Anda di halaman 1dari 2

Infeksi COVID-19 pada Kehamilan

Dr.Ade Irawan, Sp.OG

COVID-19 adalah penyakit infeksi yang pertama kali ditemukan di daerah Wuhan,
provinsi Hubei, Cina pada akhir tahun 2019 dan saat ini dinyatakan sebagai pandemi global oleh
WHO. Infeksi yang disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2
(SARS-COV2) ini dapat menimbulkan gejala dari ringan sampai berat. Gejala klinis yang
muncul dapat berupa demam (suhu>38oC), batuk, sakit tenggorokan, badan terasa lemas, sampai
sesak nafas. Cara penularan utama virus ini adalah melalui tetesan air liur (droplet).

Pengetahuan mengenai infeksi COVID-19 dalam hubungannya dengan kehamilan dan


janin masih terbatas, namun beberapa kasus diantaranya pada ibu hamil memiliki manifestasi
klinis atau gejala yang sama dengan orang yang tidak hamil. Tetapi akibat infeksi virus Covid-19
pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur dan juga ketuban pecah dini
walaupun tidak meningkatkan angka keguguran.

Berdasarkan laporan kasus serta beberapa data yang telah ada, saat ini belum ditemukan
adanya penularan pada saat kehamilan dari ibu ke janin saat dalam kandungan. Namun risiko
penularan terhadap bayi terjadi setelah lahir dari ibu yang menderita COVID-19 melalui
mekanisme droplet atau percikan saat ibu menyusui bayinya.

Dalam upaya melakukan pencegahan terhadap penularan infeksi COVID-19 ini pada ibu
hamil maka beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:

1. Menghindari kontak dengan orang sakit,


2. Hindari bepergian ke daerah zona merah infeksi COVID-19,
3. Melakukan upaya physical distancing dengan cara menghindari keramaian dan jangan
banyak beraktivitas keluar rumah,
4. Rajin mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum makan ataupun menyentuh daerah
wajah. Apabila tidak tersedia air dan sabun, dapat digantikan dengan hand sanitizer yang
mengandung alkohol 70%.
5. Seringlah membersihkan permukaan yang sering disentuh oleh banyak orang seperti
misalnya gagang pintu, saklar, pegangan tangga, tombol lift, meja, dan lain sebagainya.
Apabila ada ibu hamil dengan gejala yang mengarah pada infeksi COVID-19, serta
disertai adanya riwayat bepergian ke daerah terdampak atau riwayat kontak dengan penderita
yang telah dinyatakan positif menderita infeksi COVID-19 dalam kurun waktu 14 hari terakhir,
maka disarankan untuk segera melapor dan memeriksakan kondisi kesehatan pada fasilitas
kesehatan atau Rumah Sakit terdekat agar dapat diarahkan untuk dirujuk ke fasilitas kesehatan
yang telah ditunjuk pemerintah serta mampu melayani penderita COVID-19.

Pada beberapa fasilitas kesehatan yang memiliki fasilitas pemeriksaan radiologi,


pemeriksaan Rontgen atau CT Scan Thorax (dada) termasuk salah satu pemeriksaan yang
penting dilakukan meskipun pada ibu hamil, khususnya yang dicurigai terinfeksi. Karena
pemeriksaan CT Scan Thorax memiliki sensitivitas yang tinggi dalam mendiagnosis penyakit ini.
Walaupun ada beberapa efek samping paparan radiasi pada bayi seperti misalnya pertumbuhan
janin terhambat, namun hal ini dapat terjadi apabila janin dalam kandungan menerima dosis
radiasi yang sangat tinggi. Berdasarkan data dari American College of Radiology dan American
College of Obstetricians & Gynecologysts, pada ibu hamil yang menjalani pemeriksaan Rontgen
maupun CT Scan Thorax, dosis radiasi yang diterima janin dapat diabaikan karena sangat kecil
sehingga kemungkinan terjadinya efek samping radiasi pada janin juga dapat diabaikan.

Anda mungkin juga menyukai