Anda di halaman 1dari 17

ARSITEKTUR DUNIA

JUDUL PROGRAM

PENGGUNAAN PILAR ORDER CORINTHIAN


SEBAGAI PENERAPAN ARSITEKTUR KRISTEN AWAL
PADA KATEDRAL SAINT JOSEPH PONTIANAK

Disusun Oleh:
Nama : Putut Brahmantyo
NIM :1662122001
Angkatan : 2016

UNIVERSITAS WARMADEWA
DENPASAR
2019
PENGESAHAN PROPOSAL PKM – PENELITIAN

1. Judul Kegiatan : Penggunaan Pilar Order Corinthian


Sebagai Penerapan Arsitektur Kristen Awal
Pada Katedral Saint Joseph Pontianak
2. Bidang Kegiatan : PKM - P
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Putut Brahmantyo
b. NIM : 1662122001
c. Jurusan : Teknik Arsitektur
d. Perguruan Tinggi : Universitas Warmadewa
e. Alamat Rumah dan No. HP : Jalan Taman Sekar XB/8,
Denpasar- Bali
085739107460
f. Email : pututbr@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 1 Orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Agus Kurniawan, S.T., M.T.
b. NIDN : 0813037101
c. Alamat Rumah dan No. Telp. : Karangsari Regency Kav. B4, Jl.
Karangsari I Padangsambian, Denpasar /
081353133399

Denpasar, 16 Januari 2019


Menyetujui,

Ketua Program Studi Teknik Arsitektur Ketua Pelaksana

(Ni Wayan Meidayanti Mustika, S.T., M.T.) (Putut Brahmantyo)

NIK. 19810519 2005012002 NIM. 1662122001

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Dosen Pendamping

(Dr. Ir. I Wayan Parwata, M.T.) (Agus Kurniawan, S.T., M.T.)

NIK. 230700204 NIDN. 081353133399

ii
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................... 2
1.2 TUJUAN DAN SASARAN ........................................................................... 3
1.3 MANFAAT ................................................................................................... 3
1.4 METODE ...................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN ARSITEKTURAL KRISTEN AWAL
2.1 ARSITEKTUR KRISTEN AWAL ................................................................. 3
2.2 ARSITEKTUR KATEDRAL SAINT JOSPEH PONTIANAK ...................... 5
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 METODE ...................................................................................................... 7
3.2 TAHAPAN PENELITIAN ............................................................................. 7
3.3 TEKNIK PENGUMPULAN DATA .............................................................. 7
3.4 ANALISIS DATA ......................................................................................... 8
BAB IV PENERAPAN ARSITEKTUR KRISTEN AWAL
4.1 WUJUD ......................................................................................................... 8
4.2 BENTUK ....................................................................................................... 9
BAB V PENUTUP
5.1 KESIMPULAN ............................................................................................ 11
5.2 SARAN ....................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 12
Lampiran 1. Biodata Penyusun ....................................................................... 13

iii
1

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pilar Dengan Order Corinthian ........................................................... 4


Gambar 2. Basilika Santo Petrus .......................................................................... 5
Gambar 3. Katedral Saint Joseph Pontianak .......................................................... 6
Gambar 4. Interior Katedral Saint Joseph Pontianak............................................. 6
Gambar 5. Perbandingan Katedral St.Joseph Pontianak (kiri) dengan Gereja
Basilika Santo Petrus Vatikan (kanan). .............................................. 8
Gambar 6. Pilar Order Corinthian Pada Interior Katedral Saint Joseph Pontianak. 9
Gambar 7. Bentuk Ukiran Pilar Order Corinthian .............................................. 10
Gambar 8. Bentuk Ukiran Pilar Pada Katedral Saint Joseph Pontianak............... 10
2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Arsitektur merupakan bagian yang sudah tidak terlepaskan bagi manusia
terkait dengan kehidupannya dari sisi budaya, adat, sosial, dan lain
sebagainya. Suatu wujud karya arsitektur tidak terbentuk dan terjadi begitu
saja, namun merupakan sebuah hasil dari banyak faktor terkait lingkungan
kehidupan dan kebiasaan-kebiasaan manusia yang selalu berubah pada setiap
zaman.
Arsitektur Kristen Awal merupakan hasil dari pemikiran dan kepercayaan
manusia pada zamannya, dimana pada zaman ini manusia mulai memikirkan
kehidupan yang terjadi setelah kematian. Hal ini dapat terlihat cukup
menonjol dengan ciri-ciri bahwa Arsitektur dan karya seni pada zaman itu
ditonjolkan untuk kepentingan agama.
Salah satu faktor yang mempengaruhi bentuk dan wujud arsitektur dari
masa lampau hingga masa sekarang dan terus berkembang adalah rasa percaya
manusia terhadap Tuhan. Wujud bangunan yang sangat terpengaruh oleh
faktor ini adalah bangunan rumah ibadah yang salah satunya adalah gereja.
Gaya arsitektur pada bangunan gereja telah ada sejak era Kristen Awal (0
– 395 M), dan terus terjadi perkembangan dan perubahan pada wujud
bangunannya mengikuti perkembangan zaman. Meskipun telah terjadi
perubahan dan perkembangan pada wujud arsitektur bangunan gereja, namun
pada dasarnya wujud bangunan gereja tersebut tetap berkiblat pada gaya
arsitektur pada era Kristen Awal (0 – 395 M), dimana era ini adalah cikal
bakal berkembangnya ajaran Kristen dan merupakan bagian sejarah dari Paus
pertama.
Wujud arsitektur gereja pada masa sekarang pada umumnya berbentuk
lebih modern dan sederhana namun pada bagian tertentu pada bangunan masih
kental akan gaya arsitektur pada era Kristen Awal seperti misalnya terdapat
pada pilar, kubah, atap, ukiran dan ornament, mozaik kaca, lukisan pada
dinding maupun atap, dan lain sebagainya.
Gereja yang ada di Indonesia sendiri tidak lepas dari pengaruh gaya
arsitektur era Kristen Awal tersebut yang cukup kental terlihat dari fasade
bangunan maupun interiornya. Gereja – gereja tersebut menggabungkan gaya
modern dan gaya arsitektur Kristen Awal demi mendapatkan wujud bangunan
yang lebih modern, dinamis, namun tetap tidak melupakan dasar dan esensi
awal berdirinya gereja.
Salah satu gereja yang berada di Indonesia yang terlihat megadopsi gaya
arsitektur gereja pada era Kristen Awal adalah Katedral Saint Joseph di
Pontianak. Hal ini terlihat pada penggunaan pilar, kubah, dan ornament-
ornament yang menonjol dan sangat kuat terlihat pengaruhnya oleh gereja
pada era Kristen Awal.
3

1.2 TUJUAN DAN SASARAN


Adapaun tujuan yang ingin dicapai pada makalah ini adalah :
 Menjelaskan sejarah perkembangan Arsitektur Kristen Awal (0 – 395
M)
 Mengetahui ciri khas wujud Arsitektur Kristen Awal
 Mengetauhi pengaruh wujud Arsitektur Kristen Awal pada bangunan
modern di Indonesia

Sasaran yang ingin dicapai pada makalah ini antara lain :

 Untuk menyimpulkan karakteristik,karakteristik Arsitektur Kristen


Awal yang masih berpengaruh dan berkembang pada wujud bangunan
modern khususnya gereja di Indonesia

1.3 MANFAAT
Manfaat yang diharapkan akan dihasilkan pada makalah ini adalah
pembaca mampu memahami dan menerapkan gaya Arsitektur Kristen Awal
pada bangunan-bangunan yang lebih modern namun tetap terjadi
keharmonisan pada wujudnya terutama pada bangunan gereja. Hal ini secara
tidak langsung akan menjaga kelestarian budaya dan seni arsitektur yang
berkembang pada era Kristen Awal agar selalu terjaga dan tidak punah, serta
menghormati sejarah awal cikal bakal berkembangnya ajaran Kristen yang
masih berpengaruh kuat pada gereja – gereja modern masa kini.

1.4 METODE
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini diawali dengan
landasan teori tentang karakteristik Arsitektur Kristen Awal dan dilanjutkan
dengan pengumpulan data-data yang mendukung melalui referensi web,
literature online, dan foto-foto.

BAB II TINJAUAN ARSITEKTUR KRISTEN AWAL

2.1 ARSITEKTUR KRISTEN AWAL


A. Definisi
Arsitektur Kristen Awal merupakan gaya arsitektur yang diawali
oleh perkembangan kepercayaan ajaran Kristen yang dibawa oleh Santo
Petur & Santo Paulus di wilayah Roma. Arsitektur Kristen Awal
berkembang pada masa 313 – 800 M yang berkembang di Italy dan
tersebar menuju wilayah Balkan dan Yunani.
4

B. Ciri
Ciri-ciri Arsitektur Kristen Awal antara lain :
 Menggunakan konsep Basilika : gereja yang menggunakan prinsip
dasar rumah tinggal di zaman Romawi yang memiliki atrium pada
bagian tengah, dan dikombinasikan dengan gaya susunan gedung
pertemuan.
 Menggunakan atap konstruksi kayu sederhana
 Dinding dengan ornament mozaik dan lukisan Fresco
 Pilar besar dengan gaya Order Corthinian

Gambar 1 : Pilar dengan Order Corinthian


 Terdapat lukisan pada kubah
C. Sejarah Perkembangan
Perkembangan Arsitektur Kristen Awal dimulai sejak lahir dan
berkembangnya ajaran agama Kristen di wilayah timur Eropa yang
dibawa oleh Santo Petrus dan Santo Paulus yang kemudian berkembang
secara merata di seluruh daratan Italy dan merambah menuju wilayah
Balkan dan Yunani kuno. Pada mulanya sebelum adanya gereja Kristen
pada masa itu, kegiatan peribadahan penduduk Roma diadakan pada
rumah-rumah penduduk dan di lorong-lorong bawah tanah. Yang pada
awalnya merupakan tempat pemakaman. Hal ini terus terjadi dari masa ke
masa sehigga kebutuhan akan ruang ibadah pun semakin besar.
Gereja awal yang berkembang pada era Kristen Awal adalah gereja
dengan konsep Basilika dan konsep Terpusat. Konsep Basilika
merupakan cikal bakal dari berkembangnya Arsitektur Kristen Awal.
Gedung Basilika pada masa itu awalnya adalah merupakan sebuah gedung
pengadilan yang diadopsi untuk kepentingan peribadatan menjadi sebuah
gereja umum dan konsep Basilika ini terus berkembang hingga sekarang.
5

Gambar 2 : Basilika Santo Petrus

2.2 ARSITEKTUR KATEDRAL SAINT JOSEPH PONTIANAK


Katedral Saint Joseph Pontianak merupakan pusat Paroki dari Gereja
Katolik Roma di pusat keuskupan Agung Pontianak. Pembangunan gereja ini
dibangun sejak tahun 1908 oleh Dutch Borneo Mgr. Pacificus Bos. Gereja ini
mengalami rekonstruksi pada tahun 2011 dimana pada saat itu kondisi gereja
sudah tidak layak pakai dan terpaksa dirobohkan untuk dibangun kembali
sebagai gereja baru dengan kapasitas 3000 orang.
Bangunan gereja dirancang oleh arsitek asli dari Kalimantan Barat
didampingi Tim Asistensi Pembangunan Gereja. Konstuksi kubah utama
menggunakan space frame atau rangka ruang merupakan konstruksi yang
terbilang canggih di Kalimantan Barat dan pertama kali digunakan untuk
bangunan gereja. Bangunan yang mengambil gaya Arsitektur Kristen Awal
diharapkan bisa sedikit menyerupai kemegahan Basilika Santo Petrus di Kota
Vatikan dan dapat menjadi kebanggaan masyarakat Pontianak terutama
kalangan gereja.
Terdapat cahaya yang menyembul dari kaca mozaik besar seperti pada
gereja di Eropa. Ornamen bernuansa Dayak tampak dominan dan ukiran khas
Dayak mengelilingi dinding gedung. Uniknya, tidak semua barang di dalam
gereja adalah baru, Altar dan pintu utama gereja menggunakan kayu berlian
yang diambil dari pilar gereja Katedral lama untuk mengenang bangunan
gereja sebelumnya.Ada juga patung burung ruai dari kayu berlian di halaman
gereja. Di pelataran juga berdiri patung Santo Yosef berukuran raksasa.
6

Gambar 3 : Katedral Saint Joseph Pontianak

Katedral Saint Jospeh di Pontianak ini merupakan katedral terbesar se-


Asia Tenggara dan memiliki gaya arsitektur yang sangat kental mengadopsi
gaya romawi kuno era Kristen Awal. Wujud arsitektur sangat megah dan
mewah dimana banyak terdapat pilar besar, kubah, ukiran, lukisan, dan
mozaik-mozaik khas gereja pada masa Kristen Awal.

Gambar 4 : Interior Katedral Saint Joseph di Pontianak

Dari bagian interior sangat terlihat jelas karakteristik Arsitektur Kristen


Awal terdapat pada katedral Saint Joseph ini yang antara lain terdapat pada :
 Penggunaan mozaik pada kaca yang berukuran massif
 Penggunaan pilar dengan gaya Order Corinthian
 Terdapat lukisan – lukisan pada bagian kubah yang berhubungan
dengan kisah-kisah agama Kristen
7

 Dinding dengan ornament mozaik, ukiran, dan beberapa lukisan Fresco


yang menceritakan kisah yang berhubungan dengan ajaran agama
Kristen.

Saat ini Katedral Saint Joseph ini merupakan satu-satunya gereja yang
mengadopsi hampir 100% gaya Arsitektur Kristen Awal dan masih memiliki
kegiatan keagamaan yang aktif bagi masyarakat setempat maupun wisatawan
yang sedang berkunjung ke kota tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 METODE
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
penelitian Kuantitatif, dimana penelitian dimulai dari memanfaatkan landasan
teori tentang karakteristik Arsitektur Kristen Awal lalu dilanjutkan dengan
tahap survey melalui referensi-referensi dan foto-foto yang mendukung.

3.2 TAHAPAN PENELITIAN


Tahapan yang dilakukan dalam menyelesaikan penelitian :
 Studi Literature
Yaitu mencari definisi, sejarah perkembangan Arsitektur Kristen
Awal, contoh wujud bangunan pada masa Arsitektur Kristen Awal,
dan mencari karakteristik Arsitektur Kristen Awal baik secara online
melalui website resmi dan tidak resmi maupun secara offline melalui
buku dan jurnal yang mendukung objek penelitian.
 Observasi Objek
Mencari objek studi banding yang berlokasi di Indonesia yang
dianggap memiliki karakteristik-karakteristik yang sesuai dengan gaya
Arsitektur Kristen Awal. Objek studi banding yang diharapkan adalah
bangunan gereja yang memiliki karakteristik yang kental dan sesuai
dengan gaya Arsitektur Kristen Awal.
 Penyusunan Laporan
Membuat laporan hasil penelitian secara terstruktur dari awal hingga
akhir lengkap dengan foto, referensi, daftar pustaka, beserta sumber
data yang telah didapat.

3.3 TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi dokumen melalui
literature-literatur online maupun buku yang mendukung penelitian. Studi
dokumen melalui literature online didapatkan dari dokumen primer (dokumen
yang ditulis langsung oleh orang yang mengalaminya), maupun dokumen
8

sekunder (dokumen yang ditulis berdasarkan laporan atau cerita orang lain).
Dokumen-dokumen ini terdapat secara online dalam bentuk website resmi dari
salah satu objek penelitian maupun website tidak resmi namun lengkap
dengan pustaka yang terdapat didalamnya.

3.4 ANALISIS DATA


Proses analisis data dilakukan secara deskriptif, dimana data-data yang
sebelumnya telah dikumpulkan akan dijelaskan atau digambarkan lebih detail
melalui laporan dengan menggunakan penjelasan deskriptif dan foto-foto yang
mendukung.Tahap-tahap yang dilakukan dalam menganalisis data yaitu
dengan cara :
 Mengumpulkan data-data tentang Arsitektur Kristen Awal yang telah
didapat
 Mempelajari Arsitektur Kristen Awal berdasarkan teori yang ada dan
wujud bangunannya
 Mencari objek studi kasus yang sesuai dengan kriteria Arsitektur
Kristen Awal, khususnya di Indonesia
 Membuat penjelasan deskriptif yang dilengkapi dengan foto-foto dan
sktesa yang mendukung

BAB IV PENERAPAN ARSITEKTUR KRISTEN AWAL

4.1 WUJUD
Katedral Saint Joseph Pontianak berwujud sangat besar, megah, dan penuh
dengan ornament-ornamen yang terkesan mewah dan artistik yang menghiasi
seluruh area katedral mulai dari lantai, dinding, hingga pada bagian atapnya.
Wujud bangunan katedral ini sangat menyerupai katedral-katedral bersejarah
di kawasan Eropa yang sudah ada sejak zaman awal berkembangnya
Arsitektur Kristen Awal. Kemiripan ini memang terjadi secara sengaja karena
pada dasarnya pembangunan katedral ini memang terinspirasi dari katedral-
katedral di Eropa pada zaman awal berkembangnya Arsitektur Kristen Awal
tersebut.

Gambar 5 : Perbandingan Katedral St.Joseph Pontianak (kiri) dengan


Gereja Basilika Santo Petrus Vatikan (kanan).
9

Berdasarkan Gambar 5 sudah terlihat bahwa wujud eksterior bangunan


Katedral Saint Joseph Pontianak memiliki banyak kemiripan dengan Basilika
Santo Petrus yang berada di Vatikan yang sudah ada sejak zaman Kristen
Awal. Salah satu ciri yang paling menonjol dan memiliki kesamaan terdapat
pada pilar bangunan yang menggunakan bentuk “Order Corinthian” sebagai
kolom utama pada Katedral Saint Joseph Pontianak.

Gambar 6 : Pilar Order Corinthian Pada Interior Katedral Saint Joseph


Pontianak

Pilar Order Corinthian tersebut juga digunakan pada area interior katedral
yang tersebar pada setiap titik kolom utama struktur dengan wujud yang
sangat besar dan tinggi seperti terlihat pada gambar 6 diatas. Pilar ini
berfungsi ganda yaitu sebagai kolom utama struktur bangunan dan sebagai
salah satu objek artistic yang mampu menarik perhatian pengunjung katedral.
Wujud pilar Order Corinthian yang sangat besar dan tinggi ini
menciptakan kesan ruang yang megah, mewah, besar, dan dari sisi reliji
mampu meningkatkan kesan keagungan Tuhan.

4.2 BENTUK
Pilar pada Katedral Saint Joseph Pontianak mengadopsi gaya pilar Order
Corinthian yang biasa digunakan pada bangunan Basilika atau gereja kuno
pada masa Kristen Awal. Pilar pada katedral ini berbentuk tinggi dan
memiliki ukiran yang khas gaya Order Corinthian pada bagian atasnya.
10

Gambar 7 : Bentuk Ukiran Pilar Order Corinthian

Bentuk pilar pada katedral ini memang mengadopsi gaya pilar Order
Corinthian namun dalam penerapannya bentuk ukiran tidak dibuat 100%
sama mengikuti gaya pilar Order Corinthian. Pilar pada katedral Saint Joseph
Pontianak dibuat dengan bentuk ukiran yang lebih sederhana namun tetap
tidak keluar dari konsep Order Corinthian tersebut.

Gambar 8 : Bentuk Ukiran Pilar Pada Katedral Saint Joseph Pontianak

Dari gambar 8 terlihat bahwa bentuk ukiran pilar pada Katedral Saint
Joseph Pontianak lebih sederhana dibandingkan ukiran pilar Order
Corinthian yang otentik. Berbeda dengan pilar Order Corinthian asli yang
biasanya hanya menggunakan finishing natural dengan tekstur batu alamnya,
pilar pada Katedral Saint Joseph Pontianak ini menggunakan finishing
berwarna emas sehingga menciptakan kesan ruangan, yang agung, megah,
dan mewah semakin kuat.
11

BAB V PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil mengenai gaya Arsitektur Kristen Awal
adalah sebagai berikut :
1. Arsitektur Kristen Awal diawali oleh perkembangan kepercayaan
ajaran Kristen yang dibawa oleh Santo Petur & Santo Paulus di
wilayah Roma. Arsitektur Kristen Awal berkembang pada masa 313 –
800 M yang berkembang di Italy dan tersebar menuju wilayah Balkan
dan Yunani.
2. Ciri khas wujud Arsitektur Kristen Awal antara lain adalah
menggunakan kosep Basilika, atap konstruksi kayu sederhana,
dinding mozaik dan lukisan Fresc, Pilar besar dengan gaya Order
Corthinian.
3. Pengaruh wujud Arsitektur Kristen Awal pada bangunan modern di
Indonesia terlihat pada bangunan Katedral,salah satunya adalah
Katedral Saint Joseph yang terletak di Pontianak. Salah satu ciri
penerapan gaya Arsitektur Kristen awal yang paling menonjol pada
bangunan ini adalah penggunaan pilar dengan gaya Order Corinthian
sebagai kolom utama bangunan yang berwujud tinggi dan megah
dengan menggunakan ukiran-ukiran pada bagian atasnya.

5.2 SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, penerapan gaya Arsitektur Kristen Awal
pada bangunan Katedral Saint Joseph Pontianak sudah diterapkan dengan
sangat baik. Wujud bangunan sudah dibuat sesuai dengan konsep Arsitektur
Kristen Awal dengan menggunakan material yang berbentuk sesuai dengan
ciri khas bangunan gereja atau katedral pada masa Kristen Awal.
Sebagai saran sebaiknya perawatan bangunan dilakukan dengan rutin dan
sangat detail untuk menghindari resiko kerusakan yang bisa saja terjadi,
mengingat bangunan katedral ini sangat megah dan memiliki banyak
ornament yang berbentuk cukup rumit sehingga perlu ketelitian dan perhatian
yang ekstra untuk merawat bangunan tersebut.
12

DAFTAR PUSTAKA

Anonym. https://study.com/academy/lesson/greek-corinthian-order-definition-
architecture.html

Anonym. July 24,2010. https://atpic.wordpress.com/2010/07/24/periode-kristen-


awal-dan-byzantium- abad-3-11-m/

Anonym. 2017. https://id.wikipedia.org/wiki/Basilika

Anonym.https://id.wikipedia.org/wiki/Paroki_Santo_Yoseph,_Katedral_Pontianak
Kurnia, Ahmad. 2007.
https://skripsimahasiswa.blogspot.com/2016/01/jenis-penelitian.html

Marta, Prisca. 2015.https://www.kompasiana.com/priscamarta/


569ec219747a617f0d93cad2/gereja-katedral-termegah-se-asia-tenggara-
ada-di-indonesia

Sari, Yunita. 2013. http://www.academia.edu/14532342/Sejarah_Arsitektur_


Kristen_ Awal
13

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Penyusun


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Putut Brahmantyo

2 Jenis Kelamin Laki-laki

3 Program Studi Teknik Arsitektur

4 NIM/NIDN 1662122001

5 Tempat dan Tanggal Lahir Mengwi, 5 Maret 1998

6 Email pututbr@gmail.com

7 No. Telp. / HP 085739107460

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA

Nama Institusi SDN 20 SLTP PGRI SMA PGRI 2


Pemecutan 1 Denpasar Denpasar

Jurusan - - IPA

Tahun Masuk-Lulus 1994-2000 2000-2003 2003-2006

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (oral presentation)


Nama Pertemuan Ilmiah / Waktu dan
No Judul Artikel Ilmiah
Seminar Tempat

D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir


No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
14

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-P.

Denpasar, 16 Januari 2019

(Putut Brahmantyo)

Anda mungkin juga menyukai