FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
DOSEN KOORDINATOR :
1. Prof. Dr. Ir. Putu Rumawan Salain, MSi.
2. Prof. Dr. Ir. A. A. Ayu Oka Saraswati, MT.
3. Ni Made Mitha Mahastuti, ST., MT.
4. I Wayan Wiryawan, ST., MT.
5. Dr. Ir. Ni Ketut Ayu Siwalatri, MT.
6. Ni Luh Putu Eka Pebriyanti, ST., MSc.
TAHUN AJARAN
2019 / 2020
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu
1
DAFTAR ISI
2
RUMAH ADAT JOGLEO (JAWA TENGAH)
Rumah adat jawa tengah atau umum di sebut dengan Joglo sudah menjadi
primadona di kalangan masyarakat pada umumnya. walaupun sudah jarang
dijadikan sebagai tempat tinggal, Rumah Joglo kini dijadikan sebuah konsep yangh
amat menarik untuk restoran ataupun hotel. Pengunjung pun bisa merasakan
suasana desa di Jawa Tengah pada zaman dahulu kala.
Sebenarnya, nama rumah adat Jawa Tengah bujan hanya Rumah Joglo. Ada
4 bentuk tempat tinggal tradisional yang ada di Jawa Tengah yaitu bentuk
Panggangpe, bentuk Kampung, bentuk Limasan, dan bentuk Joglo. Bentuk Joglo
memang lebih dikenal jika dibandingkan dengan bentuk lainnya. Rumah Joglo,
pada jaman dahulu, merupakan simbol status sosial dan hanya dimiliki oleh orang
3
yang mampu atau kaya. Bahan-bahan untuk membuat Joglo memang jauh lebih
mahal dan lebih banyak.
Selain membutuhkan biaya, waktu yang dibutuhkan juga cukup banyak. Dan
karna hal itulah anggapan rumah Joglo hanya boleh dimiliki oleh bangsawan, raja,
dan pangeran pun berkembang. Hingga masyarakat biasa yang memiliki
penghasilan rendah tidak mampu dan tidak berani untuk membuatnya. Masyarakat
dengan penghasilan rendah umumnya akan membuat rumah Panggangpe, Limasan,
atau Kampung yang lebih hemat biaya dan waktu. Sekarang, rumah Joglo bisa
dimiliki oleh berbagai kalangan. Bahan-bahan yang lebih variatif dengan harga
terjangkau sudah banyak di ual di dipasaran. Hal itu membuat pembuatannya
menjadi hemat biaya dibandingkan jaman dahulu dahulu kala.
Pada awalnya rumah Joglo memiliki bentuk bujur sangkar dengan empat
pokok tiang di tengahnya. Tiang itu dinamakan saka guru. lalu untuk menopang
tiang tersebut dipakai blandar bersusun yang bernama tumpang sari. Seiring
berkembangnya zaman, ada tambahan-tambahan ruang di dalam rumah Joglo .
Namun, dasar rumahnya tetap berbentuk persegi. Bahan dasar untuk membuat
rumah Joglo yaitu Kayu.
Berbagai jenis kayu bisa dipakai untuk membuat rumah adat Joglo. kayu yang
biasa dipakai pada zaman dahulu adalah jati, sengon, dan batang pohon kelapa.
Kayu jati selalu menjadi primadona untuk dijadikan bahan utama dalam pembuatan
rumah joglo. Ketahanan, keawetan, dan kekuatan kayu jati membuat kayu jati
menjadi pilihan paling utama pada saat itu. Rumah Joglo yang terbuat dari kayu jati
bahkan masih bisa bertahan hingga saat ini. Sekarang, pembuatan rumah Joglo
dilakukan dengan mencampur jenis-jenis kayu tertentu dengan berbagai macam
alasan, salah satunya untuk menghemat biaya karna harga kayu jati saat ini semakin
tinggi.
4
Ciri Khas Rumah Joglo
Bagian atap rumah adat jawa tengah terbuat dari genteng tanah liat. Selain
itu, masyarakat tradisonal juga memakai ijuk, jerami, atau alang-alang untuk
membuat atap rumahnya. Pemakaian bahan-bahan dari alam dengan atap yang
tinggi membuat penghuni merasa sejuk dan nyaman untuk ditempati. Sirkulasi
udara di rumah Joglo sangat baik. Atap yang dibuat bertingkat tingkat menyimpan
makna tersendiri. Ketinggian atap Joglo yang bertahap mempunyai hubungan
dengan pergerakan manusia dengan udara yang dirasakan olehnya .
Selain bentuk atap bertingkat, salah satu hal yang menjadi ciri khas dari
rumah Joglo yaitu bentuk atapnya. Atap rumah Joglo adalah perpaduan dari dua
bidang atap segitiga dengan dua bidang atap trapesium. Di atap-atap itu mempunyai
sudut kemiringan yang beda. Atap Joglo selalu ada di tengah dan diapit oleh atap
serambi. Gabungan dari atap Joglo dan serambi itu ada dua macam. Gabungan
pertama memiliki nama Lambang Sari. Atap Joglo Lambang Sari merupakan atap
Joglo yang disambung dengan atap serambi. Gabungan kedua yaitu gabungan
dengan menyisakan lubang-lubang udara pada atap. Gabungan ini memiloki nama
Atap Lambang Gantung. Desain rumah Joglo sendiri tidak sembarangan. Desain-
desain itu sudah mengerucut menjadi beberapa Joglo. Nama-nama rumah Joglo
yaitu Pangrawit, Jompongan, Limasan Lawakan, Tinandhu, Mangkurat, Sinom, dan
Hageng.
5
Filosofi Rumah Joglo
Pemberian nama Joglo pada rumah adat Jawa Tengah ini syarat dengan
berbagai macam makna. Kata Joglo diambil dari kata “tajug” dan “loro”. Makna
dari kata itu adalah penggabungan dua tajug. Atap rumah Joglo memang berbentuk
tajug yang menyerupai gunung.
Dalam pembagian rumah ini, ada prinsip hirarki yang amat unik. Bagian
depan bersifat umum dan bagian belakang bersifat khusus. akses orang yang bisa
masuk ke dalam ruangan akan berbeda beda.
6
Bagian Bagian Rumah Joglo :
1. Pendapa.
Pendapa ada tepat di bagian depan. Hal ini menunjukkan bahwa sifat
orang Jawa yang ramah dan terbuka. Supaya tamu bisaduduk, umumnya
pendapa dilengkapi dengan tikar. Penggunaan tikar dimaksudkan agar tidak
ada terjadi kesenjangan antara tamu dan pemilik rumah.
2. Pringgitan.
Bagian ini merupakan tempat di mana pagelaran pertunjukan wayang
diadakan. Umumnya dipakai saat upacara ruwatan. Di sini, pemilik rumah
juga menyimbolkan diri sebagai Dewi Sri. Dewi Sri merupakan dewi yang
dianggap sebagai sumber dari segala kehidupan, kesuburan, dan juga
kebahagiaan.
7
Baju Adat Jawa Tengah :
1. Jawi Jangkep.
2. Kebaya.
3. Batik.
4. Kanigaran.
5. Surjan dan Beskap.
6. Basahan.
1. Joglo
2. Rumah Panggang pe
3. Rumah Tajug
4. Rumah Kampung
5. Rumah Limasan
8
PENUTUP
Kesimpulan
Rumah Adat Joglo adalah Rumah Adat Jawa Tengah yang berbahan khas dari
kayu dan memiliki ciri khas terbuat dari genteng tanah liat, dan juga memakai ijuk,
jerami, dan alang-alang unutk atapnya. Kata Joglo diambil dari kata ‘tajug’ dan
‘loro’ yang berarti rumah adat Joglo yang atapnya berbentuk tajug yang menyerupai
gunug.