Anda di halaman 1dari 24

Tugas Kelompok

ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA


GALAKSI DAN ALAM SEMESTA : KATALOG KLASIFIKASI GALAKSI,
GALAKSI BIMASAKTI

OLEH

KELOMPOK 13

SUSANTO : A1K 117 029


INDAH LESTARI YASTUTI : A1K1 17 071
MARDIANA MULYA SAPUTRI : A1K1 18 070

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemuliaan. Shalawat dan salam selalu kita curahkan
kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, sebagai Rahmatan lil’alamin
yang telah membawa umat manusia dari jalan kegelapan menuju kehidupan yang
mendapat sinar illahi seperti sekarang ini.

Alhamdulillah makalah yang berjudul “Galaksi dan Alam Semesta : Katalog


Klasifikasi Galaksi, Galaksi Bimasakti” ini dapat diselesaikan semata-mata atas
kehendak-Nya dan rahmat serta cinta kasih-Nya yang berlimpah. Rasa syukur kami
atas kemurahan-Nya karena telah diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah
ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak


kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Dan semoga dengan terselesaikannya penyusunan makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Kendari, 13 November 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................i


DAFTAR ISI .............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................1
C. Tujuan ....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................2
A. Klasifikasi Galaksi ................................................................................................2
B. Galaksi Bimasakti ..................................................................................................14
C. Dimensi ............................................................................................................. 16
BAB III PENUTUP ..................................................................................................20
A Kesimpulan ............................................................................................................20
B Saran ......................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................21

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam sistem tata surya terdapat beberapa galaksi yang kita kenal sebagai
salah satu bagian yang mengisi sistem tata surya. Bumi kita merupakan planet
yang termasuk dalam sistem galaksi bimasakti. Pada zaman dahulu, Galileo
(Galileo (1609), dengan menggunakan teleskop temuannya melihat bahwa kabut
cahaya Milky Way sebenarnya terdiri dari bermilyar bintang yang sangat lemah
cahayanya (karena jarak terlalu jauh). Adapun Thomas Wright (1750)
menyatakan bahwa matahari terletak dalam kumpulan bintang-bintang yang
membentuk suatu system yang berbentuk piringan yang disebut GALAKSI.
Hingga awal abad XX, orang masih menganggap bahwa Bima Sakti merupakan
isi alam semesta, berbentuk seperti telur dadar dengan matahari sebagai
pusatnya. Leavit (1912), menemukan bahwa Awan Magellan berada cukup jauh
dari Bima sakti. Hal ini mengindikasikan bahwa ia bukanlah anggota bimasakti.
Artinya, di luar bima sakti ada sejumlah galaksi lain. Melalui penemuan yang
dilakukan oleh Hubble, menyatakan bahwa terdapat berbagai jenis galaksi yang
diklasifikasikan menurut bentuknya yakni: galaksi berbentuk spiral, elliptical,
dan lentikular (tidak beraturan).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa saja klasifikasi galaksi menurut bentuknya ?
2. Apa yang dimaksud dengan galaksi Bima sakti ?
3. Apa yang dimaksud dengan dimensi pada galaksi?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui klasifikasi galaksi menurut bentuknya.
2. Untuk mengetahui galaksi Bima sakti.
3. Untuk mengetahui dimensi pada galaksi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Klasifikasi Galaksi
Secara garis besar, menurut morfologinya, galaksi dibagi menjadi 3 tipe,
yaitu: tipe galaksi spiral, galaksi elips, dan galaksi tak-beraturan. Pembagian tipe
ini berdasarkan bentuk atau penampakan galaksi-galaksi tersebut. Galaksi-
galaksi yang diamati dan dipelajari oleh para astronom sejauh ini terdiri dari
sekitar 75% galaksi spiral, 20% galaksi elips, dan 5% galaksi tak beraturan.
Namun ini bukan berarti galaksi spiral adalah galaksi yang paling banyak terdapat
di alam semesta ini. Sesungguhnya yang paling banyak terdapat di alam semesta
ini adalah galaksi elips. Jika kita mengambil volume ruang angkasa yang
sama, kita akan menemukan lebih banyak galaksi elips dari pada galaksi spiral.
Hanya saja galaksi tipe ini banyak yang amat redup, sehingga amat sulit untuk
diamati.
Pada tahun 1926, Edwin Hubble membuat klasifikasi galaksi menurut
bentuknya, yaitu berbentuk spiral, elips, dan tidak beraturan. Hubble Sequence
adalah sebuah skema klasifikasi morfologi galaksi yang diciptakan oleh Edwin
Hubble. Dalam bahasa sehari-hari sering disebut sebagai Diagram garpu tala
Hubble karena bentuknya yang mirip garpu tala.

Gambar 2.1 Klasifikasi Galaksi Menurut Edwin Hubble

2
Sampai hari ini, urutan Hubble adalah sistem yang paling umum digunakan
untuk mengklasifikasikan galaksi, baik dalam penelitian astronomi profesional
dan dalam astronomi amatir.
1. Galaksi Bentuk Spiral
Galaksi bentuk spiral merupakan bentuk umum galaksi yang dikenal
manusia. Oleh karena itu, bila kita mendengar kata galaksi, maka pikiran kita
akan langsung tertuju pada galaksi berbentuk spiral. Kira-kira 75% galaksi-
galaksi yang terang mempunyai bentuk spiral, seperti galaksi bimasakti dan
galaksi andromeda. Galaksi berbentuk spiral berotasi dengan kecepatan yang
lebih besar dibandingkan galaksi bentuk lainnya. Kecepatan berotasi galaksi
inilah yang menyebabkan galaksi spiral berbentuk pipih. Besar kecilnya
kecepatan rotasi galaksi bergantung pada massa galaksi tersebut. Galaksi
bentuk spiral mempunyai kecepatan berotasi yang berbeda-beda. Semakin
kearah pusat galaksi, kecepatan rotasinya semakin besar.

Gambar 2.2 Galaksi Bentuk Spiral


Gugus bola adalah kumpulan bintang-bintang yang berjumlah puluhan
sampai ratusan ribu bintang yang lahir bersama-sama, mengumpul
berbentuk bola. Gugus-gugus bola inilah yang membentuk halo bersama-
sama dengan bintang-bintang yang tidak terdapat di bidang galaksi. Bintang-
bintang muda terdapat di lengan spiral galaksi yang berada di bidang galaksi.
Bintang-bintang muda ini masih banyak diselimuti materi antar bintang, yaitu
bahan yang membentuk bintang itu. Bulge pada galaksi spiral adalah bagian
yang paling padat. Pada Bima Sakti, pusat galaksi terletak di arah Rasi

3
Sagitarius, tetapi kita tidak dapat mengamatinya dengan mudah, karena materi
antar bintang banyak menyerap cahaya yang berasal dari pusat galaksi itu.
Galaksi spiral berotasi dengan kecepatan yang jauh lebih besar dari
galaksi elips. Kecepatan rotasinya yang besar itulah yang menyebabkan galaksi
ini memipih dan membentuk bidang galaksi. Besar kecilnya kecepatan rotasi
pada galaksi spiral ini bergantung pada massa galaksi tersebut. Kecepatan
rotasi tiap bagian galaksi spiral sendiri tidaklah sama. Semakin ke arah pusat
galaksi, kecepatan rotasinya semakin besar. Contoh lain galaksi spiral selain
dari Bima Sakti adalah galaksi Andromeda.
Andai saja kita bisa melihat galaksi Bima Sakti dari luar, kita akan
melihatnya seperti bentuk galaksi Andromeda ini. Ukuran galaksi Andromeda
ini sedikit lebih besar dari Bima Sakti. Galaksi Andromeda bersama-sama
dengan Bima Sakti termasuk galaksi spiral raksasa. Jarak galaksi Andromeda
ini sekitar 2,5 juta tahun cahaya. Untuk mengarungi jarak sejauh itu, cahaya
memerlukan waktu 2,5 juta tahun. Ini berarti cahaya yang kita terima dari
galaksi ini adalah cahaya yang dikirimnya 2,5 juta tahun yang lalu yang
menggambarkan keadaan galaksi tersebut pada waktu itu. Jarak yang
merentang antara Bima Sakti dan Andromeda sejauh 2,5 juta tahun cahaya
itu dalam ukuran astronomi masih terhitung dekat. Jarak ke galaksi-galaksi
lainnya jauh lebih fantastis. Bahkan ada yang sampai milyaran tahun
cahaya.
Di sebelah kanan dari diagram urutan Hubble, ada dua cabang yang
meliputi galaksi spiral. Sebuah galaksi spiral terdiri dari cakram pipih, dengan
bintang-bintang membentuk struktur spiral, dan terkonsentrasi pada pusat
bintang yang dikenal sebagai tonjolan (bulge). Sekitar setengah dari semua
spiral juga diamati memiliki struktur batang (bar), membentang dari tonjolan
pusat, ke ujung dimana lengan spiral dimulai. Dalam diagram garpu tala, spiral
biasa menempati cabang atas dan ditandai dengan huruf S, sedangkan cabang
yang lebih rendah berisi spiral berbatang, dengan simbol SB. Kedua jenis
spiral lebih lanjut dibagi sesuai dengan penampilan rinci struktur spiral mereka.

4
Keanggotaan dari salah satu subdivisi ditunjukkan dengan menambahkan
huruf huruf kecil dengan jenis morfologi, sebagai berikut:
a. Sa (SBa) - lengan spiral rapat, halus; besar, tonjolan pusat cerah

Gambar 2.3 M81 adalah tipe Sa

Gambar 2.4. M95 adalah galaksi spiral


berbatang (barredspiral) tipe Sba

5
b. Sb (SBb) - lengan spiral kurang rapat dari Sa (SBa); tonjolan agak
redup

Gambar 2.5 M51 atau galaksi Whirpool


(depan adalah tipe Sb

Gambar 2.6 NGC 1365 di Fornax adalah galaksi


spiral batang tipe SBb.

6
c. Sc (SBc) - lengan spiral lebih longgar, jelas terlihat individu-individu
gugus bintang dan nebula; lebih kecil, tonjolan redup.

Gambar 2.7 NGC 2997 adalah galaksi spiral tipe Sc

Gambar 2.8 NGC 1073 adalah galaksi tipe SBc

Hubble awalnya menggambarkan tiga kelas galaksi spiral. Kemudian


diperluas oleh de Vaucouleurs dengan memasukkan kelas keempat :
d. Sd (SBd) - lengan spiral sangat longgar, lengan fragmentaris, sebagian besar
Luminositas adalah di lengan dan bukan di tonjolan. Meskipun
kelas Sd adalah bagian dari system Vaucouleurs de klasifikasi, namun
sering dimasukkan dalam Hubble Sequence. Jenis-jenis spiral dasar dapat
diperluas untuk memungkinkan perbedaan yang lebih jelas dari penampilan.
Misalnya, galaksi spiral yang penampilannya adalah ditengah-tengah antara
dua kelas di atas sering diidentifikasi dengan menambahkan dua huruf kecil
dengan jenis galaksi utama (contoh Sbc untuk menyatakan sebuah galaksi
yang penampilannya antara Sb dan Sc). Bima Sakti kita umumnya
7
digolongkan sebagai SBb, yang artinya galaksi kita adalah jenis galaksi
spiral berbatang (barredspirral) dengan lengan yang terdefinisikan dengan
baik. Namun, klasifikasi ini agak tidak pasti karena kita hanya dapat
menyimpulkan bagaimana galaksi kita akan terlihat jika diamati dari luar.
Lenticular dan galaksi spiral, bila digabungkan, sering disebut sebagai
galaksi galaksi disk.
2. Galaksi Berbentuk Elips
Sesuai dengan namanya, penampakan galaksi ini seperti elips. Tapi
bentuk yang sebenarnya tidak kita ketahui dengan pasti, karena kita tahu
apakah arah pandang kita dari depan, samping, atau atas dari galaksi tersebut.
Yang termasuk tipe galaksi ini adalah mulai dari galaksi yang berbentuk bundar
sampai galaksi yang berbentuk bola pepat. Struktur galaksi tipe ini tidak terlihat
dengan jelas. Galaksi elips sangat sedikit mengandung materi antar bintang ,
dan anggotanya adalah bintang-bintang tua. Contoh galaksi tipe ini adalah
galaksi M87, yaitu galaksi elips raksasa yang terdapat di Rasi Virgo.

Gambar 2.9 galaksi M87


Di atas adalah kelompok elliptical. Galaksi elips memiliki distribusi cahaya
halus tanpa fitur dan berbentuk elips dalam gambar fotografi. Mereka
dilambangkan dengan huruf E, diikuti oleh sebuah integer n yang mewakili
derajat eliptisitas mereka di langit. Dengan konvensi, n adalah sepuluh kali
eliptisitas galaksi, dibulatkan ke bilangan bulat terdekat, di mana eliptisitas
didefinisikan sebagai e  1  b
a untuk elips dengan a adalah panjang
sumbu semi-mayor dan b adalah panjang sumbu semi-minornya. Eliptisitas

8
ini meningkat dari kiri ke kanan pada diagram Hubble, dengan galaksi
yang bentuknya mendekati lingkaran (E0) terletak di bagian paling kiri dari
diagram. Observasional, galaksi elips yang paling rata memiliki elliptisitas e
= 0,7 (dilambangkan E7).

Gambar 2.10 M87 tipe E0

Gambar 2.13 Messier 49 atau NGC 4472


ini adalah galaksi elips
raksasa tipe E2 di konstelasi
Virgo

9
Gambar 2.11 M59 adalah galaksi elips tipe E5

3. Galaksi Tak Beraturan

Gambar 2.12 Galaksi Tak Beraturan


Galaksi bentuk ini adalah galaksi yang tidak simetri dan tidak mempunyai
bentuk khusus. Materi yang terkandung dalam galaksi jenis ini adalah gas dan
debu-debu. Galaksi yang tak beraturan bentuknya adalah galaksi awan Magellan
besar dan awan Magellan kecil yang merupakan galaksi terdekat dengan galaksi
bima sakti. Di pusat dari garpu tala Hubble, di mana dua cabang galaksi spiral
berawal, terletak sebuah kelas galaksi menengah yang dikenal sebagai lenticular
dan diberi simbol S0. Galaksi-galaksi kelas ini terdiri dari tonjolan pusat yang
terang, sama seperti dengan galaksi-galaksi elips, dikelilingi oleh struktur seperti
disk yang memanjang. Tidak seperti galaksi spiral, disk dari galaksi lenticular tidak
memiliki struktur spiral dan tidak aktif membentuk bintang-bintang dalam
jumlah yang signifikan. Komponen dari tonjolan biasanya menjadi sumber
cahaya yang dominan cahaya di sebuah galaksi lenticular.

10
Gambar 2.12 NGC 2787 adalah contoh dari sebuah
galaksi lenticular dengan penyerapan
debu yang terlihat.
Dilihat dari muka, galaksi lenticular sulit dibedakan dari galaksi elliptic
tipe E0, membuat klasifikasi galaksi ini tidak pasti. Bila dilihat dari tepi, jalur debu
baru bisa terlihat dalam penyerapan terhadap cahaya bintang di disk. Galaxy
Spindle (NGC 5866), sebuah galaksi lenticular di konstelasi Draco.

Gambar 2.13 Galaxy Spindle (NGC 5866)


Gambar diatas menunjukkan bahwa galaksi lenticular dapat menyimpan
cukup banyak debu di disk mereka. Galaksi lentikular bisa mengandung sedikit gas
atau tidak ada gas sama sekali, dan dengan demikian mereka dianggap kekurangan
materi antar bintang.
4. Galaksi-Galaksi Irregular
Galaksi yang tidak cocok dengan urutan Hubble, karena mereka tidak
memiliki struktur yang teratur (baik disk atau ellipsoid), ini disebut galaksi tidak
teratur. Hubble mendefinisikan dua kelas galaksi tidak teratur :
a) Irr I : galaksi yang memiliki profil asimetris dan tidak memiliki tonjolan
pusat atau struktur spiral yang jelas, namun mengandung banyak kelompok
individu dari bintang-bintang muda.
11
b) Irr II : galaksi yang memiliki, penampilan asimetris yang halus dan tidak
dapat dipisahkan secara jelas apakah terdiri dari individu bintang atau
kelompok bintang.

Gambar 2.14 Salah satu Galaksi satelit dari Bimasakti,


Large Magellanic Cloud

Dalam perluasannya untuk Hubble Sequence, de Vaucouleurs menyebut Irr


I sebagai 'Magellan irregular' nama berasal dari Awan Magellan yang adalah dua
galaksi satelit dari Bima Sakti yang diklasifikasikan oleh Hubble sebagai Irr
I. penemuan struktur spiral samar dalam Awan Magellan Besar dipimpin de
Vaucouleurs, lebih membagi galaksi-galaksi irregular menjadi :
1) Galaksi-galaksi irregular yang menunjukkan beberapa bukti untuk struktur spiral
(ini diberi simbol Sm).
2) Galaksi irregular yang tidak memiliki struktur jelas, seperti Awan
Magellan Kecil (dilambangkan Im).
Dalam Hubble Sequence yang diperluas, irregular Magellanis biasanya
ditempatkan pada akhir dari cabang spiral garpu tala Hubble. Awalnya Hubble
mengatakan bahwa skemanya ini bukanlah evolusi dari galaksi. Namun beberapa
orang menganggapnya ini adalah gambaran evolusi galaksi karena fakta bahwa
galaksi-galaksi elips banyak mengandung bintang-bintang tua dan galaksi-galaksi
spiral banyak mengandung bintang-bintang muda. Jadi mereka menganggap skema
Hubble ini adalah evolusi dari galaksi. Tapi ini tidaklah benar. Penelitian terakhir
justru menunjukkan fakta bahwa alam semesta awal justru lebih banyak di
dominasi oleh galaksi-galaksi spiral dan irregular. Dan galaksi elip terbentuk dari
hasil merger galaksi galaksi spiral dan irregular. Sedangkan galaksi lentikular dapat
berevolusi menjadi galaksi spiral, saat gas nya terlucuti.
12
5. Galaksi Bima Sakti
Galaksi kita termasuk galaksi spiral dan berbentuk seperti cakram, garis
tengahnya kira-kira 100.000 tahun cahaya (30.600 pc). Bintang yang lebih tua
ditemukan di pusat tonjolan dengan ketebalan 20.000 tahun cahaya (6.100 pc).
Bintang yang lebih muda ditemukan di lengan spiral. Pusat galaksi berada dalam
gugusan bintang sagitarius. Kutub utaranya di Coma Berenices, Kutub selatanya di
Sculptor. Matahari ada di sudut dalam lengan spiral CarinaCygnus kira-kira 32.000
tahun cahaya (9.800 pc) dari pusat galaksi. Diperkirakan galaksi berumur 12-14
biliun tahun dan terdiri dari 100 biliun bintang.
Untuk membayangkan bagaimana kira-kira bentuk galaksi kita, kita dapat
membayangkan dua buah telur mata sapi yang bagian bawahnya disatukan. Istilah
tahun cahaya menggambarkan jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam waktu satu
tahun. Dengan kecepatan 300.000 km/s, dalam waktu satu tahun cahaya akan
menempuh jarak sekitar 9,5 juta juta kilometer. Jadi satu tahun cahaya adalah 9,5
juta juta km. Ini berarti garis tengah galaksi kita sekitar 100.000 x 9,5 juta juta
km, atau 950 ribu juta juta km (950 diikuti oleh 15 buah nol di belakangnya).
Untuk memudahkan perhitungan, maka digunakan satuan jarak yaitu tahun cahaya.
Dengan satuan ini, tebal bagian pusat galaksi kita sekitar 10.000 tahun cahaya.
Lalu, di mana letak Matahari kita? Matahari terletak sekitar 30.000 tahun
cahaya dari pusat Bima Sakti. Matahari bukanlah bintang yang istimewa, tetapi
hanyalah salah satu dari 200 milyar buah bintang anggota Bima Sakti. Bintang
bintang anggota Bima Sakti ini tersebar dengan jarak dari satu bintang ke bintang
lain berkisar 4 sampai 10 tahun cahaya. Bintang terdekat dengan matahari
adalah Proxima Centauri (anggota dari sistem tiga bintang: Alpha Centauri), yang
berjarak 4,23 tahun cahaya. Semakin ke arah pusat galaksi, jarak antar bintang
semakin dekat, atau dengan kata lain kerapatan galaksi ke arah pusat semakin
besar.
Bima Sakti bukanlah satu-satunya galaksi yang ada di alam semesta ini.
Dalam alam semesta, ada begitu banyak sistem seperti ini, yang mengisi setiap
sudut langit sampai batas yang bisa dicapai oleh telekop yang paling besar. Jumlah
keseluruhan galaksi yang dapat dipotret dengan teleskop berdiameter 500 cm di
Mt. Palomar mungkin sampai kira- kira satu milyar buah galaksi. Maka tidak

13
salah jika kita mengira bahwa jika kita mempunyai teleskop yang lebih besar,
kita akan dapat melihat jauh lebih banyak lagi.
Sebelum kita memiliki metode pengukuran jarak yang cukup baik, para
astronom mengira Bima Sakti adalah keseluruhan dari alam semesta. Bercak-
bercak cahaya yang tampak di langit pada mulanya diklasifikasikan sebagai
nebula (kabut), yang juga adalah anggota Bima Sakti. Pada waktu itu, dikenal ada
dua macam nebula, yaitu nebula gas dan nebula spiral. Adalah Harlow Shapley dan
George Ellery Hale, dua orang astronom yang amat berjasa membangun pengertian
kita tentang galaksi. Shapley inilah yang mengembangankan metode untuk
mengukur jarak yang diterapkan untuk mengukur diameter Bima Sakti.
Sedangkan Hale amat besar perannya dalam pengembangan teleskop-teleskop
besar, yang digunakan untuk pengamatan bintang- bintang dan nebula. Atas jasa
mereka sekarang kita tahu bahwa yang semula disebut nebula spiral itu adalah
galaksi yang juga seperti Bima Sakti, terdiri dari ratusan juta sampai milyaran
bintang, dan berada amat jauh dari kita, jauh di luar Bima Sakti. Dan melalui
jalan yang telah mereka rintis, kita menyadari bahwa Bima Sakti hanyalah satu
dari begitu banyak galaksi-galaksi yang bertebaran di alam semesta yang maha
luas ini

B. Galaksi Bima Sakti


Pusat galaksi di arah rasi Sagitarius. Bintang-bintang utama dalam rasi
Sagitarius ditandai dengan titik merah. Tampak bahwa terdapat penampakan seperti
bayangan hitam di tengah yang dikelilingi oleh semacam “aura” cemerlang. Bayangan
hitam itulah yang menjadi asal usul nama “Bima Sakti”.

Gambar 2.15 Galaksi Bima Sakti


14
Bima Sakti (dalam bahasa Inggris Milky Way, yang berasal dari bahasa Latin
Via Lactea, diambil lagi dari bahasa Yunani Γαλαξίας Galaxias yang berarti “susu”)
adalah galaksi spiral yang besar termasuk dalam tipe Hubble SBbc dengan total masa
sekitar 1012 massa matahari, yang memiliki 200-400 miliar bintang dengan
diameter 100.000 tahun cahaya dan ketebalan 1000 tahun cahaya. Jarak antara
matahari dan pusat galaksi diperkirakan 27.700 tahun cahaya. Di dalam galaksi bima
sakti terdapat sistem Tata Surya, yang didalamnya terdapat planet Bumi tempat kita
tinggal. Diduga di pusat galaksi bersemayam lubang hitam supermasif (black
hole). Sagitarius A dianggap sebagai lokasi lubang hitam supermasif ini. Tata
surya kita memerlukan waktu 225–250 juta tahun untuk menyelesaikan satu orbit, jadi
telah 20–25 kali mengitari pusat galaksi dari sejak saat terbentuknya. Kecepatan orbit
tata surya adalah 217 km/d.
Di dalam bahasa Indonesia, istilah “Bima Sakti” berasal dari tokoh berkulit
hitam dalam pewayangan, yaitu Bima. Istilah ini muncul karena orang Jawa kuno
melihatnya sebagai bayangan hitam yang dikelilingi semacam “aura” cemerlang.
Sementara itu, masyarakat Barat menyebutnya “milky way” sebab mereka
melihatnya sebagai pita kabut bercahaya putih yang membentang pada bola langit.
Pita kabut atau “aura” cemerlang ini sebenarnya adalah kumpulan jutaan bintang dan
juga sevolume besar debu dan gas yang terletak di piringan/bidang galaksi. Pita ini
tampak paling terang di sekitar rasi Sagitarius, dan lokasi tersebut memang diyakini
sebagai pusat galaksi.
Diperkirakan ada 4 spiral utama dan 2 yang lebih kecil yang bermula dari tengah
galaksi. Dan dinamakan sebagai berikut :
1. Lengan Norma
2. Lengan Scutum-Crux
3. Lengan Sagitarius
4. Lengan Orion atau Lengan Lokal
5. Lengan Perseus
6. Lengan Cygnus atau Lengan Luar.

15
C. Dimensi
Cakram bintang Bima Sakti kira kira berdiameter 100.000 tahun cahaya
(9.5×1017 km), dan diperkirakan rata-rata mempunyai ketebalan 1000 tahun cahaya
(9.5×1015 km). Bima Sakti diestimasikan mempunyai setidaknya 200 miliar
bintang dan mungkin hingga 400 miliar bintang. Angka pastinya tergantung dari
jumlah bintang bermassa rendah, yang sangat sulit dipastikan. Melebihi bagian
cakram bintang, terletak piringan gas yang lebih tebal. Observasi terakhir
mengindikasikan bahwa piringan gas Bima Sakti mempunyai ketebalan sekitar
12.000 tahun cahaya (1.1×1017 km) – sebesar dua kali nilai yang diterima
sebelumnya. Sebagai panduan ukuran fisik Bima Sakti, sebagai misal kalau
diameternya dijadikan 100 m, Tata Surya, termasuk awan oort, akan berukuran
tidak lebih dari 1 mm.
Cahaya galaksi memancar lebih jauh, tapi ini dibatasi oleh orbit dari dua satelit
Bima Sakti yaitu Awan Magellan Besar dan Kecil (the Large and the Small
Magellanic Clouds), yang memiliki perigalacticon kurang lebih 180.000 tahun cahaya
(1.7×1018 km). Pada jarak ini dan lebih jauh selanjutnya, orbit-orbit dari obyek sekitar
akan didisrupsi oleh awan magelan, dan obyek obyek itu kemungkinan besar akan
terhempas keluar dari Bima Sakti.
Perhitungan terakhir oleh teleskop Very Long Baseline Array (VLBA)
menunjukkan bahwa ukuran Bima Sakti adalah lebih besar dari yang diketahui
sebelumnya. Ukuran Bima Sakti terakhir sekarang dipercaya adalah mirip seperti
tetangga galaksi terdekat, galaksi Andromeda. Dengan menggunakan VLBA untuk
mengukur geseran daerah formasi bintang-bintang yang terletak jauh ketika bumi
sedang mengorbit di posisi yang berlawanan dari matahari, para ilmuwan dapat
mengukur jarak dari berbagai daerah itu dengan assumsi yang lebih sedikit dari usaha
pengukuran sebelumnya. Estimasi kecepatan rotasi terbaru dan lebih akurat (yang
kemudian menunjukan dark matter yang terkandung di dalam galaksi) adalah
914,000 km/jam. Nilai ini jauh lebih tinggi dari nilai umum sebelumnya 792,000
km/jam. Hasil ini memberi kesimpulan bahwa total masa Bima Sakti adalah sekitar 3
trillion bintang, atau kira kira 50% lebih besar dari perkiraan sebelumnya.
Galaksi Bimasakti ternyata merupakan galaksi padat planet. Studi terbaru
menyatakan bahwa Bimasakti memiliki lebih banyak planet daripada bintang.

16
Jumlah planet diperkirakan mencapai 160 miliar, sedangkan jumlah bintang
adalah 100 miliar.
"Statistik ini menunjukkan bahwa planet di sekeliling bintang adalah biasa, tak
istimewa. Mulai sekarang, kita harus melihat bahwa galaksi tidak hanya dipadati
miliaran bintang, bayangkan bahwa mereka dikelilingi planet ekstrasurya," kata
Arnaud Cassan dari Paris Institute of Astrophysics. Tercatat sebelumnya telah ada
lebih dari 700 planet di luar tata surya kita yang terkonfirmasi. Sementara itu, masih
ada lagi 2.300 kandidat planet yang ditemukan wahana Kepler milik NASA yang
menunggu kepastian. Planet-planet itu ditemukan dengan dua metode, transit
fotometri dan radial velocity. Metode pertama mendeteksi planet dari kedipan
cahaya bintang sebagai tanda adanya planet yang mengelilingi. Cara kedua dengan
melihat "goyangan" bintang sebagai hasil gravitasi planet.
Dalam studi ini, peneliti memakai metode baru yang disebut gravitational
microlensing. Dalam metode ini, planet dideteksi dengan adanya cahaya bintang yang
dibiaskan atau dimagnifikasi oleh obyek yang mengelilinginya. Peneliti
mengungkapkan, gravitational microlensing memiliki kelebihan dibanding transit
fotometri dan radial velocity. Gravitational velocity bisa mendeteksi adanya planet
yang terletak jauh dari bintangnya, berbeda dengan kedua teknik lain yang bias pada
planet yang dekat bintang. Berdasarkan riset, peneliti menunjukkan bahwa seperenam
Bimasakti dihuni oleh planet seukuran Jupiter, setengahnya oleh planet seukuran
Neptunus dan dua pertiganya oleh super-Earth. Itu pun hanya yang ada pada jarak
yang sudah terdeteksi. "Lebih lanjut, kami menemukan bahwa planet bermassa rendah,
seperti super-Earth (1-10 kali massa Bumi) dan serupa Neptunus, lebih melimpah
daripada planet raksasa seperti Jupiter dan Saturnus (kira-kira 6-7 kali lebih banyak
dari planet massa rendah)," kata Cassan seperti dikutip Space.

17
Gambar 2.16 Tata Surya
Planet yang sebenarnya ada di Bimasakti mungkin sedikit lebih banyak daripada
yang telah terhitung. Pada jarak yang belum bisa terdeteksi, mungkin masih ada
banyak planet lagi. Penemuan lain yang dipublikasikan tahun lalu dan dilakukan
dengan teknik microlensing menunjukkan adanya planet seukuran Jupiter yang
melayang sendirian, yatim piatu, tidak mengorbit bintang. Jumlah planet ini
diperkirakan melebihi planet "normal" hingga 50 persen. "Kedua hasil penelitian
dengan microlensing menunjukkan bahwa planet ada di mana saja, tidak selalu
mengorbit bintang," jelas Cassan.
Seperti yang terlihat dari Bumi, Bima Sakti muncul sebagai band kabur dari
cahaya putih di langit selama malam. Ini membagi langit malam menjadi dua belahan
yang agak sama. Disk bintang galaksi adalah ukuran sekitar 100.000 tahun
cahaya dengan diameter. Ini adalah sekitar 1000 tahun cahaya dalam ketebalan. Ini
terdiri dari sebanyak 2-400 bintang. Itu hampir mustahil untuk memperkirakan
usia yang tepat dari Bima Sakti. Namun, usia bintang tertua di Galaxy adalah sekitar
13,2 miliar tahun. Galaksi terdiri dari sebuah cakram gas, debu dan bintang-bintang
yang mengelilingi wilayah berbentuk bar. Disk bentuk-bentuk struktur lengan empat
yang mengambil bentuk spiral. Pusat galaksi Bima Sakti di arah Sagitarius. Disk
galaksi tonjolan keluar di pusat galaksi. Ia memiliki diameter nilai antara 70.000
sampai 100.000 tahun cahaya.
Massa Galaxy diperkirakan 5.8×1011 massa matahari. Sebagian besar massa
adalah materi gelap, masalah hipotetis yang tidak reaktif terhadap gaya
elektromagnetik. Tetapi keberadaan materi gelap terlihat melalui studi tentang
efek gravitasi pada materi yang terlihat. Pembentukan bintang aktif mengambil
tempat di disk galaksi dan di daerah kepadatan tinggi di lengan spiral. Bagaimana lahir

18
bintang-bintang? Pergi melalui siklus hidup sebuah bintang untuk mengetahui
jawabannya. Galaxy diyakini memiliki empat lengan spiral logaritmik. Mereka
disebut sebagai Lengan Perseus, Lengan Scutum-Crux, lengan Carina dan Sagitarius
dan Lengan Norma dan Cygnus. Menurut penemuan terbaru, ada ekstensi luar ke
Lengan Cygnus. Dengan nama lengan Orion, yang merupakan lengan relatif lebih
kecil, berisi sistem surya kita. Fakta ini hanya membuat kita menyadari keberadaan
kita tidak penting dalam kaitannya dengan hamparan tak terbatas alam semesta.

Gambar 2.17. Peta ini menunjukkan satu ukuran


penuh galaksi Bima Sakti
Sebuah galaksi spiral paling sedikit dua ratus miliar bintang. Matahari kita
dimakamkan jauh di dalam Lengan Orion sekitar 26 000 tahun cahaya dari pusat. Di
bagian tengah Galaxy bintang-bintang ini berkumpul rapat daripada bintang-bintang
disekitar kita. Silahkah di klik untuk melihat lebih besar. Perhatikan juga adanya
gugus bola kecil dari bintang-bintang yang terletak dengan baik di luar bidang Galaxy,
dan perhatikan juga keberadaan galaksi kerdil terdekat yang kerdil Sagitarius yang
terlihat seolah-olah secara perlahan akan ditelan oleh pusaran galaksi kita.

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Edwin Hubble membuat klasifikasi galaksi menurut bentuknya, yaitu berbentuk
spiral, elips, dan tidak beraturan.
2. Galaksi berbentuk spiral berotasi dengan kecepatan yang lebih besar dibandingkan
galaksi bentuk lainnya. Kecepatan berotasi galaksi inilah yang menyebabkan
galaksi spiral berbentuk pipih.
3. Galaksi elips sangat sedikit mengandung materi antar bintang , dan anggotanya
adalah bintang-bintang tua. Contoh galaksi tipe ini adalah galaksi M87, yaitu
galaksi elips raksasa yang terdapat di Rasi Virgo.
4. Galaksi tak beraturan adalah tipe galaksi yang tidak simetri dan tidak
memiliki bentuk khusus, tidak seperti dua tipe galaksi yang lainnya. Anggota dari
galaksi tipe ini terdiri dari bintang-bintang tua dan muda.
B. Saran
Saran yang membangun sangat diharapkan diberikan dari para pembaca untuk
menjadi bahan evaluasi kami dalam membuat sebuah makalah yang lebih baik, juga
dalam pengembangan materi yang telah kami sajikan. Selain itu juga diharapkan
kepada pembaca untuk dapat mengetahui dan memahami materi yang telah kami
sampaikan yang berkaitan dengan ” Galaksi Dan Alam Semesta : Katalog Klasifikasi
Galaksi, Galaksi Bimasakti”.

20
DAFTAR PUSTAKA

Roy, A. E., D. Clarke, Astronomy: principles and Practices. Bristol : J. W.


Arrowsmith, 1978.

http://www.kafeastronomi.com/macam-macam-bentuk-galaksi.html. Diakses pada


tanggal 15 November 2015.

http://www.astronomi.us/2011/10/tipe-jenis-dan-bentuk-galaksi.html. Diakses pada


tanggal 15 November 2015.

21

Anda mungkin juga menyukai