Anda di halaman 1dari 16

Laporan Praktik Kerja Lapangan

Di CV. Alumina Teknik

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Propeller

Gambar 3.1 Ventilasi Pabrik Tekstil

Gambar 3.2 Kruger Fan

Propeller adalah salah satu bagian mesin yang berfungsi sebagai alat
penggerak mekanik, misalnya pada pesawat terbang, kapal laut, hovercraft
dan lainlain. Baling-baling (propeller) ini memindahkan tenaga dengan cara
merubah gaya putar dari baling-baling menjadi daya dorong untuk

Teknik Metalurgi Unjani 2017-2018 13


Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di CV. Alumina Teknik

menggerakkan badan kapal dengan perantara massa air (kapal laut), massa
udara (pesawat terbang), dengan memutar bilah-bilah yang bersumbu pada
poros.
Propeller mempunyai banyak tipe, antara lain fixed pitch, ground
adjustable picth, two position, controllable pitch, constant speed, full
feathering, reversing dan beta control. Propeller terdiri dari dua atau lebih
bilah yang terhubung ke porosnya. Setiap bilah adalah airfoil yang bertindak
seperti sayap yang berputar karena faktor – faktor aerodinamika yang
mempengaruhinya sama dengan airfoil.
Namun dalam prakteknya, propeller menjadi bagian penyumbang
kebisingan terbesar dibandingkan bagian pesawat yang lain. Kebisingan ini
disebabkan oleh adanya turbulensi dan pulsasi yang terjadi akibat adanya
kecepatan udara yang bergerak melewati propeller. Kebisingan yang terjadi
akibat putaran propeller ini telah menimbulkan gangguan dan masalah untuk
lingkungan terbuka, dimana berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor KEP48/MENLH/11/1996 tentang baku tingkat
kebisingan adalah sebesar 50 dB. Namun pada realisasinya, pesawat secara
umum memiliki tingkat kebisingan diatas 80 dB untuk pengukuran pada jarak
300 m. Untuk mengatasi hal ini, berbagai usaha telah dilakukan dalam
penelitian geometri propeller untuk mengurangi tingkat kebisingan pesawat.
Pada umumnya pengujian geometri propeller dilakukan dengan menguji
airfoil di dalam wind tunnel yang dialirkan udara dengan kecepatan tertentu
dan melakukan pengujian eksperimental kebisingan pada propeller pesawat.
Propeller yang akan digunakan menggunakan paduan material Aluminium
– Magnesium (Al – Mg) dengan perbandingan 94 Al – 6 Mg. Propeller
merupakan sistem propulsi yang secara umum digunakan pada pesawat tanpa
awak. Propeller mengubah tenaga mesin menjadi kekuatan aerodinamis.
Bagian dari gaya ke depan adalah kekuatan dorong dan bagian yang bertindak
dalam bidang rotasi adalah torsi propeller. Propeller ini mempunyai tiga blade
(sudu ).

Teknik Metalurgi Unjani 2017-2018 14


Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di CV. Alumina Teknik

3.2 Pengecoran
Pengecoran logam merupakan suatu proses pembuatan benda yang
dilakukan melalui beberapa tahapan mulai dan pembuatan pola, cetakan,
proses peleburan, penuangan, pembongkaran dan pembersihan coran. Proses
ini dapat digunakan untuk membuat benda-benda dengan bentuk rumit. Benda
berlubang yang sangat besar yang sangat sulit atau sangat mahal jika dibuat
dengan metode lain, dapat diproduksi masal secara ekonomis menggunakan
teknik pengecoran yang tepat. Pengecoran logam dapat dilakukan untuk
bermacam macam logam seperti, besi, baja, paduan tembaga (perunggu,
kuningan, perunggu aluminium dan lain sebagainya), paduan logam ringan
(paduan aluminium, paduan magnesium, dan sebagainya), serta paduan lain,
semisal paduan seng, monel (paduan nikel dengan sedikit tembaga), hasteloy
(paduan yang mengandung molibdenum, krom, dan silikon), dan sebagainya.
Keuntungan proses pembentukan dengan pengecoran :
1. Dapat mencetak bentuk kompleks, baik bentuk bagian luar maupun
bentuk bagian dalam.
2. Beberapa proses dapat membuat bagian (part) dalam bentuk jaringan.
3. Dapat mencetak produk yang sangat besar, lebih berat dari 100 ton.
4. Dapat digunakan untuk berbagai macam logam
5. Beberapa metode pencetakan sangat sesuai untuk keperluan produksi
massal.
Setiap metode pengecoran memiliki kelemahan, tetapi secara umum
kerugian proses pembentukan dengan pengecoran dapat disebutkan sebagai
berikut :
1. Keterbatasan sifat mekanik.
2. Sering terjadi porositas.
3. Dimensi benda cetak kurang akurat.
4. Permukaan benda cetak kurang halus.
5. Bahaya pada saat penuangan logam panas.
6. Masalah lingkungan.
Hampir semua benda-benda logam yang berbentuk rumit baik logam ferro
maupun non ferro mulai dari yang berukuran kecil sampai besar dibuat

Teknik Metalurgi Unjani 2017-2018 15


Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di CV. Alumina Teknik

melalui proses pengecoran. Besi cor bergrafit bulat (FCD) masuk dalam kelas
besi cor, jenis besi cor ini sekarang banyak digunakan sebagai bahan
pengganti baja untuk komponen-komponen seperti mesin pertanian, otomotif,
konstruksi dan lain-lain, hal ini dikarenakan sifat fisik dan mekanik yang
dimiliki hampir menyamai sifat-sifat yang dimiliki oleh baja konvensional
baik dari segi kekuatan tarik, perpanjangan, maupun keliatannya.

3.3 Cetakan
3.3.1 Rangka Cetak
Rangka tuang atau sering disebut rangka cetak (frame) yang berfungsi sebagai
tempat membuat cetakan pasir. Rangka cetak dapat dibuat dari plat baja, besi atau
kayu. Rangka cetak (frame) harus mampu mempertahankan bentuk apabila
cetakan menerima beban dari logam cair maupun saat dipindah-pindahkan.
Pemilihan macam dan bentuk rangka cetak disesuaikan dengan benda yang akan
dibuat, bahan, volume, tingkat kerumitan, dan jumlah produk. Rangka cetak
biasanya terdiri dari 2 pasang bingkai dapat di pisahkan yang saat proses
penuangan disatukan. Bingkai bagian atas disebut kup (cope) dan bagian bawah
disebut drag, kedua bingkai di ikat oleh pin.
1. Rangka cetak persegi dari kayu

Gambar 3.3 Rangka cetak kayu

2. Rangka cetak persegi panjang dari plat besi

Gambar 3.4 Rangka cetak logam

Teknik Metalurgi Unjani 2017-2018 16


Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di CV. Alumina Teknik

3.3.2 Pola
Pola atau model sering disebut dengan “mold” adalah alat untuk membuat
rongga pada cetakan yang dalam proses pengecoran akan di isi cairan logam,
jika membuat benda cor dalam jumlah sedikit, atau benda cor sederhana, atau
mempergunakan cetakan tetap maka polal tidak diperlukan. Sebagai gantinya,
diperlukan tukang cetak yang ahli dalam membuat ronga-ronga cetak.
Pembuatan pola perlu diperhatikan hal-hal berikut ini, yaitu :
1. Usahakan pola dibuat semudah-mudahnya.
2. Kestabilan inti, sehingga tidak terjadi pergeseran sewaktu proses
penuangan logam cair yang akan menyebabkan cacat coran.
3. Proses pembuatan cetakan, pola harus mudah diambil sehingga tidak
merusak cetakan.
4. Mempermudah pembongkaran cetakan.
5. Posisi permukaan pisah.
6. Penetapam arah kup dan drag.
7. Kemiringan pola.
8. Tambahan ukuran untuk proses penyusutan dan pengerjaan selanjutnya
(permesinan).
Umumnya pola dibuat dari kayu atau logam, dalam hal khusus pola dibuat
dari lilin. Kayu dipilih karena murah, pola lebih cepat dan lebih mudah dibuat
dan umumnya kayu digunakan untuk cetakan pasir. Sehingga kayu yang
sering dipakai adalah kayu jati, kayu mahoni, kayu pinus, multi-plex yang
cocok untuk landasan pola. Setelah pola selesai dibuat tersebut dihaluskan
dengan amplas dan lubang-lubang bekas paku atau sekrup ditutup dengan
dempul. Kemudian pola dicat untuk menghilangkan alur-alur serat kayu,
melindungi pola dari kelembaban di ruang penyimpanan dan melindungi
perembesan air dari pasir cetak. Logam dipilih karena tahan lama, sehingga
dapat menjaga ketelitian benda cor (produk masa), umumnya logam yang
dipakai yaitu besi cor karena tahan panas dan aluminium karena mudah
dikerjakan dan ringan.
A. Perencanaan pola

Teknik Metalurgi Unjani 2017-2018 17


Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di CV. Alumina Teknik

Langkah awal yang harus dilakukan pada pembuatan pola adalah


mengubah gambar perencanaan menjadi gambar kerja untuk pola. Gambar
kerja pola secara prinsip sama dengan gambar perencanaan dengan
penyesuaian pada beberapa bagian. Penyesuaian dipertimbangkan sedemikian
rupa sehingga dihasilkan produk yang baik, pembuatan pola dan cetakan
mudah serta murah, penempatan inti mudah dan stabil, belahan dan
permukaan pisah pola, perhitungan penyusutan coran, kemiringan pola,
tambahan untuk pekerjaan pemesinan, arah kup dan drag, dan kemudahan
pembongkaran cetakan. Dari pertimbangan-pertimbangan tersebut dibuat
gambar kerja pola untuk pembuatan pola yang benar.
1. Kup, drag dan permukaan pisah
Kup adalah cetakan bagian atas sedang drag adalah cetakan bagian
bawah. Permukaan pisah adalah permukaan yang memisahkan kup dan
drag. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan kup, drag
dan permukaan pisah adalah :
a. Pola harus mudah dikeluarkan dari cetakan. Permukaan pisah
seyogyanya satu bidang dan kup lebih dangkal.
b. Inti harus mudah ditempatkan dalam cetakan utama dan
penempatannya harus ditentukan dengan teliti.
c. Sistim saluran dibuat sedemikian rupa sehingga diperolh aliran
logam cair yang baik dan hasilnya optimum.
d. Permukaan pisah didesain dan dibuat sesedikit mungkin.
Permukaan pisah yang terlalu banyak menjadikan cetakan rumit,
pembuatannya lama dan mahal.
2. Penambahan ukuran untuk mengantisipasi penyusutan
Volume coran menyusut saat proses pembekuan. Penyusutan ini
sering tidak isotropis, sesuai dengan bahan coran, bentuk, tempat, tebalnya
coran, atau ukuran dan kekuatan inti. Penambahan ukuran pola dilakukan
untuk mengantisipasi hal ini. Pada pembuatan pola diperlukan “mistar
susut” yang telah diperpanjang sesuai tambahan penyusutan pada ukuran
pola. Persyaratan yang terkait penambahan penyusutan harus dituliskan

Teknik Metalurgi Unjani 2017-2018 18


Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di CV. Alumina Teknik

pada gambar untuk pengecoran. Penambahan ukuran pola untuk


mengantisipasi penyusutan ditampilkan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Penambahan ukuran pola


Tambahan
Bahan
penyusutan
8/1.000 Besi cor, baja tipis
9/1.000 Besi cor, baja tipis yang banyak menyusut
10/1.000 Sama dengan atas dan aluminium
12/1.000 Paduan aluminium, Brons, baja cor (tebal 5-7mm)
14/1.000 Kuningan kekuatan tinggi, baja cor
16/1.000 Baja cor(tebal lebih dari 10mm)
20/1.000 Coran baja yang besar
25/1.000 Coran baja yang besar dan tebal

3. Kemiringan pola
Sisi-sisi pada pola yang tegak terhadap arah penarikan perlu dibuat
miring agar lebih mudah melepaskan pola dari cetakan. Penambahan
kemiringan pola sesuai dengan bahan pola yang digunakan dilihat pada
table 3.2. Beberapa contoh kemiringan pola tampak pada Gambar 3.3.

Tabel 3.2 Kemiringan pola


Kemiringan pola Bahan pola
1/200 Pola dari logam
1/30 – 1/100 Pola dari kayu

Teknik Metalurgi Unjani 2017-2018 19


Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di CV. Alumina Teknik

Gambar 3.5 Kemiringan pola


B. Jenis Pola
Pola pada pengecoran banyak macam dan bentuknya sesuai bentuk
dan ukuran coran yang akan dibuat. Pemilihan jenis pola yang akan
digunakan harus memperhatikan produktivitas, kualitas coran, dan harga.
1. Pola pejal
Pola pejal bentuknya ystem serupa dengan bentuk coran. Macam pola
pejal antara lain: pola tunggal, pola belahan, pola setengah, pola
belahan banyak, pola penarikan terpisah dan pola penarikan sebagian.
2. Pola pelat pasangan
Pola plat pasangan merupakan plat yang pada kedua sisinya
ditempelkan pola dan sitem salurannya. Pola ini cocok untuk produksi
masal coran yang berukuran kecil.
3. Pola pelat kup dan drag
Pola dilekatkan pada dua buah pelat, demikian juga ystem saluran
yang meliputi saluran masuk, saluran turun, pengalir dan penambah.
4. Pola cetakan sapuan
Pola untuk membuat benda coran bentuk silinder atau putar. Pola ini
dibuat dari pelat dengan sebuah penggeret atau pemutar ditengahnya.
5. Pola penggeret dengan penuntun
Pola ini dipergunakan untuk membuat cetakan pipa lurus atau
lengkung yang penampangnya tidak berubah.
C. Bahan Pembuat Pola

Teknik Metalurgi Unjani 2017-2018 20


Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di CV. Alumina Teknik

Bahan-bahan yang umum digunakan untuk membuat pola adalah


kayu atau logam. Dalam kondisi tertentu atau pemakaian khusus bahan
seperti resin, lilin (wax), gips dan stryofoam juga bisa dipakai untuk
membuat pola.
1. Kayu
Kayu yang dipakai untuk pola antara lain: kayu saru, kayu aras,
kayu pinus, kayu mahoni, kayu jati dan sebagainya. Pemilihan kayu
dilakukan berdasar jenis dan ukuran pola, jumlah produksi, dan
lamanya pemakaian. Kayu dengan kadar air lebih dari 14 % tidak
dapat digunakan untuk membuat pola karena akan timbul pelentingan
yang disebabkan perubahan kadar air dalam kayu. Suhu udara sekitar
terkadang harus diperhitungkan terkait lokasi penggunaan tersebut.
Kelebihan kayu untuk membuat pola adalah:
a. Digunakan untuk pola yang bentuk dan ukurannya rumit.
b. Mudah didapat.
c. Harganya murah.
d. Mudah dikerjakan (proses pengerjaannya mudah).
Sedang kekurangan kayu sebagai bahan untuk membuat pola
adalah :
a. Tidak bisa mengerjakan produksi missal.
b. Sering terjadi penyusutan.
Persyaratan kayu untuk pembuatan pola :
a. Kering sekali (jangan melenting), kadar air 5-8%.
b. Mudah dikerjakan dengan mesin atau tangan.
c. Mempunyai serat-serat halus.
d. Tidak mudah retak atau pecah kerena proses pembuatan
cetakan.
e. Dapat digunakan untuk proses cetakan dengan tangan atau
mesin.
2. Logam
Bahan pola logam yang umum digunakan adalah besi cor kelabu,
karena tahan aus, tahan panas dan tidak mahal. Selain itu logam

Teknik Metalurgi Unjani 2017-2018 21


Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di CV. Alumina Teknik

alumunium dapat pula dipakai sebagai bahan pola karena ringan dan
mudah dikerjakan.
Kelebihan bahan pola dari logam yaitu:
a. Bisa digunakan untuk produksi missal.
b. Mudah didapat.
Kekurangan dari bahan pola logam yaitu:
a. Tingkat kesulitan pengerjaannya.
b. Tidak bisa mengerjakan pola yang rumit bentuk maupun
ukurannya.

3.3.3 Inti
Inti adalah pasir yang dibentuk dan dipadatkan kemudian ditempatkan pada
rongga cetakan untuk mencegah masuknya logam cair ke bagian-bagian yang
didesain berbentuk lubang atau berongga dalam suatu coran. Macam-macam inti
dibedakan berdasar pengikatnya atau cara pembuatannya, antara lain: inti minyak,
kulit, CO2, udara dan sebagainya, disamping pasir dengan pengikat tanah
lempung.
Pembuatan inti membutuhkan kotak inti sebagai tempat untuk mencetak inti.
(Gambar 3.6)
1. Kotak ini ini terbuat dari kayu atau tripleks dan diukir dengan pahat.
Sesuai untuk membuat inti dengan ukuran kecil.
2. Kotak inti biasa berbentuk persegi dengan permukaan yang terluas
merupakan permukaan tumbuk. Bagian-bagian menonjol terdapat di
samping atau di dasar.
3. Kotak inti lengkung dipakai untuk membuat inti dengan diameter besar
yang terbagi menjadi beberapa bagian yang sama.
4. Kotak inti setengah dengan pelat penyapu berupa setengah kotak dengan
sebuah penggeret yang dapat diputar di sekeliling poros pada kedua ujung
kotak.
5. Kotak inti untuk membuat tebal dipakai untuk membuat inti yang bertebal
tetap.
6. Kotak inti untuk mesin pembuat cetakan digunakan dengan memasangnya
pada mesin pembuat cetakan. Ukurannya harus cocok dengan ukuran

Teknik Metalurgi Unjani 2017-2018 22


Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di CV. Alumina Teknik

mesin. Di dalam kotak dipasang pola. Penggunaannya jika benda coran


harus mempunyai ketelitian tinggi atau sukar untuk membuat cetakan
dengan tangan.

Gambar 3.6 Macam-macam inti


3.3.4 Pasir Cetak
Pasir cetak yang umum digunakan adalah pasir gunung, pasir pantai, pasir
sungai dan pasir silika (pasir kuarsa). Beberapa dari pasir tersebut ada yang
langsung dapat dipakai tetapi ada yang harus dipecah-pecah dulu sehingga ukuran
butirannya sesuai. Jika kadar tanah liatnya kurang mencukupi biasanya
ditambahkan bahan pengikat seperti bentonit, ter, grafit maupun resin (furan
maupun fenol) sehingga daya ikatnya lebih baik. Pasir gunung yang umumnya
mengandung lempung dan kebanyakan dapat dipakai setelah dicampur air. Pasir
dengan kadar lempung 10-20% dapat dipakai begitu saja. Pasir dari daerah
Juwana, Pati dan dari daerah Ceper, Klaten adalah contoh pasir yang langsung
dapat dipakai.
Pasir pantai diambil dari pantai dan pasir kali diambil dari kali. Pasir pantai,
pasir kali, pasir silika alam, dan pasir silika buatan tidak melekat dengan
sendirinya, oleh karena itu dibutuhkan pengikat untuk mengikat butir-butirnya
satu sama lain dan baru dipakai setelah pencampuran.
Pasir cetak yang baik digunakan untuk membuat cetakan harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a. Mempunyai sifat mampu bentuk sehingga mudah dalam pembuatan cetakan
dan memiliki kekuatan yang sesuai sehingga tidak rusak jika dipindah-pindah
letaknya dan mampu menahan logam cair saat dituang kedalam rongga cetak.
b. Permeabilitas pasir yang sesuai. Permeabilitas berhubungan erat dengan
keadaan permukaan coran. Permeabilitas menentukan seberapa besar

Teknik Metalurgi Unjani 2017-2018 23


Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di CV. Alumina Teknik

kemampuan pasir cetak mengalirkan gas-gas dari cetakan atau logam cair
mampu dilepaskan selama penuangan. Permeabilitas yang rendah
menyebabkan kulit coran lebih halus karena gelembung udara terjebak
didalam cetakan dan mengahasikan cacat permukaan pada coran.
c. Distribusi ukuran besar butir pasir sesuai. Hal ini terkait dengan dua hal diatas
agar terpenuhi sifat mampu bentuk yang baik dan mudahnya gas-gas keluar
dari dalam rongga cetakan.
d. Tahan terhadap tingginya suhu logam cair selama penuangan. Pasir dan bahan
pengikat harus tahan suhu tinggi sehingga dinding dalam rongga cetakan
tidak rontok saat penuangan logam cair.
e. Perbandingan komposisi yang sesuai antara bahan baku pasir dengan bahan
pengikat atau tambah lainnya.
f. Pasir harus dapat digunakan berulang-ulang sehingga lebih ekonomis.
Pasir cetak yang paling lazim dipergunakan adalah pasir gunung berasal
dari gunung berwarna cenderung hitam, pasir pantai berasal dari pantai laut
berwarna coklat agak kehitaman, pasir sungai berasal dari sungai berwarna
kehitaman, dan pasir silika berasal dari persediaan alam berwarna kekuningan.
Dalam praktiknya bahan-bahan pasir dipilih dengan ukuran yang sesuai
sehingga dapat langsung dipakai begitu saja. Bentuk butir pasir ada yang
bulat, sebagian bersudut, bersudut, dan berkristal.

Gambar 3.7 Bentuk Butir Pasir Cetak

Pasir dengan butiran bulat baik digunakan sebagai bahan pasir cetak,
karena diperlukan jumlah bahan pengikat yang sedikit untuk memperoleh
kekuatan dan permeabilitas yang sesuai, serta memiliki sifat alir yang baik
sekali. Sebaliknya pasir berbutir kristal kurang baik karena ketahanan api dan

Teknik Metalurgi Unjani 2017-2018 24


Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di CV. Alumina Teknik

permeabilitasnya buruk. Pasir cetak umumnya terdiri atas butiran-butiran


dengan ukuran bervariasi. Butiran pasir yang baik adalah sedemikian rupa
sehingga dua pertiga dari butir-butir pasir dengan ukuran dari toga mesh
berurutan dan sisanya dari ukuran mesh berikutnya. Jadi pasir dengan ukuran
butiran beragam adalah lebih baik

3.4 Peleburan
Peleburan (smelting) adalah proses reduksi bijih sehingga menjadi logam
unsur yang dapat digunakan berbagai macam zat seperti karbid, hidrogen,
logam aktif atau dengan cara elektrolisis. Pemilihan zat pereduksi ini
tergantung dari kereaktifan masing-masing zat. Makin aktif logam makin
sukar direduksi, sehingga diperlukan pereduksi yang lebih kuat.
3.4.1 Tungku Kupola

Gambar 3.8 Tungku Induksi

Rincian spesifikasi dan kegunaan:


1. Tungku ini terdiri dari suatu saluran/bejana baja vertical yang didalamnya
terdapat susunan bata tahan api.
2. Muatan terdiri dari susunan atau lapisan logam, kokas dan fluks.

Teknik Metalurgi Unjani 2017-2018 25


Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di CV. Alumina Teknik

3. Kupola dapat beroperasi secara kontinu, menghasilkan logam cair dalam


jumlah besardan laju peleburan tinggi. Biasanya digunakan untuk melebur
Besi Cor (Cast Iron).

3.5 Finishing
3.6.1 Fettling
Fettling merupakan suatu proses penghilangan atau pemisahan antara
gating system dengan produk. Proses pemisahan dapat dilakukan dengan
beberapa metode tergantung pada ukuran dan logam yang digunakan.
1. Dengan chipping hammer : ini sangat cocok dalam kasus coran besi abu-
abu dan bahan rapuh. Gating system dan produk dapat dengan mudah
dipatahkan dengan memukul palu.
2. Dengan gergaji potong : gergaji ini dapat berupa gergaji tangan dan
gergaji listrik digunakan untuk memotong besi seperti baja, besi yang
dapat dilelehkan dan untuk bahan non-besi kecuali aluminium. Sebagian
besar gergaji tangan digunakan untuk pekerjaan kecil dan menengah tetapi
ketika digunakan untuk pekerjaan besar maka dengan menggunakan
gergaji listrik.
3. Dengan api pemotong : jenis metode ini khusus digunakan untuk bahan-
bahan besi dari coran berukuran besar di mana gating system dan produk
sangat berat. Dalam hal ini pemotongan gas api dan metode pemotongan
busur dapat digunakan (tidak berlaku untuk coran kecil).
4. Dengan mesin potong abrasif : mesin-mesin ini dapat bekerja dengan
semua logam tetapi dirancang khusus untuk logam keras yang tidak dapat
dipotong oleh pemotongan api, ini lebih mahal daripada metode lain.

Teknik Metalurgi Unjani 2017-2018 26


Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di CV. Alumina Teknik

Gambar 3.14 Proses fettling

Gambar 3.15 Mesin dan mata pisau gerinda potong

3.6.2 Grinding
Grinding adalah suatu proses penghalusan permukaan dari produk yang
telah dilakukan proses pemotongan dengan menggunakan mesin gerinda.
Mesin gerinda adalah salah satu mesin perkakas yang digunakan untuk
memotong atau mengasah benda kerja dengan tujuan tertentu. Prinsip kerja
mesin gerinda adalah roda gerinda berputar bersentuhan dengan benda kerja
dan terjadi pemotongan atau pengasahan.

Teknik Metalurgi Unjani 2017-2018 27


Laporan Praktik Kerja Lapangan
Di CV. Alumina Teknik

Gambar 3.16 Mata pisan gerinda amplas

Teknik Metalurgi Unjani 2017-2018 28

Anda mungkin juga menyukai