Anda di halaman 1dari 12

NILAI DAN FILOSOFI HUKUM ADAT DAN BUDAYA

(Dosen: Jonathan Kelabora. S.SiT, M.kes)

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1 KELAS II A
1. Kostantinus. Jamlaay
2. Marselius. Tharob
3. Helena ratri pelly. Renuw
4. Sesilia. Skukubun
5. Jean M. Laimeheriwa
6. Nova. Rahanra
7. Rani. Reubun
8. Ila. Rettob

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TUAL
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas karuniaNya
penulis dapat menyelesaikan makalah tentang”NILAI DAN FILOSOFI HUKUM ADAT
DAN BUDAYA”, Dengan tepat pada waktunya.
Adapun dalam penyusunan ini, penulis menyadari bahwa , dalam makalah ini masih
memiliki banyak kekurangan, karena penulis mengaharapkan kritik dan saran dari para
pembaca demi penyempurnaan makalah ini.

Penulis

Langgur, 11 september 2019


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar belakang
B.Rumusan masalah
C. tujuan penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Nilai dan filosofi hokum adat dan budaya
B. Konsep Nilai
C. Konsep Filosofi hokum adat
D. Konsep budaya dan kebudayaan
E. Tujuan Perawat mempelajari konsep Budaya atau kebudayaan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nilai adalah sesuatu yang dipentingkan manusia sebagai subjek, menyangkut
segala sesuatu yang baik atau yang buruk, sebagai abstraksi, pandangan atau
maksud dari berbagai pengalaman dalam seleksi perilaku yang ketat. Hukum adat
adalah sistem hukum yang dikenal dalam lingkungan kehidupan sosial di Indonesia
dan negara-negara Asia lainnya seperti Jepang, India, dan Tiongkok. Sumbernya
adalah peraturan-peraturan hukum tidak tertulis yang tumbuh dan berkembang dan
dipertahankan dengan kesadaran hukum masyarakatnya.Peraturan-peraturan ini
tidak tertulis dan tumbuh kembang, maka hukum adat memiliki kemampuan
menyesuaikan diriBudaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan
politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.Bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia
sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda
budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan.
B. Rumusan Masalah
Menjelaskan tentang:
1. Konsep nilai
2. Konsep filosofi hokum adat
3. Konsep budaya dan kabudayaan
4. Tujuan perawat mempelajari konsep budaya atau kebudayaan
C. Tujuan Penulisan
Untuk memahami Nilai dan filosofi hokum adat dan budaya atau kebudayaan serta
mengetahui Tujuan perawat dalam mempelajari konsep budaya atau kebudayaan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Nilai dan Filosofi hokum adat dan Budaya


 Suatu nilai apabila sudah membudaya didalam diri seseorang, maka nilai itu
akan dijadikan sebagai pedoman atau petunjuk di dalam bertingkahlaku. Hal ini
dapat dilihat dalam kehidupan sehari – hari, misalnya budaya gotong royong,
budaya malas, dan lain – lain. Jadi, secara universal, nilai itu merupakan
pendorong bagi seseorang dalam mencapai tujuan tertentu. Jadi dapat
disimpulkan bahwa nilai budaya adalah suatu bentuk konsepsi umum yang
dijadikan pedoman dan petunjuk di dalam bertingkah laku baik secara
individual, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan tentang baik buruk,
benar salah, patut atau tidak patut.
 Filosofi dari hukum Adat, adalah sebenarnya nilai-nilai dan sifat Hukum Adat
itu sangat identik dan bahkan sudah terkandung dalam butir-butir Pancasila.
Sebagai contoh, religio magis, gotong royong, musyawarah mufakat dan
keadilan. Dengan demikian Pancasila merupakan kristalisasi dari Hukum Adat.
Dasar Berlakunya Hukum Adat ditinjau dari segi Filosofi Hukum Adat
yang hidup, tumbuh dan berkembang di indonesia sesuai dengan
perkembangan jaman yang berfiat luwes, fleksibel sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila seperti yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945.
 Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik,
adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
kebudayaan sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya
manusiadalam rangka kehidupanbermasyarakat yang dijadikan milik diri
manusia dengan belajar.
B. Konsep Nilai
1. Theodorson Pelly (1994) mengemukakan bahwa nilai merupakan sesuatu
yang abstrak, yang dijadikan pedoman serta prinsip – prinsip umum dalam
bertindak dan bertingkah laku. Keterikatan orang atau kelompok terhadap nilai
menurut Theodorson relatif sangat kuat dan bahkan bersifat emosional. Oleh
sebab itu, nilai dapat dilihat sebagai tujuan kehidupan manusia itu sendiri.
Sedangkan yang dimaksud dengan nilai budaya itu sendiri sduah dirmuskan
oleh beberapa ahli seperti :
2. Menurut Koentjaraningrat (1987:85) lain adalah nilai budaya terdiri
dari konsepsi–konsepsi yang hidup dalam alam fikiran sebahagian
besar warga masyarakat mengenai hal–hal yang mereka anggap amat
mulia. Sistem nilai yang ada dalam suatu masyarakat dijadikan orientasi
dan rujukan dalam bertindak. Oleh karena itu, nilai budaya yang
dimiliki seseorang mempengaruhinya dalam menentukan alternatif,
cara–cara, alat–alat, dan tujuan – tujuan pembuatan yang tersedia.
3. Clyde Kluckhohn(1994) mendefinisikan nilai budaya sebagai konsepsi
umum yang terorganisasi, yang mempengaruhi perilaku yang
berhubungan dengan alam, kedudukan manusia dalam alam, hubungan
orang dengan orang dan tentang hal–hal yang diingini dan tidak diingini
yang mungkin bertalian dengan hubungan orang dengan lingkungan dan
sesama manusia.
Suatu nilai apabila sudah membudaya didalam diri seseorang, maka
nilai itu akan dijadikan sebagai pedoman atau petunjuk di dalam
bertingkahlaku. Hal ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari – hari,
misalnya budaya gotong royong, budaya malas, dan lain – lain. Jadi,
secara universal, nilai itu merupakan pendorong bagi seseorang dalam
mencapai tujuan tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai budaya
adalah suatu bentuk konsepsi umum yang dijadikan pedoman dan
petunjuk di dalam bertingkah laku baik secara individual, kelompok
atau masyarakat secara keseluruhan tentang baik buruk, benar salah,
patut atau tidak patut.

Nilai Budaya
Nilai-nilai budaya merupakan nilai- nilai yang disepakati dan tertanam
dalam suatu masyarakat, lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang
mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan (believe), simbol-simbol, dengan
karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan
prilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi.
Sistem budaya merupakan tingkatan tingkat yang paling tinggi dan abstrak
dalam adat istiadat. Hal itu disebabkan karena nilai – nilai budaya itu merupakan
konsep – konsep mengenai apa yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar
dari dari warga suatu masyarakat mengenai apa yang mereka anggap bernilai ,
berharga, dan penting dalam hidup, sehingga dapat berfungsi sebagai suatu
pedoman yang memberi arah dan orientasi kepada kehidupan para warga
masyarakat itu sendiri.
Nilai – nilai budaya ini bersifat umum , luas dan tak konkret maka nilai –
nilai budaya dalam suatu kebudayaan tidak dapat diganti dengan nilai-nilai
budaya yang lain dalam waktu yang singkat.Dalam masyarakat ada sejumlah
nilai budaya yang satu dan yang lain berkaitan satu sama lain sehingga
merupakan suatu sistem, dan sistem itu sebagai suatu pedoman dari konsep –
konsep ideal dalam kebudayaan memberi pendorong yang kuat terhadap arah
kehidupan masyarakat.

C. Konsep Filosofi Hukum Adat


Filosofi dari hokum Adat, adalah sebenarnya nilai-nilai dan sifat Hukum
Adat itu sangat identik dan bahkan sudah terkandung dalam butir-butir Pancasila.
Sebagai contoh, religio magis, gotong royong, musyawarah mufakat dan
keadilan. Dengan demikian Pancasila merupakan kristalisasi dari Hukum Adat.
Dasar Berlakunya Hukum Adat ditinjau dari segi Filosofi Hukum Adat yang
hidup, tumbuh dan berkembang di indonesia sesuai dengan perkembangan
jaman yang berfiat luwes, fleksibel sesuai dengan nilai-nilai Pancasila seperti
yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945. UUD 1945 hanya menciptakan
pokok-pokok pikiran yang meliputi suasana kebatinan dari UUD RI. Pokok
pokok pikiran tersebut menjiwai cita-cita hukum meliputi hukum negara baik
yang tertulis maupun yang tidak tertulis.
Dalam pembukaan UUD 1945 pokok pokok pikiran yang menjiwai
perwujudan cicta-cita hukum dasar negara adalah Pancasila. Penegasan
Pancasila sebagai sumbertertib hukum sangat berarti bagi hukum adat karena
Hukum Adat berakar pada kebudayaan rakyat sehingga dapat menjelmakan
perasaan hukum yang nyata dan hidup dikalangan rakyat dan mencerminkan
kepribadian masyarakat dan bangsa Indonesia (Wignjodipoero, l983:14).
Dengan demikian hukum adat secara filosofis merupakan hukum yang berlaku
sesuai Pancasila sebagai pandangan hidup atau falsafah hidup bangsa Indonesia.

D. Konsep Budaya dan Kebudayaan


1) .Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.Bahasa, sebagaimana
juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak
orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
2). Kebudayaan.
Dalam hal ini, Prof.Dr. Koentjoroningrat mendefenisikan kebudayaan sebagai
keseluruhan system gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka
kehudupan bermasyarakat yang di jadikan milik diri manusia dengan belajar.
Kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara berarti buah budi manusia adalah hasil
perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat
dan masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi
berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna
mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
Malinowski menyebutkan bahwa kebudayaan pada prinsipnya berdasarkan atas
berbagai system kebutuhan manusia. Tiap tingkat kebutuhan itu menghadirkan
corak budaya yang khas. Misalnya, guna memenuhi kebutuhan manusia akan
keselamatannya maka timbul kebudayaan yang berupa perlindungan, yakni
seperangkat budaya dalam bentuk tertentu,
E.B Taylor (1873:30) dalam bukunya primitive kultural kebudayaan adalah suatu
satu kesatuan atau jalinan kompleks, yaitu meliputi pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, susila, hokum, adat istiadat dan kesanggupan-kesanggupan lain yang
diperoleh seseorang sebagai anggota masyarakat.
Hukum adat adalah sistem hukum yang dikenal dalam lingkungan kehidupan
sosial di Indonesia dan negara-negara Asia lainnya seperti Jepang, India, dan
Tiongkok. Sumbernya adalah peraturan-peraturan hukum tidak tertulis yang
tumbuh dan berkembang dan dipertahankan dengan kesadaran hukum
masyarakatnya.Peraturan-peraturan ini tidak tertulis dan tumbuh kembang, maka
hukum adat memiliki kemampuan menyesuaikan diri dan elastis. Penegak hukum
adat adalah pemuka adat sebagai pemimpin yang sangat disegani dan besar
pengaruhnya dalam lingkungan masyarakat adat untuk menjaga keutuhan hidup
sejahtera.
Hukum adat ini didasarkan pada nilainilai yang hidup dalam setiap masyarakat
hukum adat, apabila didasarkan pada perwilayahan lingkungan masyarakat adat,
sebagaimana dikemukakan oleh Cornelis van Vollenhoven maka akan memiliki
nilai-nilai hokum adat pada setiap masyarakat adat di 23 (dua puluh tiga)
lingkungan wilayah adat, sedangkan menurut ezt maka akan memiliki nilai-nilai
hukum adat pada setiap masyarakat adat di 350 lingkungan wilayah adat beserta
budayanya. Hukum adat di Indonesia terdiri dari berbagai macam hukum adat,
menurut Puchta (1798-1846) murid von Savigny hukum adat yang semacam ini
tidak dapat dijadikan hokum secara nasional hanya sebagai keyakinan bagi
masyarakatnya masing-masing, nilai-nilainya juga tidak dapat dimasukkan di
dalam system hukum nasional, keculai hukum adat yang dimiliki, diyakini dan
diamalkan secara terus menerus.

E.Tujuan perawat mempelajari konsep budaya atau kebudayaan


Untuk mendapatkan informasi yang signifikan dari klien sehingga perawat
dapat menerapkan kesamaan budaya. Perawat dalam melakukan pengkajian
terhadap kebudayaan klien dimulai dari menentukan warisan kultural budaya klien,
latar belakang organisasi social, dan keterampilan bahasa serta menanyakan
penyebab penyakit atau masalah untuk mengetahui klien mendapatkan pengobatan
rakyat secara tradisional baik secara ilmia maupun mesodisoreligius atau katarahma,
suci untuk mencegah dan mengatasi penyakit.
Hal ini dilakukan untuk pemenuhan komponen pengkajian budaya untuk
menyediakan informasi yang berguna dalam mengumpulkan data kebudayaan klien.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Nilai budaya adalah suatu bentuk konsepsi umum yang dijadikan pedoman
dan petunjuk di dalam bertingkah laku baik secara individual, kelompok atau
masyarakat secara keseluruhan tentang baik buruk, benar salah, patut atau tidak
patut. Filosofi dari hukum Adat, adalah sebenarnya nilai-nilai dan sifat Hukum
Adat itu sangat identik dan bahkan sudah terkandung dalam butir-butir Pancasila.
Sebagai contoh, religio magis, gotong royong, musyawarah mufakat dan keadilan.
kebudayaan sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya
manusiadalam rangka kehidupanbermasyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan belajar. Perawat dapat mengetahui kebudayaan klien untuk dapat
menyediakan informasi yang berguna dalam mengumpulkan data klien.
DAFTAR PUSTAKA

Benny Kurniawan, 2012, ILMU BUDAYA DASAR, Tanggerang selatan : Jelaja Nusa
Herimanto, 2011, Ilmu social dan budaya dasar, Jakarta : Bumi aksara.
Soedijat, Imam, 1981, Asas-asas Hukum Adat Bekal Pengantar, Liberty,
Yogyakarta.
Soekanto, Soerjono, 2001, Hukum Adat Indonesia, PT Raja Grafindo persada,
Jakarta.
Carol Taylor, Carol Lilis. 1997 . Fundamentals of Nursing : the art and science of
nursing care.Vol I 3ed. Philadelpina : Lippincott.

Anda mungkin juga menyukai