Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam berbagai macam bidang pembangunan bidang sipil, penggunaan
batu bata masih digunakan / diperlukan. Bidang yang terutama masih banyak
dalam pengunaan batu bata adalah pembangunan gedung, pembangunan
rumah-rumah, pembuatan saluran dan lain – lain.
Pekerjaan paling banyak dalam hal batu bata adalah pekerjaan dibidang
pembuatan dinding atau tembok, dimana komponen utamanya adalah batu
bata ditambah dengan perekat berupa spesi dari Portland cement (PC)
ditambah pasir dan bisa juga ditambah kapur.
Selain itu juga sekarang ini banyak daerah di Indonesia yang memproduksi
batu bata sebagai bahan bangunan ini. Industri batu bata ini banyak terdapat di
pedesaan terutama sebagai penambahan penghasilan pengrajin itu sendiri.
Untuk itu dalam pelaksanaan suata pekerjaan bangunan terutama untuk
proyek yang berskala besar, penelitian mengenai karakteristik batu bata ini
diperlukan, hal ini berkaitan dengan kekuatan dan ketahanan bangunan itu
sendiri.
Pemeriksaan batu bata itu sendiri meliputi :
1. Pemeriksaan ukuran dan tampak luar batu bata
2. Penentuan kuat tekan batu bata
3. Pemeriksaan daya serap batu bata
4. Pemeriksaan daya serap air.

1.2 PERUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana ukuran dan tampak luar batu bata tersebut ?
2. Berapa besar kuat tekan batu bata ?
3. Berapa besar daya serap batu bata tersebut ?
4. Berapa kadar air yang terdapat dalam batu bata ?
1.3 PEMBATASAN MASALAH
Batu bata yang digunakan untuk pengujian didatangkan dari suatu daerah
dimana batu bata tersebut banyak di hasilkan oleh daerah tersebut. Batu bata
tersebut dibuat dari tanah liat yang kemudian di cetak, dikeringkan kemudian
dibakar matang.

1.4 TUJUAN PRAKTIKUM


1. Untuk menentukan penyimpangan batu bata berdasarkan tampak luar,
 Untuk menerangkan prosedur pelaksanaan pemeriksaan ukuran dan
tampak luar batu bata.
 Menentukan pemeriksaan ukuran batu bata.
 Menentukan pemeriksaan tampak luar batu bata.
 Menentukan pemeriksaan tampak luar batu bata berdasarkan warna
dan beratnya.
2. Untuk menentukan klasifikasi dari batu bata berdasarkan kuat tekannya
 Menerangkan prosedur pemeriksaan daya serap batu bata
 Melaksanakan pemeriksaan kuat tekan batu bata
3. Untuk mengetahui adanya daya serap batu bata
 Menerangkan prosedur pemeriksaan daya serap batu bata
 Melaksanakan pemeriksaan daya serap batu bata
 Menyimpulkan hasil pemeriksaan daya serap batu bata
4. Untuk mengetahui adanya kadar air batu bata

1.5 INTRODUKSI TEORI


A. Ukuran batu bata standar
a. Panjang x Lebar x Tebal = 240 x 115 x 52 mm
b. Panjang x Lebar x Tebal = 230 x 110 x 50 mm
Penyimpangan maksimal dari ukuran tersebut :
 Panjang maksimal =3%
 Lebar maksimal =4%
 Tebal maksimal = 5%
Selisih maksimal yang diperoleh :
 Panjang = 10 mm
 Lebar = 5 mm
 Tebal = 4 mm
Dalam ukuran lebih dari penyimpangan maksimal yang telah
ditentukan adalah :
Batu bata mutu tingkat I
 Tidak ada penyimpangan
Batu bata mutu tinkat II
 Satu buah dari 10 batu bata percobaan
Batu bata mutu tingkat III
 Dua buah dari 10 batu bata percobaan
B. Perhitungan Kuat Desak
Syarat : Mutu bata dibagi menjadi 3 tingkatan berdasarkan kuat
desaknya

Tingkat I → kuat desak > 100 kg / cm2

Tingkat II → kuat desak 80 – 100 kg / cm 2

Tingak III → kuat desak 60 – 80 kg / cm2


Perbandingan campuran
a. Perbandingan volume = PC : PS : Air = 1 : 3 : 0,55
1 3 0,55
: :
b. Perbadingan berat = 4,55 4 ,55 4,55

c. Volume cetakan = 3 x ( 13 x 13 x 13) = a cm3

b cm 3
Volume bata merah =3x(pxlxt)= c cm3
Kebutuhan campuran :
1
PC = 4,55 x Bj PC x c = …………. gr
1
Ps = 4,55 x Bj Ps x c = …………. gr
1
Air = 4,55 x BJAir x c = …………. gr

Perhitungan kuat desak :


fc
fcm = A x ( Kg/ cm2 )

Dimana :

fcm = kuat desak kubus bata ( Kg/ cm2 )

fc = beban hancur ( kg )
A = Luas bidang permukaan ( cm2 )
Berdasarkan ketentuan syarat desak yang ditentukan dalam perdagangan
di Indonesia dibagi menjadi 3 bagian :

 Mutu tingkat I mempunyai kuat desak > 100 kg / cm 2

 Mutu tingkat II mempunyai kuat desak antara 80 – 100 kg / cm 2

 Mutu tingkat III mempunyai kuat desak antara 60 – 80 kg / cm 2


C. Daya Serap
Syarat : -
Daya serap dihitung dengan rumus :
b−c
Ds = c x 100% (kg / cm 2 / menit )
Dimana : Ds = Daya serap
b = Berat setelah direndam ( gr )
c = Berat sebelum direndam ( gr )
D. Pengujian Kadar Air
Syarat : -
Dapat dihitung dengan rumus :
A−B
KA = B x 100%
Dimana : KA = Kadar air
A = Berat bata sebelum dioven ( gr )
B = Berat bata setelah dioven ( gr )
 > 50 % bagian muka batu bata menjadi bubuk atau terlepas
garamnya membahayakan

1.6 METOLOGI PRAKTIKUM
1.6.1. Pemeriksaan tampak luar batu bata
Alat dan bahan
a. Alat
 Jangka sorong / mistar 30 cm
 Gergaji besi
 Timbangan dengan kapasitas 30 cm
b. Bahan
Untuk pemeriksaan tempat luar dan ukuran diambil 10 buah batu
bata yang diambil secara acak.
Prosedur cara kerja :
1. Pemeriksaan ukuran bata
a. Ukuran panjang lebar dan tebal batu bata dilakukan paling sedikit
3 kali pada masing – masing batu bata.
b. Tentukan pula penyimpangan maksimumnya dan dinyatakan
dalam mm.
2. Pemeriksaan tampak luar
a. Bentuk
 Bidang datar
 Keretakan
 Kerusakan – kerusakan kesikuanya
Hitung prosentase batu bata yang tidak sempurna dari jumlah yang
di periksa.
b. Berat
 Timbang berat batu dengan ketelitian 10 gr
 Hitung berat rata – rata dan dinyatakan dalam kg
c. Warna
 Ukur sisi panjang batu bata
 Beri tanda ke panjang batu bata
 Potong batu bata tepat pada batu bata tersebut ( ½ panjang )
sehingga diperoleh dua potong batu bata yang sama panjang.
 Periksa warna dari penampang batu bata pada bekas potongan
tersebut
1.6.2. Penentuan Kuat Tekan Batu Bata
Alat dan Bahan
a. Alat
 Cetakan benda uji ( 13 x 13 x 13 ) cm
 S pantulan baja
 Tangki pematang
b. Bahan
 Pasir
 Semen Portland
 Batu bata
Prosedur Cara Kerja
1. Ambil batu bata yang sudah di potong pada posisi panjang menjadi
dua bagian sama.
2. Letakan kedua potongan tersebut kedalam cetakan, jarak antara
bidang batu bata yang lainnya diberi jarak 6cm. Untuk menjaga agar
jarak bebas tersebut tetap, maka dipasang sekat – sekat sementara
dalam bentuk potongan – potongan setebal 6mm.
3. Isi ruang antara tersebut dengan spesi 1 PC = 3Ps hingga sama dan
menutupi seluruh bidang permukaan batu bata yang vertical.
Sebelum diisi sekat dikeluarkan dahulu.
4. Diamkan selama satu hari kemudian benda uji dilepas dari cetakan.
5. Rendam benda uji dalam air bersih pada tanki pematang, dan di lap
bidang dengan kain lembab untuk mengurangi / menghilangkan air
yang berlebihan setelah direndam dalam tangki selama 2 x 24 jam.
6. Tekan benda uji dengan mesin tekan hingga dicapai.
1.6.3 Daya Serap Batu Bata
Alat dan bahan
a. Alat
 Rak
 Kaki penyangga terbuat dari baja siku
 Timbangan dengan kapasitas 2 kg
 Stop watch
 Kain lap
b. Bahan
 Air
 Batu bata
Prosedur Kerja :
1. Keringkan batu bata dalam oven yang suhunya konstan (110 ± 5o C)
sehingga berat tetap ( a gr )
2. Masukkan tangki penyangga dari baja siku kedalam bak dan atur
jarak as keatas ± ¾ panjang batu bata.
3. Tuangkan batu bata kedalam bak hingga air dalam bak mencapai
ketinggian 1 cm diatas permukaan kaki penyangga.
4. Masukan batu bata kedalam bak dengan meletakan kain penyangga.
5. Biarkan batu bata terendam selama satu menit.
6. Angkat batu bata perlahan – lahan posisi batu bata pada waktu
diangkat harus vertical, sama halnya ketika diletakan pada kaki
penyangga air.
7. Lap permukaan batu bata dari kelebihan air.
8. Timbang batu bata tersebut ( B gr )
9. Hitung daya serap batu bata.
1.6.4. Pemeriksaan Kadar Air
a. Alat dan Bahan
 3 buah batu bata
 Timbangan
 Oven
b. Cara Kerja
1. Batu bata kita beri nomer agar nantinya tidak keliru antara batu
bata satu dengan yang lain.
2. Batu bata kita masukan dalam oven dan kemudian kita oven
dalam suhu 110 ± 5o C selama 24 jam. Setelah itu kita diamkan
dulu batu bata sampai dingin, sesudah itu baru kita timbang. Dari
hasil penimbangan kita bisa mangetahui penurunan berat yang
dialami masing – masing batu bata.
3. Setelah itu masing – masing penyusunan kita jumlahkan dan kita
bagi tiga sehingga kita mendapatkan hasil rata – ratanya.
4. Kemudian hitung kadar airnya.
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGUJIAN TAMPAK LUAR

Ukuran Kesiku-
Berat(gr) Warna Ket
No. an
Panjang Lebar Tebal
1. 21,5 10 3,5 1067 Merah tua 90o Baik
2. 21 9,5 3,5 1070 Merah tua 87o Baik
o
3. 20 9,5 3,5 1107 Merah tua 90 Baik

2. PENGUJIAN KADAR AIR

No. Berat Sebelum Di Oven(gr) Berat Setelah Di Oven(gr) Kadar Air


1. 1067 1052,3 1,4
2. 1070 1034,7 3,41
3. 1107 1065 5,36

Rata² 1081,33 1050,67 3,39


Berat sebelum di Oven−berat setelah di oven
Rumus: KA= x 100%
berat setelah dioven
1067−1052 ,3
X 100%
KA I = 1052,3
= 1,4 %
1070−1034 ,7
X 100%
KA II = 1034 ,7
= 3,41 %
1107−1065
X 100 %
KA III = 1065
= 5,36 %
KA rata-rata = (KA I + KA II + KA III)/3 = (10,17)/3 = 3,39 %

3. PENGUJIAN DAYA SERAP


Ukuran Berat (gr) Daya Serap
No. Luas(cm²)
panjang lebar kering basah (%)
1. 21,5 10 215 1052,3 1443 37,13
2. 21 9,5 199,5 1034,7 1275 23,22
3. 20 9,5 190 1065 1303 22,35
Jumlah 62,5 29 604,5 3152 4021 82,7
Rata² 20,83 9,67 201,5 1050,67 1340,33 27,57

Rumus: DS=berat basah – berat kering x 100%


Berat kering
DS I = (1443 – 1052,3) x100% = 37,13 %
1052,3
DS II = (1275 – 1034,7) x 100% = 23,22 %
1034,7
DS III = (1303- 1065) x 100% = 22,35 %
1065
DS rata-rata = (DS I + DS II + DS III)/3 = 27,57 %
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
1. Tampak luar
Panjang rata-rata = 20,83 cm
Lebar rata-rata = 9,67 cm
Tebal rata-rata = 3,5 cm
Warna = Merah bata
Bentuk = Balok
Berat rata-rata = 1081,33 gr
Hasil penyimpangan
Penyimpangan maksimal :
 Panjang max = 3% ; lebar max = 4% ; tebal max = 5%
a. Bata I
 Penyimpangan panjang = 3,12 %
 Penyimpangan lebar = 3,3 %
 Penyimpangan tebal =0%
b. Bata II
 Penyimpangan panjang = 0,82 %
 Penyimpangan lebar = 1,8 %
 Penyimpangan tebal =0%
c. Bata III
 Penyimpangan panjang = 4,15 %
 Penyimpangan lebar = 1,8 %
 Penyimpangan tebal =0%

Penyimpangan Maximal
a. Bata I
Selisih panjang = 0,67 mm
Selisih lebar = 0,33 mm
Selisih Tebal = 0 mm
Bata II
Selisih panjang = -0,17 mm
Selisih lebar = -0,17 mm
Selisih Tebal = 0 mm
b. Bata III
Selisih panjang = -1,83 mm
Selisih lebar = -0,17 mm
Selisih Tebal = 0 mm

2. Daya Serap.
Daya serap air rata-rata dari bata adalah 27,57 %

3. Kadar Air.
Kadar air rata-rata adalah 3,39 %

4. Kuat Desak.
(belum dapat disimpulkan karena belum diuji)

Dari hasil pengujian diatas dapat disimpulkan bahwa batu bata yang diuji
dimensinya tidak memenuhi syarat sebagai bahan bangunan.

3.2 SARAN-SARAN
1. Harus memilih batu bata yang lebih seragam untuk membuat bangunan
yang baik dan bagus.
2. Karena batu bata yang diuji kuat desak, untuk lebih meyakinkan bahwa
batu bata yang diuji memenuhi syarat, maka sebaiknya pengujian kuat
desak perlu dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai