Anda di halaman 1dari 2

Diabetic foot ulcer (DFU)

Dr. Adisaputra Ramadhinara, MSc, CWSP, FACCWS (Klinik Luka RSPIK)

Diabetic foot ulcer (DFU) atau luka di kaki para penyandang diabetes. Luka seperti ini
seringkali sulit untuk disembuhkan dan menjadi kronis, bahkan dapat berujung pada
amputasi. Statistik menunjukkan bahwa 25% penyandang diabetes suatu saat dalam
hidupnya akan mengalami DFU, dan 85% di antaranya memerlukan tindakan amputasi,
padahal sebagian besar luka tersebut berawal dari luka sederhana. Amputasi juga
bukanlah solusi yang dapat menyelesaikan masalah. Data menunjukkan bahwa angka
kematian 5 tahun pasca amputasi tungkai bawah pada penderita DFU mencapai 47%,
jauh lebih tinggi ketimbang angka kematian pada beberapa jenis kanker seperti kanker
payudara dan limfoma. Hal ini menunjukkan pentingnya pencegahan terjadinya luka
pada penyandang diabetes, serta perawatan luka yang baik dan benar pada penderita
DFU, agar tingkat kesakitan dan kematian akibat komplikasi ini dapat dihindari.
DFU umumnya disebabkan oleh 2 hal, yakni kerusakan saraf akibat kadar gula
darah yang tidak terkontrol (disebut DFU tipe neuropati), dan kematian jaringan akibat
sumbatan pembuluh darah sebagai komplikasi lanjut dari diabetes (disebut DFU tipe
iskemik). Pada DFU tipe neuropati, penderita seringkali tidak menyadari bahwa kakinya
mengalami luka, akibat hilangnya sensasi perabaan pada kaki. Penyebab luka bisa
bermacam-macam, tetapi hampir selalu diawali oleh trauma pada kaki, seperti akibat
alas kaki yang tidak pas, karena benturan, atau terkena benda tajam lainnya. Karena
kerusakan saraf tersebut, penderita terlambat menyadari bahwa kakinya terluka,
sehingga penanganannya menjadi terlambat dan luka sudah terlanjur menjadi kronis.
DFU tipe iskemik disebabkan oleh sumbatan pembuluh darah pada kaki, akibat
proses aterosklerosis yang merupakan komplikasi lanjut diabetes. Penderita DFU tipe
ini akan merasakan sakit dan nyeri pada kaki, dan daerah yang terluka (umumnya
dimulai dari ujung jari) akan menjadi keunguan dan hitam. Karena penderita merasakan
nyeri, seringkali mereka akan segera datang ke dokter untuk meminta pertolongan.
Luka pada penderita DFU memerlukan penanganan khusus, agar kesembuhan
yang optimal dapat dicapai. Saat ini perkembangan ilmu pengetahuan di bidang
perawatan luka telah berhasil menekan angka amputasi pada penderita DFU, melalui
penggunaan berbagai dressing modern untuk mengatasi infeksi dan menjaga agar
suasana luka tetap lembab. Hal ini sangat diperlukan karena dalam suasana lembab,
pertumbuhan jaringan baru menjadi lebih optimal, dan proses penutupan luka oleh sel
kulit baru bisa terjadi dengan lebih cepat.
Penggunaan kassa sebagai penutup luka juga tidak lagi dianjurkan, karena kassa
tidak dapat menjaga kelembaban daerah luka dan dapat meningkatkan risiko infeksi.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa bakteri dapat menembus hingga 64 lapisan
kassa. Hal ini membuat kassa bukanlah penutup luka yang ideal.
Hal lain yang penting untuk diperhatikan pada penderita DFU adalah
pengendalian kadar gula darah yang optimal, agar proses penyembuhan luka dapat
berjalan dengan baik. Selama menjalani perawatan, kaki yang sedang terluka juga harus
diistirahatkan dan tidak boleh menjadi tumpuan beban. Berbagai perangkat khusus saat
ini sudah tersedia untuk menunjang offloading pada penderita DFU.
Pencegahan juga menjadi poin yang sangat penting untuk diperhatikan.
Penyandang diabetes harus terbiasa untuk memeriksa kondisi kaki setiap habis mandi,
untuk memastikan bahwa tidak ada luka atau kerusakan kulit pada daerah tersebut.
Sela jari kaki harus selalu kering, dan kulit sekitar kaki perlu dijaga agar tetap lembab.
Alas kaki juga penting untuk diperiksa, terutama untuk menghindari masuknya benda
asing seperti batu atau kerikil ke dalam sepatu yang tertutup. Jangan menggunakan alas
kaki yang terlalu sempit, disarankan menggunakan alas kaki yang berbahan kulit lentur.
Penyandang diabetes juga disarankan untuk selalu menggunakan alas kaki ketika
berjalan, untuk menhindari perlukaan pada kaki.
Saat ini perawatan luka selalu mengedepankan pentingnya kerja sama
multidisiplin. Pada kasus DFU, perawatan luka dapat ditangani oleh dokter spesialis
luka, dan pengendalian gula darah memerlukan bantuan dokter spesialis penyakit
dalam atau konsultan endokrinologi dan diabetes. Untuk memastikan agar alas kaki
sudah optimal, diperlukan dukungan dari spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi.
Pada penderita DFU tipe iskemik, keterlibatan spesialis bedah vaskuler sangat
dibutuhkan untuk tindakan revaskularisasi atau perbaikan aliran darah ke tungkai, guna
menunjang proses penyembuhan luka yang optimal.

Anda mungkin juga menyukai