OLEH
KELOMPOK 13
Segala puji bagi Allah Swt yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemuliaan. Shalawat dan salam selalu kita curahkan
kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, sebagai Rahmatan lil’alamin
yang telah membawa umat manusia dari jalan kegelapan menuju kehidupan yang
mendapat sinar illahi seperti sekarang ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sistem tata surya terdapat beberapa galaksi yang kita kenal sebagai
salah satu bagian yang mengisi sistem tata surya. Bumi kita merupakan planet
yang termasuk dalam sistem galaksi bimasakti. Pada zaman dahulu, Galileo
(Galileo (1609), dengan menggunakan teleskop temuannya melihat bahwa kabut
cahaya Milky Way sebenarnya terdiri dari bermilyar bintang yang sangat lemah
cahayanya (karena jarak terlalu jauh). Adapun Thomas Wright (1750)
menyatakan bahwa matahari terletak dalam kumpulan bintang-bintang yang
membentuk suatu system yang berbentuk piringan yang disebut GALAKSI.
Hingga awal abad XX, orang masih menganggap bahwa Bima Sakti merupakan
isi alam semesta, berbentuk seperti telur dadar dengan matahari sebagai
pusatnya. Leavit (1912), menemukan bahwa Awan Magellan berada cukup jauh
dari Bima sakti. Hal ini mengindikasikan bahwa ia bukanlah anggota bimasakti.
Artinya, di luar bima sakti ada sejumlah galaksi lain. Melalui penemuan yang
dilakukan oleh Hubble, menyatakan bahwa terdapat berbagai jenis galaksi yang
diklasifikasikan menurut bentuknya yakni: galaksi berbentuk spiral, elliptical,
dan lentikular (tidak beraturan).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa saja klasifikasi galaksi menurut bentuknya ?
2. Apa yang dimaksud dengan galaksi Bima sakti ?
3. Apa yang dimaksud dengan dimensi pada galaksi?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui klasifikasi galaksi menurut bentuknya.
2. Untuk mengetahui galaksi Bima sakti.
3. Untuk mengetahui dimensi pada galaksi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Klasifikasi Galaksi
Secara garis besar, menurut morfologinya, galaksi dibagi menjadi 3 tipe,
yaitu: tipe galaksi spiral, galaksi elips, dan galaksi tak-beraturan. Pembagian tipe
ini berdasarkan bentuk atau penampakan galaksi-galaksi tersebut. Galaksi-
galaksi yang diamati dan dipelajari oleh para astronom sejauh ini terdiri dari
sekitar 75% galaksi spiral, 20% galaksi elips, dan 5% galaksi tak beraturan.
Namun ini bukan berarti galaksi spiral adalah galaksi yang paling banyak terdapat
di alam semesta ini. Sesungguhnya yang paling banyak terdapat di alam semesta
ini adalah galaksi elips. Jika kita mengambil volume ruang angkasa yang
sama, kita akan menemukan lebih banyak galaksi elips dari pada galaksi spiral.
Hanya saja galaksi tipe ini banyak yang amat redup, sehingga amat sulit untuk
diamati.
Pada tahun 1926, Edwin Hubble membuat klasifikasi galaksi menurut
bentuknya, yaitu berbentuk spiral, elips, dan tidak beraturan. Hubble Sequence
adalah sebuah skema klasifikasi morfologi galaksi yang diciptakan oleh Edwin
Hubble. Dalam bahasa sehari-hari sering disebut sebagai Diagram garpu tala
Hubble karena bentuknya yang mirip garpu tala.
2
Sampai hari ini, urutan Hubble adalah sistem yang paling umum digunakan
untuk mengklasifikasikan galaksi, baik dalam penelitian astronomi profesional
dan dalam astronomi amatir.
1. Galaksi Bentuk Spiral
Galaksi bentuk spiral merupakan bentuk umum galaksi yang dikenal
manusia. Oleh karena itu, bila kita mendengar kata galaksi, maka pikiran kita
akan langsung tertuju pada galaksi berbentuk spiral. Kira-kira 75% galaksi-
galaksi yang terang mempunyai bentuk spiral, seperti galaksi bimasakti dan
galaksi andromeda. Galaksi berbentuk spiral berotasi dengan kecepatan yang
lebih besar dibandingkan galaksi bentuk lainnya. Kecepatan berotasi galaksi
inilah yang menyebabkan galaksi spiral berbentuk pipih. Besar kecilnya
kecepatan rotasi galaksi bergantung pada massa galaksi tersebut. Galaksi
bentuk spiral mempunyai kecepatan berotasi yang berbeda-beda. Semakin
kearah pusat galaksi, kecepatan rotasinya semakin besar.
3
Sagitarius, tetapi kita tidak dapat mengamatinya dengan mudah, karena materi
antar bintang banyak menyerap cahaya yang berasal dari pusat galaksi itu.
Galaksi spiral berotasi dengan kecepatan yang jauh lebih besar dari
galaksi elips. Kecepatan rotasinya yang besar itulah yang menyebabkan galaksi
ini memipih dan membentuk bidang galaksi. Besar kecilnya kecepatan rotasi
pada galaksi spiral ini bergantung pada massa galaksi tersebut. Kecepatan
rotasi tiap bagian galaksi spiral sendiri tidaklah sama. Semakin ke arah pusat
galaksi, kecepatan rotasinya semakin besar. Contoh lain galaksi spiral selain
dari Bima Sakti adalah galaksi Andromeda.
Andai saja kita bisa melihat galaksi Bima Sakti dari luar, kita akan
melihatnya seperti bentuk galaksi Andromeda ini. Ukuran galaksi Andromeda
ini sedikit lebih besar dari Bima Sakti. Galaksi Andromeda bersama-sama
dengan Bima Sakti termasuk galaksi spiral raksasa. Jarak galaksi Andromeda
ini sekitar 2,5 juta tahun cahaya. Untuk mengarungi jarak sejauh itu, cahaya
memerlukan waktu 2,5 juta tahun. Ini berarti cahaya yang kita terima dari
galaksi ini adalah cahaya yang dikirimnya 2,5 juta tahun yang lalu yang
menggambarkan keadaan galaksi tersebut pada waktu itu. Jarak yang
merentang antara Bima Sakti dan Andromeda sejauh 2,5 juta tahun cahaya
itu dalam ukuran astronomi masih terhitung dekat. Jarak ke galaksi-galaksi
lainnya jauh lebih fantastis. Bahkan ada yang sampai milyaran tahun
cahaya.
Di sebelah kanan dari diagram urutan Hubble, ada dua cabang yang
meliputi galaksi spiral. Sebuah galaksi spiral terdiri dari cakram pipih, dengan
bintang-bintang membentuk struktur spiral, dan terkonsentrasi pada pusat
bintang yang dikenal sebagai tonjolan (bulge). Sekitar setengah dari semua
spiral juga diamati memiliki struktur batang (bar), membentang dari tonjolan
pusat, ke ujung dimana lengan spiral dimulai. Dalam diagram garpu tala, spiral
biasa menempati cabang atas dan ditandai dengan huruf S, sedangkan cabang
yang lebih rendah berisi spiral berbatang, dengan simbol SB. Kedua jenis
spiral lebih lanjut dibagi sesuai dengan penampilan rinci struktur spiral mereka.
4
Keanggotaan dari salah satu subdivisi ditunjukkan dengan menambahkan
huruf huruf kecil dengan jenis morfologi, sebagai berikut:
a. Sa (SBa) - lengan spiral rapat, halus; besar, tonjolan pusat cerah
5
b. Sb (SBb) - lengan spiral kurang rapat dari Sa (SBa); tonjolan agak
redup
6
c. Sc (SBc) - lengan spiral lebih longgar, jelas terlihat individu-individu
gugus bintang dan nebula; lebih kecil, tonjolan redup.
8
ini meningkat dari kiri ke kanan pada diagram Hubble, dengan galaksi
yang bentuknya mendekati lingkaran (E0) terletak di bagian paling kiri dari
diagram. Observasional, galaksi elips yang paling rata memiliki elliptisitas e
= 0,7 (dilambangkan E7).
9
Gambar 2.11 M59 adalah galaksi elips tipe E5
10
Gambar 2.12 NGC 2787 adalah contoh dari sebuah
galaksi lenticular dengan penyerapan
debu yang terlihat.
Dilihat dari muka, galaksi lenticular sulit dibedakan dari galaksi elliptic
tipe E0, membuat klasifikasi galaksi ini tidak pasti. Bila dilihat dari tepi, jalur debu
baru bisa terlihat dalam penyerapan terhadap cahaya bintang di disk. Galaxy
Spindle (NGC 5866), sebuah galaksi lenticular di konstelasi Draco.
13
salah jika kita mengira bahwa jika kita mempunyai teleskop yang lebih besar,
kita akan dapat melihat jauh lebih banyak lagi.
Sebelum kita memiliki metode pengukuran jarak yang cukup baik, para
astronom mengira Bima Sakti adalah keseluruhan dari alam semesta. Bercak-
bercak cahaya yang tampak di langit pada mulanya diklasifikasikan sebagai
nebula (kabut), yang juga adalah anggota Bima Sakti. Pada waktu itu, dikenal ada
dua macam nebula, yaitu nebula gas dan nebula spiral. Adalah Harlow Shapley dan
George Ellery Hale, dua orang astronom yang amat berjasa membangun pengertian
kita tentang galaksi. Shapley inilah yang mengembangankan metode untuk
mengukur jarak yang diterapkan untuk mengukur diameter Bima Sakti.
Sedangkan Hale amat besar perannya dalam pengembangan teleskop-teleskop
besar, yang digunakan untuk pengamatan bintang- bintang dan nebula. Atas jasa
mereka sekarang kita tahu bahwa yang semula disebut nebula spiral itu adalah
galaksi yang juga seperti Bima Sakti, terdiri dari ratusan juta sampai milyaran
bintang, dan berada amat jauh dari kita, jauh di luar Bima Sakti. Dan melalui
jalan yang telah mereka rintis, kita menyadari bahwa Bima Sakti hanyalah satu
dari begitu banyak galaksi-galaksi yang bertebaran di alam semesta yang maha
luas ini
15
C. Dimensi
Cakram bintang Bima Sakti kira kira berdiameter 100.000 tahun cahaya
(9.5×1017 km), dan diperkirakan rata-rata mempunyai ketebalan 1000 tahun cahaya
(9.5×1015 km). Bima Sakti diestimasikan mempunyai setidaknya 200 miliar
bintang dan mungkin hingga 400 miliar bintang. Angka pastinya tergantung dari
jumlah bintang bermassa rendah, yang sangat sulit dipastikan. Melebihi bagian
cakram bintang, terletak piringan gas yang lebih tebal. Observasi terakhir
mengindikasikan bahwa piringan gas Bima Sakti mempunyai ketebalan sekitar
12.000 tahun cahaya (1.1×1017 km) – sebesar dua kali nilai yang diterima
sebelumnya. Sebagai panduan ukuran fisik Bima Sakti, sebagai misal kalau
diameternya dijadikan 100 m, Tata Surya, termasuk awan oort, akan berukuran
tidak lebih dari 1 mm.
Cahaya galaksi memancar lebih jauh, tapi ini dibatasi oleh orbit dari dua satelit
Bima Sakti yaitu Awan Magellan Besar dan Kecil (the Large and the Small
Magellanic Clouds), yang memiliki perigalacticon kurang lebih 180.000 tahun cahaya
(1.7×1018 km). Pada jarak ini dan lebih jauh selanjutnya, orbit-orbit dari obyek sekitar
akan didisrupsi oleh awan magelan, dan obyek obyek itu kemungkinan besar akan
terhempas keluar dari Bima Sakti.
Perhitungan terakhir oleh teleskop Very Long Baseline Array (VLBA)
menunjukkan bahwa ukuran Bima Sakti adalah lebih besar dari yang diketahui
sebelumnya. Ukuran Bima Sakti terakhir sekarang dipercaya adalah mirip seperti
tetangga galaksi terdekat, galaksi Andromeda. Dengan menggunakan VLBA untuk
mengukur geseran daerah formasi bintang-bintang yang terletak jauh ketika bumi
sedang mengorbit di posisi yang berlawanan dari matahari, para ilmuwan dapat
mengukur jarak dari berbagai daerah itu dengan assumsi yang lebih sedikit dari usaha
pengukuran sebelumnya. Estimasi kecepatan rotasi terbaru dan lebih akurat (yang
kemudian menunjukan dark matter yang terkandung di dalam galaksi) adalah
914,000 km/jam. Nilai ini jauh lebih tinggi dari nilai umum sebelumnya 792,000
km/jam. Hasil ini memberi kesimpulan bahwa total masa Bima Sakti adalah sekitar 3
trillion bintang, atau kira kira 50% lebih besar dari perkiraan sebelumnya.
Galaksi Bimasakti ternyata merupakan galaksi padat planet. Studi terbaru
menyatakan bahwa Bimasakti memiliki lebih banyak planet daripada bintang.
16
Jumlah planet diperkirakan mencapai 160 miliar, sedangkan jumlah bintang
adalah 100 miliar.
"Statistik ini menunjukkan bahwa planet di sekeliling bintang adalah biasa, tak
istimewa. Mulai sekarang, kita harus melihat bahwa galaksi tidak hanya dipadati
miliaran bintang, bayangkan bahwa mereka dikelilingi planet ekstrasurya," kata
Arnaud Cassan dari Paris Institute of Astrophysics. Tercatat sebelumnya telah ada
lebih dari 700 planet di luar tata surya kita yang terkonfirmasi. Sementara itu, masih
ada lagi 2.300 kandidat planet yang ditemukan wahana Kepler milik NASA yang
menunggu kepastian. Planet-planet itu ditemukan dengan dua metode, transit
fotometri dan radial velocity. Metode pertama mendeteksi planet dari kedipan
cahaya bintang sebagai tanda adanya planet yang mengelilingi. Cara kedua dengan
melihat "goyangan" bintang sebagai hasil gravitasi planet.
Dalam studi ini, peneliti memakai metode baru yang disebut gravitational
microlensing. Dalam metode ini, planet dideteksi dengan adanya cahaya bintang yang
dibiaskan atau dimagnifikasi oleh obyek yang mengelilinginya. Peneliti
mengungkapkan, gravitational microlensing memiliki kelebihan dibanding transit
fotometri dan radial velocity. Gravitational velocity bisa mendeteksi adanya planet
yang terletak jauh dari bintangnya, berbeda dengan kedua teknik lain yang bias pada
planet yang dekat bintang. Berdasarkan riset, peneliti menunjukkan bahwa seperenam
Bimasakti dihuni oleh planet seukuran Jupiter, setengahnya oleh planet seukuran
Neptunus dan dua pertiganya oleh super-Earth. Itu pun hanya yang ada pada jarak
yang sudah terdeteksi. "Lebih lanjut, kami menemukan bahwa planet bermassa rendah,
seperti super-Earth (1-10 kali massa Bumi) dan serupa Neptunus, lebih melimpah
daripada planet raksasa seperti Jupiter dan Saturnus (kira-kira 6-7 kali lebih banyak
dari planet massa rendah)," kata Cassan seperti dikutip Space.
17
Gambar 2.16 Tata Surya
Planet yang sebenarnya ada di Bimasakti mungkin sedikit lebih banyak daripada
yang telah terhitung. Pada jarak yang belum bisa terdeteksi, mungkin masih ada
banyak planet lagi. Penemuan lain yang dipublikasikan tahun lalu dan dilakukan
dengan teknik microlensing menunjukkan adanya planet seukuran Jupiter yang
melayang sendirian, yatim piatu, tidak mengorbit bintang. Jumlah planet ini
diperkirakan melebihi planet "normal" hingga 50 persen. "Kedua hasil penelitian
dengan microlensing menunjukkan bahwa planet ada di mana saja, tidak selalu
mengorbit bintang," jelas Cassan.
Seperti yang terlihat dari Bumi, Bima Sakti muncul sebagai band kabur dari
cahaya putih di langit selama malam. Ini membagi langit malam menjadi dua belahan
yang agak sama. Disk bintang galaksi adalah ukuran sekitar 100.000 tahun
cahaya dengan diameter. Ini adalah sekitar 1000 tahun cahaya dalam ketebalan. Ini
terdiri dari sebanyak 2-400 bintang. Itu hampir mustahil untuk memperkirakan
usia yang tepat dari Bima Sakti. Namun, usia bintang tertua di Galaxy adalah sekitar
13,2 miliar tahun. Galaksi terdiri dari sebuah cakram gas, debu dan bintang-bintang
yang mengelilingi wilayah berbentuk bar. Disk bentuk-bentuk struktur lengan empat
yang mengambil bentuk spiral. Pusat galaksi Bima Sakti di arah Sagitarius. Disk
galaksi tonjolan keluar di pusat galaksi. Ia memiliki diameter nilai antara 70.000
sampai 100.000 tahun cahaya.
Massa Galaxy diperkirakan 5.8×1011 massa matahari. Sebagian besar massa
adalah materi gelap, masalah hipotetis yang tidak reaktif terhadap gaya
elektromagnetik. Tetapi keberadaan materi gelap terlihat melalui studi tentang
efek gravitasi pada materi yang terlihat. Pembentukan bintang aktif mengambil
tempat di disk galaksi dan di daerah kepadatan tinggi di lengan spiral. Bagaimana lahir
18
bintang-bintang? Pergi melalui siklus hidup sebuah bintang untuk mengetahui
jawabannya. Galaxy diyakini memiliki empat lengan spiral logaritmik. Mereka
disebut sebagai Lengan Perseus, Lengan Scutum-Crux, lengan Carina dan Sagitarius
dan Lengan Norma dan Cygnus. Menurut penemuan terbaru, ada ekstensi luar ke
Lengan Cygnus. Dengan nama lengan Orion, yang merupakan lengan relatif lebih
kecil, berisi sistem surya kita. Fakta ini hanya membuat kita menyadari keberadaan
kita tidak penting dalam kaitannya dengan hamparan tak terbatas alam semesta.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Edwin Hubble membuat klasifikasi galaksi menurut bentuknya, yaitu berbentuk
spiral, elips, dan tidak beraturan.
2. Galaksi berbentuk spiral berotasi dengan kecepatan yang lebih besar dibandingkan
galaksi bentuk lainnya. Kecepatan berotasi galaksi inilah yang menyebabkan
galaksi spiral berbentuk pipih.
3. Galaksi elips sangat sedikit mengandung materi antar bintang , dan anggotanya
adalah bintang-bintang tua. Contoh galaksi tipe ini adalah galaksi M87, yaitu
galaksi elips raksasa yang terdapat di Rasi Virgo.
4. Galaksi tak beraturan adalah tipe galaksi yang tidak simetri dan tidak
memiliki bentuk khusus, tidak seperti dua tipe galaksi yang lainnya. Anggota dari
galaksi tipe ini terdiri dari bintang-bintang tua dan muda.
B. Saran
Saran yang membangun sangat diharapkan diberikan dari para pembaca untuk
menjadi bahan evaluasi kami dalam membuat sebuah makalah yang lebih baik, juga
dalam pengembangan materi yang telah kami sajikan. Selain itu juga diharapkan
kepada pembaca untuk dapat mengetahui dan memahami materi yang telah kami
sampaikan yang berkaitan dengan ” Galaksi Dan Alam Semesta : Katalog Klasifikasi
Galaksi, Galaksi Bimasakti”.
20
DAFTAR PUSTAKA
21