Anda di halaman 1dari 7

JPJO3 (1) (2018) 82-88

Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga


http://ejournal.upi.edu/index.php/penjas/index

Pengembangan Permainan Tradisional Untuk Melestarikan Budaya Bangsa Melalui


Pembelajaran Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar

Asriansyah1, Muh Akmal Almy1


1
Universitas PGRI Palembang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


SejarahArtikel: Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan permainan tradisional, me-
Diterima Januari 2018
lestarikan budaya bangsa, dan sebagai materi dalam pembelajaran Pendidikan
Disetujui Februari 2018
Jasmani. Penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan dengan langkah-
Dipublikasikan April 2018 langkah: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk,
(4), validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk,
(8) uji coba produk, (9) revisi produk, (10) produksi masal. Uji coba skala
Keywords:
kecil dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 222 Palembang berjumlah 30 siswa,
Permainan tradisional, Pembelaja- uji coba skala besar di Sekolah Dasar Muhammadiyah 17 Palembang dengan
ran pendidikan jasmani
jumlah 30 siswa, dan Sekolah Dasar Islam Terpadu Mus’hab Bin Umair Pa-
lembang jumlah 20 siswa, jumlah siswa 80. Penelitian pengembangan ini
menghasilkan lima macam permainan tradisional yakni (1) permainan Pant-
ing, (2) permainan Lempar Kaleng, (3) permainan Pikak, (4) permianan Cas-
casan dan, (5) permainan Yeye. Dari penilaian melalui angket oleh para ahli,
praktisi, dan siswa pada uji coba skala kecil dan uji coba skala besar, kemudi-
an dianalisa. Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data bahwa permainan
tradisional yang dikembangkan menunjukkan kemajuan yang signifikan dan
dinyatakan sangat baik dan layak, dengan demikian sangat disarankan kepada
guru pendidikan jasmani untuk menerapkan permainan tradisional ini pada
siswa Sekolah Dasar.
Abstract
This study aims to develop traditional games, preserve the culture of the na-
tion, and as a material in the learning of Physical Education. This research is
research and development with steps:1) the potential and problems, (2) data
collection, (3) the design of the product, (4), design validation, (5) design re-
visions, (6) the trial product, (7) product revisions, (8) product trials, (9)
product revisions, (10) mass production. Small-scale trials conducted at State
Elementary School 222 Palembang totaling 30 students, large-scale trials in
Muhammadiyah Elementary School 17 Palembang with the number of 30 stu-
dents, and Islamic Primary School Mus'hab Bin Umair Palembang the num-
ber of 20 students,the total of of students are 80. Research this development
produces five kinds of traditional games that are: (1) the Panting game, (2)
the Lempar Kaleng game, (3) the Pikak game, (4) The Cas-casan game and,
(5) the yeye game. From assessment by questionnaire by experts, practition-
ers, students on small-scale trials and large-scale trials, then analyzed. Based
on the results of research and data analysis that the traditional games devel-
oped show significant progress and declared very good and feasible, so it is
advisable to physical education teachers to apply this traditional game to ele-
mentary school students.
© 2018 Universitas Pendidikan Indonesia

*
Alamat korespondensi : Universitas PGRI Palembang, Indonesia ISSN 2580-071X (online)
E-mail : asriansyah_syah@yahoo.com ISSN 2085-6180 (print)
DOI: 10.17509/jpjo.v3i1.10597

82
Asriansyah & Muh Akmal Almy / Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga 3 (1) (2018)

PENDAHULUAN
Aktivitas bermain dan siswa merupakan oleh siswa-siswa sekolah dasar yakni di-
satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, perkirakan pada tahun 2005 kebawah.
keduanya mempunyai hubungan keterikatan Umumnya permainan tradisional dimainkan
yang sangat erat, dengan demikian aktivitas pada saat menjelang sore di halaman kampung.
menjadi karakter manusia (Homo Ludens) Terlihat jelas siswa-siswa bersimbah keringat
(Caillois, 2001: 3). Bermain salah satu cara dan tawa lepas yang ditimbulkan oleh berbagai
siswa belajar mengekspresikan hasil pemikiran macam aktivitas permainan tradisional yang
melalui lingkungan sekitar, sehingga siswa dimainkan. Tidak dapat dipungkiri lambat laun
akan menemukan berbagai pengalaman salah permainan tradisional mulai ditinggalkan
satunya pengalaman gerak. Dari penelitian Da- disebabkan oleh perkembangan teknologi. Dit-
na (2009: 6) menyebutkan bahwa “Clinical Re- inggalkannya permainan tradisional mempunyai
port to the American Academic of Pediatrics banyak faktor diantaranya maraknya jenis-jenis
noted that play is so important to optimal child permainan (game) digital seperti game online,
development that it has been recognized by the aplikasi handphone, PS (Play Station), regen-
United Nation High Commission for Human erasi permaianan tradisional terabaikan, taman
Rights as a right for every child”. Ini merupa- bermain yang sudah sempit (pembangunan)
kan hasil Laporan Klinis Akademi Pediatrics khususnya di daerah perkotaan, anggapan
dari Amerika maksud dari pernyataan di atas masyarakat permainan tradisional yang kuno,
yakni mencatat bahwa bermain sangat penting dan perasaan gengsi (Asriansyah, 2014: 1806).
untuk perkembangan siswa optimal yang telah Beberapa tahun terakhir secara signif-
diakui oleh Komisi Tertinggi Negara untuk Hak ikan di negara-negara telah tumbuh kesadaran
Asasi Manusia sebagai hak bagi setiap siswa. terhadap budaya salah satunya adalah di Negara
Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan Denmark (Nordic), Dalam dunia pendidikan
bahwa bermain merupakan hal yang sangat maupun dalam kebijakan budaya, kesehatan
penting bagi siswa karena melalui bermain dan integrasi, bermain dan permainan telah
siswa akan menemukan dan mendapatkan menjadi perhatian dunia. “Also inside the Nor-
berbagai pengalaman seperti pengalaman gerak, dic countries themselves, a growing awareness
mendapat informasi, serta menambah bahasa. for the significance of play culture has devel-
Secara perkembangan siswa Sekolah Dasar be- oped during the last years. In the world of edu-
rada pada tahap bermain dengan aturan seder- cation as well as in the policies of culture,
hana, salah satunya yakni bermain permainan health and integration, play and game has be-
tradisional. come a plus-word” (Eichberg, 2005: 3). Dalam
Berdasarkan hasil pengamatan penulis rangka untuk menjaga dan mempertahankan
bahwa permainan tradisional mempunyai masa- budaya bangsa (permainan tradisional) penulis
masa berjaya, maksudnya yakni masa-masa merealisasikannya dengan mengadakan
permainan tradisional masih sering dimainkan penelitian. Hasil penelitian akan di

http://ejournal.upi.edu/index.php/penjas/index DOI : 10.17509/jpjo.v3i1.10597

83
Asriansyah & Muh Akmal Almy / Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga 3 (1) (2018)

sosialisasikan ke sekolah melalui pembelajaran motor seperti kebugaran jasmani, kelincahan,


pendidikan jasmani di sekolah. Pelaksanaan daya tahan, kelentukan, kekuatan, dan keseim-
permainan tradisional akan lebih efektif, bangan.
efisien, dan lebih bermakna karena mendapat Berdasarkan hasil observasi dan kajian
pengawasan guru Pendidikan Jasmani. Selain literatur di atas, tujuan penelitian ini adalah un-
itu penelitian ini diharapkan dapat menstimulus tuk mengembangan permainan tradisional se-
kreatifitas dan inovasi guru pendidikan jasmani bagai upaya melestarikan kebudayaan bangsa
dalam mengembangkan pembelajaran gerak melalui pembelajaran pendidikan jasmani di
dan menambah kajian bidang pendidikan jas- sekolah dasar.
mani. Permainan tradisional ini juga dapat di-
jadikan sebagai salah satu solusi dari minimnya
METODE
sarana dan prasarana olahraga di sekolah, dari
Jenis Penelitian
hasil observasi penulis menunjukkan bahwa
masih banyak sekolah-sekolah yang belum Metode dalam penelitian pengem-
mempunyai sarana dan prasarana yang cukup. bangan permainan tradisional ini termasuk ke
dalam penelitian dan pengembangan (Research
Menurut Undang-Undang Republik
and Development). Menurut Borg & Gall
Indonesia Tentang Sistem Keolahragaan Na-
(2007: 589) “research and development (R and
sional yakni terdapat pada BAB VI Pasal 17
D) is an insdustry-based development in which
tentang ruang lingkup olahraga yang meliputi
the findings of research are used to design new
olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, dan
products and prosedures, which then are sys-
olahraga prestasi. Permainan tradisional dapat
tematically field-tested, evaluate, and refined
mencangkup ketiga ruang lingkup olahraga ter-
until they meet specified criteria of effectivness,
sebut. Permainan tradisional dapat dijadikan
quality, or similar standards”
sebagai olahraga pendidikan karena permainan
tradisional dapat mengembangkan aspek psiko- Rancangan penelitian permainan tradi-
motorik, aspek kognitif dan aspek afektif, sama sional ini merupakan penelitian dan pengem-
halnya dengan pendidikan jasmani. Olahraga bangan (Research and Development) yang
rekreasi, dengan bermain permainan tradisonal menggunakan langkah-langkah dari (Sugiyono,
dan akibat ditimbulkanya seperti rasa senang, 2010: 409-426). Langkah-langkah penelitian
maka dapat dijadikan sebagai penawar dari ru- pengembangan permainan tradisional ini adalah
tinitas aktivitas belajar siswa, dengan harapan sebagai berikut: (1) potensi dan masalah, (2)
dapat meminimalis rasa jenuh/bosan pada pengumpulan data, (3) desain produk, (4) vali-
siswa. Olahraga prestasi dalam hal ini sebagai dasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba
awal pembentukkan untuk menuju olahraga produk, (7) revisi produk, (8) uji coba produk,
prestasi (calon atlet) karena salah satu manfaat (9) revisi produk, dan (10) produksi masal
dari aktivitas permainan tradisonal siswa akan (Sugiyono, 2010, pp.409-426).
mempunyai pengalaman-pengalaman gerak bio-

http://ejournal.upi.edu/index.php/penjas/index DOI : 10.17509/jpjo.v3i1.10597


84
Asriansyah & Muh Akmal Almy / Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga 3 (1) (2018)

Populasi tivitas fisik terhadap permainan tradi-


Uji coba skala kecil dilaksanakan di sional yang dikembangkan.
Sekolah Dasar Negeri 222 Palembang, subyek 3) Angket untuk Praktisi Pendidikan Jas-
uji coba skala kecil yakni siswa kelas lima mani, angket untuk praktisi pendidikan
Sekolah Dasar Negeri 222 Palembang dengan jasmani dipergunakan untuk mem-
jumlah subyek 30 siswa. Uji coba skala besar peroleh data tentang kesesuaian dan
dilaksanakan di dua Sekolah yakni; (1) Sekolah keefektifan terhadap penerapan per-
Dasar Muhammadiyah 17 Palembang kelas li- mainan tradisional di lapangan.
ma dengan jumlah 30 siswa; (2) Sekolah Dasar 4) Angket untuk Siswa, siswa SD kelas
Islam Terpadu Mus’hab Bin Umair Palembang lima dan empat sudah dapat membaca
kelas lima dengan jumlah 20 siswa. dengan baik, sehingga siswa sudah
dapat diminta untuk menilai melaluui
Teknik Pengumpulan Data angket terhadap permainan yang dikem-
bangkan. Angket untuk siswa
Instrumen digunakan untuk
digunakan untuk mengetahui bagaima-
menghasilkan pengembangan yang berkualitas.
na respon siswa terhadap permainan
Instrumen dikatakan valid “shahih” apabila in-
tradisional yang dikembangkan tanpa
strumen tersebut dapat dengan benar mengukur
dipengaruhi oleh orang lain. Pemberian
apa yang hendak diukur (Widoyoko, 2012:
angket kepada siswa diberikan setelah
142). Instrumen yang digunakan dalam
siswa melakukan permainan-permainan
penelitian ini berupa angket yang terdiri dari
tradisional di lapangan. 5) Angket un-
beberapa aspek yakni bentuk permainan, ke-
tuk Ahli Media, angket untuk ahli me-
bugaran jasmani, mengenal huruf dan angka.
dia dipergunakan untuk memperoleh
Angket akan disebarkan kepada para ahli, prak-
data tentang hasil audiovisual yang
tisi, dan siswa untuk penilaian terhadap
akan dikembangkan ke dalam bentuk
pengembangan permainan yang dikembangkan.
CD.
Angket-angket tersebut yakni :
1) Angket untuk Ahli Pendidikan Jasmani,
angket ahli pendidikan Pendidikan jas- Analisa data
mani dipergunakan untuk memperoleh Teknik analisis data yang diperoleh me-
data tentang kualitas pengembangan lalui kegiatan uji coba produk yang akan di ana-
permainan tradisional dilihat dari unsur- lisis dan diklasifikasikan menjadi dua data yaitu
unsur pendidikan jasmani. data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif
2) Angket untuk Ahli Permainan, angket berupa penilaian, kritik, serta saran yang
untuk ahli permainan dipergunakan un- dikemukakan oleh ahli, dari beberapa saran
tuk memperoleh data tentang kes-
esuaian dan keefektifan mengenai ak-

http://ejournal.upi.edu/index.php/penjas/index DOI : 10.17509/jpjo.v3i1.10597

85
Asriansyah & Muh Akmal Almy / Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga 3 (1) (2018)

yang diperoleh kemudian akan digunakan untuk HASIL DAN PEMBAHASAN


keperluan perbaikan dan penyempurnaan 1. Hasil Uji Coba Skala Kecil
pengembangan permainan yang akan dikem- Uji coba skala kecil dilaksanakan di
bangkan dan dihasilkan. Sekolah Dasar Negeri 222 Palembang, subyek
Teknik analisis kuantitatif dalam uji coba skala kecil yakni siswa kelas lima
penelitian ini menggunakan analisis statistik Sekolah Dasar Negeri 222 Palembang dengan
deskriptif, yang berupa pertanyaan. Jawaban jumlah subyek 30 siswa, waktu pelaksanaan
setiap butir instrumen menggunakan skara Lik- hari Sabtu tanggal 22 April 2017, bertempat di
ert yang bergradasi sangat baik sampai dengan lapangan olahraga Sekolah Dasar Negeri 222
sangat sangat kurang dengan pengembangan 5 Palembang.
pilihan (skala lima). Pemberian nilai dari per- Hasil uji coba skala kecil yang dinilai
tanyaan tersebut yakni pernyataan sangat ku- oleh para ahli, praktisi, dan siswa. Penilaian
rang, kurang, cukup, baik dan sangat baik yang para ahli dari hasil rekaman video di lapangan,
diubah menjadi data kuantitatif dengan skala 5 praktisi menilai langsung ketika pelaksanaan
yaitu dengan penskoran dari angka 1 s/d 5. permainan di lapangan berlangsung, sedangkan
Kemudian dikonversikan menjadi data kuali- angket untuk siswa untuk mengetahui respon.
tatif yakni mengetahui nilai maksimal (ideal) = Dari data penilaian para ahli dan praktisi, selan-
(skor butir maksimal) x (butir pertanyaan) x jutnya analisa dari data kuantitatif dikonversi-
(jumlah ahli dan praktisi). Nilai minimal= (skor kan ke data kualitatif. Berikut adalah hasil uji
butir minimal) x (butir pertanyaan) x (jumlah coba skala kecil.
ahli dan praktisi). Kelas interval = 5. Jarak ke-
las interval = nilai maksimal dikurangi nilai
maksimal dibagi jumlah kelas interval. Berikut
ini adalah tabel konversi data kuantatif ke data
kualitatif dengan skala 5. Perhitungan di atas
diadaptasi menurut (Widoyoko, 2012: 114-
115).

Tabel 1. Konversi Data Kuantitif Ke Data Kualitatif


Gambar 1. Hasil Uji Coba Skala Kecil
dengan Skala 5.
Klasifikasi Jumlah Klasifikasi Data
Data Skor Kualitatif Berdasarkan gambar diagram di atas
Kuantitatif Penilaian dapat dijelaskan bahwa, permainan panting
5 256 s/d 304 Sangat baik memiliki jumlah skor 280 yang berarti berkate-
4 207 s/d 255 Baik
gori sangat baik, permainan lempar kaleng
3 158 s/d 206 Cukup
2 109 s/d 157 jumlah skor 286 masuk berkategori sangat baik,
Kurang
1 60 s/d 108 Sangat Kurang permainan pikak jumlah skor 278 berkategori

http://ejournal.upi.edu/index.php/penjas/index DOI : 10.17509/jpjo.v3i1.10597


86
Asriansyah & Muh Akmal Almy / Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga 3 (1) (2018)

sangat baik, permainan cas-casan memiliki skor kaleng jumlah skor 400, permainan pikak
287 berkategori sangat baik, dan permainan jumlah skor 396, permainan cas-casan dengan
yeye memiliki jumlah skor 276 berkategori san- skor 399, dan permainan yeye memiliki jumlah
gat baik. skor 395, dengan demikian dalam pengem-
2. Hasil Uji Coba Skala Besar bangannya pengembangan permainan tradision-
al telah mengalami kemajuan dan perbaikan,
Uji coba skala besar dilaksanakan di
dan dinyatakan sudah layak untuk diterapkan
dua Sekolah yakni; (1) Sekolah Dasar Muham-
pada siswa Sekolah Dasar.
madiyah 17 Palembang kelas lima dengan
jumlah 30 siswa; (2) Sekolah Dasar Islam
Terpadu Mus’hab Bin Umair Palembang kelas KESIMPULAN
lima dengan jumlah 20 siswa. Penelitian dil- Penelitian ini menghasilkan lima
aksanakan dua kali pertemuan yakni pada hari macam permainan tradisional yakni: (1) per-
Kamis pada tanggal 3 Agustus 2017 di Sekolah mainan panting, (2) permainan lempar kaleng,
Dasar Muhammadiyah 17 Palembang dan hari (3) permainan pikak, (4) permianan cas-casan
Rabu pada tanggal 10 Agustus 2017. dan, (5) permainan yeye. Kelima macam per-
Dari data penilaian para ahli, praktisi, mainan tersebut sudah dinyatakan sangat baik
selanjutnya analisa dari data kuantitatif dikon- dan layak untuk diterapkan pada siswa Sekolah
versikan ke data kualitatif. Berikut adalah hasil Dasar.
uji coba skala besar dalam bentuk diagram.
DAFTAR PUSTAKA

Akbari H., et.al. 2009. The effect of traditional


games in fundamental motor skill devel-
opment in 7-9 year-old boys. Journal.
Vol 19 (No 2), Pp:123-129).
Asriansyah. (2014). Permainan tradisional da-
lam dunia kependidikan dan kepelatihan.
Makalah disampaikan dalam seminar
Peluang dan Tantangan Dunia Pendidi-
kan Dalam Era Masyarakat Ekonomi
Asean (MEA), pada tanggal 7 Maret
2015, di Universias PGRI Palembang.
Borg, W..R., and Gall, M.D. (2007). Education-
Gambar 2. Hasil Uji Coba Skala Besar al research: an introduction (8th). New
York & London: Longman.
Dana., L.M. (2007). The seeds of learning:
Dari hasil data diagram di atas dapat Young children develop important skills
disimpulkan bahwa pengembangan permainan through their gardening activities at a
midwestern early education program.
permainan tradisional secara keseluruhan ber- Applied Ensvironmental Education and
kategori “sangat baik”, permainan panting Communication, 6(1), 49-66.
memiliki jumlah skor 400, permainan lempar Darst, P. W., Pangrazi, R. P., Sariscsany, M. J.,
and Brusseau, T. A. (2012). Dynamic

http://ejournal.upi.edu/index.php/penjas/index DOI : 10.17509/jpjo.v3i1.10597


87
Asriansyah & Muh Akmal Almy / Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga 3 (1) (2018)

physical education for secondary school


students (7th ed.). San Francisco, CA:
Benjamin Cummings.
Eichberg, H. 2005. Traditional games: A joker
in modern development. Some experienc-
es from Nordic countries and Nordic-
African exchange. Paper for the interna-
tional conference Play the game. Copen-
hagen: University of Southern Denmark,
Centre for Sport, Health and Civil Socie-
ty, Gerlev.
Joyce, B., and Weil, M. (2007). Models of
teaching. Boston: Pearson Education. Inc.
Kovacevic, T., and Opic S. (2014). Contribu-
tion of tradisional games to the quality of
students relation and frequency of stu-
dents socialization in primary education.
Journal of Education
Lumintuarso, R. (2013). Pembinaan multilateral
bagi atlet pemula. Yogyakarta: UNY
Press.
Odok, E.A., et.al. (2013). Effects of motor
skills and flexibility on psychomotor
achievement of secondary school stidents
in physical education in calabar municip-
itality of cross river state, Nigeria.Asian
Journal of Education and e-Learning,
(ISSN: 2321-2454).
Payne, V.G., and Issac, L.D. 2012. Human mo-
tor development. America: McGraw-Hill
Companies, Inc.
Rosdiani, D. (2012). Model pembelajaran lang-
sung dalam Pendidikan Jasmani dan
kesehatan. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2010). Prosedur penelitian suatu
pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cip-
ta.
Undang-undang Republik Indonesia No. 20
tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Utama, B. (2010). Bermain dalam pendidikan
jasmani. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Keo-
lahragaan. Universitas Negeri Yogyakar-
ta.
Widoyoko, E.P. (2012). Teknik penyusunan
instrumen penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

http://ejournal.upi.edu/index.php/penjas/index DOI : 10.17509/jpjo.v3i1.10597

88

Anda mungkin juga menyukai