Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat serta anugerahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik dan dalam bentuk
yang sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca mengenai pengetahuan dasar mengenai matriks.
Pada pokok pembahasan, disajikan materi mengenai matriks dan jenis serta hal-hal
yang behubungan dengan matriks.
Dalam makalah ini, saya tidak lupa menyajikan contoh aplikasi matriks dalam bisnis
dan manajemen dan dapat anda lihat pada bab pembahasan. Harapan saya semoga makalah ini
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca, walaupun saya akui masih banyak
terdapat kekurangan dalam penyajian makalah ini.
Akhir kata saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini. Saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk pembuatan makalah berikutnya, terima kasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Pembahasan 1
BAB II 2
LANDASAN TEORI 2
1. PENGERTIAN MATRIKS 2
a. Definisi Matriks 2
b. Simbol Matriks 2
c. Bentuk-Bentuk Matriks 2
2. JENIS-JENIS MATRIKS 3
3. ALJABAR MATRIKS 9
b. Perkalian Matriks 11
c. Perpangkatan Matriks 14
d. Transpose matriks 14
e. Determinan Matriks 15
PENUTUP 26
A. Kesimpulan 26
B. Saran 26
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering berhadapan dengan persoalan yang apabila
kita telusuri ternyata merupakan masalah matematika. Dengan mengubahnya kedalam bahasa
atau persamaan matematika maka persoalan tersebut lebih mudah diselesaikan. Tetapi
terkadang suatu persoalan sering kali memuat lebih dari dua persamaan dan beberapa
variabel, sehingga kita mengalami kesulitan untuk mencari hubungan antara variabel-
variabelnya. Bahkan dinegara maju sering ditemukan model ekonomi yang harus
memecahkan suatu sistem persamaan dengan puluhan atau ratusan variabel yang nilainya
harus ditentukan.
Matriks, pada dasarnya merupakan suatu alat atau instrumen yang cukup ampuh untuk
memecahkan persoalan tersebut. Dengan menggunakan matriks memudahkan kita untuk
membuat analisa-analisa yang mencakup hubungan variabel-variabel dari suatu persoalan.
Pada awalnya matrik ditemukan dalam sebuah studi yang dilakukan oleh seorang ilmuan yang
berasal dari Inggris yang bernama Arthur Cayley (1821-1895) yang mana studi yang
dilakukan untuk meneliti persamaan linier dan transformasi linear, awal dari semua ini matrik
dianggap sebagai sebuah permainan karena matrik dapat diaplikasikan, sedangkan pada tahun
1925 matrik digunakan sebagai kuantum dan pada perkembangannya matrik digunakan dalam
berbagai bidang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas kami menemukan permasalahan sebagai berikut :
1. Apa pengertian atau definisi matriks serta bagaimana pengertian determinan dan invers
matriks?
2. Bagaimana operasi penyelesaian matriks dan permasalahan pada matriks?
C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan uraian di atas kami menemukan permasalahan sebagai berikut :
Menjelaskan tentang pengertian dan definisi matriks, dan pengertian determinan dan
invers matriks dan menjelaskan tentang jenis-jenis operasi matriks dan penyelesaian masalah
pada matriks.
1
BAB II
LANDASAN TEORI
1. PENGERTIAN MATRIKS
a. Definisi Matriks
Matriks adalah kumpulan bilangan-bilangan yang disusun secara khusus dalam bentuk
baris dan kolom sehingga membentuk persegi panjang dan bujur sangkar dimana panjang
dan lebarnya ditunjukkan oleh kolom dan baris yang ditulis diantara dua tanda kurung,
yaitu ( ) dan [ ].
b. Simbol Matriks
Pada umumnya simbol matriks berbentuk | |, [ ], ( ). Secara umum sebuah matriks
dapat ditulis :
c. Bentuk-Bentuk Matriks
1. Ordo 2 x 1 mengandung pengertian 2 baris dan 1 kolom.
a
Misalnya: b
a b
Misalnya: c
d
2
3. Ordo 3 x 3 mengandung pengertian 3 baris dan 3 kolom.
a b c
d f
Misalnya: e
g h i
2. JENIS-JENIS MATRIKS
Jenis matriks dapat dibedakan berdasarkan susunan elemen matriks dan berdasarkan sifat
operasi dari matriksnya.
1. Matriks kuadrat/bujur sangkar (square matrix) adalah matriks dimana jumlah baris
(m) sama dengan jumlah kolom (n) atau m = n.
1 2 3
2 3 6
Contoh: A = 1 , B= 5 4
4
7
8 9
2. Matriks nol (null matrix) adalah matriks dimana semua elemenya mempunyai nilai
nol (0).
0 0 0
0 0 0
Contoh: A = 0 , B= 0 0
0
0 0 0
3. Matriks diagonal (diagonal matrix) adalah matriks dimana semua elemen diluar
diagonal utamanya adalah nol (0) dan minimal ada satu elemen pada diagonal
utamanya bukan nol.
1 0 0
3 0 0
Contoh: A = 0 , B= 0 0
5
0 0 9
3
1 0 0
1 0 0
Contoh: A = 0 , B= 1 0
1
0
0 1
5. Matriks skalar (scalar matrix) adalah matriks diagonal dimana elemen pada
diagonal utamanya bernilai sama tetapi bukan satu atau nol.
5 0 0
4 0 0
Contoh: A = 0 , B= 5 0
4
0 0 5
5 2 0
2 2
Contoh: A = 5
0 2 5
7. Matriks segitiga bawah (lower triangular matrix, L) adalah matriks diagonal mana
elemen disebelah kiri (bawah) diagonal utama ada yang bernilai tidak sama dengan
nol.
1 0 0
1 0 2
Contoh: L = 2 , L= 3 0
1
4
3 5
8. Matriks segitiga atas (upper triangular matrix, U) adalah matriks diagonal dimana
elemen sebelah kanan (atas) diagonal utama ada yang bernilai tidak sama dengan
nol.
5 3 2
1 2 0
Contoh: U = 0 , U= 4 1
3
0 0 5
9. Matriks simetris (symmertic matrix) adalah matriks bujur sangkar dimana elemen
ke aij sama dengan ke aij atau (aij= aij) untuk semua i dan j.
2 1 5
1 2
Contoh: U = 4 , berlaku sifat AT = A
5 2 2
4
10. Matriks miring (skew matrix) adalah matriks bujur sangkar dimana elemen ke aij
sama dengan –aji atau (aij = -aji) untuk semua i dan j tetapi elemen diagonal utama
tidak semuanya bernilai nol.
7 5 6
5 4
Contoh: M = 0 , berlaku sifat MT = -M
6
4 2
11. Matriks miring simetris (skew-symmetric matrix) adalah matriks bujur sangkar
dimana elemen ke aij sama dengan –aij atau (aij = -aji) untuk semua i dan dan
semua elemen diagonal utama bernilai nol.
0 5 6
5 4
Contoh: M = 0 , berlaku sifat MT = -M
6 4 0
1. Matriks singular (singular matrix) adalah matriks yang determinannya bernilai nol.
2 3 2
2 4 4
Contoh: A = 2 , B= 1 5
4
0
0 0
2. Matriks non singular (non singular matrix) adalah matriks yang determinannya
bernilai tidak sama dengan nol.
2 2 1
4 5 1
Contoh: A = 1 , B= 2 2
2
2 1 2
3. Matriks hermit (hermit matrix) adalah matriks bujur sangkar yang transpose
conjugate-nya sama dengan matriks itu sendiri atau M
T
= M dimana M =
conjugate kompleks matriks M.
1 1 i 2 1 1 i 2
1 i i , 1 i i
Contoh: M = 3 M = 3
2 i 0 2 i 0
5
1 1 i 2
1 i i =
M
T
= 3 M
2 i 0
4. Matriks hermit miring (skew hermit matrix) adalah matriks bujur sangkar yang
transpose conjugate-nya sama dengan negatif matriks itu sendiri atau M
T
= -M.
i 1 i 2 i 1 i 2
1 i 3i i , 1 i 3i i
Contoh: M = M =
2 i 0 2 i 0
1 1 i 2
1 i 3i i
M
T
= = -M
2 i 0
5. Matriks uniter (uniter matrix) adalah matriks bujur sangkar yang transposenya
1
sama dengan invers conjugate-nya atau MT = M
T
atau M M T = MM = I.
0 i 0 i T
0 i
Contoh: M = i , = i dan M = M MT =
0 M
0 i
0
0 i 0 i i 2 0 1 0
i = =
0 i 0 0 i 2 0 1
1 1 1 1
2 2 2 2
Contoh: M = 1 T
1 , dan M =
1 1
2 2 2 2
1 1 1 1
2 2 2 2 1 0
MTM =
1 = 0 1
=I
1 1 1
2 2 2 2
7. Matriks normal (normal matrix) adalah matriks bujur sangkar yang mempunyai
sifat: M M T
=M T
.
1 2 i 1 2 i
Contoh: M = 2 i , dan = 2 i
1 M
1
6
1 2 i
T
= 2 i
M
1
1 2 i 1 2 i
MM T
=M T
M ↔ 2 i 1 2 i 1
1 2 i 1 2 i 2 4 2i
= 2 i =
1 2 i 1 4 2i 2
1 2 i
= 2 2 i 1
= 2M T
8. Matriks involunter (involunter matriks) adalah matriks yang jika dikalikan dengan
matriks itu sendiri akan menghasilakan matriks identitas atau M2 = I.
2 1
5 5
Contoh: M = 1 2
5 5
2 1 2 1
5 5 5 5 1 0
M2= M.M = 1
2 = 0 =I
2 1 1
5 5 5 5
9. Matriks idempotent (idempotent matrix) adalah matriks yang jika dikalikan dengan
matriks itu sendiri akan menghasilkan matriks asal M2= M.
2 2 4
1 4
Contoh: M = 3
1 2 3
2 2 4 2 2 4 2 2 4
4 1 4 1 4
M 2
= 1 3 3 = 3 = M
1 2 3
1 2 3
1 2 3
10. Matriks nilpotent (nilpotent matrix) adalah matriks yang jika dikalikan dengan
matriks itu sendiri akan menghasilkan matriks nol atau MP = 0, untuk p = bilangan
bulat positif > 2.
1 1 3
5 6
Contoh: M = 2
2 1 3
7
1 1 3 1 1 3 1 1 3
5 6 5 6 5 6
M = 3
2 2 2
2
1
3 2
1
3 2
1
3
0 0 0
0 0
M = 3
0
0 0 0
11. Matriks elementer (elementary matrix) adalah matriks hasil transformasi elementer
terhadap matriks kesatuan (I).
1 0 0
0 0
Contoh: I = 1
0 0 1
0 1 0
1 0
I12 = 0
0 0 1
1 0 0
0 0
I3(k) = 1
0 0 k
1 0 0
0 k
I23(k) = 1
0 0 1
Keterangan:
3. ALJABAR MATRIKS
8
Matriks dapat dijumlahkan atau dikurangkan jika mempunyai ukuran atau dimensi
yang sama.
Penjumlahan matriks adalah menambahkan elemen pada posisi yang sama pada
matriks.
Pengurangan (selisih) matriks adalah mengurangi elemen pada posisi yang sama
pada matriks.
j= 1,2, ..., n;
j= 1,2, ..., n;
A+B+C=C+B+A
A+0=A
A–0=A
Contoh:
9
2 1 3 4 7 8
0 6 9 5
A= 4 , B= 3
6
10
5 1
1 2
Penyelesaian:
b. Perkalian Matriks
1. Perkalian Skalar dengan Matriks
Jika k adalah bilangan real (skalar), maka perkalian skalar dengan matriks A=[aij]mxn :
atau
k1 = Ak1
(k1k2)A = k1(k2A)
1A = A
10
(-1) A= -A
Contoh:
2 1 3
0 4 6
1. Jika A = dan k = 2 tentukan kA dan Ak
6 10 5
Penyelesaian:
2 1 3 2 2 6
0 4 6 0 8 12
kA = 2 =
6 10 5
12 20 10
2 1 3 2 2 6
0 4 61 0 8 12
Ak = 2=
6 10 5
12 20 10
4 0 5 1 1 1
A = 1 3 , B = 3 5
2
7
Penyelesaian:
4 0 5 8 0 10
2A = 2 1 3 =
2
2 6 4
4 0 5 1 1 1 7 1 9
2A-B = 2 1 3 - =
2 3 5 7
5 1 3
11
Jika A matriks ukuran m x p dan B matriks ukuran p x n, maka perkalian matriks A
dan B :
a m1 am2 a mp b p1 bp2 b pn
p
atau AB = aik bkj
k 1 mxn
Perkalian matriks yaitu mengalikan elemen baris ke-i matriks A dengan elemen kolom
ke-j matriks B dan menjumlahkannya. Dimensi hasil perkalian matriks:
Am x p x Bp x n = ABm x n
(B + C ) A = BA + C Distributif kanan
Contoh:
2 1 3 9 2
1. Jika diketahui A = 3 dan B = tentukan AB
4
5
7 6
Penyelesaian:
2 1 3 9 2
AB = 3 4
x
5 7 6
12
2(3) ( 1)5 2( 9) ( 1)7 2( 2) ( 1)(6)
=
3(3) 4(5) 3( 9) 4(7) 3( 2) 4( 6)
1 25 10
= 29
1 18
c. Perpangkatan Matriks
Jika n adalah sebuah bilangan bulat positif dan A suatu matriks persegi, maka A n =
A x A x A x A ... x A (sebanyak n faktor) atau dapat juga dituliskan A n = A x An-1 atau
An = An-1 x A.
Contoh:
1 2
Diketahui matriks A = 1 , tentukan:
3
a. A2 b. A3 c. 2A4
Penyelesaian:
1 2 1 2 3 8
a. A2 = 1 =
3
1 3
4 11
1 2 3 8 11 30
b. A3 = 1 =
3
4 11
15 41
1 2 11 30
c. 2A4 = 2A x A3 = 2 1
3
15 41
41 112 82 224
= 2 56 =
153 112 306
d. Transpose matriks
Transpose dari matriks A berordo m x n adalah matriks yang diperoleh dari matriks A
dengan menukar elemen baris menjadi elemen kolom atau sebaliknya, sehingga beordo n x m.
T
Notasi transpose Am x n adalah Anxm .
13
Contoh:
Penyelesaian:
a11 a 21 a 31
a a 22 a32 2 1 5
A =
T 12
BT = 3 6
a13 a 23 a33 4
a14 a 24 a34
e. Determinan Matriks
1. Determinan matriks ordo 2 x 2
a b
Misalkan A = c adalah matriks yang berordo 2 x 2 dengan elemen a dan d
d
terletak pada diagonal utama, sedangkan b dan c terletak pada diagonal utama kedua.
Determinan matriks A dinotasikan “det A” atau A adalah suatu bilangan yang diperoleh
dengan mengurangi hasil kali elemen-elemen pada diagonal utama pertama dengan hasil kali
pada diagonal utama kedua.
Dengan demikian dapat diperoleh rumus det A sebagai berikut:
a b
det A = c = ad –bc
d
Contoh:
5 2 4 1
A = 4 3
b. 3
2
Penyelesaian:
5 2
a. det A = 4 = (5) (3) - (2) (4) = 7
3
14
4 1
b. det B = 3 = (-4) (2) – (-1) (3) = -5
2
Ada dua cara yang dapat digunakan untuk menentukan matriks berordo 3 x 3,
yaitu aturan sarrus dan metode minor-kofaktor.
aturan sarrus
= a11 a 22 a 33 a12 a 23 a31 a 13 a 21a32 a13 a 22 a31 a11 a 23 a32 a12 a 21a33
metode minor-kofaktor
Misalkan matriks A dituliskan dengan [aij]. Minor elemen aij yang dinotasikan
dengan Mij adalah determinan setelah elemen-elemen baris ke-i dan kolom ke-j
dihilangkan. Misalnya dari matriks A3x3 kita hilangkan baris ke-2 kolom ke-1
15
a12 a13
Akan diperoleh M21 = . M21 adalah minor dari elemen matriks A baris
a 32 a 33
Kofaktor elemen aij dinotasikan dengan Kij adalah hasil kali (-1)i+j dengan minor
elemen tersebut. Dengan demikian kofaktor suatu matriks dirumuskan dengan:
Dari matriks A diatas, kita peroleh misalnya kofaktor a21 dan a13 berturut-turut
adalah :
K21=(-1)2+1M21= -M21
K13=(-1)1+3M13= -M13
Nilai dari suatu determinan merupakan hasil penjumlahan dari perkalian suatu
elemen-elemen suatu baris (atau kolom) dengan kofaktornya. Untuk menghitung
determinan, kita dapat memeilih terlebih dahulu sebuah baris (atau kolom)
kemudian kita gunakan aturan diatas. Perhatikan cara menentukan determinan
berikut:
a 22 a 23 a a 23 a a 22
= a11 a12 21 a13 21
a32 a 33 a 31 a33 a31 a 32
16
= a11 (a 22 a33 a 23 a32 ) a12 (a 21 a33 a 23 a 31 ) a13 (a 21a 32 a 22 a31 )
= a11 a 22 a33 a11 a 23 a32 a12 a 21a33 a12 a 23 a31 a13 a 21a32 a13 a 22 a31
= a11 a 22 a33 a12 a 23 a31 a13 a 21a32 a11 a 23 a32 a12 a 21a33 a13 a 22 a31
Tampak bahwa det A matriks ordo 3 x 3 yang diselesaikan dengan cara minor
kofaktor hasilnya sama dengan det A dengan menggunakan cara sarrus.
Contoh:
1 2 3
2 4
Tentukan determinan dari matriks A = 1 dengan aturan sarrus dan minor
3 1 2
kofaktor!
Penyelesaian:
1 2 3
2 4
det A = 1
3 1 2
= (1 x 1 x 2) + (2 x 4 x 3) + (3 x 2 x 1) – (3 x 1 x 3) – (1 x 4 x1) – (2 x 2 x
2)
= 2 + 24 + 6 – 9 – 4 – 8
= 11
Cara 2 (minor-kofaktor):
1 4 2 4 2 1
det A = 1 1 2 3
2 3 2 3 1
= 1 (2 – 4) – 2 (4 – 12) + 3 (2 – 3)
= -2 + 16 – 3
17
= 11
a. jika semua elemen dari salah satu baris/kolom sama dengan nol maka determinan
matriks itu nol.
2 3 1
0 0 0
Misal: A = 2 → A 0, B= 0 0 B 0
3
5 4 1
b. jika semua elemen dari salah satu baris/kolom sama dengan baris/kolom elemen-
elemen lain maka determinan matriks itu nol.
4 3 2
5 7 8 B 0 (karena
Misal: B = elemen-elemen baris ke-1 dan ke-3
4 3 2
sama).
1 2 3
5 7 0 A 0 (karena
Misal: A = elemen-elemen baris ke-3 merupakan
2 4 6
d. AB A x B
1
f. A 1 , untuk A-1 adalah invers dari matriks A
A
1. Invers Matriks
Jika A adalah matriks ukuran n x n dan jika ada matriks b ukuran n x n sedemikian
rupa sehingga:
18
AB = BA = I
Jika matriks A tidak mempunyai invers, maka A disebut matriks singular atau non
invertibel.
a b
Misalkan diketahui matriks A = c , dengan ad-bc tidak sama dengan
d
nol. Suatu matriks lain, misalnya B dikatakan sebagai invers matriks A jika AB =
I. Matriks invers dari A ditulis A-1 dengan demikian berlaku AA-1=A-1A.
a b
Jadi jika A = c d
, maka inversnya adalah:
1 d b
A-1 = untuk ad-bc ≠ 0
ad bc c a
Contoh:
4 1
a. A = 7 2
3 2
b. B = 5
4
Penyelesaian:
1 2 1
a. A-1 =
8 7 7 4
19
1 2 1
=
1 7 4
2 1
= 7
4
1 4 2
b. B-1 =
12 ( 10) 5 3
1 4 2
= 3
2 5
2 1
= 5 3
2 2
Invers matriks berordo 3 x 3 dapat dicari dengan beberapa cara. Pada pembahasan kali
ini kami akan menggunakan cara adjoin.
1
A 1 adj ( A)
det A
Penentuan adj A:
e f d f d e
a11 a a12 b a13 c
h i g i g h
b c a c a b
a 21 d a 22 e a 23 f
h i g i g h
b c a c a b
a31 g a 32 h a33 i
e f d f g h
Contoh:
20
1 2 1
2 4
Diketahui matriks A = 3 tentukan invers matriks A dengan
1 2 3
Penyelesaian:
3 4 2 4 2 3
det A 1 2 1
2 3 1 3 1 2
=1 – 4 + 1
= -2
1 4 5
adj ( A) 2 2 2
1 0 1
1
A 1 adj ( A)
det A
1 4 5
1
= 2 2 2 2
1 0 1
1 5
2
2
2
= 1 1 1
1 1
0
2 2
21
Matriks dapat digunakan untuk mempermudah dalam menentukan penyelesaian
sistem persamaan linear. Pada pembahasan kali ini, kita akan menggunakannya untuk
menyelesaikan sestem persamaan linear dua variabel dan tiga variabael.
ax + by = p .......................................................(1)
cx + dy = q .......................................................(2)
persamaan (1) dan (2) deatas dapat kita susun kedalam bentuk matriks dibawah
ini:
a b x p
c
d y q
x 1 d b p
y ad bc c
a q
Asalkan ad – bc 0
Contoh:
2x + y =
x + 3y = 7
penyelesaian:
dari persamaan diatas dapat kita susun menjadi matriks sebagai berikut.
2 1 x 4
1
3 y 7
15
= 10
5
1
= 2
a1 x b1 y c1 z d1
a 2 x b2 y c 2 z d 2
a 3 x b 3 y c 3 z d 3
Sistem persamaan linear diatas dapat disusun menjadi matriks sebagai berikut:
a1 b1 c1 x d 1
a b2 c 2 y d 2
2
a3 b3 c3 z d 3
a1 b1 c1 x d1
c 2 , X = y
Misalkan A = a 2 b2 dan B = d 2
a 3 b3 c3
z d 3
1
A-1= adj ( A) , oleh karena itu diperoleh:
det A
23
1 1
X= adj ( A) B = adj ( A) B
det A det A
Contoh:
1 2 3
B 1 3 4
1 4 3
Penyelesaian:
1 2 31 2
B 1 3 41 3
1 4 31 4
B 9 8 12 9 16 6
B 2
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Matriks adalah kumpulan bilangan-bilangan yang disusun secara khusus dalam bentuk
baris dan kolom sehingga membentuk persegi panjang dan bujur sangkar dimana panjang dan
lebarnya ditunjukkan oleh kolom dan baris yang ditulis diantara dua tanda kurung, yaitu ( )
dan [ ].
Pada dasarnya dalam kehidupan sehari-hari kita sering berhadapan dengan persoalan yang
apabila kita telusuri ternyata merupakan masalah matematika. Dengan kata lain kita selalu
bersentuhan dengan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan matematika entah itu kita
sadari ataupun tidak. Agar mudah difahami maka persoalan tersebut diubah kedalam bahasa
atau persamaan matematika supaya persoalan tersebut lebih mudah diselesaikan. Diatas juga
24
telah dijeleskan macam-macam matriks, aljabar matriks, nilai eigen dan vektor eigen serta
penerapan matriks dalam ilmu fisika. Tetapi terkadang suatu persoalan sering kali memuat
lebih dari dua persamaan dan beberapa variabel, sehingga kita mengalami kesulitan untuk
mencari hubungan antara variabel-variabelnya.
B. Saran
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang paling tidak disukai oleh anak-
anak. Kenyataan di lapangan membuktikan cukupbanyak siswa yang tidak suka bahkan
membenci mata pelajaran matematika. Dalam benak mereka matematika merupakan mata
pelajaran yang sangat sulit untuk dimengerti bahkan membosankan.
Hal ini menjadi dilema bagi para pendidik dan para ahli, karena matematika
merupakansalah satu pengetahuan untuk sains dan teknologi yang sangat perlu bagi
kelanjutan pembangunan. Apalagi dalam memasuki abad ke-21 yang ditandai dengan
kemajuan dalam perkembangan IPTEK, pengetahuan siapdan kepiawaian berpikir logis yang
dikembangakan dalam pelajaranmatematika sangat diperlukan.
Dalam menghadapi era globalisasi yang diiringi dengan perkembangan IPTEK yang
sangat pesat, maka peningkatan kualitas-kualitas sumber daya manusia mempunyai posisi
yang strategis bagi keberhsilan dan kelanjutan pembangunan nasional. Oleh sebab itu, upaya
tersebut mutlak harus mendapat perhatian yangsungguh-sungguh dan harus dirancang secara
sistematis dan seksama berdasarkan pemikiran yang matang. Wadah yang tepat bagi upaya
peningkatan kualitas sumberdaya manussia adalah pendidikan.
Ada beberapa indikator dalam peningkatan mutu pendidikan antara lain melalui
peningkatan kinerja guru dan peningkatan mutupelajaran yang melibatkan MBS, Pakem, serta
peran serta masyarakat (PSM).Dalam kaitannya dengan Pakem, guru dituntut untuk
menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif, yaitu pembelajaran yang aktif, kreatif,
efektif, danmenyenangkan. Situasi pakem tersebut harus diupayakan untuk semua mata
pelajaran.
Dengan begitu, diharapkan peningkatan mutu pendidikn pendidikan dapat tercapaisecara
optimal. Guru sebagai faktor penentu dan paling berpengaruh dalam hal menanamkan konsep
terhadap siswa. Penguasaan guru terhadap materi pelajaran, kemampuan guru dalam memilih
dan menggunakan metode pembelajaran serta kemampuan guru dalam menetapkan media
pembelajaran sangat menentukan terhadap keberhasilan proses pembelajaran, di samping
adanya potensi dan kemauan siswa sendiri.
25
DAFTAR PUSTAKA
Amir, Muhammad Faiza; dkk. 2016. Buku Ajar Matematika Dasar. Sidoarjo: UMSIDA
PRESS
Ruminta. 2009. Matriks Persamaan Linier dan Pemograman Linier. Bandung: Rekayasa
Sains.
26