Pengantar
Semakin hari perkembangan IPTEK terus berkembang, revolusi industri 4.0 adalah
salah satu contoh dari perkembangan IPTEK. Kebanyakan dari kita menyadari jika kita sudah
tidak bisa hidup lagi tanpa teknologi, contohnya saja saat pemadaman lampu kita seperti anak
ayam yang kehilangan induknya. Saat pemadaman lampu ada 3 hal yang kita pikirkan,
terutama anak muda yaitu; 1. baterai handphone habis, 2. kepanasan, 3. mencari cahaya agar
tidak kegelapan. Ini adalah kenyataannya, tidak bisa kita menyangkalnya.
Perkembangan IPTEK memiliki sisi positif dan negatif, itu sudah lumrah karena
segala hal di dunia ini pasti memiliki kedua sisi tersebut. Tapi, pernahkah terbayang apa yang
terjadi jika perkembangan IPTEK sudah sangat jauh bahkan sudah bisa menciptakan manusia
dan memperpanjang umur? Baik, itu memang terdengar mustahil dan hanya terjadi di dalam
film-film saja namun apa yang ada dalam film sekarang sudah menjadi kenyataan contoh;
mobil terbang, alat komunikasi jarak jauh yang kita kenal sekarang sebagai handphone, dan
kecerdasan buatan yang biasa disebut A.I (Artificial Intelligence). Semua contoh diatas ada di
film-film jaman dahulu dan sekarang terwujud serta bisa kita lihat dengan mata kepala
sendiri.
Perkembangan teknologi tak bisa kita kendalikan dan kita hanya dapat menerimanya
dengan bijak. Kebutuhan sehari-hari mudah terpenuhi berkat perkembangan teknologi namun
bagaimana dengan kebutuhan spiritual? Tentu teknologi tidak dapat memenuhi kebutuhan
spiritual karena kebutuhan tersebut hanya bisa dipenuhi ketika manusia melakukan kontak
dengan Tuhan dalam bentuk beribadah.
Kali ini kami akan membahas Perkembangan teknologi membuat kebutuhan material
semakin tercukupi dan kebutuhan spiritual semakin berkurang. Apa maksudnya? Kenapa
kebutuhan spiritual semakin berkurang berkat teknologi? Mari kita bahas lebih lanjut.
Paham materialisme pertama kali dipopulerkan oleh seorang filsuf terkemuka pada masa
filsafat kuno bernama Epikuros.
Pembahasan
IPTEK Terhadap Materialisme
Dalam materialisme, ilmu adalah pengganti agama sebagai peletakan hukum. Ilmu
menciptakan teknologi yang artinya perkembangan IPTEK adalah kebutuhan
materialisme untuk terus berkembang menjadi paham yang absolut. Semakin orang
bergantung kepada materi maka semakin orang lupa akan spiritual. IPTEK di sini
seolah-olah menjadi kebutuhan primer bagi materialisme, setiap ada berita tentang
perkembangan teknologi pasti selalu jauh dengan hal-hal berbau spiritual seperti
perkembangan kecerdasan buatan yang sempat kami singgung diatas. Hal ini
memungkinkan jika dimasa depan kelak ada sebuah robot dengan kecerdasan buatan
yang benar-benar memiliki akal sehat, nafsu, dan insting seperti manusia. Mungkin
terdengar mustahil, tapi apakah itu benar-benar mustahil? Dari dulu banyak ide yang
dianggap mustahil namun pada akhirnya tercipta juga. jika tercipta robot seperti itu
maka manusia akan lupa dengan hal-hal spiritual karena mereka saja sudah bisa
membuat sesuatu yang sama seperti tuhan ciptakan yaitu manusia itu sendiri. IPTEK
sangat terpengaruh oleh paham materialisme, jadi teknologi yang seperti itu bisa saja
tercipta jika para ilmuan terus mengejar asal dari wujud yaitu materi.
Kebutuhan Spiritual Akan di Kalahkan oleh Materliasme.
Materialisme menolak segala sesuatu yang non-material, tidak ada tuhan dan
dunia adikordati. Karena itu dalam materialisme, ilmu adalah pengganti agama
sebagai peletakan hukum. Berkat iptek, materialisme semakin menjadi-jadi.
Manusia semakin tertarik dengan materi dan melupakan hal-hal spiritual. Produk
IPTEK yaitu handphone adalah bentuk dari negatif namun disisi materialisme
malah menjadi bentuk positif. Ini adalah kenyataan yang menyedihkan dimana
banyak orang yang melupakan kebutuhan spiritual berkat handphone.
Ilmu terus berkembang menciptakan teknologi yang akan terus memenuhi kebutuhan
material. Semakin kebutuhan material terpenuhi maka orang-orang akan lupa
dengan kebutuhan spiritual dan akhirnya menganggap kebutuhan spiritual tidak
penting. Pandangan ini bisa membuat orang menjadi hedonis karena hanya
memikirkan kesenangan dunia saja. Sekali lagi, dalam sudut pandang orang biasa ini
adalah hal negatif namun bagi orang yang menganut paham materialis ini adalah
kejayaan bagi mereka. Terutama untuk materialisme atheisme, mereka mungkin
menganggap kondisi tersebut adalah kemenangan bagi mereka.
Kebutuhan Materi Selalu Terpenuhi Sampai Menjadi Hedonis
Sudah melupakan kebutuhan spiritual dan kemudian bersenang-senang, akhirnya
menjadi hedonis. Apa pun dilakukan agar bisa bersenang-senang di dunia yang fana
ini. Perilaku hedon ini sebenarnya tidak berguna dan hanya buang-buang waktu saja.
Berbelanja menghabiskan harta, jalan ke sana kemari tidak ada tujuan asalkan
bahagia, makan seperti babi hingga melupakan bahaya yang mengintai yaitu obesitas.
Dengan adanya IPTEK dan materliasme perilaku hedon ini semakin menjadi dan
meraja lela, semakin praktis kebutuhan yang mereka butuh kan semakin rela
mengorbankan sesuatu untuk mencapai kesenangan sementara itu. Contoh saja orang
jual ginjal untuk membeli handphone Iphone agar tampil modis, merakit PC
(Personal Computer) agar bisa main gim dengan nyaman, dan masih banyak yang
lain. Orang diera teknologi ini beranggapan jika ginjal dua itu artinya bisa dijual
untuk kaya mendadak. Mereka menyingkirkan efek sampingnya jika ginjal tidak utuh
asalkan bisa mendapatkan apa yang mereka impikan. Itu adalah tindakan bodoh dan
dianggap tindakan sia-sia dalam beberapa agama yang ada.
Penutup
Kesimpulan yang bisa kita ambil adalah IPTEK sangat terpengaruh oleh materialisme.
Bagi materialisme, IPTEK adalah salah satu cara agar paham mereka terus berkembang.
Dengan perkembangan IPTEK, materialisme semakin maju dan orang-orang akan semakin
terpaku terhadap materi dan melupakan spiritual apalagi terhadap kaum hedonis. Semua
tergantung kepada kita kembali, sikap kita dibutuhkan untuk menghadapi masalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Van Der Weij, P. A. (1988). Filsuf-filsuf Besar Tentang Manusia. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.