Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN TN.

DENGAN MASALAH ASMA PADA TN.F DI PERUM PEPABRI JATI


INDAH KEC TAROGONG KIDUL

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga

Dengan Dosen Pengampu Udin Rosidin, SKM., S.Kep., M. Kes

Disusun Oleh :

Neli Hartini 220110166055

(2016)

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2018
Pengkajian Keperawatan Keluarga

A. Pengumpulan Data
Tanggal Pengkajian : 25 Oktober 2018
1. Data umum
a. Identitas kepala Keluarga : Firqan Hakim
b. Alamat : Perum Pepabri Jati Indah
c. Umur : 30 tahun
d. Pekerjaan KK : Hakim
e. Pendidikan KK : S1 Hukum
f. Komposisi Keluarga :

N Nama Umur pendidika Hubunga Status


P L
o anggota n n kesehata
keluarga keluarga n
1 Rizki 28 S2 Istri Sehat
Awalia tahu Pendidika
n n Agama
V Islam
2 Mohamma 9 Belum Anak Sehat
d Emran bula sekolah
Hadiq Al- n
Hakim V
g. genogram

Ny.R
Tn.F

An.E

Tn.F

klien

female

male

menikah

tinggal serumah
h. Agama : Islam
i. Suku bangsa : Jawa/Indonesia
j. Type keluarga : Nuclear Family ( keluarga Inti ) yang
terdiri dari ayah ibu dan anak.
k. Keadaan social ekonomi
Tn.F bekerja sebagai hakim di departemen agama berpenghasilan
kira kira Rp. 1.000.000 – 3.000.000 per bulan. Sebelum
mempunyai anak Ny. R bekerja dan melanjutkan studi S2, tetapi
saat mempunyai anak pertamanya Ny.R memutuskan untuk
berhenti bekerja
l. Aktifitas rekreasi keluarga
Tn.A mengatakan bahwa selalu menyempatkan membawa
keluarganya berekreasi 2 minggu sekali. Seperti berbelanja dan
membawa anaknya bermain ke wahana permainan. Tetapi setiap
hari libur selalu berkumpul dengan keluarga
2. Riwayat tahap perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah keluarga sedang
mengasuh anak. Tugas perkembangan keluarga ini adalah
membentuk keluarga muda sebagai unit yang mantap dan
memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran – peran orang tua dan kakek nenek
b. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah
memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran – peran orang tua dan kakek nenek, terbukti
dengan keadaan keluarga Tn.A yang jauh dari orangtuanya atau
kakek neneknya.
c. Riwayat kesehatan keluarga saat ini
Tn.F mengatakan bahwa keluarganya pada saat ini dalam keadaan
sehat
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Tn.F mengatakan keluarga tidak pernah sakit berat. Hanya saja
dirinya memiliki riwayat penyakit asma yang terkadang kambuh
terutama saat malam dan cuaca dingin.. saat asmanya kambuh Tn.F
mengeluh sesak, cemas. Biasanya saat asmanya kambuh Tn.F akan
beristirahat dan datang ke pelayanan kesehatan.
e. Pola hidup sehat keluarga

3. Data Lingkungan
a. Karakter rumah

No Karakter rumah Keterangan


1 Kepemilikan rumah Rumah sewaan. Tidak permanen
2 Luas rumah 24 m, yang terdiri dari 1 ruang
tamu, 1 kamar, 1 dapur dan 1
kamar mandi
3 Ventilasi
a. Ruang tamu : Terdapat 2 ventilasi dan 2 jendela
b. Kamar : Terdapat 4 ventilasi tetapi tidak
ada jendela
c. Dapur : Terdapat 4 ventilasi tetapi tidak
ada jendela
d. Kamar mandi : Terdapat 1 ventilasi tetapi tidak
ada jendela
4 Pencahayaan
a. Ruang tamu Sinar matahari bisa masuk ke
ruang tamu
b. Kamar Sinar matahari tidak bisa masuk
ke kamar karena tidak ada jendela
c. Dapur Sinar matahari bisa masuk melalui
ventilasi
Sinar matahari bisa masuk melalui
d. Kamar mandi ventilasi
e.
5 Penerangan
a. Ruang tamu Lampu terang, masih memadai
untuk membaca dalam jarak 30
cm
b. Kamar Lampu agak redup
c. Dapur Lampu cukup terang
d. Kamar mandi Lampu cukup terang
6 Kebersihan
a. Ruang tamu Terlihat bersih dan terawat
b. Kamar Terlihat bersih dan rapih
c. Dapur Terlihat bersih dan terawa
d. Kamar mandi Terlihat bersih dan terawat
7 Kamar kamar berukuran cukup besar
8 Jamban Jamban bersih dan cukup luas
9 Lantai Lantai Keramik
9 Sumber air minum Air minum biasa digunakan dari
air mineral
10 Pembuangan air Air limbah dibuang ke spiteng
limbah dengan kedalaman 2m
11 Pembuangan sampah Disimpan dahulu lalu diangkut
truk sampah
12 Pemanfaatan halaman Tidak ada
13 Sumber pencemaran Tidak ada

b. Denah Rumah

wc
kamar
r. tamu
dapur

c. Karakteristik tetangga dan komunitas


Keluarga Tn.F masih kurang bersosialisasi dengan tetangganya,
karena keluarga Tn.F merupakan keluarga pindahan yang belum
lama pindah rumah. Tetapi jika dengan tetangga dipinggir rumah
sewanya, Tn.F mengatakan sudah cukup baik bersosialisasi
d. Mobilisasi Geografis Keluarga
Tn.F mengatakan baru berpindah rumah, karena tuntutan pekerjaan
e. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Tn.F bekerja sampai sore. Jika tidak bekerja Tn.F berkumpul
Bersama istri dan anaknya. Terkadang berkumpul dengan
tetangganya
f. Sistem Pendukung
Tn.F mengatakan bahwa selalu membantu Ny.R dalam memenuhi
kebutuhannya atau membantu mengerjakan pekerjaan rumah saat
libur bekerja dan ikut serta dalam mengurus anak
4. Struktur Keluarga
a. Struktur peran ( formal dan informal )
1) Formal :
Tn.F sebagai kepala keluarga, suami dan ayah sedangkan Ny.R
sebagai istri dan ibu
2) Informal :
Tn. F sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab untuk
menafkahi istri dan anaknya. Ny. R jawab mengurus rumah
tangga dan menjaga anaknya. Sedangkan An.E masih dalam
asuhan orangtuanya
b. Nilai atau norma keluarga
Keluarga Tn.F sangat percaya bahwa semuanya telah diatur oleh
sangpencipta, dalam hal sehat dan sakit maupun rezeki. Dan jika
ada keluarga yang sakit akan dibawa ke pelayanan kesehatan
c. Pola komunikasi keluarga
Anggota keluarga berkomunikasi langsung dengan Bahasa Jawa
dan Indonesia
d. Struktur kekuatan keluarga

Keputusan keluarga diambil oleh Tn.F sebagai kepala keluarga dan


dimusyawarahkan terlebih dahulu Bersama Ny.R

5. Fungsi keluarga
a. Fungsi ekonomi
Keluarga Tn.F hidup dengan berkecukupan bisa makan 2-3x sehari
dan bisa memenuhi semua kebutuhan keluarganya seperti membeli
baju atau kebuthan rumah.
b. Fungsi mendapatkan status social
Keluarga Tn.F tidak dikucilkan, bisa dekat dengan masyarakat
yang lainnya, bisa diterima, bisa bersosialisasi dan bisa merasakan
memiliki keluarga baru.
c. Fungsi Pendidikan
Menurut Tn.F Pendidikan sangat penting karena bisa membantu
kita dalam menata kehidupan dimasa yang akan datang menjadi
lebih baik.. Seperti halnya Tn.F yang sudah lulus S1 hukum dan
bahkan sebelum dikaruniai anak Tn.F meminta Ny.R untuk
melanjutkan Pendidikan S2 nya.
d. Fungsi sosialisasi
Keluarga Tn.F selalu melakukan kegiatan rumah Bersama seperti
bermain, makan dan shalat berjamaah
e. Fungsi religious
Keluarga Tn. F menganut agama islam dan saling mengingatkan
untuk tidak melupakan shalat 5 waktu dan mengaji
f. Fungsi rekreasi
Keluarga Tn.F selalu berekreasi 2 minggu sekali
g. Fungsi reproduksi
Keluarga Tn. F baru mempunyai 1 anak balita. Tetapi Ny.R tidak
melakukan KB
h. Fungsi afeksi
Keluarga Tn.F selalu berkomunikasi dengan baik, saling
memberikan semangat, saling mengerti dan jika ada masalah selalu
di selesaikan dengan musyawarah dan kepala dingin walaupun
pengambilan keputusan tetap berada di tangan Tn.F tetapi Tn.F
i. Fungsi perawatan kesehatan
1) Anggota keluarga Tn.F mengenal masalah kesehatan yang
dimiliki oleh Tn.F yaitu asma
2) Keluarga Tn.F sudah mampu mengambil keputusan yang tepat
terhadap penyakit Tn.F yaitu membawa Tn.F ke pelayanan
kesehatan saat asmanya kambuh terus menerus
3) Saat asma Tn.F kambuh, biasanya Tn.F hanya
mengistirahatkannya saja, namun jika asmanya tidak membaik
akan dibawa ke pelayanan kesehatan. Jadi keluarga belum
mampu melakukan perawatan dirumah saat asma Tn.F
kambuh.
4) Keluarga sudah mampu memodifikasi lingkungan rumah
dengan baik. Yaiyu dengan membersihkan lingkungan
rumahnya setiap hari
5) Keluarga sudah mampu memenfaatkan pelayanan kesehatan
dengan membawa anggota keluarga yang sakit ke pelayanan
kesehatan
6. Pola istirahat tidur
Pola istirahat Tn.F tidak teratur terkadang jika banyak pekerjaan Tn.F
tidur larut dan sebaliknya. Terutama jika asmanya sedang kambuh
dimalam hari atau cuaca dingin, Tn.F merasa susah tidur karena sesak
Ny.R juga memiliki pola istrirahat yang tidak teratur karena sering
terbangun jika tengah malam anaknya menangis dan jika Tn.F sedang
kambuh asmanya Ny.R juga tidur larut karena menjaga suaminya. Dan
An.E tidur teratur pukul 19:30 tetapi terkadang suka terbangun
dimalam hari
7. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Fisik Tn.F
TTV
TD 110/80 mmHg
Nd 75x/menit
RR 18x/menit
Suhu 36,10
1) Sistem Integumet
a) Rambut dan Kulit Kepala
Warna rambut hitam tidak terdapat lesi, tidak ada kotoran
dan benjolan
b) Kulit
Warna kulit sawo matang, turgor kulit baik kembali dalam
waktu <3 detik saat dicubit dan tidak ada edema
c) Kuku
Warna dasar kuku transparan, crt kembali dalam <3 detik,
kuku pendek dan bersih
2) Sistem Penglihatan
Bentuk mata simetris, sklera putih dan konjungtiva merah muda
3) System Pendengaran
Bentuk telinga simetris, tidak ada serumen, fungsi pendengaran
baik karena saat dipanggil Tn.F menoleh
4) Sistem Pencernaan
Mukosa bibir lembab, fungsi pengecapan dan mengunyah baik,
bising usus normal, dan tidak ada nyeri tekan
5) Sistem pernafasan
Bentuk dan penggerakan dada simetris, penciuman baik, area
hidung bersih dan tidak ada secret.tidak ada pernafasan cuping
hidung
6) System kardiovaskuler
Posisi dada simetris dan irama jantung regular
7) System perkemihan
Frekuensi BAK 4-5x/hari, warna urin kuning jernih dengan bau
khas urin. Tidak ada keluhan saat BAK
8) Sistem Endokrin
Posisi leher tegak lurus diantara kedua bahu, tidak ada kelenjar
thyroid dan tidak ada kelenjar betah gening
9) Sistem genetalia
Tidak terkaji karena Tn.F tidak bersedia
10) System Muskuloskeletal
a) Ekstremitas atas : kedua tangan bisa digerakkan dengan
bebas, dengan bentuk simetris dan tidak ada keluhan nyeri
b) Ektremitas bawah : kedua kaki berbentuk simetris dan dapat
bergerak dengan bebas tanpa keluhan
b. Pemeriksaan Fisik Ny.R
TTV
TD 120/80 mmHg
Nd 65x/menit
RR 18x/menit
Suhu 36,05
c. Pemeriksaan Fisik An.E
TTV
Nd 110x/menit
RR 40x/menit
S 36,05

8. Koping Keluarga
Koping keluarga bisa terselesaikan dengan baik, tergantung stressor
yang ada dan cara mengkopingnya baik yaitu dengan komunikasi yang
selalu berjalan dengan baik sehingga tidak ada miskom antar anggota
keluarga
9. Analisis Data

Symptom Etiologi Problem


Ds: Ketidak mampuan Gangguan
Tn.F mengeluh sesak keluarga pertukaran gas
nafas saat asmanya memodifikasi
kambuh lingkungan yang
Do: menunjang
TD 120/80 mmHg kesehatan b.d asma
Nd 75x/menit
RR 18x/menit
Suhu 36,10
DS: Ketidak mampuan Gangguan pola
Tn.F mengatakan keluarga merawat istrahat tidur
sulit tidur saat anggota keluarganya
asmanya kambuh yang sakit dengan
Tn.F mengatakan masalah asma
asmanya tekadang
kambuh dimalam hari
saat cuacanya dingin
DO:
Konjuntiva agak
pucat
TD: 110/80 mmHg

10. Rumusan Masalah


a. Actual
1) Gangguan pertukaran gas
2) Gangguan pola istirahat tidur
b. Resiko
-
c. Potensial
-
11. Prioritas Masalah
a. Gangguan Pertukaran Gas b.d Ketidak mampuan keluarga
memodifikasi lingkungan yang menunjang kesehatan

Kriteria perhitungan Bobot Nilai Pembenaran


Sifat masalah: 1 3/3 x 1 Jika tidak
- Tidak/kurang 3 =1 memodifikasi
sehat 2 lingkungan,
- Ancaman 1 khususnya
kesehaan kamar yang
- Krisis/keadaan kurang
sejahtera ventilasi
udara, akan
memperburuk
kondisi
pernafasan
Tn.F
Kemungkinan 2 0/2 x 2 Tidak dapat
masalah dapat =0 diubah
diubah karena
- Dengan 2 tempat
mudah 1 tinggal yang
- Hanya 0 ditempati
sebagian keluarga
- Tidak dapat bukan milik
pribadi
Potensi masalah 1 1/3 x 1 Rendah,
untuk dicegah = 1/3 karena,
- Tinggi 3 keluarga
- Cukup 2 tidak
- Rendah 1 merubah
lingkungan
rumahnya
Menonjolnya 1 1/2 x 1 Keluarga
masalah = 1/2 merasakan
- masalah berat 2 ada masalah
harus segera tetapi tidak
ditangani perlu segera
- ada masalah, 1 ditangani,
tapi tidak karena
perlu segera merasa
ditangani 0 keadaan Tn.F
- masalah tidak memang
dirasakan sudah lama
dirasakan dan
keluarga
tidak
mungkin
merubah
keadaan
rumahnya
karena bukan
hak milik
pribadi
Jumlah 11/6

b. Gangguan pola istirahat tidur b.d Ketidak mampuan keluarga


merawat anggota keluarganya yang sakit

Kriteria Perhitungan Bobot Nilai Pembenaran


Sifat masalah: 1 2/3 x 1 Jika pola
- Tidak/kurang 3 = 2/3 istirahat tidak
sehat teratur, bisa
- Ancaman 2 memunculka
kesehaan n masalah
- Krisis/keadaa 1 kesehatan
n sejahtera yang lain
seperti
hipotensi,ane
mia dll
Kemungkinan 2 1/2 x 2 Hanya
masalah dapat =1 sebagian
diubah karena
- Dengan 2 menurut
mudah keluarga pola
- Hanya 1 tidur tidak
sebagian efektif yang
- Tidak dapat 0 dialami Tn.F
tidak hanya
dipengaruhi
oleh
kebiasaan
buruk, tapi
factor
eksternal
yang
membuat
asmanya
kambuh,
seperti cuaca
yang terlalu
dingin
Potensi masalah 1 2/3 x 1 Cukup,
untuk dicegah = 2/3 karena
- Tinggi 3
- Cukup 2
- Rendah 1
Menonjolnya 1 0/2 x 1 Masalah
masalah =0 tidak
- masalah dirasakan,
berat harus 2 karena
segera Keluarga
ditangani merasa
- ada masalah, keadaan
tapi tidak tersebut telah
perlu segera 1 berlangsung
ditangani lama dan
- masalah kambuh jika
tidak 0 memang
dirasakan keadaan Tn.F
sedang tidak
baik seperti
karena cuaca
yang buruk.
Tn.F juga
sudah biasa
langsung
beritirahat
jika asmanya
kambuh
Jumlah 7/3
12. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan pertukaran gas b.d Ketidak mampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang menunjang kesehatan
b. Gangguan pola istirahat tidur b.d ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarganya yang sakit

13. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi


Tujuan umum Tujuan khusus Kriteria Hasil/standar
Keperawatan
1 Gangguan Setelah Setelah dilakukan - Keluarga Afektif Menurut jurnal yang
pertukaran dilakukan 3x kunjungan keluarga mampu Kognitif didapat :
gas b.d kunjungan selama 1x30 menit, mengenal psikomotor - Ajarkan klien
Ketidak keluarga gangguan pertukaran masalah sm melakukan latihan
mampuan diharapkan gas yang dirasakan asma pernafasan dengan
keluarga gangguan klien berkurang - Keluarga metode Buteyko untuk
memodifikas pertukaran gas dengan kriteria : mampu meningkatkan saturasi
i lingkungan yang dirasakan NOC mengambil oksigen
yang klien berkurang - Sturasi oksigen keputusan yang - Anjurkan klien
menunjang terpenuhi tepat pada mengikuti senam asma
kesehatan - Menginisasin masalah asma untuk meningkatkan
tindakan untuk - Keluarga saturasi oksigen
mencegah mampu - Berikan aroma terapi
pemicu pribadi merawat daun mint untuk
- Mengenali anggota mengurangi gejala
pemicu asma keluarga dengan sesak nafas
masalah asma Menurut NIC
Kriteria Hasil - Keluarga - Peningkatan latihan
Setelah dilakukan 2 mampu - Monitor pernafasan
Saturnasi oksigen memanfaatkan - Manajemen asma
membaik pelayanan
Dapat mencegah kesehatan
pemicu asma
- Keluarga
Dapat mengenali
mampu
pemicu asma
memodifikasi
lingkungan

2 Gangguan Setelah Setelah dilakukan - Keluarga Afektif Menurut jurnal yang


pola istirahat dilakukan 3x kunjungan keluarga mampu Kognitif didapat :
tidur b.d kunjungan selama 1x30 menit, mengenal psikomotor - Atur posisi tidur semi
ketidak keluarga gangguan pola masalah sm fowler 30o untuk
mampuan diharapkan istirahat tidur klien asma meningkatkan kapasitas
keluarga gangguan pola sudah teratasi - Keluarga pernapasan dan kualitas
merawat istirahat tidur dengan kriteria : mampu tidur
anggota klien sudah NOC mengambil Menurut NIC:
keluarga teratasi - Kontrol keputusan yang - Kaji manajemen
yang sakit pencahayaan tepat pada lingkungan :
ruangan dan masalah asma kenyamanan
ventilasi - Keluarga - Ajarkan terapi relaksasi
- Kebersihan mampu
kamar merawat
- Kebugaran anggota
fisik keluarga dengan
- Kenyamanan masalah asma:
fisik
Kriteria Hasil - Keluarga
Setelah pasien mampu
merasa rileks memanfaatkan
- Kamar pasien pelayanan
bersih dapat kesehatan
membantu
- Keluarga
pola ttidur
mampu
- Pencahayaan
memodifikasi
kurang
lingkungan
namun
ventilasi
cukup

14. Implementasi Dan Evaluasi

No Tangg Dx Tujuan Khusus Implementasi Evaluasi


al Keperawatan
1 30 Gangguan Setelah dilakukan - Mengajarka klien melakukan S : Terpenuhinya saturasi oksigen
Nove pertukaran gas kunjungan keluarga latihan pernafasan dengan O:- TD 120/80 mmHg
mber b.d Ketidak selama 1x30 menit, metode Buteyko untuk - Nd 75x/menit
2018 mampuan gangguan pertukaran meningkatkan saturasi - RR 18x/menit
keluarga gas yang dirasakan oksigen. - Suhu 37 ºC
memodifikasi klien berkurang - Menganjurkan klien A : Masalah teratasi
lingkungan dengan kriteria : mengikuti senam asma untuk P : Hentikan intervensi
yang NOC meningkatkan saturasi
menunjang - Sturasi oksigen oksigen
kesehatan terpenuhi - Memberikan aroma terapi
- Menginisasin daun mint untuk mengurangi
tindakan untuk gejala sesak nafas
mencegah pemicu Menurut NIC
pribadi - Meningkatan latihan
- Mengenali pemicu - Memonitor pernafasan
asma - Memanajemen asma
Kriteria Hasil
Setelah dilakukan 2
Saturnasi oksigen
membaik
- Dapat
mencegah
pemicu asma
- Dapat
mengenali
pemicu asma

2 30 Gangguan pola Setelah dilakukan - Mengatur posisi tidur semi S : Setelah pasien merasa rileks
Nove istirahat tidur kunjungan keluarga fowler 30o untuk - Kamar pasien bersih dapat
ber b.d ketidak selama 1x30 menit, meningkatkan kapasitas membantu pola tidur
2018 mampuan gangguan pola pernapasan dan kualitas tidur - Pencahayaan kurang namun
keluarga istirahat tidur klien Menurut NIC: ventilasi cukup
merawat sudah teratasi dengan - Mengkaji manajemen O:- Konjuntiva normal
anggota kriteria : lingkungan : kenyamanan - TD: 110/80 mmHg
keluarga yang NOC - Menga jarkan terapi relaksasi A : Masalah teratasi
sakit - Kontrol P : Hentikan intervensi
pencahayaan
ruangan dan
ventilasi
- Kebersihan
kamar
- Kebugaran
fisik
- Kenyamanan
fisik
Kriteria Hasil
Setelah pasien merasa
rileks
- Kamar pasien
bersih dapat
membantu
pola tidur
- Pencahayaan
kurang namun
ventilasi cukup
15. Evidance Based Practice

Judul : PENGARUH SENAM ASMA TERSTRUKTUR TERHADAP

PENINGKATAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI (APE) PADA

PASIEN ASMA

Peneliti : Budi Antoro

Tahun : 2015

Tujuan : Menjelaskan dan menganalisis pengaruh Senam Asma


Terstruktur Terhadap Peningkatan Arus Puncak Ekspirasi (APE)
Pasien Asma di Perkumpulan Senam Asma Rumah Sakit umum Abdul
Moeloek Provinsi Lampung. Tujuan Khusus
a. Diketahui Karakteristik (usia, jenis kelamin, pekerjaan) pada
pasien asma.
b. Diketahui nilai Arus Puncak ekspirasi (APE) sebelum senam asma
pada pasien asma pada kelompok intervensi dan kelompok control.
c. Diketahui nilai Arus Puncak ekspirasi (APE) sesudah senam asma
pada pasien asma pada kelompok intervensi dan kelompok control.
d. Diketahui perbedaan arus puncak ekspirasi (APE) sesudah senam
asma pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
e. Diketahui pengaruh faktor usia, jenis kelamin dan pekerjaan
terhadap peningkatan arus puncak ekspirasi (APE).

Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan metode penelitian


quasi eksperimental dengan desain pretest-postest with control group
design. Sampel berjumlah 38 responden dipilih menggunakan
purposive sampling, dengan menggunakan kriteria inklusi

Sampel : peneliti dan pengurus senam asma melakukan penentuan


kriteria inklusi, saat penentuan kriteria responden penelitian hanya 38
responden yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini dengan rincian
untuk kelompok intervensi (19 orang) dilaksanakan senam asma
dengan mendapatkan edukasi dilaksanakan pada hari minggu dan
untuk kelompok kontrol (19 orang) senam asma tanpa diberikan
edukasi pada hari rabu.

Hasil : Karakteristik dari 38 responden. Dimana usia rata-rata 51 th


(min: 35-mak: 60) dan paling banyak adalah usia dewasa akhir. Jenis
kelamin perempuan 23 (60.3%) dan pekerjaan paling banyak adalah
wiraswasta 12 (31,6%). Hasil nilai arus puncak ekspirasi sesudah
senam asma kelompok intervensi senam asma terstruktur lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hanya usia yang mempunyai
pengaruh paling dominan terhadap peningkatan arus puncak ekspirasi
(APE), sedangkan jenis kelamin dan pekerjaan tidak mempengaruhi.
Arah pengaruh usia bersifat negatif yang artinya semakin tinggi usia
responden maka semakin rendah peningkatan arus puncak ekspirasi
(APE) pada pasien asma.

Judul : KEEFEKTIFAN PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER


TERHADAP PENURUNAN SESAK NAFAS PADA
PASIEN ASMA DI RUANG RAWAT INAP KELAS III
RSUD Dr.MOEWARDI SURAKARTA

Peneliti : Refi Safitri, Annisa Andriyani

Tahun : 2011

Metode : Jenis dalam penelitian ini yaitu jenis kuantitatif. Desain


penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah Quasi Eksperiment
dengan rancangan One Group Pre test-Post tets. Pada desain ini
mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu
kelompok subjek.
Sampel : Sampel dalam penelitian ini diambil dari pasien asma yang
dirawat inap kelas III RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Total
sampelnya adalah 33 orang dari 220 orang populasi, tehnik
pengambilan sampel dengan menggunakan simple random sampling.

Hasil : Pasien asma setelah diberi posisi semi fowler mengalami sesak
nafas ringan, yaitu dari 17 pasien asma yang mengalami sesak nafas
berat menjadi 11 pasien. Pemberian posisi semi fowler pada pasien
asma telah dilakukan sebagai salah satu cara untuk membantu
mengurangi sesak napas. Posisi semi fowler dengan derajat
kemiringan 45°, yaitu dengan menggunakan gaya gravitasi untuk
membantu pengembangan paru dan mengurangi tekanan dari abdomen
pada diafragma. Hasil penelitian pemberian posisi semi fowler
mengurangi sesak nafas sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Kim (2004) bahwa pemberian posisi semi fowler dapat
mengurangi sesak nafas pada pasien asma. Dijelaskan oleh Wilkison
(Supadi, dkk 2008: 98) bahwa posisi semi fowler dimana kepala
dan tubuh dinaikkan 45º membuat oksigen didalam paru–paru semakin
meningkat sehingga memperingan kesukaran napas. Penurunan sesak
napas tersebut didukung juga dengan sikap pasien yang kooperaktif,
patuh saat diberikan posisi semi fowler sehingga pasien dapat bernafas.
Hasil perbedaan tersebut menunjukkan ada pengaruh pemberian
posisi semi fowler terhadap sesak nafas. Hal tersebut berarti
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Supadi, dkk., (2008)
bahwa pemberian semi fowler mempengaruhi berkurangnya sesak
nafas sehingga kebutuhan dan kualitas tidur pasien terpenuhi.
Terpenuhinya kualitas tidur pasien membantu proses perbaikan
kondisi pasien lebih cepat. Saat sesak napas pasien lebih nyaman
dengan posisi duduk atau setengah duduk sehingga posisi semi fowler
memberikan kenyamanan dan membantu memperingan kesukaran
bernapas. Menurut Angela (dalam Supadi, dkk., 2008) saat terjadi
serangan sesak biasanya klien merasa sesak dan tidak dapat tidur
dengan posisi berbaring. Melainkan harus dalam posisi duduk atau
setengah duduk untuk meredakan penyempitan jalan napas dan
memenuhi O2 dalam
GASTER, Vol. 8, No. 2 Agustus 2011 (783 - 792) 791
darah. Dengan posisi tersebut pasien lebih rileks saat makan dan
berbicara sehingga kemampuan berbicara pasien tidak terputus –
putus dan dapat menyelesaikan kalimat. Posisi semi fowler mampu
meredakan penyempitan jalan napas dan memenuhi O2 dalam darah
ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Kim (2004) bahwa
pemberian posisi semi fowler dapat meningkatkan masukan oksigen
bagi pasien pasca pembedahan perut laparoskopi. Sedangkan
perbedaan sebelum dan sesudah dilakukan pemberian posisi semi
fowler ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Setiawati
(2008). Dalam penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa
penggunaan posisi semi fowler dapat efektif untuk mengurangi
sesak napas pada klien TBC. Hal ini dapat diketahui melalui nilai
Sig. (0,001) < 0,05. dan Z hitung (-3,196) > Z tabel (1,96).
Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa perbedaan sesak
nafas pada pasien asma di ruang rawat inap kelas III RSUD Dr.
Moewardi Surakarta setelah dan sebelum pemberiaan posisi semi
fowler terjadi penurunan. Perbedaaan tersebut dibuktikan dari adanya
pengurangan sesak nafas berat ke sesak nafas ringan pada 11 pasien
atau sejumlah 33% dari 17 pasien. Adanya perbedaan tersebut
membuat pemberian posisi semi fowler dapat efektif untuk
mengurangi sesak nafas pada penderita asma.

Anda mungkin juga menyukai