Anda di halaman 1dari 17

Pengantar Teknologi Informasi

Pertemuan 11
E-Commerce dan E-Bussiness

A. Pendahuluan
Huruf "E" disini mengacu pada kata "Electronic", tapi lebih banyak
digunakan dalam konteks Internet. Dari namanya, kita sudah bisa menebak kalau
ini berkaitan dengan kegiatan yang bersifat komersial. Tidak salah memang, karena
istilah e-commerce yang akan kita bahas ini memang mengacu pada kegiatan
komersial di Internet. Contoh paling umum dari kegiatan e-commerce tentu saja
adalah aktifitas transaksi perdagangan melalui sarana internet.
Dengan memanfaatkan e-commerce, para penjual (merchant) dapat
menjajakan produknya secara lintas negara karena memang sifat Internet sendiri
yang tidak mengenal batasan geografis (telah dibahas pada bab12). Transaksi dapat
berlangsung secara real time dari sudut mana saja di dunia asalkan terhubung
dengan jaringan Internet.
Umumnya transaksi melalui sarana e-commerce dilakukan melalui sarana
suatu situs Web yang dalam hal ini berlaku sebagai semacam etalase bagi produk
yang akan dijual. Dari situs Web ini, para pembeli (customer) dapat melihat bentuk
dan spesifikasi produk bersangkutan lengkap dengan harga yang dipatok.
Berikutnya, apabila si calon pembeli tertarik, maka ia dapat melakukan
transaksi pembelian di situs tersebut dengan sarana kartu kredit. Berbeda dengan
transaksi kartu kredit pada umumnya yang menggunakan peralatan khusus,
transaksi kartu kredit di Internet cukup dilakukan dengan memasukkan nomor kartu
kredit beserta waktu kadaluwarsanya pada formulir yang disediakan.

Gambar 11.1 Arsitektur E-Commerce

Di tahap selanjutnya, program di server e-commerce akan melakukan


verifikasi terhadap nomor kartu kredit yang diinputkan. Apabila nomor kartu yang
dimasukkan valid, maka transaksi dianggap sah dan barang yang dipesan akan
dikirimkan ke alamat pembeli. Tentu saja sebelumnya saat mengisi formulir
pemesanan, calon pembeli telah mengisikan alamat lengkap kemana barang yang

Pertemuan 11 : E-Commerce dan E-Bussiness Hal 1


Pengantar Teknologi Informasi
akan dibelinya harus dikirimkan. Harga barang yang dibeli kemudian akan
dimasukkan dalam rekening tagihan dari kartu kredit yang digunakan.
Aktifitas e-commerce sebenarnya bukan melulu berkisar pada usaha
perdagangan. Kalau kita rajin menjelajahi situs-situs web, kita bisa menjumpai
aneka usaha yang pada intinya berusaha mengeruk keuntungan dari lalu-lintas akses
Internet. Ambil contoh situs lelang online di http://www.ebay.com/ yang demikian
populer, juga situs penyedia jasa yang mengutip bayaran untuk netters yang ingin
menggunakan layanannya. Tidak ketinggalan pula situs-situs khusus dewasa.
Bahkan untuk yang terakhir ini justru disebut-sebut sebagai pelopor dari bisnis e-
commerce.
Seperti halnya kegiatan bisnis konvensional, iklan juga memegang peranan
penting dalam e-commerce. Para pengelola situs Web banyak mendapatkan
pemasukan dari iklan yang ditayangkan di situs Web yang dikelolanya (umumnya
berbentuk iklan banner atau popup window). Lihat saja Yahoo atau DetikCom
sebagai contoh dimana tiap halamannya selalu dijejali oleh banner iklan yang
mencolok mata. Wajar saja, sebab dari sanalah sumber pembiayaan layanan (plus
sumber keuntungan) mereka berasal.
Tapi dengan makin banyaknya situs Web yang muncul juga berarti semakin
ketatnya persaingan. Menjaring iklan di sebuah situs Web tentu saja tidak gampang.
Para pemasang iklan umumnya hanya berminat memasang iklannya pada situs
dengan trafik kunjungan yang tinggi. Itu artinya para pengelola situs harus berusaha
memancing sebanyak mungkin pengunjung ke situs mereka. Caranya tentu saja
dengan memajang content yang beragam sehingga pengunjung bisa betah berlama-
lama di situsnya--syukur-syukur kalau mereka akan balik lagi di kesempatan
berikut atau lebih baik lagi apabila sampai menjadi pengunjung setia.
Sayangnya mengundang pengunjung dengan cara ini jelas butuh usaha dan
biaya yang tidak sedikit, sementara itu efektifitas pemasangan banner iklan di situs
Web sendiri sebenarnya masih diragukan. Para pengunjung situs Web umumnya
datang dengan tujuan untuk mencari informasi sehingga kemungkinan besar tidak
sempat melirik ke banner-banner yang terpajang di situs Web bersangkutan. Alih-
alih memperhatikan, para pengunjung seringkali justru merasa terganggu dengan
adanya banner iklan di sebuah halaman Web. Walhasil banyak situs Web yang
tidak mampu membiayai operasionalnya karena pemasukan dari iklan ternyata
tidak mampu mengimbangi besarnya modal yang dikucurkan. Karena itulah
beberapa waktu terakhir ini kita banyak melihat situs Web komersial (dikenal
sebagai 'DotCom') yang bertumbangan.
Kita berada dalam suatu tahap sejarah kehidupan yang baru ekonomi digital,
ungkap Don Tapscott dalam bukunya yang terkenal Digital Economy. Itulah
katanya seperti apa yang digambarkan dalam Digital Economy-nya Don Tapscott
dan "Being Digital"-nya Negopronte isi dunia dalam hal ini manusia dan segala
aktifitasnya telah ditransformasikan dalam bentuk digital. Komputer dan teknologi
yang berkaitan telah mengambil alih dimana-mana mulai dari pengambilan uang
dengan ATM, sistem kendali pesawat, peralatan rumah sakit, manufaktur sampai
komunikasi. Dalam semua bidang tersebut, komputer nampaknya membawa
perubahan radikal dan fundamental mengubah segala sesuatunya yang dilakukan.
Namun, Internet tiba-tiba saja menjadi suatu terobosan yang lebih
revolusioner lagi mengubah bagaimana cara kita beraktifitas, berkomunikasi dan

Pertemuan 11 : E-Commerce dan E-Bussiness Hal 2


Pengantar Teknologi Informasi
berkolaborasi. Jutaan manusia bisa saja dalam satu malam mengakses dokumen
skandal seks Clinton-Lewinsky, bercakap-cakap dari kamarnya yang gelap di ruang
saluran obrolan, bertukar pikiran dengan bulletin board, atau meluapkan sumpah
serapah dan unek-uneknya dengan e-mail ke milis apakabar, dan banyak hal
lainnya. Namun, satu hal yang mungkin bakal mengubah kehidupan kita adalah apa
yang disebut sebagai e-commerce atau electronic commerce.
Apa itu e-commerce? Anda membeli baju lebaran dengan menggesekkan
kartu kredit Anda pada hakekatnya adalah salah satu realisasi e-commerce dalam
kehidupan kita sehari-hari. Anda mengambil uang dari Mesin ATM juga bisa
disebut e-commerce. Dan yang lebih canggih lagi, Anda membeli buku dari situs
amazon.com, mengisi form pembelian, memasukkan nomor kartu kredit Anda, dan
mengklik tombol Submit atau Buy dari Internet adalah e-commerce. Jadi, pada
dasarnya e-commerce merupakan bentuk transaksi ekonomi yang dilakukan secara
digital.
Lalu, kalau ATM, kartu kredit dan yang transaksi lainnnya sudah dapat
dilakukan mengapa subjek e-commerce ini menjadi begitu signifikan dan banyak
dibicarakan dimana-mana? Sebabnya adalah Internet. Jaringan publik yang murah
dengan jangkauan global. Dengan adanya Internet, e-commerce menjadi suatu hal
yang penting karena dimungkinkan membangun suatu infrastruktur dan model
ekonomi baru yang mengaburkan batas-batas negara, institusional, birokrasi dan
sistem untuk siapa saja.
Dimasa yang lalu, institusi keuangan memegang peranan penting terhadap
jaringan pribadi untuk melaksanakan transaksi secara digital. Perbankan, institusi
keuangan, perusahaan-perusahaan raksasa menjadi pemilik-pemilik jaringan virtual
tersebut. Saat ini, walaupun jaringan pribadi masih memegang peranan penting,
Internet menjadi suatu jaringan umum yang memungkinkan terjadinya transaksi
ekonomi secara digital. Atau dengan kata lain, aktifitas ekonomi digital dapat
dilakukan oleh siapa saja melalui Internet. Apa maknanya bagi ekonomi dunia? Tak
kurang dari pemerintah AS yang mulai memprakarsai apa yang dikenal sebagai
Information Superhighway menjadi suatu infrastruktur ekonomi digital yang
disebut e-commerce itu. Dalam artikel yang dipublikasikan untuk umum (lihat di
http://www.e-commerce.gov) "A Framework for Global Electronic Commerce"
disebutkan bahwa electronic commerce melalui Internet mesti difasilitasikan dalam
basis global.
Perdagangan elektronik yang saat ini sudah berjalan di Internet, sebenarnya
baru merupakan langkah awal dari e-commerce. Atau dapat dikatakan sebagaian
kecil dari proses e-commerce yang telah diimplementasikan dengan batasan
teknologi yang ada saat ini. Pengantar e-commerce akan mengulas berbagai
pandangan mengenai e-commerce, bagaimana transaksi di Internet terjadi,
bagaimana persyaratan transaksi di jaringan publik Internet, bagaimana
pembayaran dilakukan, dimana saja e-commerce ini dapat diterapkan dan
bagaimana e-commerce ini diterapkan untuk kepentingan Anda.

B. Definisi Electronic Commerce


Ada banyak definisi untuk e-commerce, tapi umumnya, e-commerce merujuk
pada semua bentuk transaksi komersial yang menyangkut organisasi dan individu

Pertemuan 11 : E-Commerce dan E-Bussiness Hal 3


Pengantar Teknologi Informasi
yang didasarkan pada pemrosesan dan transmisi data yang digitalisasikan, termasuk
teks, suara dan gambar. Termasuk juga pengaruh bahwa pertukaran informasi
komersial
secara elektronik yang mungkin terjadi antara institusi pendukungnya dan
aktifitas komersial pemerintah. Ini termasuk antara lain manajemen organisasi,
negosiasi dan kontrak komersial, legal dan kerangka regulasi, penyusunan
perjanjian keuangan, dan pajak satu sama lain.
Sasaran e-commerce adalah menciptakan lingkungan komersial yang baru
dalam segala bentuknya di abad elektronik. Dimana beberapa tahap yang umumnya
terdapat diantara penjual dan pembeli dalam transaksi komersial dapat
diintegrasikan sekaligus dan otomatis secara elektronik. Jadi dapat meminimalkan
biaya transaksi.
Definisi yang terhitung masih luas memberikan gambaran dimana e-
commerce menyangkut juga transfer dana elektronik dan transaksi kartu kredit,
ditambah dengan infrastruktur yang diperlukan untuk menunjang aktifitasnya.
Definisi yang lebih sempit dikaitkan dengan transaksi elektronik business-to-
business dan business-to- consumer dimana transaksi yang terjadi menyangkut
beberapa jenis pembayaran elektronik. Berikut ini beberapa definisi mengenai
electronic commerce yang mungkin dapat membuka gambaran lebih jauh mengenai
apa yang dimaksud dengan electronic commerce.
Pada saat Internet memberdayakan seluruh penduduk dan
mendemokratisasikan kehidupan sosial (societies), itu juga akan mengubah
paradigma ekonomi klasik. Model baru interaksi komersial berkembang sewaktu
kalangan bisnis dan kustomer/pelanggan- pelanggannya berpartisipasi dalam suatu
pasar elektronik dan mencapai manfaat bersama. Global Information Infrastructure
(GII) secara potensial telah mengubah dengan cepat bidang komersial dan bidang-
bidang lainnya dengan mengurangi biaya secara dramatis dan memberi suatu sarana
baru untuk melakukan transaksi komersial. Internet bakal mengubah pemasaran
retail secara revolusioner. Komersialisasi di Internet bakal mencapai 10 milyar
dollar sampai akhir abad ini. (U.S. Executive Office of the President, 1997).
Elektronic Commerce adalah transaksi komersial dari jasa dalam format
elektronik, (Transatlantic Business Dialogue Electronic Commerce White Paper,
1997) Electronic Commerce merujuk secara umum kepada semua bentuk transaksi
yang berkaitan dengan aktifitas komersial, baik organisasi maupun individual, yang
berdasarkan pada pemrosesan dan transmisi data yang digitalisasikan, termasuk
teks, suara, dan gambar, (OECD, 1997).
Electronic Commerce berkaitan dengan melakukan bisnis secara elektronik.
E-commerce didasarkan pada pemrosesan elektronik dan transmisi data, termasuk
teks, bunyi dan video. E-commerce mencakup segala macam aktifitas termasuk
perdagangan elektronik baik barang ataupun jasa, pengiriman secara online dari isi
digital, transfer dana secara elektronik, electronic share trading, electronic bil of
landing, commercial auctions, kolaborasi desain dan rekayasa, online sourcing,
public procurement, direct consumer marketing, dan layanan purna jual. Termasuk
juga produk (consumer good, peralatan medis) atau jasa (layanan informasi,
keuangan dan hukum); aktifitas tradisional (kesehatan, pendidikan) dan aktifitas-
aktifitas baru (virtual malls), (European Commission, 1997).
Electronic Commerce adalah melakukan aktifitas bisnis yang diarahkan pada

Pertemuan 11 : E-Commerce dan E-Bussiness Hal 4


Pengantar Teknologi Informasi
pertukaran nilai melalui jaringan telekomunikasi, (European Information
Technology Observatory, 1997).
Elektonik commerce, yang saat ini baru diterapkan secara terbatas pada
beberapa perusahaan saja, adalah memasuki suatu era baru dimana beberapa orang
yang tidak spesifik misalnya pelanggan umum terkait dalam suatu jaringan. Sebagai
tambahan, isinya tidak hanya berupa transaksi data untuk menempatkan atau
menerima order yang sederhana namun juga menyangkut kegiatan komersial umum
seperti publikasi, iklan, negosiasi, kontrak dan fund settlements, (Ministry of Int'l.
Trade and Industry, Japan, 1996).
Dari berbagai definisi dan gambaran mengenai e-commerce di atas dapat
dilihat adanya kesamaan pandangan tentang e-commerce yaitu berkaitan dengan
infrastruktur, format, lingkup, bentuk transaksi dan representasi produk yang
dikomersialisasikan. Namun, dari beberapa gambaran di atas, satu hal penting yang
cuma disinggung oleh pernyataan Gedung Putih adalah yang berkaitan dengan
sasaran dari e-commerce yaitu mengurangi biaya dan merupakan suatu sarana baru
untuk melakukan aktifitas komersial.
Mengurangi biaya memang menjadi sangat penting apalagi kalau mengingat
aktifitas komersial konvensional seringkali melibatkan beberapa rantai aktifitas
yang menimbulkan biaya cukup tinggi dalam menyelesaikan suatu proses ekonomi.
Contoh yang mudah adalah dalam kegiatan kita sehari-hari. Di jakarta misalnya,
Anda ingin membeli baju paling tidak Anda harus menyiapkan kendaraan Anda
atau keluar rumah menunggu mobil angkutan umum, melakukan perjalanan dari
tempat Anda ke Mall terdekat, kena macet lalu lintas Jakarta, mencari tempat parkir
kendaraan Anda, mengeluarkan ongkos parkir, masuk ke Mall, memilih baju yang
cocok, dan melakukan transaksi pembelian baik kontan maupun dengan kartu
kredit.
Proses ekonomi di atas memakan waktu, biaya, dan tenaga yang tidak kecil.
Dalam ekonomi berbasis e-commerce, dapat digambarkan Anda cuma perlu
mendial nomor akses ISP Anda, melakukan penelusuran informasi mengenai
barang yang Anda inginkan di virtual mall dengan search engine atau katalog
elektronik, memilih baju yang Anda inginkan secara virtual dan mengisi form order
dalam waktu kurang dari satu jam. Gambaran yang mudah mengenai e- comerce di
atas merupakan suatu ulasan mengenai bagaimana biaya, waktu dan tenaga dapat
begitu ditekan untuk melakukan kegiatan ekonomi. Cuma masalahnya adalah
seberapa mendesak kebutuhan Anda itu? Kalau kebutuhan Anda sangat mendesak,
misalnya beli baju untuk ke pernikahan teman nanti malam.
E-commerce seperti yang diulas diatas mungkin tidak dapat diterapkan dalam
proses ekonomi Anda. Jadi ada semacam tenggang waktu untuk mendapatkan apa
yang Anda beli dalam arti bagaimana kebutuhan Anda apakah sangat mendesak
atau tidak. Lalu apa manfaat sebenarnya dari e-commerce ini dan bagaimana ini
diterapkan di dalam suatu sistem perekonomian?

C. Jenis-Jenis E-Commerce
E-Commerce didefinisikan sebagai penggunaan Internet dan Web untuk
transaksi bisnis. E-Commerce berbeda dari e-bussines, e- bussines mengacu pada
transaksi dan proses di dalam suatu organisasi. Sebagai contoh, suatu sistem
pengendalian persediaan perusahaan on-line adalah suatu komponen e-business dan

Pertemuan 11 : E-Commerce dan E-Bussiness Hal 5


Pengantar Teknologi Informasi
bukan bagian dari e-commerce. Sistem pengendalian persediaan tidak secara
langsung menghasilkan pendapatan untuk perusahaan. Ada lima jenis utama e-
commerce: business-to-business (B2B), business-to-consumer (B2C), consumer-to-
consumer (C2C), peer- to-peer (P2P), dan mobile commerce (m-commerce).
1. Business-To-Business (B2B)
Pada business-to-business, perusahaan menjual untuk bisnis- bisnis lainnya.
B2B adalah segmen e-commerce yang paling besar. Per 2006, sebagian besar $16
trilyun perdagangan B2B di Amerika Serikat akan dilakukan pada Internet.
Sebelum Internet, B2B secara relatif tidak efisien. Dia membutuhkan waktu dan
sumber daya untuk pencarian produk, mengatur pembelian dan pembayaran,
mengatur pengiriman, dan kemudian untuk menerima barang. Dengan
mengotomatiskan paling sedikit bagian dari proses pengadaan tersebut diatas dapat
dipersingkat, berarti biaya-biaya organisasi dapat dihemat.

a. Evolusi B2B
B2B dimulai tahun 1970-an dengan Automated order entry systems yang
menggunakan model telepon untuk mengirimkan pesanan digital ke penyalur-
penyalur. Perusahaan Baxter Healthcare Corporation, menempatkan modem
telepon pada bagian pembelian pelanggan untuk mengotomatiskan pemesanan
ulang persediaan dari basisdata inventori Baxter yang telah terkomputerisasi.
Teknologi ini berubah pada tahun 1980-an ke komputer pribadi dan pada
tahun 1990-an ke Internet workstations yang mengakses katalog on-line.
Automated order entry systems adalah solusi sisi penjual (seller-side). Pemilik
dengan penyalur dan hanya menawarkan jenis produk penyalur. Manfaat utama
untuk pelanggan mengurangi biaya-biaya pengisian ulang inventori dan biaya-biaya
sistem supplier-paid.
Belakangan pada tahun 1970-an, electronic data interchange (EDI)
dimunculkan. EDI adalah bentuk standar komunikasi computer-to-computer untuk
berbagi dokumen bisnis seperti invoices, purchase orders, shipping bills, product
stocking numbers, dan lain lain. Perusahaan yang sangat besar telah mempunyai
sistem EDI dan kebanyakan kelompok inventori mempunyai standar industri untuk
menggambarkan dokumen untuk dikomunikasikan. Sistem EDI adalah solusi sisi
pembeli (buyer- side), mereka dirancang untuk mengurangi biaya-biaya pengadaan
untuk pembeli. Sistem EDI biasanya melayani suatu industri spesifik.
Pertengahan tahun 1990-an, elektronik storefronts muncul. Tempat yang
menarik untuk dilihat secara elektronik adalah katalog online produk menjadi
tersedia untuk kalayak ramai oleh penyalur tunggal. Storefronts ini meningkat dari
automated order entry systems. Mereka jauh lebih murah dibanding
pendahulunya sebab: (1) mereka menggunakan Internet sebagai media komunikasi,
dan (2) storefronts cenderung untuk membawa produk yang melayani sejumlah
industri- industri yang berbeda.

Net marketplaces muncul belakangan pada tahun 1990-an. Net marketplaces


membawa ratusan atau beribu-ribu penyalur (masing- masing dengan katalog
elektronik) dan angka-angka penting dari perusahaan pembeli ke dalam lingkungan
Internet-based tunggal untuk melakukan perdagangan. Harga barang-barang Net
marketplaces dengan harga katalog ditetapkan atau harga dinamis (negosiasi,

Pertemuan 11 : E-Commerce dan E-Bussiness Hal 6


Pengantar Teknologi Informasi
pelelangan, dan model pertukaran). Net marketplaces menghasilkan pendapatan
melalui pembayaran transaksi, pembayaran langganan,
uang jasa, pembayaran perijinan perangkat lunak, iklan dan pemasaran, dan
penjualan data dan informasi. Jaringan industri private adalah lingkungan
komunikasi Internet-based yang meluas di luar pengadaan. Sebagai contoh,
jaringan industri private mengijinkan para pembeli dan para penyalur untuk berbagi
disain produk dan pengembangan, inventori, penjadwalan produksi, dan bekerja
sebagai mitra.

b. Manfaat B2B
Manfaat potensi dari B2B internet-based meliputi: menurunkan pengadaan
biaya-biaya administratif, biaya murah untuk mengakses ke penyalur global,
menurunkan investasi stok dalam kaitannya dengan ketransparanan harga dan
mengurangi waktu tanggap (response times), kualitas produk yang lebih baik
dengan kerjasama yang ditingkatkan antara pembeli dan penjual, terutama selama
disain produk dan pengembangan.

2. Business-To-Consumer (B2C)
Pada business-to-consumer, bisnis on-line mencoba untuk menjangkau
konsumen individu. Mari kita menguji model yang berbeda bahwa bisnis on-line
digunakan untuk menghasilkan pendapatan. Pada advertising revenue model,
suatu Web site menawarkan informasi para penggunanya atas jasa dan produk, dan
menyediakan suatu kesempatan untuk penyedia untuk mengiklankannya. Dan
perusahaan menerima pembayaran dari iklan tersebut. Contohnya, Yahoo.Com
memperoleh pendapatan utamanya dari penjualan iklan seperti banner ads.
Pada subscription revenue model, suatu Web site yang menawarkan isi dan
ongkos jasa suatu biaya langganan untuk mengakses situs tersebut. Satu contoh
Consumer Reports Online (www.consumerreports.org) yang menyediakan akses
pada isinya hanya untuk para pelanggannya bea-nya $ 3.95 per bulan. Perusahaan
yang menggunakan model ini harus menawarkan isi yang dirasa menjadikan
nilai tinggi yang tidak dengan mudah tersedia di tempat lain pada Internet untuk
yang gratis. Pada transaction fee model, suatu perusahaan menerima pembayaran
untuk melakukan suatu transaksi. Sebagai contoh, Orbitz (www.orbitz.com) harga
pembayarannya yang kecil pada konsumen ketika memesan tempat pada
perusahaan penerbangan. Contoh lain, E*Trade Financial Corporation, makelar
saham online (www.etrade.com), menerima suatu pembayaran transaksi setiap kali
melakukan suatu transaksi bursa.
Pada sales revenue model, perusahaan menjual barang-barang, informasi,
atau jasa secara langsung ke pelanggan. Amazon.Com, terutama menjual buku dan
musik, Travelocity.Com, suatu perusahaan penerbangan dan penyedia reservasi
hotel, dan Doubleclick Inc. (www.doubleclick.net), suatu perusahaan yang
mengumpulkan informasi tentang para pengguna on-line dan menjualnya kepada
perusahaan lain, semua menggunakan sales revenue model.
Pada affiliate revenue model, perusahaan menerima suatu pembayaran
penyerahan untuk mengarahkan bisnis untuk "bergabung" atau menerima beberapa
persen dari pendapatan sebagai hasil suatu penjualan yang ditunjuk. Sebagai

Pertemuan 11 : E-Commerce dan E-Bussiness Hal 7


Pengantar Teknologi Informasi
contoh, Mypoints.Com menerima uang untuk menghubungkan perusahaan dengan
pelanggan yang potensial dengan transaksi penawaran khusus. Ketika anggota
mendapatkan keuntungan dari transaksi, mereka mendapat poin-poin yang
kemudian dapat ditebus untuk barang-barang.

3. Consumer-To-Consumer (C2C)
Consumer-to-Consumer mengijinkan konsumen untuk menjual satu sama lain
dengan bantuan dari pembuat pasar on-line seperti situs lelang eBay Inc.
(www.Ebay.Com). Di dalam C2C, konsumen menyiapkan produk untuk pasar,
menempatkan produk yang dijual atau tersedia pada pelelangan, dan
mempercayakan kepada pembuat pasar untuk menyediakan kemampuan transaksi
dan search engine, sehingga produk mudah ditampilkan, ditemukan, dan dibayar.
Sebagai gantinya penyedia pasar, eBay menerima sedikit komisi atas masing-
masing penjualan.
Konsumen yang tidak senang dengan bentuk lelang tetapi mengharapkan
untuk menemukan barang dagangan yang digunakan dapat mengunjungi situs
seperti Half.Com oleh eBay yang mengijinkan konsumen untuk menjual buku yang
tidak dikehendaki, movies, musik dan game kepada konsumen lain. Bagaimanapun
juga, Half.Com mengijinkan para pengguna untuk menetapkan harga pasti untuk
masing-masing itemnya. Ongkos komisinya 15 persen atas penjualan dan sebagian
untuk biaya pengiriman barang.

4. Peer-To-Peer (P2P) E-Commerce


Peer-to-peer, menghubungkan ke pengguna, membiarkan mereka untuk
berbagi file dan sumber daya komputer tanpa server umum. Memfokuskan untuk
membantu individu membuat informasi yang tersedia untuk penggunaan seseorang
dengan menghubungkan para pemakai pada Web. Contoh situs P2P adalah
Napster.Com Dan My.Mp3.Com. Teknologi kedua-duanya digunakan dengan
mengijinkan konsumen untuk berbagi file dan jasa. Seperti situs dapat
menghasilkan pendapatan dengan penggunaan suatu subscription revenue model.

5. M-Commerce
M-Commerce menyediakan akses ke seseorang, setiap waktu, kapan saja dan
dimanapun yang menggunakan alat tanpa kabel. Jaringan tanpa kabel (wireless
network) menghubungkan para pemakai mobile ke Internet. Sebagai contoh,
Amazon.Com telah membuat situsnya yang dapat diakses oleh alat mobile tanpa
kabel. Seperti kebanyakan telepon selular yang semakin meningkat dan rata-rata
telah tersedia dengan fasilitas WAP.

D. E-Business
Pepatah kuno mengatakan “banyak jalan menuju Roma”. e-Business
merupakan salah satu jalan yang dimaksud untuk menuju kepada the creation of
wealth bagi sebuah perusahaan, dengan kata lain cakupan atau spektrum e-Business
dapat sangat luas wilayahnya tergantung dari masing-masing orang melihat definisi
dari kata bisnis itu sendiri.
E-Bisnis sebenarnya tidak berdiri sendiri namun justru menempatkan diri
pada posisi yang sangat luas dan tersebar, menjangkau semua wilayah di dunia,

Pertemuan 11 : E-Commerce dan E-Bussiness Hal 8


Pengantar Teknologi Informasi
juga menjangkau hampir semua orang dan dengan segala kepentingan dan
kebutuhannya sehingga hampir semua ilmu bisa terlibat di dalamnya. Hal ini hanya
dapat dipahami apabila setiap orang berfikir tentang bisnis dan bisnis tersebut
terselenggara di dunia Internet.
Sebagai sesuatu yang menjadi milik umum dan atau kepentingan umum untuk
terlibat dalam dunia e-bisnis, dapat dipastikan bahwa dalam penyelenggaraan e-
bisnis tersebut sedikit atau banyak pasti ditemui masalah-masalah, dan masalah-
masalah hanya dapat diselesaikan dengan pendekatan-pendekatan yang sesuai.

1. Definisi E-Business
Disini akan dijelaskan beberapa definisi-definisi dari e-bussines, yaitu: E-
Business adalah penggunaan Teknologi Informasi untuk memudahkan proses
bisnis, melakukan ecommerce, dan menyediakan kerja sama dan komunikasi
perusahaan pendukung. Utilisasi informasi dan teknologi komunikasi untuk
mendukung semua aktifitas bisnis. Meliputi segalanya- marketing, advertising,
after-sales Pada umumnya berhubungan dengan web-based systems
Secara umum bisa dikatakan, istilah "e-business" mengacu pada penggunaan
Internet untuk berdagang. Setiap kali suatu bisnis menggunakan Internet untuk
melakukan bisnis, ini dinamakan e- business. E-Business- Elektronik Bisnis berasal
dari seperti terminologi e-mail dan e-commerce, adalah melakukan bisnis pada
Internet.
Ini merupakan suatu istilah yang lebih umum dibanding e-commerce,
mengacu pada tidak hanya pembelian dan penjualan tetapi juga pelayanan
pelanggan dan bekerja sama dengan mitra bisnis. Dalam pengertian yang paling
sederhana, e-business adalah penggunaan Teknologi Internet untuk meningkatkan
dan mengubah bentuk proses bisnis utama. Kebanyakan perusahaan memahami ini
dan sudah mulai berkembang dari praktek bisnis tradisional ke e-business.
E-Commerce: terdiri dari penggunaan sistem berdasarkan informasi
elektronik untuk terlibat dalam transaksi atau perdagangan online. Ini meliputi
mengotomatiskan pembelian melalui Web sites.

2. Dimensi-Dimensi Dalam E-Business


Dunia Internet, yang mulai banyak diperbincangkan mulai dekade tahun 90-
an, adalah sebuah dimensi baru dalam kehidupan manusia. Kehadiran Internet
dalam kehidupan manusia ternyata telah mengubah sebagian besar kebiasaan orang
dalam berkomunikasi dengan orang lain, mulai dari sekedar menyampaikan pesan,
sampai aktifitas sehari-hari seperti membaca koran, majalah, berbelanja dan lain-
lain. Kahadiran Internet telah menjadi jawaban bagi orang yang semakin sibuk.
Untuk berkomunikasi antar anggota keluarga dalam satu rumah pun, orang bisa
minta bantuan Internet melalui fasilitas E- Mail (pembahasan lebih lanjut pada Bab
12).

Salah satu keunggulan baru dari Internet yang kini digemari banyak orang
adalah E-Business. E-Business, membeli atau menjual secara elektronik, kegiatan
ini dilakukan pada jaringan Internet. Dengan fasilitas E-Business manusia semakin
dimanjakan dengan berbagai kemudahan dalam melakukan transaksi di Internet.

Pertemuan 11 : E-Commerce dan E-Bussiness Hal 9


Pengantar Teknologi Informasi
Untuk dapat menangkap dimensi ruang lingkup pengertian e- Business, cara
yang kerap dipakai adalah dengan prinsip 4W (What, Who, Where dan Why)
(Indrajit, 2002).

a. Dimensi What
Banyak orang yang mempertukarkan istilah e-Business dengan e- Commerce.
Secara prinsip, pengertian e-Business jauh lebih luas dibandingkan dengan e-
Commerce; bahkan secara filosofis, e- Commerce merupakan bagian dari e-
Business. Jika e-Commerce hanya memfokuskan diri pada aktifitas atau mekanisme
transaksi yang dilakukan secara elektronik/digital, e-Business memiliki wilayah
yang jauh lebih luas, termasuk di dalamnya: aktifitas relasi antara dua entiti
perusahaan, interaksi antara perusahaan dengan pelanggannya, kolaborasi antara
perusahaan dengan para mitra bisnisnya, pertukaran informasi antara perusahaan
dengan para pesaing usahanya, dan lain sebagainya.

b. Dimensi Who
Siapa saja yang terlibat di dalam e-Business? Seperti yang tersirat dalam
definisinya, semua pihak atau entiti yang melakukan transaksi dalam sebuah sistem
bisnis atau serangkaian proses bisnis (business process) merupakan pihak-pihak
yang berkepentingan dalam ruang lingkup e-Business.
Paling tidak ada tujuh klasifikasi entiti yang kerap dipergunakan dalam
mengilustrasikan e-Business, masing-masing: Agent, Business, Consumer, Device,
Employee, Family, dan Government.
Contohnya adalah sebuah aplikasi tipe e-Commerce B2C yang merupakan
mekanisme hubungan perdagangan antara sebuah perusahaan dengan para
pelanggannya (end consumer) atau tipe G2G yang menghubungkan pemerintahan
dua buah negara untuk permasalahan ekspor dan impor atau D2D yang
menghubungkan antara dua peralatan canggih teknologi informasi seperti antara
PDA dengan handphone atau B2F yang menghubungkan sebuah perusahaan
penjual barang-barang kebutuhan rumah tangga dengan berbagai keluar; dan lain
sebagainya.

c. Dimensi Where
Pertanyaan: dimana sebenarnya kegiatan bisnis dapat dilakukan dalam e-
Business? Jawabannya sangat singkat dan mudah, yaitu dimana saja, sejauh pihak
yang berkepentingan memiliki fasilitas elektronik/digital sebagai kanal akses
(access channel).
Berbeda dengan bisnis konvensional dimana transaksi biasa dilakukan secara
fisik di sekitar perusahaan yang bersangkutan, maka di dalam e-Business, interaksi
dapat dilakukan melalui berbagai kanal akses.

Beberapa contoh dapat diutarakan sebagai berikut: Di rumah, seorang Ibu


dapat menggunakan telepon atau webTV untuk berkomunikasi dengan perusahaan
penjual produk atau jasa; Di kantor, seorang karyawan dapat menggunakan
perlengkapan komputer atau fax; Di mobil, seorang mahasiswa dapat menggunakan

Pertemuan 11 : E-Commerce dan E-Bussiness Hal 10


Pengantar Teknologi Informasi
handphone atau PDA-nya; Di lokasi keramaian seperti mall, toko-toko, atau pasar,
masyarakat dapat memanfaatkan ATM, Warnet, atau kios-kios telekomunikasi
(Wartel) untuk melakukan hal yang sama.
Dengan kata lain, istilah dimana saja untuk melakukan hubungan dengan
siapa saja bukanlah sekedar semboyan yang muluk-muluk, tetapi telah menjadi
kenyataan di dalam implementasi e-Business.
d. Dimensi Why
Penerapan konsep e-Business secara efektif tidak saja menguntungkan
perusahaan karena banyaknya komponen biaya tinggi yang dapat dihemat (cost
cutting), tetapi justru memberikan kesempatan perusahaan untuk meningkatkan
level pendapatannya (revenue generation) secara langsung maupun tidak langsung.
Dengan mengimplementasikan e-Business, perusahaan dapat melihat berbagai
peluang dan celah bisnis baru yang selama ini belum pernah ditawarkan kepada
masyarakat.
Disamping itu, terbukti telah banyak perusahaan yang melakukan
transformasi bisnis (perubahan bisnis inti) setelah melihat besarnya peluang bisnis
baru di dalam menerapkan konsep e- Business. Yang tidak kalah menariknya
adalah bahwa dengan menerapkan konsep internetworking, sebuah perusahaan
berskala kecil dan menengah dapat dengan mudah bekerja sama dengan perusahaan
raksasa untuk menawarkan berbagai produk dan jasa kepada pelanggan. Dan tidak
jarang pula terdapat sebuah perusahaan berskala kecil (dilihat dari jumlah
karyawannya) yang pendapatannya dapat melebihi perusahaan menengah maupun
besar karena strategi efektif mereka dalam menerapkan e-Business.

3. Faktor-Faktor Penggerak e-Business


Jika dikaji secara sungguh-sungguh perkembangan dari implementasi konsep
dasar e-Business di sebuah industri atau negara sangat ditentukan oleh desakan
faktor dari luar (external driving forces). Paling tidak ada empat faktor desakan
yang saling berkonvergensi satu dengan lainnya yang secara signifikan akan
menentukan percepatan implementasi konsep e-Business, yaitu masing-masing:
Customer expectations, Competitve imperatives, Deregulation, dan
Technology.
a. Customer Expectations
Paradigma baru menekankan pentingnya pelanggan ditempatkan sebagai titik
awal atau acuan dari penyusunan konsep bisnis sebuah perusahaan. Dewasa ini
seorang pelanggan tidak cukup dapat dipuaskan dengan baiknya kualitas sebuah
produk yang ditawarkan. Pelanggan bersangkutan mengharapkan adanya pelayanan
pra dan pasca jual yang baik.

b. Competitive Imperative
Globalisasi telah membentuk sebuah arena persaingan dunia usaha yang
sangat ketat. Hampir semua perusahaan di dunia dapat melakukan kompetisi secara
terbuka di lingkungan pasar bebas. Tentu saja hal ini menimbulkan dampak yang
sangat besar bagi keberadaan sebuah perusahaan. Pelanggan akan dengan
mudahnya membanding- bandingkan kualitas produk dan pelayanan antar
perusahaan dari hari ke hari. Dengan prinsip selalu mencari yang murah, lebih baik,

Pertemuan 11 : E-Commerce dan E-Bussiness Hal 11


Pengantar Teknologi Informasi
dan lebih cepat, maka secara tidak langsung perusahaan dipaksa untuk menyusun
dan mengembangkan sebuah model dan strategi bisnis yang tepat.

c. Deregulation
Harus diakui pula bahwa secara makro deregulasi yang dilakukan oleh
pemerintah maupun negara-negara lain (disamping keberadaan lembaga-lembaga
dan komunitas dunia semacam WTO, APEC, AFTA, dan lain-lain) telah turut
mewarnai bentuk dunia usaha di masa mendatang, terutama yang berkaitan dengan
konsep perdagangan bebas antar negara dan industri. Ditiadakannya pajak masuk
produk-produk impor, dibebaskannya kuota ekspor produk, disatukannya berbagai
mata uang asing (single currency), dialirkannya informasi secara bebas, tentu saja
telah memaksa lingkungan dunia usaha menjadi lebih efisien dari masa ke masa.

d. Teknologi
Faktor terakhir dan menentukan dalam mengimplementasikan konsep e-
Business adalah kemajuan teknologi informasi, yang didominasi oleh percepatan
perkembangan teknologi komputer dan telekomunikasi. Fungsi dari teknologi
informasi tidak hanya kritikal bagi perkembangan e-Business (enabling function)
tetapi justru telah menjadi penggerak dari dimungkinkannya pengembangan model-
model bisnis baru yang tidak terpikirkan sebelumnya.
Dengan e-business aliran informasi dari perusahaan ke pelanggan, pemasok,
pemerintah, pemilik modal dan masyarakat haruslah dikelola dengan baik.
Pengelolaan informasi pada perusahaan tergantung pada strategi yang diterapkan
dan dukungan eksekutif, manajer dan karyawan. Dengan dukungan sarana dan
prasarana maka diharapkan aliran informasi perusahaan akan cepat, tepat dan
akurat, dengan demikian perusahaan akan dapat mempertahankan hidupnya,
memperoleh keuntungan dan dapat berkompetisi dengan sehat.

E. Sistem Informasi Sebagai Strategi E-Business


1. Transformasi Alat Bantu Menjadi Strategi
Jika pada awalnya sistem informasi diposisikan sebagai alat bantu untuk
mengintegrasikan data dan meningkatkan kualitas informasi semata, maka kini
sistem informasi menjadi strategi bisnis yang sangat hebat. Penerapan sistem
informasi ini pada hampir semua bidang usaha bisnis merupakan salah satu strategi
untuk menjawab tekanan- tekanan yang dialami oleh perusahaan. Banyak manfaat
yang dapat dipetik oleh perusahaan dengan pembangunan sistem informasi, antara
lain:
a. Integrasi data dan informasi
Pembangunan sistem informasi apalagi berbasis jaringan komputer,
memungkinkan perusahaan untuk mengintegrasikan data dari berbagai sumber.
Dari data yang terintegrasi itu, dapat dieksplorasi berbagai macam laporan
manajerial yang akan menjadi dasar bagi para manajer untuk melakukan
perencanaan,pengorganisasian, dan pengontrolan terhadap kinerja perusahaan, baik
secara departemental maupun secara keseluruhan.
b. Sistem pengorganisasian data memungkinkan sistem bebas redundansi data
Pembangunan sistem informasi bertumpu pada sistem pengorganisasian data

Pertemuan 11 : E-Commerce dan E-Bussiness Hal 12


Pengantar Teknologi Informasi
akan menghindarkan sistem dari bahaya duplikasi data atau sering disebut
redundansi. Duplikasi data seringkali mengakibatkan inkonsistensi data, artinya
perubahan terhadap data yang satu belum tentu akan diikuti dengan perubahan data
duplikatnya.
c. Meningkatkan kecepatan dan keakuratan penyusunan laporan manajerial
Tuntutan akan ketersediaan laporan manajerial yang standar sering
mengakibatkan tekanan psikologis yang sangat tinggi bagi para manajer lini tengah.
Hal itu terjadi karena mereka harus mengumpulkan semua data yang ada,
menganalisa dan mengolah dengan prosedur yang telah ditentukan, dan kemudian
menyusun menjadi sebuah laporan manajerial.
d. Meningkatkan kualitas produk dan kecepatan layanan konsumen
Dalam lingkup persaingan antar perusahaan, faktor-faktor yang menentukan
keunggulan satu dari yang lainnya, antara lain kualitas produk dan keputusan yang
lebih baik, kecepatan layanan, dan harga yang murah. Kualitas produk dan
keputusan dapat ditingkatkan melalui pembangunan sistem informasi. Melalui
sistem informasi semua departemental dalam perusahaan akan mendapatkan aliran
informasi yang dibutuhkan tepat pada waktunya sehingga kualitas produksi dapat
ditingkatkan, karena departement persediaan barang dan departemen produksi dapat
memperoleh informasi yang jelas dan tepat dalam waktu singkat.
e. Meningkatkan citra perusahaan
Pembangunan sistem informasi akan meningkatkan citra perusahaan dari
sudut pandang staf maupun dari pihak eksternal perusahaan. Layanan konsumen
akan sangat cepat dilakukan, sementara staf juga cukup ringan dalam mengolah
ribuan transaksi yang terjadi. Kepercayaan masyarakat akan lebih meningkat dan
akan mengalirkan simpati yang cukup besar untuk mendorong tingkat pembelian
produk dari perusahaan tersebut.

F. Investasi Untuk Sebuah Keunggulan Kompetitif


Perkembangan sistem informasi di luar maupun di dalam negeri sendiri sudah
sangat membantu perusahaan dalam membangun aliran informasi dalam
perusahaan. Selain itu, tidak sedikit perusahaan yang telah memanfaatkannya
sebagai strategi kompetitif.
Istilah keunggulan kompetitif muncul pada akhir tahun 1980-an. Keunggulan
kompetitif ini dapat dicapai melalu banyak cara misalnya:
1. Harga terjangkau, Kualitas terjamin, Keramahan,
2. Kecepatan layanan, dan lain sebagainya.
Berkaitan dengan pemanfaatan sistem informasi dalam perusahaan, keunggulan
kompetitif mengacu kepada penggunaan sistem informasi untuk:
Meningkatkan kualitas informasi, Kontrol kinerja perusahaan, dan
Peningkatan layanan untuk memenangkan pasar. Ide dasarnya adalah perusahaan
menggunakan sistem informasi baik sebagai alat bantu maupun strategi yang
tangguh untuk mengintegrasikan dan mengolah data dengan cepat, tepat dan akurat
serta untuk penciptaan produk layanan baru sebagai daya saing dalam menghadapi
kompetisi.

Pertemuan 11 : E-Commerce dan E-Bussiness Hal 13


Pengantar Teknologi Informasi

Gambar.11.2 Situs Garuda Indonesia


Pembangunan sistem informasi terintegrasi berbasis teknologi informasi telah
menciptakan peluang banyak perusahaan untuk mengembangkan model-model
keunggulan kompetitif. Hal ini tentu saja dituntut adanya kreativitas dan sikap pro
aktif dari para pengelola perusahaan.

1) Layanan Sosial Media Facebook (www.facebook.com)

Gambar.11.3. Tampilan Beranda Facebook

2) Jasa Perbankan Bank Central Asia (BCA)

Gambar.11.4. Tampilan Situs BCA

Pertemuan 11 : E-Commerce dan E-Bussiness Hal 14


Pengantar Teknologi Informasi

3) Marketplace Lazada (www.lazada.co.id)

Gambar.11.5. Tampilan Situs Belanja Lazada

4) Jasa Pengiriman Barang JNE Indonesia (www.jne.co.id)

Gambar.11.6. Tampilan Situs JNE

5) Jasa Komunikasi Telkomsel (www.telkomsel.com)

Gambar.11.7. Tampilan Situs Telkomsel

Pertemuan 11 : E-Commerce dan E-Bussiness Hal 15


Pengantar Teknologi Informasi
6) Toko Online Batik Indonesia

Gambar.11.8. Tampilan Situs Toko Online

7) Jasa Pembuatan Website Toko Online (www.pijaronline.com)

Gambar.11.9. Tampilan Situs Jasa Pembuatan Website

G. Strategi Memenangkan Pasar


Pasar adalah kehidupan bagi perusahaan. Oleh karena itu, penyusunan usaha-
usaha untuk memenangkan pasar sangat penting bagi kelangsungan hidup
perusahaan. Apalagi di tengah ketatnya persaingan dan adanya produk-produk
substitusi. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu kiat atau strategi yang tepat antara
lain:
1. Strategi kepemimpinan biaya, yaitu strategi untuk memposisikan biaya produk
dan jasa yang lebih rendah namun kualitas standar tetap dipertahankan dalam
industri tersebut. Untuk dapat menentukan harga terbaik bagi konsumen, upaya
penghematan dan penekanan biaya di berbagai sektor menjadi pilihan yang tidak
dapat ditawar lagi.
2. Strategi diferensiasi, yaitu strategi untuk menciptakan keunikan di dalam
industri, seperti penyediaan produk-produk yang unik dengan kualitas yang
tinggi dan harga kompetitif.
3. Strategi fokus, yaitu strategi untuk melakukan seleksi terhadap segmen secara
lebih fokus dan memadukan dengan cost leadership atau differentiation strategy
pada segmen ini.
4. Strategi bertumbuh, yaitu strategi untuk meningkatkan pangsa pasar, khususnya
melalui SI, menjadi kekuatan perusahaan untuk meningkatkan perolehan laba

Pertemuan 11 : E-Commerce dan E-Bussiness Hal 16


Pengantar Teknologi Informasi
jangka panjang.
5. Strategi aliansi, yaitu strategi membangun kerjasama dengan rekanan bisnis
serta melakukan sinergi dari kompetensi bisnis yang ditekuni masing-masing.
Secara praktis, strategi ini dapat diterapkan dengan menciptakan SI yang dapat
menghubungkan jaring rekanan kerja.
6. Strategi inovasi, yaitu strategi untuk membangun produk-produk dan layanan-
layanan baru dengan karakteristik-karakteristik baru dan mengembangkan
jejaringan penjualan yang baru melalu pembangunan SI e-Business.
7. Strategi efisiensi internal, yaitu strategi untuk meningkatkan cara atau metode
dalam proses bisnis sehingga menciptakan kepuasan karyawan dan konsumen,
peningkatan kualitas, produktivitas, dan pengambilan keputusan.
8. Strategi orientasi konsumen, yaitu strategi yang diarahkan untuk membuat
konsumen senang, melalui TI, strategi ini dapat diimplementasikan dengan baik,
misalnya dengan membentuk layanan konsumen melalui e-mai.
9. Strategi teknologi informasi, yaitu usaha-usaha yang menjadikan TI sebagai
tumpuan atau alat bantu utama dalam melakukan pengelolaan perusahaan.
10. Strategi pengelolaan hubungan konsumen, yaitu segala usaha yang diarahkan
untuk menjadikan konsumen sebagai seorang teman.

Referensi :
1. R. Eko Indrajit, Electronic Commerce, Modul Pembelajaran Berbasis
Kompetensi dan Kualifikasi Kerja, PREINEXUS, 2016
2. R. Eko Indrajit, Electronic Business, Modul Pembelajaran Berbasis Kompetensi
dan Kualifikasi Kerja, PREINEXUS, 2016
3. I Putu Agus Eka Pratama, E-Commerce, E-Business dan Mobile Commerce,
2015, Penerbit Informatika, Bandung.
4. Wahana Komputer, Apa dan Bagaimana E-Commerce, 2007, Penerbit Andi,
Yogyakarta.
5. Anastasia Diana, E-Business, 2007, Penerbit Andi, Yogyakarta.
6. M. Suyanto, Pengantar Teknologi Informasi Untuk Bisnis, 2014, Garis Buku,
Yogyakarta.
7. Hartono Jogiyanto, Sistem Teknologi Informasi Bisnis Pendekatan Strategis, 2010,
Buku Kita, Yogyakarta.
8. www.masyhury.web.id

Pertemuan 11 : E-Commerce dan E-Bussiness Hal 17

Anda mungkin juga menyukai