Format Pengkajian Keluarga Hampir Selse
Format Pengkajian Keluarga Hampir Selse
Disusun Oleh :
(2016)
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2018
Pengkajian Keperawatan Keluarga
A. Pengumpulan Data
Tanggal Pengkajian : 25 Oktober 2018
1. Data umum
a. Identitas kepala Keluarga : Firqan Hakim
b. Alamat : Perum Pepabri Jati Indah
c. Umur : 30 tahun
d. Pekerjaan KK : Hakim
e. Pendidikan KK : S1 Hukum
f. Komposisi Keluarga :
Ny.R
Tn.F
An.E
Tn.F
klien
female
male
menikah
tinggal serumah
h. Agama : Islam
i. Suku bangsa : Jawa/Indonesia
j. Type keluarga : Nuclear Family ( keluarga Inti ) yang
terdiri dari ayah ibu dan anak.
k. Keadaan social ekonomi
Tn.F bekerja sebagai hakim di departemen agama berpenghasilan
kira kira Rp. 1.000.000 – 3.000.000 per bulan. Sebelum
mempunyai anak Ny. R bekerja dan melanjutkan studi S2, tetapi
saat mempunyai anak pertamanya Ny.R memutuskan untuk
berhenti bekerja
l. Aktifitas rekreasi keluarga
Tn.A mengatakan bahwa selalu menyempatkan membawa
keluarganya berekreasi 2 minggu sekali. Seperti berbelanja dan
membawa anaknya bermain ke wahana permainan. Tetapi setiap
hari libur selalu berkumpul dengan keluarga
2. Riwayat tahap perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah keluarga sedang
mengasuh anak. Tugas perkembangan keluarga ini adalah
membentuk keluarga muda sebagai unit yang mantap dan
memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran – peran orang tua dan kakek nenek
b. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah
memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran – peran orang tua dan kakek nenek, terbukti
dengan keadaan keluarga Tn.A yang jauh dari orangtuanya atau
kakek neneknya.
c. Riwayat kesehatan keluarga saat ini
Tn.F mengatakan bahwa keluarganya pada saat ini dalam keadaan
sehat
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Tn.F mengatakan keluarga tidak pernah sakit berat. Hanya saja
dirinya memiliki riwayat penyakit asma yang terkadang kambuh
terutama saat malam dan cuaca dingin.. saat asmanya kambuh Tn.F
mengeluh sesak, cemas. Biasanya saat asmanya kambuh Tn.F akan
beristirahat dan datang ke pelayanan kesehatan.
e. Pola hidup sehat keluarga
3. Data Lingkungan
a. Karakter rumah
b. Denah Rumah
wc
kamar
r. tamu
dapur
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi ekonomi
Keluarga Tn.F hidup dengan berkecukupan bisa makan 2-3x sehari
dan bisa memenuhi semua kebutuhan keluarganya seperti membeli
baju atau kebuthan rumah.
b. Fungsi mendapatkan status social
Keluarga Tn.F tidak dikucilkan, bisa dekat dengan masyarakat
yang lainnya, bisa diterima, bisa bersosialisasi dan bisa merasakan
memiliki keluarga baru.
c. Fungsi Pendidikan
Menurut Tn.F Pendidikan sangat penting karena bisa membantu
kita dalam menata kehidupan dimasa yang akan datang menjadi
lebih baik.. Seperti halnya Tn.F yang sudah lulus S1 hukum dan
bahkan sebelum dikaruniai anak Tn.F meminta Ny.R untuk
melanjutkan Pendidikan S2 nya.
d. Fungsi sosialisasi
Keluarga Tn.F selalu melakukan kegiatan rumah Bersama seperti
bermain, makan dan shalat berjamaah
e. Fungsi religious
Keluarga Tn. F menganut agama islam dan saling mengingatkan
untuk tidak melupakan shalat 5 waktu dan mengaji
f. Fungsi rekreasi
Keluarga Tn.F selalu berekreasi 2 minggu sekali
g. Fungsi reproduksi
Keluarga Tn. F baru mempunyai 1 anak balita. Tetapi Ny.R tidak
melakukan KB
h. Fungsi afeksi
Keluarga Tn.F selalu berkomunikasi dengan baik, saling
memberikan semangat, saling mengerti dan jika ada masalah selalu
di selesaikan dengan musyawarah dan kepala dingin walaupun
pengambilan keputusan tetap berada di tangan Tn.F tetapi Tn.F
i. Fungsi perawatan kesehatan
1) Anggota keluarga Tn.F mengenal masalah kesehatan yang
dimiliki oleh Tn.F yaitu asma
2) Keluarga Tn.F sudah mampu mengambil keputusan yang tepat
terhadap penyakit Tn.F yaitu membawa Tn.F ke pelayanan
kesehatan saat asmanya kambuh terus menerus
3) Saat asma Tn.F kambuh, biasanya Tn.F hanya
mengistirahatkannya saja, namun jika asmanya tidak membaik
akan dibawa ke pelayanan kesehatan. Jadi keluarga belum
mampu melakukan perawatan dirumah saat asma Tn.F
kambuh.
4) Keluarga sudah mampu memodifikasi lingkungan rumah
dengan baik. Yaiyu dengan membersihkan lingkungan
rumahnya setiap hari
5) Keluarga sudah mampu memenfaatkan pelayanan kesehatan
dengan membawa anggota keluarga yang sakit ke pelayanan
kesehatan
6. Pola istirahat tidur
Pola istirahat Tn.F tidak teratur terkadang jika banyak pekerjaan Tn.F
tidur larut dan sebaliknya. Terutama jika asmanya sedang kambuh
dimalam hari atau cuaca dingin, Tn.F merasa susah tidur karena sesak
Ny.R juga memiliki pola istrirahat yang tidak teratur karena sering
terbangun jika tengah malam anaknya menangis dan jika Tn.F sedang
kambuh asmanya Ny.R juga tidur larut karena menjaga suaminya. Dan
An.E tidur teratur pukul 19:30 tetapi terkadang suka terbangun
dimalam hari
7. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Fisik Tn.F
TTV
TD 110/80 mmHg
Nd 75x/menit
RR 18x/menit
Suhu 36,10
1) Sistem Integumet
a) Rambut dan Kulit Kepala
Warna rambut hitam tidak terdapat lesi, tidak ada kotoran
dan benjolan
b) Kulit
Warna kulit sawo matang, turgor kulit baik kembali dalam
waktu <3 detik saat dicubit dan tidak ada edema
c) Kuku
Warna dasar kuku transparan, crt kembali dalam <3 detik,
kuku pendek dan bersih
2) Sistem Penglihatan
Bentuk mata simetris, sklera putih dan konjungtiva merah muda
3) System Pendengaran
Bentuk telinga simetris, tidak ada serumen, fungsi pendengaran
baik karena saat dipanggil Tn.F menoleh
4) Sistem Pencernaan
Mukosa bibir lembab, fungsi pengecapan dan mengunyah baik,
bising usus normal, dan tidak ada nyeri tekan
5) Sistem pernafasan
Bentuk dan penggerakan dada simetris, penciuman baik, area
hidung bersih dan tidak ada secret.tidak ada pernafasan cuping
hidung
6) System kardiovaskuler
Posisi dada simetris dan irama jantung regular
7) System perkemihan
Frekuensi BAK 4-5x/hari, warna urin kuning jernih dengan bau
khas urin. Tidak ada keluhan saat BAK
8) Sistem Endokrin
Posisi leher tegak lurus diantara kedua bahu, tidak ada kelenjar
thyroid dan tidak ada kelenjar betah gening
9) Sistem genetalia
Tidak terkaji karena Tn.F tidak bersedia
10) System Muskuloskeletal
a) Ekstremitas atas : kedua tangan bisa digerakkan dengan
bebas, dengan bentuk simetris dan tidak ada keluhan nyeri
b) Ektremitas bawah : kedua kaki berbentuk simetris dan dapat
bergerak dengan bebas tanpa keluhan
b. Pemeriksaan Fisik Ny.R
TTV
TD 120/80 mmHg
Nd 65x/menit
RR 18x/menit
Suhu 36,05
c. Pemeriksaan Fisik An.E
TTV
Nd 110x/menit
RR 40x/menit
S 36,05
8. Koping Keluarga
Koping keluarga bisa terselesaikan dengan baik, tergantung stressor
yang ada dan cara mengkopingnya baik yaitu dengan komunikasi yang
selalu berjalan dengan baik sehingga tidak ada miskom antar anggota
keluarga
9. Analisis Data
2 30 Gangguan pola Setelah dilakukan - Mengatur posisi tidur semi S : Setelah pasien merasa rileks
Nove istirahat tidur kunjungan keluarga fowler 30o untuk - Kamar pasien bersih dapat
ber b.d ketidak selama 1x30 menit, meningkatkan kapasitas membantu pola tidur
2018 mampuan gangguan pola pernapasan dan kualitas tidur - Pencahayaan kurang namun
keluarga istirahat tidur klien Menurut NIC: ventilasi cukup
merawat sudah teratasi dengan - Mengkaji manajemen O:- Konjuntiva normal
anggota kriteria : lingkungan : kenyamanan - TD: 110/80 mmHg
keluarga yang NOC - Menga jarkan terapi relaksasi A : Masalah teratasi
sakit - Kontrol P : Hentikan intervensi
pencahayaan
ruangan dan
ventilasi
- Kebersihan
kamar
- Kebugaran
fisik
- Kenyamanan
fisik
Kriteria Hasil
Setelah pasien merasa
rileks
- Kamar pasien
bersih dapat
membantu
pola tidur
- Pencahayaan
kurang namun
ventilasi cukup
15. Evidance Based Practice
PASIEN ASMA
Tahun : 2015
Tahun : 2011
Hasil : Pasien asma setelah diberi posisi semi fowler mengalami sesak
nafas ringan, yaitu dari 17 pasien asma yang mengalami sesak nafas
berat menjadi 11 pasien. Pemberian posisi semi fowler pada pasien
asma telah dilakukan sebagai salah satu cara untuk membantu
mengurangi sesak napas. Posisi semi fowler dengan derajat
kemiringan 45°, yaitu dengan menggunakan gaya gravitasi untuk
membantu pengembangan paru dan mengurangi tekanan dari abdomen
pada diafragma. Hasil penelitian pemberian posisi semi fowler
mengurangi sesak nafas sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Kim (2004) bahwa pemberian posisi semi fowler dapat
mengurangi sesak nafas pada pasien asma. Dijelaskan oleh Wilkison
(Supadi, dkk 2008: 98) bahwa posisi semi fowler dimana kepala
dan tubuh dinaikkan 45º membuat oksigen didalam paru–paru semakin
meningkat sehingga memperingan kesukaran napas. Penurunan sesak
napas tersebut didukung juga dengan sikap pasien yang kooperaktif,
patuh saat diberikan posisi semi fowler sehingga pasien dapat bernafas.
Hasil perbedaan tersebut menunjukkan ada pengaruh pemberian
posisi semi fowler terhadap sesak nafas. Hal tersebut berarti
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Supadi, dkk., (2008)
bahwa pemberian semi fowler mempengaruhi berkurangnya sesak
nafas sehingga kebutuhan dan kualitas tidur pasien terpenuhi.
Terpenuhinya kualitas tidur pasien membantu proses perbaikan
kondisi pasien lebih cepat. Saat sesak napas pasien lebih nyaman
dengan posisi duduk atau setengah duduk sehingga posisi semi fowler
memberikan kenyamanan dan membantu memperingan kesukaran
bernapas. Menurut Angela (dalam Supadi, dkk., 2008) saat terjadi
serangan sesak biasanya klien merasa sesak dan tidak dapat tidur
dengan posisi berbaring. Melainkan harus dalam posisi duduk atau
setengah duduk untuk meredakan penyempitan jalan napas dan
memenuhi O2 dalam
GASTER, Vol. 8, No. 2 Agustus 2011 (783 - 792) 791
darah. Dengan posisi tersebut pasien lebih rileks saat makan dan
berbicara sehingga kemampuan berbicara pasien tidak terputus –
putus dan dapat menyelesaikan kalimat. Posisi semi fowler mampu
meredakan penyempitan jalan napas dan memenuhi O2 dalam darah
ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Kim (2004) bahwa
pemberian posisi semi fowler dapat meningkatkan masukan oksigen
bagi pasien pasca pembedahan perut laparoskopi. Sedangkan
perbedaan sebelum dan sesudah dilakukan pemberian posisi semi
fowler ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Setiawati
(2008). Dalam penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa
penggunaan posisi semi fowler dapat efektif untuk mengurangi
sesak napas pada klien TBC. Hal ini dapat diketahui melalui nilai
Sig. (0,001) < 0,05. dan Z hitung (-3,196) > Z tabel (1,96).
Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa perbedaan sesak
nafas pada pasien asma di ruang rawat inap kelas III RSUD Dr.
Moewardi Surakarta setelah dan sebelum pemberiaan posisi semi
fowler terjadi penurunan. Perbedaaan tersebut dibuktikan dari adanya
pengurangan sesak nafas berat ke sesak nafas ringan pada 11 pasien
atau sejumlah 33% dari 17 pasien. Adanya perbedaan tersebut
membuat pemberian posisi semi fowler dapat efektif untuk
mengurangi sesak nafas pada penderita asma.