Anda di halaman 1dari 6

KELOMPOK 5:

Iskandar Dzulkarnaen Husin (2014016003)


Mardiana Makalalag (2014016001)
M. Darwis Aswin (2014016024)

Kelas: Sastra Indonesia A

PERKEMBANGAN IPTEK MEMBUAT KEBUTUHAN MATERIAL SEMAKIN


TERCUKUPI NAMUN MEMBUAT KEBUTUHAN SPIRITUAL SEMAKIN
BERKURANG

Pengantar
Semakin hari perkembangan IPTEK terus berkembang, revolusi industri 4.0 adalah
salah satu contoh dari perkembangan IPTEK. Kebanyakan dari kita menyadari jika kita sudah
tidak bisa hidup lagi tanpa teknologi, contohnya saja saat pemadaman lampu kita seperti anak
ayam yang kehilangan induknya. Saat pemadaman lampu ada 3 hal yang kita pikirkan,
terutama anak muda yaitu; 1. baterai handphone habis, 2. kepanasan, 3. mencari cahaya agar
tidak kegelapan. Ini adalah kenyataannya, tidak bisa kita menyangkalnya.
Perkembangan IPTEK memiliki sisi positif dan negatif, itu sudah lumrah karena
segala hal di dunia ini pasti memiliki kedua sisi tersebut. Tapi, pernahkah terbayang apa yang
terjadi jika perkembangan IPTEK sudah sangat jauh bahkan sudah bisa menciptakan manusia
dan memperpanjang umur? Baik, itu memang terdengar mustahil dan hanya terjadi di dalam
film-film saja namun apa yang ada dalam film sekarang sudah menjadi kenyataan contoh;
mobil terbang, alat komunikasi jarak jauh yang kita kenal sekarang sebagai handphone, dan
kecerdasan buatan yang biasa disebut A.I (Artificial Intelligence). Semua contoh diatas ada di
film-film jaman dahulu dan sekarang terwujud serta bisa kita lihat dengan mata kepala
sendiri.
Perkembangan teknologi tak bisa kita kendalikan dan kita hanya dapat menerimanya
dengan bijak. Kebutuhan sehari-hari mudah terpenuhi berkat perkembangan teknologi namun
bagaimana dengan kebutuhan spiritual? Tentu teknologi tidak dapat memenuhi kebutuhan
spiritual karena kebutuhan tersebut hanya bisa dipenuhi ketika manusia melakukan kontak
dengan Tuhan dalam bentuk beribadah.
Kali ini kami akan membahas Perkembangan teknologi membuat kebutuhan material
semakin tercukupi dan kebutuhan spiritual semakin berkurang. Apa maksudnya? Kenapa
kebutuhan spiritual semakin berkurang berkat teknologi? Mari kita bahas lebih lanjut.

Definisi dan Ruang Lingkup Pembahasan


Materialisme adalah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat
dikatakan benar-benar ada adalah materi. Pada dasarnya semua hal terdiri atas materi dan
semua fenomena adalah hasil interaksi material. Materi adalah satu-satunya substansi.
Sebagai teori, materialisme termasuk paham ontologi monistik. Akan tetapi, materialisme
berbeda dengan teori ontologis yang didasarkan pada dualisme atau pluralisme. Dalam
memberikan penjelasan tunggal tentang realitas, materialisme berseberangan dengan
idealisme.
Kata "materialisme" terdiri dari kata "materi" dan "isme". "Materi" dapat dipahami
sebagai "bahan; benda; segala sesuatu yang tampak", dan “isme” yang artinya menandakan
suatu paham atau ajaran atau kepercayaan. "Materialisme" adalah pandangan hidup yang
mencari dasar segala sesuatu yang termasuk kehidupan manusia di dalam alam kebendaan
semata, dengan mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasi alam indra. Sementara itu,
orang-orang yang hidupnya berorientasi kepada materi disebut sebagai "materialis". Orang-
orang ini adalah para pengusung paham materialisme atau juga orang yang mementingkan
kebendaan semata seperti harta, uang, dan tahta.

Paham materalisme tidak mengakui entitas-entitas non-material seperti roh, hantu,


setan dan malaikat. Pelaku-pelaku immaterial tidak ada. Tidak ada Tuhan atau dunia
adikodrati. Realitas satu-satunya adalah materi dan segala sesuatu merupakan manifestasi
dari aktivitas materi. Materi dan aktivitasnya bersifat abadi. Tidak ada penggerak pertama
atau sebab pertama. Tidak ada kehidupan, tidak ada pikiran yang kekal. Semua gejala
berubah, akhirnya melampaui eksistensi, yang kembali lagi ke dasar material primordial,
abadi, dalam suatu peralihan wujud yang abadi dari materi.

    Paham materialisme pertama kali dipopulerkan oleh seorang filsuf terkemuka pada masa
filsafat kuno bernama Epikuros. 

Pembahasan 
 IPTEK Terhadap Materialisme
Dalam materialisme, ilmu adalah pengganti agama sebagai peletakan hukum. Ilmu
menciptakan teknologi yang artinya perkembangan IPTEK adalah kebutuhan
materialisme untuk terus berkembang menjadi paham yang absolut. Semakin orang
bergantung kepada materi maka semakin orang lupa akan spiritual. IPTEK di sini
seolah-olah menjadi kebutuhan primer bagi materialisme, setiap ada berita tentang
perkembangan teknologi pasti selalu jauh dengan hal-hal berbau spiritual seperti
perkembangan kecerdasan buatan yang sempat kami singgung diatas. Hal ini
memungkinkan jika dimasa depan kelak ada sebuah robot dengan kecerdasan buatan
yang benar-benar memiliki akal sehat, nafsu, dan insting seperti manusia. Mungkin
terdengar mustahil, tapi apakah itu benar-benar mustahil? Dari dulu banyak ide yang
dianggap mustahil namun pada akhirnya tercipta juga. jika tercipta robot seperti itu
maka manusia akan lupa dengan hal-hal spiritual karena mereka saja sudah bisa
membuat sesuatu yang sama seperti tuhan ciptakan yaitu manusia itu sendiri. IPTEK
sangat terpengaruh oleh paham materialisme, jadi teknologi yang seperti itu bisa saja
tercipta jika para ilmuan terus mengejar asal dari wujud yaitu materi.
 Kebutuhan Spiritual Akan di Kalahkan oleh Materliasme.
Materialisme menolak segala sesuatu yang non-material, tidak ada tuhan dan
dunia adikordati. Karena itu dalam materialisme, ilmu adalah pengganti agama
sebagai peletakan hukum. Berkat iptek, materialisme semakin menjadi-jadi.
Manusia semakin tertarik dengan materi dan melupakan hal-hal spiritual. Produk
IPTEK yaitu handphone adalah bentuk dari negatif namun disisi materialisme
malah menjadi bentuk positif. Ini adalah kenyataan yang menyedihkan dimana
banyak orang yang melupakan kebutuhan spiritual berkat handphone.
Ilmu terus berkembang menciptakan teknologi yang akan terus memenuhi kebutuhan
material. Semakin kebutuhan material terpenuhi maka orang-orang akan lupa
dengan kebutuhan spiritual dan akhirnya menganggap kebutuhan spiritual tidak
penting. Pandangan ini bisa membuat orang menjadi hedonis karena hanya
memikirkan kesenangan dunia saja. Sekali lagi, dalam sudut pandang orang biasa ini
adalah hal negatif namun bagi orang yang menganut paham materialis ini adalah
kejayaan bagi mereka. Terutama untuk materialisme atheisme, mereka mungkin
menganggap kondisi tersebut adalah kemenangan bagi mereka.
 Kebutuhan Materi Selalu Terpenuhi Sampai Menjadi Hedonis
Sudah melupakan kebutuhan spiritual dan kemudian bersenang-senang, akhirnya
menjadi hedonis. Apa pun dilakukan agar bisa bersenang-senang di dunia yang fana
ini. Perilaku hedon ini sebenarnya tidak berguna dan hanya buang-buang waktu saja.
Berbelanja menghabiskan harta, jalan ke sana kemari tidak ada tujuan asalkan
bahagia, makan seperti babi hingga melupakan bahaya yang mengintai yaitu obesitas.
Dengan adanya IPTEK dan materliasme perilaku hedon ini semakin menjadi dan
meraja lela, semakin praktis kebutuhan yang mereka butuh kan semakin rela
mengorbankan sesuatu untuk mencapai kesenangan sementara itu. Contoh saja orang
jual ginjal untuk membeli handphone Iphone agar tampil modis, merakit PC
(Personal Computer) agar bisa main gim dengan nyaman, dan masih banyak yang
lain. Orang diera teknologi ini beranggapan jika ginjal dua itu artinya bisa dijual
untuk kaya mendadak. Mereka menyingkirkan efek sampingnya jika ginjal tidak utuh
asalkan bisa mendapatkan apa yang mereka impikan. Itu adalah tindakan bodoh dan
dianggap tindakan sia-sia dalam beberapa agama yang ada.

 Ilmu Pengetahuan Menjadi Agama


Selama ini para peneliti berusaha membuat sesuatu yang menyamai ciptaan Tuhan
yaitu manusia dan sekarang bisa kita lihat ada robot yang memiliki kepintaran setara
bahkan lebih jauh pintar dibandingkan manusia. Robot-robot itu dibekali oleh
teknologi yang disebut kecerdasan buatan. Bagi para peneliti ilmu pengetahuan adalah
mutlak dan tidak bisa disangkal eksistensinya karena berwujud teknologi. Anggapan
ilmu pengetahuan menjadi agama bagi mereka memang begitu kenyataannya karena
dengan ilmu pengetahuan bisa mewujudkan sesuatu yang bisa disentuh dan dapat
melindungi mereka dari mara bahaya dengan teknologi perlindungan diri daripada
harus berdoa kepada Tuhan yang belum pasti melindungi mereka dari mara bahaya.
Terkadang kita manusia selalu terpaku kepada hal-hal spiritual sampai melupakan
akal sehat. Semisal kapal hendak tenggelam ada saja yang berdoa macam-macam tapi
melupakan akal sehat untuk memasang pelampung atau pergi ke kapal sekoci agar
bisa selamat baru berdoa.
Sartre dan Camus yang membawakan paham eksistensialisme dengan paham masih
mempercayai Tuhan namun setelah perang dunia II bergejolak dan kemenangan terus
berada dipihak Jerman, membuat mereka berdua meragukan keberadaan Tuhan dan
menganggap perang tidak akan selesai jika berharap kepada Tuhan, hanya manusia
saja yang bisa menghentikan perang dengan usaha dan pengetahuan yang dimiliki.

Penutup

Kesimpulan yang bisa kita ambil adalah IPTEK sangat terpengaruh oleh materialisme.
Bagi materialisme, IPTEK adalah salah satu cara agar paham mereka terus berkembang.
Dengan perkembangan IPTEK, materialisme semakin maju dan orang-orang akan semakin
terpaku terhadap materi dan melupakan spiritual apalagi terhadap kaum hedonis. Semua
tergantung kepada kita kembali, sikap kita dibutuhkan untuk menghadapi masalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Bagus, L. (2000). Kamus Filsafat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Darma, B. (2020). Pengantar Teori Sastra. Kompas Penerbit Buku.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2000). Jakarta: Balai Pustaka.

N, D. (1966). Pertjikan Filsafat. Jakarta: PT. Pembangunan Djakarta.

Van Der Weij, P. A. (1988). Filsuf-filsuf Besar Tentang Manusia. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai