Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN

PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL PADA IFANT (bayi)

Disusun oleh Kelompok 10 :

1. Melynnia yanuar (201902027)


2. Mirza ramadhan ( 201902029)
3. monika murtiningsih (201902029)

HIMPUNAN MAHASISWAN S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit Anemia atau kurang darah adalah suatu kondisi di mana jumlah sel darah
merah (Hemoglobin) dalam sel darah merah berada di bawah normal. Hemoglobin yang
terkandung di dalam Sel darah merah berperan dalam mengangkut oksigen dari paru-paru
dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Seorang pasien dikatakan anemia apabila
konsentrasi Hemoglobin (Hb) pada laki-laki kurang dari 13,5 G/DL dan Hematokrit kurang
dari 41%, Pada perempuan konsentrasi Hemoglobin kurang dari 11,5 G/DL atau Hematocrit
kurang dari 36%.

Anemia ( bahasa Yunani ) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin (proteinpembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal.Sel
darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen
dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.
Anemia adalah kumpulan gejala yang ditandai dengan kulit dan membran mucosa
pucat, dan pada test laboratorium didapatkan Hitung Hemoglobin(Hb), Hematokrit(Hm),
dan eritrosit kurang dari normal. Rendahnya kadar hemoglobin itu mempengaruhi
kemampuan darah menghantarkan oksigen yang dibutuhkan untuk metabolisme tubuh yang
optimal.
Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam
jumlah sesuai yang diperlukan tubuh . keadaan ini sering menyebabkan energi dalam tubuh
menjadi menurun sehingga terjadi 5L atau lemah, lesu, lemas, lunglai, dan letih. Dalam hal
ini orang yang terkena anemia adalah orang yang menderita kekurangan zat besi. Seseorang
yang menderita anemia akan sering mengalami keadaan pusing yang sedang hingga berat
dikarenakan Meningkatnya penghancuran sel darah merah, Pembesaran limpa, Kerusakan
mekanik pada sel darah merah, Reaksi autoimun terhadap sel darah merah : Hemoglobinuria
nokturnal paroksismal, Sferositosis herediter, Elliptositosis herediter. Seseorang yang sering
mengalami anemia di sebabkan karena pasokan oksigen yang tidak mencukupi kebutuhan
ini, bervariasi.
Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa
melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung.

B. Rumusan Masalah
Anemia adalah suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah lebih rendah
daripada nilai normal untuk kelompok orang menurut umur dan jenis kelamin. Penyebab anemia
pada negara dengan prevalensi anemia di atas 20% adalah anemia defisiensi Fe atau kombinasi
defisiensi Fe. Remaja putri lebih rentan menderita anemia dibandingkan dengan laki-laki.
Prevalansi kejadian anemia di bantul pada tahun 2014 dibantul adalah 54,8%, yaitu tertinggi
kedua di Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan kondisi tersebut maka dapat dirumuskan
Bagaimana Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Anemia .

C. TujuanPenulisan
1. Tujuan Umum
Mampu memahami secara umum tentang anemia dan melaksanakan asuhan
kebidanan yang komprehensif.
2. Tujuan Khusus
Memahami hal-hal yang berkaitan dengan anemia yaitu :
a) Definisi
b) Klasisfikasi
c) Macam-macam
d) Etiologi
e) Patofisiologi
f) Tanda dan gejala
g) Penatalaksanaan / Penanganan

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi ibu hamil Diharapkan dapat meningkatkan kesadaran ibu hamil akan pentingnya
menjaga pola makan dan juga dijadikan informasi tentang hubungan pola makan dengan
kejadian anemia pada ibu hamil.
2. Bagi Puskesmas Kerjo Diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dan masukan
dalam meningkatkan pencegahan anemia pada ibu hamil.
3. Bagi Peneliti lain Diharapkan dapat memberikan wawasan serta dapat dijadikan referensi
atau bahan acuan untuk penelitian selanjutnya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Anemia
Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel darah
merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di
bawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka
mengangkut oksigen dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Anemia
menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel
darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang
diperlukan tubuh (kamus bahasa indonesia). Berikut pengertian anemia menurut para ahli
diantaranya :
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah,
eleman tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah,
yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada banyak tipe
anemia dengan beragam penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta, 1999).
Anemia definisi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral FE
sebagai bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit (Arif Mansjoer, Kapita Selekta,
Jilid 2 edisi 3, Jakarta 1999).
Anemia secara umum adalah turunnya kadar sel darah merah atau hemoglobin dalam
darah (Anonim). Anemia dapat diketahuui dengan adanya pemerisaan darah lengkap
laboratorium.
1. Nilai Hb normal
a) Pria : 13.8 - 17.2 gram/dl
b) Wanita : 12.1 – 15.1 gram/dl
2. Nilai Hb anemia
a) Pria : <13.8 – 17.2 gram/dl
b) Wanita : <12.1 – 15.1 gram/dl
2. Prevalensi / insidensi

Gambar 1. Prevalensi Anemia Ibu Hamil di Provinsi Jawa Timur tahun 2015.

Berdasarkan Gambar 1.
menunjukkan bahwa prevalensi anemia ibu hamil diatas 10% diperoleh 4 Kabupaten/Kota
yaitu Kabupaten Situbondo sebesar 10,69%, Kota Mojokerto sebesar 11,23%, Kabupaten
Madiun sebesar 11,66% dan Kabupaten Pasuruan sebesar 12,83%. Rata-rata prevalensi
anemia di Provinsi Jawa Timur sebesar 5,8%. Rata-rata prevalensi anemia di Provinsi Jawa
Timur tersebut masih dibawah target Nasional yaitu sebesar 28% (RPJMN 2015-2019).
WHO (2001) menyebutkan klasifi kasi prevalensi anemia untuk suatu daerah berdasarkan
tingkat masalah yaitu berat ≥ 40%, sedang 20%-39,9%, ringan 5%- 19,9% dan normal ≤
4,9%. Berdasarkan klasifi kasi tersebut 21 Kabupaten/ Kota di Jawa Timur masuk dalam
daerah dengan klasifi kasi ringan dan 17 Kabupaten/Kota lainnya masuk dalam daerah
dengan klasifi kasi normal. Rata-rata prevalensi anemia di Provinsi Jawa Timur masuk dalam
daerah dengan klasifikasi ringan. Vita (2014) juga menyebutkan bahwa ibu hamil yang
mengalami anemia gizi di Jawa Timur sebanyak 24 orang (25,3%), dengan persentase ibu
hamil yang menderita anemia terjadi pada kelompok ibu hamil dengan KEK (Kurang Energi
Kronis). Menurut Stoltzfus (1998) daerah dengan prevalensi anemia ibu hamil < 40%,
seorang ibu hamil harus mengonsumsi tablet Fe yang mengandung 60 mg zat besi dan 400 μg
asam folat selama 6 bulan kehamilan dan dilanjutkan 3 bulan setelah melahirkan. Apabila
selama kehamilan kebutuhan tablet Fe tidak bisa terpenuhi, maka harus dilanjutkan dengan
pemberian tablet Fe yang mengandung 120 mg zat besi selama 6 bulan setelah melahirkan.

C. Etiologi anemia

1. Berdasarkan ukuran sel darah merah ( Varney H,2006.;h.624)

a) Anemia mikrositik (penurunan ukuran sel darah merah)

1) Kekurangan zat besi

2) Talasemia (tidak efektifnya eritropoiesis dan meningkatnya hemolisis yang


mengakibatkan tidak ade kuatnya kandungan hemoglobin)

3) Ganguan hemoglobin E (jenis hemoglobin genetik yang banyak di temukan di Asia


Tenggara)

4) Keracuanan timah

5) Penyakit kronis (infeksi, tumor)

b) Anemia normositik (ukuran sel darah merah normal)

1) Sel darah merah yang hilang atau rusak meningkat

Kehilangan sel darah merah akut.

2) Gangguan hemolisis darah

(a) Penyakit sel sabit hemoglobin (sickle cell disease)

(b) Ganggauan C hemoglobin

(c) Sterocitosis banyak di temukan di eropa utara


(d) Kekurangan G6PD (glucose-6-phosphate dehi-drogenase)

(e) Anemia hemolitik (efek samping obat)

(f) Anemia hemolisis autoimun

3) Penurunan produksi sel darah merah

(a) Anemia aplastik (gagal sumsum tulang belakang yamg mengancam jiwa)

(b) Penyakit kronis (penyakit hati, gagal ginjal, infeksi, tumor)

4) Ekpansi berlebihan volume plasma pada kehamilan dan hidrasi berlebihan

c) Anemia makrositik (peningkatan ukuran sel darah merah)

1) Kekurangan vitamin B12

2) Kekurangan asam folat

3) Hipotiroid

4) Kecanduan alkohol

5) Penyakit hati dan ginjal kronis

2. Penyebab anemia pada kehamilan (Cunningham G,2005;h.1464)

a) Anemia defisiensi besi

b) Anemia akibat kehilangan darah akut

c) Anemia pada peradangan atau keganasan

d) Anemia megaloblastik

e) Anemia hemolitik

f) Anemia aplastik
g) Anemia Hipoplastik

Tanda dan gejala Anemia Tanda dan gejala anemia biasanya tidak khas dan sering tidak
jelas, seperti pucat, mudah lelah, berdebar dan sesak napas. Kepucatan bisa diperiksa
pada telapak tangan, kuku dan konjungtiva palbera. Tanda yang khas meliputi anemia,
angular stomatitis, glositis, disfagia, hipokloridia, koilonikia dan pafofagia. Tanda yang
kurang khas berupa kelelahan, anoreksia, kepekaan terhadap infeksi meningkat, kelainan
perilaku tertentu, kinerja intelektual serta kemampuan kerja menurun26 Gejala awal
anemia zat besi berupa badan lemah, lelah, kurang energi, kurang nafsu makan, daya
konsentrasi menurun, sakit kepala, mudah terinfeksi penyakit, stamina tubuh menurun,
dan pandangan berkunangkunang terutama bila bangkit dari duduk. Selain itu, wajah,
selaput lendir kelopak mata, bibir, dan kuku penderita tampak pucat. Kalau anemia
sangat berat, dapat berakibat penderita sesak napas bahkan lemah jantung14 Gejala-
gejala yang disebabkan oleh pasokan oksigen yang tidak mencukupi kebutuhan ini,
bervariasi. Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala
terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan
jantung. Gejala lemah, letih, lesu, lelah, lunglai atau yang biasa disebut 5L juga
merupakan salah satu gejala Anemia. Gejala yang lain adalah mata berkunang-kunang,
berkurangnya daya konsentrasi dan menurunnya daya tahan tubuh27 Gejala awal anemia
kurang zat besi adalah keluhan badan lemah, lelah, kurang energi, kurang nafsu makan,
daya konsentrasi menurun, sakit kepala, pandangan sering berkunang-kunang terutama
dari keadaan duduk kemudian berdiri. Tanda lainnya adalah kelopak mata, wajah, ujung
jari dan bibir biasanya tampak pucat.
D. Patofisiologi.

Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan sumsum atau

kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum (misalnya

berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik,

invasi tumor atau penyebab lain yang belum diketahui. Sel darah merah dapat hilang

melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi).

Lisis sel darah merah (disolusi) terj adi terutama dalam sel fagositik atau dalam system
retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini adalah bilirubin yang
akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera
direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas
1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera). Apabila sel darah merah mengalami penghancuran
dalam sirkulasi, (pada kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma
(hemoglobinemia). 

Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein

pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan

berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria).

Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh

penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi

biasanya dapat diperoleh dengan dasar:

1. hitung retikulosit dalam sirkulasi darah; 

2. derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara

pematangannya, seperti yang terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya

hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia

E. Pemeriksaan penunjang

1. Tes hitung darah lengkap

Pemeriksaan penunjang pertama yang dilakukan untuk diagnsosi anemia adalah tes hitung darah
lengkap. Tes hitung darah lengkap atau complete blood count (CBC) dilakukan untuk
mengetahui jumlah, ukuran, volume, dan jumlah hemoglobin pada sel darah merah. Untuk
mendiagnosis anemia, dokter mungkin akan memeriksa kadar sel darah merah dalam darah Anda
(hematokrit) dan hemoglobin.
Dikutip dari Mayo Clinic, nilai hematokrit normal pada orang dewasa bervariasi antara 40-52%
untuk pria dan 35-47% untuk wanita. Sementara itu, nilai hemoglobin pada orang dewasa
normalnya berjumlah 14-18 gram/dL untuk pria dan 12-16 gram/dL untuk wanita.
Diagnosis anemia biasanya ditandai dengan hasil tes hitung darah lengkap berikut ini:
 Hemoglobin rendah
 Hematokrit rendah
 Indeks sel darah merah, termasuk rata-rata volume sel hidup, rata-rata hemoglobin sel
hidup, dan rata-rata konsentrasi hemoglobin sel hidup. Data tersebut berguna untuk mengetahui
ukuran sel darah merah dan jumlah serta konsentrasi hemoglobin sel darah merah dalam darah
seseorang pada saat itu.

2. Apusan darah dan diferensial

Jika hasil tes darah lengkap menunjukkan anemia, dokter akan melakukan tes lanjutan dengan
pemeriksaan apusan darah atau diferensial, yang menghitung sel darah merah lebih rinci. Hasil
tes tersebut dapat memberikan informasi tambahan untuk diagnosis anemia, seperti bentuk sel
darah merah dan adanya sel abnormal, yang dapat membantu mendiagnosis dan membedakan
jenis anemia.

3. Hitung retikulosit

Tes ini berguna untuk mengetahui jumlah sel darah merah yang masih muda alias belum matang
dalam darah Anda. Ini juga membantu menentukan diagnosis anemia secara spesifik terkait jenis
mana yang Anda alami.

4. Pemeriksaan penunjang anemia lainnya

Jika dokter sudah mengetahui penyebab anemia, Anda mungkin diminta melakukan pemeriksaan
lainnya sebagai penunjang untuk memastikan penyebabnya.
Misalnya saja untuk anemia aplastik. Anda mungkin akan diminta melakukan tes darah dan
biopsi sumsum tulang. Pasalnya, anemia aplastik mungkin saja terjadi akibat sistem kekebalan
tubuh yang keliru mengenali sumsum tulang sebagai ancaman.
Penderita anemua aplastik memiliki jumlah sel darah yang lebih sedikit pada sumsumnya.
Setelah mengetahui jenis anemia yang Anda idap dan penyebabnya, Anda dapat mendiskusikan
pengobatan anemia yang tepat dengan dokter. Pengobatan anemia bertujuan untuk mengatasi
gejala, mencegah anemia kambuh, serta mengurangi risiko komplikasi yang dapat muncul akibat
anemia yang tidak diobati.

F. Penatalaksanaan

Pemberian preparat Fe: fero sulfat 3 x 325 mg secara oral dalam keadaan perut kosong,
dapat dimulai dengan dosis yang rendah dan dinaikkan bertahap. Pada pasien yang tidak
kuat, dapat diberikan bersama makanan.

Fero glukonat 3 x 200 mg secsra oral sehabis makan. Bila terdapat intoleransi terhadap
pemberian preparat Fe oral atau gangguan pencernaan sehingga tidak dapat diberikan oral,
dapat diberikan secara perenteral dengan dosis 250 mg Fe (3 mg/kg BB) untuk tiap g%
penurunan kadar Hb dibawah normal.

Iron dekstran mengandung Fe 50 mg/ml, diberikan secara intramuskuler mula-mula 50


mg, kemudian 100-250 mg tiap 1-2 hari sampai dosis total sesuai perhitungan. Dapat pula
diberikan intravena, mula-mula 0,5 ml sebagai dosis percobaan. Bila dalam 3-5 menit tidak
menimbulkan reaksi, boleh diberikan 250-500 mg.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA

1. PENGKAJIAN

2. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
a. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
b. Gangguan perfusi jaringan parifer tidak efektif b.d hiperglikemia
c. Resiko defisit nutrisi b.d

3. INTERVENSI

No Diagnosis Tujuan dan kriteria hasil Intervensi keperawatan


keperawatan

Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan 1. Manajemen energy


b.d kelemahan keperawatan selama 3x24jam
Observasi
diharapkan :
1. toleransi aktivitas meningkat
 Identifkasi
dengan kriteria hasil :
gangguan fungsi

 Frekuensi nadi meningkat tubuh yang

 Saturasi oksigen meningkat mengakibatkan


kelelahan
 Kekuatan tubuh meningkat
 Monitor kelelahan
 Kemudahan dalam
fisik dan emosional
melakukan aktivitas sehari-
 Monitor pola dan
hari meningkat
jam tidur
2.konsevasi energi meningkat
 Monitor lokasi
dengan kriteria hasil:
dan
 Aktifitas fisik yang
ketidaknyamanan
diorekomendasikan
selama melakukan
meningkat
aktivitas
 Aktifitas yang tepat
meningkat
Terapeutik
 Strategi untuk
menyeimbangkan aktivitas
 Sediakan
dan istirahat meningkat
lingkungan nyaman
dan rendah stimulus
(mis. cahaya, suara,
kunjungan)
 Lakukan rentang
gerak pasif dan/atau
aktif
 Berikan aktivitas
distraksi yang
menyenangkan
 Fasilitas duduk di
sisi tempat tidur,
jika tidak dapat
berpindah atau
berjalan

Edukasi

 Anjurkan tirah
baring
 Anjurkan
melakukan aktivitas
secara bertahap
 Anjurkan
menghubungi
perawat jika tanda
dan gejala
kelelahan tidak
berkurang
 Ajarkan strategi
koping untuk
mengurangi
kelelahan

Kolaborasi

 Kolaborasi
dengan ahli gizi
tentang cara
meningkatkan
asupan makanan

2. Setelah dilakukan tindakan


keperawatan selama 3x24jam
diharapkan :

3. Setelah dilakukan tindakan


keperawatan selama 3x24jam
diharapkan :

4. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No Tujuan dan kriteria hasil intervensi

1. Setelah dilakukan tindakan


keperawatan selama 3x24jam
diharapkan :
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Anemia adalah turunnya kadar sel darah merah atau hemoglobin dalam darah
(Anonim).anemia dapat diketahuui dengan adanya pemerisaan darah lengkap laboratorium.
Pemeriksaan darah lengkap adalah pemeriksaan yang dilakukan pada darah manusia dengan
menghitung seluruh komponen pembentuk darah. Banyak cara penangan yang dilakukan
untuk mengatasi penyakit ini salah satunya adalah pemberian fe, dan lain-lain.

B. Saran

Karena kesehatan adalah nikmat yang paling berharga yang diberikan oleh Tuhan
Maha Esa, maka dari itu keseharan perlu di pelihara, dan diertahankan. Sebelum mengobati
lebih baik mencegah.
DAFTAR PUSTAKA

Arif Mansjoer. dkk, 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta, Media Aes Cv Lapius FKUI.

Buku penyakit anemia /24 Nopember,2011

Cunningham Gary. F. Obstetri williams . Jakarta : EGC, 2005

Fraser M. Diane, Cooper A. Margaret. Buku ajar bidan. Jakarta : EGC, 2009

Geplaas deur Andi Dolphin om 9:36 vm. E-pos hierdieBlogDit!Deel op TwitterDeel op


FacebookDeel op Pinterest

Marlyn E. Doenges, 2001. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC.

Varney Helen. Buku saku bidan. Jakarta : EGC, 2001.

www.kamusbesarbahasaindonesia.com

Anda mungkin juga menyukai