Anda di halaman 1dari 22

II.

ANALISIS SITUASI

A. Keadaan Geografi
Puskesmas 2 Cilongok merupakan salah satu bagian wilayah Kabupaten
Banyumas dengan luas wilayah kurang lebih 42 km2 atau 3,25% luas
Kabupaten Banyumas. Wilayah Puskesmas 2 Cilongok terbagai dalam 9 desa,
sedangkan desa yang mempunyai wilayah paling luas adalah Panusupan
dengan luas ± 8,64 km2 yang paling sempit adalah desa Sudimara dengan luas
± 1,87 km2, Kecamatan Cilongok merupakan Kecamatan yang mempunyai
wilayah paling luas di Kabupaten Banyumas yaitu sekitar 10.534 Ha.
Letak geografi Puskesmas 2 Cilongok terletak diantara 105 0 dan 1090 30
garis bujur timur dan sekitar 70 30 garis lintang selatan, berbatasan dengan
wilayah beberapa Kecamatan yaitu :
1. Di sebelah Utara : Wil. Puskesmas 1 Cilongok
2. Di sebelah Selatan : Wil. Kecamatan Patikraja
3. Di sebelah Barat : Wil. Kecamatan Ajibarang & Cilongok
4. Di sebelah Timur : Wil. Kecamatan Karanglewas
Topografi Puskesmas 2 Cilongok lebih dari 45 % merupakan daerah
dataran yang tersebar di bagian Tengah dan Selatan serta membujur dari Barat
ke Timur. Ketinggian wilayah di Puskesmas 2 Cilongok sebagian besar berada
pada kisaran 25 – 150 M dari permukaan laut.
Luas Penggunaan Lahan di Wil. Puskesmas 2 Cilongok dapat diperinci
sebagai berikut :
1. Tanah sawah : 1106,17 Ha ( 25,6 % )
2. Tanah Pekarangan : 648,15 Ha ( 15,0 % )
3. Tanah Tegalan : 769,14 Ha ( 17,8 % )
4. Tanah Perkebunan : 384,57 Ha ( 8,9 % )
5. Tanah Hutan : 1261,73 Ha ( 29,2 % )
6. Kolam/ Cilongok : 4,43 Ha ( 0,1 % )
7. Lain-lain : 146,91Ha ( 3,4 % )

4
B. Keadaan Demografi
1. Pertumbuhan Penduduk
Berdasarkan data dari BPS Kecamatan Cilongok, hasil Registrasi
Penduduk Akhir Tahun 2016 Jumlah Penduduk wilayah Puskesmas 2
Cilongok tahun 2017 adalah 57.940 jiwa yang terdiri 29.170 jiwa laki-laki
(50,34 %) dan 28.770 jiwa perempuan (49,65 %) tergabung dalam 16.939
Rumah tangga/KK.
Jumlah penduduk tahun 2017 yang tertinggi di desa Pageraji sebanyak
11.016 jiwa sedangkan terendah di desa Cipete sebanyak 4.375 jiwa.
Laju pertumbuhan penduduk rata-rata dari tahun 2010-2017 dari hasil
susenas sebesar 1,92 %. Laju pertumbuhan penduduk menurut desa cukup
bervariasi, laju pertumbuhan yang tertinggi di desa Jatisaba sebesar 2,95 %
sedangkan yang terendah di desa Panusupan yaitu 0,57 %.
2. Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur
Jumlah penduduk menurut golongan umur di wilayah Puskesmas 2
Cilongok tahun 2017 dapat dilihat pada tabel 3 di lampiran.
Jika dilihat jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur, Penduduk
berumur 15-44 tahun adalah kelompok umur tertinggi yaitu sebesar 23.458
jiwa atau 40,48 % maka penduduk wilayah kerja Puskesmas 2 Cilongok
tergolong pada penduduk usia muda/ usia produktif. Sedangkan jumlah
penduduk berumur 0-4 tahun sebanyak 3.737 jiwa atau 6,44%, sedangkan
umur 5 -14 tahun sebanyak 9.085 jiwa atau 15,68%, umur 15-44 tahun
sebanyak 23.458 jiwa atau 40,48% umur 45 – 64 tahun sebanyak 16.339
jiwa atau 28,19%, ≥ 65 tahun sebesar 5.321 jiwa atau sebesar 9,18%.
3. Kepadatan Penduduk
Penduduk di wil Puskesmas 2 Cilongok untuk tahun 2017 belum
menyebar secara merata, sebagian wilayah di desa Batuanten, Jatisaba dan
Panusupan terdiri dari hutan Jati dan Pinus milik Perhutani. Kepadatan
penduduk di wil Puskesmas II Cilongok sebesar 1.373 jiwa setiap
kilometer persegi, dan desa terpadat adalah desa Sudimara dengan tingkat
kepadatan sebesar 2.464 jiwa setiap kilometer persegi, sedang kepadatan

5
penduduk terendah di desa Kasegeran sebesar 862 jiwa setiap kilometer
persegi.
4. Tingkat Pendidikan
Dari hasil pendataan tahun 2017 jumlah penduduk laki-laki dan
perempuan usia 10 tahun keatas menurut pendidikan tertinggi yang tidak/
belum pernah sekolah sebesar 7.641 orang (14,32%), tidak/ belum tamat
SD sebesar 7.715 orang atau (14,46%), tamat SD/ MI/ Sederajat sejumlah
24.357orang (45,67%), tamat SLTP/ MTS/ Sederajat sejumlah 8.563 orang
(16,06%), tamat SMU /MA/ Sederajat 4.074 orang (7,63%), tamat D
III/Akademi sebesar 479 orang (0,90%), sedangkan untuk pendidikan
Sarjana/ Universitas sebanyak 541 orang (1,01%).Data tersebut dapat
dilihat pada lampiran tabel 5 untuk jumlah penduduk berusia 10 tahun ke
atas menurut tingkat pendidikan di wilayah kerja Puskesmas 2 Cilongok.

C. Pencapaian Pembangunan Kesehatan


Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Banyumas diarahkan pada masih
rendahnya derajat kesehatan, status gizi dan kesejahteraan sosial. Oleh karena
itu pembangunan kesahatan diarahkan dalam upaya perbaikan kesehatan
masyarakat melalui perbaikan gizi, kebersihan lingkungan, pemberantasan
penyakit menular, penyediaan air bersih serta pelayanan kesehatan ibu dan
anak. Selain itu beberapa penyakit infeksi cenderung meningkat kembali (re-
emerging disease) seperti penyakit TB. Penyakit infeksi baru (new emerging
disease) juga telah muncul, utamanya yang disebabkan karena virus seperti:
HIV/AIDS dan penyakit yang pernah meledak seperti flu burung.
Ke depan masyarakat perlu mewaspadai timbulnya penyakit-penyakit baru
yang diakibatkan oleh virus, dan kecenderungan meningkatnya masalah
kesehatan jiwa, masalah yang berkaitan dengan usia lanjut yang akan
menyebabkan meningkatnya beban pelayanan dan pembiayaan kesehatan,
kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan akibat kerja, dampak perubahan iklim,
dan meningkatnya pencemaran lingkungan serta perubahan gaya hidup yang
tidak sehat, penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler), kanker
dan penyakit tidak menular lainnya juga cenderung meningkat.

6
Pembangunan Kesehatan di Puskesmas 2 Cilongok yang telah
dilaksanakan sampai dengan saat ini belum dapat dikatakan berhasil
seluruhnya meskipun sudah ditandai dengan menurunnya angka kematian
bayi, angka kematian ibu dan makin sadarnya masyarakat terhadap Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Hasil-hasil yang dicapai dalam Pembangunan Kesehatan di Puskesmas 2
Cilongok dapat dilihat dari indikator-indikator di bidang Derajat Kesehatan,
Perilaku Masyarakat, Kesehatan Lingkungan, Pelayanan Kesehatan.
1. Derajat Kesehatan Masyarakat
a. Angka Kesakitan
1) Penyakit Menular yang Diamati
a) Demam Berdarah Dengue (DBD)
Berdasarkan data yang dihimpun petugas surveilans selama
tahun 2017 ditemukan 1 kasus DBD yaitu di Desa Pejogol.
Berdasarkan hasil PE seluruh desa di wilayah Puskesmas 2
Cilongok dapat dikategorikan non endemis DBD. Ini
membuktikan bahwa masyarakat Cilongok ikut berperan dalam
mencegah dan menanggulangi DBD.
b) Malaria
Selama tahun 2017 di wilayah Puskesmas 2 Cilongok tidak
ditemukan kasus positif malaria, adapun saat ini Puskesmas 2
Cilongok tidak mempunyai petugas JMD yang biasanya
mengunjungi desa-desa mencari penderita dengan gejala panas.
c) Kusta
Jumlah kasus kusta di Puskesmas 2 Cilongok berdasarkan
laporan dari petugas P2M selama tahun 2017 tidak ditemukan
kasus kusta.
d) TB Paru
Jumlah kasus TB Paru Positif Tahun 2017 di Puskesmas 2
Cilongok sebanyak 41 kasus yang semuanya melakukan
pengobatan di Puskesmas.
e) Diare

7
Jumlah kasus diare di Puskesmas 2 Cilongok berdasarkan
laporan dari petugas P2M selama tahun 2017 sebanyak 232
kasus sedangkan tahun 2016 sebesar 499, perbandingan tahun
2017 dan 2016 mengalami penurunan sebesar 267 kasus.
f) Pneumonia
Jumlah kasus pneumonia balita ada 21 kasus yang ditangani
oleh puskesmas, atau sekitar 3,3% dari perkiraan sebanyak 207
kasus. Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai
jaringan paru-paru (alveoli) yang ditandai dengan batuk disertai
napas cepat dan atau napas sesak. Kasus ini masih tinggi
diwilayah Puskesmas 2 Cilongok, untuk menurunkan kasus ini
diharapkan kerjasama dari petugas kesehatan dan seluruh
masyarakat itu sendiri antara lain dengan cara pemantauan dan
pemeriksaan faktor resiko dilingkungan rumah para penderita,
peningkatan SDM untuk deteksi dan tatalaksana kasus
(Manajemen P2 ISPA), selain itu juga dilakukan monitoring
dan evaluasi berkala oleh petugas, serta dilakukan promosi
atau penyuluhan rutin tentang ISPA oleh petugas kesehatan
puskesmas.
g) HIV/ AIDS dan IMS
Dari pemantauan petugas P2M terdeteksi adanya 1 kasus
HIV dab 2 kasus AIDS di wilayah Puskesmas 2 Cilongok.
Namun ada kemungkinan bahwa jumlah kasus yang ada di
masyarakat lebih banyak dari jumlah yang dilaporkan karena
masih ada perasaan malu untuk memeriksakan diri apabila
berhubungan dengan penyakit HIV/ AIDS ataupun Infeksi
Menular Seksual seperti Syphillis, Gonorhoe, Herpes dan lain-
lain.
h) Filariasis
Jumlah kasus Filariasis di Puskesmas 2 Cilongok
berdasarkan laporan dari petugas P2M selama tahun 2017 ada
1 kasus yaitu di Desa Sudimara.

8
2) Kasus Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
a) Difteri
Difteri adalah Infeksi akut yang disebabkan bakteri
Corynebacterium diphteriae ditandai dengan pembentukan
membran di kerongkongan dan aliran udara lainnya yang
menyebabkan sulit bernapasKasus penyakit Difteri di
Puskesmas 2 Cilongok tahun 2017 berdasarkan data dari
Petugas P2M tidak ditemukan kasus, hal ini tidak
mencerminkan keadaan sesungguhnya mengingat tidak semua
masyarakat berobat ke Puskesmas 2 Cilongok melainkan ada
yang ke dokter praktek swasta/Rumah sakit, namun demikian
petugas Puskesmas selalu memantau perkembangan penyakit
menular di masyarakat.
b) Campak
Campak merupakan penyakit akut yang disebabkan
Morbilivirus ditandai dengan munculnya bintik merah (ruam),
terjadi pertama kali saat anak-anak. Tahun 2017 tidak
terdeteksi adanya kasus campak, berdasarkan pengamatan
/surveilans maka seluruh wilayah Puskesmas 2 Cilongok
merupakan wilayah non endemis kasus campak.
c) Pertusis
Pertusis adalah penyakit membran mukosa pernapasan
dengan gejala demam ringan, bersin, hidung berair, dan batuk
kering. Kasus penyakit Pertusis di Puskesmas 2 Cilongok
tahun 2017 berdasarkan data dari Petugas P2M tidak
ditemukan kasus ,hal ini tidak mencerminkan keadaan
sesungguhnya mengingat tidak semua masyarakat berobat ke
Puskesmas II Cilongok melainkan ada yang ke dokter praktek
swasta/Rumah sakit,namun demikian petugas Puskesmas selalu
memantau perkembangan penyakit menular di masyarakat.

9
d) Tetanus dan T. Neonatorum
Tetanus yaitu penyakit infeksi akut dan sering fatal yang
mengenai sistem saraf yang diisebabkan infeksi bakteri dari
luka terbuka. Ditandai dengan kontraksi otot tetanik dan
hiperrefleksi, yang mengakibatkan trismus (rahang terkunci),
spasme glotis, spasme otot umum, opistotonus, spasme
respiratoris, serangan kejang dan paralisis.
Tetanus Neonatorum yaitu suatu bentuk tetanus infeksius
yang berat, dan terjadi selama beberapa hari pertama setelah
lahir. Disebabkan oleh faktor-faktor seperti tindakan perawatan
sisa tali pusat yang tidak higienis, atau pada sirkulasi bayi laki-
laki dan kekurangan imunisasi maternal.
Seperti halnya penyakit Difteri dan Pertusis kasus penyakit
Tetanus dan T.Neonatorum di Puskesmas 2 Cilongok tahun
2017 berdasarkan data dari Petugas P2M tidak ditemukan
kasus ,hal ini tidak mencerminkan keadaan sesungguhnya
mengingat tidak semua masyarakat berobat ke Puskesmas 2
Cilongok melainkan ada yang ke dokter praktek swasta/Rumah
sakit,namun demikian petugas Puskesmas selalu memantau
perkembangan penyakit menular di masyarakat.
e) Polio
Polio merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh
virus. Dapat menyerang semua umur, tetapi biasanya
menyerang anak-anak usia kurang dari 3 tahun yang
menyebabkan kelumpuhan sehingga penderita tidak dapat
menggerakkan salah satu bagian tubuhnya, untuk wilayah
Puskesmas 2 Cilongok selama tahun 2017 tidak terdapat kasus
polio, namun demikian pemantauan selalu dilakukan oleh
petugas kesehatan dan petugas imunisasi.

10
f) Hepatitis B
Hepatitis merupakan Peyakit yang disebabkan oleh virus
Hepatitis (A, B, C, D, dan E). Tahun 2017 ditemukan 6 kasus
Hepatitis B di wilayah Puskesmas II Cilongok.
b. Angka Kematian
1) Angka Kematian Bayi dan Balita
Menurut data yang dihimpun petugas KIA, ada 10 kasus bayi
lahir mati pada tahun 2017, sedangkan jumlah lahir hidup 870 bayi.
Angka Kematian Bayi di Puskesmas 2 Cilongok pada tahun 2017
sebesar 11,6 per 1000 kelahiran hidup. Ini berarti masih dibawah
target nasional yaitu 24 per 1000 kelahiran hidup, namun demikian
perlu diwaspadai. Sedangkan untuk jumlah balita sebanyak 4.285
dan jumlah anak balita mati ada 3 atau 3,2 per 1000 kelahiran
hidup.
2) Angka Kematian Ibu Maternal
Kematian ibu maternal yaitu kematian yang terjadi pada ibu
karena peristiwa kehamilan, persalinan dan masa nifas. Dari data
KIA tahun 2017 ditemukan adanya 1 kasus kematian pada ibu
bersalin.
c. Status Gizi
Penentuan status Gizi menggunakan indikator tabel pada
berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI tentang Standar
Antropometri Penilaian Status Gizi Anak, adapun klasifikasi sebagai
berikut :
Kategori I Status gizi buruk
Kategori II Status gizi kurang
Kategori III Status gizi baik
Kategori IV Status gizi lebih

1) Status Gizi Bayi Baru Lahir

11
Dari jumlah Bayi Lahir Hidup sebanyak 870 bayi, terdapat 77
bayi dengan berat badan lahir rendah, hal ini menunjukan adanya
peningkatan dari tahun 2016 yang berjumlah 70 bayi.
Dari 870 bayi lahir hidup, desa yang BBLR tertinggi adalah :
a) Desa Pageraji dengan BBLR sebanyak 22 bayi dari 206
lahir hidup.
b) Desa Langgongsari dengan BBLR sebanyak 11 bayi
dari 132 bayi lahir hidup.
Dari data tersebut perlu diwaspadai adanya peningkatan kasus
BBLR pada tahun berikutnya, sehingga perlu adanya kerjasama
semua pihak baik tenaga kesehatan maupun masyarakat sendiri
khususnya ibu hamil untuk kesadarannya memeriksakan
kehamilannnya pada pelayanan kesehatan terdekat, agar sedini
mungkin dapat di atasi masalah-masalah kesehatan pada ibu hamil.
2) Status Gizi Balita ( Umur 12 S/D 59 Bulan )
Dari jumlah balita yang ada yaitu 4.285 balita dapat paparkan
sebagai berikut :
a) Balita yang ditimbang : 3.730 anak atau 87,04 %
b) Gizi Lebih : 41 anak atau 0,95%
c) Gizi Baik : 3.655 anak atau 85,3%
d) Gizi kurang : 39 anak 0,79 %
e) Gizi buruk : 0
Dari seluruh jumlah balita yang ada tidak diketemukan adanya
kasus gizi buruk sehingga dapat dikatakan wilayah Puskesmas 2
Cilongok termasuk dalan Kecamatan Bebas Rawan Gizi.
3) Status Gizi Ibu Hamil
a) Ibu Hamil Dengan Anemia Gizi Besi ( AGB )
Dari jumlah 960 ibu hamil yang diperiksa, jumlah ibu hamil
dengan Anemia Gizi Besi (AGB) sejumlah 823 ibu hamil atau
sebesar 85,73 % dari jumlah ibu hamil yang diperiksa.
b) Status Gizi Ibu Hamil Kurang Energi Kronik ( KEK )

12
Pada tahun 2017 ini status gizi ibu hamil kurang energi
kronik (KEK) ditemukan ibu hamil KEK sebanyak 103ibu
hamil atau 13,54 % dari jumlah ibu hamil yang diperiksa.

2. Perilaku Masyarakat
Perilaku masyarakat ini ditekankan pada Peran Serta Masyarakat di
bidang kesehatan melalui penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) baik di masyarakat, di sekolah, maupun di institusi dalam rangka
penurunan angka kematian bayi, balita dan ibu serta berbagai upaya
mewujudkan derajat kesehatan yang tinggi. Maka dengan adanya PHBS
pemberdayaan individu, keluarga dan masyarakat dapat mandiri mampu
menolong dirinya dibidang kesehatan, yakni melalui pendekatan
pelayanan kesehatan dasar (primary health care).
a. Desa yang Melaksanakan PHBS
Seluruh desa diwilayah Puskesmas 2 Cilongok sudah
melaksanakan PHBS namun hanya sebagian karena belum seluruh
warganya melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Dari 11.187
rumah tangga yang diperiksa ada 8.512 rumah tangga yang ber PHBS,
atau 76,1%. Untuk selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan strata
rumah tangga untuk PHBS menjadi lebih baik lagi dari sekarang
b. Posyandu
Berdasarkan data tahun 2016 jumlah Posyandu di Puskesmas 2
Cilongok sebesar 77 Posyandu, dengan perincian sebagai berikut :
1) Strata Pratama :0
2) Strata Madya : 30 Posyandu atau 38,96%
3) Strata Purnama : 37 Posyandu atau 48,05%
4) Strata Mandiri : 10 Posyandu atau 12,99%
c. Sekolah dan Mandrasah yang Bebas NAPZA
Pada tahun 2016 dari 34 jumlah SD/MI di wilayah Puskesmas 2
Cilongok, seluruh sekolah bebas Napza atau sebesar 100 %. Untuk
tingkat SLTP ada 4 SLTP/MTs yang bebas dari NAPZA.
d. Penduduk Menggunakan Sarana Kesehatan

13
Dari jumlah penduduk di wilayah Puskesmas 2 Cilongok sebesar
57.940 orang, yang menggunakan Sarana Pelayanan Kesehatan
sebesar 59.762 orang atau sebesar 120,4% dari jumlah penduduk, hal
ini dikarenakan wilayah Puskesmas 2 Cilongok secara geografis
memanjang, berbukit dan letak gedung Puskesmas yang tidak
setrategis untuk jangkauan seluruh wilayah kerja, sehingga masih
banyak yang menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan terdekat
seperti dokter praktek swasta.
e. Penduduk yang Terlindungi Asuransi Kesehatan.
Dari jumlah penduduk di Puskesmas 2 Cilongok sebesar 57.940
orang, penduduk yang terlindungi asuransi kesehatan sebesar32.580
yang terdaftar sebagai peserta ASKES atau sebesar 56,23% dari
jumlah penduduk di wilayah Puskesmas 2 Cilongok, ini belum
termasuk peserta ASKES yang lebih memilih pelayan kesehatan di
dokter praktek swasta atau pelayanan kesehatan lain.
3. Kesehatan Lingkungan
Keadaan lingkungan masyarakat mempunyai peranan yang sangat
penting dalam mempengaruhi derajat kesehatan disamping perilaku
masyarakat itu sendiri. Dan sebagai upaya untuk meningkatkan kesehatan
lingkungan masyarakat, bebarapa indikator penting yang dapat
mempengaruhi kesehatan lingkungan adalah sebagai berikut :
a. Rumah Dan Sarana Pendidikan Sehat
1) Rumah Sehat
Dari 13.990 rumah yang ada diwilayah puskesmas hanya 311
rumah yang diperiksa, ternyata yang memenuhi syarat kesehatan
sebanyak 247 rumah atau sebesar 79,4% dari jumlah rumah yang
diperiksa.
2) Sekolah dan Madrasah Sehat
Jumlah sekolah yang ada di Puskesmas 2 Cilongok sebanyak
38 buah sekolah, 38 buah sekolah yang diperiksa, sedangkan
jumlah sekolah sehat sebanyak 38 buah sekolah dari jumlah
sekolah yang diperiksa, seluruh sekolah dan madrasah masih

14
berada pada strata madya. Hal ini perlu adanya pembinaan lebih
lanjut untuk lebih meningkatkan derajat kesehatan khususnya di
institusi pendidikan.

b. Sarana Ibadah Dan Jatisaba Sehat


1) Masjid Sehat
Jumlah Masjid dan mushola sebanyak 339 buah yang diperiksa
kesehatan lingkungannya sedangkan masjid dan mushola yang
memenuhi syarat kesehatan sebanyak 339 buah atau sebesar 90,0%
dari jumlah masjid yang ada.
c. Tempat-Tempat Umum
Pada tahun 2017 Jumlah Tempat – tempat umum yang di periksa
syarat kesehatannya sebanyak 103 TTU adapun Tempat-tempat umum
sehat/ yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 78 buah atau sebesar
75,73 % dari jumlah TTU yang diperiksa
d. Keluarga Yang Memiliki Sarana Kesehatan Lingkungan.
Pembuangan air limbah dan tinja yang tidak memenuhi syarat
kesehatan dapat menyebabkan rendahnya kualitas air, dapat
menimbulkan penyakit menular di masyarakat. Adapun kondisi sarana
kesehatan lingkungan sebagai berikut :
1) Tempat BAB/ Jamban
Jumlah keluarga yang diperiksa sebanyak 311 rumah
sedangkan yang memiliki jamban ada 240 rumah dan yang
memenuhi syarat kesehatannya sebanyak 195 buah atau sebesar
81,3 % dari jumlah rumah yang memiliki jamban.
2) Pengelolaan Air Limbah
Dari 311 keluarga yang diperiksa, sebanyak 159 keluarga atau
51,1 % yang memiliki SPAL, dan hanya 89 keluarga atau 56,0%
yang punyai SPAL yang sehat.
e. Persediaan Air Bersih

15
Sebanyak 9.039 keluarga yang diperiksa, sebanyak 343 keluarga
menggunakan sarana air bersih dari ledeng, 7.975 keluarga
menggunakan sumur galian langsung (SGL) dan 426 keluarga
menggunakan mata air.

4. Pelayanan Kesehatan
a. Sarana Kesehatan Dasar
Jumlah sarana kesehatan dasar di wilayah Puskesmas 2 Cilongok
pada tahun 2017 sejumlah 6 sarana kesehatan dasar baik itu milik
Pemerintah maupun swasta.
Adapun sarana Kesehatan dasar yang ada adalah sebagai berikut :
1) Puskesmas :1
2) Puskesmas Pembantu :1
3) PKD :4
b. Pelayanan Persalinan
Jumlah persalinan di wilayah Puskesmas 2 Cilongok pada tahun
2016 berjumlah 869, adapun persalinan yang ditolong tenaga
kesehatan berjumlah 808 persalinan atau sebesar 93,0 %, pelayanan
persalinan oleh tenaga kesehatan apabila tercapai sesuai target , maka
kematian ibu diharapkan semakin menurun.
c. Bayi Yang Telah Diimunisasi
Jumlah bayi di Puskesmas 2 Cilongok menurut data dari Petugas
Imunisasi sejumlah 875 bayi, sedangkan jumlah bayi yang diimunisasi
adalah sebagai berikut :
1) Imunisasi DPT I + BH 1
Bayi yang diimunisasi DPT I sebanyak 740 bayi atau sebesar
84,6%.
2) Imunisasi Campak
Bayi yang diimunisasi Campak pada tahun 2017 sejumlah 735
bayi atau sebesar 84,0%.
3) Drop Out Rate Bayi Yang Diimunisasi Lengkap

16
Drop Out Rate bayi yang diimunisasi di Puskesmas 2 Cilongok
pada tahun 2017 sebesar 0,7% berdasarkan cakupan imunisasi
campak. Adapun bayi yang telah di imunisasi lengkap pada tahun
2017 sebesar 783 bayi atau 89,5%.

d. Peserta KB Terhadap PUS


Jumlah PUS pada tahun 2017 sejumlah 11.514 PUS, jumlah
peserta KB baru mencapai 1.056 orang atau sebesar 9,17% dari PUS,
sedangkan jumlah peserta KB aktif sejumlah 9.542 atau sebesar
82,87% dari PUS.

D. Kinerja Sektor Kesehatan


Pembangunan Kesehatan semata-mata tidak hanya menjadi tanggung
jawab Sektor Kesehatan namun juga perlu peran serta sektor terkait serta
seluruh lapisan masyarakat. Hal ini diperkuat dengan komitmen Global yang
tertuang dalam Millenium Development Goals (MDGs) serta pemantapan
pemberdayaan masyarakat melalui penguatan Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat (UKBM) seperti : Program Desa Siaga, Revitalisasi Posyandu dan
Reformasi Puskesmas dalam meyenggarakan pelayanan kesehatan promotif
dan preventif. Millenium Development Goals (MDGs) adalah delapan tujuan
pembangunan internasional yang harus dicapai pada tahun 2017 oleh 192
negara anggota PBB dan sedikitnya 23 organisasi internasional. Beberapa
pencapaian MDGs bidang kesehatan adalah Meningkatkan Kesehatan Ibu dan
Anak, memerangi HIV/ AIDS, TB dan Malaria serta kemitraan Global untuk
pembangunan.
Dalam rangka mencapai visi dan misi pembangunan kesehatan, Dinas
Kesehatan Kabupaten Banyumas telah menyusun Rencana Kerja dengan
program pokok sesuai tugas pokok dan fungsi berdasarkan Perda Kabupaten
Banyumas No. 23 tahun 2000.
Kinerja dari kegiatan–kegiatan multi–sektor yang dilaksanakan untuk
mencapai Visi dan Misi adalah sebagai berikut :

17
1. Kinerja Sektor Kesehatan
a. Tenaga Kesehatan
Tenaga Kesehatan merupakan sumber daya yang sangat penting
untuk memacu keberhasilan pembangunan dibidang kesehatan. Secara
keseluruhan jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas 2 Cilongok pada
tahun 2017 menurut jenisnya, sesuai dengan tupoksi yang diikuti oleh
tenaga kesehatan adalah sebagai berikut:
1) Tenaga Kesehatan Menurut Jenisnya.
a) Tenaga Medis
Jumlah tenaga medis yang ada di Puskesmas, sebanyak 3
orang dokter umum dan 1 orang dokter gigi, rasio tenaga medis
terhadap penduduk sebesar 5,6 rasio dokter umum dan 1,9 rasio
dokter gigi per 100.000 penduduk.
b) Tenaga Perawat dan
Bidan
Jumlah tenaga perawat dan bidan yang ada di Puskesmas,
sebanyak 5 orang perawat, yaitu 4 orang perawat umum dan 1
orang perawat gigi, rasio untuk tenaga perawat sebesar 5,27 per
100.000 penduduk. Sedangkan untuk tenaga bidan ada 24
orang bidan, yaitu 7 orang bidan puskesmas dan 11 orang bidan
desa, rasio tenaga bidan terhadap penduduk sebesar 33,35 per
100.000 penduduk.
c) Tenaga Kesehatan
Masyarakat
Jumlah tenaga Kesehatan Masyarakat yang ada di
Puskesmas, sebanyak 1 orang, yaitu yang menjabat sebagai
Kepala Puskesmas Rasio tenaga Kesehatan Masyarakat
terhadap penduduk sebesar 1,75 per 10.000 penduduk.
2) Tenaga Kesehatan Di Puskesmas
Tenaga kesehatan berdasarkan kualifikasi pendidikan yang
melaksanakan tugasnya di Puskesmas adalah sebagai berikut :

18
a) Jumlah Dokter Umum sebanyak 3 orang atau sebesar 3,5 per
100.000 penduduk
b) Jumlah tenaga D I perawat Gigi sebanyak 1 orang, D III
Perawat sebanyak 1 orang dan S1 Keprawatan 3 orang atau
sebesar 3,6 per 100.000 penduduk.
c) Jumlah DIII Bidan sebanyak 18 orang dan jumlah Bidan DI
sebanyak 1 orang, sehingga rasionya sebesar 34,14 per
100.000 penduduk.
d) Jumlah Sarjana Kesmas sebanyak 2 orang atau sebesar 3,6 per
100.000 penduduk.
3) Pemanfaatan Puskesmas Oleh Penduduk
Jumlah penduduk yang berobat ke Puskesmas 2 Cilongok di
Puskesmas pada tahun 2017 sebanyak 69.762 orang atau sebesar
120,4% dari jumlah penduduk di wilayah Puskesmas 2 Cilongok.
4) Kegiatan Pelayanan Puskesmas Di Luar Gedung
Pelayanan di luar gedung menurut kegiatannya adalah sebagai
berikut :
a) Gizi Masyarakat
Jumlah pelayanan gizi masyarakat di luar gedung sebanyak
192 kegiatan, rata-rata kegiatan per bulan sebesar 16 per bulan
yang dilakukan dimasing-masing Posyandu oleh bidan desa
dan petugas gizi.
b) Imunisasi
Jumlah pelayanan imunisasi di luar gedung sebanyak 192
kegiatan, rata-rata kegiatan per bulan sebesar 16 per bulan
yang dilakukan dimasing-masing Posyandu oleh bidan desa
dan petugas imunisasi.
c) Pemberantasan Penyakit
Jumlah pelayanan Pemberantasan Penyakit di luar gedung
sebanyak 60 kegiatan, rata-rata kegiatan 5 kali per bulan yang
dilakukan diwilayah terjadinya suatu kasus oleh bidan desa dan
petugas surveilans.

19
d) Kesling
Jumlah pelayanan kesling di luar gedung sebanyak 60
kegiatan, rata-rata kegiatan 5 kali per bulan yang dilakukan
oleh petugas kesling puskesmas bersama bidan desa.
e) Promosi
Jumlah pelayanan promosi di luar gedung sebanyak 104
kegiatan, rata-rata kegiatan 8 kali per bulan, yang dilakukan
olaeh semua petugas puskesmas baik dokter, perawat, bidan,
maupun petugas promkes sendiri.

5) Kantor dan Perusahaan yang Melaksanakan Kesehatan


Kerja
Jumlah kantor dan perusahaan seluruhnya sebanyak 23 buah,
sedangkan kantor dan perusahaan yang telah melaksanakan
kesehatan kerja sebanyak 17 buah atau sebesar 74% dari jumlah
kantor dan perusahaan seluruhnya. Adapun diperinci menurut
jenisnya adalah sebagai berikut:
a) Kantor
Jumlah kantor seluruhnya sebanyak 9 buah yang
melaksanakan kesehatan kerja sebanyak 9 buah atau sebesar
100 %.
b) Perusahaan
Jumlah Perusahaan seluruhnya sebanyak 14 perusahaan,
sedangkan yang melaksanakan kesehatan kerja sebanyak 8
perusahaan atau sebesar 57,1 %.
6) Pemberantasan Penyakit Menular
a) Kejadian Luar Biasa (KLB)
Selama tahun 2017 diwilayah Puskesmas 2 Cilongok tidak
ada Kejadian Luar Biasa ( KLB ).
b) Rumah Bebas Jentik Nyamuk
Desa di wilayah Puskesmas 2 Cilongok termasuk non
endemis DHF sehingga tidak ada kegiatan PJB, namun

20
demikian kegiatan penyuluhan untuk menggerakan peran serta
masyarakat dalam PSN tetap dilaksanakan, adapun jumlah
rumah yang ada yaitu 13.990 rumah.
b. Promosi Kesehatan dan Penyehatan Lingkungan
1) Tempat-Tempat Umum (TTU)
Di wilayah Puskesmas 2 Cilongok terdapat beberapa Tempat-
tempat Umum (TTU) antara lain Kantor, Tempat Ibadah (Masjid,
Mushola), Pondok Jatisaba, Warung Makan, Institusi Pendidikan
dan lain-lain. Namun hanya beberapa yang dapat dilakukan
pemeriksaan, antara lain yaitu:

a) Kantor
Jumlah kantor sebanyak 9 kantor, yang terdiri dari kantor
Kepala Desa (Balai Desa), yang diperiksa syarat kesehatannya
sebanyak 9 kantor atau sebesar 100 %.
b) Tempat Ibadah
Jumlah masjid 339 atau sebesar 100% dari jumlah yang
ada. Diwilayah ini tidak terdapat sarana ibadah lain seperti
Gereja, Vihara, Pura ataupun Klenteng, karena sebagian besar
masyarakat beragama Islam.
c) Jatisaba
Jumlah Jatisaba sebanyak 8 Jatisaba yang diperiksa syarat
kesehatannya sebanyak 6 Jatisaba atau sebesar 75%.
d) Pasar
Jumlah pasar tradisional ada 1 pasar di 1 desa yaitu
Sudimara yang diperiksa syarat kesehatannya.
e) Sarana Pendidikan
Untuk sarana paendidikan ada sebanyak 34 SD/MI dan 4
SLTP/MTs, dan yang diperiksa syarat kesehatannya ada 38
atau 100% dari sarana pendidikan yang ada.
2) Tempat Pembuangan
Sampah Sementara (TPS)

21
Wilayah kerja Puskesmas II Cilongok seluruhnya adalah
pedesaan sehingga hampir seluruh warganya tidak memanfaatkan
TPS, pembuangan sampah dilakukan dengan cara land fill dan
open dumping.
3) Fasilitasi Air Bersih (Air
Minum), Pengelolaan Air Limbah
a) Fasilitasi Air Bersih (Air
Minum)
Jumlah Kepala Keluarga (KK) di wilayah Puskesmas 2
Cilongok yang mendapatkan fasilitas air bersih/ air minum
hanya sekitar 343 KK yang tersebar di desa Batuanten, Cipete
dan Langgongsari. Hal ini terjadi karena didesa tersebut
dilewati jaringan pipa PDAM, sedangkan desa lain yang belum
ada fasilitas PDAM masih menggunakan sumber air minum
dari SGL, Mata Air ataupun sungai.
b) Pengelolaan Air Limbah
Dari 311 keluarga yang diperiksa, keluarga yang sudah
memiliki pengelolaan air limbah mencapai 159 keluarga.
Sedangkan untuk keluarga lain masih menggunakan
pengelolaan air limbah sederhana, dengan membuat lubang
saluran limbah sederhana disekitar rumah.
4) Industri Rumah Tangga
Makanan Dan Minuman
Jumlah industri rumah tangga makanan dan minuman yang ada
di wilayah Puskesmas 2 Cilongok pada tahun 2017 adalah sebagai
berikut:
a) Jumlah pengelola industri rumah tangga seluruhnya sebanyak
580 buah
b) Industri yang diperiksa sebanyak 8 dan yang memenuhi
sayarat kesehatan sebanyak 8 atau 100% dari jumlah yang
diperiksa

22
c. Pembinaan Keluarga
1) Persalinan oleh Nakes
Jumlah ibu bersalin di Puskesmas 2 Cilongok pada tahun
2017 yang sebanyak 869 dan 808 ditolong oleh nakes, dari jumlah
keseluruhan ibu hamil yaitu 960 orang. Dari jumlah ibu hamil
tersebut dapat diperinci sebagai berikut :
a) Bumil risti
Jumlah Ibu Hamil 960 orang, yang mempunyai resiko
tinggi/ komplikasi yang ditangani oleh nakes sebanyak 302
orang.
b) Neonatal
Jumlah neonatal yang mempunyai resiko tinggi ditangani
nakes/dirujuk 88 anak.
2) Bayi (0 – 6 Bulan) Yang Diberi ASI Eksklusif.
Dari jumlah bayi umur (0 – 6 bulan) yang ada sebanyak 376
bayi, yang diberi ASI Eksklusif sebanyak 188 bayi atau sebesar
50,0%, hal ini menunjukan sebagian dari masyarakat memberikan
ASI Ekslusif dan masih banyak yang memberikan susu formula.
3) Akseptor KB Yang Dilayani di Puskesmas
Jumlah pasangan usia subur 11.514 orang, jumlah akseptor KB
baru adalah 1.056 orang atau 9,17%, akseptor KB aktif yang
dilayani Puskesmas tahun 2017 sebanyak 9.542 akseptor atau
82,87%.
2. Kinerja Sektor Terkait
a. Sektor Keluarga Berencana
1) Peserta KB Aktif
Pelayanan KB Aktif menurut sumber dari BKCKB Kecamatan
Cilongok pada tahun 2017 berdasarkan konstrasepsi adalah sebagai
berikut:
Pelayanan KB Aktif Dengan MKJP
a) I U D ada 1.344 peserta atau 14,9%
b) MOP/WOW ada 443 peserta atau 4,9%

23
c) Implant ada 2.225 peserta atau 24,6%
Pelayanan KB Aktif Dengan Non MKJP
a) Suntik ada 3.633 peserta atau 40,2%
b) P I L ada 1.264 peserta atau 14,0%
c) Kondom ada 123 peserta 1,4%
2) Peserta KB Baru
Peserta KB Baru pada tahun 2017 sebesar 1.066 peserta
Adapun persentase peserta KB Baru menurut alat kontrasepsi
adalah sebagai berikut :
Pelayanan KB Baru Dengan MKJP
a) I U D ada 161 peserta atau 15,7%
b) MOP/MOW ada 34 peserta atau 3.3%
c) Implant ada 514 peserta atau 3,6%
Pelayanan KB Baru Dengan Non MKJP
a) Suntik ada 226 peserta atau 22,1%
b) P I L ada 87 peserta atau 8,5%
c) Kondom ada 1 peserta atau 0,1%
b. Sektor Pendidikan
Jumlah sekolah SD, SLTP, SLTA dan Universitas/Akademi pada
tahun 2016 di Puskesmas 2 Cilongok tercatat sebanyak :
Jumlah Sekolah Dasar/ MI : 34 buah
Jumlah SLTP/ MTs : 4 buah
1) Usaha Kesehatan Sekolah ( UKS )
Jumlah sekolah yang ada sebanyak 38 sekolah, yang
mempunyai UKS sebanyak 38 sekolah atau sebesar 100 % dari
jumlah SD/MI dan SLTP/MTs yang ada.
2) Dokter Kecil
Jumlah Dokter Kecil di Puskesmas 2 Cilongok sebanyak 330
dokter kecil atau sebesar 5,4% dari jumlah murid yang ada
sejumlah 6113 murid, sedangkan target dokter kecil sebesar 10%,
sehingga Rasio dokter kecil lebih rendah dari target yang
ditentukan.

24
Namun demikian belum semua kegiatan UKS dapat
dilaksanakan dengan baik, hal ini perlu mendapat perhatian dari
Tim Pembina UKS Kecamatan yang melibatkan dari beberapa
sektot terkait, seperti UPK, Puskesmas, PPAI dan Kecamatan,
untuk secara kontinyu melakukan pembinaan di setiap sekolah
yang ada.

25

Anda mungkin juga menyukai