Anda di halaman 1dari 19

FUNGSI OTORITAS JASA KEUANGAN SEBAGAI LEMBAGA

PENGAWAS PERBANKAN NASIONAL DI INDONESIA

LINA MAULIDIANA
Dosen Fakultas Hukum Universitas Sang Bumi Ruwaijurai, Jl. Imam Bonjol No. 468
Langkapura Bandar Lampung

ABSTRACT
Applicability of Act No. 21 of 2011 on the Financial Services Authority makes a
shift in applying the model to the supervision of financial idustri particularly the
banking sector in Indonesia. Issues to be discussed is how the Financial Services
Authority functions as a watchdog on the activities of national banks in Indonesia.
Based on the results of the study can be stated that the Financial Services
Authority functions as a watchdog on the activities of national banks in Indonesia
is regulation and supervision of institutions, health, aspects of prudential and
bank examination, the authority is the authority in the regulation and supervision
of microprudential. Suggestions from this study are expected to Keangan Services
Authority to independence in carrying out the functions, duties, authority setting,
supervision, examination and investigations are legally free from interference by
other parties can be done well.

Keywords: Functions, Financial Services Authority, Banking

I.PENDAHULUAN OJK mutlak dibentuk guna


Berlakunya Undang-Undang mengantisipasi kompleksitas sistem
Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas keuangan global dari ancaman krisis.
Jasa Keuangan (OJK) yang untuk Pembentukan OJK dilandasi motivasi
selanjutnya disebut dengan UU OJK, yang baik yaitu untuk meningkatkan
memperlihatkan bahwa Indonesia akan kualitas pengawasan perbankan, pasar
bergeser dalam menerapkan model modal dan lembaga keuangan non bank
pengawasan terhadap industri oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan
keuangannya. Lembaga Keuangan(Bapepam-LK) dan
Pasal 5 UU OJK menjelaskan lembaga keuangan bank yang selama
bahwa OJK memiliki fungsi untuk ini pengawasannya berada dibawah
menyelenggarakan sistem pengaturan naungan Bank Indonesia.
dan pengawasan yang terintegrasi UU OJK dinilai penting karena
terhadap keseluruhan kegiatan dalam dua alasan utama yaitu:
sektor jasa keuangan, maka seluruh 1. Nilai aset dan transaksi jasa
fungsi pengaturan dan pengawasan keuangan Indonesia yang
terhadap sektor keuangan yang kini semakin besar dan Semakin
masih tersebar di Bank Indonesia dan canggih dan beragamnya produk-
Badan Pengawas Pasar Modal dan produk keuangan dan investasi di
Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Indonesia.
akan menyatu kedalam OJK.
2. Selain itu mencegah merebaknya II. PEMBAHASAN
frauding di indusri keuangan Kedudukan Hukum Otoritas Jasa
yang Keuangan
Menyikapi persoalan-persoalan
3. semakin sulit dideteksi. perbankan di Amerika Serikat dibentuk
(http://www.imq21.com/news/rea lembaga Otoritas Jasa Keuangan yang
d/44067/20111031/112218/OJK- bekerja sama dengan Federal Reserve
dan-Stabilitas-Sistem-Keuangan- Bank. Pembentukan lembaga otoritas
Nasional.html, diunduh pada hari jasa keuangan di Indonesia sudah
selasa, tanggal 17 September dimulai sejak terjadinya krisis di Tahun
2013, pukul 08.15 WIB) 1998 yang kemudian ditegaskan dalam
Kalangan emiten pasar modal, Pasal 34 UU BI dan pada awal
kehadiran OJK diharapkan dapat pembentukannya disebut dengan
menjembatani kepentingan antar Bank Lembaga Pengawasan Jasa Keuangan
Indonesia dan Kementrian Keuangan (LPJK). Hingga diundangkannya UU
yang dalam beberapa kesempatan OJKpada Tanggal 22 November 2011.
sempat bermasalah.Namun pihak Banyaknya permasalahan lintas
emiten juga menekankan bahwa sektoral di sektor jasa keuangan, yang
kehadiran OJK nantinya juga jangan meliputi tindakan moral hazard, belum
membebani industri dan APBN, dalam optimalnya perlindungan konsumen
hal pajak dan lain sebagainya. (Wahyu jasa keuangan, dan terganggunya
Utomo, “OJK Bagian Reformasi stabilitas sistem keuangan semakin
Ekonomi Indonesia”, artikel dan mendorong diperlukannya
JurnalNasional, 26 Januari 2012, hlm. pembentukan lembaga pengawasan di
13). sektor jasa keuangan yang terintegrasi.
Kehadiran OJK dalam per Pengawasan diperlukan karena
kembangan sektor keuangan di adanya potensi moral hazard
Indonesia diharapkan dapat membantu (penyelewengan/penyalahgunaan)oleh
lancarnya kegiatan lembaga-lembaga para pelaku ekonomi yang tentunya
jasa keuangan, sehingga pengaturan berdampak negative terhadap
terhadap kegiatan jasa keuangan dapat perekonomian. Teori ekonomi me
ter-cover dengan baik, yang pada nunjukkan bahwa moral hazard
akhirnya memberikan dampak yang disebabkan oleh adanya asymmetric
positif bagi perkembangan information.Asymmetric information
perekonomian di Indonesia pada menyebabkan dua hal, yaitu moral
umumnya. Untuk itu perlu diketahui hazard dan adverse selection
bagaimanakah fungsiOtoritas Jasa (kesalahan memilih). Asymmetric
Keuangan (OJK) sebagai lembaga information adalah kondisi dimana
pengawas kegiatan perbankan nasional informasi tidak tersebar merata antar
di Indonesia. pelaku ekonomi. (Wahyu Utomo,
“OJK Bagian Reformasi Ekonomi

Fungsi Otoritas Jasa Keuangan Sebagai Lembaga Pengawas...... (Lina Maulidiana) 103
Indonesia”, artikel dan JurnalNasional, tepat, dalam UU OJK diatur juga
26 Januari 2012, hlm. 215). mekanisme seleksi yang transparan,
Sehubungan dengan hal tersebut akuntabel, dan melibatkan partisipasi
di atas, perlu dilakukan penataan publik melalui suatu panitia seleksi
kembali struktur pengorganisasian dari yang unsur-unsurnya terdiri atas
lembaga-lembaga yang melaksanakan pemerintah, Bank Indonesia, dan
tugas pengaturan dan pengawasan di masyarakat sektor jasa keuangan.
sektor jasa keuangan yang mencakup (Wahyu Utomo, “OJK Bagian
sektor perbankan, pasar modal, Reformasi Ekonomi Indonesia”, artikel
perasuransian, dana pensiun, lembaga dan Jurnal Nasional, 26 Januari 2012,
pembiayaan, dan lembaga jasa hlm. 222).
keuangan lainnya. Penataan dimaksud Penjelasan Pasal, 34 Angka (2)
dilakukan agar dapat dicapai UU Nomor 21 Tahun 2011
mekanisme koordinasi yang lebih mengamanatkan pembiayaan OJK
efektif di dalam menangani mandiri berasal dari pungutan dari
permasalahan yang timbul dalam penyelenggara jasa keuangan,
sistem keuangan sehingga dapat lebih sedangkan pembiayaan dari APBN
menjamin tercapainya stabilitas sistem dbutuhkan hanya pada saat pungutan
keuangan.Pengaturan dan pengawasan yang dilakukan tidak memenuhi
terhadap keseluruhan kegiatan jasa pembiayaan operasional OJK
keuangan tersebut harus dilakukan APBN bagi OJK hanya
secara terintegrasi. merupakan sumber pembiayaan
Kedudukan hukum Otoritas Jasa sementara atau pembiayaan risiko
Keuangan (OJK) ditetapkan sebagai operasional OJK. Pungutan yang
lembaga yang independen dalam dilakukan OJK terhadap pihak yang
melaksanakan tugas dan wewenangnya, melakukan kegiatan di sektor jasa
bebas dari campur tangan pihak lain, keuangan adalah:
kecuali untuk hal tertentu yang diatur a. Pungutan perizinan.
tegas dalam UU Nomor 21 Tahun b. Pungutan persetujuan.
2011.Akan tetapi, meski independen, c. Pungutan pendaftaran.
anggaran OJK bersumber pada APBN, d. Pungutan pengesahan.
dan/atau pungutan dari penyelenggara e. Biaya pengaturan, pengawasan,
jasa. pemeriksaan, penelitian, dan
Independensi OJK tercermin transaksi perdagangan efek.
dalam kepemimpinan OJK.Secara (http://infomoneter.com/apbn-
orang perorangan, pimpinan OJK bagi-ojk-merupakan-sumber-
memiliki kepastian masa jabatan dan pembiayaan-sementara/ ,
tidak dapat diberhentikan, kecuali diunduh pada jam 07.30 WIB).
memenuhi alasan yang secara tegas Sebagai lembagayang bersifat
diatur dalam UU OJK. Disamping itu, independen dalam menjalankan
untuk mendapatkan pimpinan yang tugasnya dan kedudukannya berada di

104 KEADILAN PROGRESIF Volume 5 Nomor 1 Maret 2014


luar pemerintah. OJK berkewajiban konstitusi Negara Kesatuan Republik
menyampaikan laporan kepada Badan Indonesia.
Pemeriksa Keuangan dan Dewan
Perwakilan Rakyat. Fungsi Otoritas Jasa Keuangan
Secara kelembagaan, OJK berada (Sebagai Lembaga Pengawas
di luar Pemerintah, yang dimaknai Perbankan Nasional Di Indonesia
bahwa OJK tidak menjadi bagian dari Mewujudkan perekonomian
kekuasaan Pemerintah. Namun, tidak nasional yang mampu tumbuh dengan
menutup kemungkinan adanya unsur- stabil dan berkelanjutan, menciptakan
unsur perwakilan Pemerintah karena kesempatan kerja yang luas dan
pada hakikatnya OJK merupakan seimbang di semua sektor
otoritas di sektor jasa keuangan yang perekonomian, serta memberikan
memiliki relasi dan keterkaitan yang kesejahteraan secara adil kepada
kuat dengan otoritas lain, dalam hal ini seluruh rakyat Indonesia maka program
otoritas fiskal dan moneter. Oleh pembangunan ekonomi nasional harus
karena itu, lembaga ini melibatkan dilaksanakan secara komprehensif dan
keterwakilan unsur- unsur dari kedua mampu menggerakkan kegiatan
otoritas tersebut secara Ex-officio. perekonomian nasional yang memiliki
Keberadaan Ex-officio ini dimaksudkan jangkauan yang luas dan menyentuh ke
dalam rangka koordinasi, kerja sama, seluruh sektor riil dari perekonomian
dan harmonisasi kebijakan di bidang masyarakat Indonesia. Program
fiskal, moneter, dan sektor jasa pembangunan ekonomi nasional juga
keuangan. Keberadaan Ex-officio juga harus dilaksanakan secara transparan
diperlukan guna memastikan dan akuntabel yang berpedoman pada
terpeliharanya kepentingan nasional prinsip demokrasi ekonomi
dalam rangka persaingan global dan sebagaimana diamanatkan Pancasila
kesepakatan internasional, kebutuhan dan Undang-Undang Dasar Negara
koordinasi, dan pertukaran informasi Republik Indonesia Tahun 1945.
dalam rangka menjaga dan memelihara Untuk mencapai tujuan tersebut,
stabilitas sistem keuangan. program pembangunan ekonomi
Untuk mewujudkan koordinasi, nasional perlu didukung oleh tata
kerja sama, dan harmonisasi kebijakan kelola pemerintahan yang baik yang
yang baik, Otoritas Jasa Keuangan secara terus menerus melakukan
harus merupakan bagian dari sistem reformasi terhadap setiap komponen
penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam sistem perekonomian nasional.
yang berinteraksi secara baik dengan Salah satu komponen penting dalam
lembaga-lembaga negara dan sistem perekonomian nasional
pemerintahan lainnya dalam mencapai dimaksud adalah sistem keuangan dan
tujuan dan cita-cita kemerdekaan seluruh kegiatan jasa keuangan yang
Indonesia yang tercantum dalam menjalankan fungsi intermediasi bagi

Fungsi Otoritas Jasa Keuangan Sebagai Lembaga Pengawas...... (Lina Maulidiana) 105
berbagai kegiatan produktif di dalam pengawasan di sektor jasa keuangan
perekonomian nasional. yang terintegrasi.
Fungsi intermediasi yang Di Indonesia pengawasan
diselenggarakan oleh berbagai lembaga lembaga keuangan (LK) dilakukan oleh
jasa keuangan, dalam perkembangan tiga institusi, yaitu Kementrian
nya telah memberikan kontribusi yang Koperasi, Bapepam-LK, dan Bank
cukup signifikan dalam penyediaan Indonesia. Pengawasan lembaga
dana untuk pembiayaan pembangunan keuangan bank, yang mencakup Bank
ekonomi nasional. Oleh karena itu, Umum,BPR, dan Bank Syariah,
Negara senantiasa memberikan dilakukan oleh Bank Indonesia.
perhatian yang serius terhadap Pengawasna lembaga keuangan non
perkembangan kegiatan sektor jasa bank dipecah menjadi dua, yaitu
keuangan tersebut, dengan lembaga keuangan non bank non
mengupayakan terbentuknya kerangka koperasi diawasi oleh Bapepam-LK,
peraturan dan pengawasan sektor jasa sementara itu lembaga keuangan non
keuangan yang terintegrasi dan bank koperasi diawasi oleh Kementrian
komprehensif. Koperasi. (Hermansyah, Hukum
Terjadinya proses globalisasi Perbankan Nasional Indonesia,
dalam sistem keuangan dan pesatnya Ditinjau Menurut Undang-Undang
kemajuan di bidang teknologi Nomor 7 Tahun 1992 Tentang
informasi serta inovasi finansial telah Perbankan Sebagaimana Telah Diubah
menciptakan sistem keuangan yang Dengan Undang-Undang Nomor 10
sangat kompleks, dinamis, dan saling Tahun 1998, dan Undang- Undang
terkait antar-subsektor keuangan baik Nomor 23 Tahun 1999 junto Undang-
dalam hal produk maupun Undang Nomor 3 Tahun 2004 Tentang
kelembagaan. Di samping itu, Bank Indonesia serta Undang-Undang
adanya lembaga jasa keuangan yang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang
memiliki hubungan kepemilikan di Otoritas Jasa Keuangan (OJK),,
berbagai subsektor keuangan Kencana Prenada Media Grup, Jakarta,
(konglomerasi) telah menambah 20013, hlm, 214).
kompleksitas transaksi dan interaksi Pengawasan diperlukan karena
antar lembaga jasa keuangan di dalam adanya potensi moral hazard
sistem keuangan. (penyelewengan/penyalahgunaan)oleh
Banyaknya permasalahan lintas para pelaku ekonomi yang tentunya
sektoral di sektor jasa keuangan, yang berdampak negatif terhadap per
meliputi tindakan moral hazard, ekonomian. Teori ekonomi
belum optimalnya perlindungan menunjukkan bahwa moral hazard
konsumen jasa keuangan, dan disebabkan oleh adanya asymmetric
terganggunya stabilitas sistem information. Asymmetric information
keuangan semakin mendorong adalah kondisi dimana informasi tidak
diperlukannya pembentukan lembaga tersebar merata antar pelaku ekonomi.

106 KEADILAN PROGRESIF Volume 5 Nomor 1 Maret 2014


Asymmetric information menyebabkan permasalahan yang timbul dalam
dua hal, yaitu moral hazard dan sistem keuangan sehingga dapat lebih
adverse selection (kesalahan memilih). menjamin tercapainya stabilitas sistem
(Hermansyah, Hukum Perbankan keuangan. Pengaturan dan pengawasan
Nasional Indonesia,....... Kencana terhadap keseluruhan kegiatan jasa
Prenada Media Grup, Jakarta, 20013, keuangan tersebut harus dilakukan
hlm, 215). secara terintegrasi.
Praktik moral hazard di sektor Selain pertimbangan-pertimbang
keuangan,tidak saja dilakukan oleh an terdahulu, berdasarkan UU BI
lembaga keuangan, namun mungkin sebagaimana telah beberapa kali
juga dilakukan oleh nasabah/rumah diubah, terakhir dengan Undang-
tangga. Moral hazard terjadi karena Undang Nomor 6 Tahun 2009 tentang
lemahnya sistem pengawasan lembaga Penetapan Peraturan Pemerintah
keuangan yang disebabkan oleh Pengganti Undang-Undang Nomor 2
beberapa faktor, yaitu: Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua
Lemahnya sistem arsitektur atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
pengawasan keuangan di Indonesia. 1999 tentang Bank Indonesia
a. Tidak adanya pertukaran arus Menjadi Undang-Undang, juga
informasi (data sharing dan data mengamanatkan pembentukan lembaga
interfacing) antar lembaga pengawasan sektor jasa keuangan yang
pengawas lembaga keuangan. mencakup perbankan, asuransi, dana
b. Masih tingginya egosentris antar pensiun, sekuritas, modal ventura dan
lembaga pengawas lembaga perusahaan pembiayaan, serta badan-
keuangan. (Hermansyah, Hukum badan lain yang menyelenggarakan
Perbankan Nasional pengelolaan dana masyarakat.
Indonesia,....... Kencana Prenada Lembaga pengawasan sektor jasa
Media Grup, Jakarta, 20013, hlm, keuangan tersebut di atas pada
215). hakikatnya merupakan lembaga ber
Sehubungan dengan hal sifat independen dalam menjalankan
tersebut di atas, perlu dilakukan tugasnya dan kedudukannya berada di
penataan kembali struktur peng luar pemerintah. Lembaga ini
organisasian dari lembaga-lembaga berkewajiban menyampaikan laporan
yang melaksanakan tugas pengaturan kepada Badan Pemeriksa Keuangan
dan pengawasan di sektor jasa dan Dewan Perwakilan Rakyat.
keuangan yang mencakup sektor OJK adalah lembaga baru yang
perbankan, pasar modal, perasuransian, didirikan berdasarkan Undang-Undang
dana pensiun, lembaga pembiayaan, Nomor 21 Tahun 2011. Lembaga ini
dan lembaga jasa keuangan lainnya. didirikan untuk melakukan pengawasan
Penataan dimaksud dilakukan agar atas industri jasa keuangan secara
dapat dicapai mekanisme koordinasi terpadu.
yang lebih efektif di dalam menangani

Fungsi Otoritas Jasa Keuangan Sebagai Lembaga Pengawas...... (Lina Maulidiana) 107
UU OJK pada dasarnya memuat dengan tetap mempertimbangkan aspek
ketentuan tentang organisasi dan tata positif globalisasi.
kelola (governance) dari lembaga yang Otoritas Jasa Keuangan dibentuk
memiliki otoritas pengaturan dan dan dilandasi dengan prinsip-prinsip
pengawasan terhadap sektor jasa tata kelola yang baik, yang meliputi
keuangan. Sedangkan ketentuan independensi, akuntabilitas, per
mengenai jenis-jenis produk jasa tanggung jawaban, transparansi, dan
keuangan, cakupan dan batas-batas kewajaran (fairness).
kegiatan lembaga jasa keuangan, Secara kelembagaan, OJK berada
kualifikasi dan kriteria lembaga jasa di luar Pemerintah, yang dimaknai
keuangan, tingkat kesehatan dan bahwa OJK tidak menjadi bagian dari
pengaturan prudensial serta ketentuan kekuasaan Pemerintah. Namun, tidak
tentang jasa penunjang sektor jasa menutup kemungkinan adanya unsur-
keuangan dan lain sebagainya yang unsur perwakilan Pemerintah karena
menyangkut transaksi jasa pada hakikatnya OJK merupakan
keuangan diatur dalam Undang- otoritas di sektor jasa keuangan yang
Undang sektoral tersendiri, yaitu memiliki relasi dan keterkaitan yang
Undang-Undang tentang Perbankan, kuat dengan otoritas lain, dalam hal ini
Pasar Modal, Usaha Perasuransian, otoritas fiskal dan moneter. Oleh
Dana Pensiun, dan peraturan karena itu, lembaga ini melibatkan
perundang-undangan lain yang terkait keterwakilan unsur- unsur dari kedua
dengan sektor jasa keuangan lainnya. otoritas tersebut secara Ex-officio.
OJK dibentuk dengan tujuan Berdasarkan UU OJK Ke
agar keseluruhan kegiatan jasa beradaan keanggotaan Ex-officio pada
keuangan di dalam sektor jasa Dewan Komisioner OJK ini
keuangan terselenggara secara teratur, dimaksudkan dalam rangka koordinasi,
adil, transparan, dan akuntabel, serta kerja sama, dan harmonisasi kebijakan
mampu mewujudkan sistem keuangan di bidang fiskal, moneter, dan sektor
yang tumbuh secara berkelanjutan jasa keuangan. Keberadaan Ex-officio
dan stabil, dan mampu melindungi juga diperlukan guna memastikan
kepentingan konsumen dan terpeliharanya kepentingan nasional
masyarakat. Dengan tujuan ini, OJK dalam rangka persaingan global dan
diharapkan dapat mendukung kesepakatan internasional, kebutuhan
kepentingan sektor jasa keuangan koordinasi, dan pertukaran informasi
nasional sehingga mampu dalam rangka menjaga dan memelihara
meningkatkan daya saing nasional. stabilitas sistem keuangan.
Selain itu, OJK harus mampu menjaga Selama triwulan III-2013,
kepentingan nasional, antara lain, kegiatan anggota dewan komisioner
meliputi sumber daya manusia, Ex-officio Bank Indonesia lebih
pengelolaan, pengendalian, dan difokuskan pada kegiatan internal OJK
kepemilikan di sektor jasa keuangan, dan persiapan pengalihan fungsi

108 KEADILAN PROGRESIF Volume 5 Nomor 1 Maret 2014


pengawasan dari Bank Indonesia serta Prenada Media Grup, Jakarta, 20013,
mengkoordinasikan kegiatan task force hlm, 218).
OJK Bank Indonesia dengan tim Secara yuridis, menurut ke
transisi OJK. (Otoritas Jasa Keuangan, tentuan Pasal 1 Angka 1 UU OJK,
Laporan Triwulanan Otoritas Jasa dirumuskan bahwa Otoritas Jasa
Keuangan Triwulan III Tahun 2013, Keuangan yang selanjutnya disebut
hlm. Xvi). OJK, adalah lembaga yang independen
Pengaturan dan pengawasan dan bebas dari campur tangan pihak
OJK, anggota dewan komisioner Bank lain, yang mempunyai fungsi, tugas,
Indonesia memberikan informasi pada wewenang pengaturan, pengawasan,
Rapat Dewan Komisioner dan Broad pemeriksan dan penyidikan
seminar OJK dalam rangka menjaga sebagaimana dimaksud dalam Undang-
dan memelihara stabilitas sistem Undang ini.
keuangan berkenaan dengan Pasal 2 Ayat 2 UU OJK
mekanisme koordinasi dalam menjelaskan bahwa OJK adalah
permasalahan pengaturan dan lembaga yang independen dalam
pengawasan sektor perbankan. melaksanakan tugas dan wewenangnya,
(Otoritas Jasa Keuangan, Laporan bebas dari campur tangan pihak lain,
Triwulanan Otoritas Jasa Keuangan kecuali untuk hal-hal yang secara tegas
Triwulan III Tahun 2013, hlm. Xvi). diatur dalam Undang-Undang ini.
Untuk mewujudkan koordinasi, Perintah UU OJK yang menegaskan
kerja sama, dan harmonisasi kebijakan bebas dari campur tangan pihak lain
yang baik, OJK harus merupakan berarti pengaturan secara legalitas
bagian dari sistem penyelenggaraan formil tidak bisa diartikan lain selain
urusan pemerintahan yang berinteraksi yang ditentukan dalam Undang-
secara baik dengan lembaga-lembaga Undang sebab telah dibatasi secara
negara dan pemerintahan lainnya limitatif.
dalam mencapai tujuan dan cita-cita Lebih lanjut, pada penjelasan UU
kemerdekaan Indonesia yang tercantum OJK disebutkan bahwa, OJK dalam
dalam konstitusi Negara Kesatuan menjalankan tugasnya dan
Republik Indonesia. kedudukannya berada diluar
Adanya OJK, pengawasan atas pemerintah. Jadi, seharusnya tidak ter
semua industri jasa keuangan akan pengaruh oleh pemerintah
disatukan dalam satu atap, yaitu (independen).
perbankan, pasar modal, asuransi, dana Berdasarkan penjelasan diatas
pensiun, lembaga keuangan non bank. menunjukkan bahwa status kelembaga
Undang-Undang hanya mengecualikan an OJK adalah lembaga yang
industri perdagangan berjangka saja independen dalam melaksanakan tugas
dari pengawasan OJK. (Hermansyah, dan wewenangnya, sehingga secara
Hukum Perbankan ...., Kencana yuridis bebas dari campur tangan pihak

Fungsi Otoritas Jasa Keuangan Sebagai Lembaga Pengawas...... (Lina Maulidiana) 109
lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tetap memperhatikan
tegas tidak diatur dalam UU OJK. perlindungan hak asasi pribadi
Independensi Otoritas Jasa dan golongan, serta rahasia
Keuangan tercermin dalam ke negara, termasuk rahasia
pemimpinan Otoritas Jasa Keuangan. sebgaimana ditetapkan dalam
Secara orang perseorangan, pimpinan peraturan perundang-undangan.
Otoritas Jasa Keuangan memiliki d. Azas profesionalitas, yakni azas
kepastian masa jabatan dan tidak dapat yang mengutamakan keahlian
diberhentikan, kecuali memenuhi dalam pelaksanaan tugas dan
alasan yang secara tegas diatur dalam wewenang OJK, dengan tetap
Undang-Undang ini. Di samping itu, berlandaskan pada kode etik dan
untuk mendapatkan pimpinan Otoritas ketentuan peraturan perundang-
Jasa Keuangan yang tepat, Undang- undangan.
Undang ini mengatur mekanisme e. Azas integritas, yakni azas yang
seleksi yang transparan, akuntabel, dan berpegang teguh pada nilai-nilai
melibatkan partisipasi publik melalui moral dalam setiap tindakan dan
suatu panitia seleksi yang unsur- keputusan yang diambil dalam
unsurnya terdiri atas Pemerintah, Bank penyelenggaraan OJK.
Indonesia, dan masyarakat sektor jasa f. Azas akuntabilitas, yakni azas
keuangan. yang menentukan bahwa setiap
Naskah akademik pembentukan kegiatan dan hasil akhir dari
OJK di dalamnya dikatakan bahwa setiap kegiatan
dalam melaksanakan tugas dan penyelenggaraanOJK harus dapat
wewenangnya OJK harus berdasarkan dipertanggung jawabkan kepada
kepada azas-azas berikut: publik.
a. Azas kepastian hukum, yakni (http://www.perpustakaan.depke
azas dalam negara hukum yang u.go.id/FOLDEREBOOK/Naska
mengutamakan landasan h%20Akademik%20RUU%20OJ
pengaturan perundang-undangan K, diunduh pada pukul 8.55
dan keadilan dalam satiap WIB)
kebijakan penyelenggaraan OJK Penjelasan umum UU OJK juga
b. Azas kepentinga umum, yakni menjelaskan bahwa OJK dalam
azas yang mendahulukan melaksanakan tugas dan wewenangnya
kesejahteraan umum dengan cara berlandaskan asas-asas tersebut diatas
aspiratif, akomodatif dan selektif dengan penambahan, sebagai berikut:
c. Azas Keterbukan, yakni azas a. Azas independensi, yakni
yang membuka diri terhadap independen dalam pengambilan
masyarakat untuk memperoleh keputusan dan pelaksanaan
berita yang benar, jujur, dan tidak fungsi, tugas, dan wewenang
diskriminatif tentang OJK, dengan tetap sesuai
penyelenggaraan OJK dengan

110 KEADILAN PROGRESIF Volume 5 Nomor 1 Maret 2014


peraturan perundang-undangan g. Azas akuntabilitas, yakni asas
yang berlaku; yang menentukan bahwa setiap
b. Azas kepastian hukum, yakni kegiatan dan hasil akhir dari
asas dalam negara hukum yang setiap kegiatan penyelenggaraan
mengutamakan landasan Otoritas Jasa Keuangan harus
peraturan perundang-undangan dapat dipertanggungjawabkan
dan keadilan dalam setiap kepada publik.
kebijakan penyelenggaraan Sejalan dengan prinsip-prinsip
Otoritas Jasa Keuangan; tata kelola dan asas-asas di atas,
c. Azas kepentingan umum, yakni Otoritas Jasa Keuangan harus memiliki
asas yang membela dan struktur dengan prinsip “checks and
melindungi kepentingan balances”. Hal ini diwujudkan dengan
konsumen dan masyarakat serta melakukan pemisahan yang jelas antara
memajukan kesejahteraan umum; fungsi, tugas, dan wewenang
d. Azas keterbukaan, yakni asas pengaturan dan pengawasan. Fungsi,
yang membuka diri terhadap hak tugas, dan wewenang pengaturan serta
masyarakat untuk memperoleh pengawasan dilakukan oleh Dewan
informasi yang benar, jujur, dan Komisioner melalui pembagian tugas
tidak diskriminatif tentang yang jelas demi pencapaian tujuan OJK
penyelenggaraan Otoritas Jasa Tugas anggota Dewan Komisioner
Keuangan, dengan tetap meliputi bidang tugas terkait kode etik,
memperhatikan perlindungan pengawasan internal melalui
atas hak asasi pribadi dan mekanisme dewan audit, edukasi dan
golongan, serta rahasia negara, perlindungan konsumen, serta fungsi,
termasuk rahasia sebagaimana tugas, dan wewenang pengawasan
ditetapkan dalam peraturan untuk sektor Perbankan, Pasar Modal,
perundang-undangan; Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga
e. Azas profesionalitas, yakni asas Pembiayaan, dan Lembaga Jasa
yang mengutamakan keahlian Keuangan Lainnya.
dalam pelaksanaan tugas dan OJK memiliki tujuan, fungsi,
wewenang Otoritas Jasa tugas dan wewenang dalam
Keuangan, dengan tetap menjalankan tugasnya sebagai lembaga
berlandaskan pada kode etik yang mengatur serta mengawasi hampir
dan ketentuan peraturan kesemua sektor jasa keuangan di
perundang-undangan; Indonesia.
f. Azas integritas, yakni asas yang Pasal 4 UU OJK menjelaskan
berpegang teguh pada nilai-nilai mengenai tujuan pembentukan OJK
moral dalam setiap tindakan dan yakni agar keseluruhan kegiatan di
keputusan yang diambil dalam Indonesia dalam sektor jasa keuangan
penyelenggaraan Otoritas Jasa dapat:
Keuangan;

Fungsi Otoritas Jasa Keuangan Sebagai Lembaga Pengawas...... (Lina Maulidiana) 111
a. Terselenggara secara teratur, adil, jasa keuangan di sektor perbankan,
transparan, dan akuntabel. OJK memiliki wewenang dalam hal
b. Mampu mewujudkan sistem pengaturan dan pengawasan mengenai
keuangan yang tumbuh secara kelembagaan, kesehatan, serta aspek
berkelanjutan dan stabil. kehati-hatian bank.
c. Mampu melindungi kepentingan Terkait wewenang OJK dalam
konsumen dan masyarakat. pengaturan dan melakukan pengawasan
Melalui tujuan ini, OJK mengenai kelembagaan bank adalah,
diharapkan dapat mendukung meliputi:
kepentingan sektor jasa keuangan a. Perizinan untuk pendirian bank,
nasional sehingga mampu meningkat pembukaan kantor bank,
kan daya saing nasional. Selain itu, anggaran dasar, rencana kerja,
OJK harus mampu menjaga kepemilikan, kepengurusan dan
kepentingan nasional, antara lain sumber daya manusia, merger,
meliputi sumber daya manusia, konsolidasi, dan akuisisi bank,
pengelolaan, pengendalian, dan serta pencabutan izin usaha bank.
kepemilikan di sektor jasa keuangan, b. Kegitan usaha bank, antara lain
dengan tetap mempertimbangkan aspek sumber dana, penyediaan dana,
positif globalisasi. produk hibridasi, dan aktivitas di
Pasal 5 UU OJK menjelaskan bidang jasa.
mengenai fungsi OJK yakni Kemudian ketentuan wewenang
menyelenggarakan sistem pengaturan OJK dalam hal pengaturan dan
dan pengawasan yang terintegrasi pengawasan mengenai kesehatan bank
terhadap keseluruhan kegiatan di dalam meliputi:
sektor jasa keuangan. Lebih lanjut a. Likuiditas, rentabilitas,
ketentuan Pasal 6 UU OJK menyatakan solvabilitas, kualitas asset, rasio
bahwa, OJK melaksanakan tugas kecukupan modal minimum,
pengaturan dan pengawasan terhadap: batas maksimum pemberian
a. Kegiatan jasa keuangan di sektor kredit, rasio pinjaman, terhadap
perbankan. simpanan, dan pencadangan
b. Kegiatan jasa keuangan di sektor bank.
pasar modal. b. Laporan bank yang terkait
c. Kegiatan jasa keuangan di dengan kesehatan kinerja bank.
perasuransian, dana pensiun, c. Sistem informasi debitur.
lembaga pembiayaan, dan d. Pengujian kredit.
lembaga jasa keuangan lainnya. e. Standar akutansi bank.
Salah satu peranan OJK terhadap Serta wewenang OJK dalam hal
sektor keuangan adalah pengaturan dan pengaturan dan pengawasan mengenai
pengawasan jasa keuangan di sektor aspek kehati-hatian bank meliputi:
perbankan, untuk melaksanakn tugas a. Manajemen resiko.
pengaturan dan pengawasan kegiatan b. Tata kelola bank.

112 KEADILAN PROGRESIF Volume 5 Nomor 1 Maret 2014


c. Prinsip mengenal menjadi tugas dan wewenang OJK.
nasabah dan anti pencucian uang. Adapun lingkup pengaturan dan
d. Pencegahan pembiayaan pengawasan macroprudential, yakni
terorisme dan kejahatan perbankan pengaturan dan pengawasan selain hal
e. Pemeriksaan bank. yang diatur dalam Pasal ini, merupakan
OJK berwenang dalam hal tugas dan wewenang Bank Indonesia.
perizinan untuk pendirian bank maupun Dalam rangka pengaturan dan
pembukaan kantor baru, yang pengawasan macroprudential, OJK
sebelumnya menurut UU BI menjadi membantu Bank Indonesia untuk
kewenangan Bank Indonesia melakukan himbauan moral (moral
sebagaimana dijelaskan pada Pasal 15 suasion) kepada perbankan.
Angka (1) huruf B UU BI. Dalam hal Berkaitan dengan ketentuan
ini OJK berwenang dalam memberikan diatas, Pasal 8 UU OJK menjelaskan
izin untuk pendirian bank, pembukaan mengenai ketentuan yang menentukan
kantor bank, anggaran dasar, rencana secara khusus tentang kewenangan
kerja, kepemilikan, kepengurusan dan OJK yang berkaitan dengan tugas
sumber daya manusia, merger, pengaturan bank. Untuk melaksanakan
konsolidasi, dan akuisisi bank, serta tugas pengaturan kegiatan jasa
pencabutan izin usaha bank. keuangan di sektor perbankan, OJK
Melaksanakan dan memberikan mempunyai wewenang:
persetujuan izin atas penyelenggaraan a. Menetapkan peraturan pelaksana
jasa sistem pembayaran, OJK dapat Undang-Undang ini.
menetapkan pengaturan memberikan b. Menetapkan Peraturan
dan mencabut izin atas kelembagaan perundang-undangan di sektor
dan kegiatan usaha tertentu dari bank, jasa keuangan.
melaksanakan pengawasan bank dan c. Menetapkan paraturan dan
mengenakan sanksi terhadap bank keputusan OJK.
sesuai dengan peraturan perundang- d. Menetapkan peraturan mengenai
undangan. pengawasan di sektor jasa
Pasal 7 UU OJK mengatur tugas keuangan.
dan kewenangan OJK dalam e. Menetapkan kebijakan mengenai
pengaturan dan pengawasan perbankan, pelaksanaan tugas OJK.
hal ini dapat diinterpretasikan bahwa f. Menetapkan peraturan mengenai
kewenangan OJK tersebut merupakan tata cara penetapan perintah
kewenangan dalam pengaturan dan tertulis terhadap lembaga jasa
pengawasan microprudential. keuangan dan pihak tertentu.
Pengaturan dan pengawasan mengenai g. Menetapkan peraturan mengenai
kelembagaan, kesehatan, aspek kehati- tata cara penetapan pengelola
hatian dan pemeriksaan bank statute pada lembaga jasa
merupakan lingkup pengaturan dan keuangan.
pengawasan microprudential yang

Fungsi Otoritas Jasa Keuangan Sebagai Lembaga Pengawas...... (Lina Maulidiana) 113
h. Menetapkan struktur organisasi Selanjutnya yang dimaksud
dan infrastruktur, serta dengan pengelola statuter adalah orang
mengelola, memelihara dan perseorangan atau badan hukum yang
manata usahakan kekayaan dan ditetapkan OJK untuk melaksanakan
kewajiban. kewenangan OJK. Pengelola statuter
i. Menetapkan peraturan mengenai melaksanakan kewenangan OJK antara
tata cara pengenaan sanksi sesuai lain, untuk memenuhi ketentuan
dengan ketentuan peraturan peraturan perundang-undangan di
perundang-undangan di sektor sektor jasa keuangan, mencegah dan
jasa keuangan. mengurangi kerugian konsumen,
Penjelasan Pasal 8 UU OJK masyarakat, dan sektor jasa keuangan,
menjelaskan yang dimaksud dengan dan/atau pemberantasan kejahatan
peraturan perundang-undangan di keuangan yang dilakukan pihak
sektor jasa keuangan adalah peraturan tertentu di sektor jasa keuangan.
perundang-undangan mengenai Langkah yang dilakukan
lembaga jasa keuangan dan pihak yang pengelola statuter antara lain melalui
melakukan kegiatan di sektor jasa penyelamatan kelangsungan usaha
keuangan. Kemudian yang dimaksud lembaga jasa keuangan tertentu.
dengan perintah tertulis adalah Pengambilalihan seluruh wewenang
perintah secara tertulis untuk dan fungsi manajemen lembaga jasa
melaksanakan atau tidak melaksanakan keuangan oleh pengelola statuer,
kegiatan tertentu guna memenuhi pembatalan atau pengakhiran
ketentuan peraturan perundang- perjanjian, serta pengalihan portofolio
undangan di sektor jasa keuangan kekayaan atau usaha dari lembaga jasa
dan/atau mencegah dan mengurangi keuangan.
kerugian konsumen, masyarakat, dan Pasal 9 UU OJK menetapkan
sektor jasa keuangan. ketentuan yang berkaitan dangan tugas
Perintah tertulis diberikan antara pengawasan terhadap bank. Untuk
lain untuk mengganti penggurus atau melaksanakan tugas pengawasan
pihak tertentu di lembaga jasa kegiatan jasa keuangan di sektor
keuangan, menghentikan, membatasi, perbankan, OJK mempunyai
atau memperbaiki kegiatan usaha atau wewenang:
transaksi, menghentikan atau a. Menetapkan kebijakan
mengubah perjanjian antara lembaga operasional pengawasan terhadap
jasa keuangan dengan pihak lain yang kegiatan jasa keuangan.
diduga merugikan konsumen, b. Mengawasi pelaksanaan tugas
masyarakat, dan sektor jasa keuangan, pengawasan yang dilaksanakan
serta menyampaikan informasi, oleh kepala eksekutif.
dokumen, dan/atau laporan tertentu c. Melakukan pengawasan,
kepada OJK. pemeriksaan, penyelidikan,
perlindungan konsumen, dan

114 KEADILAN PROGRESIF Volume 5 Nomor 1 Maret 2014


tindakan lain terhadap lembaga Komisioner, kepala eksekutif pengawas
jasa keuangan, pelaku, dan/atau perbankan memimpin tugas
penunjang kegiatan jasa pengawasan terhadap kegiatan jasa
keuangan sebagaimana diatur keuangan di sektor perbankan.
dalam peraturan perundang- Sedangkan Dewan Komisioner adalah
undangan kegiatan jasa pimpinan tertinggi OJK yang bersifat
keuangan. kolektif dan kolegial.
d. Memberikan perintah tertulis Yang dimaksud dengan bersifat
kepada lembaga jasa keuangan kolektif adalah bahwa setiap
dan/atau pihak tertentu pengambilan keputusan dewan
e. Melakukan penunjukan pengelola komisioner diputuskan secara bersama-
statuter. sama oleh anggota dewan komisioner.
f. Menetapkan penggunaan kemudian yang dimaksud dengan
pengelola statuter. bersifat kolegial adalah bahwa setiap
g. Menetapkan sanksi administratif pengambilan keputusan dewan
terhadap pihak yang melakukan komisioner berdasarkan musyawarah
pelanggaran terhadap peraturan untuk mufakat dengan berdasarkan
perundang-undangan di sektor kesetaraan dan kekeluargaan di antara
jasa keuangan. anggota dewan komisioner.
h. Memberikan dan/atau mencabut: Pengawasan Dewan Komisioner
a. Izin usaha. terhadap pelaksanaan tugas Kepala
b. Izin orang perseorangan. Eksekutif ditujukan untuk
c. Efektifnya pernyataan mengevaluasi dan memperbaiki kinerja
pendaftaran. dari Kepala Eksekutif. Pengawasan
d. Surat tanda terdaftar. tersebut tidak dimaksudkan untuk
e. Persetujuan melakukan ke memberi kewenangan kepada dewan
giatan usaha. komisoner untuk mengintervensi atau
f. Pengesahan. turut campur terhadap pelaksanaan
g. Persetujuan atau penetapan tugas dan wewenang setiap kepala
pembubaran. eksekutif.
h. Penetapan lain, sebagai Ketentuan pengawasan tersebut
mana dimaksud dalam dalam Pasal 9 UU OJK diatas hanya
peraturan perundang- menentukan kewenangan OJK yang
undangan di sektor jasa ke berkaitan dengan pengawasan. Tetapi
uangan. dalam ketentuan ini juga terdapat
Kepala Eksekutif sebagaimana kewenangan OJK untuk mengatur dan
yang dimaksud di atas adalah anggota mengawasi bank. Ketentuan OJK untuk
Dewan Komisioner yang bertugas mengawasi dalam ketentuan ini berlaku
memimpin pelaksanaan pengawasan pula untuk kegiatan jasa keuangan di
jasa keuangan dan melaporkan sektor pasar modal, dan kegiatan jasa
pelaksanaan tugasnya kepada Dewan keuangan di sektor perasuransian, dan

Fungsi Otoritas Jasa Keuangan Sebagai Lembaga Pengawas...... (Lina Maulidiana) 115
pensiun, lembaga pembiayaan, dan anggaran OJK bersumber dari
lembaga jasa keuangan lainnya. Anggaran Pendapatan dan Belanja
Sebagaimana telah diurikan di Negara dan/atau pungutan dari pihak
atas, agar tujuan OJK dapat dicapai yang melakukan kegiatan di sektor jasa
maka OJK perlu memiliki berbagai keuangan. (Hermansyah, Hukum
kewenangan, baik dalam rangka Perbankan ...., Kencana Prenada Media
pengaturan maupun pengawasan sektor Grup, Jakarta, 20013, hlm, 230-231).
jasa keuangan. Kewenangan di bidang Selain itu, sebagai suatu bentuk
pengaturan diperlukan untuk meng akuntabilitas dalam perencanaan
implementasikan berbagai ketentuan maupun penggunaan anggaran,
baik yang diatur dalam UU OJK anggaran OJK wajib terlebih dahulu
maupun Undang-Undang di sektor jasa menerima persetujuan dari DPR.
keuangan lainnya, yang ditetapkan kemudian sebagai bentuk akuntabilitas
dalam bentuk peraturan OJK maupun dalam hal pelaksanaan tugas, OJK
peraturan Dewan Komisioner. wajib menyusun laporan yang terdiri
Selanjutnya untuk melaksanakan atas laporan kegiatan secara berkala
tugas pengawasan, OJK mempunyai kepada presiden dan DPR. selain
beberapa wewenang antar lain laporan kegiatan OJK juga diwajibkan
melakukan pengawasan, pemeriksaan, untuk menyusun laporan keuangan
penyelidikan, perlindungan konsumen, tahunan yang diaudit oleh Badan
dan tindakan lain terhadap lembaga Pemeriksa Keuangan (BPK) atau
jasa keuangan, pelaku dan/atau kantor akuntan publik yang ditunjuk
penunjang kegiatan jasa keuangan oleh OJK.
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 UU OJK menyebutkan
peraturan perundang-undangan di mengenai ketetapan dalam hal
sektor jasa keuangan, termasuk pelaporan dan akuntabilitas OJK,
kewenangan perizinan kepada lembaga sebagai berikut:
jasa keuangan. a. OJK wajib menyusun laporan
Secara substansial bisa dikatakan keuangan yang terdiri atas
bahwa kewenangan OJK merupakan laporan keuangan semesteran dan
amanat konstitusi yang bertujuan agar tahunan.
sektor jasa keuangan berjalan dengan b. OJK wajib menyusun laporan
tertib, teratur, adil, transparan, serta kegiatan yang terdiri atas laporan
akuntabel. Yang pada akhirnya tujuan kegiatan bulanan, triwulan, dan
ini diharapkan dapat menciptakan tahunan. Laporan kegiatan yang
sistem keuangan yang stabil dan disusun OJK antara lain memuat:
berkelanjutan. 1. Pelaksanaan tugas dan
Untuk menjamin efektivitas wewenangnya pada periode
pelaksanaan tugas OJK, maka sebelumnya.
diperlukan pembiayaan yang memadai 2. Rencana kebijakan,
dan pasti, sehingga diatur bahwa penetapan sasaran dan

116 KEADILAN PROGRESIF Volume 5 Nomor 1 Maret 2014


langkah-langkah h. Laporan keuangan diaudit oleh
pelaksanaan tugas dan Badan Pemeriksa Keuangan atau
wewenang OJK untuk Kantor Akuntan Publik yang
periode yang akan datang. ditunjuk oleh Badan Pemeriksa
c. Dalam hal Dewan Perwakilan Keuangan.
Rakyat memerlukan penjelasan i. OJK wajib mengumumkan
terkait pelaksnaan tugas dan laporan tahunan OJK kepada
wewenang, OJK wajib publik melalui media cetak dan
menyampaikan laporan tersebut ,media elektronik.
kepada alat kelengkapan Dewan j. Ketentuan lebih lanjut mengenai
Perwakilan Rakyat yang bentuk dan susunan laporan
membidangi keuangan dan keuangan tahunan dan laporan
perbankan. kegiatan, serta tata cara bentuk
d. Periode laporan keuangan baik dan susunan laporan yang
semesteran dan tahunan adalah diumumkan kepada publik diatur
Tanggal 1 Januari sampai dengan dengan peraturan Dewan
31 Desember. Komisioner. Dalam rangka
e. OJK wajib menyampaikan menyusun laporan keuangan
laporan kegiatan triwulan kepada yang terkait dengan pembiayaan
Dewan Perwakilan Rakyat yang berasal dari Anggaran
sebagai bentuk pertanggung Pendapatan dan Belanja Negara
jawaban kepada masyarakat. (APBN), Dewan Komisioner
f. Laporan kegiatan tahunan harus memperhatikan peraturan
disampaikan kepada presiden dan perundang-undangan yang
Dewan Perwakilan Rakyat. berlaku.
Penyampaian laporan OJK Pengalihan fungsi pengawasan
kepada presiden dan Dewan dan pengaturan perbankan ke OJK
Perwakilan Rakyat dimaksudkan berdasarkan laporan Triwulan III OJK
untuk menjelaskan pelaksanaan Tahun 2013 secara umum berisi
kegiatan dan kinerja OJK selama tentang kegiatan seluruh bidang tim
tahun berjalan. transisi OJK tahap II yang telah
g. Untuk penyusunan laporan merealisasikan program kerjanya
keuangan Dewan Komisioner sesuai dengan rencana yang ditetapkan
menetapkan standar dan dalam program kerja dan project
kebijakan akutansi OJK. Dalam charter tim transisi. Bidang
penyusunan standar dan pengawasan perbankan telah
kebijakan akutansi oleh OJK menyelesaikan penyusunan rancangan
dilakukan dengan memperhatikan Standard Operating Procedure (SOP)
prinsip akutansi yang berlaku pengawasan Bank Umum
umum. Konvensional, SOP pengawasan Bank
Umum Syariah, SOP pengawasan Bank

Fungsi Otoritas Jasa Keuangan Sebagai Lembaga Pengawas...... (Lina Maulidiana) 117
Perkreditan Rakyat, dan SOP berbagai program sosialisasi dan
pengawasan bank di kantor regional edukasi kepada stakeholders OJK yang
dan kantor OJK di daerah. mencakuo pegawai dan pengawas Bank
Bidang pengawasan perbankan Indonesia, para kepala daerah,
juga menyelesaikan rancangan matriks (Gubernur dan Bupati/Walikota), serta
pendelegasian wewenang Dewan para pelaku industry keuangan.
Komisioner terkait dengan adanya (Hermansyah, Hukum Perbankan ....,
jabatan Deputi Komisioner yang setara Kencana Prenada Media Grup, Jakarta,
dengan jabatan Asisten Gubernur di 20013, hlm, 218).
Bidang Pengawasan Perbankan Bank Berkaca pada kegagalan OJK di
Indonesia. (Otoritas Jasa Keuangan, beberapa negara maju seperti Financial
Laporan Triwulanan Otoritas Jasa Services Authority (FCA) di Inggris,
Keuangan Triwulan III Tahun 2013, Japan Finances Services Agency
hlm. Xvi). (JFSA), dan Financial Supervisory
Bidang pengaturan, perizinan dan Services (FSS) di Korea, dimana
pengembangan perbankan melakukan efektivitas OJK di beberapa negara
penyusunan konsep pengawasan tersebut sangat kurang. Hal tersebut
terintegrasi atas konglomerasi jasa timbul karena adanya persoalan terkait
keuangan. Dalam rangka harmonisasi independensi dan kerancuan koordinasi
pengaturan dan pelaporan atas sektor dengan otoritas moneter masing-
jasa keuangan sebagai salah satu masing negara. Inggris yang menjadi
persyaratan dari pelaksanaan pionir pembentukan lembaga sejenis
pengawasan terintegrasi. Di bidang OJK justru mengalami kegagalan.
organisasi, tim transisi melaksanakan Sebagaimana diketahui, pembentukan
penyusunan Peraturan Dewan OJK di Inggris dilatarbelakangi oleh
Komisioner tentang organisasi Bidang kasus jatuhnya beberapa bank,
Pengawas sektor perbankan, kantor seperti Neal Bankerdan Baring Bank
regional, dan kantor OJK. Di bidang sampai dengan penutupan 12 bank lain.
hukum, tim transisi telah Tepatnya pada 1 Juni 1998
menyelesaikan kajian atas dibentuklah OJK di Inggris yang
permasalahan status hukum Lembaga dinamakan Financial Supervisory
Keuangan Mikro (LKM) dan Agency (FSA). FSA ini kemudian
permasalahan kelanjutan pelaksanaan mengemban tugas melaksanakan
tugas dan kewenangan Pengawasan kegiatan pengawasan terhadap lembaga
Pelaksana Likuidasi atas Bank dalam keuangan, termasuk perbankan.
Likuidasi (BDL). (Hermansyah, Saat ini di Indonesia, yang
Hukum Perbankan...., Kencana diperlukan untuk menjadi fokus
Prenada Media Grup, Jakarta, 20013, perhatian adalah memastikan bahwa
hlm, 218). OJK bisa menjawab kekurangan yang
Bidang perencanaan strategis dan ada pada model pengawasan yang
komunikasi tim transisi melaksanakan lama. Melihat dari beberapa kenyataan

118 KEADILAN PROGRESIF Volume 5 Nomor 1 Maret 2014


yang terjadi di berbagai negara di atas, pengawasan mengenai kelembagaan,
dapat disimpulkan bahwa pembentu kesehatan, aspek kehati-hatian dan
kan lembaga sejenis OJK di beberapa pemeriksaan bank merupakan lingkup
negara tersebut tidak sepenuhnya pengaturan dan pengawasan
efektif, bahkan selalu bermasalah microprudential yang menjadi tugas
dalam hal independensi dan dan wewenang OJK. Adapun lingkup
koordinasi selama tidak ada Good pengaturan dan pengawasan
Corporate Governance dalam dunia macroprudential, merupakan tugas dan
keuangan dan perbankan. wewenang Bank Indonesia. Dalam
Terdapat empat komponen utama rangka pengaturan dan pengawasan
yang diperlukan dalam konsep Good macroprudential, OJK membantu Bank
Corporate Governance, yaitu Indonesia untuk melakukan himbauan
fairness, transparency, accounta moral (moral suasion) kepada
bility, dan responsibility. Keempat perbankan. Kepada Otoritas Jasa
komponen tersebut penting karena Keangan agar independensi OJK dalam
penerapan prinsip Good Corporate melaksanakan fungsi, tugas, wewenang
Governance secara konsisten terbukti pengaturan, pengawasan, pemeriksan
dapat meningkatkan kualitas dan juga dan penyidikan yang secara yuridis
dapat menjadi penghambat aktivitas bebas dari campur tangan pihak lain
rekayasa kinerja yang mengakibatkan dapat terlaksana dengan baik dan
laporan keuangan tidak sesuai dengan yang diharapkan tanpa
menggambarkan nilai fundamental adanya intervensi dari pihak lain.
perusahaan. Selain hal tersebut perlu DAFTAR PUSTAKA
diperhatikan pula koordinasi serta A. BUKU
sharing informasi yang baik antar Hasanuddin Rahman, Aspek Hukum
lembaga terkait, hal ini tentunya perlu Pemberian Kredit Perbankan
pula diperhatikan mengingat lebih Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti,
baiknya kerjasama dan koordinasi antar Bandung, 1998
lembaga-lembaga yang bertanggung Hermansyah, Hukum Perbankan
jawab menjaga stabilitas sistem Nasional Indonesia, Ditinjau
keuangan akan sangat berpengaruh Menurut Undang-Undang Nomor 7
terhadap penaganan krisis dan Tahun 1992 Tentang Perbankan
berpengaruh pula pada pencapaian Sebagaimana Telah Diubah Dengan
target atau sasaran-sasaran moneter Undang-Undang Nomor 10 Tahun
yang akan dicapai. 1998, dan Undang- Undang Nomor
III. KESIMPULAN 23 Tahun 1999 junto Undang-
Sebagai lembaga pengawas Undang Nomor 3 Tahun 2004
perbankan di Indonesia OJK memiliki Tentang Bank Indonesia serta
fungsi yakni menyelenggarakan sistem Undang-Undang Nomor 21 Tahun
pengaturan dan pengawasan 2011 Tentang Otoritas Jasa
microprudential. Pengaturan dan

Fungsi Otoritas Jasa Keuangan Sebagai Lembaga Pengawas...... (Lina Maulidiana) 119
Keuangan (OJK),, Kencana Prenada BI (berkaitan dengan penyediaan
Media Grup, Jakarta, 20013. fasilitas pembiayaan jangka pendek
Muhammad Djumhana, Hukum bagi bank-bank bermasalah).
Perbankan di Indonesia, PT. Citra Undang-Undang Nomor 21 Tahun
Aditya Bakti, Bandung, 2000. 2011 Tentang Otoritas Jasa
____________, Asas-Asas Hukum Keuangan.
Perbankan Indonesia, PT Citra Undang-Undang Nomor 24 Tahun
Aditya Bakti, Bandung, 2008. 2004 jo. Undang-Undang Nomor 7
Munir Fuady, Hukum Perbankan Tahun 2009 Tentang Lembaga
Modern, PT. Citra Aditya Bakti, Penjamin Simpanan.
Jakarta, 2003 . C. SUMBER LAIN
Rachmadi Usman, Aspek-Aspek http://angelinasinaga.wordpress.com/ca
Hukukm Perbankan Di Indonesia, tegory/law/hukum-perbankan/,
PT Gramedia Pustaka Utama, diunduh pada jam 07.30 WIB
Jakarta, 2003 http://id.wikipedia.org/wiki/Bank,
Thomas Suyatno, Kelembagaan diunduh pada hari kamis, tanggal 19
Perbankan, PT Gramedia Pustaka September, pukul 20.00 WIB
Utama, Jakarta, 1987 http://www.imq21.com/news/read/4406
7/20111031/112218/OJK-dan-
B. PERUNDANG-UNDANGAN Stabilitas-Sistem-Keuangan-
DAN PERATURAN LAIN : Nasional.html, diunduh pada pukul
Undang Undang Dasar 1945 08.15 WIB
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Wahyu Utomo, “OJK Bagian
(KUHPdt) Reformasi Ekonomi Indonesia”,
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 artikel dan JurnalNasional, 26
jo. Undang-Undang Nomor 10 Januari 2012.
Tahun 1998 Tentang Perbankan. Zulfi Diane Zaini, Metode Penelitian
Undang-Undang Nomor 23 Tahun Dan Penulisan Hukum (MPPH),
1999 jo. Undang-Undang Nomor 3 Bahan Ajar, Bandar Lampung, 2012
Tahun 2004 Tentang Bank .
Indonesia (BI).
Undang-Undang Nomor 6 tahun 2009
tentang Perubahan Ke dua atas UU

120 KEADILAN PROGRESIF Volume 5 Nomor 1 Maret 2014

Anda mungkin juga menyukai