PEMBAHASAN KASUS
A. Kasus
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu M.S berusia 50 tahun, mengeluhkan bahwa akhir-akhir ini jika buang
air kecil tidak lancar (anyang-anyangan), sehingga kadang terasa sakit.
Pernah saat BAK, urine disertai darah (hematuria).
Dengan Data Pemeriksaan Laboratorium :
Tensi : 140/90 mmHg
Suhu tubuh : 37oC
WBC : 12.109/L
MCV : 75 f
Hb : 10 g/dL
Bakteri pada urin : 100.000/ml
b. Riwayat Pengobatan
Memiliki riwayat alergi terhadap antibiotika golongan penicillin dan
resisten terhadap quinolon, karena tidak sembuh dengan terapi
antibiotik golongan quinolon.
B. Penatalaksaan Terapi
Penyelesaian Kasus dengan Metode SOAP
1. Subjektif
Nama : Ny. M.S
Umur : 50 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Gejala : Buang air kecil tidak tidak lancar
(anyang-anyangan), sehingga kadang terasa
sakit, urine disertai darah (hematuria).
Riwayat Pengobatan : Alergi terhadap antibiotika golongan
penicillin dan resisten terhadap quinolon.
2. Objektif
Hasil pemeriksaan terhadap data-data klinik pasien tersaji pada
tabel di bawah ini :
3. Assessment
Berdasarkan gejala dan pemeriksaan terhadap data klinik pasien
maka pasien di diagnosa menderita infeksi saluran kemih bagian bawah
(sistitis) dan anemia mikrositik.
4. Planning
a. Tujuan Terapi
1) Tujuan Terapi Jangka Pendek
Eradikasi bakteri penyebab infeksi saluran kemih
Menghilangkan gejala dengan cepat
Meningkatkan kadar hemoglobin untuk mencegah keparahan
anemia.
2) Tujuan Terapi Jangka Panjang
Mencegah terjadinya infeksi ulangan (rekurensi)
Mencegah komplikasi dari penyakit infeksi saluran kemih yang
kronis
Mengurangi morbiditas dan mortalitas
b. Sasaran Terapi
1) Eradikasi bakteri penyebab infeksi
2) Menghilangkan gejala
3) Mengatasi anemia mikrositik
c. Strategi Terapi
1) Terapi Farmakologi :
Kotrimoksazole 2 dd 2 tablet @480 mg
Phenazopyridin HCl 3 dd 2 tablet 100 mg (jika perlu)
Ferrofumarat 2 dd 200 mg
2) Terapi Non Farmakologi :
Minum air putih dalam jumlah yang banyak agar urine yang
keluar juga meningkat (merangsang diuresis).
Buang air kecil sesuai kebutuhan untuk membilas
mikroorganisme yang mungkin naik ke uretra.
Menjaga dengan baik kebersihan sekitar organ intim dan
saluran kencing agar bakteri tidak mudah berkembang biak.
Diet rendah garam untuk membantu menurunkan tekanan
darah.
Mengkonsumsi jus anggur atau cranberry untuk mencegah
infeksi saluran kemih berulang.
Mengkonsumsi makanan yang kaya akan zat besi, misalnya
buah-buahan, daging tanpa lemak dan kacang-kacangan.
Tidak menahan bila ingin berkemih.