Laporan Praktikum PMT 2 – Modul 3 - DISAGREGAT - Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada saat ini perusahaan industri yang menghasilkan suatu produk sebaiknya memiliki strategi yang baik dalam pemenuhan kebutuhan konsumen. Konsumen merupakan faktor penting dalam target pemasaran produk dalam artian pendapatan keuntungan. Sedangkan didalam perusahaan sumber daya manusia merupakan faktor pentingnya. Setiap produk diproduksi melalui input – proses – output, hal itu dioperasikan oleh sumber daya manusia. Kapasitas adalah jumlah dari keluaran maksimum yang bisa dihasilkan oleh suatu fasilitas dalam satu periode waktu tertentu dan dinyatakan dalam jumlah keluaran per satuan waktu. Dalam pemenuhan kebutuhan akan produk oleh konsumen, perusahaan perlu memperhatikan perencanaan kapasitas dan pengendalian aktivitas produksi yang harus dilakukan dalam pemenuhan order di pasar. Karena tanpa adanya perencanaan kapasitas dan pengendalian aktivitas produksi yang tepat maka bukan tidak mungkin akan terjadi low produksi (kekurangan produksi) dalam proses produksinya. Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut diterapkan metode Rought Cut Capacity Planning (RCCP). Rought Cut Capacity Planning merupakan “analisis 2 untuk menguji ketersediaan kapasitas fasilitas produksi yang tersedia didalam memenuhi jadwal induk produksi (Master Production Schedule) yang telah ditetapkan”. Dengan kata lain, proses ini akan menghasilkan jadwal induk produksi yang telah disesuaikan, karena telah memberikan gambaran tentang ketersediaan kapasitas untuk memenuhi target produksi yang disusun dalam jadwal induk produksi. Dengan menggunakan metode Rought Cut Capacity Planning tersebut diharapkan perusahaan mampu membuat perencanaan produksi yang tepat sehingga dapat memenuhi permintaan konsumen.
Program Studi Teknik Industri- Universitas Dian Nuswantoro
Laporan Praktikum PMT 2 – Modul 3 - DISAGREGAT - Kelompok 1
1.2 Tujuan Praktikum
1. Memahami konsep disagregasi dan pentingnya pembuatan Jadwal Induk Produksi 2. Memahami metode-metode disagregasi untuk menghasilkan Jadwal Induk Produksi 3. Mampu melakukan disagregasi berdasarkan jadwal produksi agregat yang telah ada. 4. Mampu melakukan validasi terhadap Jadwal Induk Produksi yang dihasilkan 1.3 Prosedur Pelaksanaan Untuk Modul 3 Disagregat meliputi : 1. Membuat Jadwal Induk Produksi (JIP). 2. Melakukan validasi dengan RCCP.
Program Studi Teknik Industri- Universitas Dian Nuswantoro
Laporan Praktikum PMT 2 – Modul 3 - DISAGREGAT - Kelompok 1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Jadwal Induk Produksi (JIP)
Pada dasarnya jadwal induk (master production schedule) merupakan suatu pernyataan tentang produksi akhir (termasuk parts pengganti dan suku cadang) dari suatu perusahaan industri manufaktur yang merencanakan memproduksi output berkaitan dengan kuantitas dan periode waktu. Penjadwalan produksi induk pada dasarnya berkaitan dengan aktivitas melakukan empat fungsi utama berikut : a. Menyediakan atau memberikan input utama kepada sistem perencanaan kebutuhan material dan kapasitas (material and capacity requirements planning). b. Menjadwalkan pesanan-pesanan produksi dan pembelian (production and purchase orders) untuk item-item MPS. c. Memberikan landasan untuk penentuan kebutuhan sumber daya dan kapasitas. d. Memberikan basis untuk pembuatan janji tentang penyerahan produk (delivery promises) kepada pelanggan. Adapun beberapa yang menjadi tujuan penjadwalan produksi induk diantaranya yaitu :
a. Memenuhi target tingkat pelayanan terhadap konsumen.
b. Efisiensi dalam penggunaan sumber daya produksi.
c. Mencapai target tingkat produksi.
Program Studi Teknik Industri- Universitas Dian Nuswantoro
Laporan Praktikum PMT 2 – Modul 3 - DISAGREGAT - Kelompok 1
Dalam penjadwalan produksi induk terdapat kriteria-kriteria
dasar sebagai berikut: a. Jenis item tidak terlalu banyak
b. Dapat diramalkan kebutuhannya
c. Mempunyai Bill of Material (BOM) sehingga dapat ditentukan
komponen dan bahan bakunya. d. Dapat diperhitungkan dalam menentukan kebutuhan kapasitas.
e. Menyatakan konfigurasi produk yang dapat dikirim (Produk akhir
tertentu atau komponen berlevel tinggi dari produk akhir tertentu)
Sebagai suatu aktivitas proses, penjadwalan produksi induk
(MPS) membutuhkan lima input utama diantaranya yaitu :
a. Data Permintaan Total merupakan salah satu sumber data bagi
proses penjadwalan produksi induk yang berkaitan dengan ramalan penjualan (sales forecasts) dan pesanan-pesanan (order). b. Status Inventori berkaitan dengan informasi tentang on-hand inventory, stok yang dialokasikan untuk penggunaan tertentu (allocated stock), pesanan-pesanan produksi dan pembelian yang dikeluarkan (released production and purchase orders), dan firm planned order. c. Rencana Produksi memberikan sekumpulan batasan kepada MPS. MPS harus menjumlahkan untuk menentukan tingkat produksi, inventori, dan sumber-sumber daya lain dalam rencana produksi itu. d. Data Perencanaan berkaitan dengan aturan-aturan tentang lot- sizing yang harus digunakan, stok pengaman (safety stock), dan waktu tunggu (lead time).
Program Studi Teknik Industri- Universitas Dian Nuswantoro
Laporan Praktikum PMT 2 – Modul 3 - DISAGREGAT - Kelompok 1
e. Informasi dari RCCP berupa kebutuhan kapasitas
untuk mengimplementasikan MPS menjadi salah satu input bagi MPS.
2.1.2 Teknik Disagregasi
Proses penerjemahan rencana agregat menjadi rencana
persediaan dan penjadwalan yang terperinci dinamakan disagregasi. Disagregasi bertujuan untuk membuat jadwal produksi setip item poduk secara terperinci. JIP adalah hasil dari disagregasi yang merinci tentang: - Jumlah dan waktu order produksi untuk item-item spesifik
- Penjadwalan pekerjaan
- Alokasi jangka pendek dari
aktivitas produksi Metode – metode disagregasi: 1. Metode Cut & Fit
Umumnya perusahaan mencoba berbagai variasi alokasi
kapasitas produk dalam suatu grup sampai tercapai suatu kombinasi yang memuaskan. Pendekatan semacam ini disebut metode cut&fit. 2. Metode Hax & Britan
Metode ini terdiri dari beberapa langkah:
a. Menentukan family yang diproduksi
b. Disagregasi family
c. Disagregasi item
d. Menentukan status inventori akhir tiap produk
Program Studi Teknik Industri- Universitas Dian Nuswantoro
Laporan Praktikum PMT 2 – Modul 3 - DISAGREGAT - Kelompok 1
3. Metode Hax & Meal
Metode ini bertujuan untuk menentukan jumlah produksi
berdasarkan trade-off antara biaya simpan dangan biaya setup/ pesan. Langkah pertama ialah memilih family yang akan dimasukkan dalam rencana produksi di jadwal induk. Langkah ini dilakukan dengan membandingkan persediaan produk jadi yang ada dengan ramalan permintaan. Langkah kedua adalah menentukan berapa banyak tiap item dalam tiap family harus diproduksi. 4. Metode Linear Programming
Model disagregasi berupa program linear bertujuan untuk
meminimalkan biaya total dari output, subkontrak, inventori, backlog, hiring, layoff, overtime, dan gaji untuk T periode.
2.1.3 Rough Cut Capacity Planning (RCCP)
- Berperan dalam pengembangan MPS. RCCP melakukan validasi terhadap MPS guna menetapkan sumber – sumber spesifik tertentu khususnya yang diperkirakan akan menjadi hambatan potensial (potential bottlenecks), adalah cukup untuk melaksanakan MPS. RCCP didefinisikan
sebagai proses konversi dari Rencana Produksi dan atau
MPS ke dalam kebutuhan kapasitas yang berkaitan dengan sumber – sumber daya kritis, seperti : tenaga kerja, mesin dan peralatan, kapasitas gudang, kapabilitas pemasok material dan parts, dan sumber daya keuangan. Empat langkah RCCP:
- memperoleh informasi tentang Rencana produksi dari dari MPS
Program Studi Teknik Industri- Universitas Dian Nuswantoro
Laporan Praktikum PMT 2 – Modul 3 - DISAGREGAT - Kelompok 1
- memperoleh informasi tentang Struktur produk dan waktu
Tunggu (lead time) - menentukan Bill of Resources
- menghitung kebutuhan sumber Daya spesifik dan membuat
Laporan RCCP 2.1.4 Teknik teknik dalam RCCP
I. Capacity Planning Using Overall Factors (CPOF)
Memerlukan tiga input data. Data –data tersebut sebagai berikut :
1. MPS, data MPS yang siap diperhitungkan untuk RCCP
adalah dalam bentuk satuan waktu yang dapat dilakukan dengan mengalikan jumlah unit yang telah direncanakan dalam MPS dengan waktu menghasilkan satu unit produk. 2. Data yang menyatakan waktu total untuk menghasilkan satu tipe produk. Data ini didapatkan dengan menjumlahkan semua waktu yang diperlukan dari setiap stasiun kerja yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit produk dari masing – masing tipe. 3. Data yang terakhir adalah data perbandingan historis antar stasiun kerja. Data ini akan dipergunakan untuk menghitung kapasitas kerja pada tiap stasiun kerja tiap periode MPS.
II. Bill of Labor Approach (BOLA)
Pendekatan Bill of Labor menggunakan data detail waktu
standar untuk setiap produk.
Program Studi Teknik Industri- Universitas Dian Nuswantoro
Laporan Praktikum PMT 2 – Modul 3 - DISAGREGAT - Kelompok 1
III. Resource Profile Approach
Teknik ini memerlukan data lead time untuk menyelesaikan pekerjaan
– pekerjaan tertentu. Perhitungan yang dikerjakan dengan
teknik ini memerlukan waktu lebih banyak, karena pekerjaan perhitungannya sangat rumit. 2.1.5 Langkah – langkah pelaksanaan RCCP
1. Memperoleh informasi tentang rencana produksi dari MPS
2. Memperoleh informasi tentang struktur produk dan waktu tunggu
3. Menentukan Bill of Resources
4. Menghitung kebutuhan sumber daya
5. Selanjutnya hasil dari RCCP ditampilkan dalam suatu
diagram yang dikenal sebagai Load Profile untuk menggambarkan kapasitas yang dibutuhkan dibandingkan kapasitas yang tersedia. Load Profile didefinisikan sebagai tampilan dari kebutuhan kapasitas di waktu mendatang berdasarkan pesanan-pesanan yang direncaanakan dfan dikeluarkan sepanjang suatu periode waktu tertentu
Program Studi Teknik Industri- Universitas Dian Nuswantoro