Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MUTU LAYANAN KEBIDANAN DAN KEBIJAKAN KESEHATAN

“KONSEP DASAR MUTU PELAYANAN KESAHATAN”

Dosen : Hj. Muflihah, SKM., MM

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3

Nety Septinia 712505S. 19.014


Nursyifa 712505S. 19.018
Risma Amalia 712505S.19.022
Siti Melda Butar-Butar 712505S.19.025

AKADEMI KEBIDANAN ABDI PERSADA

BANJARMASIN

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
”Kosep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan“. Dalam penyusunan makalah ini, penulis
mengucapkan terimakasih kepada anggota kelompok dan seluruh semua pihak yang telah
membantu.

Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan, maka kami
mengharapkan saran dan kriti yang bersifat membangun demi perbaikan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat berguna dan bermanfaat.

Banjarmasin, 18 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................1
C. Tujuan...............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................2

A. Pengertia Mutu...........................................................................................2
B. Persepsi Mutu.............................................................................................4
C. Dimensi Mutut............................................................................................6
D. Manfaat Program Jaminan Mutu................................................................7

BAB III PENUTUP..........................................................................................................9

A. Kesimpulan................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Globalisasi mempertinggi arus kompetisi disegala bidang termasuk bidang kesehatan
dimana perawat dan bidan terlibat didalamnya. Untuk dapat mempertahankan
eksistensinya, maka setiap organisasi dan semua elemen-elemen dalam organisasi
harus berupaya meningkatkan mutu pelayanannya secara terus menerus..
Kecenderungan masa kini dan masa depan menunjukkan bahwa masyarakat semakin
menyadari pentingnya peningkatan dan mempertahankan kualitas hidup (quality of
life). Oleh karena itu pelayanan kesehatan yang bermutu semakin dicari untk
memperoleh jaminan kepastian terhadap mutu pelayanan kesehatan yang diterimanya.

Semakin tinggi tingkat pemahaman masyarakat terhadap pentingnya kesehatan untuk


mempertahankan kualitas hidup, maka customer akan semakin kritis dalam menerima
produk jasa, termasuk jasa pelayanan kebidanan, oleh karena itu peningkatan mutu
kinerja setiap bidan perlu dilakukan terus menerus.

Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu banyak upaya


yang dapat dilaksanakan.Upaya tersebut jika dilaksanakan secara terarah dan
terencana ,dalam ilmu administrasi kesehatan dikenal dengan nama program menjaga
mutu pelayanan kesehatan (Quality Assurance Program ).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari mutu?
2. Apa yang dimaksud dengan persepsi mutu?
3. Apa penjelasan tentang dimensi mutu?
4. Sebutkan dan jelaskan manfaat program jaminan mutu?

C. Tujuan
1. Mengetahui tentang pengertian mutu
2. Menjelaskan persepsi mutu
3. Mengetahui tentang dimensi mutu
4. Menjelaskan manfaat program jaminan mutu

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Mutu
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri
atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan
perorangan, keluarga, kelompok maupun masyarakat. Syarat pelayanan kesehatan
yang baik setidak-tidaknya dapat dibedakan atas 13 macam, yakni tersedia (available),
menyeluruh (comprehensive), terpadu (integrated), berkesinambungan (continue),
adil/ merata (equity), mandiri (sustainable), wajar (appropriate), dapat diterima
(acceptable), dapat dicapai (accessible), dapat dijangkau (affordable), efektif
(effective), efisien (efficient), serta bermutu (quality).
Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan (Crosby, 1984).
Sementara, mutu pelayanan kesehatan adalah yang merujuk pada tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri setiap
pasien. Sama halnya dengan kebutuhan dan tuntutan, makin sempurna kepuasan
tersebut, makin baik pula mutu pelayanan kesehatan.
Secara umum disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan mutu pelayanan
kesehatan adalah timbulnya kepuasan pada setiap pasien esuai dengan tingkat
kepuasan rata-rata penduduk, serta tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode
etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.

Untuk meningkatkan mutu pelayanan Kesehatan, terdapat beberapa konsep


dasar pelayanan Kesehatan yang harus dimiliki oleh seorang petugas Kesehatan yaitu:
a. Konsep sikap (attitude)
Sikap seorang Bidan yang melaksanakan pelayanan Kesehatan akan sangat
memengaruhi keberhasilan pelayanan Kesehatan yang bermutu. Sikap
pelayanan diharapkan pelayanan yang bermutu sudah tertanam pada diri para
petugas Kesehatan seperti sikap sopan santun, ramah, penuh simpatik, dan
mempunyai rasa memiliki yang tinggi terhadap profesinya. Sikap petugas akan
menggambarkan tingkat mutu pelayanan Kesehatan dari institusi tempat
petugas Kesehatan bekerja.

2
Pada konsep sikap (attitude) terdapat bentuk-bentuk pelayanan yang
diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan Kesehatan adalah:
1) Mempunyai sikap rasa kebanggaan terhadap pekerjaan.
2) Memiliki sikap pengabdian yang besar terhadap pekerjaan.
3) Senantiasa menjaga sikap, martabat dan nama baik institusi tempat
petugas Kesehatan itu bekerja.
4) Mempunyai sikap tanggungjawab terhadap kemajuan institusi tempat
petugas Kesehatan itu bekerja.
b. Konsep perhatian (attention)
Kecermatan dan ketelitian seorang Bidan dalam memperhatikan dan
mencermati keinginan pasien sangat memengaruhi keberhasilan pelayanan
Kesehatan yang bermutu. Petugas Kesehatan harus menawarkan program
Kesehatan dan segera melakukan pelayanan sehingga pasien merasa puas dan
keinginannya untuk sembuh dapat cepat terpenuhi.
Pada konsep perhatian (attention) terdapat bentuk-bentuk pelayanan yang
diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan Kesehatan adalah:
1) Mengucapkan salam pembuka pembicaraan.
2) Menanyakan apa saja keinginan pasien.
3) Mendengarkan dan memahami keinginan pasien.
4) Melayani pasien dengan cepat, tepat dan ramah
5) Menempatkan kepentingan pasien sesuai nomor urut yang telah
ditentukan.
c. Konsep tindakan (action)
Tindakan pasien menjatuhkan pilihan untuk memeriksakan Kesehatannya
pada tempat-tempat pelayanan Kesehatan yang diinginkannya sangat
memengaruhi meningkatnya keberhasilan mutu pelayanan Kesehatan.
Terciptanya proses komunikasi pada konsep tindakan ini merupakan
langgapan terhadap pasien yang telah menjatuhkan pilihannya, sehingga
terjadilah komunikasi yang saling membutuhkan.
Pada konsep tindakan (action) terdapat bentuk-bentuk pelayanan Kesehatan
yang diharapkan dapat memingkatkan mutu pelayanan Kesehatan adalah:
1) Segera melakukan pencatatan tentang identitas pasien.
2) Menanyakan keluhan yang dirasakan pasien.
3) Memberitahukan kewajiban pembayaran yang harus di penuhi pasien.

3
4) Melakukan pemeriksaan pendahuluan sebelum dilakukan diagnosa oleh
Bidan.
5) Memberikan obat-obatan yang diperlukan pasien.
6) Mengucapkan terima kasih dan dianjurkan pasien untuk kembali kontrol.

B. Persepsi Mutu
Persepsi Mutu Pelayanan Kesehatan Setiap mereka yang terlibat dalam pelayanan
Kesehatan seperti pasien, Masyarakat dan organisasi Masyarakat, profesi pelayanan
Keschatan, dinas Kesehatan, dan Pemerintah daerah, pasti mempunyai persepsi yang
berbeda dalam menentukan mutu pelayanan Kesehatan.
Perbedaan ini antara lain disebabkan oleh bendapatnya perbedaan latarbelakang
pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, pengalaman, lingkungan dan kepentingan
sebagai berikut:
1) Bagi pemakai jasa pelayanan Kesehatan/Masyarakat Masyarakat sebagai
pengguna jasa pelayanan Kesehatan akan memberikan penilaian bahwa
pelayanan Kesehatan yang bermutu sebagai suatu bentuk yang dapat memenuhi
kebutuhan karena diselenggarakan dengan cara:
a) Sopan dan santun, tepat waktu, tanggap.
b) Mampu menyembuhkan penyakit yang
c) Mampu mencegah berkembangnya atau menularnya penyakit yang
diderita kepada orang lain atau penyakitnya bertambah parah.

Pandangan ini sangat penting karena pasien yang merasa puas akan mematuhi
pengobatan dan mau datang berobat kembali. Pemberi pelayanan harus
memahami status Kesehatan dan kebutuhan pelayanan Kesehatan Masyarakat
yang dilayaninya dan mendidik Masyarakat tentang pelayanan Kesehatan dasar
dan melibatkan Masyarakat dalam menentukan bagaimana cara yang paling
efektif menyelenggarakan pelayanan Kesehatan, sehingga diperlukan suatu
hubungan yang saling percaya antara pemberi pelayanan Kesehatan atau
provider dengan Masyarakat pengguna jasa pelayanan Kesehatan.

2) Bagi pemberi pelayanan Kesehatan Pemberi pelayanan Kesehatan


(provider)mengaitkan pelayanan Kesehatan yang bermutu dengan :
a) Ketersediaan peralatan,
b) Prosedur kerja atau protokol,

4
c) Kebebasan profesi dalam melakukan setiap pelayanan Kesehatan sesuai
dengan teknologi Kesehatan mutakhir, dan
d) Bagaimana keluaran (outcome) atau hasil pelayanan dilaksanakan.

Komitmen dan motivasi pemberi pelayanan Kesehatan tergantung pada


kemampuannya dalam melaksanakan tugas dengan cara yang optimal. Profesi
pelayanan Kesehatan membutuhkan dan mengharapkan adanya dukungan
teknis, administratif, dan pelayanan pendukung lainnya yang efektif serta
efisien dalam menyelenggarakan pelayanan Kesehatan yang bermutu tinggi.

3) Bagi penyandang dana pelayanan Kesehatan Penyandang dana atau asuransi


Kesehatan menganggap bahwa pelayanan Kesehatan yang bermutu sebagai
berikut:
a) Suatu pelayanan Kesehatan yang efektif dan efisien.
b) Pasien dapat disembuhkan dalam waktu yang sesingkat mungkin,
c) Menggunakan biaya pengobatan yang jumlahnya tidak besar
Untuk itu penyandang dana pelayanan Kesehatan berharap agar upaya
promosi Kesehatan dan pencegahan penyakit dapat ditingkatkan agar
pelayanan Kesehatan untuk penyembuhan penyakit semakin baik dan
bermutu.
4) Bagi pemilik sarana pelayanan Kesehatan. Seorang pemilik sarana pelayanan
Kesehatan berpandangan bahwa pelayanan Kesehatan yang bermutu
merupakan pelayanan Kesehatan mampu menutupi biaya operasional dan
pemeliharaan, tetapi dengan tarif yang masih terjangkau oleh pasien, yaitu
pada tingkat jumlah biaya yang tidak mendapat keluhan dari pasien.
5) Bagi administrator Kesehatan.pelayanan Administrator walau tidak langsung
memberikan pelayanan Kesehatan kepada Masyarakat, tetapi ikut
bertanggungjawab dalam masalah pelaksanaan peningkatan mutu pelayanan
Kesehatan karena :
a) Administrator seharusnya menyusun prioritas untuk menyediakan apa
yang menjadi kebutuhan dan harapan pasien.
b) Administrator seharusnya melakukan supervisi, kebutuhan keuangan dan
logistik yang diperlukan dalam pelayanan Kesehatan. Administator
pelayanan Kesehatan seharusnya memperhatikan prioritas sehingga tidak
timbul persoalan dalam pelayanan Kesehatan. Pemusatan perhatian

5
terhadap beberapa dimensi mutu pelayanan kesehataan tertentu akan
membantu administator pelayanan Kesehatan dalam menyusun prioritas
dan dalam menyediakan apa yang menjadi kebutuhan dan harapan
pasien, serta pemberi layanan Kesehatan.
6) Menurut ikatan profesi Keberhasilan penerapan pendekatan jaminan mutu
pelayanan Kesehatan akan menimbulkan kepuasan pasien. Dengan demikian,
tugas pelayanan Kesehatan selama ini dianggap suatu beban yang berat dan
ada kalanya disertai dengan keluhan/kritikan pasien/ Masyarakat akan berubah
menjadi suatu kepuasan kerja. Jaminan mutu pelayanan Kesehatan akan
menghindari terjadinya malpraktik sehingga petugas Kesehatan dapat
terhindar tuntunan hukum pasien.

C. Dimensi Mutu
1. Kompetensi Teknik.
Menagcu kepada kemampuan dan keterampilan petugas dalam melaksanakan
tugas – tugasnya sesuai dengan standard dan pedoman.
2. Efektivitas.
Kualitas pelayanan kesehatan tergantung pada keefektifan dari intervensi
pelayanan yang diberikan penilaian dimensi efektifitas merupakan jawaban
pertanyaan : Apakah prosedur atau pengobatan bila dilakukan dengan benar
akan memberi- kan hasil yang diinginkan.
3. Efisiensi Merupakan dimensi yang penting. Pelayanan yang diberikan adalah
optimal bukan maksimal, yang memberikan hasil paling besar dalam
keterbatasan sumber daya. Pelayanan yang diberikan adalah tepat dan esensial.
Hindari memberikan pelayannan yang tidak perlu dan pengulangan yang tidak
berarti.
4. Akses.
Akses (Keterjangkauan) merupakan dimensi yang penting dalam kualitas karena
keterbatasan jangkauan akan babkan ketidak pastian dalam kesakitan dan
kematian. Misal- nya buruknya akses terhadap imunisasi dapat menyebabkan
cakupan imunisasi tidak adekuat.
5. Hubungan Antar Manusia
Adalah interaksi yang terjadi antara penyelenggara pelayanan kesehatan dengan
pasien, Supervisor Kabupaten dengan Petugas Puskesmas, Dinas Kabupaten

6
dengan Puskesmas, Kepala Puskesmas dengan Petugas Puskesmas, dls.
Hubungan antar manusia yang baik akan menimbulkan kemitraan, saling
percaya, saling menghormati dan keter- bukaan.
6. Kesinambungan pelayanan
Artinya pasien selalu mendapatkan pelayanan yang dibutuh- kannya tanpa
terputus termasuk rujukannya. Keadaan ini dapat terjadi karena adanya Catatan
Medik yang lengkap dan akurat.
7. Keamanan
Berarti meminimalkan resiko-resiko trauma, infeksi dan efek yang
membahayakan lainnya sehubungan dengan pelayanan yang diberikan. Saran
pelayanan kesehatan harus dapat memberikan kenya- manan kepada pasien,
termasuk kebersihan, waktu tunggu, dis. Karena kenyamanan akan
menimbulkan kepercayaan pasien terhadap pelayanan kesehatan.
8. Kenyamanan.
Saran pelayanan kesehatan harus dapat memberikan kenya- manan kepada
pasien, termasuk kebersihan, waktu tunggu, dls. Karena kenyamanan akan
menimbulkan kepercayaan pasien terhadap pelayanan kesehatan.
9. Informasi
Pelayanan kesehatan yang bermutu harus mampu menjelas- kan segala sesuatu
yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan, harus dapat menjelkaskan apa,
siapa, kapan, dimana, bagaiman dan resiko pelayanan kesehatan ter- sebut,
10. Ketepatan Waktu
Pelayanan kesehatan yang bermutu harus diselenggarakan dalam waktu yang
tepat, juga dalam hal waktu buka dan waktu tutup tempat pelayanan harus tepat
waktu.

D. Manfaat Program Jaminan Mutu


Program jaminan mutu adalah suatu proses upaya yang dilaksanakan secara
berkesinambungan, sistematis, objektif dan terpadu dalam menetapkan masalah dan
penyebab masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan berdasarkan
standar yang telah ditetapkan serta menentukan dan melaksanakan cara pemecahan
masalah mutu sesuai dengan kemampuan yang ada dan menilai hasil yang dicapai
guna menyusun saran tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan, (Bennet. 1987:). Manfaat program jaminan mutu adalah sebagai berikut:

7
1) Menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan.
2) Memberikan persamaan pandangan antara pengelola dan penerima jasa
pelayanan mengenai pelayanan yang bermutu.
3) Merumuskan falsafah, prinsip dan strategi peningkatan mutu pelayanan (Bennet.
1987).

8
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Mutu pelayanan kesehatan adalah penampilan yang pantas atau sesuai (yang
berhubungan dengan standar-standar) dan suatu intervensi yang diketahui aman, yang
dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan yang telah
mempunyai kemampuan untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan,
ketidakmampuan dan kekurangan gizi (Djoko Wijono, 2000 : 35).
 Setiap mereka yang terlibat dalam layanan kesehatan seperti pasien, masyarakat
dan organisasi masyarakat, profesi layanan kesehatan, dinas kesehatan, dan
pemerintah daerah, pasti mempunyai persepsi yang berbeda tentang unsur
penting dalam menentukan mutu layanan kesehatan. Perbedaan ini antara lain
disebabkan oleh terdapatnya perbedaan latar belakang, pendidikan,
pengetahuan, pekerjaan, pengalaman, lingkungan dan kepentingan.
 Mutu layanan kesehatan bersifat multidimensi, antara lain:

 Dimensi Kompetensi Teknis


 Dimensi Keterjangkauan atau Akses
 Dimensi Efektivitas
 Dimensi Efisiensi
 Dimensi Kesinambungan
 Dimensi Keamanan
 Dimensi Kenyamanan
 Dimensi Informasi
 Dimensi Ketepatan Waktu
 Dimensi Hubungan Antarmanusia

Adapun manfaat dari program jaminan mutu :

a. Dapat meningkatkan efektifitas pelayanan kesehatan


b. Dapat meningkatkan efisiensi pelayanan kesehatan
c. Dapat meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan.

9
d. Dapat melindungi penyelenggara pelayanan kesehatan dan
kemungkinan timbulnya gugatan hukum.
B. SARAN
Diharapkan pada praktisi kesehatan untuk terus belajar demi meningkatkan skill masing-
masing sehingga program pelayanan kesehatan dapat berjalan dengan baik.

10
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz. 2003. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba


Medika.

Anjaswati, Tri. 2002. Analisis Tingkat Kepuasan Klien terhadap Perilaku “Caring” Perawat.

11

Anda mungkin juga menyukai