PUSTAKA