KEWARGANEGARAAN
KELOMPOK 6 :
PEKANBARU
2020
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Kewarganegaraan terkait tentang “
peranan pendidikan kewarganegaraan dalam membantu pembangunan karakter bangsa “
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan
dalam mata kuliah “kewarganegaraan”.
Kami menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi. Semoga apa yang dituangkan dalam
makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya teman-teman yang membaca.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan makalah
ini.
Penyusun
2
DAFRAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB 1..................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..............................................................................................................4
1.3Tujuan Penulisan.................................................................................................................5
1.4Manfaat Penulisan...............................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
LANDASAN TEORI.................................................................................................................6
2.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan.......................................................................6
2.2 Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan.............................................................................7
BAB III.....................................................................................................................................12
PEMBAHASAN......................................................................................................................12
BAB IV.....................................................................................................................................18
PENUTUP................................................................................................................................18
4.1 Kesimpulan........................................................................................................................18
4.2 saran...................................................................................................................................18
3
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional yang menyatakan
bahwa disetiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat pelajaran yang terdiri dari
Pendidikan Bahasa, Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan. Hal ini menunjukan
bahwa adanya Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peran yang penting dalam membentuk
karakter pribadi generasi muda.
Pembelajaran kita selama ini berjalan dengan verbalistik dan berorientasi semata-mata
kepada penguasaan isi dari mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Pengamatan terhadap
praktek pembelajaran sehari-hari menunjukkan bahwa pembelajaran difokuskan agar siswa
menguasai informasi yang terkandung dalam materi pelajaran dan kemudian dievaluasi seberapa
jauh penguasaan itu dicapai oleh siswa. Seakan-akan pembelajaran bertujuan untuk menguasai
isi dari mata pelajaran tersebut. Bagaimana keterkaitan materi ajar dengan kehidupan sehari-hari
dan bagaimana materi tersebut dapat digunakan untuk memecahkan problema kehidupan, kurang
mendapat perhatian. Pembelajaran seakan terlepas dari kehidupan sehari-hari, oleh karena itu
siswa tidak mengetahui manfaat apa yang dipelajari, seringkali tidak tahu bagaimana
menggunakan apa yang telah dipelajari dalam kehidupan siswa.
4
2. Apa tujuan dari diadakannya Pendidikan Kewarganegaraan?
5
BAB II
LANDASAN TEORI
Kewarganegaraan dalam bahas latin civis, selanjutnya dari kata civis dalam bahasa
Inggris timbul kata civic, artinya mengenai warga negara atau kewarganegaraan. Dari kata civic,
terlahir kata civics, ilmu kewarganegaraan dan civic education atau pendidikan
kewarganegaraan. Stanley E. Dimond dan Elmer F.Peliger (1970:5) menyatakan bahwa secara
terminologis civics diartikan sebagai studi yang berhubungan dengan tugas-tugas pemerintahan
dan hak-kewajiban warganegara. Namun dalam salah satu artikel tertua yang merumuskan
definisi civics adalah tentang masalah “education “. Pada tahun 1886, Civics adalah suatu ilmu
tentang kewarganegaraan yang berhubugan dengan manusia sebagai individu dalam suatu
perkumpulan yang terorganisir dalam hubungannya dengan Negara (Somantri 1976:45).
6
pengembangan karakter memiliki dimensi-dimensi yang tidak bias dilepaskan dari aspek
pembentukan karakter dan moralitas public warga negara.
Sebagaimana yang diketahui bahwa pendidikan kewarganegaraan itu penting, hal ini
dikarenakan pendidikan kewarganegaraan merupakan suatu hal mendasar yang akan membawa
individu untuk mengetahui nilai nilai, peranan, sistem, aturan dan segala sesuatu yang berkaitan
dengan kemasyarakatan dan kenegaraan. Dengan pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan
agar para generasi muda dapat menjadi pribadi yang berbudi luhur, bertanggung jawab, bermoral
dan menjadi warga negara yang baik.
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
1) Agar mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban secara santun,
jujur, dan demokratis serta ikhlas sebagawai WNI terdidik dan bertanggung jawab.
2) Agar mahasiswa menguasai dan memahami berbagai masalah dasar dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta dapat mengatasinya dengan pemikiran
kritis dan bertanggung jawab yang berlandaskan Pancasila, Wawasan Nusantara, dan
Ketahanan Nasional
3) Agar mahasiswa memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kejuangan,
cinta tanah air, serta rela berkorban bagi nusa dan bangsa.
Religious : sikap yang patuh terhadap ajaran agama yang dianutnya, namun tidak
meremehkan agama lain. Dengan karakter yang religious diharapkan dapat menjadi
landasan nilai, moral dan etika dalam bertindak.
Jujur : perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang dapat
dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan. Dengan menjadi pribadi yang jujur
maka akan kecil kemungkinan terjadi kesalah pahaman dan saling menuduh, membenci
karena merasa telah dibohongi.
Tanggung jawab : dengan adanya tanggung jawab di setiap tindakan yang dilakukan, hal
ini akan menunjukkan bahwa pribadi tersebut layak untuk mendapatkan mandat dan
dapat menanggung akibat dari tindakannya.
Toleransi : sikap dan tindakan yang menghargai adanya setiap perbedaan. Dengan
bertoleransi akan memudahkan tiap individu untuk saling berbaur tanpa adanya
diskriminasi.
9
Disiplin : menaati tiap aturan atau tata tertip yang berlaku. Hal ini menunjukkan bahwa
individu tersebut sangat menghargai dan munjunjung tinggi setiap aturan yang telah
disepakati.
Kerja keras : dengan berusaha keras dalam setiap tindaka, mandiri, optimis dan tegas
akan memunjukkan bahwa pribadi tersebut merupakan pribadi yang berkarakter dan
layak diajak untuk bekerja sama
Kreatif : dengan berpikir secara kreatif dan kritis akan menunjukkan sebagai pribadi yang
cerdas. Akan menghindarkan dari tindakan plagiatisme dan memunculkan sesuatu yang
lebih inofatif.
Demokratis : cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama antara hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain. Mengetahui apa yang lebih penting dan apa yang harus
didahulukan
Semangat kebangsaan dan cinta tanah air : hal ini deperlukan karena tanpa adanya
kesadaran, semangat kebangsaan dan cinta tanah air dari para warga negara, maka sampai
kapanpun bangsa yang berkarakter tidak akan pernah terwujud karena karakter bangsa itu
sendiri muncul dari para warga negaranya.
Peduli lingkungan dan sosial : cerminan kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat
akan membawa tiap tiap individu menjadi pribadi yang disegani, dicintai dan dilindungi
oleh lingkungan-sosial tersebut.
Lembaga pendidikan yang dapat membaca situasi tentunya tidak akan mengabaikan
pentingnya karakter bangsa dan media pendidikan kewarganegaraan. Beru[aya dan berkontribusi
melalui sebuah pendidikan adalah yang mungkin dan memberikan sebuah pengalaman agar
tercapainya karakter yang diidamkan. Kontribusi nyata dalam pendidikan dan dengan patokan
yang seperti itu, maka kontribusi pendidikan kewarganegaraan dalam pembentukan karakter
generasi muda dapat dilakukan melalaui tiga tahap yaitu :
1. Pembelajaran
10
2. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan generasi muda menguasai
kompetensi yang ditargetkan, juga dirancang untuk menjadikan peserta didik mengenal,
menyadari, menginternalisasikan nilai – nilai dan menjadikannya perilaku.
BAB III
11
PEMBAHASAN
Berbagai krisis yang dikemukakan di atas disinyalir sebagai bagian dari kegagalan
pendidikan membangun karakter dalam masyarakat yang multikultural. Hidayatullah
menyebutkan dua sebab gagalnya pendidikan karakter. Pertama, Sistem pendidikan yang kurang
menekankan pembangunan karakter tetapi lebih menekankan pengembangan intelektual, seperti
sistem evaluasi pendidikan menekankan aspek kognitif/akademik dalam bentuk ujian nasional.
Kedua, Kondisi sosial yang kurang mendukung pembangunan karakter yang baik.
Berdasarkan kerangka di atas, selanjutnya bagaimana peranan dan strategi
PKn dalam pembangunan karakter bangsa? Dalam kepustakaan asing ada dua istilah teknis yang
dapat diterjemahkan menjadi pendidikan kewarganegaraan yakni civic education dan citizenship
education. Cogan (1999:4) mengartikan civic education sebagai “...the foundational course work
in school designed to prepare young citizens for an active role in their communities in their adult
lives”, atau suatu mata pelajaran dasar di sekolah yang dirancang untuk mempersiapkan warga
negara muda, agar kelak setelah dewasa dapat berperan aktif dalam masyarakatnya. Sedangkan
citizenship education atau education for citizenship oleh Cogan (1999:4) digunakan sebagai
istilah yang memiliki pengertian yang lebih luas yang mencakup “...both these in-school
experiences as well as out-of school or non-formal/informal learning which takes place in the
family, the religious organization, community organizations, the media,etc which help to shape
the totality of the citizen”.
Secara paradigmatik Winataputra (2001), mengemukakan bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan memiliki tiga komponen, yakni (1) kajian ilmiah pendidikan ilmu
15
kewarganegaraan; (2) program kurikuler Pendidikan Kewarganegaraan; dan (3) gerakan sosial-
kultural kewarganegaraan, yang secara koheren bertolak dari esensi dan bermuara pada upaya
pengembangan 10 pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), nilai, sikap dan watak
kewarganegaraan (civic disposition), dan keterampilan kewarganegaraan (civic skill).
Menurut Pasal 3 Keputusan Dirjen Dikti tersebut, PKn dirancang untuk
memberikan pengertian kepada mahasiswa tentang pengetahuan dan kemampuan dasar
berkenaan dengan hubungan antar warga negara serta pendidikan pendahuluan bela negara
sebagai bekal agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.
Sedangkan dalam Pasal 4 Keputusan Dirjen Dikti tersebut menyebutkan bahwa tujuan PKn di
perguruan tinggi adalah sebagai berikut:
1. Dapat memahami dan mampu melaksanakan hak dan kewajiban secara santun, jujur dan
demokratis serta ikhlas sebagai warga negara terdidik dalam kehidupannya selaku warga
negara republik Indonesia yang bertanggung jawab.
2. Menguasai pengetahuan dan pemahaman tentang beragam masalah dasar kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang hendak diatasi dengan penerapan
pemikiran yang berlandaskan Pancasila, wawasan nusantara dan ketahanan nasional
secara kritis dan bertanggung jawab.
3. Mempupuk sikap dan perilaku yang sesuai denan nilai-nilai kejuangan serta patriotisme
yang cinta tanah air, rela berkorban bagi nusa dan bangsa.
Selanjutnya bagaimana strategi PKn untuk pembangunan karakter bangsa? Mengutip
pendapat Winataputra (2005), agar paling PKn dapat benar-benar memberikan kontribusi dalam
rangka pembangunan karakter bangsa, tiga hal perlu kita cermati, yaitu “curriculum content and
instructional strategies; civic education classroom; and learning environment. Pertama, dilihat
dari content kurikulum, berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Dikti No. 43/Dikti/2006 obyek
pembahasan Pendidikan kewarganegaraan ialah: Filsafat Pencasila, Identitas Nasional, Negara
dan Konstitusi, Demokrasi Indonesia, HAM dan Rule of Law, Hak dan Kewajiban Warga
Negara, Geopolitik Indonesia, dan Geostrategi Indonesia. Substansi PKn tersebut menjadi dasar
dalam pembangunan karakter warga negara yang pada gilirannya dapat terakumulasi menjadi
karakter bangsa. Tugas para guru/dosen mengembangkan materi-materi tersebut sehingga
benarbenar sesuai dengan tuntutan dan perkembangan zaman.
16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
17
sangatlah penting peranannya dalam membangun karakter bangsa. Bangsa yang berkarakter lahir
karena para warga negaranya mempunyai kredibilitas dalam melakukan tindakan yang berbudi
luhur sesuai apa yang ada dalam ajaran bernegara.
Generasi muda Indonesia yang berkarakter Pancasila tampaknya sudah mulai terkikis
oleh perkembangan jaman. Jika dibiarkan hal ini dapat meruntuhkan keyakinan masyarakat
bahwa bangsanya sudah tidak tangguh dan berkarakter. Oleh karenanya dengan pendidikan
kewarganegaraan diharapkan mampu meningkatkan kesadaran generasi muda terhadap karakter
bangsanya, menjadikan mereka warga negara yang baik dan terpandang di mata dunia.
4.2 Saran
Menjadi sebuah saran yang baik jika sebuah proses pembelajaran apapun perlu dikaitkan denga
nilai nilai yang diajarkan pendidikan kewarganegaraan yang berideologi Pancasila.
Perbaikan sistem sarana dan prasarana pendidikan dan pemantauan terhadap pendidikan
karakter.
DAFTAR PUSTAKA
Arif, D.B. (2008). ”Kompetensi Kewarganegaraan untuk Pengembangan
Masyarakat Multikultural Indonesia”. Acta Civicus: Jurnal Pendidikan
Kewarganegaraan, Vol. 1 (3) Oktober 2008.
Cipto, B. at all. (2002). Pendidikan kewarganegaraan (Civic Education). Yogyakarta: LP3 UMY.
18
Kaelan. (2011). “Etika Politik dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Indonesia
Makalah disampaikan dalam Pentaloka Doswar se-Jawa Tengah dan DIY di Dodik
Bela Negara Resimen Kodam IV/Diponegoro Magelang, 12 April 2011.
19