Anda di halaman 1dari 4

Nama : M.

Akbar

Nim : 18053007

Fakultas/ Prodi/ Smt. : FAI/ Ekonomi Syariah/ Smt. 4

MK : Akuntansi Bank Syariah

Dosen Pengampu : Akhmad Fauzan, SE., S.Pd., M.EI

JAWAB

1. Perbedaan antara akuntansi syariah dan akuntaansi konvensional yaitu bagaimana


informasi dibagikan. Akuntansi syariah menyediakan informasi dengan jelas kepada
prospek, informasi yang baik maupun buruk. Akuntansi syariah mempunyai prinsip-
prinsip tertentu, yaitu prinsip pertanggungjawaban, prinsip keadilan, prinsip
kebenaran. Sedangkan akuntansi dalam bank konvensional yang diberikan hanya
informasi pilihan saja. Konsep konvensional menerapkan prinsip laba universal,
mencakup laba dagang, modal pokok, transaksi, dan juga uang dari sumber yang
haram, sedangkan dalam konsep syariah dibedakan antara laba dari aktivitas pokok
dan laba yang berasal dari kapital (modal pokok) dengaan yang berasal dari transaksi.
2. Dalam Al Qur’an surah Al Baqarah ayat 282 yang merupakan ayat terpanjang dalam
Al Qur’an dapat kita baca sebagai berikut:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai
untuk waktu yang ditentukan hendaklah seorang penulis di antara kamu
menulikannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya
sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan
hendaklah orang yang berhutang itu menimlakkan apa yang ditulis itu, dan
hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi
sedikitpun daripada utangnya. Jika yang berutang itu orang yang lemah akal atau
lemah keadaannya atau dia sendiri tidak mau mengimlakkan, maka hendaklah
wakilnya mengimlakkan dengan jujur dan persaksikanlah dengan dua orang saksi
dari orang laki-laki di antara kamu. Jika taka da dua orang laki-laki maka bolehlah
seorang laki-laki dan dua orang permpuan dari saksi yang kamu ridoi, supaya jika
seorang lupa maka seorang lagi mengingatkannya. Janganlah saksi itu enggan
memberi keterangan apabila mereka dipanggil, dan janganlah kamu jemu
menuliskan utang itu, baik kecil maupun besar sampai waktu membayarnya. Yang
demikian itu, lebih adil disisi Allah dan lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih
dekat kepada tidak menimbulkan keraguan. (Tulislah muamalah itu) kecuali jika
muamalahmu itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tak
ada dosa bagi kamu jika kamu tidak menuliskannya. Dan persaksikanlah apabila
kamu berjual beli, dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika
kamu lakukan hal yang demikian itu maka sesungguhnya hal itu adalah suatu
kefasikan pada dirimu dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

Dan juga pada QS. An-Nisa’ ayat 58:

“Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amaat kepada yang berhak


menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia
hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang
memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha
melihat.”(An-Nisa’, 58)

Dan juga dalam hadits Rosulullah SAW yang artinya sebagai berikut:
“ Dari Ibnu Mas’ud Nabi SAW bersabda ”sesungguhnya kejujuran itu mneunjukkan
kepada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan itu menunjukkan ke surga dan
sesungguhnya seseorang selalu berbuat jujursehingga dicatatlah Allah sebagai seorang
yang jujur. Dan sesungguhnya dusta itu menunjukkan kepada neraka dan
sesungguhnya seseoraang yang selalu berdusta maka dicatatlah di sisi Allah sebagai
seorang pendusta.” (Muttafaq ‘alaih)

3. Akrual basic adalah proses pencatatan transaksi akuntansi dimana akuntansi dicatat
pada saat terjadi, meskipun belum menerima ataupun mengeluarkan kas. Sedangkan
Cash basic adalah proses pencatatan transaksi akuntansi dimana akuntansi dicatat
pada saat mengeluarkan kas.
4. Profit and loss sharing dalam pelaksanaannya merupakan bentuk dari perjanjian
kerjasama antara pemodal (investor) dan pengelola modal dalam menjalankan
kegiatan usaha ekonomi, dimana diantara keduanya akan terikat kontrak bahwa
didalam usaha tersebut jika mendapatkan keuntungan akan dibagi kedua pihak sesuai
nisbah, dan begitu pula bila usaha mngalami kerugian akan ditanggung bersama
sesuai porsi masing-masing. Sedangkan Revenue sharing adalah proses bagi
pendapatan yang dilakukan sebelum meperhitungkan biaya-biaya operasional yang
ditanggung oleh bank.
5. Menurut saya Bunga dikategorikan kedalam riba karena ada alasan-alasan tertentu
yaitu karena, bunga mengakumulasi dana untuk keuntungannya sendiri, bunga adalah
konsep biaya yang digeserkan kepada penanggung berikutnya, bunga menyalurnya
hanya kepada mereka yang mampu, penanggung terakhir adalah masyarakat,
memandulkan kebijakan stabilitas ekonomi dan investasi, dan terjadi kesenjangan
yang tidak aka nada habisnya.
6. Menurut saya bank konvensional lebih besar karena berdirinya lebih dahulu di dunia
ini, dan pandangan orang terkait bank konvensional adalah pinjaman yang
dipinjamkan sangatlah besar tanpa memperhatikan bunga yang di adakan
(menganggap bunga adalah hal yang lumrah). Cara agar bank syariah mampu
bersaing dengan bank konvensional yaitu dengan cara menamkan kepercayaan kepada
masyarakat bahwa bank syariah lebih menguntungkan dan memperhatikan
kemaslahatan bersama, langkah awalnya kita sendiri harus ikut andil dalam jalannya
bank syariah, dan bank syariah harus mampu melayani dengan pelayanan yang selalu
mengikuti perkembangan zaman, dengan membuat atau memberikan akad-akad dan
opsi-opsi pilihan inovasi yang mengikuti perkembangan pola pikir dan kehidupan
lingkungan masyarakat.
7. Bagi hasil (nisbah) adalah proporsi bagi hasil antara nasabah dan bank syariah.
Sedangkan pendapatan margin adalah rasio pendapatan terhadap penjualan yng
diperoleh dari selisih antara penjualan bersih dikurangi dengan harga pokok penjualan
dibagi denagn penjualan bersih
8. 5 transaksi yang dilarang dalam Islam
a. Haram zatnya (objek transaksinya) dan Haram selain zatnya (cara
bertransaksinya)
b. Gharar
c. Riba
d. Maisir
e. Risywah (suap)
9. Akad-akad dalam muamalah yaitu:
a. Hawalah, adalah akad pemindahan utang/piutang suatau pihak kepada pihak lain.
b. Ijarah, adalah akad penyediaan dana dalam rangka memindahkan hak guna atau
manfaat dari suatu barang/ jasa berdasarkan transaksi sewa.
c. Istishna’, adalah akad pembiayaan barang dalam bentuk pemesanan.
d. Kafalah, adalah akad jaminan satu pihak kepada pihak lain.
e. Mudharabah, adalah akad antara kedua belah pihak yang mana satu pihak sebagai
pemilik modal (investor), sedangkan pihak satu lagi sebagai pengelola modal.
f. Musyarakah, adalah akad antara kedua belah pihak yang mana kedua pihak sama-
sama sebagai pemilik modal yang dijalankan dalam usaha tertentu.
g. Qard, adalah akad pinjam meminjam dalam waktu yang sudah disepakati.
h. Rahn, adalah akad menggadaikan barang dari pihak satu kepada pihak lain.
i. Salam, adalah akad pembiayaan barang dalam bentuk pemesanan dan
pembayarannya dilakukan diawal.
j. Wadiah, adalah akad penitipan suatu barang/ uang seseorang kepada orang lain
dengan tujuan keselamatan dan keamanan suatu barang/ uang tersebut.
k. Wakalah, adalah akad perwakilan antara satu pihak kepada yang lain.

Anda mungkin juga menyukai