Anda di halaman 1dari 3

Muhammadiyah Rumuskan Cetak Biru Gerakan

Ekonomi

Rabu 27 May 2015 13:01 WIB

https://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/nozrfr/muhammadiyah-
rumuskan-cetak-biru-gerakan-ekonomi

Red: Agung Sasongko

Ketua Umum PP Muhammadiyah dan Ketua Umum MUI Din Syamsuddin.


Foto: Republika/Wihdan
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Islam Muhammadiyah akan
merumuskan cetak biru gerakan ekonomi dalam seminar nasional dan
lokakarya Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) Pimpinan Pusat
Muhammadiyah di Palembang 5-7 Juni 2015.

Ketua MEK PP Muhammadiyah Syafrudin Anhar dalam keterangan


tertulis di Jakarta pada Rabu mengatakan, bahwa saat ini Muhammadiyah
berada pada pusaran pertarungan sistem ekonomi kapitalis (liberal),
sosialis dan bahkan mungkin kerakyatan.

Dengan potensi yang dimiliki Muhammadiyah sekarang seperti PAUD dan


Taman Kanak Kanak sekitar 3.370 buah. Sekolah Menengah Pertama dan
Atas berjumlah 941, Perguruan Tinggi sebanyak 174, Rumah Sakit (besar
dan kecil) 389 buah, Panti Asuhan, 330 buah serta lembaga keuangan
mikro dan koperasi dalam bentuk KJKS BTM ada juga BMT yang
jumlahnya sekitar 263 lembaga, ruang dan kesempatan Muhammadiyah
untuk? mewujudkan cita-cita Muhammadiyah sangat mungkin terbuka.

"Ruang dan kesempatan tersebut harus didesain dalam sebuah cetak biru
gerakan ekonomi, memang Muhammadiyah harus memilih atau
memberikan alternatif dari pelaksanaan sistem ekonomi. Artinya,
Muhammadiyah harus mampu memformulasikan aktivitas gerakannya
dalam rangka membantu peningkatan perekonomian nasional, khususnya
dalam upaya mempersempit kesenjangan ekonomi," ujar Syafrudin.

Selain itu, Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah Islam, pada satu


dasawarsa ini sangat konsen terhadap pengembangan dan peningkatan
aktivitas gerakannya, khususnya pada bidang ekonomi. Mengingat
Muhammadiyah sebagai gerakan selama ini dikenal hanya beraktivitas
pada bidang pendidikan, kesehatan dan keagamaan saja.

Sementara bidang ekonomi belum tersentuh secara optimal dan terencana.


Sementara cetak biru gerakan ekonomi Muhammadiyah telah menjadi
keputusan dan program Muhammadiyah pada saat Muktamar Malang.

"Oleh karena itu, sesuai dengan amanat Muktamar Malang,


Muhammadiyah didorong untuk menyusun suatu konsep gerakan
ekonominya, yang oleh Muktamar tersebut disebut sebagai suatu cetak
biru Muhammadiyah," ujar Syafrudin.

Dari cetak biru gerakan ekonomi Muhammadiyah tersebut, syafrudin


mengharapkan hal itu akan menjadi miniatur pemerintah dalam
mengembangkan ekonomi konstitusi. Muhammadiyah selama ini menilai
ada produk-produk undang-undang yang tidak sesuai dengan ekonomi
konstitusi seperti undang-undang migas dan ?sumber daya air. Hal ini yang
membuat Muhammadiyah melakukan ?jihad konstitusi dengan melakukan
juridical review terhadap undang-undang tersebut.

"Namun demikian peran Muhammadiyah bukan sekedar menggugat saja


tapi memberikan solusi bagaimana pemerintah menjalankan ekonomi
konstitusi secara benar," kata Syafrudin.

Dalam acara lokakarya nanti akan dihadiri oleh Menteri Perekonomian


Sofyan A Djalil, para pakar ekonomi Muhammadiyah dan seluruh pimpinan
wilayah MEK se-Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai