Anda di halaman 1dari 32

Intepretasi Data Klinik

Apt. Laksmy Anggun Larasati, M.Clin.Pharm


RSUP Dr. KARIADI SEMARANG
Intepretasi Data Klinik
• Intepretasi data klinik adalah suatu nilai hasil
pengukuran laboratorium maupun pemeriksaan
untuk memperkirakan penyebab penyakit
pasien.
• Bagi apoteker, data hasil laboratorium tidak
untuk mendiagnosa pasien, namun dapat
dijadikan sebagai sumber acuan untuk
memonitorin efektivitas obat, adanya interaksi
obat maupun efek samping obat.
Contoh Kasus :
• Ny A, 53 tahun dengan tinggi badan 158 cm dan berat badan
78 kg melakukan pemeriksaan rutin di Poliklinik. Ny. A
mempunyai riwayat hipertensi dan HIV. Setelah 3 bulan,
hasil pemeriksaan kadar glukosa darah puasa 202
mg/dL, HbA1c 8 %, total cholesterol 202 mg/dL, low-
density lipoprotein (LDL) 140 mg/dL, high-density
lipoprotein (HDL) 30 mg/dL and triglyceride 190 mg/dL.
Vital sign : tekanan darah 154/96 mmHg.
• Evaluasi HIV :
Leukosit= 7000 CD4= 168
Trombosit= 543000
SGOT /SGPT = 92/116
• tenofovir 300 mg + lamivudin 300 mg +
efavirens 600 mg (1 tablet/24 jam).
• Insulin lantus 10 unit tiap 24 jam dan glimepirid
2 mg tiap 24 jam.
• Amlodipin 10 mg tiap 24 jam
• Atorvastatin 20 mg tiap 24 jam
Subject: Anak gusi berdarah (+), sudah tidak demam, mual, muntah maupun mimisan.

Objective : Anak usia 5 Tahun 4 bulan BB 18 kg/ TB 113 cm/ BSA: 0,752m2. Pasien
dengan - Terkonfirmasi COVID 19 - Bisitopenia dengan multiple limfadenopati coli ec
suspek keganasan hematologi Suspect ALL dd/ AML - Mka Mki tumor palpebra superior
- Tumor lisis sindrom ( perbaikan) - Trombositopenia (5.000) - peningkatan LDH -
anemia normositik normokromik - netropenia

KU: sadar HR: 98 x/menit RR: 22x/menit Suhu: 36,8 derajat Celcius Sp02: 98 % air
room
Hasil laboratorium 22 februari 2021 : Asam urat 4.6 (16/2/2021) Kreatinin : 0.6
(16/2/2021) Hb : 9.1 Leukosit/ANC : 700/60 Trombosit : 5000 Na/K/Cl : 135/4.1/103
CRP : 17.40 mg/dl INR : 1.16 D-Dimer/titer fibrinogen : 13270/506

Saat ini pasien mendapatkan terapi : - Infus D 5 1/2 NS 480/20 ml/jam - Inj
paracetamol 200 mg/4-6 jam jika suhu lebih dari 38 C - Injeksi Cefepime
50mg/kg/12jam ~ 900mg/12jam H1 - Inj ondansetron 4 mg/8 jam bila muntah Per oral:
- Allopurinol 100 mg/12 jam - Bicnat 500 mg/8 jam - Cetirizine sirup 5 ml/ 24 jam - zinc
20 mg/24jam - vitamin C 50 mg/12jam - vitamin D 0.25 mcg/24 jam
Assesment :
Dosis sefepim sudah sesuai dengan berat badan untuk
infeksi berat. Pasien sudah tidak demam namun masih
menggunakan parasetamol infus. Ditemukan interaksi
potensial obat antara natrium bikarbonat dan allopurinol.

Plan :
Usul : parasetamol stop Monitoring terapi dan efek samping
obat Monitoring ANC, leukosit, trombosit, asam urat (saat
ini normal), elektrolit dan kreatinin Pengaturan pemberian
allopurinol dan bikarbonat yang di jeda 2 jam minimal
Subjektif:
Pasien mengeluh mual, tapi tidak muntah, batuk.
Dari hasil rekonsiliasi obat, ditemukan pasien
rutin mengkonsumsi : Diltiazem 200 mg/24 jam,
miniaspi 80 mg/24 jam, Isosorbid dinitrat 5 mg
tiap 8 jam, dan spironolakton 25 mg tiap 24 jam.
• Objektifnya :
Pasien dengan Suspek Covid dan GEA dengan Dehidrasi
Ringan - Sedang dan Nefrolithiasis Dextra.
Tanda-tanda vital :
TD 112/76, Nadi 80 x/menit, pernafasan 22 x/menit, Suhu
tubuh 36.5`C, SpO2 98 %
Hasil laboratorium :
Lab 25 Februari 2021, Hb 16.8, Leu= 15.000 Tr= 254 000
GDS = 118 Ureum 66, Kreatinin 1.7
Na/K/Cl : 135/4.2/94
MSCT abdomen tanpa kontras
nefrolithiasis kanan (0,9x0,5)
multiple nefrolithiasis kiri (staghorn 3,5x 2,2 cm)
Hidronefrosis kiri
• Saat ini pasien mendapatkan terapi :
• Infus NaCl 0.9% 30 tpm
• Injeksi Ranitidin 1 amp / 12 jam
• PO Domperidon 1 tab / 12 jam
• PO Zinc 20 mg / 12 jam
• PO New Diatab 3 x 2 tab bila diare
• PO N Asetilsistein 200 mg / 8 jam
• Inj Levofloxacin 750mg/24 jam (hari ke-2)
• Inj Vit C 1g/12 jam iv
• Parasetamol 500mg/8 jam
• Obat rutin dilanjutkan (suda acc dpjp) :
• Diltiazem 200 mg/24 jam PO, miniaspi 80 mg/24 jam
PO, Isosorbid dinitrat 5 mg tiap 8 jam PO, dan
Spironolakton 25 mg tiap 24. jam.
Assesment :
Saat ini terdapat interaksi obat potensial obat
spironolakton dan aspirin yang dapat
meningkatkan nilai Kalium. Saat ini dosis obat
sudah sesuai

Plan :
Monitoring efektivitas terapi dan efek samping
obat
Monitoring nilai Na, K dan tekanan darah
Urinalisis
• Urinalisis dapat digunakan untuk evaluasi gangguan fungsi ginal,
gangguan fungsi hati, hematologi, saluran kemih dan diabetes
mellitus.
Urinalisis
Hasil Laboratorium Intepretasi
Untuk evaluasi fungsi ginjal pasien, nilai normal menunjukan nili
Berat Jenis pemekatan yang baik dipengaruhi status hidrasi pasien. Berat
jenis meningkat pada diabetes, proteinuria, penggunaan
diuretik. Berat jenis menurun dengan meningkatnya umur.

Glukosa Glukosa serum meningkat berguna untuk memonitor


antidiabetik.

Keton Keton pada urin terdapat pada pasien dengan gangguan


malnutrisi, DM tidak terkontrol, pecandu alkohol. Peningkatan
hipertiroid, demam, hamil dan menyusui

Protein Proteinuria dikatakan jika kadar urin adalah 300mg/hari. Namun


dapat dikatakan hasil positif palsu jika setelah pemakaian pensilin
dosis tinggi, klorpromazin, tolbutamid maupun golongan sulfa
pH urin alkali dalam kondisi : Bakteri Kleibsella atau E.Coli,
pH asidosis akibat amfoterisin B , penyakit ginjal kronik dan
toksisitas salisilat.
pH urin asam dalam kondisi : emfisema pulmonal, dehidrasi,
kelaparan, dan asidosis diabetik
Warna Urin
Sedimentasi Urin : untuk memberikan gambaran adanya infeksi saluran
kemih, batu ginjal, nefritis atau keganasan pada penyakit hati.

Sedimen Intepretasi
Cell Cast Acute Tubular Necrosis
White Cell Pyelonefritis dan Interstisial
nefritis
Red blood cells Glomerulonefritis, vaskulitis,
proteinuria
White blood cells Penyakit ginjal dan inflamasi
Bakteri Jumlah >105/ml adanya infeksi
Kristal Kristal oksalat, asam urat
menunjukan adanya
peningkatan asam urat dan
asam amino.
LABORATORY TEST FOR RENAL
STONE DISEASE
• Renal stone disease atau batu ginjal adalah suatu
kondisi dimana urin tersaturasi (jenuh) dan
terdapat substansi mikroskopik yang dapat
terbentuk kristal-mengeras.
• Tes lab dapat memprediksi ukuran, bentuk dan
lokasi dari batu ginjal dan assess risiko infeksi
pasien.
• Tes yang dapat dilakukan adalah : KUB radiograf
(kidney, ureter, and baldder), X-Ray, Ultrasound
(sonogram) dan Computed Tomography (CT)-Scan.
1. KUB Test Radiografi
Merupakan teknik radiografi untuk menggambarkan kidney, ureter dan
bladder dan untuk mengetahui letak adanya batu ginjal. 90% batu ginjal
terdapat kalsium dan jika besarnya 1-2 mm dapat terdeteksi melalui radiograf.
Keuntungan menggunakan teknik ini adalah eksposure minimal dari zat
radioaktif.
2. X-Ray
Teknik dengan X-Ray ini untuk mendeteksi batu ginjal yang belum
berukuran besar , dapat digunakan pada kasus yang spesifik misal nya jika
pasien mengeluhkan adanya darah di urin dan merasa kesakitan saat
berkemih/BAK. Penggunaan dengan x-rays juga dapat mendeteksi adanya
batu ginjal yang ada didalam organ.
3. Computed Tomography (CT-Scan)
Spiral/helical CT-Scan merupakan metode terbaik untuk
mendiagnosa adanya batu ginjal di ginjal maupun di ureter. Tes ini
cepat, tidak memerlukan adanya alat atau senyawa kimia untuk masuk
ke tubuh sangat detail dan akurat.
MIKROBIOLOGI TEST
 Kultur darah dapat dilakukan untuk melihat apakah ada
infeksi dan biakan dari bakteri patogen (misal: Kleibsella
pneumonia, Pseudomonas aeroginosa, dan
Acinetobacter baumanni).
 Kultur juga didapat cairan tubuh lain misalnya paru-
paru, perut dan cairan otak (cerebrospinal liquid).
 Adanya organisme pada sumsum tulang (malaria dan
mikrofilaria).
 Kultur dari saluran pernafasan (swab).
 Kultur dari feses dapat ditemukan salmonella, shigella,
campylobacter, dan Vibrio.
• KULTUR SPUTUM
• KULTUR DARAH
Laboratory Test for Pregnancy
Kehamilan dapat memicu perubahan fisiologis tubuh,
diantaranya :
a. Perubahan hormon (Human chorionic gonadotropin,
estrogen, progesteron, prolaktin, renin, dan human placental
lactogen)
b. Metabolisme tubuh (produksi insulin)
c. Laju filtrasi glomerulus ginjal 50%, sehingga kreatinin
menurun, urea, dan asam urat menurun.
d. Peningkatan volume plasma 50%
e. Peningkatan koagulasi tubuh (faktor VIII, IX, dan X).
Fibrinogen meningkat hingga 50% dan aktivitas fibrinolisis
menurun.
• Saat kehamilan, kita melakukan antenatal care
dengan beberapa tes yang untuk memprediksi
kelainan :
a. Complete blood count (darah lengkap)
b. Golongan darah dan skrining antibodi
c. Antibodi rubella dan serologi sifilis
d. Hepatitis B dan HIV antibodi
e. Lain-lain (Varicella, klamidia, dan Vitamin D)
• Second antenatal testing yang penting adalah :
Diabetes gestasional skrining
Protein yang terdeteksi dalam urin yang dapat
mengarah ke preeklamsia.
Test down syndrome dan abnormalitas
kromosom lain
1. Pemeriksaan darah lengkap
Anemia merupakan hal yang sering terjadi pada
ibu hamil, hal ini disebabkan penurunan
eritrosit (Fe, Vitamin B12, dan defisiensi folat),
perusakan sel darah merah akibat
hemoglobinopati, dan kekurangan sel darah
merah akibat perdarahan.
Hb <10 g/dl. Jumlah platelet 100-150x10^9.
2. Golongan darah ABO
Mengidentifikasi golongan darah ABO, rhesus, dan
antibodi sel darah merah untuk mencegah penyakit
hemolisi pada bayi baru lahir.
3. Rubella
Pentingnya mengetahui antibodi rubella, dapat
mendeteksi virus rubella yang dapat mengganggu
perkembangan janin terutama saat semester pertama
(mempengaruhi fungsi telinga, mata, jantung dan retardasi
mental). Jika ditemukan virus rubella maka ibu hamil
dapat diimunisasi untuk melindung kehamilan berikutnya.
4. Serologi sifilis
70-100% janin yang terinfeksi sifilis dapat mengakibatkan
kematian janin. Tes yang dapat dilakukan yaitu adalah Treponema
Elisa Screen.
5. Hepatitis B
85% ibu hamil yang terinfeksi hepatitis (HBeAg) dapat menjadi
karier yang berkembang menjadi penyakit hepar kronis : sirosis dan
kanker hepar.
6. HIV
Ibu hamil yang terinfeksi HIV harus diterapi untuk mengurangi
resiko transmisi terhadap bayi. Pencegahan dapat dilakukan dengan
pemberian retroviral, operasi caesar, dan tidak memberi ASI ibu
kepada bayi.
Cerebrospinal Fluid (CSF)
 CSF adalah suatu cairan yang meliputi sistem saraf pusat yang terdiri dari air (99%)
dan 1% terdiri dari protein, ion-ion, neurotransmitter dan glukosa.
 Fungsi utamanya adalah untuk keseimbangan biokimia

Anda mungkin juga menyukai