Anda di halaman 1dari 2

Nafsuku Bernalar.

Tuhan maha pengasih lagi maha penyayang menciptakan mahkluk sempurna Yang disebut
manusia. kemudian di berikan Hati,akal, Dan nafsu. Di tempatkan di bawah arsynya untuk hidup dan
berpulang dengan panggilan khusnul khotimah. Diciptakanlah Adam Dan Hawa dari tulang rusuk Adam.
Adam Dan hawapun melahirkan bermacam generasi hingga sampailah ke tanah nusantara. Di nusantara
hiduplah berbagai peradaban dari ujung barat hingga ujung timur. Melahirkan adat istiadat beserta
turunan kebudayaan yang pada saat ini masih bisa kita rasakan baik dilihat maupun tidak terlihat. Dari
pola nafsu menuju akal dengan lahiriah hati. Maka tak ayal banyak petuah bijak terucap dari lisannya.
Semua karena di bentengi oleh rasa yang di kelola dengan hati. Salah satu diantaranya adalah tata cara
beretika diantara lelaki dan perempuan. Di beberapa tempat leluhur menganjurkan agar seorang
perempuan hanya di beri tugas mengelola dapur hingga lelaki ingin mencicipi masakannya kemudian
meminangnya. Sebelum lelaki belum ad yang ingin mencicipinya makananya maka perempuan itu hanya
boleh berada dirumah dan beraktifitas di dapur saja. Adapula leluhur Yang menganjurkan seorang
perempuan tidak boleh menapak tanah terkecuali tanah rumahnya.

Begitu pula pada seorang lelaki diberikan porsi seperti halnya seorang perempuan namun jika
seorang perempuan lebih di tekankan pada aktivitas rumah maka seorang lelaki beraktifitas di luar
rumah. Lebih jauh pun dari rumah tidak di permasalahkan asalkan bisa menjaga apa yang diucapkan
dengan sejalan pada perbuatannya. Naluri lelaki adalah naluri petualang menelususri setiap sudut
ciptaan tuhan. Asalkan yang dituju adalah suatu penghidupan bagi keluarganya, dirinya maupun
pendampingnya kelak perlu di usahakan semaksimal mungkin dengan penuh ikhlas. Leluhur biasa
mengatakan jalan semua usaha adalah tingkat ke ikhlasan dalam mengerjakanya. Semakin ikhlas maka
semakin ada jalan menuju pencapaian yang di inginkan. Dalam perjalanan itulah kepribadian seorang
lelaki di tempa. Kepribadian inilah yang membentuk sebuah karakter dan determinasi ( Kharisma ).
Sebenarnya jika di runut dalam petualangan seorang lelaki unsur yang akhirnya timbul yaitu Hati .
Mengelola unsur nafsu secara berkala sehingga apa yang timbul dalam penjabaranya bekehidupan baik
untuk diri sendiri, keluarga dan keluarga yang kelak di binanya semua berlandaskan akan kesempurnaan
hati yang di kelolanya. Sejak itulah kematangan seorang lelaki lahir dan telah siap meminang seorang
perempuan yang telah lama berkecimpung di dapur rumah.

Hal yang di ajarkan luhur baik kepada seorang perempuan maupun seorang lelaki adalah

Bertemu tanpa Bertemu

Karena leluhur paham betul tentang esensi sebuah karma. Maka di setiap kediaaman leluhur se antero
nusantara mengenal pamali hal yang di anjurkan untuk tidak di kerjakan karena ada hal buruk yang akan
menimpa diri baik secara fisik maupun non fisik.

Lelaki meminang seorang perempuan tanpa bertemu sesering mungkin adalah anjuran para leluhur
sebagai tanda penghargan terhadap perempuan yang ingin di pinangnya maupun menjaga martabat
keluarganya juga. Tanda kasih sayang bukan terletak pada seberapa seringnya menggenggam tangan,
membelai helai rambut, bersandar pada pundak, mengabarkan diri ataupun mengatakan sayang
kepadanya. Semua ini hanya kesemuan yang di sebut menjalin emosional antar lelaki dan perempuan.
Menjalin emosional ini yeng kerap menjadi pembenaran antar lelaki dan perempuan dewasa kini. Atas
dasar ini semua yang berkaitan emosional mulai di benarkan dalam sebuah pertemuan. Karena apa
yang terjadi sebenarnya adalah sebuah perendahan diri antara perempuan dan lelaki secara tidak sadar
bahakan telah di aminkan atas dasar saling mamahami.

Perempuanpun sebaliknya juga seperti itu. Menjaga diri hingga lelaki meminangnya. Tetaplah berada
dirumah dengan berkatifitas di dapur untuk melatih sisi ke ibuannya. Kerena Sisi ke ibuan ini yang
menjadi pengerat dalam keluarga kecil yang akan di jalani kelak. Ketika telah paham tentang dapur di
persilahkan melihat dunia dari luar dengan menjaga batasan dirinya dengan lelaki. Karena apa yang
dilakukannya hari ini akan pula terjadi dengan anaknya kelak. Ketika dunia luar menjadi rumah maka
jangan salahkan jika anak nya kelak tidak tau arah pulang ke rumah. Pulang malam bahkan keluar malam
sebuah ketabuhan bagi seorang perempuan. Menjaga diri hingga di pinang adalah sebuah perjuangan
ibadah untuk tuhan.

Dewasa ini nalar telah bernafsu maka izinkan diriku bernalar sepertimu.

Pada sebuah kisah seseorang di perintahkan mengenggam sebuah permen dengan bungkus dan tidak
terbungkus selama 1 minggu. Kemudian dihadapkan pada sebuah pertanyaan “ Permen yang mana
engkau pilih?”

Resapi sebelum menjawab, karena ini menuju sebuah kata Bertemu tanpa Bertemu

“Bertemu tanpa bertemu

Menjaga tanpa menyentuh

Menyayangi tanap berucap

Berucap pantang mengingkar

ITULAH ENGKAU CUCUKU”.

Mungkin diriku juga termasuk didalamnya. Mungkin pasti.

Lelah mengantarku tertidur dan menemui mimpi berbeda dari yang lain. Angin berhembus menerpa
jiwa dalam berkepulangan sementara bahkan juga akan seterusnya. Pada saat hening membelenggu
serasa pundak di tepuk dalam kesunyian seseorang berkata.

Jangan pernah menyebut namaku leluhur jika engkau tak menjiwai nilai yang kutitipka pada dirimu.

Anda mungkin juga menyukai