Anda di halaman 1dari 3

3.

Komite audit dan Akuntan


Hubungan kerja Komite Audit dengan Auditor Eksternal dilaksanakan dalam kerangka sebagai
berikut :
a. Mengevaluasi sistem penunjukan, penunjukan kembali dan pemberhentian Auditor Eksternal
dengan memperhatikan aspek independensi, objektivitas dan efektivitas.
b. Melakukan pengkajian tentang tujuan dan ruang lingkup audit.
c. Mengevaluasi pelaksanaan audit yang dilakukan oleh Auditor Eksternal.
d. Dapat berkonsultasi secara periodic dengan Auditor Eksternal untuk membahas Sistem
Pengendalian Internal serta pemenuhan dan ketepatan Laporan Keuangan.
Manfaat Komite Audit bagi eksternal auditor adalah keberadaan Komite Audit sangat
diperlukan sebagai forum atau media komunikasi dengan perusahaan, sehingga diharapkan
semua aktivitas dan kegiatan eksternal auditor dalam hal ini akan mengadakan pemeriksaan,
disamping secara langsung kepada objek pemeriksaan juga dibantu dengan mengadakan
konsultasi dengan Komite Audit. Maka dapat diketahui adanya suatu indikasi bahwa Komite
Audit dibentuk karena belum memadainya peran pengawasan dan akuntabilitas Dewan
Komisaris perusahaan. Pemilihan anggota Dewan Komisaris yang berdasarkan kedudukan dan
kekerabatan menyebabkan mekanisme check and balance terhadap direksi tidak berjalan
sebagaimana mestinya. Fungsi audit internal belum berjalan optimal mengingat secara struktural,
auditor tersebut berada pada posisi yang sulit untuk bersikap independen dan objektif. Oleh
karena itu, muncul tuntutan adanya auditor independen, maka Komite audit timbul untuk
memenuhi tuntutan tersebut.

Peranan Akuntan Dalam Penerapan Good Corporate Governance


Akuntan adalah sebutan dan gelar profesional yang diberikan kepada seorang sarjana
yang telah menempuh pendidikan di fakultas ekonomi jurusan akuntansi pada suatu universitas
atau perguruan tinggi dan telah lulus Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).
Untuk dapat mengembangkan dan menerapkan GCG dibutuhkan peran akuntan, baik
sebagai akuntan perusahaan maupun sebagai praktisi accounting dan auditing baik secara
internal maupun sebagai eksternal auditor. Untuk membuktikan bahwa perusahaan sudah
menjalankan GCG maka perlu dilakukan penilaian oleh pihak ketiga yang independen terhadap
praktek corporate governance. Pihak ketiga independen tersebut adalah akuntan manajemen dan
akuntan publik, (Herdinata, 2008).
Akuntan manajemen dengan berlandaskan pada etika bisnis dan profesi dapat
memberikan saran sesuai dengan fungsi dari akuntansi manajemen. Akuntan publik sebagai
pihak luar yang independen dituntut menjunjung tinggi kode etik profesi akuntan publik. Dalam
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia ditetapkan delapan prinsip etika yang meliputi tanggung
jawab profesi, kepentingan umum, integritas, obyektivitas, kompetensi dan kehati-hatian
professional, kerahasiaan, perilaku professional, dan standar teknis. Akuntan publik melakukan
pemeriksaan terhadap laporan keuangan klien, apakah menyajikan secara wajar dan sesuai
dengan prinsip akuntansi yang diterima umum (generally accounting accepted principle).

4. Proses Governance dan Komite Audit

Tanggung jawab Komite Audit dalam bidang Corporate Governance adalah untuk memastikan,
bahwa perusahaan telah dijalankan sesuai undang-undang dan peraturan yang berlaku,
melaksanakan usahanya dengan beretika, melaksanakan pengawasannya secara efektif terhadap
benturan kepentingan dan kecurangan yang dilakukan oleh karyawan perusahaan. Ruang lingkup
pelaksanaan dalam bidang ini adalah:
1. Menilai kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan kepatuhan terhadap undang-
undang dan peraturan, etika, benturan kepentingan dan penyelidikan terhadap perbuatan
yang merugikan perusahaan dan kecurangan;
2. Memonitor proses pengadilan yang sedang terjadi ataupun yang ditunda serta yang
menyangkut masalah Corporate Governance dalam hal mana perusahaan menjadi salah satu
pihak yang terkait di dalamnya;
3. Memeriksa kasus-kasus penting yang berhubungan dengan benturan kepentingan, perbuatan
yang merugikan perusahaan, dan kecurangan;
4. Keharusan auditor internal untuk melaporkan hasil pem eriksaan Corporate Governance dan
temuan-temuan penting lainnya
Pelaksanaan good corporate governance di dalam perusahaan salah satu diantaranya
dipengaruhi oleh mekanisme disclosure informasi perusahaan yang memadai. Mekanisme
pengungkapan informasi yang baik dipengaruhi oleh bagaimana keefektifan kinerja dari komite
audit di dalam memantau kegiatan pemrosesan dan pengolahan informasi (keuangan) perusahaan
sebagai salah satu fungsinya. Dimana pelaksanaan fungsi komite audit ini sangat dipengaruhi
oleh kebijakan tata kelola perusahaan yang ada.
Darwis, Hermawan. 2012. PERAN AKUNTAN DALAM PENERAPAN GOOD CORPORATE
GOVERNANCE. (Diakses pada 17 November 2019)
http://hermandarwis.blogspot.com/2012/02/peran-akuntan-dalam-penerapan-good.html.
Firmsstat. 2009. Komite Audit. (Diakses pada 17 November 2019)
http://firmsstat.blogspot.com/2009/05/komite-audit.html
Indonesian Institute of Audit Committee. Komite Audit. (Diakses pada 17 November 2019)
http://www.komiteaudit.or.id/tentang-komite-audit/
Utama, Marta. 2004. KOMITE AUDIT, GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN
PENGUNGKAPAN INFORMASI, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol.1 . (Diakses
pada 17 November 2019) https://id.123dok.com/document/zx975e4z-2004-departemen-
akuntansi-feui-komite-au.html
Waskita Karya. Piagam Komite Audit dan Komite GCG PT Waskita Karya (Persero) Tbk .
(Diakses pada 17 November 2019)
https://www.waskita.co.id/pages/about/corporategovernances/commiteechartergcgcommittee?
lang=id

Anda mungkin juga menyukai