PENYAKIT MALARIA
OLEH :
NAJMATUL ARSIAH SYAPUTRI
OLEH :
NAJMATUL ARSIAH SYAPUTRI
NIM : 2013201065
DOSEN PEMBIMBING :
HARISNAL, SKM, M.Epid
Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah
memberikan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Epidemiologi Penyakit
Malaria tepat waktu. Makalah Epidemiologi Penyakit Malaria disusun guna memenuhi tugas
pada Epidemiologi Penyakit Menular pada Program Studi Kesehatan Masyarakat Jalur
Khusus di Universitas Fort De Kock. Selain itu, juga juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang Epidemiologi Penyakit Malaria.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Harisnal, SKM,
M.Epid selaku dosen Mata Kuliah Epidemiologi Penyakit Menular. Tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni
anggota kelompok. Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MALARIA
A. Defenisi
Malaria didefinisikan suatu penyakit infeksi dengan demam berkala yang
disebabkan oleh parasit plasmodium (termasuk protozoa) dan ditularkan oleh nyamuk
anopheles betina (Akhsin, 2010 dalam Harahap, 2012).
B. Rantai Penularan
Pada Manusia. Ketika nyamuk anoples betina (yang mengandung parasit
malaria) menggigit manusia, akan keluar sporozoit dari kelenjar ludah nyamuk masuk
ke dalam darahdan jaringan hati. Dalam siklus hidupnya parasit malaria membentuk
stadium sizon jaringan dalam sel hati (stadium ekso-eritrositer).
Setelah sel hati pecah, akan keluar merozoit/kriptozoit yang masuk ke eritrosit
membentuk stadium sizon dalam eritrosit (stadium eritrositer). Disitu mulai bentuk
troposit muda sampai sizon tua/matang sehingga eritrosit pecah dan keluar merozoit.
Sebagian besar Merozoit masuk kemabli ke eritrosit dan sebagian kecil
membentuk gametosit jantan9 . Siklus Pada Nyamuk Anopheles Betina. Betina yang
siap untuk diisap oleh nyamuk malaria betina dan melanjutkan siklus hidupnya di
tubuh nyamuk (stadium sporogoni).
Didalam lambung nyamuk, terjadi perkawinan antara sel gamet jantan (mikro
gamet) dan sel gamet betina (makro gamet) yang disebut zigot. Zigot berubah menjadi
ookinet, kemudian masuk ke dinding lambung nyamuk berubah menjadi ookista.
Setelah ookista matang kemudian pecah, keluar sporozoit yang berpindah ke kelenjar
liur nyamuk dan siap untuk ditularkan ke manusia.
Khusus Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale pada siklus parasitnya di
jaringan hati (sizon jaringan) sebagian parasit yang berada dalam sel hati tidak
melanjutkan siklusnya ke sel eritrosit, akan tetapi tertanam di jaringan hati –disebut
hipnosit-. Bentuk hipnosit inilah yang menyebabkan malaria relapse. Pada penderita
yang mengandung hipnosoit, apabila suatu saat dalam keadaan daya tahan tubuh
menurun misalnya akibat terlalu lelah, sibuk, stress atau perubahan iklim (musim
hujan), hipnosoit dalam tubuhnya akan terangsang untuk melanjutkan siklus parasit
dari sel hati ke eritrosit.
Setelah eritrosit yang berparasit pecah akan timbul kembali gejala penyakit.
Misalnya 1 – 2 tahun sebelumnya pernah menderita P. vivax/ovale dan sembuh
setelah diobati, bila kemudia mengalami kelelahan atau stress, gejala malaria akan
muncul kembali sekalipun yang bersangkutan tidak digigit oleh nyamuk anopheles.
Singkatnya
Nyamuk Anophele Menggigit dan menghisap penderita malaria yang mengandung
parasit kemudian parasit masuk ketubuh nyamuk tersebut
Parasit malaria berkembang biak (bereproduksi ) didalam tubuh nyamuk anopheles
sehingga menjadi nyamuk yang infektif (dapat menularkan malaria)
Bila Nyamuk Infektif menggigit orang sehat maka bersamaan masuk lah parasit
ketubuh orang tersebut
Dan penularan lainnya bisa juga melalui transfusi darah atau jaraum suntik dan
pada bisa juga ke janin pada Ibu yang sedang hamil
D. Cara Penularan
Malaria dapat ditularkan melalui 2 cara yaitu cara alamiah dan bukan alamiah.
1. Penularan secara alamiah (natural infection), melalui gigitan nyamuk anopheles.
2. Penularan bukan alamiah, dapat dibagi menurut cara penularannya, ialah
Malaria bawaan (kongenital), disebabkan adanya kelainan pada sawar plasenta
sehingga tidak ada penghalang infeksi dari ibu kepada bayi yang dikandungnya.
Selain melalui plasenta penularan dari ibu ke bayi melalui tali pusat.
Penularan secara mekanik terjadi melalui transfusi darah atau jarum suntik.
Penularan melalui jarum suntik banyak terjadi pada para pecandu obat bius yang
menggunakan jarum suntik yang tidak steril. Infeksi malaria melalui transfusi
hanya menghasilkan siklus eritrositer karena tudak melalui sporozoit yang
memerlukan siklus hati sehingga diobati dengan mudah.
Penularan secara oral, pernah dibuktikan pada ayam (Plasmodium gallinasium),
burung dara (Plasmodium relection) dan monyet (Plasmodium knowlesi). Pada
umumnya sumber infeksi malaria pada manusia adalah manusia lain yang sakit
malaria, baik dengan gejala maupun tanpa gejala klinis.
Diagnosis yang didasarkan atas pemeriksaan klinis saja mudah salah, sering tanda
atau gejala dari banyak penyakit adalah tidak begitu khas untuk dapat menegakkan suatu
diagnosis. Beberapa faktor penyulit lain seperti banyak penderita tidak memperlihatkan
sindroma yang khas bagi penyakit mereka, serta dimungkinkan banyak serotipe
darispesies penyebab penyakit menular terdapat secara bersamaan di masyarakat. Oleh
karena itu, bila mungkin harus dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan
diagnosis. Namun karena beberapa konfirmasi laboratorium membutuhkan waktu, maka
kriteria tanda-tanda dan gejala-gejala suatu penyakit seperti pada daftar dibawah dapat
dipertimbangkan untuk menetapkan diagnosis lapangan. Selanjutnya dapat ditetapkan
orang-orang yang memenuhi kriteria/gejala berdasarkan diagnosis lapangan dapat
dikategorikan sebagai kasus, sebaliknya orangorang yang tidak memenuhi kriteria/gejala
dapat dikeluarkan dari kasus.
H. Penetapan KLB
I. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan dengan mikroskop Pemeriksaan sediaan darah (SD) tebal dan tipis di
Puskesmas/lapangan/ rumah sakit/laboratorium klinik untuk menentukan:
a) Ada tidaknya parasit malaria (positif atau negatif).
b) Spesies dan stadium plasmodium.
c) Kepadatan parasit.
b. Pemeriksaan dengan uji diagnostik cepat (Rapid Diagnostic Test) Mekanisme kerja tes
ini berdasarkan deteksi antigen parasit malaria, dengan menggunakan metoda
imunokromatografi. Sebelum menggunakan RDT perlu dibaca petunjuk penggunaan
dan tanggal kadaluarsanya. Pemeriksaan dengan RDT tidak digunakan untuk
mengevaluasi pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2017, Buku saku penatalaksanaan kasus malaria :
Jakarta
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2017, Buku Pedoman Penyelidikan Dan
Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Penyakit Menular Dan Keracunan Pangan (Pedoman
Epidemiologi Penyakit) : Jakarta