BAB II
PERENCANAAN ALINYEMEN HORIZONTAL
Tahap penyelesaian :
a. Ukur sudut tangen (∆) dari trase
b. Tentukan kecepatan rencana (Vr) berdasarkan pada standard perencanaan geometric jalan
raya.
c. Ambil nilai jari-jari (R) dengan ketentuan diatas
d. Tentukan Tc, Lc dan Ec
Tc = R tan ½ ∆
β
o
2 πR
Lc = 360
Ec = T tan ¼ ∆
10
FAJIARSIH LARASASTI – D1011131021
ANDRE SINGGIH – D1011131113
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
Adapun jari-jari yang diambil pada tikungan ini haruslah sesuai dengan
kemiringan tikungan dan tidak mengakibatkan adanya kemiringan tikungan yang
melebihi harga maksimum yang telah ditentukan, yaitu :
Kemiringan maksimum jalan antar kota = 0,10
Kemiringan maksimum jalan dalam kota = 0,08
V2
R = 127.(e×fm )
11
FAJIARSIH LARASASTI – D1011131021
ANDRE SINGGIH – D1011131113
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
dimana :
e = Kelandaian tikungan (%)
fm = Koefisien gesekan melintang maksimum
Untuk jari-jari lengkung yang cukup besar sehingga tidak perlu adanya
kemiringan tikungan dapat dilihat dalam daftar II Standar Perencanaan Alinyemen.
Tahap penyelesaian :
a. Ukur sudut tangen (∆) dari trase
b. Tetapkan nilai R dan Vr
c. Maka dari tabel emaks akan didapat :
e = …… %
Lsmin = …….m
d. Hitung nilai :
Lsmin
2s = 2.π . R x 360
e. Hitung nilai θc = ∆ – 2s
f. Hitung nilai :
θc
. 2πR
Lc = 360
Bila Lc < 20, maka bentuk tikungannya Spiral-Circle-Spiral
g. Hitung nilai L = Lc + 2 Ls
h. Tentukan nilai p dan k dengan menggunakan tabel Lsmin
i. Cari Ts = ( Rc + p) tan ½ ∆ + k
j. Cari Es = ( Rc + p ) sec ½ ∆ – Rc
B. Diagram Superelevasi
1. Untuk circle, walaupun tikungan ini tidak mempunyai lengkung peralihan akan
tetapi diperlukan adanya lengkung peralihan fiktif (Ls’)
Ls’ = B . em . e
dimana :
em = Kemiringan melintang maksimum relatif
(superelevasi tikungan yang bersangkutan)
B= Lebar perkerasan
m = 1 ; landai relatif maksimum antara tepi perkerasan
(lihat daftar II, tergantung pada Vr)
2. Hitung nilai :
2
V
em = 127.R dan harga Vr didapat dari tabel
3. Cari ¾ Ls’ dan ¼ Ls’
4. Gambar
13
FAJIARSIH LARASASTI – D1011131021
ANDRE SINGGIH – D1011131113
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
Jika :
1000
≤ 6, nilai-nilai dalam mencari pelebaran perkerasan terdapat dalam grafik I
R
PPGJR (terlampir)
1000
>6 , nilai-nilai dapat dicari dengan rumus :
R
b ' =2,4+ R−√ R 2−P2 dengan p = 6,1 m
14
FAJIARSIH LARASASTI – D1011131021
ANDRE SINGGIH – D1011131113
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
Sesuai dengan panjang jarak pandangan yang diperlukan, baik jarak pandangan
henti maupun menyiap, maka diperlukanlah kebebasan samping. Pada tikungan tidak
selalu harus diberi kebebasan samping, hal ini tergantung:
Jari-jari tikungan (R)
Kecepatan rencana (Vr) yang langsung berhubungan dengan pandangan (s)
Keadaan medan jalan.
Seandainya menurut perhitungan diperlukan adanya kebebasan samping akan
tetapi keadaan medan tidak memungkinkan, maka diatasi dengan meberikan atau
memasang rambu peringatan sehubungan dengan kecepatan yang diizinkan.
Dalam meninjau kebebasan samping tikungan suatu tikungan ada 2 kemungkinan teori
sebagai pendekatan
1. Bila jarak pandang lebih kecil dari panjang tikungan (S < L).
Bila S < L, maka rumus yang digunakan :
o
90 .S
m = R ( 1 – Cos π . R )
Dimana :
m = ordinat tengah sumbu jalur dalam ke penghalang
2. Bila jarak pandang lebih besar dari pada panjang tikungan (S > L)
Bila S > L, maka rumus yang digunakan :
o 90 o .L
90 . S
m = R ( 1 – Cos π .R ) + ½ (S – L) Sin
( )
π .R
Kedua rumus diatas merupakan formula yang digunakan oleh Bina Marga.
Adapun cara lainnya dengan menggunakan grafik II Peraturan Perencanaan Geometrik
Jalan Raya dengan ketentuan sebagai berikut :
Bila S > L
15
FAJIARSIH LARASASTI – D1011131021
ANDRE SINGGIH – D1011131113
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
Bentuk tikungan diatas digunakan pada tikungan yang mempunyai jari-jari besar dan
sudut tangen yang relatif kecil.
16
FAJIARSIH LARASASTI – D1011131021
ANDRE SINGGIH – D1011131113
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
17
FAJIARSIH LARASASTI – D1011131021
ANDRE SINGGIH – D1011131113
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
18
FAJIARSIH LARASASTI – D1011131021
ANDRE SINGGIH – D1011131113
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
S-C-S
Lc < 25 m
ya
S-S
tidak
P < 0,1 m
ya
Full Circle
tidak
e<4%
e < 1,5 en ya
Full Circle
tidak
S-C-S
19
FAJIARSIH LARASASTI – D1011131021
ANDRE SINGGIH – D1011131113
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
Tikungan 1
1. Full Circle
∆ = 70o emax = 0,1
Vr = 80 km/jam Rr = 318 m
V
r2 802
= =0 ,158
fmax = 127×R r 127×318 m
V 2
r2 80
R = 127( e max +f max ) = 127(0 ,10+0 . 158) = 194,969 m
Jadi karena Rhitungan = 194.969 m < Rr = 210 m, atau R < Rmin yang disyaratkan 1100 m
sehingga bentuk Full Circle tidak bisa digunakan.
Ls 70 o
×360
2s = 2. π . Rr × 360o = 2×3,14×318 = 12,619o
s = 6,309o
c = - 2s = 70o – 2 (6,309o) = 57,381o
Δc 57 , 381o
o
2. π . Rr o
×2×3 , 14×318
Lc = 360 = 360 = 318,313 m
Karena Lc > 20 m, maka bentuk S-C-S dapat digunakan.
20
FAJIARSIH LARASASTI – D1011131021
ANDRE SINGGIH – D1011131113
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
y = 6. Rr = 6×318 = 2,568 m
70 3
3
Ls
Ls− 70−
40 . R
x = r
2
= 40×318 2 = 69,915 m
p = y – Rr (1 – cos s)
= 2,568 – 318 (1 – cos 6,309o) = 0,642 m
k = x – Rr sin s
= 34.968 – (318 × sin 6,309o) = 34,968 m
Ts = ( Rr + p ) tan (1/2 ∆ ) + k
= ( 318 + 0,642) tan (1/2 × 70) + 34,968 = 258.084 m
Es = ( Rr + p ) sec (1/2 ∆) – Rr
= (318 + 0,642) sec (1/2 × 70) – 318 = 70,990 m
3. Spiral – Spiral
= 70o e = 0,100
Vr = 80 km/jam Rr = 318 m
Lsmin = 70 m
θs =1/2× Δ=1/2×70=35o
θ s ×π ×Rr 35×3,14×318
Ls= = =388,313 m
90 90
Karena nilai Ls > Lsmin, maka untuk lengkung berbentuk spiral-spiral dapat digunakan Rs
21
FAJIARSIH LARASASTI – D1011131021
ANDRE SINGGIH – D1011131113
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
Es = (Rr + p) sec ½ Δ - Rr
= (318 + 15,519) sec 35o – 318 = 89,152 m
22
FAJIARSIH LARASASTI – D1011131021
ANDRE SINGGIH – D1011131113
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
Tikungan 2
1. Full Circle
∆ = 65o emax = 0,1
Vr = 80 km/jam Rr = 318 m
V
r2 802
= =0 ,158
fmax = 127×R r 127×210 m
V 2
r2 80
R = 127( e max +f max ) = 127(0 ,10+0 . 158) = 194,969 m
Jadi karena Rhitungan = 194,969 m < Rr = 210 m, atau R < Rmin yang disyaratkan 1100 m
sehingga bentuk Full Circle tidak bisa digunakan.
Ls 70
2. π . R
×360o
2s = o
r × 360 = 2×3,14×318 = 12,619o
s = 6,309o
c = - 2s = 65o – 2 (6,309o) = 52,381o
Δc 52 ,381o
o
2. π . Rr o
×2×3 , 14×318
Lc = 360 = 360 = 290,577 m
Karena Lc > 20 m, maka bentuk S-C-S dapat digunakan.
23
FAJIARSIH LARASASTI – D1011131021
ANDRE SINGGIH – D1011131113
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
y = 6. Rr = 6×318 = 2,568 m
3
Ls3 70
Ls− 70−
40 . R
x = r
2
= 40×318 2 = 69,915 m
p = y – Rr (1 – cos s)
= 2,568– 318 (1 – cos 6,309o) = 0,642 m
k = x – Rr sin s
= 69,915 – (318 × sin 6,309o) = 34,968 m
Ts = ( Rr + p ) tan (1/2 ∆ ) + k
= ( 318 + 0,642) tan (1/2 × 65) + 34,968 = 237,966 m
Es = ( Rr + p ) sec (1/2 ∆) – Rr
= (318 + 0,642) sec (1/2 × 65) – 318 = 59,810 m
3. Spiral – Spiral
= 65o e = 0,100
Vr = 80 km/jam Rr = 318 m
Lsmin = 70 m
θs =1/2× Δ=1/2×65=32, 5o
θ s ×π ×Rr 33×3,14×318
Ls= = =360,577 m
90 90
Karena nilai Ls > Lsmin, maka untuk lengkung berbentuk spiral-spiral dapat digunakan Rs
Es = (Rr + p) sec ½ Δ - Rr
= (318 + 14,411) sec 32,5o – 318 = 76,136 m
25
FAJIARSIH LARASASTI – D1011131021
ANDRE SINGGIH – D1011131113
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
26
FAJIARSIH LARASASTI – D1011131021
ANDRE SINGGIH – D1011131113