Anda di halaman 1dari 12

BUDAYA DALAM PEMBERIAN ASUHAN

KEPERAWATAN
Dosen: Jonathan.Kelabora, S.SiT.,M.Kes

Kelompok 2:

Tingkat 2 A

1. Josepus Simon Tahiya


2. Abdul Ajis Rahangiar
3. Vebriana R Meturan
4. Cindi Menora
5. Zakia Somar
6. Siti Sulifa Fidmatan
7. Fatma Sangaji
8. Neta Riane Silubun

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TUAL

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan


Yang Maha Kuasa, karena atas BerkatNya sehingga
makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Banyak kendala yang kami hadapi dalam penulisan
makalah ini.

Dengan segala keterbatasan waktu dan


kemampuan yang ada, kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membantu
sangat diharapkan demi kelancaran penulisan
makalah selanjutnya. Kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis

Langgur,12 September 2019


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................

KATA PENGANTAR...........................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN......................................................................

A. Latar belakang...........................................................................
B. Rumusan masalah.....................................................................
C. Tujuan........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................

A. Pengertian..................................................................................
B. Manfaat......................................................................................
C. Jenis-jenis tindakan...................................................................
D. Faktor yang mempengaruhi.....................................................

BAB III PENUTUP...............................................................................

A. Kesimpulan................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Menjadi seorang perawat bukanlah tugas yang mudah.
Perawat terus ditantang oleh perubahan-perubahan yang ada,
baik dari lingkungan maupun klien. Dari segi lingkungan,
perawat selalu dipertemukan dengan globalisasi. Sebuah
globalisasi sangat memengaruhi perubahan dunia, khususnya
dibidang kesehatan. Terjadinya perpindahan penduduk
menuntut perawat agar dapat menyesuaikan diri dengan
perbedaan budaya. Semakin banyak terjadi perpindahan
penduduk, semakin beragam pula budaya di suatu negara.
Tuntutan itulah yang memaksa perawat agar dapat melakukan
asuhan keperawatan yang bersifat fleksibel dilingkungan yang
tepat.
Peran perawat sangat komprehensif dalam menangani
klien karena perawat adalah memenuhi kebutuhan biologis,
sosiologis, psikologi, dan spritual klien.
Menurut Leinenger, sangat penting memperhatikan
keragaman budaya dan nilai-nilai dalam peran asuhan
keperawatan kepada klien. Bila hal tersebut diabaikan oleh
perawat, akan mengakibatkan terjadinya cultural shock.
Cultural shock akan dialami oleh klien pada suatu kondisi
dimana perawat tidak mampu baradaptasi dengan perbedaan
nilai budaya. Keperawatan transkultural adalah ilmu dengan
kiat yang humanis yang difokuskan pada perilaku individu
atau kelompok serta proses untuk mempertahankan atau
meningkatkan perilaku sehat atau sakit secara fisik dan
psikokultural sesuai latar belakang budaya. Sedangkan
menurut Leinenger (1978), keperawatan transkultural adalah
suatu pelayanan keperawatan yang berfokus pada analisa dan
studi perbandingan tentang perbedaan budaya.
Tujuan dari transkultural nursing adalah untuk
mengidentifikasi, menguji, mengerti dan menggunakan norma
pemahaman keperawatan transkultural dalam meningkatkan
kebudayaan spesifik dalam asuhan keperawatan. Asumsinya
adalah berdasarkan teori caring, caring adalah esensi dari,
membedakan, mendominasi serta mempersatukan tindakan
keperawatan.
B. Rumusan masalah
1. Pengertian
2. Manfaat
3. Jenis-jenis tindakan
4. Faktor yang mempengaruhi
C. Tujuan

Untuk mengetahui yang terdapat pada rumusan masalah


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Kebudayaan adalah suatu sistem gagasan, tindakan,
hasil karya manusia yang diperoleh dengan cara belajar dalam
rangka kehidupan masyarakat. Kebudayaan ada tiga wujudnya
yaitu:
1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari
ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma,
peraturan dan sebagainya.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks
aktifitas serta tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda hasil karya
manusia, disebut kebudayaan fisik.
B. Manfaat
Penggunaan keperawatan transkultural adalah untuk
mengembangkan sains dan pohon keilmuan yang humanis
sehingga tercipta praktik keperawatan pada kultur yang
spesifik dan universal. Kultur yang spesifik adalah kultur
dengan nilai-nilai norma spesifik yang tidak dimiliki oleh
kelompok lain, seperti bahasa. Sedangkan kultur yang
universal adalah nilai atau norma yang diyakini dan dilakukan
hampir oleh semua kultur seperti budaya berolahraga membuat
badan sehat, bugar, budaya minum teh dapat membuat tubuh
sehat. Dalam melaksanakan praktik keperawatan yang bersifat
humanis, perawat perlu memahami landasan teori dan praktik
keperawatan yang berdasarkan budaya. Budaya yang telah
menjadi kebiasaan tersebut diterapkan dalam asuhan
keperawatan transkultural, melalui 3 strategi utama intervensi,
yaitu mempertahankan, bernegosiasi dan merestrukturisasi
budaya.
C. Jenis-jenis tindakan
Model konseptual yang dikembangkan oleh Leininger
dalam menjelaskan asuhan keperawatan dalam konteks budaya
digambarkan dalam bentuk matahari terbit (Sunrise Model).
Geisser (1991) menyatakan bahwa proses keperawatan ini
digunakan oleh perawat sebagai landasan berfikir dan
memberikan solusi terhadap masalah klien. Pengelolaan
asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai tahap pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
1. Pengkajian
Pengakajian adalah proses mengumpulkan data
untuk mengidentifikasi masalah kesehatan klien
sesuai dengan latar belakang budaya klien.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon klien
sesuai latar belakang budayanya yang dapat
dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensi
keperawatan. Terdapat tiga diagnosa keperawatan
yang sering ditegakkan dalam asuhan keperawatan
transkultular yaitu : gangguan komunikasi verbal
berhubungan dengan perbedaan kultur, gangguan
interaksi sosial berhubungan disorientasi
sosiokultural dan ketidakpatuhan dalam pengobatan
berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini.
3. Perencanaan dan pelaksanaan

Perencanaan dan pelaksanaan dalam


keperawatan transkultural adalah suatu proses
keperawatan yang tidak dapat dipisahkan.
Perencanaan adalah suatu proses memilih strategi
yang tepat dan pelaksanaan adalah melaksanakan
tindakan yang sesuai dengan latar belakang budaya
klien. Ada tiga pedoman yang ditawarkan dalam
keperawatan transkultural yaitu : mempertahakan
budaya yang dimiliki klien bila budaya klien tidak
bertentangan dengan kesehatan, mengakomodasi
budaya klien bila budaya yang dimiliki klien
bertentangan dengan kesehatan.

4. Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan transkultural
dilakukan terhadap keberhasilan klien tentang
mempertahankan budaya yang sesuai dengan
kesehatan, mengurangi budaya klien yang tidak
sesuai dengan kesehatan atau beradaptasi dengan
budaya baru yang mungkin sangat bertentangan
dengan budaya yang dimiliki klien. Melalui
evaluasi dapat diketahui asuhan keperawatan yang
sesuai dengan latar belakang budaya klien.
D. Faktor yang mempengaruhi
1. Faktor teknologi
Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk
memilih atau mendapat penawaran menyelesaikan masalah
dalam pelayanan kesehatan. Perawat perlu mengkaji :
persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi
masalah kesehatan, alasan mencari bantuan kesehatan,
alasan klien memilih pengobatan alternatif dan persepsi
klien tentang pengunaan dan pemanfaatan teknologi untuk
mengatasi permasalahan kesehatan saat ini.
2. Faktor agama dan falsafah hidup
Agama adalah suatu simbol yang mengakibatkan
pandangan yang amat realistis bagi para pemeluknya.
Agama memberikan motivasi yang sangat kuat untuk
menempatkan kebenaran di atas segalanya, bahkan di atas
kehidupan sendiri. Faktor agama yang harus dikaji oleh
perawat adalah: agama yang dianut, status pernikahan, cara
pandang klien terhadap penyebab penyakit, cara
pengobatan dan kebiasaan agama yang berdampak positif
terhadap kesehatan.
3. Faktor sosial dan keterikatan keluarga
Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor:
nama lengkap, nama panggilan, umur dan tempat tanggal
lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan
keputusan dalam keluarga, dan hubungan klien dengan
kepala keluarga.
4. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan
ditetapkan oleh penganut budaya yang dianggap baik atau
buruk. Norma-norma budaya adalah suatu kaidah yang
mempunyai sifat penerapan terbatas pada penganut budaya
terkait. Yang perlu dikaji pada faktor ini adalah: posisi dan
jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa yang
digunakan, kebiasaan makan, makanan yang dipantang
dalam kondisi sakit, persepsi sakit berkaitan dengan
aktifitas sehari-hari dan kebiasaan membersihkan diri.
5. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku
adalah segala sesuatu yang mempengaruhi kegiatan
individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya. Yang
perlu dikaji pada tahap ini adalah: peraturan dan kebijakan
yang berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota
keluarga yang boleh menunggu, cara pembayaran untuk
klien yang dirawat.
6. Faktor ekonomi
Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan
sumber-sumber material yang dimiliki untuk membiayai
sakitnya agar segera sembuh. Faktor ekonomi yang harus
dikaji oleh perawat diantaranya: pekerjaan klien, sumber
biaya pengobatan, tabungan yang dimiliki oleh keluarga,
biaya dari sumber lain misalnya asuransi, penggantian
biaya dari kantor atau patungan antar anggota keluarga.
7. Faktor pendidikan
Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman
klien dalam menempuh jalur pendidikan formal tertinggi
saat ini. Semakin tinggi pendidikan klien maka keyakinan
klien biasanya di dukung oleh bukti-bukti ilmiah yang
rasional dan individu tersebut dapat belajar beradaptasi
terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya.
Hal yang perlu dikaji tahap ini adalah: tingkat pendidikan
klien, jenis pendidikan serta kemampuannya untuk belajar
secara aktif mandiri tentang pengalaman sakitnya sehingga
tidak terulang kembali.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Menjadi seorang perawat bukanlah tugas yang mudah.
Perawat terus ditantang oleh perubahan-perubahan yang ada,
baik dari lingkungan maupun klien. Semakin banyak terjadi
perpindahan penduduk, semakin beragam pula budaya di suatu
negara. Tuntutan itulah yang memaksa perawat agar dapat
melakukan asuhan keperawatan yang bersifat fleksibel
dilingkungan yang tepat.
Peran perawat sangat komprehensif dalam menangani
klien karena tugas perawat adalah memenuhi kebutuhan
biologis, sosiologis, psikologi, dan spritual klien.
DAFTAR PUSTAKA

Leininger. M & McFarland. M.R, (2002), Transcultural Nursing :


Concepts, Theories, Research and Pratice, 3rd Ed, USA, Mc-Graw
Hill Companies

Gunawijaya, J (2010), Kuliah umum tentang budaya dan perspektif


transkultural dalam keperawatan Mata ajar KDK II 2010, semester
genap FIK-UI

Anda mungkin juga menyukai