Anda di halaman 1dari 6

PERENCANAAN PENANAMAN OBAT KELUARGA

Rio Luziano Eprian


(1810511110004)
Program Studi Agronomi
Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat

Obat tradisional di Indonesia masih digunakan secara luas di berbagai lapisan masyarakat, baik
itu di desa maupun di kota. Penggunaan obat tradisional semakin meningkat dengan
kecenderungan gaya hidup kembali ke alam. Kecenderungan ini sangat terlihat dari maraknya
produk-produk berbahan herbal yang beredar di pasaran. Disamping itu belum meratanya sarana
kesehatan juga mahalnya harga obat dan banyaknya efek samping dari obat modern menjadi
faktor pendorong bagi masyarakat untuk mendayagunakan obat tradisional. Tumbuhan obat dan
obat tradisional sejak zaman dahulu memainkan peranan penting dalam menjaga kesehatan,
mempertahankan stamina dan mengobati penyakit. Oleh karena itu tumbuhan obat dan obat
tradisional telah berakar kuat dalam kehidupan sebagian masyarakat hingga saat ini.
Stimulus Alam, Sampai saat ini potensi keanekaragaman tumbuhan liar di hutan maupun di
pedesaan dan perkampungan masyarakat yang bermanfaat obatobatan masih banyak diabaikan
dan belum dimanfaatkan dan belum dikembangkan untuk bahan obat-obatan dan bahkan
berpotensi menjadi komoditi ekonomi. Hal ini terjadi antara lain karena pengetahuan dan
teknologi yang rendah yang dimiliki masyarakat. Pemerintah telah lama mencanangkan program
Tumbuhan/Taman Obat Keluarga (TOGA), untuk menjaga kesehatan keluarga yang murah dan
mandiri, namun dalam perjalanannya makin banyak dilupakan. Sehingga permasalahan ini perlu
diatasi melalui suatu kegiatan revitalisasi konservasi TOGA (Rahayu et, al., 2006).
Selain tanaman obat digunakan untuk pengobatan penyakit degeneratif di kota Samarinda mulai
adanya upaya membangun ketahanan dan kemandirian pangan terutama obat pada skala rumah
tangga dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia diantaranya melalui
pemanfaatan perkarangan (Sumarmiyati & Rahayu, 2015).
Stimulus Manfaat, Meskipun pengguna obat tradisional di kalangan masyarakat sudah sangat
banyak namun data tentang alasan dan latar belakang masyarakat memilih menggunakan obat
tradisional masih sedikit. Begitu juga data tentang jenis penyakit yang umumnya diobati dengan
menggunakan obat tradisional, sehingga perlu adanya optimalisasi tanaman obat baik dari segi
budidaya maupun pembuatan produk yang sesuai CPOTB (Sahidin, et.al, 2019).
Pemanfaatan tanaman obat keluarga oleh orang tua untuk mengobati anak yang mengalami
masalah kesehatan masih banyak digunakan. Oleh karena itu sebaiknya kepada para orang tua
yang memiliki anak pada khususnya dan masyarakat pada umumnya membudi dayakan dan
mengembangkan tanaman obat keluarga secara mandiri di halaman dan pekarangannya masing-
masing, khususnya yang bermanfaat untuk kesehatan anak dan kesehatan masyarakat pada
umumnya (Supriyadi, 2001).
Stimulus Rela, Meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan, berpengaruh pula pada
penggunaan obat herbal yang berasal dari tumbuhan dengan cara tradisional dan alami yang
sudah dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia dari sejak nenek moyang kita. Hal ini banyak
dilakukan masyarakat karena khasiatnya sudah terbukti dapat menyembuhkan penyakit, lebih
murah dan efek sampingnya lebih kecil dibandingkan dengan obat-obat konvensional. Tanaman
obat berasal dari tumbuh-tumbuhan baik dari akarnya, daun, buah, bunga dan kulit kayunya
(Supriyadi, 2001).
pemerintah menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2016 tentang upaya
pengembangan kesehatan melalui asuhan mandiri pemanfaatan tanaman obat keluarga dan
ketrampilan budidaya dan pengolahannya. Asuhan mandiri kesehatan tradisional adalah upaya
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan mengatasi gangguan
kesehatan ringan oleh individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan memanfaatkan
tanaman obat keluarga dan keterampilan dalam memanfaatkannya (Susanto, 2017).

Tanaman Merambat, merupakan salah satu habitus tumbuhan. Sesuai dengan namanya,


tumbuhan ini memerlukan tumbuhan lain (biasanya pohon) untuk meraih posisi terbaik dalam
kompetisi mendapatkan cahaya matahari. Karena batangnya lemah, ia mengembangkan beberapa
organ khusus, seperti sulur, duri, atau akar udara untuk membantunya bertahan hidup dengan
"menumpang" pada struktur lain yang lebih tinggi dan kuat. Contoh tanaman merambat adalah
tanaman Brotowali, akar ali-ali atau bratawali (Tinospora cordifolia) adalah tanaman
obat tradisional Indonesia yang biasa ditanam di pekarangan atau tumbuh liar di hutan. Rebusan
batangnya yang terasa sangat pahit biasa dijadikan obat rematik, mengurangi gula darah,
menurunkan panas, dan membantu mengurangi gejala kencing manis. Di Indonesia, selain
dikenal dengan nama bratawali, tanaman ini juga dikenal dengan nama daerah andawali,
antawali, putrawali atau daun gadel.
Tanaman pagar adalah tumbuhan yang ditanam ditepi-tepi untuk bermacam-macam kegunaan,
di antaranya pembatas antara ladang dengan jalan setapak dan pembatas antara petak ladang
dengan petak lainnya, juga untuk keindahan. Contohnya Melati, merupakan tanaman bunga hias
berupa perdu berbatang tegak yang hidup menahun. Melati merupakan genus dari semak dan
tanaman merambat dalam keluarga zaitun (Oleaceae). manfaat bunga melati  adalah
menyembuhkan jerawat, flu, radang mata merah, dan bengkak akibat gigitan
serangga. Khasiat ini datang dari kandungan flavonoid, saponin, tanin, indol, dan benzil alkohol
dalam daun melati yang diduga memiliki aktivitas antibakteri.

Tumbuhan liar merupakan tumbuhan yang tumbuh pada areal yang tidak dikehendaki pada
areal pertanaman. Tumbuhan liar disebut juga gulma karena sering secara langsung ataupun
tidak langsung merugikan tanaman budi daya. Disamping itu tanaman liar yang tumbuh di
pekarangan rumah bisa di manfaatkan sebagai TOGA contohnya, Bandotan (Ageratum
conyzoides) adalah sejenis gulma pertanian anggota suku Asteraceae. Terna semusim ini berasal
dari Amerika tropis, babadotan dikenal luas sebagai obat luka, Rebusan dari daun juga
digunakan untuk obat sakit dada, sementara ekstrak daunnya untuk obat mata yang panas. Akar
yang ditumbuk dioleskan ke badan untuk obat demam; ekstraknya dapat diminum. Daunnya bisa
dijadikan obat tetes mata, dengan jalan menumbuknya; air tumbukan tersebut, bisa diteteskan
ke mata untuk cuci mata.

Tanaman Pohon Buah, Tanaman Buah yang sering tumbuh disekitar kita biasanya hanya
memanfaatkan buahnya saja, tanpa kita ketahui bagian lain dari tanaman tersebut dapat
dimanfaatkan sebagai TOGA , contohnya tanman Mangga atau mempelam (Mangifera indica
L.) adalah nama sejenis buah, demikian pula nama pohonnya. Mangga termasuk ke
dalam marga Mangifera, Beberapa penelitian menunjukkan bahwa daun mangga dapat
menurunkan dan mengontrol kadar gula darah. Hal ini baik untuk mencegah resistensi insulin
dan menurunkan risiko terjadinya diabetes tipe 2. Daun mangga mengandung antioksidan,
seperti flavonoid, mangiferin, dan polifenol, yang bermanfaat untuk memelihara kesehatan dan
fungsi otak. Beberapa studi pun menyatakan bahwa konsumsi suplemen atau jamu daun mangga
dapat meningkatkan daya ingat dan konsentrasi, serta mengurangi risiko terjadinya pikun dan
demensia. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun mangga dapat mengurangi
kolesterol dan mencegah penumpukan kolesterol di pembuluh darah. Efek ini menjadikan daun
mangga berpotensi untuk digunakan sebagai obat herba guna menurunkan kolesterol.
Tanaman dalam pot, Tanaman obat selain ditanam di pekarangan rumah atau se-petak lahan,
bisa juga ditanam dalam sebuah pot sehingga bisa menjadi tanaman hias yang dapat menghiasi
rumah, contohnya Tanaman Cica, Cica adalah tanaman yang tumbuh di tempat yang lembap dan
redup. Biasanya tumbuh di India, Sri Lanka, China, Afrika Selatan, Mexico, dan tempat lembap
dan redup lainnya. Cica dikenal sebagai "miracle elixirs of life", karena cica biasanya digunakan
sebgai kandungan obat yang sangat bermanfaat. Saat kita mengonsumsi cica, tubuh akan penuh
antioksidan dan bisa membebaskan kita dari berbagai radikal bebas.

Tanaman Berbunga, Selain menjadi tanaman hias, tanaman berbunga juga bisa menjadi
tanaman obat karena salah satu bagian tanamannya mempunyai khasiat sebagai obat, contohnya
Melati, merupakan tanaman bunga hias berupa perdu berbatang tegak yang hidup menahun.
Melati merupakan genus dari semak dan tanaman merambat dalam keluarga zaitun
(Oleaceae). manfaat bunga melati  adalah menyembuhkan jerawat, flu, radang mata merah, dan
bengkak akibat gigitan serangga. Khasiat ini datang dari kandungan flavonoid, saponin, tanin,
indol, dan benzil alkohol dalam daun melati yang diduga memiliki aktivitas antibakteri.
LAMPIRAN

1. Tanaman Merambat 2.Tanaman Pot

Brotowali (Tinospora cordifolia) Cica (Centella Asiatic)

3.Tanaman Pagar 4.Tanaman Pohon Buah

Melati (Jasminum sambac) Mangga (Mangifera indica L.)

5.Tanaman Liar di Pekarangan 6.Tanaman Bebunga

Babandotan (Ageratum conyzoides) Melati (Jasminum sambac)


DAFTAR PUSTAKA

Pramono S, Tingkat Manfaat dan Keamanan Tanaman Obat Tradisional, Yogyakarta: Fakultas
Farmasi Universitas Gajah Mada, 2008.
Rahayu et al., 2006. Pemanfaatan Tumbuhan Obat secara Tradisional oleh Masyarakat Lokal di
Pulau Wawonii, Sulawesi Tenggara.
Sahidin, Wahyuni , Murdjani K, Suaib,Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dan Pemanfaatannya
Sebagai Penunjang Kesehatan Masyarakat di Desa Sindangkasih, Kendari : Universitas
Halu Oleo 2019.
Sumarmiyati, Rahayu, P.W.S. (2015). Potensi Pengembangan Tanaman Obat Lokal Skala
Rumah Tangga Untuk Mendukung Kemandirian Pangan dan Obat di Samarinda,
Kalimantan Timur. ProsSemNasMasBiodivIndon, 1(2), 330-336.
Supriyadi, 2001. Tumbuhan Obat Indonesia Penggunaan dan Khasiatnya, Jakarta : Pustaka.
Populer
Susanto, A. (2017). Komunikasi Dalam Sosialisasi Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di
Kecamatan Margadana. Jurnal Para Pemikir, 6(1).

Anda mungkin juga menyukai