PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pasangan suami istri tak luput dari masalah jika kehamilan sang istri tidak dikehendaki.
Misalnya masalah ketidaksiapan. Hal ini bisa menimbulkan depresi ringan sampai berat pada
ibu, yang bisa sangat berpengaruh pada janin, bahkan berakibat keguguran atau terlahir cacat.
Apalagi jika Kehamilan tak diinginkan terjadi pada pasangan yang belum menikah, akibat
yang terjadi bisa jauh lebih besar. Tidak saja karena akan mengalami konflik internal, semisal
ketidaksiapan, tapi juga mesti menghadapi tekanan dari lingkungan sosial, semisal celaan.
Norma-norma ketimuran masih tetap menganggap kehamilan diluar nikah sebagai aib
bagi keluarga ataupun masyarakat, apapun sebab dari kehamilan itu. Orang yang hamil diluar
nikah dinilai sebagai keburukan, yang kalaupun terjadi harus di sembunyikan. Masyarakat
patriarkal sekarang ini, cenderung mempersalahkan wanita dalam kehamilan diluar nikah.
Padahal wanita yang hamil bisa saja merupakan korban perkosaan atau korban keadaan
(dipaksa lewat bujukan untuk melakukan hubungan seksual oleh pacarnya, atau temannya,
atau keluarganya).
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari pokok-pokok permasalahan diatas penyusun merumuskan beberapa masalah yaitu
mengenai:
1. Pengertian KTD
2. Sebab KTD
3. Dampak KTD
4. Pencegahan KTD
5. Penanggulangan Kasus Kehamilan Pada Remaja
1.2 TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan tugas makalah ini adalah mengidentifikasi mengenai
KEHAMILAN YANG TIDAK DIINGINKAN (KTD).
1.3 MANFAAT PENULISAN
Bagi Masyarakat
Masyarakat menjadi tau dan mengerti mengenai Kehamilan yang tidak diinginkan.
Bagi Tenaga Kesehatan (khususnya BIDAN)
Sebagai informasi tenaga kesehatan khususnya bidan mengenai kehamilan yang tidak
diinginkan yang bisa dijadikan panduan untuk penyuluhan pada remaja maupun pasangan
suami istri.
Bagi Institusi Pendidikan
Menambah pengetahuan referensi yang menunjang ilmu pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN
KEHAMILAN YANG TIDAK DIINGINKAN (KTD)
2.1 PENGERTIAN KTD
Menurut kamus istilah program keluarga berencana, kehamilan tidak diinginkan
adalah kehamilan yang dialami oleh seorang wanita yang sebenarnya belum menginginkan
atau sudah tidak menginginkan hamil (BKKBN,2007). Sedangkan menurut PKBI, kehamilan
yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak menghendaki adanya
proses kelahiran akibat dari kehamilan. Kehamilan juga merupakan akibat dari suatu perilaku
seksual yang bisa disengaja maupun tidak disengaja. Banyak kasus yang menunjukkan bahwa
tidak sedikit orang tidak bertanggungjawab atas kondisi ini. Kehamilan yang tidak diinginkan
dapat dialami, baik oleh pasangan yang sudah menikah maupun belum menikah.
(PKBI,1998)
Kehamilan usia dini, selain berakibat kurang baik bagi tubuh, juga berakibat
hilangnya kesempatan untuk mendapat pendidikan formal. Padahal, pendidikan formal yang
baik merupakan salah satu syarat (meskipun tidak harus) agar dapat bersaing di masa depan.
Menurut saya, alangkah baiknya jika sekolah-sekolah tetap mau menerima siswa yang hamil,
atau minimalnya memberikan cuti, bukannya mengeluarkan. Alangkah malangnya siswa
yang hamil/menghamili, yang telah mengalami berbagai masalah yang berat, harus diperberat
masalahnya dengan 'ditutup' masa depannya melalui pengeluaran siswa oleh pihak sekolah.
Lembar fakta yang diterbitkan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI),
United Nations Population Fund (UNFPA) dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) menyebutkan 15 % remaja usia 10–24 tahun yang jumlahnya mencapai
sekitar 62 juta diperkirakan telah melakukan hubungan seksual di luar nikah. Pada tahun
2008 di Jakarta, dari 405 kehamilan yang tidak direncanakan, 95 persennya dilakukan oleh
remaja usia 15-25 tahun. Angka kejadian aborsi di Indonesia mencapai 2,5 juta kasus, 1,5 juta
diantaranya dilakukan oleh remaja. Polling yang dilakukan di Bandung menunjukkan, 20
persen dari 1.000 remaja yang masuk dalam polling pernah melakukan, seks bebas.
Diperkirakan 5-7 persennya adalah remaja di pedesaan.
Sebagai catatan, jumlah remaja di Kabupaten Bandung sekitar 765.762. Berarti, bisa
diperkirakan jumlah remaja yang melakukan seks bebas sekitar 38-53 ribu. Kemudian,
sebanyak 200 remaja putri melakukan seks bebas, setengahnya kedapatan hamil. Dan 90
persen dari jumlah itu melakukan aborsi.
Kondisi itu tidak hanya memprihatinkan karena mencerminkan lemahnya penerapan
ajaran agama dan melunturnya norma masyarakat namun juga mengkhawatirkan mengingat
perilaku tersebut berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan reproduksi pada remaja yang
bersangkutan. Dunia remaja merupakan suatu tahap yang kritikal didalam kehidupan
manusia, yaitu peralihan dari dunia anak-anak menuju ke dunia dewasa. Di tahapan ini
seseorang memulai untuk mencari identitas dan penampilan diri. Bahkan pakar psikologi
mengistilahkan dunia remaja sebagai “emotional age” (umur emosi). Tetapi faktor yang bisa
mempengaruhi moral remaja juga akan mempengaruhi ketika dia menginjak dewasa.
3.1 KESIMPULAN
KTD (kehamilan tidak diinginkan) adalah suatu kondisi pasangan yang tidak
menghendaki adanya kehamilan yang merupakan akibat dari suatu perilaku seksual (HUS)
baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) banyak terjadi karena pola hubungan suami- istri
tidak seimbang, yang mengakibatkan hubungan seksual sebagai awal terjadinya kehamilan
seringkali dipahami sebagai kewajiban (agama) istri saja. Istri diposisikan untuk melayani
suami kapan saja sementara akibat dari hubungan ini bila terjadi kehamilan hanya istri
seorang yang menanggung. Selain terjadi pada remaja, KTD justru banyak dialami oleh ibu –
ibu dengan keluarga harmonis.
3.2 SARAN
Semoga dengan adanya makalah yang telah kami tulis ini dapat memberikan pengetahuan
dan sajian informasi kepada pembaca. Bukan hanya sekedar wacana, tetapi juga dapat menerapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi seluruh pembaca, khususnya bagi remaja maupun pasangan suami istri diharapkan
memiliki kesadaran yang timbul dari diri masing-masing dan selalu memahami dengan baik tentang
kehamilan yang tidak diinginkan.