Anda di halaman 1dari 3

Pelanggaran Etika Bisnis

Penerapan Good Corporate Governance dalam implementasi etika dalam bisnis


memiliki peran yang sangat besar. Prinsip-prinsip GCG mencerminkan etika bisnis yang
dapat memenuhi keinginan seluruh stakeholdernya. Kode etik harus ada dalam penerapan
konsep good corporate governance. Kode Etik dalam tingkah laku berbisnis di perusahaan
(Code of Corporate and Business Conduct) merupakan implementasi salah satu prinsip GCG.
Kode etik tersebut menuntut karyawan & pimpinan perusahaan untuk melakukan praktek-
praktek etik bisnis yang terbaik di dalam semua hal yang dilaksanakan atas nama perusahaan.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan perusahaan tidak menerapkan etika dalam
bisnis, yaitu: mementingkan keperluan pribadi, tekanan persaingan terhadap laba perusahaan,
dan pertentangan antara nilai perusahaan dengan perorangan.
Keputusan untuk membatalkan transaksi pembatalan perjanjian perikatan jual beli
tanpa sepengetahuan pemegang saham merupakan tindakan yang melanggar peraturan
terutama undang-undang pasar modal pasal 82 ayat 2 oleh BAPEPAM sehingga
menyebabkan diberi sanksi berupa denda. Namun fenomena yang terjadi pada PT Jakarta
internasional Hotels & Development Tbk telah menyalahi prinsip etis dalam menjalankan
bisnis yang termanisfestasi dalam prinsip GCG yaitu prinsip akuntabilitas dan prinsip
kesetaraan dan kewajaran sehingga akan berdampak buruk pada pemegang saham terutama
pemegang saham minoritas. Secara teoritis bahwa fenomena yang terjadi pada PT Jakarta
internasional Hotels & Development Tbk merupakan contoh konkret dari teori keagenan
sehingga diperlukan upaya serius mengikis moral hazard yang mana apabila dikaitkan dengan
prinsip GCG akan tercermin bahwa minimnya implementasi code of conduct merupakan
signal dari adanya masalah keagenan sebelum berakibat buruk pada pemegang saham.

Peranan dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan: Starbucks responsibility


1) Pemproduksian Kopi. Starbucks Coffee mendorong para petani kopi untuk
menerapkan program C.A.F.E (Coffee and Farmer Equity) Practices untuk menjaga
keberlanjutan lingkungan. Kopi yang dihasilkan oleh para petani yang bekerjasama dengan
Starbucks Coffee merupakan kopi organik. Para petani dituntut untuk tidak menggunakan
pestisida dan pupuk kimia yang dapat menghancurkan ekosistem.
2) Melakukan Daur Ulang dan Mengurangi Limbah. Starbucks Coffee melakukan berbagai
program untuk mendaur ulang dan mengurangi limbah yang dihasilkannya. Dengan
penggunakan mug atau cangkir atau gelas pada saat meminum kopi atau teh di Starbucks
Coffee shop. Apabila akan dibawa pergi, dapat menggunakan gelas dari kertas yang lebih
mudah untuk didaur ulang. Di Starbucks Coffee shop juga melakukan pemilahan sampah,
antara sampah organik dan sampah an-organik.
3) Bangunan Yang Ramah Lingkungan. Starbucks Coffee menggunakan ubin lantai
dari hasil daur ulang sebagai bentuk usahanya untuk memberikan kesan coffee shop yang
ramah lingkungan. Selain itu cat yang digunakan adalah cat dengan rendah kandungan
bahan kimianya. Banguan yang didirikannya juga telah mempunyai sertifikat dari US Green
Building Council (USGBC).
4) Penghematan Energi. Penghematan tenaga listrik dilakukan dengan mengurangi
penggunaan lampu sebagai sumber pencahayaan yang dialihkan dengan merancang
bangunan dengan sistem pencahayaan dari sinar matahari. Penggunaan AC juga dapat
dihemat dengan merancang bangunan yang beratap tinggi dan menggunakan banyak
ventilasi udara agar sirkulasi udara dalam ruangan tetap lancar.
5) Konservasi Air. Salah satu cara yang dilakukan pihak Starbucks Coffee untuk
penghematan air adalah dengan menggunakan berbagai alat berteknologi tinggi untuk
mencuci gelas dan peralatan lain, sehingga air yang dipergunakan dapat dihemat.
6) Keterlibatan masyarakat. Misalnya, untuk menghormati ulang tahun ke-20 Hari AIDS
Sedunia, 1 Desember, Starbucks akan memberikan kontribusi lima sen ke Global Fund
untuk setiap minuman yang dibeli.
7) Mengintegrasikan Corporate Social Responsibility (CSR). Definisi CSR dalam
Perusahaan Starbucks yang melakukan bisnis yang memperhatikan  sosial, lingkungan dan
manfaat ekonomi bagi masyarakat. Menarik dan mempertahankan karyawan, loyalitas
pelanggan, mengurangi biaya operasi, penguatan rantai pasokan dan lisensi untuk
beroperasi. Starbucks juga mengembangkan kegiatan csr dalam Youth Action Grant, yaitu
program donasi khusus yang diberikan pada beberapa yayasan.
8) Perlindungan Lingkungan. Starbucks berfokus melindungi lingkungan dan mendesak
orang lain untuk membuat bisnis yang besar bagi umat manusia. Mereka telah meluncurkan
banyak proyek untuk mendorong lingkungan.

Dafpus:
Peter Sina. 2011. Pelanggaran Prinsip-Prinsip GCG Sebagai Perwujudan Pelanggaran
Etika Bisnis: Studi kasus PT Jakarta internasional Hotels & Development Tbk. Diakses
pada 10 November 2019 (http://peter-sina.blogspot.com/2011/09/pelanggaran-prinsip-
prinsip-gcg-sebagai.html)
Chica Amelia. 2018. Makalah Etika Bisnis Dan Good Corporate Governance. Diakses pada
10 November 2019 (https://id.scribd.com/document/368838580/Makalah-Etika-Bisnis-
Dan-Good-Corporate-Governance)
Christine. 2018. Pelanggaran Etika Bisnis. Diakses pada 10 November 2019
(https://www.kompasiana.com/christine95490/5b3fad1116835f37a01bbc32/pelanggara
n-etika-bisnis?page=all)
Ni Luh Junia Purnami. 2015. Etika dan Tanggung Jawab Perusahaan Starbucks. Diakses
pada 10 November 2019 (https://purnamiap.blogspot.com/2015/03/etika-dan-tanggung-
jawab-perusahaan.html)

Anda mungkin juga menyukai